[Sinopsis Bagian 1 klik di sini]
In Ha terkejut saat ia bangun keesokan harinya ia melihat ayahnya berdiri di dekat tempat tidurnya dengan mengenakan celemek. Celemek berbunga-bunga^^
“Ayah, kenapa berpakaian seperti itu?”
“Ayah rasa kau tidak pada tempatnya untuk menilai penampilan Ayah sekarang,” ujar Dal Pyung. Karena In Ha lebih berantakan darinya.
In Ha bertanya apa yang terjadi padanya semalam. Dal Pyung berkata seharusnya ia yang bertanya demikian. Bagaimana bisa puterinya menjadi monster dan pada umurnya sekarang ia yang menyediakan sup pereda mabuk untuk puterinya.
In Ha beralasan setidaknya ia masih bisa pulang semalam dan hal itu lebih baik dibandingkan kebiasaan mabuk anak-anak muda jaman sekarang.
“Dal Po yang menggendongmu pulang.”
“Dal Po?” ujar In Ha kaget.
“Ayah pasti melakukan hal yang buruk pada dunia ini di kehidupan yang lalu hingga merasakan akibatnya sekarang. Hapus liurmu yang menetes dari dagumu.”
“Liur?” In Ha buru-buru bercermin dan berusaha menghapus bekas liurnya….dengan liur >,<
Namun ia sudah berdandan cantik saat ia tiba di meja makan untuk sarapan. Kakeknya, ayahnya, dan Dal Po sudah lebih dulu duduk di sana. In Ha bertanya apakah Dal Po yang mengantarnya pulang karena ia tidak ingat apapun.
“Iya, apa kau benar-benar tidak ingat apapun?” tanya Dal Po.
“Tidak,” In Ha menggeleng.
Dal Pyung berkata syukurlah In Ha tidak ingat. Karena jika tidak pasti sudah merasa malu hingga tak berani mengangkat kepala. Kakek menegur In Ha karena minum terlalu banyak. Apa penyebabnya? Apa karena In Ha sedih?
“Tidak. Hiks.” In Ha terpaksa mengaku ada sesuatu yang membuatnya sedih.
Ia bingung untuk menjawab ketika ayah bertanya apa yang menyebabkannya sedih. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia sedih karena Dal Po. Karena itu Dal Po buru-buru berkata In Ha mengalami masalah dengan para atasannya di tempat kerja.
“Ia terus mengoceh tentang para atasannya saat aku menggendongnya pulang semalam.”
“Benarkah?” tanya In Ha yang memang tidak ingat.
Dal Po membenarkan. In Ha pun menarik nafas lega, mengira ia benar-benar mengoceh tentang para atasannya semalam.
Tapi ketika ia kembali ke kamar, ia teringat Dal Po berbicara dengannya.
“Jadi lupakan tentang itu…sama seperti kau melupakan segala hal saat kau mabuk, lupakan juga yang ini.”
In Ha bertanya-tanya ingatan apa itu. Apakah itu ingatan semalam?
Ia pun ke kamar Dal Po. Ia menanyakan bagaimana pertemuan Dal Po dengan Jae Myung kemarin. Ia menelepon berkali-kali tapi tidak diangkat. Dal Po meminta maaf dan beralasan ia tidak mengangkatnya karena sibuk saling menceritakan kehidupan mereka selama ini.
In Ha bertanya apa saja yang mereka bicarakan. Kami hanya berbicara, jawab Dal Po. In Ha sebenarnya agak kecewa dengan jawaban singkat itu.
“Pasti menyenangkan,” ujarnya.
“Iya,” kata Dal Po sambil tersenyum.
In Ha berkata ia terlalu mabuk semalam untuk mengingat apapun tapi apa yang Dal Po katakan padanya semalam. Dal Po berkilah ia tidak mengatakan apapun. In Ha terlihat tidak begitu percaya.
Dal Po berkata mungkin semalam ia mengatakan sesuatu mengenai In Ha yang benar-benar berat saat digeondong. Ia balik bertanya apa yang terjadi kemarin hingga In Ha minum sendirian.
In Ha berkata ia tidak minum sendirian. Ia bersama Yoo Rae. Dal Po berkata ia hanya melihat In Ha saat semalam menjemputnya.
“Benarkah? Lalu apa yang terjadi apa Yoo Rae?” tanya In Ha. Ia menelepon Yoo Rae.
Telepon Yoo Rae bergetar tapi tidak diangkat. Di mana Yoo Rae? Ia tertidur di sofa ruang reporter kepolisian. Markas para kapten reporter, termasuk Gyo Dong dan Dong Joo. Dan mereka semua berdiri mengelilingi Yoo Rae.
“Suruh Hwang Gyo Dong kemari!” tiba-tiba Yoo Rae mengigau. “Kau tidak seharusnya menjalani hidup seperti itu. Kau pikir menjadi kapten itu segalanya?” Kau bisa menulis sendiri berita pom bensin!”
