Episode 19: Matahari, Angin, dan Pengembara
YGN memberitakan hasil interogasi Cha Ok oleh polisi. Cha Ok menyatakan bahwa kasus baru-baru ini adalah konspirasi para eksekutif untuk memanipulasi opini publik. Dan perintah semacam itu telah dijalankannya sepanjang 14 tahun karirnya.
Dal Po melaporkan bahwa Cha Ok dituntut atas pencemaran nama baik dan ditanyai selama 3 jam oleh polisi.
Chan Soo dan atasannya melihat berita tersebut. Atasannya kagum karena kasus ini bisa terungkap berkat tuntutan yang diajukan Chan Soo. Chan Soo mengacungkan 2 jarinya lalu tersenyum bangga.
Dalam wawancara, Cha Ok menyampaikan permintaan maafnya pada Chan Soo. Dal Po bertanya apakah Cha Ok mengakui bahwa kasus itu adalah kospirasi.
“Ya, aku mengakuinya. Aku sudah mengajukan pertanyaan yang jujur mengenai semua yang terjadi dalam kasus ini.”
Bum Jo menyaksikan wawancara itu di televisi.
Dal Po meneruskan laporan yang ia peroleh dari pengakuan Cha Ok. Bahwa konspirasi ini dilakukan untuk menutupi identitas sebenarnya pihak-pihak yang bersalah dan merahasiakan penyebab ledakan yang sebenarnya dari mata publik. Cha Ok juga menyatakan bahwa ia dipaksa mengikuti perintah yang diberikan oleh para atasannya. Park Ro Sa, pemegang saham terbesar MSC News selama 14 tahun terakhir. Dan koneksinya dengan para petinggi MSC membuat Cha Ok tidak mungkin menolak perintah Park Ro Sa.
Direktur MSC menyaksikan tayangan ini dengan khawatir.
“Meski aku malu mengakuinya. Aku harus menurut setiap kali ada permintaan untuk memanipulasi berita,” Cha Ok menuturkan. Ia menerima permintaan pertama 14 tahun lalu, kasus Ki Ho Sang.
Il Joo, Gong Joo, dan Joo Ho menyaksikan berita tersebut. Il Joo bertanya apakah Cha Ok waras. Bagaimana bisa Cha Ok sengaja menghancurkan dirinya sendiri?
“Hei, itu bukan menghancurkan diri sendiri. Ia sedang membersihkan nuraninya,” kata Gong Joo.
“Akhirnya Senior Song terdengar sebagai seorang reporter sejati,” sahut Joo Ho.
“Dan apa yang YGN lakukan? Mereka menyatakan perang pada kita,” kata Il Joo berapi-api. Beuh…kompor nih >,<
Gong Joo bertanya apa itu terlihat seperti pernyataan perang. Itu adalah peringatan bagi MSC untuk berubah atau menghilang. Joo Ho mengaku sekarang ini ia merasa malu menjadi reporter MSC. Il Joo dan Gong Joo mau tak mau merasakan yang sama.
Dengan pernyataan Cha Ok tersebut, kasus ayah Dal Po kembali diungkap media dan kali ini kebenaran yang diberitakan. Ledakan yang terjadi 14 tahun lalu di pabrik limbah telah dimanipulasi untuk menutupi adanya pembuangan limbah kimia mudah terbakar ilegal. Cha Ok diperintahkan oleh para eksekutif untuk memfitnah Ki Ho Sang demi mengalihkan fokus publik dari kebenaran yang sesungguhnya.
Dal Po melihat bagaimana akhirnya nama ayahnya dipulihkan. Gyo Dong berdiri di sebelahnya dan menepuk pundaknya.
Tak berhenti sampai di sana, Presdir Park juga diberitakan sebagai konspirator utama dan Cha Ok sudah menyerahkan catatan rekaman sms sejak tahun 2000 sebagai bukti untuk mendukung pernyataannya.
Presdir Park menyangkal adanya pesan sms tersebut. Maka ditayangkan rekaman saat Dal Po mewawancarai Presdir Park. Saat itu Presdir Park keceplosan bicara bahwa ia tidak ingat karena sudah sangat lama berlalu. Dal Po berkata ia tidak mengatakan apapun soal sudah lama berlalu. Bagaimana bisa Presdir Park mengatakan tidak ingat pesan sms itu tapi ingat bahwa itu terjadi pada waktu yang sudah lama berlalu? Rekaman itu berhenti saat Presdir Park menyuruh anak buahnya menyingkirkan Dal Po dan krunya.
