[Sinopsis Bagian 1 klik di sini]
Detektif Na meminta bantuan Tae Joo untuk memeriksa rumah Ahn. Ahn belum bersedia bekerja sama dengan polisi dan terus berbicara mengenai masa lalu dan ingatan yang hilang. Tapi satu hal yang Detektif Na temukan adalah Ahn tidak memiliki dendam pada Dokter Kang, juga tidak ada masalah pibadi dan tidak ada hubungannya dengan uang. Semua orang di rumah sakit mengatakan bahwa Ahn adalah orang yang sangat baik.
Tae Joo membenarkan hal itu. Detektif Na bertanya apakah ada kemungkinan Ahn menderita depresi hingga melakukan kejahatan. Tae Joo tidak sependapat. Kejahatan yang dilakukannya terlalu terencana. Ahn bahkan sengaja mematikan kamera CCTV.
Detektif Na mendapat telepon dari Seung Yeon yang menanyakan apakah Detektif Na sudah menemukan Dokter Kang. Ia berkata ia benar-benar penasaran dan ingin menemukan Dokter Kang lebih dari Seo Jin. Setektif Na tahu Seung Yeon penasaran bukan karena peduli pada Seo Jin maupun Dokter Kang, karena itu ia langsung menutup teleponnya dengan kesal.
Ia mengajak Tae Joo masuk ke rumah Ahn. Rumah itu sudah diperiksa oleh polisi tapi belum ada barang yang diambil agar Tae Joo bisa memeriksanya dari sisi psikologis.
Tae Joo melihat dompet di meja dan membukanya. Di dalamnya terdapat kartu anggota perpustakaan hampir seluruh Seoul, tapi di rumah itu tidak ada buku satupun.
Tae Joo membuka buku di atas meja. Di dalamnya penuh dengan tulisan: “Rasa sakit terlahir dari kenangan. Ingatlah rasa sakit itu…”
Lalu terselip sebuah foto lama di dalam buku itu. Mereka menduga foto itu adalah foto masa kecil Ahn. Dan dari balon yang dipegang anak itu dalam foto, foto itu diambil di Wonderland.
Robin’s time. Woo Jung memberitahu Robin mengenai apa yang sudah dilakukan Seo Jin hari ini dan dugaannya bahwa Seo Jin menyukai Ha Na. Ia menambahkan bahwa Ha Na juga tampaknya tidak menolak kebaikan Seo Jin.
“Intinya adalah tidak ada wanita lain yang lebih setia dan lebih jujur padamu daripada aku.”
Ahjusshi Min datang dan menjitak puterinya. “Kenapa kau tidak berusaha jujur dan setia pada ayahmu sendiri?”
Ia menyuruh puterinya menjaga kedai mereka. Woo Jung pergi dengan berat hati. Ahjusshi Min rupanya sudah mendengar juga apa yang dilakukan Seo Jin. Ia bertanya apakah lagi-lagi Seo Jin memberi ultimatum dengan menggunakan Ha Na. Robin tersenyum dan menggeleng.
“Kalau begitu mengapa ia bersikap seperti itu? Aku merasa sedikit gugup ketika mendengarnya.”
“Karena aku. Kau tahu ia tidak tahan melihatku bahagia. Dia bodoh, bukan? Kebahagiaanku kan bukan berarti penderitaannya,” kata Robin.
Ahjusshi Min bertanya apakah Robin sudah menjelaskan kesalahpahaman dengan Ha Na. Robin menggeleng. Ahjusshi Min bertanya apa yang akan Robin lakukan. Robin tersenyum pasrah.
Ha Na teringat pada permintaan maaf Robin. Ia memutuskan pergi keluar untuk mencari udara segar. Diam-diam Robin mengintip dari kamar Seo Jin lalu mengikuti Ha Na.
Ha Na pergi ke minimarket. Robin memberanikan diri mendekatinya, tapi begitu Ha Na membalikkan badan ke arahnya, ia cepat-cepat menghindar. Ia tidak berani menemui Ha Na.
Ha Na menepuk pundak Robin dengan jarinya. Hehe…ternyata percuma Robin sembunyi karena kaca keamanan di minimarket itu memperlihatkan Robin dengan jelas.
