Ahjusshi Park mengantarkan makanan ke apartemen tempat In Sang “dikurung”. Guru In Sang sedang memberitahukan jadwal ketat In Sang pda Sekretaris Kim. Mereka membutuhkan orang untuk mempersiapkan makanan dan membersihkan apartemen.
Mendengar hal itu, Ahjusshi Park menawarkan diri untuk membantu. Sekretaris Kim lega karena ia tidak perlu mencari orang lain lagi.
Ahjusshi Park mengajak In Sang ke kamar untuk mengecek barang-barang In Sang yang ia bawa dari rumah. Sekretaris Kim berbisik apakah guru In Sang membutuhkan pengawal. Guru In Sang berkata itu tidak perlu karena ia ahli jetkundo (seni bela diri ala Bruce Lee).
In Sang menggunakan kesempatan untuk bertanya pada Ahjusshi Park mengenai Bom. Ia mengkhawatirkan Bom yang harus makan banyak pada masa-masa ini.
Ia bertanya apakah ibunya sudah menggendong bayinya. Apakah ibunya berbicara dengan Bom? Ahjusshi Park memberikan ponselnya pada In Sang dan menyuruhnya menanyakan sendiri pada Bom.
Di rumah In Sang, Ahjumma menenangkan Bom bahwa Nyonya Han belum siap dengan semua peristiwa ini. Bukankah orangtua Bom juga awalnya terkejut. Bom membenarkan, meski orangtuanya berbeda dengan ibu In Sang. Ia jadi teringat kemarahan ibu In Sang padanya.
Ahjumma mendapat sms. Ia menyodorkan ponselnya pada Bom karena sms itu dari In Sang. Ian Sang berkata ia merasa sangat bodoh. Seharusnya ia bersama Bom dan bayi mereka tapi ia malah tak bisa pergi ke manapun. Bom bertanya di mana In Sang dan apakah orang-orang di sekolah sudah tahu mengenai status In Sang sebagai ayah. In Sang berkata itulah yang dikhawatirkan ayahnya. Ia tidak sempat menjelaskan lebih lanjut karena Sekretaris Kim masuk ke kamar.
Setelah Sekretaris Kim pergi, In Sang memohon pada Ahjusshi Park agar membantunya menyelinap pergi dari apartemen ini. Ia berjanji hanya akan mengatakan apa yang ia harus katakan pada Bom dan kembali ke tempat ini. Ia harus memberitahu Bom seperti apa orangtuanya.
Nyonya Han mengantar Madam Hong keluar. Sekretaris Lee memberitahukan kedatangan Dokter Cha. Madam Hong bertanya apakah Nyonya Han sakit. Karena di rumah ini “hanya” ada Nyonya Han jadi ia pikir Nyonya Han yang sakit. Tidak, jawab Nyonya Han. Sekretaris Lee cepat-cepat membantu menjawab bahwa Dokter Cha hanya melakukan kunjungan sesekali.
Tuan Han menyelidiki latar belakang keluarga Bom. Kakek Bom yang memiliki bisnis stempel pada awalnya. Namun setelah kakek meninggal Mei tahun lalu, ayah Bom mewarisi bisnis itu dan mengelolanya bersama adiknya. Mereka membuat poster, papan nama, stempel, dan keuangan mereka tidak begitu baik.
Toko itu langsung dijual ayah Bom begitu mewarisinya karena harus membayar bunga hutang. Jadi saat ini rumah dan toko itu bukan benar-benar milik keluarga Bom melainkan sewaan. Selain itu mereka memiliki pinjaman di bank, dan sudah melewati batas maksimum pinjaman hingga kartu kreditnya diblokir. Pokoknya parah >,<
Ibu Bom mulai khawatir karena mereka hanya mendapatkan sms dari Bom bahwa ia dan bayinya baik-baik saja (pastinya dikirim Sekretaris Kim). Ayah berkata seharusnya saat ini orangtua In Sang sudah menghubungi mereka untuk berbicara. Apa susahnya menelepon langsung?
