Seo Jin menatap layar komputer di hadapannya. Ia sedang membuka web video online (semacam youtube). Lalu ia mulai merekam sebuah pesan video.
Ketika ia pulang, ia melihat ke atas ke arah kamar Ha Na. Suk Won berkata Ha Na meninggalkan Seoul dengan bis. Ha Na juga mematikan ponselnya.
Seo Jin berkata mereka tidak tahu apa yang akan dilakukan si penjahat, jadi ia memerintahkan Suk Won melindunginya dari jauh.
Ia masuk ke kamar Ha Na dan meneleponnya. Seperti yang Suk Won katakan, ponsel Ha Na tidak aktif. Seo Jin meninggalkan pesan suara.
Malam harinya Robin bangun dan langsung mencari Ha Na. Tapi Ha Na tidak ada di kamarnya. Robin melihat pesan yang ditinggalkan Ha Na untuknya di atas buku sketsa.
“Robin, aku memerlukan waktu. Beri aku waktu untuk berpikir.”
Robin berusaha menelepon Ha Na tapi tidak berhasil. Ia pergi ke ruang rahasia untuk melihat pesan Seo Jin.
“Robin, aku tidak pernah mengatakan ini padamu. Terima kasih. Dan juga…kau benar. Kau menolongku untuk bertahan hidup. Semua yang tidak bisa kulakukan, kau yang melakukannya menggantikanku. Dan kau menyelamatkanku. Selama bertahun-tahun ini, aku hanya mencari cara bagaimana untuk menyingkirkanmu. Kau adalah musuh yang harus kusakiti dan kuhancurkan. Tapi, aku menyadarinya sekarang. Bahwa kau adalah….aku.”
Robin tersentak dan bangkit berdiri.
“Kau akan segera menghilang,” lanjut Seo Jin. “Tidak, bukan benar-benar menghilang. Karena kau akan terus berada di dalam diriku.”
Robin menatap layar tak percaya. Tiba-tiba kepalanya terasa sakit. Ia mendapatkan ingatan Seo Jin 22 tahun lalu saat Seo Jin memegangi tangan Soo Hyun dan Soo Hyun memohon agar Seo Jin menyelamatkannya. Robin tidak mengerti ingatan itu.
Teleponnya berbunyi. Woo Jung yang meneleponnya. Robin bertanya apakah Woo Jung tahu di mana Ha Na sekarang. Woo Jung berkata Ha Na sedang cuti untuk memulihkan diri.
“Tapi Oppa kau dari mana saja? Aku sangat khawatir.”
Robin menenangkan Woo Jung dan berkata ia akan menelepon kembali. Robin lalu menelepon Ha Na dan meninggalkan pesan.
Ia pergi ke Sirkus Wonder tapi mereka juga hanya tahu Ha Na cuti dan tak tahu ia pergi ke mana. Ia berpapasan dengan Woo Jung yang langsung memarahinya karena tidak peduli kalau ia khawatir.
“Apa terjadi sesuatu di antara oppa dan kak Ha Na? Aku sudah merasa aneh ketika Kak Ha Na memberitahuku bahwa ia akan pergi selama beberapa hari. Ponselnya juga dimatikan. Ayo kita pergi,” Woo Jung menarik tangan Robin.
Ke mana, tanya Robin. Mencari Ha Na. Woo Jung berkata ia ahli mencari orang karena ia berpengalaman 5 tahun mencari Robin. Mereka mencari ke seluruh penjuru Wonderland.
Robin melewati bangku tempat ia pernah berbincang dengan Ha Na saat Ha Na marah karena pesannya dihapus. Ia duduk di bangku tersebut. Woo Jung duduk di sebelahnya.
Ia bertanya apakah Robin dan Ha Na bertengkar. Meski ia tidak tahan melihatnya tapi ia mengerti perasaan Robin. Karena itulah yang ia rasakan saat ia mencari Robin ke semua tempat.
“Semua orang terlihat sepertimu tapi kau tidak ada dimanapun. Ada banyak kenangan indah, tapi yang kupikirkan adalah seharusnya aku bersikap lebih baik.”
