Bom dilarang melihat bayinya di luar jadwal menyusui. Sementara ibu mertuanya dengan leluasa melihat Jin Young.
Meski sedih dan merasa tak berdaya, Bom tak mau membuat ibunya khawatir. Ia memberitahu ibunya kalau ibu mertuanya pasti sangat menyukai Jin Young hingga lebih sering ke kamar bayi daripada dirinya.
Bukan hanya Bom yang ingin melihat Jin Young. Ayah dan ibu Bom, serta Noo Ri juga sangat ingin melihat Bom dan Jin Young. Mereka hanya bisa terus menerus memandang foto Jin Young yang tertempel di seluruh rumah.
Namun akhirnya penantian mereka berakhir. Sekretaris Lee menelepon mereka dan menyampaikan undangan dari keluarga Han untuk sarapan bersama. Ibu heran mengapa bukan ibu In Sang sendiri yang meneleponnya. Ia pikir ibu In Sang masih marah karena ia membuat keributan di rumah keluarga Han tempo hari.
Sekretaris Lee beralasan Tuan dan Nyonya Han belum memberikan perkenalan resmi jadi lebih baik disampaikan melalui orang lain. Ibu sebenarnya kesal tapi ia tak kuasa menolak kesempatan untuk bertemu puterinya dan cucunya.
Setelah menerima undangan yang sebenarnya dinantikan itu, ibu malah bingung harus mengenakan pakaian apa ke acara tersebut. Dan memang itu tujuan Nyonya Han. Saat keluarga Bom datang, mereka akan menyadari perbedaan status mereka. Dan yang paling ia inginkan adalah keluarga Bom tidak mengatakan pada orang lain kalau mereka berbesan dengan Hansong.
Bom menunggu hingga waktu istirahat In Sang. In Sang juga ingin menemui Jin Young dan Bom memberitahunya soal peraturan baru itu.
Tepat pada saat itu Nyonya Han menghampiri mereka. Bom menyikut In Sang dan mengingatkannya untuk bicara baik-baik. In Sang bertanya mengapa mereka tidak diijinkan sering melihat Jin Young.
Nyonya Han berkata Jin Young harus diajari kebiasaan baik. Itu adalah aset seumur hidup. In Sang berkata seharusnya hal tersebut didiskusikan dahulu dengan mereka. Mereka orangtua yang menyandang hak asuh Jin Young, kan? Bom berharap ibu mertuanya juga menghormati pendapat mereka.
Nyonya Han mengingatkan bahwa mereka masih di bawah umur. In Sang dan Bom terkejut. Mereka harus mengikuti jadwal selama setahun? Itu terlalu lama. Sampai kalian menunaikan kewajiban kalian, jawab Nyonya Han tegas.
Bom berusaha menanggapi dengan positif. Pengasuh akan merawat Jin Young mereka dengan baik. Tapi meski ia merasa seharusnya bersyukur, ia tetap merasa kecewa. Ibu-ibu seusianya banjir air mata karena membesarkan anak mereka dengan susah payah. Ia tidak melalui semua itu dan seharusnya merasa berterima kasih. Tapi ia merasa sedih.
In Sang terlihat lebih kesal dari Bom. Ia merasa orangtuanya mengabaikan hak mereka. Bom heran karena baru kali ini ia melihat In Sang begitu marah pada orangtuanya.
Guru In Sang menemui mereka dan mengingatkan waktu istirahat In Sang sudah habis. In Sang meliriknya dengan tajam. Bom berusaha menenangkan suaminya. Dengan berat hati In Sang kembali ke kandangnya.
Ia bertanya pada gurunya apakah orangtua di bawah umur bisa mengajukan tuntutan hak asuh. Gurunya bertanya memangnya siapa yang sudah mengambil bayi In Sang hingga harus dituntut. In Sang curhat orangtuanya mengabaikan hak mereka sepenuhnya dalam mengurus bayi mereka.