Gong Joo heran bagaimana bisa Yoo Rae yang hanya seorang anak magang bisa masuk ke tempat ini. Gyo Dong berkata ia juga ingin tahu.
“Dia cukup berbakat.” Berbakat menyusup XD
Akhirnya mereka duduk di tempat masing-masing dan membiarkan Yoo Rae di sana. Yoo Rae membuka matanya dan mendengar suara orang-orang mengetik keyboard. Ia buru-buru menggulingkan tubuhnya ke lantai agar tidak terlihat.
“Kim Gong Joo, apa MSC News Time akan mewawancara Ki Jae Myung?” terdengar Gyo Dong bertanya.
Gong Joo membenarkan, mereka sudah berkali-kali ingin mewawancarai Jae Myung dan Jae Myung baru menyetujuinya. Mereka akan mewawancarainya besok.
Yoo Rae cepat-cepat mengeluarkan catatannya. Ia tidak mau melewatkan informasi itu.
“Di studio? Pembaca berita Song Cha Ok yang akan mewawancarainya?” tanya Dyo Dong lagi.
“Ya.”
Reporter lain bertanya apakah MSC tidak terlalu melebih-lebih kan berita Ki Jae Myung terlalu lama. Ia berkata Jae Myung tidak ada apa-apanya.
“Apa kau tahu Tuan Tidak Ada Apa-apanya itu telah diminta membunyikan lonceng tahun baru?” tanya Gong Joo. Ia berkata Jae Myung adalah pahlawan yang mempertaruhkan nyawa untuk menolong orang lain padalah ternyata ia korban peristiwa tragis 13 tahun lalu. Tambahan lagi, Jae Myung tampan dan menolak tawaran berbagai perusahaan termasuk tawaran membintangi iklan karena ingin tetap membumi dan tidak tersapu oleh ketenaran dan uang. Dan baginya Jae Myung lebih pantas membunyikan bel itu daripada politikus.
Gyo Dong bertanya apakah Cha Ok sudah setuju melakukan wawancara itu. Tentu saja, kata Gong Joo. Cha Ok pasti gembira bisa melakukannya, bahkan kabarnya Cha Ok akan menyiarkan rekaman Ki Jae Myung 13 tahun lalu.
“Rekaman eksklusif apa?” tanya Gyo Dong.
“Itu rahasia,” Gong Joo membuat gerakan menyegel bibirnya.
Yoo Rae menyusup keluar tanpa ketahuan dan kembali ke kantor polisi. Ia mmenemui Dal Pi dan bertanya apa Dal Po sudah menemukan sesuatu tentang Jae Myung. Ia ingin berbagi informasi.
“Tergantung informasi apa yang kaudapatkan,” kata Dal Po.
“Kudengar Ki Jae Myung dipilih membunyikan lonceng Tahun Baru.”
“Aku sudah tahu.”
“Bagaimana dengan yang ini, Ki Jae Myung akan muncul di MSC News Time besok.”
“Di studio?” tanya Dal Po kaget.
“Ya, untuk wawancara bersama Song Cha Ok. Mereka sudah memintanya untuk wawancara dan mendadak ia menyetujuinya. Sekarang giliranmu.”
Dal Po sudah berlari keluar meninggalkan Yoo Rae. Yoo Rae kesal karena mengira Dal Po mencuri informasinya begitu saja.
Di luar kantor polisi, Dal Po mendapat sms dari nomor tak dikenal.
“Aku melihat Ki Jae Myung membunuh Moon Duk Soo. Kita bisa bicara lebih banyak secara 4 mata. Aku akan menunggu teleponmu.
Dal Po terkejut melihat sms itu, apalagi ketika berikutnya orang itu mengirim foto tumpukan batu tempat Jae Myung meninggalkan Moon Duk Soo berikut pesan: “Moon Duk Soo ada di bawah tumpukan batu ini. Detilnya akan kuberikan secara pribadi.” O-ow….
Dal Po berlari ke rumah kakaknya. Jae Myung hampir saja menabraknya jika ia tidak sempat mengerem. Ia langsung keluar dan memeriksa keadaan Dal Po dengan panik. Dal Po tidak apa-apa.
Ia bertanya apa kakaknya memang menyetujui wawancara itu. Ia bertanya kenapa kakaknya tiba-tiba menyetujui wawancara itu.
“Aku sudah mengatakannya padamu. Aku akan mengakhiri Song Cha Ok.”
“Apa Kakak akan membunuh Song Cha Ok di depan kamera di saat semua orang menonton?”
“Apa itu salah?”
“Kak!”
Jae Myung berkata ia sudah membunuh orang. Menambah 1 lagi dalam daftar tidak akan mengubah apapun. Ia sudah bertindak sejauh ini dan ia akan menjalaninya sampai akhir.
