Sebelumnya: Sinopsis The Producers Episode 9
Seung Chan berkata ada satu kalimat dalam sebuah buku yang disukainya: “Jika ada sesuatu yang kau benar-benar harapkan, itu akan menjadi kenyataan.”
Ia tidak percaya hanya karena ia menyukai seseorang maka ia bisa membuat orang itu menyukainya.. Hal itu tidak bisa dilakukan tanpa usaha. Itulah yang ia dapatkan saat mendengar nyanyian Cindy tadi. Ia harus mengungkapkan perasaannya maka hatinya mungkin bisa mencapai orang itu.
Karena itu membeli bunga dan membeli boneka panda yang bisa merekam. Wah…sepertinya Seung Chan hendak menyatakan perasaannya pada Ye Jin. Ia menelepon Ye Jin dan menyusulnya saat Ye Jin memberitahu ia ada di jalan dekat rumah.
Sementara itu Joon Mo sedang meminta Ye Jin untuk menyewakan apartemen barunya. Ia tidak mau Ye Jin tinggal di sana. “ Mari kita terus tinggal bersama. Aku tidak mau kau pergi.”
Seung Chan mendengar perkataan Joon Mo dan terlihat patah hati. Ye Jin melihatnya dan memanggilnya. Seung Chan menyembunyikan boneka panda di punggungnya dan menghampiri mereka. Ye Jin melihat Seung Chan membawa bunga. Ia bertanya ada apa tadi Seung Chan mencarinya.
Seung Chan menyerahkan bunga yang dipegangnya pada Ye Jin. Ye Jin sangat senang. Joon Mo cemberut. Seung Chan beralasan ia dibagi bunga itu saat perjalanan pulang. Ye Jin berkata meski bunga itu gratis, ia menghargai Seung Chan yang sudah memikirkannya.
“Sedangkan Joon Mo, jika ia mendapat barang gratis ia terlalu malas untuk menerimanya.”
“Jika itu barang mahal, aku pasti menerimanya,” kilah Joon Mo.
Seung Chan tiba di rumah. Ia menolak tawaran makan buah bersama keluarganya karena ia lelah dan memilih langsung masuk ke kamar. Ibu dan kakaknya langsung berpikir kalau Seung Chan sudah dikerjai oleh Ye Jin.
Di kamar, Seung Chan mendengar rekaman suaranya yang sudah direkam pada boneka panda itu. Dalam rekaman tersebut, ia mengatakan bahwa menurutnya Ye Jin tidak sekeras seperti yang diperlihatkan Ye Jin selama ini. Ye Jin cenderung bereaksi berlebihan sebagai pertahanan diri.
Sebenarnya Ye Jin seorang yang lembut dan hangat. Ia percaya Ye Jin mencari seorang yang mampu memahami dirinya. Seorang yang menyukainya tampa alasan. Seorang yang senang melihatnya tertawa. Seorang yang ingin berada di sisinya.
“Di mata sunbae, aku mungkin terlihat muda, tidak berpengalaman, dan kikuk. Jika tidak apa-apa aku memiliki perasaan seperti ini terhadap sunbae, aku ingin berada di sisi sunbae.”
Seung Chan berkata orang-orang menganggapnya mudah ditebak. Tapi meski perasaannya mudah dilihat orang lain, tampaknya Ye Jin tidak menyadarinya.
Setiba di rumah, Ye Jin meneruskan topik menyewakan rumah barunya. Ia tidak nampak senang dengan usulan itu. Ia bertanya apa alasannya hingga Joon Mo menyuruhnya seperti itu padahal kurang dari seminggu ia akan pindah ke tempat barunya. Dan seperti biasanya, Joon Mo tidak berani mengungkapkan alasan yang sebenarnya. Memang bikin frustrasi ini orang >,<
Ia berkata tidak ada jeleknya tinggal bersama Ye Jin. Ye Jin mengira joon Mo berkata demikian karena selama ini ia yang memasak dan membersihkan rumah, juga terkadang mencuci pakaian Joon Mo. Apa karena itu Joon Mo menghalanginya pindah?
