Sekilas mengingat peraturan permainan babak final Last Man Standing. Para peserta diberi 3 pilihan: menembak, menambah peluru, atau menghindar. Jika senjata berisi lebih dari 1 peluru, maka ia harus menembak sampai tembakannya gagal. Peserta dieliminasi jika 5 nyawanya sudah habis.
Dalam babak sebelumnya, Dal Goo mengorbankan diri untuk dieliminasi agar bisa mencari ayah Da Jung. Lalu Jamie dieliminasi oleh Do Young.
Dan dalam babak terakhir, tersisa 3 orang saling berhadapan. Woo Jin, Da Jung, Do Young. Persis seperti yang diinginkan Do Young.
Saat waktu istirahat sebelum babak terakhir dimulai, Direktur Jang mencegat Da Jung. Ia berkata ia ingin membantu Da Jung dan ia memperlihatkan sebuah video padanya.
Itu adalah video yang diperlihatkan “Presdir” Llyod Capital pada Direktur Jang. Dalam video tersebut, seseorang mengaku telah ditipu habis-habisan oleh Woo Jin untuk berinvestasi di L Company. Banyak yang terkena buukan meyakinkan Woo Jin hingga ada orang yang bunuh diri saat L Company bangkrut. Ia yakin ayah Da Jung juga ditipu oleh Woo Jin.
“Balas dendam untuk ibunya? Semua ini mengenai uang,” kata Direktur Jang.
“Bagaimana aku bisa percaya 1 orang ini? Bisa saja ia mengarangnya,” kata Da Jung.
Direktur Jang berkata bukan hanya ayah Da Jung yang tertipu tapi ratusan orang. Dan Woo Jin berkomplot dengan Do Young.
“Menurutmu siapa yang mendalangi Do Young untuk bergabung dalam President Game?” tanyanya.
Da Jung teringat Woo Jin yang pertama menyatakan setuju ketika Jamie memilih Do Young sebagai kandidat Presiden. Direktur Jang berkata mereka sudah saling mengenal dan Da Jung dimanipulasi oleh mereka berdua. Da Jung tidak bisa percaya itu.
Direktur Jang bertanya apakah suatu kebetulan Dal Goo dan Jamie dieliminasi. Bukankah mereka sudah melakukan perintah Woo Jin? Mengapa 4 orang tidak bisa melawan Do Young? Bukankah itu aneh?
“Menurutku, Ha Woo Jin akan mengkhianatimu. Stasiun ingin kau jadi pemenangnya. Jadi jangan percaya pada Ha Woo Jin. Jika kau merasa dikhianati, tembak ia lebih dulu.”
Sementara itu, Detektif Cha yang baru kembali ke kantornya menyadari satu pelurunya menghilang dari senjatanya. Ia menyadari Woo Jin yang telah mengambil peluru tersebut.
Episode 12: Babak Final Bagian 2
Yoon Joo melarang stafnya menerima perintah selain dari dirinya, termasuk dari Direktur Jang. Ia tahu Direktur Jang berusaha mengendalikan permainan agar berakhir seperti keinginannya. Karena itu ia menguruh mereka mengganti frekuensi radio mereka dan ia menyita semua ponsel mereka.
Direktur Jang marah. Apa Yoon Joo akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu saat siaran? Yoon Joo berkata justru ia sedang mencegah hal itu terjadi. Ia melarang siapapun masuk set syuting tanpa seijinnya. Bravo Yoon Joo^^
Da Jung sedang mempersiapkan diri ketika ia melihat Do Young mendekati Woo Jin. Ia melihat Do Young tersenyum dan menepuk pundak Woo Jin dengan akrab. O-ow…apakah Da Jung goyah?
Jamie, In Gi, dan Bulldog menyaksikan siaran langsung final tersebut dari studio. Jamie bertanya-tanya di mana Dal Goo.
Pemenang babak final akan menerima uang sebesar 10 juta dolar (10 miliar won). Lokasi dipindah dari set awal untuk mencegah campur tangan atau gangguan pihak luar.
Peraturan pada babak terakhir ini berubah sedikit dari 2 babak sebelumnya. Pertama, pilihan menghindar ditiadakan. Kedua, masing-masing memiliki 15 hati/nyawa (bukan 5). Ketiga, mereka bertiga harus menentukan pilihan untuk menembak atau menambah peluru hanya dalam waktu 30 detik.
