[Sinopsis Bagian 1 klik di sini]
Cha Young menatapnya dengan kemarahan dan tidak terlihat takut,. Kim Do Jin menurunkan pisaunya. Lalu membuka lakban yang menutup mulut Cha Young.
Cha Young berkata percuma saja Kim Do Jin menculiknya. Kim Do Jin akan diputuskan bersalah dalam insiden Yangjinri dan teror bom. Dengan ringan Kim Do Jin berkata ia tidak bersalah.
“Dalam kapitalisme, berusaha mendapatkan sejumlah uang bukanlah sebuah kejahatan. Jadi kau sebaiknya tetap diam agar aku bisa mendapatkan uangku. Setelah itu, matilah dengan tenang.”
Ponsel Kim Do Jin bergetar. Ia mencabut sarung tangannya untuk mengangkat telepon, dan berjalan keluar. Pandangan Cha Young terarah pada pisau bedah di atas meja.
Kim Do Jin menerima laporan bahwa Tae Kyung sedang mencari Cha Young. Ia menenangkan peneleponnya dengan berkata Tae Kyung tidak akan bisa menemukan Cha Young. Dan yang terpenting saat ini adalah mengawasi Presiden.
Penelepon itu menutup teleponnya. Ia adalah salah satu agen PSS.
Tae Kyung menemukan sebuah ruangan mencurigakan. Ruangan tersebut nampak seperti sebuah kantor sementara. Di meja berserakan kertas-kertas. Juga terdapat peta, berbagai tulisan tertempel di whiteboard. Tampaknya kantor itu adalah ruangan yang digunakan para anak buah Kim Do Jin untuk menyusun dan merencanakan setiap insiden.
Karena di sana terdapat foto para korban yang selama ini sudah tewas terbunuh. Ayah Tae Kyung. Lee Chul Kyu. Chief Shin. Yoon Jae. Chief Ham. Bo Won. Cha Young dan Tae Kyung.
Tae Kyung membaca kertas-kertas yang berserakan di sana. Ia menemukan sesuatu.
Presiden duduk termenung di kantornya. Ia mengenang semua orang yang telah kehilangan nyawa mereka. Mereka yang berusaha mengungkap kebenaran dan yang menjadi korban muslihat Kim Do Jin.
Presiden mengambil ponselnya dan menelepon Kim Do Jin. Ia berkata ia sendiri yang akan keluar dari Blue house. Dengan syarat Kim Do Jin membebaskan Cha Young, dan tidak boleh lagi ada agen yang terluka karena dirinya.
“Tentu saja. Aku juga tidak ingin ada agen yang terlibat,” kata Kim Do Jin tanpa menyembunyikan nada senang dalam suaranya. Jika Presiden bekerja sama, ia bisa melepaskan PSS.
“Ke mana aku harus pergi?”
“Teater City Max nomor 7. Datanglah jam 7.30 untuk film yang menarik.”
Tae Kyung sudah melaporkan penemuannya pada Penuntut Choi. Polisi sekarang memeriksa tempat itu. Penuntut Choi juga pergi ke sana menemui Tae Kyung. Ia berkata semua ini dimulai dari pembunuhan ayah Tae Kyung. Mungkin mereka bisa menemukan petunjuk mengenai keberadaan Cha Young. Ia yakin mereka bisa mendapatkan surat perintah untuk menangkap Kim Do Jin.
Tapi Tae Kyung tidak nampak seyakin itu. Ia berkata ada suatu hal yang mengganggunya. Semua petunjuk dalam ruangan ini adalah bukti kejahatan yang sudah terjadi. Tapi ia juga menemukan denah sebuah gedung, di mana belum pernah terjadi apapun di sana.
Dan denah yang ia temukan adalah denah teater City Max. Rencana A pada jam 8 malam. Sepertinya Kim Do Jin sedang merencanakan sesuatu lagi. Tae Kyung meminta Penuntut Choi menyelidiki hal itu. Penuntut Choi mengangguk.
Tae Kyung memacu mobilnya. Ia menelepon pada Direktur Kim tapi Direktur Kim nampak enggan mengangkat teleponnya. Meski begitu ia mendengar pesan suara Tae Kyung. Dalam pesan itu Tae Kyung melaporkan kalau ia menemukan markas Kim Do Jin dan menemukan denah City Max Theater. Sepertinya ada usaha penembakan lagi. Ia meminta Direktur Kim meneleponnya jika sudah mendengar pesannya ini.
Direktur Kim tidak menelepon Tae Kyung. Ia malah menyuruh para agen PSS bersiap mengawal Presiden. Menuju teater City Max.
