Do Young meneruskan ceritanya. Ia berkata Ibu Woo Jin selalu berpendapat tidak ada salahnya mempercayai orang lain. Tapi ia merasa itu adalah sebuah kesalahan karena ibu Woo Jin mempercayai orang yang seharusnya tidak ia percayai. Ibu Woo Jin berhasil mendapatkan donatur untuk panti asuhan.
Woo Jin dan Do Young sangat pandai. Donatur panti asuhan tertarik melihat kepandaian keduanya. Kebetulan Do Young berada di dekat kantor ibu Woo Jin dan mendengarkan percakapan mereka.
Da Jung tadinya hendak diadopsi tapi pengadopsinya berubah pikiran dan hendak mengambil anak yang lebih besar. Lalu donatur berkata ia hendak mengambil Do Young dan Woo Jin. Ada pasangan profesor di Amerika dan mereka tidak memiliki anak. Mereka memilih anak yang pandai.
Ibu Woo Jin nampak ragu. Donatur itu berkata profesor itu orang kaya dan donasinya akan lebih besar dari donasi sebelumnya. Mereka selalu menyumbang untuk anak-anak.
Ibu Woo Jin meminta maaf tapi itu tidak mungkin. Donatur itu bertanya kenapa, bukankah itu merupakan kesempatan yang baik bagi kedua anak tersebut. Ibu Woo Jin berkata salah satu dari anak itu adalah putera kandungnya.
Do Young baru menyadari kalau Woo Jin adalah putera kandung Ibu panti asuhan. Donatur itu keluar dan melihat Do Young.
“Kau dengar, Nak? Paman sudah membelimu.” Donatur itu tertawa.
Do Young berkata sejak dulu ia tidak bisa memanggil “Ibu” pada ibu Woo Jin seperti anak lainnya karena ia merasa canggung. Ia menyalahkan dirinya sendiri untuk itu. Ia memanggil “Ibu” ribuan kali dalam pikirannya.
“Jangan bohong,” ujar Woo Jin.
“Bohong? Kuharap begitu. Tapi kau bisa melihat bahwa donatur itu bukan pria baik-baik. Kau juga tahu itu. Ia adalah calo adopsi yang menjual anak-anak demi uang. Ibu menjualku…pada pria itu. Da Jung juga.”
“Hentikan!”
“Ia menjual kami! Lebih tepatnya, ayah Da Jung menjual kami.”
Da Jung shock.
Ayah Da Jung semakin meronta saat melihat tayangan tersebut. Dal Goo yang terkapar di lantai melihat pemantik api mulai bergeser. Tapi pria penyerangnya menginjaknya agar ia tidak bergerak.
Da Jung bertanya pada woo Jin apa maksud perkataan Do Young. Woo Jin menyuruh Da Jung agar tidak mempercayai kata-kata Do Young.
“Apa aku berada di panti asuhan bersama kalian?” tanya Da Jung.
“Karena Da Jung seorang yang baik, ia akan mengerti dan memaafkan ayahnya yang berusaha mencari uang demi menyelamatkan istrinya yang sakit. Tapi ayah Da Jung gagal. Daripada membesarkannya tanpa uang, Da Jung bisa tumbuh di keluarga yang baik dan ibunya bisa diselamatkan. Tidak, jika ia bisa diselamatkan, ayahmu akan kembali untukmu.
Tapi anak yang diadopsi menggantikanmu, apa aku harus memberitahumu apa yang terjadi padanya? Atau haruskah aku memberitahu kalian neraka macam apa yang harus kulalui?!” kata Do Young dengan mata berkaca-kaca.
Da Jung menutupi telinganya. Ayah Da Jung meronta-ronta. Dal Goo berusaha melawan pria berbaju hitam itu. Pemantik itu semakin mendekati ujung meja.
Dengan sekuat tenaga Dal Goo mendorong penyerangnya. Pria itu membentur lemari dan jatuh pingsan. Pemantik itu jatuh. Dal Goo melompat meraihnya.
Ia berhasil menangkap pemantik itu. Ayah Da Jung dan Dal Doo selamat.
“Kau tidak seharusnya menyebut nama Walden Two sembarangan. Anak-anak yang mati di sana mungkin telah menggantikanmu.”