Direktur Jang meminta para peserta mengungkapkan apa yang ingin mereka katakan sebelum babak terakhir dimulai.
“Aku merasa apa yang kutahu mengenai dirimu, Ha Woo Jin-sshi, bukanlah kebohongan,” kata Da Jung pada Woo Jin.
“Apapun yang kulakukan, percayalah padaku,” kata Woo Jin.
Do Young tertawa. Ia berkata sudah tiba waktunya bagi mereka untuk membuka topeng mereka.
“Wajah seperti apa yang akan terungkap? Aku benar-benar menantikannya,”ujarnya sinis.
Direktur Jang mengingatkan bahwa masing-masing peserta diberi senjata yang telah berisi 1 peluru.
Putaran pertama dimulai. Do Young memilih menambah peluru. Woo Jin memilih menembak. Dan ia mengarahkan senjatanya pada Da Jung. Whaat?
Da Jung terkejut saat melihat Woo Jin hendak menembaknya. Woo Jin menembak tapi gagal. Da Jung memilih menambah peluru. Tapi kegelisahannya nampak nyata.
“Aku kecewa, teman,” Do Young mengomentari kegagalan Woo Jin.
Putaran kedua. Lagi-lagi Woo Jin memilih menembak dan mengarahkannya pada Da Jung. Namun gagal.
Hanya Jamie yang bisa melihat bahwa Woo Jin tidak benar-benar ingin “membunuh” Da Jung. Jika memang Woo Jin bermaksud mengeliminasi Da Jung, seharusnya Woo Jin menambah peluru dan tidak terus menerus berusaha menembak Da Jung dengan kemungkinan tipis. Ia yakin pasti ada alasannya.
Tapi Da Jung terlalu panik untuk berpikir seperti Jamie. Dengan memendam kekecewaan dan kemarahannya, ia menambah peluru. Sekarang ia dan Do Young sama-sama memiliki 3 peluru.
Direktur Jang sebagai pembawa acara bertanya apakah ada alasan Woo Jin terus menembak Da Jung. Atau Woo Jin berkomplot dengan Do Young untuk memancing Da Jung menyia-nyiakan pelurunya?
Sebenarnya apa yang terjadi? Ketika Do Young mendekati Woo Jin seperti yang dilihat Da Jung, ternyata Do Young memberitahu Woo Jin bahwa ayah Da Jung menyaksikan acara ini sekarang. Ia mengancam bahwa nyawa ayah Da Jung berada dalam bahaya jika Woo Jin tidak mengeliminasi Da Jung lebih dulu. Jika Woo Jin menembak Da Jung, maka ayah Da Jung akan selamat.
“Tapi kau akan kalah dan tidak menemukan apapun pada akhirnya,” katanya.
Hmm…jadi pada dasarnya Do Young menyuruh Woo Jin memilih antara menyelamatkan ayah Da Jung dengan mengkhianati Da Jung, atau mencari kebenaran mengenai ibunya. Dan Woo Jin memilih menyelamatkan ayah Da Jung. Sayangnya, Da Jung tidak mengetahui hal ini.
Woo Jin sendiri merasa tersiksa karena sebenarnya ia juga ingin menemukan kebenaran. Dalam hatinya ia memohon agar Dal Goo bergegas menyelamatkan ayah Da Jung.
Putaran ketiga. Da Jung tak tahan lagi saat melihat Woo Jin kembali mengacungkan senjata ke arahnya.
“Itu tidak benar, bukan? Bahwa kau berkomplot dengan Kang Do Young. Itu tidak masuk akal. Kau memiliki alasannya, kan? Kumohon katakan padaku!” ujar Da Jung.
Tapi Woo Jin tetap menembak. Gagal.
“Kapan kau akan membunuhnya jika terus seperti ini, benar-benar menjengkelkan,” ujar Do Young. Ia bertanya pada Da Jung apakah ia perlu memberitahunya apa hubungannya dengan Woo Jin.
“Tidak. Aku tidak percaya pada apapun yang keluar dari bibirmu,” kata Da Jung tegas.
Putaran ke 4. Da Jung mengarahkan senjatanya pada Woo Jin ketika melihat Woo Jin kembali hendak menembaknya.