Dan Joon Mo yang malas menjelaskan malah membenarkan tuduhan Ye Jin. Duh! Ye Jin berkata Joon Mo hanya tidak mau menyewa pembersih rumah. Joon Mo membenarkan. Booo!!
Mereka berdua akhirnya bertengkar dan masuk ke kamar masing-masing dengan marah.
Perang berlangsung hingga keesokan harinya. Ye Jin sengaja mengajak Seung Chan makan siang, dan tidak mengajak Joon Mo. Tidak rela, Joon Mo berusaha menghalangi Seung Chan pergi. Ia menanyakan hasil pekerjaan Seung Chan. Seung Chan menyerahkannya.
“Wah, kau selalu menulis tesis saat seseorang memberimu pekerjaan,” ujar Min Young yang ikut melihat hasil pekerjaan Seung Chan. Dengan hasil kerja berkualitas tinggi seperti itu, Joon Mo tidak bisa menahan Seung Chan pergi makan siang.
Saat makan siang, Ye Jin mengeluh pada Seung Chan mengapa Joon Mo bersikap seperti itu. Ia membutuhkan pendapat dari sesama pria mengenai arti dari Joon Mo tidak memperbolehkannya pindah.
Seung Chan tahu maksud dari perkataan Joon Mo adalah Joon Mo menyukai Ye Jin. Tapi ia tidak mau memberitahu Ye Jin. Ia sendiri bingung kenapa Ye Jin tidak mengerti dan tidak menyadari maksud Joon Mo. Menurutnya mungkin karena wanita dan pria berkomunikasi dengan cara yang berbeda. Bagaimanapun juga ia diuntungkan dengan ketidaktahuan Ye Jin.
Karena itu Seung Chan tidak menjawab pertanyaan Ye Jin. Ye Jin malah berasumsi Joon Mo memang merasa lebih nyaman tinggal dengannya daripada dengan pelayan, dan Seung Chan tidak menjawab karena tidak berani mengungkapkan itu padanya.
Seung Chan ganti bertanya apakah itu artinya Ye Jin tidak pindah. Ye Jin bertanya apa sejak tadi Seung Chan tidak menyimak. Ia dan Joon Mo perang besar, jadi bagaimana ia bisa tinggal dengannya. Seung Chan tidak sanggup menahan senyum senangnya.
Cindy mulai bosan menunggu di mobil untuk gilirannya tampil. Manajernya menggunakan kesempatan itu untuk memujuk Cindy berbaikan dengan CEO Byun. Dari Direktur Kim yang pernah menjadi manajer Yuna, situasi Cindy sama seperti Yuna dulu.
Promosi yang dilakukan CEO Byun saat ini baru preview-nya. Jika sudah jalan, maka akan lebih brutal. Cindy bertanya apakah Direktur Kim tahu apa yang terjadi pada Yuna.
“Tidak, ia tidak tahu. Hanya ada banyak rumor. Orang-orang bilang ia pergi ke luar negeri, atau jadi pecandu oplas. Banyak rumor namun tidak ada rumor baik satupun. Jadi Cindy, mintalah pada CEO Byun sekali ini saja.”
Cindy malah menyuruh manajarnya mencari tahu berapa lama lagi ia harus menunggu. Setelah manajernya keluar, ia mengecek forum antifansnya. Mereka berkomentar Cindy terlalu banyak tampil belakangan ini, di acara tak jelas pula. Cindy menghela nafas panjang dan mengetik: ‘Ya, sepertinya ia memiliki lebih banyak lagi jadwal minggu depan.”
Ia langsung dikomentari karena tahu banyak info dalam. Mereka bertanya apakah Cindy termasuk salah satu staf Cindy. Bahkan antifans pun bisa merasa kalau Cindy dipergunakan agensinya untuk mempromosikan orang baru.
“Begitulah, bukankah itu keterlaluan?” ketiknya. Ia cepat-cepat meneruskan bahwa agensinya seharusnya melakukan itu sejak dulu, kenapa baru sekarang?
Karena anggota forum itu meningkat, moderator mengusulkan agar mereka bertemu. Termasuk Cindy.