Woo Jin bertanya bagaimana Do Young bisa tahu kalau donatur itu calo adopsi. Bisa saja donatur itu juga dibohongi orang lain.
“Kau tahu ia penipu. Bukankah itu sebabnya kau hendak membunuhnya?” tanya Do Young,
Woo Jin bingung. Do Young berkata donatur itu adalah CEO L Company. Begitu Do Young kembali ke Korea, ia langsung mencari donatur tersebut. Dan sesuai dugaan, CEO itu bersedia melakukan segalanya demi uang. Do Young yang menyuruhnya menjadi CEO perusahaan bayangan dan mendekati ibu Woo Jin.
Dan ibu Woo Jin dengan mudah masuk perangkap karena mereka saling mengenal.
“Kau gila,” Woo Jin menghampiri Do Young dengan penuh kemarahan. Para petugas memeganginya.
Direktur Jang berkata mereka akan meneruskan permainan karena situasi terlalu tegang. Pada putaran berikutnya jika mereka semua memiliki peluru penuh maka Woo Jin dan Da Jung akan tereliminasi jika mereka saling menembak. Tapi jika Da Jung dan Woo Jin sama-sama menembak Do Young, maka Do Young akan tereliminasi.
Direktur Jang meminta pada pemirsa untuk ingat bahwa apa yang terjadi pada acara ini bisa saja sengaja dibuat untuk memancing kemarahan peserta lain.
Putara ke-12 dimulai. Pada saat yang sama Jamie mendapat telepon dari Dal Goo yang mengabarkan kalau ayah Da Jung berhasil diselamatkan. Tapi bagaimana caranya memberitahu Woo Jin?
Bulldog berusaha menelepon Yoon Joo tapi Toon Joo tidak mengangkatnya. Mereka juga tidak bisa pergi ke lokasi karena jauh dan merupakan siaran langsung.
Di luar tempat syuting, Detekif Cha masih berusaha untuk masuk. Ia menyuruh mereka memeriksa lagi karena seseorang bisa mati.
Yoon Joo akhirnya mencari rekaman saat para staf menukar peluru dan senjata dengan yang baru.
Putaran 14, Do Young-Da Jung-Woo Jin terus mengisi peluru mereka. Do Young berkata akhirnya mereka bisa menyelesaikan permainan uji kepercayaan yang tidak jadi mereka mainkan (ketika mereka berdiri di atas sumur dan tidak jadi bermain karena Do Young dipanggil ibu Woo Jin).
Jamie memiliki ide. Ia akan melakukan penyadapan.
Putaran 16. Ketiganya sudah memiliki senjata yang terisi penuh.
Woo Jin berkata ia tidak ingat permainan yang mereka bertiga mainkan. Da Jung bertanya apa yang mereka lakukan waktu itu. Tidak ada yang menjawab karena Direktu Jang mengumumkan waktunya bagi mereka untuk memutuskan.
Do Young berkata ini mungkin kesempatan terakhir mereka, jadi sebaiknya mereka mendekat.
Ia mengambil senjatanya dan turun dari podium. Woo Jin mengikutinya. Mereka berdiri berhadapan. Sementara Da Jung masih berdiri di podiumnya.
Ternyata penyadapan yang dilakukan oleh Jamie bukanlah benar-benar penyadapan…lebih mirip pembajakan hehe XD In Gi dan Bulldog membuat keributan hingga para stf sibuk menahan mereka.
Jamie menggunakan kesempatan itu untuk naik ke panggung dan berteriak.
“Ha Woo Jin, Joo Dal Go…,” Para staf membekap Jamie dan menariknya turun. Tapi Jamie terus berteriak “menyelamatkannya”, sambil mengacungkan jempol. Woo Jin mengerti Dal Goo sudah berhasil menyelamatkan ayah Da Jung.
“Nam Da Jung, maju ke sini. Cepat,” ujarnya.
Da Jung menurut. Ia turun dari podium dan mendekat.
Woo Jin menyuruh Da Jung menghapus semua perkataan Do Young barusan karena semua itu kebohongan.
“Aku menembakmu sampai sekarang karena ia menyandera ayahmu.”