Robin tersenyum dan berterima kasih pada Woo Jung. Ia berkata karena kenangan Woo Jung akan dirinya, maka keberadaannya 5 tahun lalu tidak terbantahkan.
“Mengapa kau berkata seperti itu? Apa kau akan menghilang dariku lagi?” tanya Woo Jung.
“Tidak. Sebaliknya, aku tidak akan pergi ke manapun. Selama ada seseorang yang mengingatku, aku akan di sini dan terus akan di sini.”
Robin mengusap kepala Woo Jung dan menyuruhnya pulang. Ia akan pergi ke suatu tempat.
Ternyata ia pergi ke rumah Tae Joo. Ia bertanya apakah Ha Na datang ke sini. Tidak, jawab Tae Joo. Ia bertanya apakah terjadi sesuatu pada Ha Na. Robin berkata ini tidak ada urusannya dengan Tae Joo.
“Bagaimana bisa ini tidak ada hubungannya denganku,” sergah Tae Joo. Ia cepat-cepat menurunkan suaranya dan bertanya apakah Robin sudah memberitahu polisi. Robin berkata ini bukan masalah polisi.
“Kalau begitu apa mungkin Goo Seo Jin sudah mengatakan semuanya pada Jang Ha Na?” tanya Tae Joo.
Robin tertegun. Merasa dugaannya benar, Tae Joo berkata Seo Jin tadi datang menemuinya dan memberitahunya bahwa Robin bukanlah kembarannya.
“Aku yakin Jang Ha Na-sshi merasa cukup bingung. Bukankah kalian berdua cukup serius? Maaf, aku tahu ini bukan urusanku.”
Menyadari bahwa Tae Joo sudah mengetahui semuanya dan mungkin tahu lebih banyak, Robin bertanya mengapa Seo Jin datang menemuinya dan memberitahunya semua itu.
“Ia tidak pernah mengatakannya pada siapapun kecuali pada Dokter Kang. Katakan padaku mengapa ia tiba-tiba memutuskan untuk mengatakan semuanya padamu,” desak Robin.
Tae Joo menekan tombol speaker yang tersambung ke ruangan rahasia lalu berkata Seo Jin datang untuk membicarakan ketidakmunculan dirinya pada hari ia diculik dua hari lalu. Seo Jin ingin tahu apa maksud dari gejala tersebut.
“Tidak!” batin Dokter Kang.
“Apa artinya?” tanya Robin.
“Artinya…kepribadian utama bisa menghilang. Dan kurasa firasat dirinya dalam bahaya yang membuatnya datang menemuiku dan memberitahu Jang Ha Na mengenai siapa dirinya.”
Dokter Kang memejamkan matanya pasrah. Tae Joo berkata seharusnya sebagai dokter ia tidak mengatakan ini pada Robin.
“Lalu mengapa kau mengatakannya padaku?”
“Jika apa yang kulihat benar, maka orang yang membuat Goo Seo Jin bertahan bukanlah dirinya sendiri melainkan kau, Robin. Kau harus mengerti Goo Seo Jin. Aku yakin sulit baginya untuk menerima keadaannya saat ini, karena itu ia memperlihatkan sikap yang tidak biasanya dan tidak bisa diduga. Kau harus membantunya.”
Robin sudah beranjak pergi ketika ia memutuskan untuk memberitahu Tae Joo apa yang dialaminya. Ia berkata ia mengingat sesuatu yang bukan ingatannya.
Tae Joo terbelalak. Dokter Kang juga terkejut. Robin berkata ingatan itu sepertinya adalah ingatan saat Seo Jin diculik waktu kecil. Ingatan Seo Jin dari gudang yang sama dengan insiden 2 hari lalu. Ia bertanya apa arti dari timbulnya ingatan itu.