Guru In Sang mengajar bahwa anak di bawah umur tidak bisa mengajukan tuntutan hukum. Pihak yang memiliki lingkungan lebih layak untuk membesarkan anak akan memenangkan hak asuh. Apa sekarang In Sang sudah mengerti jawabannya? In Sang mengerti.
Nyonya Han curhat pada Jae Won bahwa menantu di bawah umur adalah sebuah bencana. Lebih mengerikan dari wabah cacar dan bencana alam. Jae Won menyarankan agar Nyonya Han mendekati menantunya. Bukankah Nyonya Han sendiri mengakui kalau Bom seorang gadis yang cerdas dan banyak akal? Nyonya Han tidak menyukai saran tersebut.
Ia berterima kasih pada Jae Won karena sudah mendengar curhatnya padahal ia sudah mau meledak. Kenapa kau tidak meledak saja, tanya Jae Won. Maksudnya meluapkan perasaan yang tertimbun di hati. Tapi Nyonya Han berkata ia tidak melakukan hal seperti itu.
Di pintu ia berpapasan dengan Young Ra yang baru tiba. Young Ra meminta Nyonya Han duduk lebih lama. Ia pura-pura bersimpati dengan mengatakan bahwa Nyonya Han akan lebih tertekan bila tinggal di rumah karena memiliki besan yang suka berhutang.
Maka meledaklah Nyonya Han. Ia memarahi Young Ra dan berkata ia benci dengan sikap Young Ra yang seperti ini. Young Ra selalu tidak senang melihat keberhasilan orang lain dan menikmati ketidakberuntungan orang lain. Ia pergi dengan kesal.
Mantan Perdana Menteri (yang baru lengser dan menerima tawaran menjadi penasihat Hansong) melihat-lihat kantor barunya di Hansong dan bertemu dengan Tuan Han. Tuan Han mengajak eks-PM ke kantornya yang kecil. Eks-PM terkesan karena kantor pemilik Hansong begitu sederhana.
Tuan Han berkata semua pengacara di Hansong menggunakan kantor yang berukuran sama. Eks-PM memuji bahwa itulah kelebihan Tuan Han. Noblesse oblige (ungkapan Prancis). Bangsawan yang bertanggungjawab.
Tuan Han merendah bahwa jaman sekarang tidak ada kelas bangsawan. Semua adalah warga negara.
Tapi diam-diam Tuan Han memberitahu Sekretaris Min agar tidak ada dokumen rahasia yang pergi ke kantor eks-PM. Hmmm..berarti kedudukan penasihat Hansong hanyalah kedudukan kosong yang tak ada artinya, demi menjaga koneksi dengan eks-PM.
Sekretaris Yang sudah menduga langkah Tuan Han ini. Ia menyarankan Sekretaris Min untuk membuat laporan tersendiri mengenai keluarga Bom. Bagaimanapun sekarang mereka adalah kerabat. Dalam arti lain, mereka adalah orang-orang yang harus dikendalikan.
Eks-PM memberi saran pada Tuan Han bagaimana cara mengalihkan isu yang menimpa PM baru, yaitu dengan mengalihkannya ke isu penggelapan sebuah perusahaan besar. Tuan Han langsung memuji-muji eks-PM (padahal ia sejak awal sudah menebak eks-PM akan menyarankan hal ini) dan berkata ia sangat terbantu.
Bukan itu saja, Tuan Han ternyata memiliki koneksi juga dengan Presdir perusahaan besar itu, dan menyarankan agar Presdir itu pura-pura masuk rumah sakit demi menghindari kehebohan media yang akan ditimbulkan. Tuan Han ini benar-benar ahli mengendalikan situasi ya….
Sekretaris Min diam-diam mengawasi Noo Ri yang bekerja paruh waktu di sebuah kedai. Ia tidak bisa memungkiri ada perasaan bersalah dengan melakukan ini. Bagaimanapun keluarga Bom hanyalah orang biasa yang menjalankan kehidupan sehari-hari mereka.
