Seo Bom baru tahu kalau In Sang anak orang kaya setelah mereka tiba di depan rumah In Sang. Setahunya ayah In Sang seorang wiraswastawan dan In Sang ikut camp karena terpilih. In Sang beralasan waktu itu ia ingin membuat kesan baik pada Seo Bom.
Seorang wanita berpakaian rapi keluar dari rumah. Seo Bom mengira itu ibu In Sang tapi In Sang berkata itu adalah sekretaris ibunya. Seo Bom bengong.
Mereka turun dari taksi. Sekretaris Lee (sekretaris ibu In Sang) terkejut melihat putera majikannya bersama seorang gadis hamil tua malam-malam begini. Dengan gugup In Sang bertanya apakah keluarganya sudah tidur. Semua belum tidur.
In Sang ingin latihan dulu tapi Bom sudah kedinginan. In Sang menguatkan hatinya dan merangkul Bom, membimbingnya masuk ke dalam rumah. Bom tidak ingin In Sang merasa gugup. Aku tidak gugup, timpal In Sang. Dengan suara gemetar >,<
Keduanya berdiri di ambang pintu tengah. Tiba-tiba merasa mereka berada di dalam rumah hantu.
Ayah dan ibu In Sang sama sekali tidak menyangka apa yang akan mereka lihat saat Sekretaris Lee berkata In Sang ingin bicara dengan mereka. Mereka terpaku saat melihat In Sang bersama seorang gadis.
In Sang terus menunduk, tak sanggup melihat orangtuanya. Bom membungkukkan badan memberi hormat pada mereka.
“Ma-maaf sudah mengejutkan kalian… I-i-ini pacarku,” kata In Sang terbata-bata dan menangis sambil menunjuk Seo Bom.
“Apa?!”
“Pa-pacar,” jawab In Sang susah payah.
Seo Bom jauh lebih tenang dan menyebut namanya. Yi Ji mengenal nama Bom dan langsung berlari turun. Ahjumma Jung Sun dan ahjusshi Park (keduanya suami istri pelayan rumah In Sang) tak mau ketinggalan melihat peristiwa menghebohkan ini.
Dengan gugup In Sang menunjuk perut Seo Bom dan berkata itu adalah buah cintanya. Ayah dan ibu In Sang shock.
In Sang berusaha menjelaskan bahwa sudah sewajarnya orang yang saling mencintai memiliki anak. Bom menoleh. Penjelasan In Sang makin ngawur.
“Jika memiliki anak maka harus menikah. Maksudku adalah…Ayah, aku sangat menyukai Bom. Jadi aku memintanya tidur denganku sekali saja.”
Tuan Han (ayah In Sang) menyuruh In Sang menjelaskan kronologinya. In Sang berkata mereka bertemu pertama kali dalam kompetisi debat September tahun lalu. Lalu mereka berpacaran. Mereka mengkonfirmasi perasaan mereka pada acara camp bulan Maret dan sebagai bukti cinta….
Ayah dan ibu In Sang tak sabar mendengar penjelasan In Sang yang makin tak jelas. Seo Bom mengambil alih. Ia menjelaskan bahwa mereka berjanji tak saling bertemu hingga selesai ujian masuk kuliah.
“Sangat berat mengucapkan perpisahan, jadi….kami membuat kesalahan besar. Kami seharusnya menahan diri.”
In Sang membenarkan ia tidak bisa menahan diri. Bom berkata ia juga tak bisa menahan diri. Kaki Nyonya Han (ibu In Sang) langsung lemas.
Tapi belum sempat mereka memarahi keduanya, Bom tiba-tiba memegangi perutnya dan mengaduh. In Sang dengan panik bertanya apakah Bom mau ke kamar kecil. Bom berusaha duduk. Ia mengaduh-aduh semakin keras. Semua orang di rumah itu tertegun.
Bom berseru bahwa ketubannya pecah. Ahjumma dan Yi Ji langsung lari menghampiri Bom. Semua panik begitu ahjumma mengumumkan bahwa bayinya akan lahir. Ibu In Sang melorot ke lantai.