Tae Joo berkata hanya Seo Jin yang berhak mengetahuinya. Robin jadi marah. Ia bertanya mengapa Tae Joo tidak memberitahunya. Apa di mata Tae Joo ia juga tidak dianggap manusia? Apa ia hanya ilusi, akesoris, atau Seo Jin palsu? Bukankah tadi Tae Joo sendiri yang bilang bahwa ia yang membuat Seo Jin bertahan? Seo Jin sendiri sudah mengakuinya, dan itu adalah hal yang selama ini diinginkannya.
“Tapi kenapa sepertinya semua orang menyuruhku untuk menghilang?”
Tae Joo meminta Robin tenang. Ia berkata mungkin saja itu hanya fenomena yang tak ada artinya karena mereka berbagi satu tubuh. Tapi Robin tak percaya. Jika hal itu tidak ada artinya, kenapa Tae Joo tadi nampak terkejut?
“Katakan padaku. Apa aku menghilang? Aku tanya apa aku akan menghilang?”
Tae Joo menggeleng. “Tidak, melainkan kebalikannya.”
“Tidak, jangan lakukan itu!” teriak Dokter Kang dalam hati. “Jangan katakan padanya!”
Tae Joo berkata dengan mengingat ingatan kepribadian utama, itu artinya ingatan Seo Jin mulai mengalir dalam ingatan Robin.
“Artinya, kau mulai mendekati tempat kepribadian utama. Berarti ada kemungkinan bukan kau, melainkan Goo Seo Jin yang akan menghilang.”
Robin tertegun. Ia memegangi kepalanya. Tae Joo menggunakan kesempatan itu untuk menghipnotis Robin dengan menyalakan sebuah suara bernada tinggi dan menggelindingkan bola balak-balik. Robin mulai kehilangan kesadarannya.
“Robin? Tidak seperti Goo Seo Jin, kau cukup mudah dikuasai hipnotis,” Tae Joo tersenyum.
Robin keluar dari ruangan Tae Joo masih dalam keadaan linglung. Ia teringat Ha Na memeluknya saat mereka berdua datang ke sini. Lalu perkataan Tae Joo bahwa ia sedang mendekati tempat kepribadian utama.
“Apa…ada kemungkinan aku tidak akan menghilang?” batinnya.
Dokter Kang memarahi Tae Joo. Ia berkata Tae Joo bukan lagi seorang dokter.
“Seo Jin sudah mulai berubah! Saat ia kehilangan kesadaran sebelumnya, ia menunjukkan tanda perubahan. Seperti yang kaubilang, ia tidak selemah sebelumnya.”
“Itu saat kita berpikir bahwa ia masih dilindungi kepribadiannya yang lain. Tapi Robin sudah melihat secercah harapan bahwa ia bisa mengambil alih identitas utama. Bahkan sebelum aku memerangkapnya, ia sudah mengharapkan hal itu.”
“Apa maksudmu dengan memerangkapnya? Apa yang sudah kaulakukan?”
Tae Joo berkata ia baru saja mengirim sepucuk surat untuk Robin yang malang.
“Semua manusia sama. Manusia sanggup melakukan apapun jika ada sesuatu yang menghalangi mereka dari apa yang mereka inginkan, bukan? Dan lagi apa kau pikir Robin adalah satu-satunya rahasia yang dimiliki Seo Jin? Atau kaupikir Robin yang kaulihat adalah Robin yang sebenarnya?”
Robin pergi ke kedai Ahjusshi Min untuk menenangkan pikirannya. Ahjusshi Min bertanya ada masalah apa. Robin berkata ia akan memberitahu Ahjusshi Min setelah ia mengerti apa yang terjadi.
Ahjusshi Min memberikan sepucuk surat pada Robin. Ia berkata sepertinya ini adalah surat penggemar dan merupakan surat pertama yang Robin terima dalam 5 tahun. Noooo! Itu surat Tae Joo.
Ahjusshi Min menawarkan diri untuk membacakannya. Namun saat ia membacanya, ia terkejut. Melihat ekspresi Ahjusshi Min, Robin mengambil surat itu dan membacanya.
Ia kembali ke mobilnya. Isi surat itu adalah: Apa kau tahu mengapa Goo Seo Jin mencari Dokter Kang dengan susah payah? Dokter Kang telah menemukan metode sempurna untuk menyembuhkan penyakitnya. Kau segera akan menghilang, Robin.”