“Kali ini jangan lakukan. Aku ingin percaya padamu, Ha Woo Jin-sshi. Kumohon…”
Woo Jin menembak. Berhasil. Nyawa Da Jung berkurang 1.
Da Jang shock. Ia tak percaya Woo Jin benar-benar menembaknya. Do Young tertawa. Woo Jin menatapnya dengan penuh kemarahan.
Do Young mengisi pelurunya. Ia memiliki 5 peluru.
Di suatu tempat, ayah Da Jung duduk terikat di kursi dan mulutnya ditutup lakban. Minyak tanah menetes dari pakaiannya. Dan kursi itu terhubung dengan pemantik api yang diletakkan dekat televisi. Televisi itu menyiarkan acara final Liar Game.
Putaran ke-5. Meski ia sudah tidak memiliki peluru, Woo Jin kembali mengarahkan senjatanya pada Da Jung. Da Jung juga mengarahkan senjatanya pada Woo Jin. Do Young mengarahkan senjatanya pada Da Jung.
“Aku yang biasanya akan mempercayaimu sampai akhir. Tapi kau yang mengajariku. Hargai kesetiaan, hukum penkhianatan. Aku bisa menembakmu juga. Jadi hentikanlah,” kata Da Jung.
“Tembak aku,” jawab Woo Jin.
Da Jung dan Do Young menembakkan seluruh peluru mereka. Nyawa Woo Jin tersisa 10, nyawa Da Jung tersisa 9. Sementara nyawa Do Young tetap utuh karena tidak ada yang menembaknya. Apakah Da Jung akan sadar pada titik ini bahwa Do Young akan menang jika ia tidak mempercayai Woo Jin.
Syuting dihentikan sementara untuk slot iklan. Pada saat itu Yoon Joo menerima laporan bahwa Woo Jin membawa peluru asli dan detektif yang mengatakannya meminta acara dihentikan.
Yoon Joo memutuskan untuk tidak menghentikan acara tapi seluruh senjata dan peluru peserta diganti. Lalu ia menemui Woo Jin Yoon Joo berkata ia tidak tahu ada dendam apa antara Da Jung, Woo Jin, dan Do Young, tapi ia bertanggungjawab mencegah acara ini rusak dan orang terluka. Ia menggeledah Woo Jin.
Woo Jin nampak kebingungan dan bertanya apa yang Yoon Joo lakukan. Yoon Joo berkata ia tahu Woo Jin bukan orang semacam itu.
“Aku mengatakannya untuk berjaga-jaga. Meski kau melawan Kang Do Young, jangan menjadi seperti dia.”
Para staf menukar senjata dan peluru peserta dengan yang baru. Seseorang naik ke podium lalu menukar satu peluru dengan peluru asli yang dibawanya.
Ternyata bukan Woo Jin yang mengambil peluru Detektif Cha, melainkan orang yang memukulnya. Dan sekarang peluru asli itu diselipkan pada kotak peluru Da Jung oleh Do Young.
Seorang staf kamera kebetulan melihat Do Young berdiri di tempat Da Jung dan berkata itu bukan tempatnya. Dengan tenang Do Young pindah ke tempatnya. Berarti Do Young menginginkan Da Jung menembak Woo Jin dengan peluru asli?
Saat melihat Woo Jin berjalan menuju podium, Do Young berkata tidak menyenangkan jika Woo Jin terus mengulur waktu.
“Tentukan pilihanmu,” kata Do Young dengan nada mengancam.
Detektif Cha berusaha menerobos set syuting tapi staf tidak membiarkannya kecuali ada perintah resmi penggeledahan. Staf berkata mereka telah memeriksa Woo Jin dan mengganti semua senjata tapi tidak menemukan apapun.
Syuting dilanjutkan. Direktur Jang berkata selama ini kepercayaan antara Da Jung dan Woo Jin tidak tergoyahkan. Tapi sekarang hal itu dipatahkan dengan Da Jung dan Woo Jin saling menembak.
“Sama seperti yang Kang Do Young katakan, manusia akan berubah di depan sejumlah besar uang. Apakah topeng Ha Woo Jin akhirnya terbuka? Kang Do Young tadi mengatakan sesuatu yang menarik mengenai hubungannya dengan Ha Woo Jin. Apakah benar-benar ada hubungan di antara mereka?”