Tiba-tiba rumah besar itu tak sesunyi dan setenang biasanya. Ibu yang lemas dibawa ke kamar. Ayah tampak terguncang.
Nyonya Han masih tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dan lihat. Apakah yang tadi itu benar-benar puteranya?
Belum sempat ia menenangkan diri, Bom digotong masuk ke dalam kamarnya. Bom sempat-sempatnya meminta In Sang meng-googling cara melahirkan di rumah. Yi Ji langsung lari mengambil ponselnya.
Nyonya Han tak tahan dan menenangkan diri di kamar lain. Untuk menghindari kebisingan itu. Ia bahkan mengenakan sumbat telinga.
Bom memberi instruksi apa yang harus dilakukan. Kamar harus sedikit gelap. Memeriksa jarak waktu kontraksi. Ia mulai mengedan dan berteriak.
Ambulans tiba. Tapi Tuan Han mengambil kendali untuk mencegah “rahasia” ini bocor. Ia sengaja mengeraskan musik dan memberitahu petugas ambulan bahwa situasi darurat sudah berakhir. Petugas ambulan bingung dan bertanya apakah ibu hamil itu sudah melahirkan.
Ayah berusaha menjelaskan “di tengah suara musik klasik yang luar biasa keras” bahwa telah terjadi kesalahan. Tidak ada ibu hamil, hanya istrinya yang terkena aritmia. Ia berterima kasih atas kesigapan petugas ambulan dan tanpa sadar (otomatis kayanya) berkata bahwa ia akan menghubungi dan mengunjungi petugas ambulan. Mwahahaha…petugas ambulan bengong dan berkata Tuan Han tidak perlu melakukan itu. Ahjusshi menghalau mereka dengan halus.
Ayah bertanya apakah ahjumma pernah membantu kelahiran bayi. Tentu saja tidak. Ayah berkata mereka tidak bisa menelepon orang sembarangan karena alasan keamanan. Ahjumma mengerti. Ia yang harus membantu kelahiran bayi itu.
Bom tidak panik saat tahu ia harus melahirkan di rumah In Sang. Ahjumma, In Sang, dan Yi Ji membantunya. Bom meminta Yi Ji mencari Blog Ibu Ddolbae di internet. Karena isinya paling detil.
Sekretaris Kim (sekretaris ayah In Sang) menemukan ponsel In Sang di lantai karena ponsel itu bergetar. Ternyata ayah Bom yang menelepon. Tuan Han melarang Sekretaris Kim mengangkat telepon itu. Tapi ia tahu ayah Bom akan curiga dan bisa saja memperumit keadaan.
Karena itu ia menyuruh Sekretaris Kim mengirim pesan sms seakan-akan In Sang yang mengirimnya. Pesan itu berkata bahwa Bom tidur karena kelelahan dan orangtuanya mengijinkan Bom menginap. Tapi pesan itu begitu bertentangan dengan perasaannya saat ini hingga ia hampir saja mengambil samurainya.
Ibu Bom berharap Bom memang benar-benar tidur karena merasa nyaman di rumah calon mertuanya. Noo Ri berpendapat orangtua In Sang orang tua yang baik hingga mengirim pesan jelas seperti itu. Tapi menurut ayah, tata krama yang benar adalah orangtua In Sang meneleponnya langsung.
Yi Ji berlari ke ruang tengah dan berteriak seberapa rahim Bom sudah terbuka dan ia sudah melihat kepala sang bayi.
Nyonya Han membuka sumbat telinganya. Kepala, ujar Sekretaris Lee. Ibu tak habis pikir Bom melahirkan di kamarnya dan bukan di rumah sakit. Tuan Han menenangkan istrinya. Saat ini mereka hanya perlu menerima kenyataan bahwa In Sang membawa pulang gadis hamil yang hampir melahirkan. Itu saja.
Tapi ibu berteriak bahwa Bom bukan jenis gadis yang akan ditemui puteranya. Ia ragu itu adalah bayi In Sang. Ayah menegaskan hal itu akan mereka ketahui nanti. Saat ini mereka hanya melakukan perbuatan kemanusiaan bagi orang yang membutuhkan pertolongan.
