Tae Il berkata rumah peristirahatan di Danau Sapyung tidak terdaftar dalam deretan properti Shin Ji Il dan Yoo Ae Yoon karena menggunakan nama putera mereka, Shin Ki Jae. Mereka memutuskan untuk pergi ke sana.
Namun tiba-tiba muncul sekotak ayam goreng dari balik pintu, diikuti kemunculan Soo Sun. Teman-temannya senang, terutama Dae Gu yang tidak bisa menyembunyikan rasa lega dan senangnya melihat Soo Sun kembali ceria dan kembali bekerja.
Soo Sun bercerita pada teman-temannya mengenai keajaiban yang terjadi. Dua-tiga hari yang lalu muncul gerakan untuk mencabut semua video itu dan hampir semua video telah dihapus.
Ji Gook tertawa senang sambil bertepuk tangan. Tae Il membenarkan, itu adalah keajaiban. Ia dan Ji Gook saling mengedipkan mata. Tidak memberitahu Soo Sun bahwa mereka yang ada dibalik gerakan itu.
Ketika Soo Sun tahu Dae Gu hendak pergi menemui orang yang pertama kali meng-upload video itu, ia ingin ikut.
Mereka tiba di rumah peristirahatan itu tepat ketika Kim Jin Kyung hendak meninggalkan rumah itu dengan membawa seluruh bawang bawaannya. Begitu melihat Dae Gu dan Soo Sun, ia langsung masuk kembali ke dalam rumah dan menguncinya.
Dae Gu memanggilnya sambil terus mengetuk pintu. Ia meminta maaf atas sikapnya dalam pertemuan sebelumnya dan memintanya membuka pintu.
Akhirnya Soo Sun mengambil alih. Ia memperkenalkan dirinya sebagai seorang detektif, lalu berterima kasih dan meminta maaf pada Nona Kim. Ia mengaku bahwa wanita yang dipukuli dalam video itu adalah ibunya. Ia berterima kasih karena tanpa video tersebut ia tidak akan tahu apa yang telah terjadi pada ibunya. Ia juga meminta maaf karena sudah mengganggunya.
Ia benar-benar tidak ingin mempersulit Nona Kim tapi ia tidak memiliki siap-siapa lagi untuk dimintai bantuan. Ia berkata Nona Kim tidak memiliki alasan untuk membantunya, tapi ia tidak akan melupakan bantuan Nona Kim jika membantunya sekali ini.
Tidak ada jawaban dari dalam . Soo Sun pasrah. Namun tiba-tiba pintu terbuka. Kim Jin Kyung meminta mereka mengantarnya ke bandara. Soo Sun dan Dae Gu nampak kecewa. Tapi Kim Jin Kyung lalu menyerahkan sebuah kertas sebagai ongkos pengantarannya.
Dalam kertas itu berisi id dan password untuk login website video, di sana tersimpan video utuh yang belum disebarkan. Dan dalam video itu, ia sudah mulai merekam sejak ibu Soo Sun menandatangani perjanjian dengan Nyonya Yoo. Soo Sun dan Dae Gu berterima kasih.
Nona Kim berkata ia sudah mengembalikan uang yang diperolehnya dari Nyonya Yoo. Ia tidak tahan lagi dikurung dalam rumah ini.
Tim Pan Seok menonton video tersebut dengan hati pilu. Mereka melihat ibu Soo Sun dengan polos membubuhkan cap jarinya lalu berteriak-teriak kesakitan saat dipukuli tanpa mengerti apa sebabnya ia dipukul. Mereka tak sanggup menonton sampai akhir.
Pan Seok memastikan Ji Gook sudah men-download video tersebut. Untuk antisipasi jika video tersebut nantinya disebut rekayasa, Pan Seok menyuruh Ji Gook memeriksakan video tersebut ke bagian forensik. Lalu ia memuji Sooo Sun dan Dae Gu yang berhasil mendapatkan video tersebut. Meski tanpa kesaksian langsung dari Kim Jin Kyung, video tersebut sudah cukup untuk menyatakan surat perjanjian itu tidak sah.