Dal Po memohon agar kakaknya tidak melakukannya dan menyerahkan diri. Ia bercerita ia baru saja dihubungi seorang saksi yang melihat apa yang dilakukan Jae Myung. Jae Myung terkejut.
“Seseorang mengirimku sms dan memberitahuku bahwa Kakak mengubur Moon Duk So di bawah tumpukan batu. Apakah itu benar?” tanyanya takut.
“Apa hanya kau yang melihat sms itu?” Jae Myung balik bertanya dengan wajah panik.
Dal Po langsung lemas. Sikap kakaknya menunjukkan bahwa isi sms itu benar. Lalu ia mengangguk.
“Kalau begitu biarkan dan lupakan.”
“Kak!” Dal Po memegangi kakaknya.
“Sudah kubilang jangan panggil aku seperti itu. Jangan temui aku lagi dan kembalilah pada kehidupanmu.”
Dal Po berkata ia tahu apa yang dipikirkan Jae Myung saat membunuh orang-orang itu. Ia juga tahu kakaknya masih ingin membalas dendam pada Cha Ok.
“Kau tahu tapi kau masih memintaku menyerahkan diri?”
“Tidak bisakah Kakak menyerahkan pembalasan dendam itu padaku? Aku akan membalas dendam pada Song Cha Ok dengan caraku sendiri. Sebagai seorang reporter, aku akan membuktikan kesalahannya dan membuatnya minta maaf. Serahkan pembalasan itu padaku.”
“Ha Myung, kau suka pada puterinya, bukan? Apa kau pikir kau bisa melakukannya? Kau belum bisa melakukannya hingga sekarang, jadi bisakah kau mengatakan akan melakukannya?”
Dal Po tidak bisa menjawab. Jae Myung berkata Dal Po lebih cocok menjadi Dal Po daripada menjadi Ha Myung.
“Jadi jalanilah hidupmu dengan bahagia sebagai Choi Dal PO dan biarkan dirimu dicintai orang lain. Karena akulah yang akan mengakhiri Song Cha Ok.”
Jae Myung berjalan pergi. Dal Po berusaha menahannya tapi Jae Myung malah memukulnya. Ia naik ke dalam truknya dan pergi meski Dal Po terus memanggilnya.
In Ha masih merasa terganggu dengan apa yang mungkin terjadi semalam. Ia memutuskan untuk keluar. Pada ayah dan kakeknya, ia berkata ia harus memeriksa sesuatu.
“Aku merasa ada hal penting terjadi saat aku mabuk semalam. Jadi aku akan menapakki jejakku semalam.”
“Mungkin lebih baik kau tidak tahu. Mungkin saja memalukan jika kau ingat,” olok Dal Pyung.
In Ha berkata ia ragu ia akan melakukan hal yang melakukan. Dal Pyung membalas ia juga awalnya meragukannya tapi In Ha memang melakukannya.
In Ha kembali ke kedai tempat ia mabuk semalam. Ahjumma pemilik kedai ingat In Ha adalah gadis mabuk yang menyebabkan ia tidak bisa pulang hingga jam 2 pagi. In Ha meminta maaf.
Ia bertanya apakah Ahjumma pemilik kedai tahu ia berbicara dengan siapa dan apa yang mereka bicarakan. Ahjumma tidak tahu. Setahunya In Ha tertidur sendirian di meja. Lalu seorang pemuda menjemput In Ha dan menggendongnya.
“Tapi saat aku akan pulang, aku melihat kalian berdua duduk di sana dan bercakap-cakap lama dan serius. Sepertinya percakapan yang serius dan kau terlihat menangis.”
“Aku menangis?” tanya In Ha. Sekilas ia teringat Dal Po mengusap air matanya dengan senyum sedih.
In Ha cepat-cepat berlari ke taman tempat ahjumma melihatnya bersama Dal Po semalam. Ia ingat Dal Po menggendongnya dan mendudukkannya di bangku taman sambil menunggu taksi untuk mengantar mereka pulang.
Dan In Ha mengingat semua yang terjadi semalam seakan hal itu terjadi di depan matanya.
Meski masih mabuk, tapi In Ha sudah bangun dan bertanya Dal Po darimana saja. Dal Po memegangi tangannya dan berkata ia pergi menemui kakaknya. In Ha berkata ia sudah berkali-kali menelepon Dal Po.
“Aku tidak bisa mengangkat teleponmu.”
“Kenapa kau tidak bisa?”
“Akulah yang mengubah kakakku menjadi seorang pembunuh.”
In Ha shock mengingat perkataan Dal Po itu. Itu adalah hal yang baru pertama kali didengarnya.