Da Jung terkejut dan menatap Do Young dengan marah. Woo Jin berterima kasih karena Da Jung mempercayainya.
“Mari kita hentikan ini,” ia mengacungkan senjatanya pada Do Young.
Do Young mengacungkannya pada Woo Jin, sementara Da Jung mengacungkannya pada Do Young.
Putaran 17. Do Young berkata ada baiknya berakhir seperti ini karena Woo Jin akan hidup tanpa mengetahui kebenaran selamanya.
“Tutup mulutmu,” Woo Jin mulai menembak. Diikuti Do Young dan Da Jung.
Kilas balik:
Do Young kecil menghampiri Da Jung kecil dan menyuruhnya memanggil “Ibu” pada ibu Woo Jin. Juga mengajaknya bermain seperti yang dilakukan anak-anak lainnya.
“Aku sudah punya ibu,” kata Da Jung.
“Apa?” tanya Do Young terkejut.
Da Jung berkata ibunya sedang sakit, karena itu ayahnya mencari uang untuk menyembuhkan ibunya. Do Young berkata ayah Da Jung tidak akan kembali.
“Ia akan kembali,” kata Da Jung.
“Tidak akan. Tempat ini penuh dengan anak-anak seperti itu.”
Woo Jin kecil datang dan bertanya mengapa Do Young membuat Da Jung menangis. Lalu mengajak mereka bermain rubik. Tapi Do Young melempar rubik pemberian donatur ke dalam sumur. Ia mengajak mereka bermain yang lain.
Do Young mengajak mereka naik ke atas sumur dan berdiri saling membelakangi sambil berpegangan tangan.
“Ketika aku menghitung 1 sampai 3, cukup tarik 1 tangan dari orang yang tidak ingin kaulihat lagi. Jika 2 dari 3 menarik tangannya bersamaan (misal jika Woo Jin dan Do Young menarik tangan mereka yang memegang Da Jung, maka Da Jung akan jatuh), maka yang seorang lagi akan jatuh. Jika kita beruntung, maka tidak ada yang akan jatuh. Kita tidak bisa saling melihat, jadi jangan khawatir ketahuan.”
Woo Jin takut ibunya akan marah. Do Young berkata Woo Jin tidak akan mendapat masalah, ia dan Da Jung yang akan kena karena Woo Jin adalah anak kandung.
“Apa kau tahu? Ibunya menjual kita untuk mendapatkan uang,” kata Do Young pada Da Jung.
“Apa?” tanya Woo Jin kaget.
Do Young berkata ibu Woo Jin akan mendapatkan uang banyak jika ia dan Da Jung diadopsi. Itu artinya Da Jung harus tinggal bersama ayah dan ibu baru.
“Itu adalah permintaan ayahnya,” Woo Jin menjelaskan.
“Kau dengar, kan? Ayahmu ingin kau dijual.”
“Ayah bilang ia akan menjemputku,” protes Da Jung.
Namun Do Young tidak sependapat. Ia pun mulai menghitung…1, 2,…
“Do Young!” panggil ibu Woo Jin.
Do Young turun dan berkata permainan mereka belum selesai. Mereka akan meneruskannya nanti.
Saat Do Young dipanggil, Da Jung dijemput oleh ayahnya. Dan Da Jung pun pergi dari panti asuhan.
Woo Jin juga dibawa pergi oleh ibunya. Ibunya berkata mereka tidak akan sibuk lagi mulai sekarang. Woo Jin bertanya apakah ibunya melakukan hal yang benar.
“Tentu saja, kenapa?” tanya ibunya, meski ia terlihat sedih dan tak yakin.
“Tidak ada apa-apa, hanya saja aku tidak mau kembali ke sini lagi,” kata Woo Jin. Maka Woo Jin pun tidak pernah kembali lagi ke panti asuhan.
Sementara Do Young diadopsi dan dibawa ke Amerika.
Mereka bertiga masih terus menembak.
Woon Joo melihat rekaman saat para staf mengganti peluru dan senjata. Ia melihat Do Young sempat berdiri di podium Da Jung dan seorang staf menegurnya. Yoon Joo bangkit berdiri dan menatap Woo Jin.