Mengapa ayah sepertinya begitu berhati-hati? Karena secara hukum, In Sang adalah pihak yang bersalah. Ia menghamili seorang gadis di luar pernikahan. Karena itu mereka harus berhati-hati.
Ia menyuruh istrinya keluar dan mengendalikan diri. Ahjusshi memegang baki di luar kamar. Untuk apa itu, tanya ibu. Gunting steril dan penjepit. Ayah menekankan mereka harus melakukan yang terbaik secara etis dan secara hukum.
Bom tertidur karena kelelahan. In Sang panik. Tapi menurut blog yang Yi Ji baca, lebih baik untuk membiarkan Bom tidur sejenak.
Ibu masuk dalam keadaan tenang seperti itu. In Sang terharu melihat ibunya dan menangis penuh rasa terima kasih. Ibu memaksakan senyum dan berkata mereka harus melakukan tugas mereka sebagai sesama manusia.
Bom terbangun oleh rasa sakit yang kembali menderanya. Kamar itu pun kembali heboh. Bom meminta In Sang mendampinginya hingga bayi mereka lahir. In Sang berjanji tidak akan meninggalkan Bom. Ia akan melakukan apapun keinginan Bom.
“Aku hanya akan mencintaimu sampai hari di mana aku mati!!” serunya.
Nyonya Han tak tahan lagi melihatnya dan keluar dari kamar.
Ahjumma berkata tinggal dorongan terakhir.
“Seo Beom, fighting!!” teriak In Sang.
Pada episode 1, In Sang tadinya akan pergi bersama Min Jae dan Hyun Soo (anak dari teman-teman ibunya) ke klub, tapi tak jadi begitu ia mendapatkan alamat Bom. Dan sekarang Hyun Soo ditanyai ibunya mengenai In Sang. Hyun Soo berbohong bahwa In Sang sangat mabuk karena tertekan oleh orangtuanya. Ia berkata In Sang menangis dalam pelukannya.
Diam-diam Hyun Soo mengirim sms pada In Sang agar membuat cerita yang sama hingga mereka tidak dimarahi. Tapi pesan itu tentu saja dibaca oleh Sekretaris Kim dan Tuan Han yang memegang ponsel In Sang. Tuan Han memerintahkan Sekretaris Kim menahan ponsel In Sang untuk sementara dan menutup kejadian ini rapat-rapat dari siapapun.
Ibu Hyun Soo menelepon Nyonya Han dan menanyakan keadaan In Sang. Ibu berbohong In Sang pulang lebih pagi untuk belajar. Tiba-tiba terdengar teriakan Bom. Itu suara apa, tanya ibu Hyun Soo. Ibu Hyun Soo ini meski berteman dengan Nyonya Han tapi terlihat jelas ada persaingan di antara keduanya.
Nyonya Han berbohong lagi kalau itu suara dari televisi dan buru-buru pamit menutup telepon. Tuan Han menutup telinga mendengar teriakan Bom.
Suara tangis bayi terdengar di seluruh rumah. Yi Ji keluar dari kamar dan berseru bayinya laki-laki. Ahjusshi keluar dari dapur, tanpa sadar berkata: “Sela….” Cepat-cepat ia menutup mulutnya.
Tuan dan Nyonya Han shock mendengar tangis bayi. Dokter pribadi keluarga Han dipanggil untuk memeriksa keadaan Bom dan bayinya. Tentu saja dengan diwanti-wanti agar merahasiakan peristiwa ini.
In Sang terus menerus menangis di sisi Bom. Ia memuji Bom yang sudah berjuang keras. Bom berkata ia ingin menemui ibunya.
In Sang menanyakan ponselnya pada Sekretaris Kim agar bisa menghubungi keluarga Bom. Sekretaris Kim berbohong ia tidak melihatnya.
Selain meminta dokter merahasiakan peristiwa ini, Tuan Han juga meminta dokter diam-diam melakukan tes DNA pada bayii tersebut. Sekretaris Lee mendengar permintaan tersebut.