Ia memutuskan untuk pergi ke rumah In Sang. Ibu tidak setuju, keluarga In Sang akan mengundang mereka. Mereka harus menunggu dengan sabar. Tapi ayah tidak mau ayah In Sang merasa berada di atas angin. Bagaimana jika mereka menganggapnya orangtua yang tak becus mendidik anak?
Ibu menganggap ayah berlebihan. Dan lagi In Sang dan Bom saling mencintai tanpa membedakan. Ayah berkata tidak ada gunanya cinta. Cinta tidak bisa memberi sesuap nasi dan sebotol susu. Pada akhirnya orangtualah yang membiayai mereka. Dan untuk itu orangtua keduanya harus mendiskusikannya untuk mencari jalan keluar.
Masalahnya mereka tidak tahu kondisi Bom dan In Sang. Mereka tidak tahu apa-apa tentang keluarga In Sang. Apakah mereka cukup mampu untuk menghidupi keluarga? Apa pekerjaan mereka?
Ibu kesal dengan sikap ayah yang selalu emosional dan berlebihan. Tapi paman berkata ia mengerti mengapa ayah bersikap seperti itu. Membesarkan anak membutuhkan biaya yang besar. Belum lagi memikirkan masa depan Bom.
Ibu berkata ia juga tahu hal itu, tapi saat ini ia hanya ingin bersyukur Bom sudah melahirkan dengan selamat. Hidup sudah penuh kesulitan dan keterbatasan, apa salahnya memikirkan itu belakangan?
Ayah Bom menemui puteri sulungnya yang sedang berlatih membaca berita. Ia ingin Noo Ri menelepon layanan taksi yang digunakan Bom dan In Sang untuk mencari tahu ke mana mereka di antar.
Ahjusshi Park mengalihkan perhatian guru In Sang dengan mengajaknya ke dapur. In Sang diam-diam menyelinap keluar. Tapi sayangnya guru In Sang memergoki begitu mendengar suara pintu. In Sang buru-buru lari keluar.
Guur In Sang hendak mengejar tapi Ahjusshi Park menahannya. Lucunya, Ahjusshi Park lebih kuat dari guru In Sang. Ia berkata ia yang mengurus In Sang sejak In Sang bayi.
Ia mengurus In Sang, tapi guru In Sang mengurus pendidikan In Sang. Jika In Sang tidak bekerja sama dan tidak berhasil dalam ujiannya, maka komisi yang dijanjikan Tuan Han tidak akan terjadi. Apalagi jika In Sang tertekan dan memutuskan melompat? Apakah guru In Sang akan mendapat bayaran yang dijanjikan? Guru In Sang bersedia bekerja sama.
Ayah Bom berkeliaran di area rumah In Sang yang merupakan kawasan elit. Nyonya Han baru selesai makan siang saat mendengar bel pintu. Ia menuju interkom dan bertanya siapa yang datang.
Ayah Bom bertanya apakah ada siswa bernama In Sang tinggal di rumah ini. Nyonya Han shock. Ia cepat-cepat menjawab bukan dan mematikan monitor.
Ayah Bom menelepon Noo Ri dan berkata supir taksi itu pasti salah memberi alamat. Daerah ini adalah daerah elit. Jadi tidak mungkin. Ooooookey…..
Nyonya Han langsung menelepon suaminya, memberitahukan kedatangan ayah Bom. Tuan Han berkata ia akan mengurus masalah itu. Ia menyuruh Sekretaris Yang untuk mengajukan keluhan.
Keluhan apa? Ayah Bom didatangi polisi saat ia sedang berkeliaran mencari rumah In Sang di area itu. Polisi berkata ia mendapat keluhan dari warga setempat bahwa ayah Bom sejak tadi berkeliaran di daerah ini. Ayah Bom menjelaskan bahwa ia sedang mencari alamat, bukan berkeliaran.