Woo Jin melihat Do Young bersikap aneh. Do Young menurunkan senjatanya dan berdiri menghadap Da Jung seakan pasrah.
Woo Jin menyadari ada yang tak beres. Da Jung menarik pelatuk. Woo Jin berlari ke arah Do Young.
Dorr!! Peluru mengenai Woo Jin yang melompat menghalangi Do Young. Do Young terkejut. Woo Jin terkapar mengeluarkan darah.
Da Jung berjongkok karena shock. Yoon Joo bertindak cepat dengan menyuruh kamera menyorot Da Jung. Detektif Cha menyerbu ke dalam set begitu mendengar suara tembakan.
Direktur Jang mengumumkan skor terakhir. Woo Jin dan Do Young 0, sementara Da Jung 4. Da Jung adalah pemenangnya.
Sama sekali tidak nampak kegembiraan di wajah Da Jung. Ia melihat Woo Jin dan Do Young yang tergeletak di lantai.
Pemirsa yang menyaksikan siaran tersebut mengira kejadian tersebut tidak benar-benar terjadi, atau hanya rekayasa.
Untunglah Woo Jin tidak terluka serius. Peluru itu mengenai lengannya. Da Jung menjenguknya ke rumah sakit. Ia menyerahkan surat kabar di mana Ja Young mendapat liputan besar berkat Woo Jin. Ia menulis berita mengenai identitas asli Do Young. Sementara Do Young ditahan polisi untuk berbagai tindak kejahatan.
Woo Jin memaksa untuk turun dari tempat tidur. Da Jung menuntunnya. Mereka melihat Sung Joon juga dirawat di rumah sakit tersebut. Fiuh…untung Sung Joon selamat. Tapi lukanya cukup banyak dan lebih parah dari Woo Jin.
Woo Jin menghampirinya dan memegang pundaknya sebagai tanda terima kasih. Sung Joon tersenyum.
Setelah pulih, Woo Jin pergi ke kantor polisi. Detektif Cha memanggilnya karena Do Young sama sekali tidak mau berbicara dengan polisi dan hanya mau berbicara dengan Woo Jin.
Woo Jin bertanya apa yang Do Young ingin katakan. Do Young bertanya apa ekspresi yang terlihat di wajahnya saat Da Jung menembakkan peluru terakhirnya padanya.
Woo Jin ingat saat itu Do Young nampak pasrah dan damai.
“Kau melibatkan kami bukan hanya untuk balas dendam, bukan?” tanyanya.
“Aku ingin menghentikannya bagaimanapun caranya. Jika dengan kalian berdua, aku pikir bisa mendapatkan hasil yang lain.”
Woo Jin bertanya apakah sekarang semuanya sudah berakhir.
“Ini bukan akhir. Ini adalah awal. Permainan tersebut hanya sebuah tes. Hanya karena kalian menang, bukan berarti mereka akan berhenti,” kata Do Young.
“Mereka?”
“Orang-orang yang membuatku jadi seperti ini. Mereka akan segera memulai permainan baru. Orang-orang akan selalu jatuh dalam jebakan. Pada akhirnya, mereka akan menuruti perintah karena mereka berhutang.”
Woo Jin bertanya apa tujuan Do Young.
“Untuk merubuhkan sebuah bangunan, tidak perlu menghancurkan semuanya. Cukup menghancurkan beberapa tiang penyangga. Hanya itu. Situasi berbahaya di luar dapat jelas terlihat, tapi bahaya di dalam tidak terlihat. Sama seperti domino, mereka akan mulai jatuh pelan-pelan.”
Woo Jin bertanya mengapa Do Young memberitahunya hal ini. Do Young berkata karena Woo Jin pernah mengatakan bahwa ekspresi mikro seseorang tidak bisa disembunyikan sepenuhnya meski sudah dilatih. Tetap ada ekspresi yang tersisa meski seseorang mengosongkan perasaannya. Perasaan terluka, penyesalan, dan rasa takut. Itulah manusia.
“Pada akhirnya, aku adalah sebuah kegagalan,” kata Do Young. Tiba-tiba ia menoleh seakan waspada dan khawatir.
“Jika seseorang tidak menghentikanku, kekacauan akan menjadi tidak terkendali,” bisiknya. Ia berjalan ke luar.