Tim 2D1N akhirnya kembali menempati kantor mereka. Rumor sudah beredar bahwa acara mereka akan dihentikan. Mereka mulai patah semangat. Joon Mo berkata mereka harus terus berusaha sebaik mungkin demi 6,8% pemirsa yang menonton mereka.
Min Young mengusulkan untuk mengganti seluruh metode editing mereka. Joon Mo berkata mereka akan mengatur ulang semuanya, dari musik, tata bahasa, semuanya. Dan mereka harus membuat preview yang bagus untuk ditayangkan di akhir acara Star Wars (acara baru yang dirumorkan akan menggantikan acara 2D1N).
Tapi mereka kekurangan orang. Min Young mengusulkan agar Seung Chan yang membuat previewnya. Joon Mo tidak setuju. Bagaimana bisa mempercayakan hal sepenting ini pada Seung Chan? Seung Chan merasa tertantang. Ia berkata ia akan melakukannya. Ia akan bekerja keras.
“Semua orang juga bekerja keras. Kau harus bekerja dengan baik,” ujar Joon Mo. Seung Chan berkata ia akan melakukannya. Joon Mo akhirnya menyerahkan tugas itu pada Seung Chan.
Joon Mo berkata Seung Chan tidak boleh menganggap remeh preview meski hanya 30 detik. Orang-orang harus melihat preview tersebut dan berpikir harus melihat acaranya. Harus membuat mereka tertawa, membangkitkan perasaan, dan juga membuat penonton tahu jadwal tayang acara tersebut. (Contoh nyata: menampilkan Jo In Sung, Song Joong Ki, dan Im Joo Hwan dalam preview Running Man^^)
Tapi FD gudang teman Seung Chan berkata Seung Chan tidak bisa melakukan semua itu sekaligus. Justru itulah kesalahan terbesar dalam membuat preview, yaitu terlalu berlebihan hingga akhirnya gagal. Ia menyarankan agar Seung Chan tidak terlalu berusaha karena pada akhirnya para senior yang akan memperbaikinya. Menurutnya pekerjaan ini diberikan pada Seung Chan agar Seung Chan tidak main-main terus.
“Aku tidak pernah main-main sejak mulai bekerja,” kata Seung Chan. Tapi FD berkata itu hanyalah anggapan Seung Chan. Bagi para senior Seung Chan hanyalah cadangan, yang hanya berguna untuk mengantar makanan.
“Tunggu saja, aku akan membuat preview bagus yang bisa membuat penonton penasaran, memberitahu jadwal tayang, menggugah secara emosional, dan membuat orang perut mereka meledak (karena tertawa), hingga mereka tak mau melewatkan acara ini,” kata Seung Chan penuh semangat.
Episode 10: Mengerti Preview
Hong Soon sedang berjalan menuju kantor ketika melihat Yang Mi di seberang jalan. Ia langsung masuk ke pintu terdekat untuk menghindarinya. Tapi Yang Mi sudah memergokinya. Ia berkata Hong Soon tidak ada alasan berada di tempat ini. Ternyata Hong Soon masuk bagian penitipan anak. Hong Soon berkilah ia suka anak-anak.
Yang Mi mewanti-wanti agar Hong Soo tidak mengatakan pada siapapun mengenai malam itu karena itu tahu Hong Soon tukang gosip. Ia ingin mereka makan malam untuk membicarakan malam itu. Ia akan mengirim pesan kapan dan di mana mereka akan bertemu malam ini.
Sementara itu orang-orang bertanya-tanya tangan siapa yang terfotokopi. Da Jung kebetulah melihat Hong Soon dan memperhatikan tangannya dengan cermat. Ia sepertinya curiga tangan Hong Soo adalah tangan yang terfotokopi. Hong Soon berusaha menutupi tangannya.
Para senior tim 2D1N memperhatikan Seung Chan yang sedang bekerja di ruang editing. Joon Mo juga melihatnya. Tampaknya Seung Chan tidak pulang dan tidak tidur semalaman membuat preview.