Dengan meminjam ponsel Ahjumma, Bom menelepon ibunya dan memberitahu kelahiran bayinya. Berbanding terbalik dengan reaksi orangtua In Sang, orangtua Bom berebut ingin tahu keadaan Bom dan cucu mereka. Bom berkata keluarga In Sang sangat membantunya dan baik terhadapnya.
Bom menangis dan meminta maaf karena sudah menyakiti ibunya. Ia terus menerus berpikir apakah ibunya juga semenderita itu saat melahirkannya.
In Sang menyuruh Bom mengundang orangtuanya datang. Bom ragu tapi ahjumma menyemangatinya. Bom berkata keluarga In Sang akan mengundang mereka setelah ia pulih. Ia juga memberitahu mereka kalau In Sang terus menerus mendampinginya. Mereka ingin bicara dengan In Sang.
Ibu memanggilnya In Sang tapi ayah membetulkan bahwa mereka harus memanggilnya menantu. Ibu menangis terharu dan berterima kasih pada In Sang.
In Sang memotret bayinya dan Bom. Mereka juga membuat foto keluarga mereka yang pertama. Aww….so sweet^^
Mereka mengirim foto-foto itu pada keluarga Bom. Keluarga Bom meleleh begitu melihatnya. Mereka tersenyum dan menangis bersama. Ibu menangisi penderitaan Bom selama ini dan mengungkapkan kekesalannya pada ayah karena ayah sempat malu dengan keadaan Bom. Tapi ayah tetap menganggap hal itu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan.
In Sang juga mengirim foto-foto itu ke ponselnya dan ibunya. Lalu ia mengembalikan ponsel itu pada ahjumma. Ahjumma menyimpan nomor ibu In Sang di ponselnya. Sementara ibu In Sang menyimpan nomor ahjumma yang dikiranya nomor orangtua In Sang.
Melihat ahjumma yang sangat keibuan, Bom berkata ahjumma pasti menyukai bayi. Ahjumma tersenyum dan berkata ia tidak memiliki anak tapi sempat mengurus keponakannya sebelum bekerja di rumah In Sang.
Apa Nyonya Han tergerak melihat foto cucunya? Ia malah memalingkan wajah dan tak sanggup menerima kalau sekarang ia seorang nenek.
Ahjumma, ahjusshi, dan Sekretaris Lee mengobrol di dapur, membicarakan dunia majikan mereka yang runtuh saat ini. Sekretaris Lee memberitahu mereka kalau Tuan Han melakukan tes DNA. Ahjumma berkata itu sia-sia saja. Mereka tertawa saat ahjusshi mengingatkan kalau tadi ia hampir saja mengucapkan selamat.
Nyonya Han menangis terisak-isak di kamarnya. Sementara Tuan Han akhirnya melampiaskan kemarahannya dengan memecahkan barang-barang di kantornya.
Keesokan harinya, para sekretaris di kantor tampaknya sudah mendengar kejadian tak terduga itu (banyak amat sekretarisnya^^). Sekretaris Min (yunior) mengaku pada Sekretaris Yang (senior) bahwa ia melakukan permintaan In Sang mencarikan alamat Bom.
Ayah dan ibu In Sang melanjutkan “damage control” mereka. Mereka melarang siapapun masuk rumah ini untuk sementara. Yi Ji diwanti-wanti untuk tutup mulut. Yi Ji sudah tahu itu, meski ia tampak senang karena untuk sementara kedua orangtuanya tidak akan mengawasinya.
Taktik ayah adalah “divide and rule”. Pisahkan dan kendalikan. Memisahkan In Sang dan Bom, Bom dan bayi, Bom dan orangtuanya. Itu sih mengisolasi Bom namanya.
Ayah berkata mereka harus membuat Bom merasa senyaman dan seaman mungkin hingga hasil tes DNA keluar. Meski berat, Ibu menyetujuinya. Ia akan mencari pengasuh bayi.
Bom sedang sarapan di tempat tidur dengan lahap ketika ahjumma masuk membangunkan In Sang yang tidur di dekat kaki Bom. Ahjumma memberitahu In Sang bahwa ayahnya memanggilnya.