“Kukira kakakku membuangku jadi aku tidak mencarinya. Meski aku bisa mencarinya, aku terlalu menyukai berada di dekatmu. Dan aku sangat menyukai berada di dekat ayahmu dan Ayah (kakek Choi). Jadi aku tidak mencari kakakku,” kata Dal Po. Ia berkata seandainya ia menemukan kakaknya lebih cepat, mungkin ia bisa menghentikan semua yang telah terjadi.
“Aku benci pada diriku hingga aku tidak bisa bernafas. Aku benci diriku karena tidak mencari kakakku. Dan aku benci diriku karena tidak bisa meninggalkanmu. Bahkan pada saat ini….aku masih bimbang karena kau. Dan aku membenci diriku sendiri untuk itu.”
In Ha menangis mengingat ungkapan perasaan Dal Po.
Dal Po berkata semakin ia berduka untuk kakaknya, semakin ia membenci Cha Ok hingga ia ingin menghancurkannya.
“Aku ingin marah dan menangis bersama kakakku…tapi aku tidak bisa melakukannya karena kau. Aku ingin meminta kakakku mulai menjalani hidupnya dan menyerahkan pembalasan padaku…tapi aku tidak bisa melakukannya karena kau.”
Dalam mabuknya, In Ha berkata tidak apa-apa jika Dal Po membencinya. Tidak apa-apa jika Dal Po ingin meninggalkannya. Dal Po tersenyum sedih dan membelai pipi In Ha.
“Bagaimana aku bisa melakukannya….jika itu kau?” kata Dal Po dengan mata berkaca-kaca.
In Ha menangis teringat semua itu. “Apa yang harus kulakukan? Dal Po-ya…”
Setelah mengatakan semua itu, Dal Po meminta maaf. Ia berkata ia bukan dirinya setelah bertemu dengan kakaknya.
“Jadi lupakan semua yang baru saja kukatakan. Seperti kau melupakan semua hal ketika kau mabuk, lupakan ini juga.”
In Ha memandangi bangku taman yang kosong sambil menangis. Ia bertanya apa yang harus mereka lakukan.
Dal Po kembali ke YGN dengan perasaan galau. Perkataan kakaknya mengenai In Ha terus terngiang di kepalanya. Bagaimana Dal Po bisa membalas dendam pada Cha Ok dengan perasaannya pada In Ha? Dan bahwa Jae Myung yang akan mengakhiri Cha Ok.
Ia terkejut ketika melihat In Ha menunggunya. In Ha berkata ada sesuatu yang ingin ia bicarakan.
Mereka berbicara di tempat tak ada orang. In Ha berkata ia ingat semua yang dikatakan Dal Po semalam.
“Aku tidak tahu seberapa banyak aku membenciku selama ini.”
“Tentu aku membencimu. Kau tidak tahu betapa beratnya kau,” kata Dal Po, mengira In Ha tidak benar-benar ingat. Ia menjawil pipi In Ha dan berkata In Ha tidak boleh marah karena ia hanya bergurau.
“Berhentilah mengubah topik pembicaraan dan dengarkan,” kata In Ha. “Aku tahu kau telah menekan kebencianmu pada ibuku karena aku. Dan aku juga tahu kau akan terus melakukannya. Dan aku tahu kebencianmu terlalu besar untuk bisa ditekan selamanya.”
Dal Po sadar In Ha benar-benar ingat apa yang diucapkannya semalam.
“Karena itu aku akan membiarkanmu pergi,” kata In Ha.
Dal Po terpana. In Ha tersenyum sedih.
“Aku tidak mau terus menahanmu. Jadi mari kita akhiri saja sekarang. Jangan khawatir, aku akan bisa menghilangkan perasaanku, “ In Ha mengembalika kancing Dal Po. “Jadi jangan kau terbebani dengan kepedulianmu padaku. Dan jangan ragu lagi karenaku. Lawanlah ibuku dengan sebaik-baiknya. Tidak apa-apa bagimu untuk marah dan membencinya sepuasmu.”
“Apa kau sungguh-sungguh?” tanya Dal Po.
“Ya, lihat…aku tidak cegukan,” kata In Ha berusaha tersenyum. Ia beralasan hari sudah malam dan beranjak pergi.
Tapi Dal Po menghalanginya dengan kedua tangannya. Ia menatap In Ha dengan sedih, tak rela untuk melepasnya.
In Ha tak bisa lagi menahan tangisnya. Ia meraih Dal Po dan mengecup bibirnya. Mereka berdua menangis.
Dal Po: “Seharusnya aku pergi sejak dulu…. Aku tidak seharusnya membiarkan perasaan ini bertumbuh dan tidak membiarkan tatapanku menetap padanya. Kupikir debaran jantungku akan pergi seiring waktu berlalu. Kupikir setelah beberapa waktu, akan mudah bagiku untuk meninggalkannya.