“Sampai bertemu lagi.”
Woo Jin dan Da Jung pergi ke panti asuhan. Woo Jin naik ke atas sumur dan mengulurkan kakinya ke tengah. Da Jung bertanya apa yang sedang Woo Jin lakukan.
“Apa kau tahu berapa temperatur air sumur?” tanya Woo Jin.
“Bukankah temperaturnya berbeda tergantung musimnya?” Da Jung balik bertanya.
Woo Jin berkata temperatur air sumur selalu 18 derajat Celcius sepanjang tahun. Tapi orang-orang merasa air itu dingin pada musim dingin, dan hangat pada musim panas.
“Bukankah dunia kita juga seperti itu? Dunia ini layak ditinggali tergantung dari cara kau melihatnya.”
Woo Jin bertanya apa rencana Da Jung sekarang.
“Entahlah. Seseorang pernah berkata bahwa mungkin 5 atau 10 tahun lagi aku akan menjadi donatur atau pekerja sosial,” kata Da Jung.
Woo Jin tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Da Jung. Da Jung menyambut uluran tangannya. Mereka berjalan meninggalkan panti asuhan. Da Jung sempat bertanya apa yang ingin dicapai Woo Jin sekarang. Woo Jin berkata ia akan melakukan apa yang perlu ia lakukan.
Setelah acara Liar Game berakhir, terjadi banyak pro kontra hinigga akhirnya uang hadiah senilai 10 juta dolar tidak jadi diberikan. Masing-masing peserta mendapat 500 ribu dolar. Memang tidak banyak dibandingkan 10 juta dolar. Tapi uang tersebut mereka terika saat mereka dalam keadaan putus asa.
Sekarang mereka telah kembali ke kehidupan masing-masing dan memulai hidup baru. Bulldog menjadi pelatih tinju. In Gi kembali berakting. Jamie mengelola klub malam dan Dal Goo sepertinya menjadi kekasihnya.
Da Jung kembali tinggal bersama ayahnya. Ayah Da Jung mendapat pekerjaan baru sementara Da Jung kembali ke sekolah setelah sekian lama. Tapi ia merasa sulit membiasakan diri. Orang-orang masih mengenalnya sebagai Da Jung dari Liar Game dan memintanya berfoto bersama.
“Psikolog Adler pernah berkata: kita memperbaiki hidup bukan karena trauma atau luka yang kita dapat pada masa kecil. Memperbaiki hidup adalah tujuan yang kita putuskan untuk kita capai. Tergantung pada tujuan kita itu, kita menentukan tindakan kita. Jika aku memutuskan untuk mempercayai seseorang, itu karena aku hanya harus mempercayainya. Meski aku dikhianati, mempertahankan rasa percaya bukanlah suatu kelebihan. Itu adalah kepercayaan.
Woo Jin membakar semua dokumen mengenai Do Young. Ia hendak membakar fotonya bersama ibunya dan Do Young, tapi tidak jadi.
Woo Jin: “Di jalan, kebohongan lalu lalang di sekitar kita. Bisikan kekasih. Telepon anggota keluarga. Karena itu jika seseorang menyuruhku untuk tidak percaya pada siapapun, haruskan aku mempercayainya? Atau… karena mempercayai orang itu, haruskah aku mencurigai segala sesuatu?”
Woo Jin melewati layar monitor besar yang terpasang di gedung. Ia tidak mengetahui pada monitor itu diberitakan bahwa Kang Do Young telah menghilang dalam kecelakaan saat hendak dipindahkan ke penjara lain.
Telepon Woo Jin berbunyi. Woo Jin melihatnya. Dari acara Liar Game. Da Jung juga menerima telepon yang sama. Dan orang-orang lainnya.
Di suatu tempat, Do Young duduk terikat dengan kepala ditutupi kain dan dijaga 2 orang. Penutup kepala dibuka, memperlihat wajah Do Young yang babak belur.
“Kalian yang menerima telepon ini diundang mengikuti acara Liar Game yang sebenarnya. Acara sudah berakhir, tapi permainan dimulai sekarang. Jangan pernah mempercayai orang lain.”
Do Young tertawa seperti orang gila.