Ahjumma membawakan pakaian ganti untuk Bom yang adalah pakaiannya. Ia menasihati bahwa Bom harus merasa nyaman agar bisa pulih dengan cepat. Bom tersenyum penuh rasa terima kasih dan berkata ia tidak apa-apa.
Dengan takut-takut In Sang menemui ayahnya. Ia sudah siap untuk dimarahi tapi anehnya ayahnya malah tersenyum. Ia berkata ia memang terkejut tapi ia percaya pada In Sang. Selama In Sang tidak lupa asal usul keluarganya, maka semuanya baik-baik saja.
In Sang bertanya apakah ayahnya sudah melihat bayinya. Ayahnya berkata bayi itu akan diasuh ahjumma jadi In Sang tidak perlu khawatir. In Sang harus pergi ke sekolah.
In Sang tidak mau pergi. Ia berkata ia bisa memberikan alasannya pada sekolah dan sekolah akan memaklumi. Ia tidak tahu bahwa justru hal itu yang dihindari ayahnya. Ayahnya tidak mau ada yang tahu peristiwa ini. Tuan Han menegaskan bahwa In Sang harus melakukan kewajibannya.
In Sang menurut. Sebelum pergi, ia diam-diam masuk ke kamar melihat bayinya dan Bom. Pelan-pelan ia mengecup bayinya. Bom terbangun dan melihat In Sang mengenakan seragam.
Bom bertanya apakah orangtua In Sang akan melihat bayi mereka. In Sang menenangkan bahwa mereka nanti akan melihatnya. Bom mengungkapkan peraasaannya bahwa orang tua In Sang sepertinya tidak begitu menerimanya.
In Sang berkata yang terpenting ia menerima Bom. Bom bertanya apakah mungkin orangtua In Sang mencurigainya. In Sang menepis kekhawatiran Bom. Ia mengecum kening Bom dan bayi mereka, lalu pergi.
Setelah In Sang dan Yi Ji pergi, Nyonya Han memerintahkan ahjusshi dan ahjumma untuk mengeluarkan barang-barang In Sang dari kamarnya dan mengirimnya ke kamar belajar (apartemen terpisah yang digunakan khusus untuk mempersiapkan In Sang ujian). Bom dipindah ke kamar In Sang dan bayinya ditempatkan di kamar tamu. Divide and rule.
Ahjuuma tidak setuju karena bayi itu masih membutuhkan ASI. Bom bercerita padanya kalau ia sudah banyak berlatih untuk memberikan ASI. Ahjusshi Park menyikut istrinya agar tak banyak bicara. Dengan wajah tak suka, Nyonya Han berkata dulu anak-anaknya juga diasuh pengasuh.
Setelah menurunkan Yi Ji di depan sekolahnya, In Sang kembali menanyakan ponselnya pada Sekretaris Kim. Tapi Sekretaris Kim pura-pura tidak tahu. Mereka tiba di sekolah In Sang tapi mobil tidak berhenti melainkan melewatinya begitu saja.
In Sang baru menyadari ada yang salah. Sekretaris Kim berkata Tuan Han hendak menunjukkan sesuatu pada In Sang.
Di kantor, Tuan Han mendengar keluhan dari salah seorang pegawainya yang akan melahirkan. Pegawai itu mengeluh calon pengasuh yang tadinya akan mengasuh bayinya tiba-tiba mengundurkan diri. Padahal ia sudah menggunakan semua koneksinya untuk mendapatkan pengasuh itu. Tuan Han tentu saja bisa menebak ke mana pengasuh itu pergi.
Sekretaris Yang dan Sekretaris Min juga menggosipkan masalah pengasuh itu dan mengenai In Sang. Mereka menggunakan bahasa Jepang agar tidak ada yang mengerti pembicaraan mereka.
In Sang dibawa ke apartemen belajarnya. Gurunya lebih tepat disebut guru meditasi karena ia berkata ia hanya mengembangkan pinggul muridnya agar tahan duduk 14 jam sehari menatap sebuah titik. Menurutnya hal itu akan mengosongkan pikiran seseorang hingga semua pelajaran dari buku bisa masuk ke otaknya. Seperti scanner. Ia menyebutnya metode ingatan kamera (er…ingatan fotografik kali ya?).