Robin teringat pada pesan video Seo Jin yang mengatakan ia akan segera menghilang. Bukan menghilang, tapi tetap berada di dalam dirinya.
Robin kembali mencoba menelepon Ha Na tapi ponsel Ha Na masih tidak aktif.
“Ini aku lagi. Kau di mana? Apa kau pergi?” Air mata Robin tak terasa mengalir, “Aku masih….masih….”
Ia tak sanggup meneruskan kata-katanya dan mematikan ponsel.
Robin melihat Detektif Na menelepon Seo Jin. Ia pergi ke kantor polisi dan bertanya apakah Ha Na datang ke sini untuk memberikan pernyataan.
Detektif Na bingung melihat cara berpakaian “Seo Jin” yang tidak seperti biasanya.
“Apa kau baru pergi clubbing? Aku ingin ia datang memberi pernyataan tapi kau dan Sekretaris Kwon melarangku untuk mengganggunya dan kau yang berbicara untuknya agar ia bisa bisa beristirahat dengan tenang. Jadi kenapa kau tiba-tiba bersikap seperti ini?”
Robin tidak menjawab dan langsung pergi. Ia mengira Seo Jin yang menyembunyikan Ha Na. Ia menemui Sekretaris Kwon dan bertanya mengapa Seo Jin melakukan semua ini tanpa seijinnya. Apakah ia juga sebaiknya memberitahu semua orang mengenai identitas mereka?
“Di mana kalian menyembunyikan Ha Na? Di mana dia?!”
“Robin, begini….”
“Kakak juga sudah tahu, kan? Metode sempurna Dokter Kang. Kau tahu ia sudah menemukannya tapi kenapa kau tidak memberitahuku? Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku? Kau bilang tidak ada yang menginginkanku, bukan? Apa kau juga benar-benar ingin aku menghilang?”
Sekretaris Kwon nampak merasa bersalah.
Ha Na mendengarkan pesan-pesan suara Robin yang menanyakan di mana ia berada. Setidaknya ia ingin tahu apakah Ha Na baik-baik saja. Jika Ha Na tidak mau bicara dengannya, ia meminta Ha Na mengiriminya pesan untuk memberitahukan keadaannya.
Ha Na menghela nafas panjang. Tapi saat ia tiba pada pesan suara Seo Jin, ia mendengar dengan serius.
“Ini aku. Kau bilang rasanya seperti dalam mimpi, bukan? Itulah yang kurasakan saat ini. Aku tidak percaya aku mulai berubah. Tapi itu bukan perasaan yang buruk, sebenarnya rasanya menyenangkan. Terima kasih….untuk melindungiku saat kita kecil, bahkan sampai sekarang.”
Tepat saat itu Tae Joo menelepon Ha Na. Ha Na berkata ia sudah menerima pesan sms Tae Joo dan meminta maaf karena tidak membalasnya. Tae Joo berkata Ha Na pasti merasa sangat bingung sekarang ini.
“Goo Seo Jin dan Robin datang mencariku. Aku tahu mereka bukan saudara kembar. Aku sendiri terkejut jadi aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaanmu. Kau di mana? Kau tidak boleh sendirian sekarang.”
Ha Na berkata ia sedang beristirahat dan akan kembali dalam beberapa hari. Tae Joo mendesak Ha Na untuk mengatakan di mana ia sekarang. Ha Na berkata ia ada Jangeun dan tidak ingin Tae Joo mengkhawatirkannya. Tae Joo mengiyakan dan meminta Ha Na meneleponnya begitu kembali.
Padahal Tae Joo langsung mengemudikan mobilnya ke tempat yang disebutkan Ha Na.
Dokter Kang memukul-mukul pipa di dalam ruangan rahasia dengan sendok. Pipa itu terhubung ke lantai bawah hingga penghuni apartemen di bawah apartemen Tae Joo mendengar suara itu.