Ha Na berkata ia tahu Robin bersikap seperti ini karena merasa bersalah dan mengkhawatirkannya. Tapi ini adalah kesalahannya, jadi Robin tidak perlu merasa bersalah.
Robin mengaku ia belum bisa menjelaskan kesalahpahaman itu, tapi ia datang karena ia rindu dan ingin bertemu dengan Ha Na. Ha Na terdiam.
“Aku terlihat seperti orang aneh, bukan? Tapi aku ingin kau tahu bahwa aku tidak mempermainkan perasaanmu. Aku tulus dan jujur. Dan entah kau percaya atau tidak, sepenuhnya terserah padamu. Tidak bisakah kau memberiku kesempatan lagi?”
Ha Na tidak menjawab. Ia berjalan menyeberang tanpa menyadari rambu merah pejalan kaki sudah menyala. Robin juga tidak memperhatikan rambu tersebut karena ia sibuk menanti jawaban Ha Na.
Akibatnya mereka dihentikan polisi begitu tiba di seberang. Dan polisi ingin melihat KTP Robin. Gaswat.
Robin kebingungan untuk menjawab. Akhirnya ia berkata bahwa KTPnya tertinggal di rumah. Polisi menanyakan namanya dan nomor KTP-nya. Melihat Robin diam saja, Ha Na memanggil Robin dan bertanya ada apa.
“Robin? Itukah namamu? Apa nomor KTP-mu?”
“Itu….”
“Kau tidak tahu nomor KTP-mu? Kau tidak punya KTP?” Polisi jadi curiga.
Merekapun dibawa ke kantor polisi. Di kantor polisi, Robin tetap tidak bisa menjawab saat ditanya mengenai identitasnya. Polisi bertanya apa mereka mau semalaman berada di sini. Ha Na bingung mengapa Robin tidak memberikan nomor KTP-nya. Polisi makin kesal.
Robin baru bisa bernafas lega begitu Sekretaris Kwon tiba. Sekretaris Kwon berkata ia akan mengurus masalah ini dan meminta Ha Na pulang lebih dulu. Meski merasa heran, Ha Na menurut dan keluar dari kantor polisi.
Sekeluarnya dari kantor polisi, Sekretaris Kwon bertanya apa Robin lupa apa yang harus dilakukan saat ditanyai nama dan nomor KTP. Seharusnya Robin memberikan data Seo Jin.
Robin tidak lupa, tapi ia tidak bisa mengatakannya karena ada Ha Na. Mendengar itu, Sekretaris Kwon mengajak Robin berbicara di sebuah taman. Ha Na kebetulan belum pulang dan ia melihat mereka. Diam-diam ia mendengar percakapan mereka.
Sekretaris Kwon bertanya apakah Robin benar-benar memiliki perasaan terhadap Ha Na.
“Kenapa? Apa karena ia yang membawamu kembali?”
“Awalnya itu adalah alasan kenapa aku menyukainya. Lalu rasanya seperti takdir ketika aku mengetahui bahwa ia gadis yang sama 15 tahun lalu. Tapi kau juga memiliki pengalaman berkencan, bukan? Meski ada banyak alasan kenapa kau sebaiknya tidak menyukainya, kau tetap menyukainya. Aku bahkan tidak bisa menemukan satu hal buruk pun mengenai Ha Na.
Terkadang ketika aku membaringkan diri untuk tidur, aku merasa takut bahwa aku mungkin tidak bisa bangun seperti ini lagi. Dan saat aku merasa demikian, aku memikirkan Ha Na. Karena perasaanku padanya begitu nyata, aku merasa tidak ragu lagi kalau aku benar-benar hidup.
Tapi, semuanya sudah rusak sekarang. Ada kesalahpahaman di antara kami. Dan setelah apa yang ia lihat malam ini, aku tidak bisa membayangkan betapa aneh aku di matanya. Aku bahkan tidak bisa menjelaskan padanya.”
Sekretaris Kwon bertanya ada kesalahpahaman apa di antara mereka. Robin berkata Seo Jin sudah menghapus pesan yang dikirimkan Ha Na padanya agar ia tidak bisa membacanya. Ha Na terkejut.