Tapi polisi malah meminta KTP-nya. Dan saat ayah Bom keberatan, ia menyebutkan pasal yang bisa dikenakan pada ayah Bom. Kecurigaan yang menyebabkan kekhawatiran. Ayah berkata pasal itu kan untuk para preman. Polisi tidak mau tahu dan meminta ayah ikut dengannya ke kantor polisi. Ayah berkata ia hanya salah alamat dan cepat-cepat pergi dari sana.
Di rumah ia menceritakan hal yang dialaminya itu pada istrinya. Sejujurnya ia akan merasa lega jika In Sang memang berasal dari keluarga kaya seperti itu. Ibu Bom menganggap ayah hanya berangan-angan. Ayah khawatir keluarga In Sang miskin sama seperti mereka.
Nyonya Han shock menyadari selama ini ia tidak membawa jimatnya. Jimat itu baru ia dapatkan kembali setelah Young Ra mengembalikan jimat itu dengan alasan tertinggal di ruangan Song Jae Won (satu-satunya teman pria Nyonya Han) saat mereka berkumpul kemarin.
Young Ra memberitahu teman-temannya bahwa ia mengantar jimat itu tapi ia tidak diminta masuk dan hanya sekretaris Nyonya Han yang menemuinya. Ia yakin Nyonya Han sedang menghindari mereka. Presdir Song berkata jimat itu pasti sangat manjur.
Ia dengar ambulans datang karena Nyonya Han terkena aritmia. Young Ra merasa heran karena semalam Nyonya Han terdengar baik-baik saja di telepon. Sementara Young Ra mendengar dari Madam Hong bahwa Dokter Cha datang berkunjung. Untuk apa dokter kandungan berkunjung karena masalah aritmia (detak jantung tak beraturan)?
Jae Won meminta So Jung (ibu Min Jae) menanyakannya pada kakaknya yang adalah dokter keluarga Han. So Jung berkata kakaknya tidak akan mau membicarakan pasiennya. Tapi ia memiliki cara untuk mengecek laporan panggilan ambulans.
Menurut laporan, ambulans dipanggil karena ada yang akan melahirkan. Sedangkan laporan setelah ambulans tiba adalah aritmia.
Tidak mungkin teman mereka yang melahirkan. Jadi mereka menduga ada dua orang. Satu yang akan melahirkan dan satu aritmia.
Saking penasarannya, mereka memutuskan untuk menanyakan langsung pada sumbernya. Dengan berat hati Jae Won menelepon Tuan Han (Tuan Han selalu merendahkan Jae Won).
Setelah berbasa-basi, Jae Won bertanya apakah Nyonya Han sedang sakit. Sakit kepala, misalnya? Tuan Han berkata istrinya terkadang sakit kepala dan itu hal yang biasa. Ia bisa menyudahi telepon dengan aman.
Tapi Tuan Han jadi ragu. Apakah ia membuat kesalahan dalam kata-katanya. Tidak, jawab Sekretaris Kim. Sekretaris Kim berkata ia yang telah melakukan kesalahan dengan mengatakan ada yang akan melahirkan saat menelepon ambulans. Ia sudah meminta laporan itu dicabut tapi …
Terdengar suara tangis bayi. Tuan Han dan Nyonya Han langsung menoleh dengan tegang. Nyonya Han bertanya pada ahjumma mengapa bayi itu menangis lagi. Ahjumma berkata itu hal yang normal.
In Sang sudah tiba di rumah, tapi ia bersembunyi di belakang dan menunggu saat yang tepat untuk bisa bertemu Bom.
Errr…aneh juga ya seorang ibu dua anak tapi tidak tahu kalau bayi memang normal menangis >,< Kalau ngga pernah nangis malah aneh…
Tuan Han merasa terganggu mendengar tangisan cucunya. Ia tak habis pikir kalau bayi menangis karena lapar. Ia bertanya mengapa bayi tidak tidur pada malam hari. Apakah In Sang dan Yi Ji juga seperti itu?