Ha Na berjalan-jalan di luar penginapan. Mengingat semua yang sudah terjadi, ia menyadari bahwa Robin selalu ada untuknya sementara ia ada untuk Seo Jin.
Robin melindunginya, tapi ia melindungi Seo Jin. Robin menghiburnya dan ia menghibur Seo Jin. Ia menyelamatkan Seo Jin, dan Robin menyelamatkannya.
Tiba-tiba sebuah mobil tiba di tempat itu. Robin turun dan langsung menghampiri Ha Na. Lalu menciumnya. Seakan ia takut tidak bisa bertemu dengan Ha Na lagi.
Keduanya duduk di depan api unggun. Robin bertanya apakah Ha Na tidak takut sendirian. Ha Na tidak menjawab. Tampaknya ia tidak terlalu senang Robin menyusulnya ke tempat ini.
“Atau karena kau lebih takut padaku?” tanya Robin lagi.
“Jangan berkata seperti itu.”
“Akhirnya aku bisa membuatmu mengatakan sesuatu. Kukira kau kehilangan kemampuan bicara karena shock setelah mengetahui semuanya.”
Ha Na berkata ia masih bingung dengan semua ini.
“Kalau begitu dengarkan saja.”
“Apa masih ada yang belum kaukatakan? Mendengar semua yang kau dan Direktur Goo katakan padaku…”
“Hanya dengarkan kata-kataku saja. Di saat semua orang memberitahuku bahwa aku hanya ilusi dan palsu, kau mengulurkan tanganmu padaku. Dan meski aku tidak memahami diriku sendiri, kau mengerti tanpa menanyakan apapun. Dan karena itu, aku bisa merasa sungguh-sungguh hidup.”
Ia mendekatkan tangan Ha Na ke dadanya. Jika ia hanya ilusi dan Seo Jin palsu, bagaimana Ha Na bisa menjelaskan perasaan yang ia rasakan saat ini? Bagaimana jantungnya bisa berdegup kencang saat Ha Na berada di dekatnya?
Keesokan paginya, Seo Jin terbangun di dalam mobil. Ia melihat sekelilingnya.
Tae Joo diam-diam mengawasi Ha Na yang sedang duduk di halaman. Ia terkejut saat melihat Seo Jin menghampiri Ha Na.
Seo Jin bertanya apa Robin tadi ada di sini. Ha Na mengiyakan.
“Kalau begitu aku pergi,” Seo Jin membalikkan badan.
Pada saat yang sama, Tae Joo menerima file yang berkaitan dengan Seo Jin.
Seo Jin berhenti berjalan dan membalikkan tubuhnya menghadap Ha Na. Ia bertanya apa rasa takut Ha Na langsung lenyap setelah mendengar nasihat ayahnya bahwa mempercayai diri sendiri bisa menghilangkan semua rasa takut.
“Apa kau langsung kembali ke atas tali setelah itu?”
“Tidak. Aku masih merasa takut selama beberapa waktu. Tapi aku terus mengucapkan kata-kata itu pada diriku sendiri dan terus berlatih.”
“Kalau begitu kurasa saat ini aku berada pada tahap itu. Aku terus mengulang kata-kata itu pada diriku sendiri saat ini. Saat mengulang kata-kata itu, aku berlatih menghadapi apa yang terjadi 22 tahun lalu.”
Tae Joo membuka video yang diunggah Seo Jin di internet.
“Soo Hyun. Lee Soo Hyun. Mari kita bicarakan apa yang sesungguhnya terjadi pada hari itu. Kebenaran yang sudah aku lupakan dan kebenaran yang tidak kauketahui. Mari kita bicarakan semua kebenaran itu.”
Tae Joo melihat ke arah Seo Jin yang sedang bersama Ha Na.
“Aku berubah karena kau. Kau membuatku berubah. Kembalilah. Aku akan menunggumu,” kata Seo Jin.
[Jangan berusaha menyalahkan orang lain atas luka kita, menyalahkan orang lain tidak akan menghapus luka itu..]