Tapi itu anggapan yang bodoh. Dan hanya sebuah alasan…agar aku bisa terus berada di sisinya. Ditengah alasan itu aku merasa kebahagiaan. Meski kebahagiaan itu hanya sebuah dusta. Kukira aku bisa membuatnya menjadi kenyataan jika aku terus memaksakannya. Kukira mimpi itu akan jadi kenyataan jika aku mendebatnya.
Tapi tak peduli betapa aku menutup mata dan telingaku. Tak peduli aku terus mendebatnya.... Kebenaran itu tetap tegak berdiri di tempatnya.”
In Ha akhirnya melepaskan Dal Po dan berjalan pergi. Dal Po pergi menemui Gyo Dong dan memperlihatkan sms yang ia terima, juga jepit dasi perekam.
Dal Po: “Saatnya untuk bangun dari mimpi-mimpi itu. Tak peduli betapa kejam dan beratnya kebenaran itu, waktunya untuk menghadapi kenyataan.”
Jae Myung pergi membeli sesuatu lalu tersenyum. Sepertinya untuk Dal Po. Lalu ia duduk menunggu telepon adiknya.
Mereka bertemu. Jae Myung bertanya apa Dal Po meneleponnya untuk menyuruhnya menyerahkan diri lagi.
“Maafkan aku, Kak. Adalah kesalahanku hingga Kakak menjadi pembunuh. Jika aku mencari Kakak lebih awal, Kakak tidak akan menjadi seperti ini.”
“Tidak, meski kau menemukanku…kau tetap tidak akan bisa menghentikanku,” kata Jae Myung. Dal Po tidak akan bisa menghentikannya balas dendam setelah tahu bagaimana tidak adilnya ayah dan ibu mereka meninggalkan dunia ini.
“Aku akan melakukannya,” ujar Dal Po. “Aku yang akan melakukan pembalasan.”
Jae Myung terkejut. Ia bertanya bagaimana Dal Po melakukannya. Dal Po bertanya apa kakaknya ingat alasan kenapa kakaknya berpikir ia tidak bisa menyerahkan pembalasan dendam padanya. Ia datang untuk menjawab pertanyaan itu.
“Bagiku, reporter Song Cha Ok bukan musuh keluarga kita tapi ibu In Ha. Karena aku tidak bisa menghilangkan pemikiran itu, aku melepaskan pikiran untuk membalas dendam. Tapi sekarang aku akan membalas dendam padanya. Dan untuk itu….aku melepas In Ha pergi.”
“Apa?”
Dal Po berkata ia akan berhenti menganggap Cha Ok sebagai ibu In Ha. Dan ia akan melawannya sebagai reporter melawan reporter.
“Entahlah. Bagaimana aku tahu kau berbeda dengannya sebagai seorang reporter?”
“Kakak benar. Aku tidak jauh berbeda dengannya sekarang. Aku hanya melihat dan mendengar apa yang kupilih untuk kulihat dan dengar, sama sepertinya. Aku tahu apa yang Kakak lakukan dan aku tahu apa yang Kakak akan lakukan, dan aku masih memilih untuk mengabaikannya. Tapi…aku tidak akan seperti itu lagi.”
Dal Po berkata ia baru saja menyerahkan semua bukti mengenai kakaknya pada atasannya sebelum ia datang. Termasuk rekaman saat mereka bertemu di rumah abu dan sms dari saksi. Ia juga akan menemui saksi itu.
“Jika informasi yang aku terima benar, maka sebagai seorang reporter aku akan…” Dal Po tidak sanggup menahan tangisnya ketika ia mengatakan perkataan selanjutnya, “Aku akan melaporkan Kakak sebagai pembunuh.”
Jae Myung tertegun.
Dal Po menangis meminta maaf. “Tapi inilah jawabanku. Sebagai seorang reporter aku akan menghentikan Kakak membalas dendam. Dan sebagai reporter aku akan melakukan pembalasanku sendiri pada Song Cha Ok.”
Dal Po pergi meninggalkan kakaknya.
Cha Ok bersiap-siap untuk melakukan wawancara. Jae Myung mengenakan jas rapi dan bersiap di ruang ganti. Il Joo memuji penampilannya dan memberikan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan Cha Ok pada saat wawancara nanti.
In Ha juga ada di ruangan siaran. Bum Jo berdiri di sampingnya dan bertanya apakah In Ha khawatir Jae Myung akan melakukan sesuatu pada ibunya. In Ha mengiyakan.
Jae Myung memasuki ruang siaran dan duduk di tempat yang sudah disediakan.
Sementara itu, Dal Po sepertinya sedang mempersiapkan diri untuk semacam siaran.
Wawancara dimulai. Cha Ok menyinggung peristiwa kebakaran pabrik 13 tahun lalu dan bahwa Jae Myung adalah korbannya.
“Kita sudah bertemu 13 tahun lalu tepat di tempat yang sama, bukan?” tanyanya sambil tersenyum pada Jae Myung.