“Goo Seo Jin, si brengsek itu…” kata Sekretaris Kwon kesal. Ia bertanya mengapa Robin tidak menjelaskan saja pada Ha Na bahwa Seo Jin yang menghapusnya.
Robin khawatir Ha Na akan menanyai Seo Jin dan membuat mereka bertengkar. Bagaimana jika Ha Na tidak mau membantu Seo Jin lagi dan pergi dari rumah? Apa yang akan terjadi pada Seo Jin dan padanya?
“Apa maksudmu apa yang akan terjadi?” Ha Na menghampiri mereka.
Robin dan Sekretaris Kwon kaget melihat Ha Na. Ha Na bertanya apakah itu yang sudah terjadi. Seharusnya Robin memberitahunya.
“Kenapa hal seperti itu menjadi rahasia besar? Ayo kita bicara dengan Direktur Goo sekarang juga,” Ha Na menarik tangan Seo Jin. “Kenapa ia melakukan hal kekanakkan seperti itu? Berhentilah membiarkannya bersikap seenaknya dan minta dia meminta maaf.”
Tapi Robin tidak beranjak dari tempat duduknya. Ia hanya memandang Ha Na. Akhirnya Ha Na berkata ada banyak hal yang membuatnya marah. Aku tahu, kata Robin. Ha Na berkata ia juga memiliki banyak pertanyaan. Aku tahu, jawab Robin. Ia mengajak Ha Na pergi. meninggalkan Sekretaris Kwon sendirian.
Mereka pergi ke sirkus Wonder. Dengan menggunakan boneka tangan, Robin menjelaskan bahwa ia meminta maaf karena ada kalanya ia tidak mengerti dirinya sendiri dan ada kalanya ia tidak bisa memberitahu Ha Na apa yang dirasakannya. Ada kalanya ia juga tidak bisa menjelaskan banyak hal.
Tapi ia berharap ada seseorang yang mengerti tanpa syarat dan tetap ada di sisinya. Itulah yang dirasakannya saat ini.
Ha Na mengambil alih bonek tangan wanita dan menjawab Robin. Ia berkata ia mengerti apa yang dirasakan Robin karena semua orang juga da kalanya merasa seperti itu.
“Tapi berapa lama? Berapa lama aku harus menahan diri untuk tidak bertanya?” Ha Na mendekatkan bonekanya pada boneka Robin.
Robin menatap Ha Na. Lalu ia menempelkan bonekanya pada boneka Ha Na dan ia membungkuk mencium Ha Na.
Seo Jin bangun keesokan harinya dan senang karena tidak menemukan pesan apapun dari Robin. Ha Na bangun dan teringat dengan kiss-nya bersama Robin semalam. Ia menutup wajahnya dengan selimut.
Seo Jin berjalan-jalan di taman belakang. Ia mencari tanaman hadiah pemberian Ha Na lalu menyiraminya. Ugh…sebentar suka Robin, sebentar suka Seo Jin >,<
Sekretaris Kwon menemuinya dan melaporkan bahwa Ahn mulai memberikan pernyataan pada polisi berkat bantuan Tae Joo. Seo Jin bertanya apakah ada kabar mengenai Dokter Kang. Sekretaris Kwon berkata Ahn saat ini sedag memberikan pernyataan mengenai apa yang terjadi pada hari itu.
Seo Jin langsung berjalan ke pintu dan berpapasan dengan Ha Na yang baru turun. Ia bertanya apakah Ha Na sudah mendengar bahwa Ahn mulai memberikan pernyataan.
Ha Na bersikap sangat dingin pada Seo Jin. Ia berkata ia sudah dengar dan ia menahan diri karena permintaan Robin, tapi ia menasehati Seo Jin agar tidak menjalani hidup seperti itu.
Seo Jin bingung dan menoleh pada Sekretaris Kwon. Sekretaris Kwon menyarankan agar mereka berangkat saja.
Mereka tiba di kantor polisi dan bergabung bersama Tae Joo di sebelah ruang interogasi. Mereka semua bisa melihat Ahn, tapi Ahn tidak bisa melihat mereka. Seo Jin bertanya pada Tae Joo apa yang sedang Ahn bicarakan. Tae Joo berkata Detektif Na sedang menggali motif Ahn.