Melihat Soo Sun yang terus menunduk, Pan Seok menanyakan keadaannya. Tidak apa-apa, jawab Soo Sun. Dae Gu meliriknya.
Dae Gu pergi ke rumah keluarga Yoo untuk mencari Nyonya Yoo. Tapi lagi-lagi nyonya kaya itu tidak di rumah (coba kalau cari aku, pasti langsung dibukain deh XD). Sebuah mobil berhenti di depan rumah itu, dan Senator Yoo turun dari mobil itu. Ia bertanya ada apa Dae Gu ada di depan rumahnya.
Dae Gu berkata ia datang untuk memberikan surat panggilan pada Nyonya Yoo agar datang ke kantor polisi untuk diperiksa.
Senator Yoo menyindir bahwa kepolisian Gangnam saat ini tidak banyak kerjaan hingga monda-mandir ke rumahnya berkali-kali. Dae Gu berkata ia tidak akan mondar-mandir jika Nyonya Yoo tidak sulit bekerja sama. Ia meminta Senator Yoo menyampaikan pesan pada puterinya bahwa kepolisian telah mendapatkan bukti video full yang menunjukkan bahwa perjanjian dicap sebelum pemulkulan. Singkatnya, Nyonya Yoo akan menjadi tersangka, bukan lagi saksi.
Dae Gu menyerahkan surat panggilan itu dan berkata besok adalah kesempatan terakhir bagi Nyonya Yoo untuk diperiksa sebagai saksi. Jika tidak muncul juga, kepolisian akan mengeluarkan surat penahanan. Ia berkata besok Nyonya Yoo harus tiba di kepolisan sebelum jam 10 pagi.
Senator Yoo mengambil surat itu dengan kasar. Meski di hadapan Dae Gu ia nampak tersenyum, hatinya sebenarnya mendidih.
“Oya, tidak usah menghubungi Chief Kang mengenai hal ini,” ujar Dae Gu. “Bukti tidak dapat dipungkiri lagi. Chief Kang tidak akan bisa melakukan apapun untuk Anda. Saya dengar Anda pernah menjadi tiang bagi kepolisian. Bagi pemula seperti kami, Anda adalah panutan yang melegenda. Saya harap saya tidak memiliki alasan untuk kecewa lagi terhadap Anda. Saya benar-benar tulus mengatakannya.”
Senator Yoo menyaksikan kepergian Dae Gu.
“Jika darah terlalu panas untuk ditangani, maka panas itu akan membakarmu sampai mati,” gumamnya.
Keesokan harinya, Nyonya Yoo tidak menampakkan diri di kepolisian. Senator Yoo duduk di kantornya, memikirkan apa yang harus ia lakukan.
Pengacaranya menyarankan agar Nyonya Yoo memenuhi panggilan kepolisian agar kasus ini cepat selesai. Tapi asistennya menolak saran itu, karena begitu Nyonya Yoo masuk kantor polisi, hubungan ayah-anak dengan Senator Yoo akan terungkap dan berimbas sangat besar pada karir politiknya. Pengacara berkata bukti yang dimiliki kepolisian benar-benar kuat.
Akhirnya Senator Yoo mengambil keputusan dan mengajak keduanya pergi. Pergi ke mana?
Rumah sakit. Ia menundukkan kepala dalam-dalam di hadapan ibu Soo Sun. Ibu Soo Sun sampai ternganga melihat seorang pejabat tinggi membungkuk di hadapannya.
Dengan wajah hendak menangis, Senator Yoo meminta maaf pada ibu Soo Sun. Ia berkata ia adalah ayah tak berguna yang memiliki puteri bertabiat buruk. Lalu ia menambahkan kalau puterinya telah bertahun-tahun mengalami depresi sangat berat akibat menjadi seorang anak politisi. Sebagai anak politisi, puterinya tidak bisa berbuat bebas sesuai keinginannya hingga lama-lama menumpuk kemarahan dalam hatinya. Ia berkata ini adalah kesalahannya sebagai ayah.