Nyonya Han mengingatkan bahwa mereka tidak pernah tidur bersama anak-anak mereka. Tuan Han berkata ia sampai berkeringat. Tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk menghentikan bayi itu menangis. Dan itu adalah musuh yang terburuk (karena tak bisa dilawan).
Nyonya Han bertanya kapan hasil tes DNA itu akan keluar. Besok, jawab Tuan Han.
Sekretaris Lee memberitahu Nyonya Han mengenai seluruh jadwalnya besok yang diisi oleh rangkaian acara pembukaan dan pameran. Nyonya Han tidak ingin pergi tapi Sekretaris Lee menyarankan agar Nyonya Han tetap datang. Setor muka.
Sekretaris Lee juga mengingatkan bahwa Nyonya Han sudah memarahi Bom. Nyonya Han menyesali ledakan emosinya itu. Bagaimanapun Bom adalah tamu di rumahnya. Sekretaris Lee mengingatkan bahwa ibu mertua Nyonya Han selalu meminta maaf meski pada pegawai. Nyonya Han menghela nafas panjang dan membenarkan.
Ahjumma memberitahu Bom bahwa In Sang ada di sini dan akan menemui Bom setelah semua tidur. Ia memberikan ponselnya agar Bom bisa berkomunikasi dengan In Sang karena In Sang memakai ponsel suaminya. Dan jangan khawatir, Bom tetap memberikan ASI pada bayinya^^ Meski melalui botol.
In Sang mengirim sms bahwa ia merindukan Bom. Aku seratus kali lebih kangen, jawab Bom. In Sang bertanya apakah Bom mendengar tangis bayi mereka. Bom tidak mendengar banyak dari kamar ini tapi ia bisa merasakan jika bayinya menangis. Aneh bukan, tanyanya.
Pintu kamarnya diketuk. Bom cepat-cepat menyembunyikan ponsel di balik bantal. Ia terkejut saat melihat Nyonya Han yang datang. Nyonya Han bersikap sangat manis.
Bom meminta Nyonya Han berbicara banmal dengannya. Tapi itu sudah kebiasaan. Ia mengatakan Bom adalah tamu penting di rumahnya dan ia sudah bersikap tidak sepatutnya sebagai orang yang dewasa. Ia meminta Bom mengerti bahwa semua ini terjadi begitu mendadak. Ia meminta maaf jika Bom merasa kecewa dengan perlakuannya.
Bom tidak tahu harus bersikap apa. Untunglah Yi Ji masuk. Nyonya Han buru-buru pamit dan membawa Yi Ji keluar kamar.
Nyonya Han mewanti-wanti puterinya agar tidak ke kamar Bom jika tidak perlu. Yi Ji bertanya apakah ibunya sedang “mengurung Bom di menara” dan mengirim kakaknya ke pengasingan. Apa ia juga tidak boleh ke kamar bayi? Ibunya meminta Yi Ji menahan diri.
Hyun Soo melihat postingan SNS Yi Ji dan terkejut saat melihat Yi Ji memposting foto bayi dan pakaian-pakaian bayi. Ia mengirim pesan pada Yi Ji dan bertanya apakah itu bayi guru seni mereka. Ia juga menanyakan In Sang.
Dan Yi Ji menjawab: “urus urusanmu sendiri. Kakakku tidak tertarik pada gadis lain.” Ha.
Aww…Yi Ji sengaja berbelanja berbagai kebutuhan bayi untuk keponakan barunya. She’s the best litle aunt^^ Walau sepertinya ia tidak mengerti akibat dari memposting foto-foto iku ke internet.
Tuan Han menegur istrinya karena sudah berbicara dengan Bom. Bukankah ia sudah melarang adanya pertemuan langsung? Jika Nyonya Han meminta maaf, bisa melalui Sekretaris Lee. Nyonya Han mengingatkan bahwa Tuan Han yang menekankan tidak boleh ada kesalahan etika. Meminta maaf ya etikanya secara langsung.