Tapi Sekretaris Yang mengingatkan bahwa masalah selalu bisa timbul kapan saja dan pada siapa saja.
Di rumah, Tuan Han dan Nyonya Han membahas rencana pertemuan mereka dengan orangtua Bom. Nyonya Han ragu orangtua Bom akan menolak niat baik mereka. Mereka bahkan menolakn uang kesepakatan mereka. Tuan Han berkata mereka harus meyakinkan orangtua Bom.
Nyonya Han berkata Tuan Han belum tahu betapa menakutkannya ibu Bom. Ia berharap Jin Young tidak mewarisi DNA keluarga Bom. Tidak akan, kata Tuan Han yakin.
Tengah malam, Tuan Han mengendap-endap keluar kamar setelah memastikan istrinya sudah tidur.
In Sang juga mengendap-endap hendak ke kamar bayi begitu melihat pengasuh pergi tidur. Tapi ia segera berbalik dan bersembunyi begitu melihat ayahnya.
Tuan Han tidak tahu In Sang memergokinya. Ia mengendap-endap masuk ke kamar bayi. Wah kakek kangen cucu rupanya^^
Tuan Han menggendong Jin Young dan menimangnya ketika tiba-tiba pintu terbuka. Ia terpaku. Ia berkata In Sang harus mematuhi jadwal. Memangnya In Sang memiliki waktu untuk bermain bersama bayinya? In Sang dengan tenang berkata ayahnya menggendong Jin Young dengan cara yang salah. Keduanya bubar karena pengasuh memergoki mereka. Dan kembali ke kamar masing-masing tanpa mengucapkan apapun.
In Sang semakin kesal ketika mendengar dari ahjumma bahwa orangtuanya mengundang orangtua Bom. Bukan karena mereka mengundang orangtua Bom, tapi karena orangtuanya tidak membicarakannya lebih dulu dengan mereka.
Noo Ri mengirim pesan pada Bom bahwa ia ingin ikut tapi khawatir dianggap tak sopan. In Sang menyuruh Bom memberitahu Noo Ri bahwa Noo Ri boleh datang. Bom menduga In Sang sedang bersikap memberontak saat ini dan melakukan apapun demi membuat kesal orangtuanya. In Sang menyangkalnya.
Bom menelepon Noo Ri dan memberitahunya kalau In Sang ingin ia ikut. Noo Ri sangat senang. Ia ingin melihat Bom dan keponakannya. Itu bukan perbuatan tak sopan, kan?
Ayah dan ibu Bom tidak bisa tidur memikirkan undangan tersebut. Mereka merasa harus membawa sesuatu tapi apa yang bisa mereka bawa pada orang yang sudah memiliki segalanya. Ayah menyarankan agar mereka memberi semampu mereka dengan ketulusan hati.
Ibu akhirnya memutuskan untuk memberi sejenis arak herbal. Ayah merasa orangtua In Sang tidak akan minum minuman seperti itu. Sedikitnya arak itu harus berusia 30 tahun agar bisa dianggap layak untuk dihadiahkan. Pada akhirnya ia membiarkan ibu yang memutuskan.
Noo Ri memberitahu ibunya bahwa Bom menyuruhnya datang. Tapi insting ibu mengatakan ada sesuatu di balik niat Noo Ri untuk ikut. Apa Noo Ri ingin meminta bantuan ayah In Sang?
Ternyata benar. Noo Ri ingin meminta ayah In Sang membantunya mendapatkan pekerjaan. Ibu marah. Mereka tidak boleh memanfaatkan koneksi mereka seperti itu. Mereka tidak boleh seperti orang lain. Mereka harus memastikan Bom hidup dengan tenang di rumah mertuanya.