Tae Kyung tiba di Blue House. Ia berpapasan dengan seorang rekannya dan menanyakan Direktur Kim yang tidak juga menjawab teleponnya. Rekannya berkata Direktur Kim dan agen lain sedang pergi mengawal presiden untuk urusan pribadi.
Lalu rekannya itu berkata ada tamu yang sedang menunggu Tae Kyug di kantornya. Siapakah dia?
Bo Won. Ia menanyakan kabar Cha Young, apakah Tae Kyung sudah menemukannya? Tae Kyung berkata mereka akan menemukannya. Ia heran mengapa Bo Won menemuinya. Apa semua baik-baik saja?
Bo Won bercerita seseorang datang menemuinya hari ini di apartemen Tae Kyung. Dan tamu itu adalah Presiden sendiri.
Presiden memang datang mencari Bo Won. Ia ingat Bo Won juga ada di ambulans (ketika Presiden hendak dibunuh oleh Chief Ham).
“Apakah kau baik-baik saja?” tanyanya dengan ramah.
“Saya baik-baik saja,” kata Bo Won gugup karena berbicara langsung dengan Presiden langsung.
“Aku ingin meminta bantuanmu. Agen Han Tae Kyung tahu bagaimana melindungi orang lain, tapi ia tidak tahu bagaimana melindungi dirinya sendiri. Adakalanya kita melewatkan hal yang penting karena hanya terpaku melihat ke depan. Itulah sebabnya aku khawatir. Aku ingin kau menjaganya. Bisakah kau melakukan itu untukku?”
Meski bingung, Bo Won mengangguk. Kata-kata Presiden ini terdengar seperti kata perpisahan. Lalu Presiden menitipkan sebuah amplop untuk diberikan pada Tae Kyung.
Bo Won menyerahkan amplop itu pada Tae Kyung. Tae Kyung membukanya. Isinya sebuah USB.
Ia langsung melihat isi USB itu. Isinya sebuah video di mana Presiden sedang berbicara seakan sedang mengadakan konferensi pers. Begitu mendengar apa yang dikatakan Presiden, Tae Kyung tertegun.
“Ada apa?” tanya Bo Won. Ia tidak mendengar apa isi video itu karena Tae Kyung menggunakan earphone.
“Kita harus menghentikannya. Presiden akan mati,” kata Tae Kyung. Bo Won terkejut.
Pk 19.45 Presiden tiba di teater City Max
Anak buah Kim Do Jin melaporkan hal tersebut pada Kim Do Jin. Kim berkata ia juga sedang dalam perjalanan. Ia tidak ingin terlewat menyaksikan pertunjukkan yang menarik.
Chae Young berusaha menggeser kursinya mendekati meja dengan menggunakan kedua kakinya yang terikat. Akhirnya ia berhasil mendekati meja tersebut dan mengambil pisau bedah yang terletak di atasnya.
Presiden menonton sendirian di bioskop. Para agen tersebar di tempat duduk lain sambil terus waspada memperhatikan sekitar mereka.
Cha Young terlepas dari ikatannya di kursi. Ternyata selama ini ia dikurung di sebauh ruangan dalam kantor Jaesin. Ia menelepon ke apartemen Tae Kyung. Untunglah Bo Won sudah kembali di sana dan mengangkat telepon tersebut. Ia langsung melaporkan di mana Cha Young pada Penuntut Choi karena ia tidak bisa mempercayai polisi.
Tae Kyung dalam perjalanan menuju teater City Max.
Dari semula, Presiden memang datang ke teater untuk menyerahkan diri pada Kim Do Jin. Kim Do Jin sudah memberitahunya apa yang harus ia lakukan agar terlepas dari pengawasan agen PSS.
Kim berkata alarm kebakaran akan menyala pada pk 20.00. Presiden harus keluar dari teater sebelum jam itu.
Presiden bangkit berdiri. Direktur Kim mengikutinya dan memerintahkan agen lain untuk tetap dalam posisi mereka. Presiden masuk ke toilet sementara Direktur Kim berjaga di luar. Presiden melihat jamnya. Dua menit sebelum pk 20.00.
Tae Kyung telah memarkir mobilnya. Ia berlari menuju gedung teater.
Pk 20.00 …
Tae Kyung tiba di lobi, tepat saat alarm kebakaran berbunyi. Ia teringat tulisan “alarm kebakaran” di denah City Max yang ditemukannya di markan Kim Do Jin.
Mendengar alarm itu, para agen berhamburan keluar mencari Presiden. Namun mereka hanya menemukan Direktur Kim yang berkata Presiden menghilang. Para agen diperintahkan mencarinya.
Sambil berlari mencari Presiden, Tae Kyung teringat pada tulisan lain di denah itu. Jam 20.01, tutup pintu darurat dari teater nomor 7.