“Sial,” gumam Presdir Park kesal saat ia menonton berita tersebut.
Dal Po memberitakan bahwa Presdir Park akan dipanggil untuk ditanyai sehubungan dengan kasus yang memfitnah Chan Soo. Ia menyatakan terungkapnya kasus ini bisa mengungkap kasus konspirasi yang serupa.
In Ha melihat ibunya dengan khawatir saat mereka menonton berita tersebut di ruang video MSC. Ia bertanya apakah ibunya baik-baik saja.
“Tidak, aku tidak baik-baik saja.”
In Ha menghela nafas panjang, mengira ibunya menyesal karena sudah menyerahkan diri dan diberitakan seperti itu.
“Sampaikan pesan Ibu pada Ki Ha Myung. Katakan padanya untuk melaporkan beritanya dengan aspek yang paling mengejutkan dari berita tersebut mulai sekarang. Memperhalus berita seperti tadi akan memotong rasa penasaran dan rasa tertarik pada berita tersebut. Ia seharusnya memulai dari wawancara Presdir Park untuk membuatnya lebih mengena.”
“Eh?” In Ha bengong. Ia tersenyum lega.
Cha Ok mewanti-wanti bahwa apa yang terjadi saat ini sangat penting. Presdir Park akan memanggil tim kuasa hukumnya untuk mencari rencana agar bisa mengeluarkannya dari masalah ini.
“Beritahu YGN untuk tetap membuka mata lebar-lebar dan mengawasi apa yang Presdir Park kerjakan.”
“Rencana apa?” tanya In Ha.
“Aku yakin ia mencari cara untuk menghindari panggilan interogasi,” Gong Joo bergabung dengan mereka. Tampaknya ia sudah memutuskan untuk membantu Cha Ok dan In Ha mengungkap semuanya.
Dan memang itu yang dilakukan Presdir Park. Pengacaranya mengatakan ia akan mengeluarkan pernyataan kalau Presdir Park sedang menghadiri rapat pembeli di Jepang hingga tak bisa memenuhi panggilan polisi.
“Aku dan kepala penuntut sudah saling mengenal cukup lama dan aku yakin kami bisa mencapai semacam kesepakatan.”
“Kau selalu mengubah masa krisisku menjadi kesempata. Sekali lagi aku akan menyerahkan semuanya padamu,” kata Presdir Park sambil tersenyum manis.
Pengacaranya meminta Presdir Park agar tidak khawatir dan menyarankan agar ia pergi beristirahat di suatu tempat sementara ia menangani semuanya.
Senator lain yang bekerjasama dengan Presdir Park mulai khawatir mendengar adanya surat panggilan polisi itu. Tapi Presdir Park meyakinkannya bahwa semua terkendali dan memastikan Senator itu untuk datang pada hari peletakkan batu pertama mallnya yang baru.
Setelah itu ia memerintahkan asistennya untuk mempersiapkan vila di Cheongjongri. Ia akan tinggal di sana untuk sementara.
In Ha memberitahu Dal Po bahwa menurut Gong Joo, Presdir Park akan menggunakan alasan perjalanan bisnis keluar negeri sebagai alasan untuk mengulur waktu pemanggilan polisi. Sementara ibunya berkata kemungkinan besar Presdir Park akan pergi ke vilanya di Cheongjongri.
Lalu Dal Po melaporkan itu pada Gyo Dong. Gyo Dong bertanya dari mana Dal Po mengetahui informasi itu. Dal Po berkata Cha Ok yang memberitahunya melalui In Ha.
“Senior Song memberimu informasi itu?” tanya Gyo Dong serasa tak percaya.
Dal Po membenarkan. Gyo Dong sadar Cha Ok benar-benar serius untuk membawa Presdir Park ke hadapan polisi. Ia memerintahkan Ho Chul untuk pergi ke Cheongjongri.