Ibu Soo Sun yang polos dan baik hati, dengan mudah mempercayai air mata buaya Senator Yoo. Ia mengakui sikap Nyonya Yoo agak aneh, tapi sekarang ia memakluminya. Ia malah bersimpati pada Senator Yoo yang harus menghadapi masalah seperti ini padahal sudah sibuk dengan urusan negara. Senator Yoo kembali membungkuk, berterima kasih atas pengertian ibu Soo Sun.
Soo Sun dan seluruh timnya pergi di rumah sakit begitu mendapat telepon dari ibunya bahwa Senator Yoo datang ke rumah sakit. Ketika mereka tiba, mereka melihat Senator Yoo duduk manis di samping tempat tidur ibu Soo Sun, dengan senyum menghiasi wajahnya.
Ibu Soo Sun berkata pada Pan Seok kalau ia bisa berhenti mengerjakan kasus ini, karena ia mencabut tuntutannya. Soo Sun dan Dae Gu yang paling tidak terima mendengarnya.
Ibu Soo Sun berkata Senator Yoo sduah meminta maaf jadi sudah tidak apa-apa. Puas mendengar perkataan ibu Soo Sun, Senator Yoo pamit. Ia sempat tersenyum lebar pada Dae Gu sambil menepuk-nepuk pundaknya.
Soo Sun menegur ibunya. Apa ibunya percaya kalau permintaan maaf Senator Yoo itu benar-benar tulus? Ibu Soo Sun mengakui bisa saja tidak tulus, tapi tetap saja Senator Yoo lebih tua darinya. Tidak mudah untuk membungkukkan badan pada orang seperti ibu Soo Sun demi puterinya.
Dae Gu berkata Nyonya Yoo harus dihukul atas kejahatannya. Tae Il berkata orang-orang politik seperti Senator Yoo adalah orang-orang bermuka dua. Sangat mudah berubah sikap. Ji Gook berkata ibu Soo Sun terlalu baik sehingga tertipu lagi.
Ibu Soo Sun berkata tidak ada gunanya menangkap wanita bermental tidak stabil. Lalu ia menunjukkan foto Senator Yoo membungkukkan badan padanya. Tidak banyak orang di negeri ini yang menerima permintaan maaf dari seorang senator.
Soo Sun masih hendak protes tapi Eung Do menghentikannya dan mengajaknya keluar. Ia mengerti Soo sun kesal tapi setidaknya ibu Soo Sun sekarang sudah lega. Dan lagi Soo Sun menyelidiki kasus ini memang untuk ibunya. Selain itu ibu Soo Sun juga melakukan ini untuk melindungi Soo Sun. Pan Seok membenarkan, meski kasus ini dilanjutkan, tetap akan berakhir dengan damai.
Dae Gu masih tidak terima dengan penyelesaian kasus ini. Ia kembali menemui Nyonya Yoo. Ia bertanya apa Nyonya Yoo sudah melakukan banyaik kejahatan hingga begitu takut datang ke kantor polisi. Ia berkata ia memberi peringatan sejak awal. Sekarang Nyonya Yoo beruntung karena berlindung di balik ayahnya, tapi lain kali ia tidak akan melepas Nyonya Yoo.
“Ingat baik-baik wajahku. Aku adalah Eun Dae Gu, anggota tim 2 Kepolisian Gangnam.”
“Kau benar-benar tidak tahu apa-apa, ya?” Nyonya Yoo tertawa sinis. “Namamu Eun Dae Gu? Kau ini lebih mirip siapa? Setelah mengalami semua itu, seharusnya kau lebih berhati-hati.”
Wah, kata-kata Nyonya Yoo mengandung banyak arti. Tapi apakah Dae Gu bisa melihat kejanggalan dari kata-kata Nyonya Yoo itu?
Senator Yoo menelepon Chief Kang. Ia mewanti-wanti agar jangan sampai Dae Gu muncul lagi di hadapannya. Jika tidak, ia yang akan membereskannya. Untuk selamanya. Chief Kang mengerti, dan dengan nada patuh ia meminta maaf. Tapi begitu menutup telepon, Chief Kang menggebrak meja dengan kesal.