Komentar:
Aaack…Robin yang sukses mencium Ha Na tapi tatapan dan kalimat Seo Jin terakhir yang bikin klepek-klepek XD
Yeaaay…Seo Jin tidak terpengaruh dengan apa yang dikatakan Tae Joo. Dengan tenang ia melangkah untuk menghadapi masa lalunya dan Soo Hyun. Meski ia mengakui bahwa ia harus mengulang-ulang meyakinkan dirinya untuk mempercayai diri sendiri, tapi ia sudah berubah.
Sayangnya, hal ini terbalik pada Robin. Robin yang terbiasa hidup bebas mulai merasakan ancaman pada keberadaannya. Sebenarnya apa yang dikatakan Tae Joo tidak sepenuhnya salah. Siapapun akan berusaha untuk bertahan hidup. Bukan masalah jahat atau baik, tapi masalah kelangsungan hidup. Jadi ketakutan Robin sebenarnya hal yang wajar.
Mungkin akan berbeda hasilnya jika Robin tidak jatuh cinta pada Ha Na. Aku sebenarnya masih merasa sangsi dengan perasaan Robin pada Ha Na. Aku merasa perasaan Robin lebih seperti obsesi daripada rasa cinta. Terbukti dengan ia tetap berusaha mencari Ha Na meski Ha Na meminta waktu untuk sendirian. Seo Jin malah menghormati keputusan Ha Na dan tetap melindunginya dari jauh.
Hipnotis apa yang dilakukan Tae Joo pada Robin? Kuharap bukan cuci otak seperti yang dilakukannya pada Ahn. Sudah cukup mengerikan membayangkan Robin mengambil alih identitas utama, apalagi jika dibawah pengaruh hipnotis >,<
Ayeyyyy mantap cc fanny ngebut abisss xie xie yaaa
BalasHapussemangat Mbakkkk... ^_^
BalasHapusbtw udah Ep11, ini kapan greget Seo Jin ama Ha Na nya...???
hehehe...
tambah seru, makin tambah greget tiap episodenya
BalasHapusmksih sinopsisnya, tetep lanjutin n q tunggu sinopsis lnjutnya
Seo Jin so cool XD
BalasHapusakhh,, apa yang akan dilakukan Robin untuk mempertahankan keberadaannya??
Tae Joo, dia tidak menanamkan ingatan palsu juga kan pada Robin ??
cepet bgt mb fanny tetep semangat ya mba
BalasHapusaku gak tau knpa rting drama ini jelek., tpi mnurutku semakin kesini bagus koq.
smakin greget aja sma seo jin - ha na
first comment., nih gomawo eonni ^^
Aih....galau antara Seo Jin Robin dan Hana...!! Makin cinta sama drama ini,,
BalasHapusSmngat mba buatnya...
Drama ini brpa episode???
BalasHapusJd tambah penasaran sm endingnya..
BalasHapusSemangat mbak..!
episode ini bikin aku takut >_< takut terjadi hal2 buruk pada Seo Jin. Aku setuju dgn mbak Fany, apa yg di rasakan Robin pda Ha Na seperti'a obsesi bukan cinta. Seo jin spt'a mulai ingin bersatu dgn Robin apalagi kata2'a yg bilang kalau Robin tdk akan menghilang tp akan selalu ada dlm diri'a. Aku malah khawatir Robin akan terpengaruh sm kata2 Tae Joo :[
BalasHapussinopsisnya keren bgt,,,,
BalasHapussuka deh,,,,
benar,,,epsd ini bikin takut. obsesi robin mungkin cuma cinta sesaat dan sy yakin robin lambst lau menyadsrinya. hs na akan menolong dn membantu seo jin.
BalasHapusbenar khan drama ini makin menarik. moga aja ratingnya terus naik
makasi mba fanny..chayyo
oohh jadi hana melarikan 'pikiran' sampe ke pulau nami ya....
BalasHapusbenarkah hanya obsesi...........