Do Young berkata penjelasannya terlalu panjang. Ia memulai dengan menceritakan seorang wanita baik yang mengurus anak-anak terlantar seperti anak-anaknya sendiri. Meski ia berusaha sebaik-baiknya, panti asuhan yang dikelolanya terancam ditutup. Wanita itu ibu Woo Jin.
Ibu Woo Jin bertekad tidak akan membiarkan anak-anak asuhannya mengemis di jalanan. Lebih baik ia yang mengemis. Karena itu ia pergi menemui seorang donatur dari Amerika.
Ketika itu Woo Jin masuk kecil dan ia suka mengajak anak-anak lain melakukan uji kepercayaan di atas sumur. Caranya mereka berpegangan tangan di atas sumur dan harus saling mempercayai untuk tidak saling melepaskan tangan mereka hingga tidak ada yang terjatuh.
Dari sekian banyak anak yang berada di panti asuhan, ada seorang anak pendiam yang lebih banyak membaca buku dan mengamati anak-anak lain. Ia adalah Do Young kecil.
Di saat anak-anak kecil bermain dan berebut memanggil Ibu pada ibu Woo Jin, ia hanya duduk menyendiri dan memperhatikan mereka. Tapi ibu Woo Jin tetap bersikap baik padanya dan berjanji akan membelikan buku lebih banyak untuknya.
“Kami tidak memiliki hubungan darah dan kepribadian kami bertolak belakang. Tapi kami saling mengenal satu sama lain. Bahwa kami berbeda dari anak-anak yang lain.”
Do Young menjadi akrab dengan Woo Jin. Mereka bermain uji kepercayaan di atas sumur. Mereka berpegangan tangan dan melepaskan tangan bersamaan pada hitungan ke-3. Mereka berhasil melakukannya tanpa terjatuh.
“Jangan berbicara omong kosong,” kata Woo Jin marah.
“Ibu memperlakukan mereka berdua tanpa membedakan. Ia menyayangi keduanya.”
“Hentikan!!”
“Kurasa Woo Jin tidak menyukainya. Apa sebaiknya aku berhenti?” tanya Do Young.
Direktur Jang berkata mereka akan mendengarkan lanjutannya nanti. Saatnya untuk memulai putaran 6. Mereka bertiga mengisi peluru.
“Kurasa Da Jung ingin mendengar lebih banyak,” ujar Do Young.
Putaran 7… 8…
“Kita spesial. Dan Ibu segera mengetahuinya.”
“Memangnya kenapa?” kata Woo Jin kesal.
Putaran 9.. mereka terus menambahkan peluru.
“Kuharap aku bisa menemui Ibu.”
“Kalau begitu kenapa kau membunuhnya?” kata Woo Jin tajam.
Putaran 10…
“Ha Woo Jin-sshi, apa yang baru saja kaukatakan?” tanya Do Young.
“Kenapa kau membunuhnya!” bentak Woo Jin sambil mengacungkan senjatanya pada Do Young.
“Aku?”
Direktur Jang memperingatkan Woo Jin bahwa aba-aba putaran ke-11 belum dimulai. Ia bertanya apa Do Young akan merespon tuduhan Woo Jin.
Do Young berkata ia tidak tahu mengapa Woo Jin berpikir demikian. Ibu Woo Jin bukanlah seseorang yang akan dibenci atau menjadi sasaran dendam siapapun karena ia selalu mengurus orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Semua orang merasa kasihan dan mengkhawatirkannya.
“Sama seperti orang melihat Nam Da Jung-sshi. Ah, Ibu sering mengatakan ini: Saling mempercayai bukanlah suatu kesalahan.”
Da Jung langsung mengenali kata-kata itu. Woo Jin berteriak agar putaran 11 segera dimulai.
Direktur Jang malah berceloteh hingga Yoon Joo menyuruhnya untuk segera memulai putaran 11.
Putaran 11 dimulai. Mereka bertiga masing-masing memiliki 5 peluru.
“Kau harus memilih,” Do Young mengingatkan.
Woo Jin terpaksa mengarahkan senjatanya pada Da Jung. Tapi tatapannya terarah pada Do Young dengan penuh kemarahan.