Ho Chul pergi ke sana dan memberitakan bahwa Presdir Park yang tidak bisa memenuhi panggilan polisi karena urusan bisnis yang penting ternyata masih di Korea menurut penyelidikan YGN. Terlihat Presdir Park sedang berjalan-jalan dengan tenang di vila itu bersama anjingnya.
Akibat pemberitaan tersebut, polisi menganggap Presdir Park sudah membohongi mereka dan mengirimkan surat panggilan kedua. Kali ini Komisaris Polisi sendiri yang mengeluarkan surat panggilan tersebut.
“Ah, jadi karena itu aku dikirimi ini lagi,” Presdir Park mengacungkan surat panggilannya di depan pengacaranya. “Aku menerima ini lagi hanya karena berita 1 menit? Kurasa koneksimu tidak berpengaruh dalam hal ini?”
Wajahnya tak lagi tersenyum ketika ia mengangkat telepon dari salah satu senatornya yang juga mendengar adanya surat pemanggilan kedua. Namun nada suaranya tetap manis ketika ia menenangkan senator tersebut bahwa tidak ada masalah meski ia mengakui ia gagal. Ia memastikan senator itu tetap datang ke acara peletakkan batu pertama mallnya.
“Kau dengar itu, bukan? Jika aku diberitakan dibawa ke kantor polisi, menurutmu apa yang akan dipikirkan para senatorku mengenai diriku?” cecarnya pada pengacaranya.
Pengacaranya berkata Komisaris Polisi meminta maaf atas surat panggilan itu, tapi Komisaris berjanji akan merahasiakan kedatangan Presdir Park jika Presdir Park memenuhi surat panggilan tersebut. Bahkan Komisaris menyarankan agar Presdir Park datang subuh-subuh untuk menghindari reporter dan masuk melalui basement. Dengan begitu tidak akan ada yang tahu Presdir Park sudah memenuhi panggilan polisi.
“Kenapa semuanya jadi rumit?” keluh Presdir Park kesal.
Tapi lagi-lagi Cha Ok dan Gong Joo sudah menduganya. Cha Ok berkata Presdir Park akan datang pada hari Minggu atau hari libur di saat tidak ada reporter, dan pada waktu subuh.
Gong Joo berkata orang seperti Presdir Park tidak akan mau masuk melalui gerbang depan. Sudah pasti ia akan masuk melalui basement.
Informasi itu segera tersebar pada para reporter dari berbagai media. Sejak subuh mereka sudah berkumpul dan bersembunyi di basement kantor polisi, termasuk Dal Po dan Jae Hwan meski mereka berjuang menahan kantuk dan dingin.
Akhirnya iring-iringan Presdir Park tiba. Mereka segera mengerubungi Presdir Park dan menanyainya.
“Kukira tidak akan reporter,” gumam Presdir Park pada asistennya dengan wajah gusar. Asistennya menghalangi para reporter untuk menanyai Presdir Park.
“Saya yakin para senator Anda merasa gugup melihat Anda berjalan memasuki kantor polisi,” ujar Dal Po. “Apa ada yang ingin Anda sampaikan pada mereka?”
“DIAM!” bentak Presdir Park. Ketenangannya lenyap sudah. Kilatan kamera mengabadikan ekspresi Presdir Park saat itu.
Dal Po menatap Presdir Park. Tangannya menghalangi pintu lift untuk menutup. Presdir Park menatapnya dengan penuh kebencian. Dal Po akhirnya melepaskan tangannya. Pintu lift pun menutup.
In Ha memberitahu Dal Po bahwa kali ini tidak diragukan lagi Presdir Park akan berusaha mengalihkan perhatian publik. Caranya, dengan berusaha mengubur berita ini menggunakan berita yang lebih besar. Contohnya dengan breaking news selebriti terkenal.
Presdir Park bertanya sejak kapan orang-orang menaruh perhatian yang begitu besar pada berita. Saat ini dirinya termasuk dalam topik teratas pencarian internet. Pengacaranya menyarankan untuk mengalihkan perhatian publik.
“Bagaimana dengan berita mengenai Propofol?” asistennya mengusulkan.
Presdir Park merasa ini ide bagus. Lalu siapa selebritisnya? FAMA, yang pernah menjadi model bagi Bum Jo Dept. Store tahun lalu. Pengacara Presdir Park menganggap itu ide bagus mengingat FAMA baru-baru ini mengeluarkan album dan bermain drama.