Pagi-pagi sekali Bom sudah bersiap menanti kedatangan orangtuanya. Nyonya Han menyuruhnya mengenakan pakaian yang cantik untuk menyambut mereka. Bom merasa ia sudah mengenakan pakaian yang cantik. Tapi Nyonya Han tidak mau dibantah.
Sementara ayah Bom membuat sesuatu di tempat kerjanya. Ia membuat stempel untuk cucunya sebagai hadiah. Ibu sudah siap namun ia tidak terlihat gembira. Ia melarang Noo Ri ikut.
Sekretaris Lee membantu Bom berpakaian dengan pakaian yang lebih formal. Ia juga memberitahu protokol penyambutan orangtua Bom. In Sang dan Bom harus menyambut mereka di pintu. Lalu mereka menunggu di ruang tamu sebentar. Orangtua In Sang akan menemui mereka bersama Yi Ji dengan diantar Sekretaris Lee.
Bom merasa itu terlalu berlebihan. Orangtuanya akan kaget. Sekretaris Lee berkata begitulah cara menyambut tamu kehormatan.
Sekretaris Kim melaporkan pada Tuan Han bahwa ayah dan paman Bom sudah 7 kali berkumpul dengan teman-teman mereka dan menraktir mereka minum untuk merayakan adanya hubungan spesial dengan Hansong. Tuan Han tidak merasa heran karena semua orang akan melakukan hal yang sama. Tambahan lagi, ada satu kerabat yang meminta bantuan ayah Bom untuk sebuah kasus hukum.
Tuan Han menanyakan soal Noo Ri. Sekretaris Kim melaporkan bahwa Noo Ri berkali-kali gagal mendapatkan pekerjaan sebagai pembaca berita. Tuan Han menyuruh Sekretaris Kim memasukkan hal tersebut dalam perencanaan.
Dalam jadwal acara, Nyonya Han sedianya mengantar besannya melihat bayi. Tapi Nyonya Han berkata ia tidak mau berduaan dengan ibu Bom. Ia takut.
Bom dan In Sang kecewa mendengar Noo Ri tidak jadi ikut. Tiba-tiba In Sang memeluk Bom.
“Aku akan memberimu pelukan di awal. Meski ada yang membuatmu sedih, jangan terluka.”
“Terima kasih,” Bom balas memeluk In Sang.
Orangtua Bom tiba di depan rumah In Sang. Wuih…masih gelap lho…apa jam 8 pagi di sana kaya subuh di sini ya? Matahari aja belum muncul.
Bom dan In Sang menyambut mereka di pintu. Ayah tersenyum dan mengusap bahu mereka. Ibu memeluk mereka dengan hangat.
Mereka di antara ke rumah tamu. Bom memperkenalkan ahjumma yang telah membantunya selama ini.
Akhirnya tuan rumah menemui mereka. Tuan dan Nyonya Han menyambut mereka dengan ramah. Nyonya Han bahkan menyalami ibu Bom. Setelah memperkenalkan Yi Ji, Tuan Han mengusulkan agar mereka melihat Jin Young.
Nyonya Han tidak nampak senang saat mengetahui suaminya mencarikan pekerjaan untuk kakak Bom. Dan tampaknya bukan hanya itu “bantuan” yang akan diberikan Tuan Han pada keluarga Bom.
Bom dan In Sang mengantar orangtua mereka ke kamar bayi. Ayah Bom gugup karena Jin Young langsung menangis begitu digendong olehnya. Wah, kalau Tuan Han tahu pasti sudah jadi bahan olokan nih >,<
Untunglah Jin Young langsung tenang begitu digendong neneknya. Ibu Bom agak khawatir karena Jin Young selalu digendong pengasuh, apalagi In Sang memberitahu mereka kalau mereka tidak memiliki waktu untuk bermain bersama Jin Young. Bom menenangkan ibunya bahwa pengasuh Jin Young adalah yang terbaik.
Ibu heran mengapa mereka belum juga sarapan. Bom berkata waktu sarapan adalah pukul 8.20 tepat. Tradisi keluarga.