Jae Myung menatap Cha Ok.
Kilas balik:
Setelah Dal Po meninggalkan kakaknya, saksi pengirim sms meneleponnya. Dal PO sempat ragu lalu mengangkatnya.
“Reporter YGN, Choi Dal Po. Apa Anda informannya?” tanyanya.
“Ini aku, Ha Myung-ah.”
Dal Po terkejut dan berbalik. Ternyata pengirim sms itu tak lain tak bukan adalah Jae Myung sendiri.
“Kak…”
“Aku menyerahkan diriku padamu.”
“Tapi kenapa….”
“Aku penasaran. Aku ingin tahu apakah aku bisa atau tidak mempercayaimu untuk melakukan pembalasan kita. Aku ingin tahu apakah kau berbeda dari reporter Song Cha Ok atau tidak. Aku perlu mengetahuinya. Meski membutuhkan waktu lebih lama dari yang kukira, kau pada akhirnya akan menelepon. Sekarang kulihat aku bisa mempercayaimu.”
“Kak..”
Jae Myung berkata ia menyerahkan pembalasan mereka ke tangan Dal Po.
“Jika kau akan melakukannya…lakukan dengan tepat.” Jae Myung tersenyum.
Dal Po berdiri di lokasi tempat Jae Myung mengubur Moon Duk Soo. Polisi telah menyingkirkan tumpukan batu dan mengangkat mayat Moon Duk Soo dari dalam lubang.
Chan Soo ada di antara para polisi tersebut. Dan Dal Po siap melaporkan beritanya.
Komentar:
Mimpi di Tengah Musim Panas (A Midsummer’s Dream) adalah karya Shakespeare mengenai cinta yang tidak direstui. Sama seperti cinta Dal Po dan In Ha yang mengalami rintangan.
Awalnya aku pikir cinta mereka tidak akan mengalami kendala terlalu besar. Aku pikir masalah terbesar yang dihadapi Dal Po adalah masalah Jae Myung. Tapi ternyata, tidak sesederhana itu.
Setelah Dal Po bersatu kembali dengan kakaknya, ia diperhadapkan pada jati dirinya yang sebenarnya. Ia adalah Ki Ha Myung. Dan Jae Myung adalah satu-satunya keluarganya. Meski Jae Myung ingin Dal Po mencari kebahagiaannya sendiri, tapi Dal Po tidak bisa.
Selama ini ia menekan kemarahannya pada Cha Ok. Selama ini ia terus menahan diri demi In Ha. Tapi melihat kakaknya dan mengetahui bahwa Cha Ok juga yang menyebabkan kakaknya tidak bisa pulang pada malam tragis itu, kemarahan Dal Po semakin besar.
Cintanya pada In Ha tidak berkurang. Karena itu ia tidak ingin meninggalkan In Ha. Tapi cinta In Ha juga tidak kurang. Ia tidak ingin melihat Dal Po menderita. Karena itu ia melepas Dal Po pergi. Agar Dal Po memiliki kesempatan untuk menjadi Ki Ha Myung, agar Dal Po memiliki kesempatan untuk melakukan apa yang benar.
Apa salah jika Dal Po marah pada Cha Ok? Menurutku tidak. Hanya saja Jae Myung memilih cara yang salah, sementara Dal Po membuktikan ia tidak akan memilih jalan yang sama. Ia akan melawan Cha Ok sebagai reporter untuk membuktikan bahwa 13 tahun lalu Cha Ok telah melakukan kesalahan dan membuat Cha Ok mengakui bahwa ia telah melakukan kesalahan.
Dan kurasa Jae Myung juga menyadari itu. Kurasa Jae Myung sendiri menginginkan Dal Po menghentikannya. Karena itu ia mengirim sms itu. Satu hal yang sangat terlihat dari Jae Myung adalah ia sangat menyayangi Dal Po. Betul ia ingin membalas kedua orangtuanya, tapi apakah ia tega melakukan sesuatu yang membuat adiknya menderita?
Pembunuhan Moon Duk Soo sudah terjadi sebelum Jae Myung bertemu Dal Po, hal itu tidak bisa diubah. Tapi setelah mereka bertemu, kurasa Jae Myung tidak akan bisa melakukan sesuatu yang membuat Dal Po menderita lagi. Karena itu ia memilih menyerahkan diri dan membiarkan Dal Po melakukan hal yang benar.
Aku tertarik dengan cara apa Dal Po melawan Cha Ok.
Note: sinopsis minggu depan tidak bisa keluar dengan cepat karena bertepatan dengan Hari Natal. Aku tidak bisa menjanjikan kapan tepatnya, tapi kuusahakan secepatnya ;)
Baru td sore selesai baca bagian 1, tau2 udah ada bagian 2. Mksh ya, mba fanny.