Beberapa waktu kemudian, sekumpulan orang berdiri di atap gedung. Mereka adalah peserta Liar Game. Pembaca acara bertopeng mengumumkan babak ketiga permainan tersebut akan dimulai.
Para peserta kebingungan karena mereka berhutang. Tiba-tiba terdengar seseorang berbicara.
“Aku memiliki cara untuk menang.”
Para peserta menoleh. Woo Jin melangkah maju.
Komentar:
Do Young membalas dendam karena ia marah hanya ia sendiri yang menderita dan menjadi objek percobaan Walden Two.
Awalnya ia mengira Woo Jin senasib dengannya, tapi ternyata Woo Jin adalah anak kandung Ibu panti asuhan. Karena ia marah dan merasa dijual, ia mengajak mereka bermain di atas sumur.
Tujuannya adalah membuat Woo Jin jatuh. Ia sengaja memberitahu Da Jung bahwa ibu Woo Jin akan menjualnya. Dengan begitu Da Jung akan marah dan melepaskan tangannya dari tangan Woo Jin saat hitungan ke-3. Do Young juga akan melepaskan tangannya dari Woo Jin. Akibatnya Woo Jin akan jatuh.
Tapi ternyata hal itu tidak terjadi karena mereka belum sempat bermain saat Do Young dipanggil dan diadopsi. Da Jung kembali pada ayahnya, sementara Woo Jin pergi dari panti asuhan tanpa pernah kembali.
Karena itu Do Young merancang permainan yang persis sama. Ia sengaja membuat Da Jung marah pada Woo Jin dengan harapan Da Jung akan membunuh Woo Jin. Tapi pada akhirnya, hal itu tidak terjadi dan lagi-lagi ia yang ditinggalkan. Hanya saja kali ini Woo Jin menyelamatkannya.
Tapi seperti yang Woo Jin tanyakan, apakah Do Young hanya ingin membalas dendam? Ternyata Do Young mengungkapkan bahwa ada orang-orang di belakangnya yang hendak mengendalikan manusia dengan membuat mereka berada dalam hutang. Orang-orang yang membuatnya bisa mengendalikan ekspresi mikronya dan dengan mudah membohongi orang lain.
Drama yang bagus dan pintar. Menonton drama ini membuat kita banyak berpikir tapi juga membuat kita penasaran dengan bagaimana cara Woo Jin memenangkan semua permainan. Terkadang aturan permainannya cukup rumit, tapi setelah permainan berjalan dengan sendirinya kita bisa menangkap apa yang sedang terjadi.
Aku menyukai para karakternya, termasuk Do Young. Mungkin karena ia diperankan Shin Sung Rok yang bisa memberikan ekspresi wajah yang seringkali dingin dan menakutkan seperti perasaannya yang kosong. Drama ini juga membuat banyak orang jatuh hati pada Lee Sang Yoon karena ia memerankan Woo Jin yang cool dan jutek. Tapi sekalinya tersenyum....wahhh XD
Kim So Eun memiliki chemistry yang baik dengan Lee Sang Yoon. Dan ia cocok memerankan Da Jung yang terlalu baik hati dan polos. Terkadang gemas melihat Da Jung dan Woo Jin yang terlihat cocok tapi Woo Jin selalu menjaga jarak^^
Masih ada banyak hal tak terjawab hingga membuat kita menginginkan season 2. Kuharap seandainya ada Season 2, pemainnya tidak berubah dan ada alur cinta antara Da Jung dan Woo Jin. And please….kembalikan gaya rambut Woo Jin seperti semula >,<
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Sinopsis ini aku dedikasikan untuk Ayu (Blog Nhieshe) yang berpulang saat kami sedang bergantian membuat sinopsis drama ini. Our first and last duet project.... Terima kasih Ayu, untuk kesempatan mengenalmu dan bekerjasama denganmu...
Mksh mbk sinopsis nya.. Dan saya pun termasuk penggemar ha woo jin " bukan lee sang yoon" loh yah..😄
BalasHapusMksi mbak sdh mnyelesaikan sinopnya. Drama ini mrupakan proyek prtama n trakhr mba ayu n mba fanny. Yaa...mgkn ini memang keinginan mba ayu bs krj sm dg mba fan. Tp Tuhan pny skenario sndr. ^^
BalasHapusMbak ayu meninggal karena sakit mbk?