Ahn berkata alasan pederitaan manusia adalah kapasitas ingatan mereka yang lebih besar dari hewan. Hanya manusia yang terobsesi pada masa lalu mereka. Ia ingin melupakan tapi hanya kenangan yang ia miliki. Dan akhirnya ia hanya bisa mengingat.
“Mengingat apa?” tanya Detektif Na.
“Apa yang dilakukan si brengsek itu padaku.”
Seo Jin bertanya siapa yang sedang dibicarakan Ahn. Tae Joo berkata mereka belum tahu karena Ahn terus menyebut orang itu “si brengsek”.
“Ngomong-ngomong, apa dia ada di sini sekarang?” tiba-tiba Ahn bertanya.
“Siapa?”
“Itu dia,” Ahn menatap cermin di hadapannya sambil tersenyum. Tepat ke arah Seo Jin.
Tae Joo berkata seharusnya Ahn tidak bisa melihat Seo Jin. Ahn berkata si brengsek itu dulu adalah temannya. Sahabatnya.
Lalu ia mulai bernyanyi. Ha Na langsung mengenali lagu itu. Lagu Wonderland. Seo Jin tidak terlihat terintimidasi. Ia terus mengawasi Ahn.
“Hari itu banyak balon, bahkan ada Sinterklas. Hari Natal. Atau malam Natal? Bukan, itu hari Natal. Iya kan, Seo Jin-ah?” ujar Ahn sambil tersenyum ke arah Seo Jin.
Semua menoleh pada Seo Jin. Tae Joo bertanya apa Seo Jin mengenal Ahn. Seo Jin terlihat shock. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat.
“Soo Hyun….” Gumamnya.
“Ini aku,” jawab Ahn. “Soo Hyun. Lee Soo Hyun.”
Seo Jin merasa goyah. Tae Joo dan Ha Na cepat-cepat memeganginya. Ahn melambaikan tangannya. Detektif Na bertanya apakah Ahn mengenal Seo Jin.
“Sudah kubilang kami berteman. Pada hari Natal itu, kami pergi ke rumah hantu di Wonderland. Begitulah caranya kami diculik dari Wonderland hari itu.”
Kilas balik:
Seo Jin dan Soo Hyun kecil bermain di Wonderland dengan gembira. Mereka memasuki wahana Rumah Hantu dan ketakutan saat melihat sosok Drakula menatap mereka. Tapi ternyata drakula itu bukan boneka melakukan boneka sungguhan. Drakula membekap dan menculik mereka.
Tae Joo dan Ha Na menoleh pada Seo Jin setelah mendengar cerita itu. Tapi Seo Jin masih nampak shock dan terus menatap Ahn.
Ahn berkata penculik mereka meminta tebusan besar karena anak yang mereka culik adalah pewaris keluarga kaya. Tapi ayah Seo Jin menolak mentah-mentah permintaan tebusan itu.
Ia sama sekali tidak mau bernegosiasi dengan penculik karena akan memperlihatkan kelemahannya. Ia menekankan bahwa ia tidak akan memberikan uang satu peser pun. Meski demikian ia mengancam akan menghabiskan berkali-kali lipat lebih banyak dari uang tebusan itu untuk melacak dan memburu si penculik lalu membunuhnya.
Si penculik memberitahu Seo Jin bahwa ayahnya tidak akan membayar satu peser pun dan tidak akan datang menyelamatkannya. Ha Na dan Tae Joo melihat Seo Jin dengan simpati. Ha Na bisa melihat Seo Jin mengepalkan tangan dengan sangat kuat hingga buku-buku jarinya memucat.
“Begitulah caranya Presdir Goo mencampakkan puteranya sendiri. Tapi Seo Jin berhasil melarikan diri. Sementara aku tidak,” kaa Ahn. “Dan karena apa yang terjadi, Ayahku meninggal. Seo Jin, kau tahu, bukan? Kau tahu kenapa aku tidak bisa melarikan diri sedangkan aku bisa. Dan kau juga tahu kenapa ayahku meninggal. Meski tidak ada seorangpun yang tahu, setidaknya kau…harus mengingatnya.”