Tapi In Sang sama sekali tidak fokus. Ia bertanya apakah ia akan tinggal di sini. Ia tidak bisa melakukannya karena ia memiliki pacar dan bayi.
“Kalau begitu mengapa kau membentuk keluarga pada usia semuda ini?” tegur Sekretaris Kim.
Gurunya berkata anggap saja In Sang sedang pergi meninggalkan istri dan anak untuk menjadi biksu. In Sang ingin meminjam ponsel Sekretaris Kim tapi Sekretaris Kim tidak memberikannya. In Sang menyadari ia dikurung di tempat ini dan dipisahkan dari keluarga barunya.
Teman-teman Nyonya Han mengkhawatirkan Nyonya Han yang tidak ikut kumpul dengan mereka. Daripada khawatir, mereka terlihat lebih merasa penasaran. Young Ra (ibu Hyun Soo) mendapat ide agar mereka memiliki alasan mengunjungi Nyonya Han.
Ia mengeluarkan jimat Nyonya Han. Mereka bisa ke sana pura-pura hendak mengembalikan jimat itu.
Pengasuh sudah tiba di rumah keluarga Han dan mengatur semua perlengkapan bayi di kamar tamu. Nyonya Han nampak tidak terlalu peduli. Tapi ketika pengasuh menyuruh agar mereka memasukkan bayi ke kamar karena temperaturnya 22 derajat, ia bertanya apakah tidak terlalu dingin. Pengasuh itu meyakinkan bahwa itu temperatur yang tepat.
Bom sedang mencoba menyusui bayinya saat Sekretaris Lee mengetuk pintu. Sekretaris Lee berkata kamar ini harus dibersihkan. Ia masuk bersama pengasuh. Pengasuh itu langsung menggendong bayi Bom dan membawanya keluar. Ia hanya berkata ia seorang pengasuh profesional.
Sementara Bom dibimbing oleh Sekretaris Lee ke kamar In Sang. Ia sempat berpapasan dengan Ahjumma. Ahjumma menoleh dan tersenyum menenangkan pada Bom. Tapi setelahnya ia menghela nafas prihatin.
Sekretaris Lee memberitahu Bom bahwa untuk sementara ia akan tinggal di kamar ini karena tidak mungkin ia terus tidur di kamar Nyonya Han. Bom tidak masalah ia tidur di mana. Ia bertanya apakah bayinya tinggal di kamar ini juga? Sekretaris Lee berkata ia tidak yakin mengenal hal itu. Setelah In Sang, Bom masuk ke dalam kurungannnya.
Ahjumma membersihkan kamar Nyonya Han. Nyonya Han tampak jijik dan menyuruh ahjumma membersihkan hingga seluruh celah dan sudut. Duh, padahal wangi bayi tuh wangi paling enak sedunia^^
Pengasuh memberi susu botol pada bayi Bom. Ia berkata bayi itu sangat sehat, pasti dirawat dengan sangat baik dalam rahim. Ia bertanya apakah Nyonya Han akan memperbolehkan bayi itu diberi ASI. Nyonya Han tampak merasa tak nyaman. Ia berkata ia belum tahu.
Pengasuh menganjurkan agar bayi itu segera diberi nama. Sangat baik untuk sering memanggil namanya.
Tanpa diduga, Nyonya Han kedatangan tamu. Ia adalah Madam Hong, mak comblang kalangan elit. Nyonya Han berpikir cepat dan memutuskan membawa Madam Hong ke kamar Yi Ji untuk menghindari tangis bayi.
Madam Hong memperlihatkan album foto para gadis yang bisa menjadi calon istri In Sang. Tiba-tiba samar-samar terdengar suara tangis bayi. Nyonya Han berusaha meyakinkan Madam Hong bahwa itu suara kucing jalanan. Tapi Madam Hong terlihat curiga.