In Sang menemui ayahnya dan meminta ayahnya meminta maaf pada orangtua Bom atas penawaran ganti rugi yang pernah mereka ajukan. Ia ingin ayahnya meminta maaf dengan tulus dan bergaul dengan mereka. Ayah menegaskan bahwa hal itu tidak bisa dipaksakan. Mereka memiliki perbedaan budaya.
Ayah Bom tersesat mencari kamar bayi setelah dari kamar kecil. Ia berusaha mencari jalan ke kamar bayi. Dan mencoba membuka beberapa pintu. Duh, harusnya ketuk pintu dulu sebelum buka….pasti jadi masalah deh…
Benar saja. Ia berdiri di depan sebuah pintu dan melongokkan kepala. Tiba-tiba pintu dibuka dari dalam oleh Nyonya Han. Nyonya Han berteriak histeris. Semua orang berlari ke sana.
Ayah meminta maaf. Nyonya Han tampak panik dan berkata “Bukan aku!”. Tuan Han bingung dengan kata-kata istrinya. Nyonya Han buru-buru mengatakan ia baik-baik saja.
Ayah menjelaskan bahwa ia tersesat. Tuan Han tertawa mencoba meredakan ketegangan. Ia berkata ini adalah hal yang menceriakan.
“Walau aku merasa kasihan padamu,” katanya pada istrinya. Ia berkata hal seperti ini sering terjadi karena rumah ini besar.
Tuan Han menyuruh In Sang membawa mertuanya ke tempat sarapan. Ia akan menenangkan istrinya lebih dulu.
Begitu semua orang keluar, Tuan Han menegur istrinya karena sudah membuat kehebohan.
Nyonya Han membela diri bahwa ia juga manusia. Ia takut ayah Bom mengenali suaranya (waktu Nyonya Han berbohong kalau rumah ini bukanlah rumah In Sang). Apalagi wajah ayah Bom muncul tiba-tiba di hadapannya.
Tuan Han berkata mereka tidak punya hubungan emosional dengan orangtua Bom. Mereka tidak berbagi kebahagiaan, kemarahan, cinta dengan orangtua Bom. Untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka harus menciptakan mood yang tepat. Bukankah itu adalah inti dari formalitas?
Nyonya Han mengerti. Ia akan mengendalikan diri. Tuan Han berkata mereka harus memastikan orangtua Bom tidak memberi pengaruh negatif pada In Sang. Mereka harus memberi orangtua Bom peringatan jelas dan membuat mereka menerima tawarannya. Tuan Han membantu istrinya menarik nafas panjang.
Ibu Bom berkata setiap kali menarik nafas ia merasa semakiin kecil berada di rumah ini. In Sang meminta maaf karena orangtuanya begitu formal. Ibu Bom tidak menyalahkannya. Ia melihat hanya ada empat tempat duduk. Apa Bom dan In Sang tidak makan bersama mereka? In Sang mengiyakan.
Tuan dan Nyonya Han muncul dan mempersilakan mereka ke tempat yang sudah disediakan. Hidangan disajikan seperti untuk kaum bangsawan jaman Joseon. Termasuk arak herbal yang dihadiahkan orangtua Bom. Ayah berbohong itu adalah arak berusia 30 tahun yang dibuat ibunya.
Tuan Han berpidato sebelum mereka mulai. Bisa pingsan kelaparan kalau aku jadi orangtua Bom ;p
“Han In Sang-Seo Bom, Seo Bom-Han In Sang. Puteri dan putera berharga kita membuka cakrawala baru dalam kehidupan. Bukan hanya bagi mereka tapi juga bagi kita. Berkat mereka kita mendapat pengalaman berharga menghadapi hidup dan peristiwa baru. Patutkah aku menyebutnya tahap baru dalam kehidupan?”
“Tentu saja. Kapan lagi kalian mendapat kesempatan bertemu orang seperti kami?” tanpa sadar ibu Bom menimpali.