Maka berita mengenai FAMA (cameo oleh Lee Joon) menghiasi berbagai media. Dikabarkan FAMA diduga memakai Propofol untuk pemakaian diluar medis dan polisi memanggilnya untuk diinterogasi. Catatan rumah sakit menyatakan FAMA telah menggunakan 12 dosis Propofol.
“Tidak,” kata Yoo Rae shock. “Tidak mungkin. Itu omong kosong!!”
Reporter Jo yang duduk di sebelahnya sampai kaget. Ternyata FAMA adalah salah satu “oppa” Yoo Rae.
FAMa tiba di kantor polisi dengan wajah sedih. Yoo Rae dan Il Joo ada di antara mereka. Yoo Rae malah kelihatan lebih sedih dari FAMA XD
FAMA meminta maaf karena sudah mengecewakan banyak orang dan mempermalukan dirinya sendiri. Il Joo bertanya apa FAMA mengakui telah kecanduan propofol. FAMA menyangkalnya. Ia hanya menggunakannya untuk keperluan medis.
“Aku percaya padamu!” seru Yoo Rae dengan mata berkata-kata.
“Hei Yoon Yoo Rae, apa kau sudah gila?” ujar Jae Hwan.
FAMA menyatakan akan bekerjasama dengan investigasi polisi dan membuktikan ketidakbersalahannya. Tanpa menjawab pertanyaan apapun lagi, ia masuk ke kantor polisi.
“Oppa, aku tahu kau bukan orang seperti itu,” kata Yoo Rae. “Aku akan mencari kebenarannya untukmu. Kau bisa percaya padaku, Oppa.”
“Dia benar-benar gila,” keluh Jae Hwan.
Yoo Rae bertekad akan melindungi oppanya.
Dan jangan remehkan kekuatan fans XD Dalam waktu singkat polisi menyatakan FAMA bebas dari segala tuduhan pemakaian propofol. Semua itu berkat kegigihan Yoo Rae yang menanyai dokter yang merawat FAMA.
Ternyata FAMA menderita semacam penyakit lambung karena kelelahan dalam pekerjaannya hingga menggunakan Propofol untuk keperluan medis. Tercatat FAMA menerima total 4 dosis Propofol dalam waktu 2 bulan dan tidak pernah memakainya sebelumnya. Yoo Rae memberitakan FAMA telah dinyatakan tidak bersalah dan akan segera kembali pada kegiatannya bermusik.
Kubu Presdir Park kembali kalang kabut. Biasanya berita seperti ini akan menjadi perhatian selama berhari-hari. Tapi YGN sangat cepat dalam menyelidiki berita tersebut hingga usaha mereka untuk mengalihkan fokus menemui kegagalan.
Presdir Park kali ini tidak bisa lagi tersenyum dan berbicara dengan nada manis pada pengacara dan asistennya. Ia bahkan berteriak pada mereka. Meski pada Senator yang meneleponnya, ia tetap menjaga ketenangannya dalam menenangkan mereka dan memastikan mereka untuk datang pada acara peletakkan batu pertama mallnya.
Ia bertanya apa lagi usulan pengacara dan asistennya. Pengacara berkata dalam kasus pencemaran nama baik, tidak ada hukuman yang bersifat memaksa. Artinya, jika korban tidak meminta ganti rugi maka Presdir Park tidak akan disalahkan.
“Jadi, apa kau memintaku pergi pada Petugas Ahn dan memohon pengampunannya?” tanya Presdir Park marah.
Pengacaranya berkata Presdir Park hanya perlu meluruskan kesalahpahaman, bukan memohon. Sebelum situasi semakin buruk, ia menyarankan Presdir Park berdamai diam-diam dengan Chan Soo.
Namun Cha Ok dan Gong Joo masih selangkah lebih maju. Mereka sudah tahu Presdir Park akan mencoba menempuh jalan damai. Jika Chan Soo sepakat dengan Presdir Park, maka Presdir Park tidak bisa dihukum dan kasus pun berakhir.
“Ibu yakin Presdir Park dan timnya akan berusaha meyakinkan Petugas Ahn dengan penawaran berlimpah. Jika mereka menerima tawarannya, maka semuanya akan sia-sia. Apa menurutmu temanmu akan menerima tawaran semacam itu?” tanya Cha Ok.