BalasHapusTerima kasih mb Ayu dan mb Fany telah menyelesaikan sinopsis ini dgn sangat baik.Penulis-nim! Sutradara-nim! Pokokny harus dibuat Season 2(titik). Gemes banget sma woo jin+da jung, romance scene mereka kurang bgt >.<
BalasHapusTerimakasih atas sinopsisnya mbk fanny...moga ada season 2,krn drama ini q jg jd suka sama lee sang yoon..Buat mbk Ayu,semoga ditempatkan di tempat terindah di sisi-NYA...Buat mbk fanny,Merry Christmas ya...
BalasHapusAhhh . . . Lagi lagi shin sung rok oppa berakhir di penjara , e tau taunya di bwa kbur ama do minjun. . Ck ck ck
BalasHapusLol...
HapusMakasih mbak fanny buat sinopsisnya....in memoriam mba ayu...rest in peace....
BalasHapusdrama ini keren banget....cinta mati sm ha woo jin...and ga ada kynya yg bisa memerankan ha woo jin sekeren lee sang yoon... love both of them...karakter laen jg keren..da jung...do young...dal goo ahjussi....aaahhh ga sabr season 2...n bnr kata mbak fanny....tlng rambut woo jin kembalikan lagi....
muka shin dung rook benar2 cocok peran ini. ha wo jin aq duka dee,ber hrp ada seadon dua,spertyiyg dikatakan mba fanny. makasi mba fanny dan mba ayu terima kadih juga,kami selalu mencintaimu.
BalasHapusselamat bwrlibur buat mba fanny dan sekeluarga. ditunggu mba sinopsis pinicio,gk sabar lagi
Makasih mbak fanny n mbak ayu
BalasHapusSemoga ad season 2 nya
great K-Drama ever deh <3
BalasHapuskeren banget! makaasih buat sinopsisnya .
Aku mau nge-share kata-katanya Da jung ama Woo Jin soalnya.!
nggak bisa ke-copy sieh tapi aku Apalin deh baru ngetik ulang :) ^^
Baru nonton ini drama...singkat dan seru...bikin mikir...tp coba kalo dikasih romance sedikit mungkin lebih seru...hehehe oiya disitu dal goo ajussi kok suka bgt pake batik yaa?
BalasHapusMakasih sinopnya Mba Ayu & Mba Fanny :)
BalasHapus@Mba Fanny, Mba Ayu meninggal ya Mba'? Karena sakit?
Innalillahi wainnaillaihi roji'un.
Semoga diterima disisiNya, beserta amal & ibadahnya.
Aminn
Makasih sinopsisnya mb Ayu dan mb Fanny...
BalasHapusSlalu suka lihat karakter dan senyum Lee Sang Yoon,di drama My daughter,Seo Young jg keren...
Kabarnya Lee Sang Yoon emg pintar loh aslinya..
Slamat jlan ya mb Ayu,smoga dpt tempat terbaik di sisiNYA...
Jd blog nieshie sapa dtutup mb?
Mksih mbk fanny n mbk ayu. Sinopsisnya top. Mbk ayu semoga tenang di sisiNya. Amiin. Moga ada season duanya.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMungkin saya paling telat baca sinopsis liar game ini. Tapi saya tertarik krn ada Lee Sang Yoon(krn liat aktingnya di my daughter soo young & angel eyes). Drama ini menarik mengajak kita utk berpikir tapi membosankan & bikin bingung di episode 7&8 saat game presiden. Sejak awal saya sdh menebak pasti endingnya gantung krn cocok dg jenis drakor ini. Terimakasih utk para penulis. Tuhan memberkati :)
BalasHapusIseng-2.. Baca sinopsis drama2 lama... Tetep menarik untuk dibaca, karena tulisannya seperti ngajak diskusi. Dan ngajak berfikir.
BalasHapusPengen lihat Lee sang toon main drama lagi, terakhir whisper menurut saya cemistrynya kurang dengan Lee bo young. Beda dengan drama so young.
Makasih banyak sinopsisnya kak :)
BalasHapus