Ahn menerjang cermin seakan hendak menerjang Seo Jin. Ia mengamuk hingga Detektif Na bahkan kesulitan memeganginya. Seo Jin tak tahan melihat kemarahan di mata Ahn dan lehernya mulai tercekik.
Ha Na khawatir melihat keadaan Seo Jin. Ia menangkupkan tangannya di telinga Seo Jin, tapi Seo Jin mendorongnya dan berlari keluar. Ha Na berlari menyusul Seo Jin.
Seo Jin keluar dari pintu darurat. Ia berusaha menenangkan dirinya. Tapi ia teringat saat ia dan Soo Hyun menangis memohon penculik melepaskan mereka. Lalu ia ingat ia dan Soo Hyun berusaha melepaskan diri dari jendela yang letaknya tinggi. Seo Jin berhasil keluar lebih dulu dengan bantuan Soo Hyun. Tapi saat giliran Soo Hyun untuk naik, Seo Jin kesulitan untuk menariknya. Apalagi letak jendela itu cukup tinggi hingga Soo Hyun sulit untuk menaikkan tubuhnya.
Sayangnya si penculik mendobrak pintu sebelum Seo Jin berhasil menangkap Soo Hyun. Soo Hyun menangis memohon Seo Jin tidak melepaskan tangannya dan menyelamatkannya.
Entah apa yang terjadi kemudian, yang pasti ingatan itu membuat Seo Jin semakin merasa tercekik. Ha Na menemukannya dan menanyakan keadaannya.
Seo Jin meraih Ha Na dan memeluknya. Ia berpegangan pada Ha Na erat-erat. Ha Na bisa merasakan rasa takut Seo Jin. Pelan-pelan ia menepuk punggung Seo Jin. Air mata Seo Jin menetes...
[Seberapa besarkah pergumulan masa kecilmu?]
Komentar:
Aku merasa Robin sebenarnya ingin Seo Jin sembuh, dan di sisi lain dengan tulus ia menyukai Ha Na. Tapi aku berani berkata bahwa Robin lebih menyukai Seo Jin daripada Ha Na.
Aku sudah merasa bahwa Robin sebenarnya bersedia menyatu dengan Seo Jin ketika Seo Jin marah-marah karena alarm roket itu. Waktu itu Robin berkata bahwa Seo Jin tidak memiliki selera humor padahal Ha Na menyukai pria yang humoris. Aku merasa Robin sepertinya hendak membuat Ha Na dan Seo Jin saling menyukai.
Lalu pada episode ini, perasaan itu kembali muncul ketika Sekretaris Kwon bertanya kenapa Robin tidak menjelaskan saja pada Ha Na bahwa Seo Jin yang menghapus pesan sms.
Robin khawatir Ha Na akan bertengkar dengan Seo Jin dan menolak membantunya. Ia bertanya apa yang akan terjadi pada Seo Jin nantinya, dan juga dirinya. Jika ia tidak memikirkan Seo Jin dan hanya memikirkan dirinya, maka ia tidak perlu khawatir Ha Na pergi dari rumah, kan? Toh Ha Na tidak marah padanya dan mereka bisa bertemu dengan bebas karena kesalahpahaman terselesaikan. Tapi Robin mengkhawatirkan Seo Jin, lebih dari dirinya sendiri.
Ternyata Seo Jin menyimpan perasaan bersalah karena ia berhasil lolos sementara Soo Hyun tidak. Peristiwa itu terjadi saat mereka berusia 9 tahun.
Lalu kenapa Robin baru muncul bertahun-tahun kemudian? Seo Jin selalu menyimpan perasaan bersalahnya. Dan ketika ia tidak mampu menanggungnya lagi, ia berusaha untuk bunuh diri. Tapi ia bahkan tidak punya keberanian untuk mati. Hal itu semakin memperparah perasaan bersalahnya.
Hingga terjadilah peristiwa Ha Na jatuh dari jembatan saat menyelamatkannya. Seo Jin tak sanggup lagi melihat orang lain mati karena dirinya. Saat itulah Robin muncul menggantikan Seo Jin.