Awalnya Seung Chan tidak mau memperlihatkan preview yang dibuatnya karena belum selesai. Tapi Joon Mo tidak peduli. Ia sepertinya tidak suka dengan preview yang sedang dipersiapkan Seung Chan.
“Kau tahu aku bukan orang yang mau bertanggungjawab, kan? Aku tidak tahu apakah kau membuatnya dengan berpikir para senior akan memperbaikinya nanti. Aku akan menayangkan persis apa yang kau buat. Jika gagal, maka aku tinggal mengatakan itu karena previewmu yang tidak menyenangkan.”
Ia bertanya mengapa Cindy tidak ada dalam preview. Ternyata Cindy hanya dimunculkan sekilas 2 kali. Joon Mo berkata Cindy tidak menonjol dalam preview tersebut dan tidak menarik perhatian. Ada alasan kenapa orangtua lebih suka foto yang mereka ambil sendiri, dibandingkan dengan foto yang dibuat fotografer profesional. Perasaan.
Ia berkata seorang PD harus mencintai para angootanya. Begitulah cara mendapatkan rekaman yang bagus. Ia bertanya apa pesona Cindy menurut Seung Chan. Seung Chan agak kebingungan dan mengatakan ia tahu Cindy bisa menyanyi.
Bagaimana kau bisa membuat preview jika kau tidak tahu apa pesona dari para peserta? Tanya Joon Mo. Jika Seung Chan saja tidak bisa melihat pesonannya, bagaimana orang lain bisa? Hmm…bener juga…
Cindy menghadiri pertemuan para moderator forum antifansnya. Cameo oleh Roy Kim dan Jung Joon Young^^
Cindy mengenakan masker penutup wajah agar tidak diketahui identitasnya. Roy mengira Cindy malu jika ketahuan menjadi antifans. Ia berkata tidak ada yang harus merasa malu. Ia sendiri penjual bunga.
Gadis di sebelah Cindy seorang pelajar SMA. Sementara Joon Young adalah pekerja di bidang hukum. Karena Cindy tidak mengatakan apa pekerjaannya, mereka mengira Cindy pengangguran dan berkata akan membantu mencarikan pekerjaan untuknya.
Mereka masih menunggu satu moderator lagi dengan ID: “Siapa Cindy, Cindy?”.
Cindy bertanya mengapa mereka semua menjadi antifans Cindy. Roy berkata ia sebenarnya fans Suzy, dan Cindy mengambil semua kontrak yang seharusnya menjadi milik Suzy.
Gadis SMA di sebelah Cindy bercerita awalnya ia fans Cindy. Belum lama ini ia melihat Cindy di sebuah restoran dan ingin berfoto dengannya. Tapi Cindy menolak karena tidak mengenakan make-up, padahal kelihatannya ia sudah mengenakan satu tub BB-cream. Ia ditolak di depan semua orang dan menjadi bahan tertawaan.
“Ooooh,” Cindy mengangguk. “Maaf. Mari kita berfoto sekarang.”
Cindy membuka masker dan topinya. Mereka semua bengong. Cindy berfoto dengan gadis SMA itu. Ia mengomel bagaimana mungkin orang menggunakan 1 tub BB-cream. Lalu ia menjelaskan bahwa ia tidak merebut kontrak iklan dari Suzy. Suzy memiliki iklan lebih banyak darinya. Dan baru-baru ini acara 2D1N tidak tayang karena acara Suzy.
“Bukankah itu bagus?” ujar Roy, si fans Suzy. “Ehmm..mungkin tidak,” sambungnya saat melihat Cindy menatapnya.
“Dan kau. Kau seorang yang terpelajar. Kenapa ikut-ikutan hal seperti ini?” tanya Cindy pada Joon Young.
Joon Young meminta maaf. Ia terlalu stress saat belajar. Tapi ia selalu mengendalikan diri dalam berkomentar agar tidak bermasalah dengan hukum karena pencemaran nama baik.
Roy meminta tandatangan Cindy. “Minta saja dari Suzy,” ujar Cindy ketus. Roy merengek ia belum pernah melihat selebritis sedekat ini.