Tuan Han berkata ia hendak mendiskusikan bagaimana cara mempererat hubungan mereka.
Seo Bom membuka stempel pemberian ayahnya dan membuat tulisan nama Jin Young dengan stempel tersebut. Dalam pesannya, ayah Seo Bom ingin Seo Bom menyimpan ari-ari Jin Young yang kering dengan stempel ini.
“Jangan khawatirkan rumah dan lupakan semua peristiwa tak mengenakkan dengan mertuamu. Besarkan Jin Young dengan baik bersama In Sang dan jalani hidup bahagia. Kau seorang yang berhati bebas tapi kau tidak bisa membeli apapun dengan itu. Jadi dengarkan kata-kata orangtua.”
In Sang berpendapat ayahnya harus minta maaf lebih dulu pada ayah Bom baru mereka akan menurut .
Selesai makan, Tuan Han berkata mereka tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Mereka yang akan mengurus semuanya. Nyonya Han berkata In Sang tak akan tahan jika Bom dalam masalah. Nilai empati In Sang memang sangat tinggi sejak kecil.
Tuan Han berkata mereka sudah membesarkan Bom dan kakak Bom dengan baik. Ayah jadi teringat permintaan Noo Ri untuk meminta bantuan ayah In Sang demi mendapatkan pekerjaan. Tampaknya ia mulai berpikir untuk mengajukan permintaan itu meski sebelumnya ibu sudah melarangnya.
Ahjusshi, guru In Sang dan Sekretaris Kim sarapan bersama. Guru In Sang heran karena Tuan Han yang sesibuk itu masih memiliki waktu untuk menemui besan. Sekretaris Kim berkata sepertinya Tuan Han akan memberi mereka sesuatu untuk mengendalikan mereka. Mungkin gedung atau toko kecil?
Puteri mereka membawa keberuntungan, kata guru In Sang. Ahjusshi berpendapat bukan berapa jumlahnya yang penting, tapi bagaimana cara memberikannya pada mereka.
Sekretaris Kim merasa itu tidak akan jadi masalah karena Tuan Han ahlinya dalam hal formalitas. Formalitas? Terlalu banyak formalitas membuat orang kesal, kata ahjusshi. Kenapa sarapan mereka terlihat lebih enak dibandingkan sarapan mewah Tuan Han ya…
In Sang dan Bom memperhatikan orangtua mereka dari meja makan. Tapi mereka tidak bisa mendengar apa yang mereka perbincangkan. In Sang melihat hanya orangtuanya yang sibuk berbicara.
Tuan Han memang jagonya berbicara manis. Ia berkata bagaimana bisa mereka tidur dan makan enak setelah mengetahui kesulitan keluarga Bom. Mereka harus berbagi. Nyonya Han berkata mereka mungkin melewati batas tapi mereka benar-benar tulus untuk membantu.
Karena Bom sudah masuk keluarga mereka, maka Bom adalah puteri mereka. Mereka akan mendukung Bom dalam pendidikannya. Orangtua Bom sangat berterimakasih untuk itu. Dan merasa malu.
Tuan Han berkata hal itu tidak bisa dihindari (bahwa Bom kesulitan melanjutkan sekolah) dan sungguh disayangkan. Meski ia menekankan bahwa itu bukan salah siapa-siapa.
Diam-diam Bom dan In Sang pindah ke ruang tamu agar bisa menguping pembicaraan mereka. Tuan Han berkata ia tahu kakek Bom adalah seorang teknisi yang sukses dan paman Bom pernah menjadi pegawai kantoran yang berkemampuan.
Ayah heran bagaimana Tuan Han bisa tahu semua itu. Karena kami tertarik, kata Nyonya Han. Tuan Han berkata sekarang semakin sulit mencari pekerjaan karena itu ia akan memastikan kakak Bom mendapat pekerjaan yang layak.