Pan Seok mengajak Sa Kyung berbicara berdua ketika melihatnya di kantor. Ia berkata ia sangat shock hingga tidak bisa tidur malam itu.
“Kau tidak tahu mengapa aku menandatangani surat perceraian itu?? Kau yang menginginkan perceraian. Aku menyetujuinya karena aku bersalah. Tapi kau tidak tahu kenapa aku menandatanganinya?”
“Tidak, aku tidak tahu,” jawab Sa Kyung menahan senyum.
“Aku menandatanganinya karena kau menginginkannya. Aku adalah pria yang dicampakkan.”
“Kau ini tidak harapan. Kau tidak tahu kenapa aku memberimu surat cerai?”
“Karena kesalahanku.”
“Kupikir begitu,” sahut Sa Kyung sambil berjalan pergi. Pan Seok menahannya karena mereka belum selesai bicara. Sa Kyung kembali bertanya apa Pan Seok benar-benar tidak tahu.
“Aku bertanya karena aku tidak tahu!” seru Pan Seok frustrasi.
“Kalau begitu tidak usah tahu selamanya. Hiduplah seperti itu,” ujar Sa Kyung. Ia pergi sambil tersenyum, meninggalkan Pan Seok yang makin bingung.
Tae Il tak sengaja mendengar percakapan mereka. Lalu ia memberanikan diri menemui Pan Seok. Pan Seok tidak ingin bicara dengannya saat ini. Tapi Tae Il meminta Pan Seok mendengar perkataannya.
“Tahun lalu aku pergi ke London untuk liburan selama seminggu. Aku bertemu dengan Kepala Tim Kim Sa Kyung di hotel. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama tapi ia hanya menganggapku anak kecil. Apa yang terjadi malam itu juga karena aku yang memintanya. Aku memintanya memelukku atas dasar kemanusiaan.”
“Kemanusiaan?!!” seru Pan Seok. Ia menutup telinganya. Ia tidak mau lagi mendengar apapun tentang malam itu.
Tae Il malah melepaskan tangan Pan Seok dari telinganya dan memberi tanda agar Pan Seok terus mendengar kata-katanya.
“Aku tidak bersalah padamu, Kepala Tim. Aku tidak pernah mengejarnya dan berpikir lebih sebagai anggota timmu. Aku cukup pintar untuk tidak memulai permainan yang tidak bisa kumenangkan. Aku minta maaf, tpai aku tidak merasa bersalah.”
Haha Pan Seok speechless^^
Tae Il mengaku mendengar percakapan mereka berdua barusan. Ia bertanya apakah Pan Seok benar-benar tidak tahu kenapa Sa Kyung memberi surat cerai? Apa perlu ia memberitahu Pan Seok? Meski penasaran, Pan Seok terlalu gengsi untuk mengetahuinya dari Tae Il. Ia berkata ia tidak mau tahu dan menyuruh Tae Il keluar. Tae Il menurut.
“Apa mereka benar-benar anggota timku?” keluh Pan Seok seorang diri. “Yang satu mengincarku (Dae Gu). Yang satu lagi mengincar wanitaku.”
Suatu hari yang biasa bagi tim 3. Hmmm..benarkah akan menjadi hari yang biasa?
Mereka pergi ke sebuah café dalam rangka kerjasama dengan tim 1 untuk menyelidiki perantara dalam perdagangan narkoba. Dan dalam café tersebut saat ini berkumpul anggota mafia, di mana pemimpinnya adalah orang yang mereka cari. Untuk itu Pan Seok menugaskan Dae Gu dan Soo Sun masuk ke café tersebut menyamar sebagai pasangan kekasih, sedangkan Ji Gook dan Tae Il sebagai teman.
Pan Seok memperlihatkan foto pemimpin mafia pada Dae Gu dan Soo Sun. Namanya Sung Yong Ki. Mereka mengamati foto itu baik-baik.