Do Young mengarahkan senjatanya pada Woo Jin. Ia berkata Woo Jin akan menembak Da Jung. Jika Da Jung menembak Woo Jin maka ia juga akan menembak Woo Jin. Jika tidak, ia akan menembak Da Jung.
Woo Jin menembak Da Jung. Do Young menembak Woo Jin. Da Jung mengarahkan senjatanya pada Woo Jin.
Ketika peluru Woo Jin dan Do Young sama-sama habis, Da Jung mengganti arah. Ia menembak Do Young 5 kali. Do Young nampak terkejut dan tidak menyangkanya sama sekali. Nyawa Do Young tersisa 10, Da Jung 4, Woo Jin 5.
Direktur Jang bertanya kenapa Da Jung tiba-tiba berubah pikiran. Da Jung berkata Woo Jin pasti memiliki alasan yang tidak diketahuinya.
Do Young berkata pasti ada alasan jika seseorang tiba-tiba berubah, ia tidak akan mempermasalahkannya. Ia lebih tertarik meneruskan ceritanya.
“Mengapa kau menyeret Da Jung ke dalam hal ini?” tanya Woo Jin.
“Hei, Woo Jin-sshi, kau juga sudah tahu. Kita bertiga ada di sana,” kata Do Young. Da Jung terkejut.
Do Young berkata Da Jung masih kecil waktu itu, berumur sekitar 6 tahun, karena itu mungkin tidak ingat. Atau ayah Da Jung yang telah berbohong dengan mengatakan Da Jung masuk perkemahan musim panas atau sekolah Alkitab. Da Jung tertegun.
Ayah Da Jung panik tapi ia tidak bisa mengatakan apapun karena mulutnya tertutup lakban.
Dal Goo tiba di panti asuhan. Ia memungut sebatang kayu lalu masuk ke dalam. Di dalam gelap gulita. Ia menemukan ayah Da Jung dalam keadaanterikat dan terhubung dengan pemantik api. Jika ayah Da Jung meronta atau bergerak terlalu banyak, pemantik itu akan jatuh dan membakar semuanya. Termasuk ayah Da Jung.
Parahnya lagi, pria berpakaian hitam muncul di belakang Dal Goo dan menyerangnya. Dal Goo tersungkur. Pria itu memukuli Dal Goo dengan kursi.
Do Young berkata Da Jung tidak suka bermain dengan anak-anak lain dan selalu mengikuti mereka berdua. Ketika melihat Do Young dan Woo Jin bermain uji kepercayaan di atas sumur, Da Jung juga ingin bermain dengan mereka. Tapi Woo Jin berkata ia masih terlalu kecil dan mereka tidak bisa bermain bertiga.
Samar-samar Da Jung mulai mengingatnya.
Komentar:
Semua mulai terungkap. Tapi apa alasan Do Young menaruh peluru asli pada senjata Da Jung? Apa ia ingin Da Jung menembak Woo Jin dan membunuhnya? Bukankah Da Jung juga bisa menembaknya? Atau ia memang tidak mempercayai kalau manusia bisa saling mempercayai seperti Da Jung mempercayai Woo Jin?
Ia begitu berusaha agar Da Jung kehilangan kepercayaan pada Woo Jin, tapi tidak pernah berhasil. Apakah peluru itu ujian terakhirnya sejauh mana Da Jung bisa mempercayai Woo Jin? Lalu apa untungnya untuk Do Young? Apa tujuannya sebenarnya?
Makasih mbk telah menulis sinopsis yg saya nanti"
BalasHapusPenasaran tingkat tinggi >.<
Bingung tingkat tinggi >.<
Aaaa..! Mbk fany part II nya ditunggu ya!
Episode terakhirpun masih bikin penasaran...😕😕
BalasHapusTp semangat terus ya mbk fanny..
Romantic scene nya manaaaaaaaaaaaa ??????????
BalasHapusteeerrrriiiiiiimmmaaaaaaaa kaaaaaassssiiiiiihhhh fanny eonni. dtunggu part dua nya ya! semangat ;)
BalasHapus✽̶┉♏∂Æ™∂șîħ┈⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴ sinopx mb..
BalasHapusSmga sehat selalu....آمِÙŠّÙ†ْ... آمِÙŠّÙ†ْ... ÙŠَ رَ بَّÙ„ْ عَÙ„َÙ…ِÙŠّÙ†ْ ...