Para staf mulai berkumpul di ujung ruangan untuk ikut mendengar percakapan menarik tersebut.
Ayah terkejut dan lega meski ibu lebih terlihat malu karena jauh di dalam hati sebenarnya mereka memang ingin meminta bantuan pada besan mereka.
Tapi tidak berhenti sampai di situ. Tuan Han berkata ia ingin menyarankan hidup di pinggir kota untuk orangtua Bom.Orangtua Bom bengong. Bom tertegun dan diam-diam mulai menangis.
Tuan Han menjelaskan kegagalan ayah akan mempersulit untuk bertahan di kota besar. Dan mereka akan mengurus semua kasus yang melibatkan paman Bom. Ibu bertanya apakah orangtua In Sang menyuruh mereka pergi dari rumah mereka.
Nyonya Han berkata mereka juga memiliki impian untuk tinggal di pinggir kota suatu hari nanti. Tapi ayah belum pernah memikirkan rencana itu.
Ahjusshi berkata itu cara halus untuk menyingkirkan orangtua Bom agar tidak mamanfaatkan hubungan mereka sebagai besan Hansong. Itu melanggar hak asasi, kata guru In Sang. Tapi Sekretaris Kim dan Sekretaris Lee berpendapat tawaran itu tidaklah jelek.
Tuan Han berkata pekerjaan Noo Ri dan hidup yang terjamin selama beberapa tahun ke depan tidaklah jauh dari tawaran yang penah mereka ajukan.
Ibu berkata dengan nada menyindir bahwaTuan Han berbicara dengan sangat baik. Baru beberapa menit yang lalu kau meninggikan kami lalu menjatuhkan kami, kata ayah Bom.
“Kalian tidak bisa melihatnya seperti itu,” ujar Tuan Han.
“Ayah…” In Sang berdiri dan memanggil ayahnya.
Tuan Han berkata orangtua sedang berbicara jadi In Sang tidak boleh ikut campur. Tak mempedulikan ayahnya, In Sang membungkuk meminta maaf pada orangtua Bom atas sikap ayahnya.
“Ini benar-benar menyedihkan dan memalukan,” katanya.
Semua orang terkejut dengan keberanian In Sang. Tuan Han meledak. Ia melempar baki berisi penuh pirih ke arah In Sang yang ada di bawah balkon.
“Dia menantuku!” protes ayah Bom.
“Beraninya kau!” seru Ibu.
“Han In Sang!!!” Tuan Han bangkit berdiri.
Tanpa berpikir panjang ia menaiki pagar balkon. Ayah Bom ikut naik untuk menarik Tuan Han. Akibatnya mereka berdua tersangkut.
Para staf berlarian membantu mereka. Tuan Han berhasil turun. Ia melompat hendak menangkap In Sang. Tapi In Sang melarikan diri. Ayah Bom melompat menerjang besannya. Guru In Sang berusaha memisahkan mereka tapi Tuan Han malah menjambaknya. Kacau….
Komentar:
Apa tidak melelahkan ya hidup seperti keluarga Han? Tidak ada spontanitas, tidak ada keceriaan. Semua begitu terkendali seperti keluarga dalam buku dongeng.
Sebenarnya tawaran Tuan Han tidaklah jelek. Apalagi toh In Sang dan Bom sudah menikah. Masalahnya adalah mereka tidak menghormati perasaan dan harga diri orangtua Bom. Mereka memutuskan begitu saja sesuai keinginan mereka tanpa membicarakannya lebih dulu. Kayanya ngga pernah belajar PPKN tentang musyawarah ;p
Meski orang “kecil”, orangtua Bom memiliki harga diri. Mereka memiliki kehidupan sendiri meski bukan kehidupan yang berlebihan seperti keluarga In Sang. Tetap saja mereka tidak berhak diusir dan dienyahkan dari hidup Bom dengan kata-kata semanis apapun.