BalasHapusWow cepet bgt mbaak. Semangatt :)
BalasHapusMba fanyy komennya kerennnn.kasiaan liat dal po in ha :( makasih mba tuk episode 11 .bakalan kangen deh ma mba fany...sehat selalu ia buat mba fany dan kel :)
BalasHapuswahhh aku juga kaget barusan baca part 1,tiba2 udah ada part 2 nya makin seru aja pinocchio semangat ya mbk buat kelanjutan ep 12 nya,
BalasHapusMbk fanny keren :D
BalasHapusMba SINOPSIS BAD GUYSnya lanjutin dong :D
BalasHapusSedih stiap kali adegan dal po sma jae myung, suka sma komentar mba fani. . .
BalasHapusMkasih mba sinopsisny. . .
Sedih banget Dalpo sama Inha putus kek gitu,
BalasHapusTq mbak fanny nulisnya cepet banget, Ditunggu episode12 nya;;)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusEpisode 12 pasti bakal banjir air mata hehehe semangat yaaa mbk buat sinopnya.....
BalasHapusWa.. Kak smgt episode 12nya
BalasHapusHikss..aku gak salah suka ma jae myung,dia benar2 daebak!! Episode ni mgharuknbanget,, T,T
BalasHapusMaksih mba fanny dah buat sinopx...trus smgt yah mba!!! Fighting!!!
Mbak fanny emg paling the best deh .. bru baca td sore part 1 udh ada aja yg part 2 ..daebak ..
BalasHapusDrama ini makin bkin pengen dtayangin tiap hari .. makin hari dbkin makin cinta sma drama ini .. gomawo
mbak fanny daebak...
BalasHapussedih liat inha ngerelain dalpo buat jdi ha myung...
smoga mreka cpet balikan lgi,,hehe
dtunggu sinop 12'x..hehe
fighting mbak...😁😉
Terimakasih untuk sinopsisnya..
BalasHapusmimpi ditengah musim panas,ternya sebuah judul novel orng besar..mba fanny benar2 pintar,komentarnya ini yg pling saya suka..
BalasHapusmakasi byk mba fanny,drama ini benar2 sangat hebat.berharap dal po dan in ha kembali bersatu
Makasih mba fanny...ditunggu part selanjutnya ya∩__∩
BalasHapusCan't wait for the next eps Y.Y
BalasHapusPuas bgt udah nonton, baca komen dr mbak fanny pula. Selama ini yg kuincer dr tiap drama yg ku tonton cuma komentar di blog orang... Karena sudut pandang orang beda2 utk suatu masalah, and i love how people have their own way to solve it (with God's help ofc). The story got twisted! I can't help, but... Jaemyung oppa, you are the real hero here.... I love to see him... How care he is to his own brother. Ahhhh!!! Aku gatau kalo sayangnya dia sama keluarga bener2 sampe sejauh ini....demi adeknya yg a pengen dia jadi min joon gook, dia nyerahin diri. Walaupun balas dendam itu ga baik dgn cara membunuh... Semoga Hamyung dengan kepintarannya, bisa bikin song cha ok nyesel senyesel-nyeselnya!
BalasHapusMaaf kepanjangan. Ohya, kukira informan itu si ahn chan soo, gataunya si hyung!!! Ihh kok lg akting, ttp akting lagi sihhh x( sebeeel tapi sukaaa (?) haha
Smngat mba tuk sinopsisnya..kalo aq trtarik sama si bum joo, latar blkang n klanjutan hubunganx dgn in ha blm bisa ketebak.. hha XD
BalasHapusKomentar"ny mbk Fany the best :) makasih sinopsisny mbk
BalasHapusKayaknya Dal Po mau bls dendam dengan ngejatuhin karir Cha Ok deh. Kan si Cha Ok memberitakan Jae Myung seorang pahlawan, eh gataunya dia seorang pembunuh. Nah lohh..
BalasHapusepisode ke2 yang membuatku menangis setelah episode 4 kemarin..... hiks hiks
BalasHapusha myung yg menangis dalam pelukan jae myung.... dan perpisahan dal po dan in ha.......
betapa syoknya dal po dalam episode ini, meski sudah mengetahui kalau pembunuh duk soo adalah hyung-nya, tapi mengetahui kebenaran dari org yg kita sayangi apalagi itu adalah sebuah kesalahan, hal itu sangat menyakitkan, belum lagi dal po yang akhirnya mengetahui knp hyung-nya tidak pulang malam itu.....
seperti kata mbak fan, jae myung yg memiliki keinginan balas dendam terhadap cha ok, tidaklah salah,
kita hanya diperlihatkan kehidupan dal po setelah kecelakaan itu, dal po beruntung bertemu dgn keluarga yg menyayanginya, sedangkan jae myung, kita tidak terlalu diperlihatkan kehidupannya setelah kejadian itu,
pastilah sangat menyakitkan saat itu, karena jae myung hanyalah seorang anak sma saat itu, dia kehilangan keluarganya dan hidup sendiri, berbeda dgn dal po...
bahkan jae myung tidak melanjutkan hidup nya dgn baik, jika saja .....
ada baiknya disaat seperti ini in ha tetap bersama dal po, karena saat ini dal po akan benar2 sendirian........ jika saja.........
tapi seperti mbak fan bilang diatas, masing2 pihak hanya ingin melindungi org yang mereka sayangi........
waktu yg tidak tepat....