Dalam kepribadian ganda, biasanya ada bagian ingatan dan perasaan masa lalu yang hanya diketahui oleh alter ego (kepribadian lain). Hanya Robin yang mengerti perasaan takut dan tak berdaya Seo Jin. Hanya Robin yang tahu perasaan Seo Jin yang sebenarnya.
Masih ingat kan Ahn pernah mengirim pesan pada seseorang ketika ia gagal menabrak Ha Na? Ahn tidak bekerja sendirian. Ada orang lain yang mendalangi hilangnya Dokter Kang. Bagi yang sudah menonton Episode 8, dilarang spoiler yaaaaa^^
Hmmm...Bingung harus suka sama siapa, Robin atau Seo Jin?
BalasHapusMakasih Mba Fanny....
hyun Bin lhaaaaa
Hapusdilarang spoiler.. karena tadi, barusan aja aku nonton yang episode 8 hahahha.....
BalasHapusaku lebih suka seo jin sm ha na...wkwkwkkwkw
BalasHapusmakasih fanny
suka bgt
BalasHapusmeski aku salah menduga bahwa otak dari kejahatan yang menimpa seo jin kecil adalah ayahnya,
BalasHapustapi mengetahui kalau ayahnya sama sekali tidak menghawatirkan seo jin yang diculik dan malah balik mengancam sang penjahat, membuatku merinding,
sebegitu sayangnya kepada harta dan uang dibanding anak sendiri....
maksudnya kejahatan yang dilakukan oleh ahn, yang ingin mencelakakan ha na juga
Hapusjadi inget juga sama ayahnya joong won di master sun, hmmm ayah-ayah ini ngegemesin banget sampe bikin anak mereka kayak gitu t.t
HapusMgkn robin muncul krna seo jin takut kl dia yg pegang tangan hana dia g bs tarik ky waktu kecil dia tarik so hyun mknya secara ga sengaja robin muncul krna kejadian nya sama2 mau jatuh dan butuh ditarik
BalasHapusKasihan liat seo jin yg selalu menekan perasaan nya bt dia keliatan kuat..kynya emang hana yg dibutuhkan bt seo jin menunjukan perasaan nya jd dirinya apa ada nya..tp kpn ya hana tau masalah yg dihadapi seo jin jd dia bener2 bs bantu
Kyknya untuk di awal hana suka nya sm robin tp lama kelamaan dia lbh suka sm seo jin.tp mana aja sbnrnya sama ya.hehe
Thx u mb fanny..you are the best..paling cpt kl post sinopsis nya..smgt..tgl tg mb mumu ni..tp kyknya dia msh sbk bikin kmhm dl..hehe..gpp ttp setia menanti ^^
Akuuu lebih suka seo jin mbak...hihihi...thx mbak fanny...
BalasHapusPnsaran eps slnjutnya ^_^
BalasHapussmgat mba fanny ^_^
Saya salut sama bak fanny, di sinop episode berapa yah? Kalo gak salah bak fanny pernah curiga dg karakter tae joo, gal mungkin kan dia gak ada motif lain? Dan waktu itu saya juga nebak2, jangan2 dibalim menghilangnya dr kang itu dissat Dr kang sendiri atau tae joo, coz berasa aneh aja ahn is pelaku berkeliaran dekat hana dan tae joo, kemungkinan benar gak yah? He he he...nebak2 ...trims bak fanny....
BalasHapusTernyata firts kissnya d episode 7,biasanya terjadi d episode 8
BalasHapusAku lebih suka Seo Jin hehe. Mksih mba Fany
BalasHapushehe, Robin emang so sweet ya
BalasHapusga jauh beda lah sama se gi di kmhm meski memang se gi tampak lebih mau menang sendiri wkwkwk
ow, healing drama sekarang bikin trenyuh aja
makasih ya mbak fanny ma mbak mumu XD
Seo Jin dan Robin org yg sama, jd suka dua2nya.. meskipunnnn, lebih suka HyunBin sih... yeahhhh...