BalasHapustapi kalo aku liat, robin sama sekali tidak menyakiti hana, robin mencari hana-pun, karena dia sangat khawatir ... robin takut hana salah paham dan menjauhinya,
awalnya memang robin menyukai hana, karena hana-lah yang membangunkan robin selama 5 tahun ini, tapi setelah bersama, robin yakin akan perasaannya, karena hana menerima robin, tidak seperti orang lain.....
mungkin yang bisa membuat robin menyerah adalah kejadian 5 tahun lalu, yang robin tidak mengetahuinya...menurutku sich
dan juga usaha seo jin .......
kok aku merasa diepisode ini, robin dijadikan orang 'jahat' ya....
aku akan jadi fansnya robin untuk episode 11 ini, mian abang seo jin ... hanya untuk episode 11 ini saja...
aku rasa robin benar, kalau dia dan seo jin orang yang berbeda, mereka memiliki perasaan yang berbeda, robin adalah orang yang selalu memberi,
sedangkan seo jin hanya menerima.........
semua hal yang menyangkut keselamatan hana selama ini, didapat dari pertolongan robin (kok aku jadi kaya fan sejatinya robin...hehehe)
hanya saja diepisode ini, penggambarannya seperti seluruh orang harus mendukung seo jin, seo jin yang mulai berubah
trus robin gmana?????
tapi setuju sama scene terakhir dan juga seo jin yang 'memakai' pakaian dan wajah robin (tanpa kacamata)... gantengg abiesss.....
dan juga ....... 'aku akan menunggumu''
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapuskomen ini berdasarkan episode 11 aja ya,
Hapusdan juga perasaan ku saat nonton, perasaan yang menyatakan kalau sikap robin ke hana bukan hanya obsesi, tapi perasaan yang nyata dan tulus............
Terima kasih mb fanny.
BalasHapusWaaooo drama nya keren bgt yaa.. Bikin qt smua jd penasaran, nebak2 yg mana yg benar.. Semangat mba ^.^ gomawoo
BalasHapusSeo jin....Robin....drama ini memberi banyak pengetahuan tentang psikologi,,ternyata seseorang membutuhkan kepribadian yang mungkin tidak ada pada dirinya untuk melengkapinya,,kepribadian lain akan muncul jika seseorang membenci dirinya sendiri dan terus terpuruk didalamnya,,,,heemmm,,,,,semangat buat mba fanny
BalasHapusAsyik....blognya bak fanny rame sama komen yg cute abis....bagi aku...bak fanny....terbaik( nada ala boboi boy hahaha)
BalasHapusGumapshimnida bak fanny...episode ini makin kagum sama ekspresi psyco nya sung jun...huft.makin obsesif nih orang...padahal intinya dia sama seo jin mah sama saja...sama2 ingin melupakan kejadian yg menyakitkan (chieeee).....
#diluar crita
BalasHapusPnasaran ikh itu dokter Kang dsekap ma Tae Joo dksh mandi yh, keren yh udh dskap berbulan2 gtu msh cantik, rambut nya jg msh bgs, g lepek, kya yg keramas tiap hari hahahaha... iseng :P
mmm, asal "hipnotis"nya ha na lebih kuat dari punyanya tae joo rasanya ga masalah
BalasHapustentunya dengan sarannya dokter kang yang lebih ahli dalam masalah ini hehe
ha na bisa ngubah seo jin dan bisa memunculkan robin, kan? we hope the best for the ending^^
Thumbs up....ciieeee.....keren bgt hyde jekyll....hyun bin cakep..suka sma stiap episodeny...bnr2 asyik alurny..mksh sinopsisny...
BalasHapusKyaaaa~~~ keren!!! Aku nonton setiap episodenya di online tapiiiiiii aku tetep baca sinopsis dr mu krn sinopsismu bikin ktwa2 sndiriiiii..jdnya makin jelas krn sinopsis mu 😁😁😁😁 ahhh unik bgt siii cara Seo Jin ungkinpin perasaannya. Gaaa sabar deh pokoknyaaa. Kayaknya hana juga mulai suka tu ama seo jin. Mulai tergerak gt hatinya. Krn kan emang dr awal hana simpatinya ama seo jin. Ampe 1 tahun dia memperhatikan seo jin di jembatan kan pas msh kecil.
BalasHapus