“Tidak,” jawab In Ha. Hiks. Sebenarnya ia tidak yakin Chan Soo akan menolak karena ia harus membesarkan 3 orang anak.
Chan Soo menepuk dadanya. Ia berkata meski ia harus membesarkan 3 orang anak, ia masih petugas hukum yang membanggakan di Korea. Ia tidak akan jatuh pada tawaran seperti itu. Ia tidak akan berdamai.
“Aku tahu kau akan mengatakannya. Aku benar-benar percaya padamu. Hiks. Aku hanya memiliki sedikit keraguan. Sedikiiiiiit sekali. Hiks. Baiklah, aku memiliki keraguan besar, maafkan aku,” kata In Ha. Ia menyenggol siku Dal Po dan berkata Dal Po juga pasti khawatir Chan Soo akan menerima tawaran itu, iya kan?
“Tidak, tidak sama sekali,” jawab Dal Po polos. Pffft... In Ha langsung protes.
“Jangan khawatir. Ha Myung, kau adalah alasan kenapa aku memulai pertempuran ini. Aku memulainya karena aku merasa bersalah telah menyebarkan rumor palsu mengenai dirimu saat kita SMA, juga aku berterima kasih karena kau tetap menolongku. Aku memulai karena kau yang memintanya, dan aku akan berhenti saat aku menyuruhku berhenti. Aku tahu apa arti pertempuran ini bagimu. Aku mempertaruhkan nuraniku dan akan menjalaninya sampai akhir.”
Dal Po tersenyum dan berterima kasih.
“Jika kau berterima kasih, maka datanglah membawa hadiah pesta pindah rumah akhir minggu ini.”
“Pesta pindah rumah? Bukankah kau pindah ke rumah itu 3 tahun lalu? Kenapa baru mengadakan pesta sekarang?” tanya In Ha.
“Meski kami sudah tinggal di sana selama 3 tahun, tapi kita belum berjumpa kembali selama itu. Jadi datanglah dengan hati yang ringan dan tangan yang berat. Mengerti?” Haha…Chan Soo minta hadiah yang besar dari teman-temannya.
“Tidak cukup pesta untuk anak ketigamu dan sekarang pesta pindah rumah setelah 3 tahun? Apa kau tidak punya hati nurani?” gerutu Dal Po.
“Cobalah besarkan 3 orang anak. Hati nurani adalah kemewahan yang tidak terjangkau.”
Dal Po langsung terbatuk-batuk. Bukankah tadi Chan Soo berkata akan mempertaruhkan hati nuraninya demi Dal Po?
“Hati nurani di sini dan hati nurani di sana ada di tempat yang berbeda,” Chan Soo menepuk dada kanan dan kirinya. “Jadi jangan khawatir.”
Chan Soo meragukan nih XD
In Ha dan Dal Po pulang bersama. Kakek berkata ia sudah membawa pakaian Dal Po dari rumah Jae Myung jadi ia bisa mengenakan pakaiannya sendiri.
“Aku tidak tahan melihat Kakak mengenakan pakaianku yang tidak pas,” sahut Dal Pyung tersenyum. Dengan nada bercana ia mengeluh kenapa Dal Po tidak bisa mengenakan pakaian berukuran normal. Itu karena Dal Po terlalu tinggi^^
In Ha membantu Dal Po menaruh pasta gigi di sikat gigi Dal Po karena tangan Dal Po masih diperban. In Ha masih ragu apakah Chan Soo akan baik-baik saja. Ia yakin Presdir Park akan memberi tawaran fantastis yang akan sulit ditolak Chan Soo. Jika Chan Soo menerimanya maka semua akan berakhir.
Dal Po menenangkan bahwa Chan Soo bukan orang yang mudah jatuh karena materi. Dan lagi Jang Kepo akan meliputnya besok jadi mereka tidak perlu khawatir. In Ha merasa lebih lega. Ia pun keluar dari kamar mandi.
Dal Po menyikat giginya dengan tangan kiri. Karena merasa tidak nyaman, akhirnya ia menggunakan tangan kanannya. Astaga…Dal Po sudah sembuh^^
Tepat pada saat itu In Ha masuk ke kamar mandi dan memergokinya. Dal Po tersenyum malu.