BalasHapusKamsahamnida mb Fanny...
seo jin dan robiin,pilih seo jin ahh..biar gimana pun robin itu seo jin dan seo jin itu robin hahaha..makasi mba fan atas komentarnya dan berdoa moga sajaaa sy gk ketemu orng2 yg berpenyakit kaya ini,baukan apanya bingun,ngeri dan sedih. coba bayangkan klau kepribadian lain berbuat jahat ahh gk bisa dibayangkan. epsd 8 moga cepat di posting gk sabaaaar..chayyo
BalasHapusaq sih masih penasaran sm Tae Joo, masa dia muncul nya sedikit terus tiap eps. trus jga karakter ny masih biasa dan datar. Hooaa ntar kya Presdir Park Ro Sa ( Pinnochio) lagi... di awal manis nya minta ampun eeh makin akhir ternyata jahat nya minta ampun 😪
BalasHapusHadeuuhhh....mau donk jd Hana di episode ini....di cium sama robin....xixixixi....semangat ya mba Fanny dan mba Mumu....., request donk mba Mumu, kali ini buat HJM dulu baru KMHM...hehehe, tp keduanya tetep sy nanti sinopsnya sih.....ttp sy lbh menantikan senyumnya robin sih di bandingkan se gi......semangat mba Fanny n mba Mumu......hwaiting....hwaiting....
BalasHapusmmm, bantu jawab ya
Hapussaya bukan mbak mumu, tapi mungkin karena mbak mumu kebagian nulis sinop episode genap drama ini yang tayang di hari kamis,mbak mumu jadi bikin sinopsis episode ganjilnya kmhm dulu yang tayangnya hari rabu
kalo mbak mumu nulis sinopsis episode genap hyde jekyl and me dulu yang tayang hari kamis, mbak mumu sepertinya akan agak sulit untuk menyelesaikan sinopsis kmhm tepat waktu sebelum kmhm mulai episode baru lagi...
nanti reader lagi yang tanya-tanya kapan kmhmnya
mbak mumu so sweet kan? mbak mumu ngerti kok apa yang dilakukan^^
bahkan sampe partneran episode genapnya kmhm dengan mbak dee dramakoreansuperaddicted karena tau sulit nyesuain waktunya :P (padahal awalnya mbak mumu mau ngerecap kmhm sendiri)
jadi kamu juga pasti lebih ngerti kan? :)
oya, mbak mumu di blog sebelah ya? *tapi pesan ini kayaknya juga diliat mbak mumu deh hihihi
FIGHTING all >.<
Suka Seo Jin, krn dia kepribadian utama,,,pasti lebh memiliki kans yang lebih besar utk bersama Ha Na, Ya mba fanny setuju bgt Robin jelas lbh memilih menyelamatkan Seo Jin drpd hrs bela2in bersama Ha Na.
BalasHapusUsahanya mendekatkan SJ dan Ha Na sdh kentara ketika memindahkan Ha Na ke rmh Seo Jin....
I love them all.....plus mba fanny n mba mumu...hehe....
terimakasih sinopsis nya eonnie,.. daebak :)
BalasHapusSblm comment makasih dlu buat mbak fanny mbak mumu, (nybelin bru bsa bca skrg) bca sinop bkin qta lbh ngrti isi drama dan pesannya dbnding nnton doank...
BalasHapusSeo Jin :( bru liat crita yg lbh perih dbnding kelilipan kuah indomie :( pantes az Seo Jin sbgtu bnci ma papa nya...
Jd bner2 pnasaran ma drama ini, g sbar liat reaksi Ha Na klo mpe tau mreka brdua org yg sama dgn 2kpribadian, kyanya gmn dia g bkalan lbh syg ma Seo Jin..
Fighting trus mbak Fanny ma Mbak Mumu buat bkin sinop nya ^_^
salut buat mbak fanny dan mbak mumu,, setia me-recap drama, karena buat bikin sinopsis itu ga mudah :)
BalasHapussemangat mbak2 yang cuantik buat recap episode berikutnya :)
Kalau dari segi perasaan aku lebih suka robin.
BalasHapusKalau dari segi logika aku lebih suka seo jin.
Aku juga setuju sama mba kalau robin lebih suka seo jin daripada hana.
Tapi di eps kali ini kok aku rasa ada yg kurang yah (?).
Makasih yah mbak sinopsnya.
Salam kenal ^^
wahh.. makin penasaran sama ep berikutnya.. :)
BalasHapus