Tepat saat itu moderator satu lagi “Siapa Cindy, Cindy?” muncul di pintu masuk. Hahahaha…ternyata manajer Cindy. Ia langsung kabur begitu melihat Cindy.
Kenapa dia pergi, tanya Joon Young heran. Roy membenarkan, moderator yang satu itu selalu merasa lega bahkan menangis setiap kali mereka menghina Cindy.
“Biarkan saja yang ingin pergi. Alasan pertemuan hari ini adalah untuk mendiskusikan bagaimana menjatuhkan Cindy. Ayo cepat katakan. Jika aku bisa menghindari semua itu, aku tidak akan jatuh, iya kan?” kata Cindy.
Seung Chan berkutat membuat preview. Kali ini ia benar-benar memperhatikan setiap gerak-gerik Cindy. Tanpa sadar ia tersenyum melihat ekspresi Cindy yang cemberut.
Ye Jin melihat ekspresi Seung Chan dan mengira Seung Chan menyukai Cindy.
Dalam wawancara, Ye Jin mengaku ia benar-benar ahli dalam mengenali pasangan. Ia tahu jika seseorang menyukai seseorang, tahu kecocokan mereka. Ia bahkan sudah menjodohkan 4 pasangan yang akhirnya menikah. Meski dua di antaranya sudah bercerai lagi.
Karena itu ia yakin Seung Chan menyukai Cindy. Dan menurutnya itu wajar. Pegawai- pegawai baru biasanya jadi menyukai selebritis setelah berjumpa dengan mereka.Tapi menurusnya Seung Chan terlalu berani. Bagaimana bisa tercapai jika yang disukai adalah seorang Cindy?
“Contohnya, anggap saja aku mengadakan acara dengan Won Bin dan aku jadi menyukainya. Oh..tunggu, Won Bin sudah menikah.”
Untuk membuktikan dugaannya, Ye Jin memanggil Seung Chan ke atap untuk berbicara. Ia menyelamati Seung Chan atas tugas previewnya yang pertama. Ia dengar Seung Chan bergadang semalaman.
Seung Chan mengiyakan. Ini tugas pertamanya dan ia tidak tahu banyak. Ada rekaman video berdurasi 28 jam dan ia harus menyeleksi 30 detik bagian paling menghibur dari video tersebut. Lebih sulit dari yang ia bayangkan.
Ye Jin memandang Seung Chan dan tersenyum penuh arti. Ia berkata selama ini ia banyak berbicara mengenai dirinya sendiri. Meski Seung Chan bersedia menjadi pendengarnya, ia yakin ada hal-hal yang ingin Seung Chan katakan. Ia menyuruh Seung Chan mengatakannya dan ia akan mendengarkan.
Seung Chan nampak sulit bicara. Ye Jin akhirnya menebak bahwa Seung Chan menyukai seseorang hingga sulit bicara seperti itu.
“Bagaimana kau tahu?” tanya Seung Chan kaget.
Ye Jin berkata Seung Chan tidak perlu sekaget itu. Setelah bekerja selama 8 tahun di sini, ia sudah seperti shaman (dukun). Apa Seung Chan pikir ia se-clueless itu? Ia bertanya sudah berapa lama Seung Chan menyukai orang itu.
Seung Chan mengira Ye Jin sudah tahu perasaannya. Ia berkata sudah beberapa waktu. Awalnya tidak seperti itu, tapi lama-lama ia jadi suka.
Ye Jin berkata mengapa Seung Chan selalu mengalami cinta bertepuk sebelah tangan. Ia tahu karena ia sudah mengalaminya, dan itu bisa menjadi kebiasaan. Penting untuk mencintai, tapi penting juga untuk dicintai. Membangun rumah seorang diri lalu menghancurkannya kembali itu sangat melelahkan.
Seung Chan berkata kali ini berbeda. Ia tidak akan diam saja dan menyimpan perasaannya.
“Tapi Seung Chan, berpacaran dengan seseorang di kantor, itu bisa menjadi gosip. Jika tersebar, bisa menjadi skandal.”
Seung Chan berkata ia akan bertanggungjawab sampai akhir. Ye Jin tersenyum. Ia suka sikap Seung Chan. Karena itu ia akan membantu Seung Chan, meski ia tidak tahu apakah ia bisa membantu.