Tuan Han mengomel ada batasannya untuk itu. In Sang yang berhati lemah tidak tahu batasan itu hingga membuat kekacauan. Nyonya Han tersinggung. Apa suaminya menuduh putera mereka lemah karena seperti dirinya?
Tuan Han tidak ingin bertengkar. Ia berkata mereka seharusnya bersyukur In Sang menurut pada mereka dan pergi dari rumah.
Hehe…padahal In Sang ada di rumah bersama mereka. Menanti kesempatan untuk menemui kekasih dan bayinya.
Ahjumma memberi obat tidur pada Nyonya Han untuk membantunya tidur. Ia berkata ia akan bergantian dengan pengasuh untuk merawat bayi di malam hari. Jadi Nyonya Han tidak perlu khawatir, karena ia sangat suka mengurus bayi.
Sementara pengasuh merasa lega ada bantuan hingga ia bisa beristirahat sejenak. Yup, taking care of a baby alone is no joke.
Malam semakin larut. Ahjusshi Park sudah menyelesaikan ronda malamnya sebelum beristirahat. Seluruh lampu rumah dipadamkan. Bom juga memadamkan lampu kamarnya. Dan menunggu dengan In Sang dengan cemas.
In Sang menyelinap ke atas dengan bantuan Ahjusshi Park. Bagai mata-mata, mereka bersembunyi saat melihat Yi Ji turun tangga. Mereka menunggu hingga Yi Ji kembali ke atas. Setelah aman, barulah In Sang pergi ke kamar Bom.
Ketika ia membuka pintu, ia melihat Bom sudah menantinya. Untuk sesaat mereka hanya saling menatap. In Sang berlari memeluk Bom. Mereka menangis lalu kiss.
Diam-diam mereka menyelinap ke kamar bayi di saat pengasuh tidur di kamar sebelah. Mereka terus menatap dan tersenyum pada bayi mereka, karena tidak tahu kapan mereka bisa melihatnya lagi. Menyedihkan melihat mereka hanya bisa bertemu dengan bayi mereka sebentar.
Mereka kembali ke kamar. In Sang memberi Bom denah rumah ini agar Bom mengenal letak setiap ruangan. Bom bertanya bagaimana In Sang bisa tinggal di rumah sebesar ini. In Sang tidak tahu. Ia lahir di rumah ini. Ia pernah dengar neneknya membeli rumah kuno, merombaknya, memindahkannya dan menyatukannya dengan rumah ini.
Bom bertanya kenapa In Sang kaya. In Sang tidak tahu. Dari sononya sudah begini.
In Sang memberitahu letak tempat paling nyaman di rumah ini. Kamar pelayan. Waktu kecil ia sering bermain di sana tanpa sepengetahuan ibunya. Ia berkata Bom bisa pergi ke sana setelah orangtuanya tidur.
Selain denah, ia juga membuat daftar apa yang bisa ia lakukan untuk Bom. Dua yang terpenting adalah pijatan dan sering tersenyum. Bom berkata mereka harus berlatih bersama.
In Sang mulai berlatih. Ia menatap Bom dan tersenyum. Bom juga. Tapii tak lama kemudian mereka malah mengeluarkan air mata.
Bom berkata ia sudah menuliskan nama bayi mereka. Ia menamainya Jin Young. In Sang menyukai nama itu. Terdengar baik dan lembut.
Bom bertanya mengapa In Sang harus belajar mati-matian seperti itu. In Sang tidak tahu. Ia hanya mengikuti apa yang pernah dilakukan ayah dan kakeknya.