In Ha menginterogasi Dal Po di kamar. Ia bertanya kenapa Dal Po berpura-pura padahal tangannya sudah sembuh. Dal Po berkata ia tidak pura-pura, tangannya belum sepenuhnya sembuh.
“Kenapa? Apa kau takut kami akan menyuruhmu pulang (ke rumah Jae Myung) jika kau sudah sembuh?”
“Tidak, itu karena…”
“Kau suka ada di sini, kan?” In Ha tersenyum penuh pengertian. “Kau tidak perlu makan telur karet saat kau di sini. Kau juga bisa bertemu ayah dan kakek setiap hari. Belum lagi bertemu denganku setiap hari. Iya kan? Tidak bisakah kau pindah lagi ke sini? Apakah kau masih memikirkan kakakmu?”
“Bukan begitu,” ujar Dal Po.
“Kalau begitu kembalilah. Sarapanmu itu terus menerus membuatku khawatir.”
Terdengar kakek memanggil mereka untuk makan. In Ha membuang perban Dal Po ke tempat sampah. Dal Po menghela nafas lalu memandang foto keluarga Choi di mejanya.
Pengacara dan asisten Presdir Park membawa banyak hadiah untuk Chan Soo dan keluarganya. Mereka berkata Presdir Park hendak menghapus segala kesalahpahaman di antara mereka.
“Bawa semua itu kembali. Salah paham artinya ia tidak mau mengakui kesalahannya,” kata Chan Soo tegas.
“Begini, kita harus membereskan kesalahpahaman ini,” Pengacara menyelipkan sebuah amplop tebak ke tangan Chan Soo.
Chan Soo hendak menolak tapi ia tak kuasa untuk tak bertanya berapa uang yang ada di dalam amplop tersebut.
“Berapa?” Ji Hee ikut tertarik dan mendesak suaminya untuk membuka amplop tersebut. Pengacara dan asisten Presdir Park diam-diam tersenyum senang.
Untunglah Jang Kepo dan Jae Hwan tiba tepat waktu. Mereka langsung mengeluarkan kamera dan bertanya apakah mereka hendak menyogok Chan Soo untuk berdamai.
“Apa itu yang ada di dalam amplop!” seru Jang Kepo.
Chan Soo cepat-cepat mengembalikan amplop itu pada pengacara Presdir Jang dan berkata ia tidak mencari kesepakatan dan uang.
“Aku adalah petugas polisi yang membanggakan di Korea. Sampaikan pada Presdir Park bahwa aku Ahn Chan Soo tidak memerlukan semua ini.”
Ia merasa lega karena ia tersadarkan tepat pada waktunya.
Pengacara dan asisten Presdir Park kembali dan menyampaikan pesan Chan Soo tersebut. Presdir Park berang.
“Kurasa aku harus pergi sendiri dan meminta maaf padanya. Aku benar-benar sudah melakukan dosa yang tak terpikirkan. Bagaimana ia menginginkan permintaan maafku? Ia ingin aku berlutut dan memohon? Seperti ini?” Presdir Park menggosokkan kedua tangannya seperti orang yang sedang memohon. “Beginikah aku harus memohon?”
Pengacaranya berkata ia tidak bisa memikirkan cara lain lagi. Ia berpendapat Presdir Park sebaiknya bekerjasama dengan penyelidikan polisi dan mencari cara lain. Presdir Park tambah marah dan bertanya apa bayarannya tidak cukup hingga keduanya gagal seperti ini. Seharusnya mereka meminta bayaran lebih banyak daripada gagal seperti ini!
“Presdir, membungkuk sedikit lebih baik demi…”
“Membungkuk? Pada siapa? Pada petugas polisi itu? Itu sama saja dengan mengakui aku bersalah telah mencemarkan nama baiknya. Dan itu artinya aku mengakui semua koneksi itu. Identitas semua senator itu akan terungkap pada dunia dan penuntut akan memulai investigasi. Apa ini masalah ini terlihat akan selesai dengan membungkuk sedikit?!!”