Mbak fanny...thx bt sinopsisnya....mnrtku keputusan jae myung untuk menyerahkan diri itu keren bgt.....sbnrnya emang dasarnya dia orang baik sih ya...
BalasHapustrs in ha yg rela lepasin dal po jg udah tepat...krn kan ga mungkin jg in ha tahan mendampingi dal po yg membenci ibu nya dan pengen bales dendam..secara mo gmn jg si cha ok kan ibu kandungya...sigh.....menyakitkan memang....
Patut deh Pinocchio jadi the best korean drama untuk 2014,moga2 di SBS Drama Award 2014 nanti,Pinocchio jdi pemenangnya dan jgn lupa untuk PSH dan LJS untuk jdi the best actress sma the best actor,semangat mbak lanjutin sinop Pinocchio ^^
BalasHapusseperti pinokio yang gak bisa berbohong, kebenaran akan memaksa masuk dengan mendobrak pintu kebohongan.. weleh istilah apa ini...
BalasHapustapi tulisan kak Fanny dan komentarnya daebak pisan, gak salah mantengin blog ini tiap hari... :)
Huwaaaa, seru abus ceritanya... padahal dah ntn tapi ttp masih penasaran sama sinopsisnya mba Fanny. Thanks mba Fanny di tunggu next episodenya.. :D
BalasHapuspenulisnya daebak banget deh
BalasHapussemua mengalir dengan tak terduga
Sedih,...sampai nangis q mbk fanny baca sinopsis dr mbk fanny..meskipun q sdh lht film nya tp q msh menunggu tulisan nya mbk fanny..trim's ya mbk fanny..
BalasHapusq jg salut sma si penggarang drama ini...bener2 hebat alur cerita nya..
Seperti mimpi di musim panas, kaya di the heirs ya
BalasHapusKisah cinta yg penuh rintangan :)
dari iseng2 download drama ini, ternyata... penulisnya pinter ngebolak-balikin situasi dan dialog. aktor-aktris nya, chemistry antar karakter (pemain) nya juga bagus. padahal awalnya aku ragu pas tau lead male-female nya lee jong suk sama park shin hye. alurnya bagus.. semuanya bagus lah..
BalasHapusepisode 11 sama 12 itu bkin aku uring2an. sedih banget. baper. ga sabar pengen tau akhirnya.
aku nangis baca sinopsisnya, apa yang jae myung lakukan itu karena dia mencintai adiknya hiks..hiks...
BalasHapusGak salah sih ngefens Jaemyung. Berasa banget dia sayang keluarga. Kasih sayangnya itu gak main main. Ugh... Seneng sih dia berhenti jadi pembunuh gitu. Tapi nyesek juga. Yang aku nantiin. Di preview sebelumnya kan pas siaran si Dalpo ngaku namanya Ki Hamyung kan. Nah.. Apakah si Chaok bakal beritain si Hamyung yang jeblosin kakaknya sendiri ke penjara? Kan bersensasi banget tuh berita. Tentunya sebelum mas dalpo berhasil balas dendam dong ya. Tapi apalah hipotesis saya. Mari serahkan sama mas mas penulis
BalasHapusyep. setuju. look like a midsummer night's dream. cinta yang tidak direstui dan cinta bertepuk sebelah tangan. cuma apakah akan happy ending seperti a midsummer night's dream. hanya SW yang akan tahu -.-
BalasHapusMimpi musim panas, abis the heirs, aku baru baca ini lagi, tadinya pengen komen nanya mimpi musim panas itu apa dan ternyata udah d jelasin d atas,, itu myung bersaudara sedih banget yaa, aku yang cuma baca sinopsis aja bisa nangis apalagi nonton.. ckckck makasih mbak fan sinopsis nyaa
BalasHapusEmg top dech sinopsisnya mbak fanny. Slalu ditunggu nich. Moga lancar2 ja mbak. Makin suka lihat Jae Myung, terharu banget dech. Hubungan kakak adik yg mengharukan...
BalasHapusaku sangat berharap bahwa Jae Myung bertobat ....
BalasHapusKnpa jae myung harut bertobat kurasa dia tdak sala klo harus blas dendam dgn cara seperti itu karna menueut ku fitnah dibayar fitnah ,mlu di byar mlu dan yawa harus dibyar yawa......
BalasHapus