Tae Kyung berlari ke sana. Presiden menuju pintu tersebut. Para agen menemukannya dan berseru memanggilnya. Presiden menoleh namun tidak menghampiri mereka. Pintu pun tertutup, memisahkan Presiden dan para agen itu.
“Para agen PSS adalah tameng hidup. Pada umumnya orang akan merunduk ketakutan mendengar suara tembakan, tapi para agen dilatih melawan insting alami mereka dan melempar diri mereka menghadapi kematian,” ujar Presiden saat ia menelepon Kim Do Jin.
“Jadi kau tidak ingin para agen mati menggantikan Presiden? Kalau begitu kau harus sendirian,” kata Kim Do Jin.
Para agen yang menemukan Presiden segera melaporkan ke arah mana Presiden pergi. Pintu keluar N3.
Penuntut Choi, Bo Won, dan polisi pergi ke kantor Jaesin. Mereka berhasil menyelamatkan Cha Young. Cha Young terkapar di lantai karena ia belum pulih total. Namun ia sadarkan diri.
Ia memberitahu Bo Won dan Penuntut Choi bahwa ada mata-mata Kim Do Jin di Blue House, karena ia sempat mendengar percakapan mereka di telepon.
Sementara itu Direktur Kim terlihat mencurigakan.
Tae Kyung berpapasan dengan teman-temannya. Ia memberitahu mereka ada rencana penembakan terhadap Presiden di gedung ini.
Dalam denah tersebut dituliskan bahwa target akan dilenyapkan pada pk 20.05 di pintu keluar N3. Tae Kyung mengajak rekan-rekannya ke pintu tersebut.
Agen lain mendapat perintah yang sama (dari Direktur Kim?). Mereka segera menuju pintu N3 karena Presiden dalam bahaya.
Presiden hampir tiba di pintu N-3. Tekadnya sudah bulat dan langkahnya sama sekali tidak surut. Seorang penembak jitu sudah bersiap di posisinya dengan mengarah kan senjata ke arah pintu N3. Begitu Presiden melangkah keluar dari sana, ia akan langsung menembaknya.
Kim Do Jin juga melihat dari sebuah tempat. Hingga ia bisa melihat pintu keluar N3 dengan jelas. Anak buahnya melaporkan bahwa semua berjalan sesuai rencana.
Sementara Direktur Kim menerima telepon dari seseorang dan ia menjawab “Oke.”.
Tae Kyung terus berlari. Ia teringat kata-kata Presiden dalam video di USB.
“Jabatan kepresidenanku adalah sebuah kegagalan. Aku tidak bisa membiarkan lebih banyak orang terluka karena kesalahanku. Agar rakyat Korea bisa bersama orang yang dapat memimpin mereka dan memiliki harapan, dengan ini aku meletakkan jabatanku sebagai Presiden. Saat ini juga, aku mengundurkan diri dari jabatanku sebagai Presiden Korea. Aku harap semua mengerti. Aku akan bertanggungjawab atas apa yang sudah kumulai.
Agen Han, tolong mengerti keputusanku. Aku yang memulainya, sudah sepatutnya aku yang menghentikannya.”
“Tidak. Aku akan melindungi Bapak sampai akhir,” kata Tae Kyung dalam hati.
Kim Do Jin tersenyum senang saat melihat Presiden keluar dari pintu N3.
Presiden terus melangkah lalu berhenti memperhatikan sekelilingnya. Tae Kyung keluar dari sebuah pintu dan menemukan Presiden. Senjata diarahkan para Presiden. Tae Kyung berlari menghampiri Presiden.
Komentar:
Presiden tampaknya sudah menyerah dalam episode ini. Karena beban banyak orang yang kehilangan nyawa demi membantunya, ia akhirnya menyerahkan diri...lebih tepatnya mengantar nyawa pada Kim Do Jin. Mudah-mudahan Presiden memiliki rencana lebih dari sekedar mengantar nyawa. Karena terus terang, dengan adanya orang seperti Kim Do Jin, kematian Presiden tidak akan bisa menghentikan semuanya. Bahkan mungkin memperburuk.
Meski Presiden dijabat orang lain, Kim Do Jin akan dengan leluasa menjalankan bisnis kotornya dan menguasai negara. Karena ia yakin setriap orang memiliki kelemahan yang bisa ia gunakan.
Agek anah sebenarnya melihat Tae Kyung berlari ke sana kemari. Ia sudah melihat denah dan rencana pembunuhan tersebut. Kenapa ia tidak langsung menuju ke sana? dan mencegah Presiden. Tapi apapun itu, ia menemukan Presiden tepat pada waktunya. Hanya saja...mampukah ia menghentikan penembakan itu?
No spoiler please...yang mau spoiler boleh di postingan spoiler episode 14 di tempat Dee yaaa^^