Bom juga mendengar suara tangis bayinya dan hendak keluar dari kamar. Tapi Nyonya Han mendorongnya kembali masuk ke dalam kamar.
Dengan tersenyum ia menenangkan Bom bahwa bayinya ditangai pengasuh profesional terbaik. Bom berkata dengan sopan bahwa ia mungkin saja bisa lebih baik dari pengasuh itu karena ia sudah belajar banyak saat mengikuti kelas ibu hamil.
Nyonya Han berkata pengalaman adalah hal yang penting dalam merawat bayi. Dan Bom tidak memiliki pengalaman.
“Apa Nyonya mungkin sedang menghukum saya? Saya tahu saya melakukan hal buruk,” tanya Bom.
“Apa yang kaukatakan? Siapa kami hingga bisa menghukummu? Kau adalah puteri kebanggaan jika bukan karena ini,” kata Nyonya Han dengan lembut.
Bom berkata Nyonya Han tidak menyukainya. Nyonya Han menyangkal. Ia berkata ia tidak memiliki prasangka apapun. Bom tersenyum lega dan berterimakasih.
“Tapi saya akan mengurus bayi saya. Saya sudah berusaha keras untuk itu. Saya ingin menjadi ibu yang baik jadi saya berbicara banyak dengannya. Terlebih dari itu, saya membuat bayi ini bersama In Sang jadi sulit bagi saya menyalahkan In Sang. Saya tidak ingin bayi kami menganggap buruk ayahnya.”
“Beraninya kau menentang setiap kata-kataku,” gumam Nyonya Han. Ketenangkannya hilang sudah. “Apa kau tidak punya rasa malu? Apa kau tidak tahu apa yang kauperbuat? Apakah ini tempat yang berani kaumasukki? “
Sekretaris Lee masuk ke dalam kamar dan membekap mulut Nyonya Han. Mengingatkannya bahwa semua orang bisa mendengar kata-kata Nyonya Han. Nyonya Han berusaha menenangkan diri.
“Aku akan mengatasi rasa malu itu,” jawab Bom.
Nyonya Han kembali berontak.
Komentar:
Hamil sebelum menikah adalah masalah besar dan memalukan bagi keluarga. Lebih penting dari itu adalah tentu saja menyalahi ajaran agama. Karena itu meski aku menyukai In Sang dan Bom, bukan berarti aku menyetujui kesalahan yang sudah mereka perbuat.
Kesalahan sudah dilakukan, dan apa yang terjadi selanjutnya yang menjadi cerita dalam drama ini. Bagaimanapun juga bayi mereka tidak bersalah dan berhak untuk hidup bersama orangtuanya.
Meski In Sang terlihat kikuk, polos, bingung, dan lemah, tapi ada hal-hal baik dalam dirinya. Dan mungkin itu juga yang dilihat Bom dari In Sang.
Begitu tahu Bom hamil, ia langsung percaya bahwa bayi itu bayinya. Ia sama sekali tidak meragukan Bom. Bahkan ia berani untuk bertanggungjawab. Dan siapa sangka ia berani untuk mendampingi Bom melahirkan? Ia mendukung Bom dengan sepenuh hati dan menyayanginya. Menyayangi bayi mereka. Menyayangi keluarga yang baru mereka bentuk.
Ia juga berani menghadapi ayahnya tanpa kehilangan rasa hormat. Ia tetap putera ayahnya. Ia tahu ia sudah mengecewakan ayahnya karena itu ia tetap berusaha memenuhi keinginan ayahnya.
Hanya saja, sepertinya In Sang terlalu polos untuk mengetahui perasaan kedua orangtuanya. Ia terlalu polos untuk mengerti bahwa akibat perbuatannya bukan hanya bayinya, tapi juga masa depannya yang sudah dirancang orangtuanya. Ia sepertinya belum memikirkan bahwa memiliki keluarga bukan hanya mendampingi mereka tapi juga menghidupi mereka dan melindungi mereka.
Di sisi lain, Bom jauh lebih peka dan mengerti daripada In Sang. Ia sudah tahu orangtua In Sang tidak menerimanya begitu saja. Tapi ia tidak menunjukkan kepanikan ketika bayinya dibawa. Ia juga tetap menjawab ibu In Sang dengan sopan namun tetap berpendirian.