Mengagumkan In Sang bisa menjadi lebih dewasa dan berani melakukan apa yang benar dengan meminta maaf pada mertuanya. Meski ehmm…caranya terlalu spontan hingga membuat Tuan Han meledak. Padahal Tuan Han yang selalu mengingatkan istrinya untuk menahan diri dan mengendalikan emosi.
Agak mengkhawatirkan juga melihat In Sang mulai berontak terhadap orangtuanya. Selama ini ia selalu menjadi anak yang patuh pada orangtuanya. Tapi kurasa ia tidak akan lepas kendali selama Bom berada di sisinya.
Aku menyukai para staf yang bekerja pada keluarga Han. Meski mereka tidak terang-terangan membantu In Sang dan Bom, namun mereka juga tidak sepenuhnya berpihak pada majikan mereka. Mereka menempatkan diri sebagai pegawai yang digaji untuk melakukan pekerjaan mereka, di luar itu mereka berhak memiliki pendapat apapun.
Begitu juga staf di kantor, terutama Sekretaris Yang dan Sekretaris Min yang selalu mengobrol dengan bahasa Jepang saat mereka membicarakan majikan mereka.
Melihat Tuan Han diam-diam ke kamar Jin Young, aku jadi bertanya-tanya apakah dulu ia dan Nyonya Han juga dilarang orangtua mereka untuk mengurus anak-anak mereka sendiri. Apakah mereka juga harus mengikuti jadwal yang ketat seperti In Sang dan Bom?
benar mba,,,keluarga Han yg benar-benar formalitas... rasanya pasti membosankan hidup seperti itu.
BalasHapusni drama pertamanya dibikin kesel bgt liat tingkah tuan & Ny. Han..eh tiba-tiba dibikin ketawa sm tingkah mereka, jd ga bs benci malah suka liat tingkah mereka hehe...
In sang i love you....huzz (dimarahin Bom)
hatur nuhun mba fany
Adoh ngakak mbak liat Tuan Han sama Ayah Bom berantam jambak2an hahaha,lucunya lagi Tuan Han ampe hrus tersangkut dulu di pagar balkon sampe harus dibntu para staff,makin kocak aja,bener2 ini drama masih ada komedinya lah,keluarga Han juga saking formalnya mereka makin konyol wkwkwk,semangat ya mbak buat sinopsis drama ini :D
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskeluarganya in sang terlalu tegang,tp konyol.😁
BalasHapusmenanggapi komenya kak.fanny(emang klo musim dingin jm 8 kyak jm 5,kak.nsk tmpat q ja jm 7 masih gelap.)
wah ternyata memang gitu ya^^
HapusSaya suka saya suka dengan drama ini :-D makasih mbak yg udah bersedia untuk nulis sinopsisnya.
BalasHapusbner2 lucu tapi enegangkan juga. butuh perjuangan bom sma in sang
BalasHapustuan han banyak koneksi, segala cara akan dilakukanya.
mksh sinopsisnya dan tetep lnjutinya za eonni
Aturan suasana percakapan Tuan Han sama ortunya Bom itu sesuatu yg tegang dan menyedihkn. Karena secara tidak langsung Tuan Han sudah merendahkn ortunya Bom. Tapi di sini aku malah ngakak, lucu ngeliat kelakuan kedua harabeojinya Jin Young. Pake acara nyangkut segala haha..
BalasHapusgomawo sinopnya mbk Fanny :)
Kereeeeeeeeennn..
BalasHapusGumapshimnida bak Fanny.....
BalasHapusBlack comedy forever (wkwkwkk)
Berantempun nyangkut dan bikin ngakak jg....harabeoji....malu sama anak2! Apalagi sma jin young.....
Wow... take action , In Sang
BalasHapusMembungkuk minta maap,
Luar biasa lah...
*Good....good...good..OK!
Wah insang ada kemajuan lucu^^ konyol kekek..cuma sm anak sndr aja tn.han rame gitu
BalasHapus