Bom berkata ia bisa melihat mengapa orangtua In Sang tidak menerimanya. Ia ingin meninggalkan rumah ini bersama bayi mereka. Bagaimana denganku, protes In Sang. Menurutnya ia yang paling malang dan paling bodoh. Bom berkata itu sebabnya In Sang harus menjadi benar-benar sukses. In Sang kembali mencium Bom. Duh hot banget sih ini berdua >,<
In Sang tidak mau Bom pergi. Bukankah ia sudah berjanji akan menikahi bom. Bom berkata sebenarnya ia tidak percaya In Sang akan menikahinya. Sudah terlalu sering ia melihat janji seperti itu di televisi. Apakah sekarang Bom masih tidak mempercayainya, tanya In Sang.
Mereka bisa menikah tanpa ijin orangtua begitu mereka berusai 20 tahun. Tapi Bom berkata kebanyakan pasangan yang menikah pada usia 20-an berpisah karena tidak direstui orang tua.
In Sang berkeras bahwa itu artinya cinta sudah sirna. Atau memang bukan jodohnya. Bagaimana denganmu, tanya Bom. In Sang dengan tegas berkata bahwa ia bersungguh-sungguh terhadap Bom. Apalagi mereka sudah melewati hal sulit itu (melahirkan) bersama-sama.
Bom tiba-tiba mendapat kepercayaan diri dan keyakinan. Ia berkata ia akan melakukan yang terbaik karena mereka sudah melalui hal sulit itu bersama-sama.
Ahjumma membangunkan suaminya. Ia berkata sudah waktunya bagi In Sang untuk pergi.
Ahjussi Park naik ke atas. Ia hendak mengetuk pintu tapi takut ada yang mendengar. Pelan-pelan ia membuka pintu dan melihat In Sang tertidur dengan komik di tangannya. Bom tidur dengan kepalanya di pangkuan In Sang. Sama-sama memegang komik.
Ahjusshi membangunkan In Sang dan berkata sudah waktunya. In Sang dan Bom nampak sedih dan kecewa. Ahjuushi Park memberi kesempatan pada keduanya untuk saling berpamitan.
In Sang memasang laptop untuk Bom sebelum ia pergi. Bom bisa menghubunginya dengan laptop itu tanpa menggunakan ponsel. Ia meminta Bom mengirimnya email.
Mereka berpisah dengan berat hati.
Ahjusshi dan In Sang mengendap-endap turun ke bawah. Mereka sedang melewati ruang makan ketika tiba-tiba pintu kamar orangtua In Sang terbuka. Ahjusshi sudah lebih dulu menyeberang dengan selamat ke pintu. In Sang terpaksa bersembunyi di bawah meja makan.
Ibu In Sang menuang teh dan duduk merenung di meja makan. Keadaan bertambah buruk ketika ayah In Sang ikut keluar dan duduk di meja makan.
In Sang berusaha keras agar ia tubuhnya sama sekali tidak menyenggol kaki orangtuanya. Namun posisinya itu benar-benar melelahkan.
Ahjusshi buru-buru menemui mereka dan menawarkan untuk membawakan teh ke kamar saja. Tapi Tuan Han malah meminta ahjusshi mengambil surat kabar pagi.
Bom diam-diam turun ke tangga untuk melihat apakah In Sang berhasil keluar. Nyonya Han mulai menyebut dokter Eom (dokter yang melakukan tes DNA, kakak Soo Jung). Tuan Han berdecak untuk menghentikan istrinya bicara.
Ia berkata In Sang pasti sedang mengalami masa sulit saat ini. Ya iyalah…In Sang sedang berusaha keras bertahan dalam posisi push up di bawah meja. Tangan dan kakinya hampir tak kuat lagi.
“Kita belum cukup memberitahu perasaan kita pada In Sang. Kau bekerja keras, Han In Sang.”
Gubrak! In Sang terkejut sekaligus tak tahan lagi. Ia jatuh dan mengenai kaki ibunya. Nyonya Han memekik. Sementara Ayah menginjak karpet di depannya seperti hendak menginjak kecoa. Ternyata ia sudah tahu In Sang ada di bawah meja sejak tadi.