Di samping Bom dan In Sang, aku juga menyukai para pelayan di rumah In Sang. Tampaknya mereka mengasihani Bom dan In Sang.
Drama ini berhasil menyindir kaum elit yang diwakili oleh Tuan dan Nyonya Han. Mereka merasa mereka memiliki keluarga yang sempurna dan terhormat. Tapi mereka tidak tahu bahwa pegawai mereka sendiri menertawakan mereka. Seberapa lama mereka bisa menyembunyikan bayi tanpa diketahui siapapun? Dugaanku adalah mereka akan mengatakan bahwa bayi itu adalah bayi ahjumma, mengingat ahjumma tidak memiliki anak.
daebak .
BalasHapusSetuju mbak fany. Seks sebelum nikah melanggar larangan agama, juga adat ketimuran dan budaya bangsa.
BalasHapusJadi, kalau pun ada pelajaran yg diambil dr drama ini, utamanya no free sex dan bagaimana bertanggung jawab atas pilihan hidup yg telah diambil.
hwaaaa...ini sich bukan black comedy karena sukses bikin aq mewek2 :'(
BalasHapusMbak fanny recap nya full donk..seru bgt nih ceritanya..pleasa
BalasHapusZhe
mian, aku ngga sanggup kalo full recap. Episodenya terlalu panjang dan aku hanya sendirian membuatnya^^
Hapusceritanya bagus mba..drama ini harus di tonton anak2 remaja ,agar mereka tau hamil di usia muda dan menikah di usia muda itu sangat susah..orang korea masi punya adat timur yaa..sama halnya dgn qita disini,hamil diluar nikah bisa dirajam dan bisa dibuang sama masyarakat
BalasHapusdari awal udh jtuh hati sma drama inii, dn mkin ksni rsany jdi mkin jatuh hati ♥♥adegan in sang wktu memperkenalkan bom ke orng tuanya lucu bgt, lee joon bner2 klihatan cupu dn ktakutan bgt... aktingnya bner2 daebak lha pokoknya, mkanya jdi mkin jatuh hati ♥♡ bwt mbak fanny smngat trs ea mbak bwt bkin sinopsis drama inii, mengingat nee drama episodenya lmyan bnyak... hehehe fighting mbak fanny
BalasHapussigh, that's from mom right? thank you so much mbak fanny, we love you^^
BalasHapusWahhh makin seru ceritanya...padahal baru episode dua
BalasHapusmksh ya mba....lanjutkan samapi akhr ya ...semangat
harusnya bom melahirkan di rumh ortunya aja..jgn diajak ke rumah ortu in Sang.. kasihan ibu dan bayinya..gak bs dpt dan ngasih asi...huauahua
BalasHapussetting drama ini bener-bener dark. dark literally.. >< gak ada nuansa hepi sama sekali kayaknya. backsound yng lucu kata mbak fanny, nambah ke-dark-an drama ini.
BalasHapusiya...kadang sampe harus fokus banget biar keliatan mereka lagi ngapain hahaha XD rumahnya besar tapi suram banget.
HapusFighting Seo Bom 😄
BalasHapusIn Sang... cepatlah dewasa, hehee. walaupun dia anak yg bertanggung jawab tapi aku lihat dia masih sangat lugu
Hamil sebelum menikah, sudah pasti tindakan yang salah langkah
BalasHapus¤Seo Bom , di tunggu y gimana tindakan kamu selanjutna, untuk menghandle masalah yg kamu hadapi sekarang... ^^
¤mbak fanny,makasih
wihhh bakalan seru nih drama. baru dua episode tapi udah bikin aku jatuh cinta. fighting mbak fanny..
BalasHapusceritanya bagus seru ada sedihnya ada lucunya..pemainnya juga bagus bagus tapi settingannya suram gambar nya jadi Ga jelas
BalasHapusAkhirnya,, aku bisa baca juga.. karena sibuk sma sekolahan, aku baru bisa baca... :) fighting
BalasHapus