Pengacara dan asistennya hanya bisa menunduk. Presdir Park berkata sekarang ia akan melakukan sesuai caranya. Kata-kata keras harus dikeluarkan untuk mendapatkan kata-kata yang lembut dan penurut. Mereka sudah berusaha untuk berbaik-baik pada Chan Soo, saatnya untuk mencari cara lain yang mudah bagi mereka.
“Kalian mengerti maksudku, bukan?” Hmm…sepertinya Presdir Park hendak melakukan sesuatu yang tidak baik lagi.
Bum Jo menangis di luar pintu ketika ia mendengar kata-kata ibunya.
“Ibu….kumohon, berhentilah.”
MSC mengeluarkan pengumuman baru bahwa Cha Ok akan dipertimbangkan untuk dikeluarkan. Gong Joo dan Joo Ho terlihat prihatin. Sementara Il Joo menganggap itu hal yang wajar. Cha Ok telah menakibatkan MSC kehilangan rating dan kredibilitasnya. Ia berkata Cha Ok pantas untuk dipecat.
“Kau ini benar-benar menyebalkan,” ujar Gong Joo.
“Kita tidak bisa duduk saja dan membiarkan mereka melakukan ini padanya,” kata Joo Ho.
In Ha juga melihat pengumuman tersebut. Ia mendapati ibunya tertidur di kursi. Ia sengaja berdiri menghalangi sinar matahari yang menerpa ibunya.
Cha Ok terbangun dan bertanya ada apa. In Ha berkata ini pertama kalinya ia melihat Cha Ok tertidur di kantor. Cha Ok mengaku ia tidak pernah tertidur di kantor sebelumnya. In Ha khawatir ibunya sedang sakit.
“Ibu hanya mengantuk. Ibu menderita insomnia selama 15 tahun ini dan tidak tidak pernah tidur nyenyak setiap malam. Ibu rasa sekarang waktunya membayar kekurangan waktu tidur itu.”
In Ha menyinggung perihal pengumuman tersebut. Cha Ok berkata ia juga sudah melihatnya dan ia sama sekali tidak merasa terkejut. Ia malah merasa usulan pemecatannya datang lebih lambat dari yang ia duga. Ia tidak mau bicara lagi karena ia mengantuk.
Tapi saat In Ha hendak pergi, Cha Ok menggenggam tangannya. Ia meminta In Ha tetap berdiri di tempatnya selama 5 menit. Sinar matahari terlalu menyilaukan matanya.
“Iya, Bu,” In Ha memandang tangannya yang saat ini digenggam ibunya.
Dal Po menemukan In Ha sedang merenung sendirian. Ia juga sudah mendengar berita mengenai rencana pemecatan Cha Ok. Ia bertanya apakah semua baik-baik saja. In Ha berkata ibunya bertahan lebih baik dari yang ia pikirkan. Dan ibunya terlihat lebih tenang.
“Tidak, aku menanyakan dirimu,” kata Dal Po. Apa In Ha baik-baik saja?
In Ha berkata ia menjalani harinya lebih baik dari apa yang sedang dijalani ibunya. Ia akan merasa bersalah pada ibunya jika ia merasa menderita saat ini.
“Berpura-pura kau baik-baik saja karena kau merasa bersalah hanyalah sebuah tindakah bodoh,” kata Dal Po. Ia sudah pernah mengalaminya.
“Tidak, aku benar-benar baik-baik saja. Hiks. Kurasa aku tidak baik-baik saja.”
Dal Po mengerti. Ia memeluk In Ha. In Ha tak bisa lagi menahan tangisnya.
“Seharusnya waktu itu aku juga memeluk dirimu. Meski kau memintaku untuk tidak mengkhawatirkanmu dan tidak menghiburmu, aku seharusnya tetap memelukmu di saat sebuah pelukan bisa begitu menghiburmu.”
In Ha menangis tersedu-sedu dalam pelukan Dal Po.
Komentar:
Aku senang pada episode ini semua bekerja sama untuk memberitakan kebenaran. Jika pada episode 1 kita melihat satu pengalihan dari Cha Ok dan semua reporter lain mengikuti, maka kali ini satu kebenaran membuat reporter yang lain pun mengejar kebenaran.