Bom terkejut menyadari In Sang tertangkap basah. In Sang merangkak keluar dari meja.
Ia berlutut di dekat ayahnya. Tuan Han berkata In Sang tidak boleh pulang ke rumah sampai putaran pertama ujian selesai tahun depan. Ibu menyuruh In Sang mejawab ayahnya.
“Aku tidak bisa,” kata In Sang.
Orangtuanya terkejut. Sepertinya baru kali ini In Sang menentang keinginan mereka.
Bom memberanikan diri untuk turun. Jika In Sang tidak boleh pulang, ia bertanya bolehkah ia yang mengunjungi In Sang? Seminggu sekali? Atau bahkan sepuluh hari sekali.
“Iya, jika ayah ibu mengijinkannya. Aku akan melakukan apapun.”
Tuan Han bertanya apa yang disukai Bom dari In Sang. Nyonya Han menyuruh Bom menjawab dengan jujur. Atas pemikiran apa Bom mendekati In Sang? Tentu saja ia hendak menuduh Bom mendekati In Sang karena status dan kekayaannya.
“Istriku, hati-hati dengan perkataanmu,” Tuan Han memperingatkan.
Bom berkata ia tidak mendekati In Sang. In Sang berkata ia menyukai semua tentang Bom.
“Tapi yang paling kusukai adalah kami saling mencintai di dunia yang berat ini,” kata In Sang.
Kedua orangtuanya terkejut.
“Dunia berat apa yang kaualami?” sergah ibunya.
“Cinta?” Tuan Han hampir tertawa. “Apa kau mengatakan kata itu?”
Bom dan In Sang berpandangan dan mereka seperti mendapat keberanian tambahan.
“Benar, bagaimanapun juga menurut saya, jika saya tidak mencintai In Sang, saya tidak memiliki alasan untuk terkurung di sini.”
“Mengurung? Siapa yang mengurungmu di sini?” kilah Tuan Han.
Yi Ji turun mendengar keributan itu.
“Tak peduli apapun yang ayah dan ibu katakan, kami saling mencintai,” In Sang menegaskan.
“Tolong ijinkan kami saling bertemu dan biarkan saya menyusui bayi kami. Sekarang saya memiliki ASI.”
Ahjumma mengangguk setuju. In Sang semakin berani dan menggenggam tangan Bom di depan orangtuanya.
“Bagus sekali,” kata Yi Ji terharu.
Para sekretaris, yang baru tiba, melongokkan kepala mereka. Begitu juga pengasuh, dan Dokter Eom yang baru datang.
Komentar:
Aku merasa bagian lucu drama ini adalah kedua orangtua In Sang. Mereka menganggap dunia mereka sempurna dan harus dijalani dengan sempurna tanpa kesalahan.
Tapi begitu satu kesalahan terjadi (meski bukan kesalahan mereka), begitu ada yang tidak sempurna dalam hidup mereka, mereka tidak tahu bagaimana cara menghadapi situasi tersebut. Karena uang dan status mereka pun bahkan tidak bisa mengubah keadaan. Mereka tidak bisa menghentikan tangis cucu mereka.
Miris sebenarnya melihat mereka begitu terkurung dalam dunia mereka sendiri hingga tak mengenali anak-anak mereka, bahkan sejak mereka dilahirkan. Mereka tidak tahu kalau sebenarnya anak mereka mengalami masa yang sulit. Apakah kehadiran cucu mereka yang tak terduga ini bisa memberikan kesempatan pada mereka?
Juga pandangan mereka mengenai cinta. Pernikahan ayah dan ibu In Sang adalah hasil perjodohan. Hubungan keduanya lebih seperti partner. Tidak ada yang salah sih, tapi apakah mereka saling mencintai? Kalau aku jadi ibu In Sang, pasti akan merasa sakit hati jika Tuan Han tidak mempercayai cinta.