Pan Seok menyuruh mereka berhati-hati. Sebelum Soo Sun turun, Pan Seok memujinya berpenampilan cantik hari ini.
Tentu saja, karena hari ini Soo Sun berpenampilan sangat wanita. Ia mengenakan blus dan rok yang manis. Hingga Dae Gu sempat terpesona melihatnya.
Soo Sun menggandeng Dae Gu memasuki café penuh mafia tersebut. Sementara Pan Seok dan yang lainnya mengawasi dari dalam mobil yang diparkir tidak jauh dari café tersebut.
Dae Gu mengamati wajah setiap aggota mafia di tempat itu tapi Sung Yong Ki sama sekali tidak terlihat. Soo Sun mengirim pesan pada Pan Seok bahwa ia akan mengirim foto para anggota mafia tersebut.
“Sayang! Ayo foto aku di sini,” seru Soo Sun.
Dae Gu mengangkat kameranya dan mulai memotret. Tapi ia tidak bisa melepaskan pandangannya dari Soo Sun yang berpose cute. Jadi hampir dalam semua foto itu semua itu terdapat wajah Soo Sun.
Tiba-tiba pelayan café membawa kue dan kamera. Mereka menyanyikan lagu ucapan selamat untuk hari jadi yang ke-100. Soo Sun dan Dae Gu kebingungan dan mau tidak mau meniup lilin angka 100 pada kue itu.
Lalu para mafia malah berseru agar mereka kiss. Soo Sun dan Dae Gu tambah bingung. Pan Seok yang mengawasi mereka, ikut was-was dengan adanya peristiwa tak terduga ini.
Menyadari teriakan agar mereka kiss tidak akan berhenti sampai mereka melakukannya, Soo Sun memberi isyarat pada Dae Gu bahwa ia yang akan melakukannya. Lalu dengan sedikit canggung, Soo Sun mengecup bibir Dae Gu.
Dae Gu terkejut. Matanya terpaku menatap Soo Sun. Begitu juga anggota tim yang melihat dari dalam mobil. Soo Sun melepaskan diri dan berbalik karena mengira tugasnya sudah selesai. Tapi Dae Gu belum selesai.
Ia menarik Soo Sun lalu menciumnya. Kali ini dengan sungguh-sungguh. Pan Seok dan yang lainnya, terutama Ji Gook, ternganga. Soo Sun awalnya terkejut, tapi lalu ia memejamkan matanya.
Komentar:
Kiss^^ Ahh…maaf, kiss tersebut membuatku lupa apa yang hendak kutulis dalam bagian komentar ini hehe…
Mengecewakan memang kasus ibu Soo Sun berakhir seperti ini. Tapi ini menjadi pelajaran bagi P4 bahwa ada kasus-kasus yang sebenarnya mudah namun menjadi sulit di saat orang-orang yang terlibat adalah mereka yang berkuasa dan memiliki banyak uang.
Kasus ini pula yang membuat Dae Gu akan terus mengawasi keluarga Yoo, terutama Nyonya Yoo.
Aku ikut frustrasi bersama Pan Seok karena Sa Kyung terus saja bermain tebak-tebakkan. Tambah frustrasi lagi karena Pan Seok saking gengsinya tidak mau mendengar jawabannya dari Tae Il. Sigh….
Melihat Senator Yoo yang mengeluarkan air mata buaya di depan ibu Soo Sun mau tidak mau membuatku teringat pada para politisi negara ini. Apakah aku seperti ibu Soo Sun yang dengan mudah memaklumi dengan sedikit sikap manis dan kata-kata baik? Apakah semua yang mereka ucapkan dalam janji-janji mereka sekarang ini benar-benar dari hati mereka dan akan mereka tepati, bukan hanya sekedar ucapan belaka demi menarik hati rakyat?
Aku berdoa agar siapapun yang terpilih bisa membawa perubahan bagi negeri kita ke arah yang lebih baik. Lebih aman, lebih sejahtera, lebih damai.