Satu per satu cara yang digunakan Presdir Park malah berbalik melawannya. Tapi Presdir Park benar—benar angkuh dan bebal. Ia merasa ia bisa membeli semuanya dengan uang. Ia merasa ia memiliki banyak kekuasaan yang mampu menghindarkannya dari masalah apapun. Tapi yang terburuk adalah ia tidak merasa bersalah sedikitpun. Apakah itu artinya ia tidak memiliki hati nurani?
Awalnya kita mengira Cha Ok yang tidak memiliki hati nurani, tapi ternyata ada yang lebih parah. Aku jadi bertanya-tanya apakah Presdir Park bisa tidur nyenyak di malam hari.
Obsesinya pada kekayaan dan kekuasaan menurutku sudah berlebihan dan melebihi normal. Meski ia beralasan ia melakukannya demi Bum Jo, tapi apakah memang seperti itu? Apakah itu bukan ambisinya semata? Aku tidak meragukan perasaan sayangnya pada Bum Jo, tapi sungguh aku mulai meragukan kewarasannya.
Psstt.. tolong jangan bicarakan ending ya^^ kasihan teman-teman yang belum menonton. Cukup bicarakan sesuai part sinopsis ini. Thank you^^
ea nee mbak fanny,,, presdir park kayanya agak kurng waras, yg dipikirin cma uang gg kasihan apa sama bum jo.. gemes deh lihat nee orang
BalasHapusIn ha sama dal po bikin ngiri.... :D
BalasHapusihir....ika masih suka drama korea jg kirain sibuk ngitung duit bae hahahhaha:)
HapusPenasaran sam kelanjutan hubungan cute couple gyo dong dan yu rae >,<
BalasHapuswah baru baca episode 18 udh muncul aja episode 19 nya. mba fanny ngebut nih bikin nya. inha sama dalpo makin deket aja
BalasHapusiya ya mba,klau sering berbuat jahat pastilah akanmendpt balasanya.. yg pling kadian inibon jo dan inha.. lanjut mba faighting
BalasHapusYa ampuuun gregetan banget sama si Rosa!! Rambur udah kaya sarang burung gk jelas gitu -_- beneran udah gak waras deh itu orang!!
BalasHapusGa sabaaar episode terakhir...semoga happy ending yaa semuaa kecuali presdir park..😠...semangat teruus mba fanny..😘😘😘
BalasHapuschoi dal po dan song cha ok itu seperti kartu joker di antara para reporter. jadi bila si kartu joker menyampaikan berita sesuai dengan alur cerita, maka kartu yang lain pun mengikutinya. bila si kartu joker mengalihkan alur cerita, maka kartu yang lain juga mengikutinya.
BalasHapustokoh nyonya park ro sa (kim hae sook) di drama pinocchio emang benar2 ambisius dan....
BalasHapusenar2 tidak waras........ :#20End
*disisi lain, ahjuma yg satu ini (kim hae sook) ,ternyata juga benar2 artis yg produktif main drama
*liat artikel on_wiki
Datang dgn hati yg ringan dan tangan yg berat.. boleh dicontek tuh kata2 chan soo. Tq mba fanny
BalasHapusSetuju dgn komentar mba fanny, park ro sa sudah diperbudak oleh ambisinya dan buat hati nuraninya tumpul, seneng liat cha ok berubah dan hubungannya dgn in ha akhirnya baik kembali. Kasian bum jo.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHmmm...pengalihan berita....uang suap kayanya ga asing di indo ya
BalasHapusReporter seprti mrkalah yg dibutuhkn indonesia buat ngungkp ksus para koruptor hahaha...
BalasHapusYep. Setuju. Yg plg menyebalkan dari presdir park adalah dia tdk merasa bersalah.
BalasHapusNy. Ro Sa benar-benar gila kekuasaan!
BalasHapusChan Soo hampir aja terlena.
Aaa... Jangan-jangan Ha Myung pura-pura belum sembuh biar diperhatiin sama In Ha?
Aku rasa Cha Ok pinter banget dalam menebak langkah apa yang akan diambil Ny. Ro Sa, mungkin karena sudah 14 tahun mengenalnya...
in ha n dal po a great couple....alur cerita yg menarik n tidak mebosankan...gak nyesel bayar tiap bulan buat channel sbs...makasih atas sinopsisnya jg....hmmm
BalasHapusJadi susah bacanya ya, harus gmn gt
BalasHapus