Cinta In Sang dan Bom memang belum terbukti. Meski mereka merasa terlah membuktikannya dengan melalui persalinan bersama-sama. Mereka masih sangat muda. Belum cukup dewasa untuk menghadapi beratnya kehidupan. Apalagi In Sang yang selama ini tinggal dalam sangkar emas orang tuanya.
Aku yakin seiring berjalannya waktu, mereka akan bertambah dewasa. Meski mungkin jatuh bangun, mereka bisa tetap bertahan dengan dukungan orang-orang yang mempedulikan mereka.
Drama ini berjudul Heard It Through The Grapevine. Mungkin kalau di sini: mendengar kabar angin. Rumor. Kira-kira berapa lama Tuan dan Nyonya Han bisa menutupi kondisi mereka? Kurasa tidak akan lama….
Kereeeeen..... Tp kira2 cobaanny btar ada pihak ketiga... Salah paham selingkuh... Ratapan menantu... Pisah sementara.... Rujuk... Mertua mlh sayang bgt m cucu... Yg awalny nolak.. Ujung2 ny mau ngrebut
BalasHapusTerus terang saya menikmati drama ini hanya dari sinop bak fanny...coz meski nonton episode perdananya, saya tdk nonton lg hingga episode ke 4....
BalasHapusBukan tidak suka...bukan jg akting castnya mengecewakan ...tapi...saya takut...takut sekali...bahwa drama ini akan membuat saya GE -A -EL-A -U....
Sedih dg kehidupan dua orang yg slng mencintai tp harus menghadapi dunia picik ortu mereka yg katanya (sempurna)....
Sigh....sempurna apanya...denger tangis bayi aja kayak orang kebakaran jenggot...anak dua tapi dibesarkan pembantu semua...menyedihkan...
Padahal saya mah yg jg Ibu (mungkin bak fanny jg) mungkin sangat menikmati tangis bayi..bahkan rasanya aneh aja kalo bayi gak nangis..(hehehe, mian jd curhat bak fanny)....
Berkat bak fanny saya sangat menikmati drama ini...semoga ini jd pembelajaran selain jg hiburan...coz biasanya bak fanny selalu menyiapkan komen yg aduhai di akhir tulisan , dan itu saya sgt berterimakasih.....
Iniilah mengapa bak fanny bilang when drama become more than drama, Karena di drama bisa learning about life ( kata bak Mumu)
Gumapshimnida bak fanny....
bayi mereka di beri nama jin young,
BalasHapusOkey deh, nama yg baik nampak y ^^
Dan saya lebih berharap, kalo nama bayi mereka lebih baik menggunakan nama keluarga Seo, ketimbang keluarga Han :)
¤Makasih mbak Fanny
Semakin penasaran ama lanjutanya
BalasHapusSemakin menarik... lanjutkan mbak!!
BalasHapusDalam drama ini bnyak petikan pelajaran yg bisa diambil...plus komentar mba fanny...
BalasHapusmksh mba ...lanjutkan^_^
hahaha mbak fanny ga jadi recap 2 episod
BalasHapusterpesona mbak? :P
Bahkan ngomong aja gapernah banmal XD haduuuhh ibuuu ampun deh -,-
BalasHapusPokonya mah fighting buat Bom :D
BalasHapusKyaaa.. tertarik banget sama drama ini! Eonnie tetep semangat ya nulis sinopsisnya :) . Eonnie fighting!!
BalasHapusMbk tlg d lanjutin lg donk sinopsisny. Soalny saya sudah penasaran bgt sama film ini. Semangat y mbk dan salam kenal :)
BalasHapussaya menyerah untuk mendonlod drama ini meskipun yang pahe,
BalasHapusjumlah episodenya itu loh gak nahani mbak, jadi saya memutuskan baca sinopnya aja,
fighting mbak'e :)
Lee joon emang cool...
BalasHapusSemangat...