Seung Chan jadi bingung. Ye Jin bertanya apakah Cindy tahu perasaan Seung Chan. Seung Chan tidak tahu bagaimana cara menjelaskan yang sebenarnya. Sementara Ye Jin terus berasumsi bahwa Seung Chan tidak mau ada orang yang tahu perasaannya ini. Ia bahkan menawarkan membicarakan Cindy dengan istilah S, karena C terlalu kentara. Ia berjanji tidak akan menyebarkan rumor dan Seung Chan bisa mencarinya setiap kali membutuhkan nasihat.
“Sunbae, bukan seperti itu.”
“Pastikan kau tidak sembarangan menyatakan perasaanmu. Kau berurusan dengan Cindy di sini. Ia itu bintang. Ia mungkin tidak tahu perasaanmu. Ia belum siap,” potong Ye Jin.
Ia berkata orang yang cintanya bertepuk sebelah tangan terkadang membuat kesalahan karena terlalu berani. Cinta juga membutuhkan preview. Semacam petunjuk bahwa akan ada pengakuan cinta. Dengan begitu pihak lainnya bisa mempersiapkan diri.
Contohnya dirinya. Ia mabuk dan mengungkapkan semuanya pada Joon Mo. Dan sekarang semuanya jadi serba canggung. Preview tidak hanya penting dalam siaran, tapi juga dalam kehidupan nyata.
Sebelum masuk dan kembali bekerja, Seung Chan bertanya preview seperti apa yang Ye Jin ingin lihat.
Yang Mi menanti Hong Soon tapi Hong Soon tidak datang sampai akhir. Hong Soon malah makan malam bersama Joon Mo dan menceritakan tentang malam itu ia bersama Yang Mi. Joon Mo berkata itu memang mengejutkan.
Ia bertanya bagaimana itu bisa terjadi, bukankah Hong Soon sangat tidak suka Yang Mi? Hong Soon bercerita ia merasa kehilangan saat Yang Mi tidak masuk minggu lalu. Setiap hari ia menghina Yang Mi, dan saat Yang Mi tidak ada ia merasa kosog.
“Apa itu benci tapi cinta?” tanyanya. Ia seharusnya tidak menggabungkan keduanya, hingga membuatnya begitu bingung saat ini. Joon Mo memikirkan perkataan Hong Soon tersebut.
Ketika ia tiba di rumah, ia mendengar Ye Jin berteriak karena ada nyamuk. Ia menghambur ke kamar Ye Jin. Ye Jin melihat ia digigit nyamuk. Joon Mo menutupi seluruh tubuh Ye Jin dengan selimut dan menyuruhnya kembali tidur. Ia akan menangkap nyamuk itu.
Ia berhasil menangkap satu tapi nyamuk itu tidak mengeluarkan darah, artinya masih ada satu nyamuk lagi.
Dengan tubuh tertutup selimut, Ye Jin berkata pada Joon Mo kalau ia akan pindah. Apa Joon Mo ingin ia tinggal dan memasak untuknya? Come on say it!!!
Joon Mo malah bertanya apakah Ye Jin benar-benar tidak tahu maksud di balik perkataannya. Setelah mereka tinggal bersama selama ini, Ye Jin masih juga belum mengenalnya?
Ye Jin berkata mereka tinggal bersama terlalu lama. Kadang ia melihat Joon Mo sebagai teman, tapi kadang ia melihat Joon Mo sebagai seorang pria. Masalah ini tidak akan selesai jika mereka selalu bersama seperti sekarang. Mereka berdua jadi bingung.
Apakah mereka hany merasa kehilangan orang yang terbiasa mereka lihat? Atau apakah mereka benar-benar saling menyukai sebagai pria dan wanita? Ia ingin tahu apa jawabannya.
Seung Chan kembali mendekam di ruang editing. Terngiang jawaban Ye Jin mengenai preview yang baik.
Preview yang baik adalah preview yang jujur. Sesuatu yang membuatnya jantungnya berdebar dan membuatnya bersemangat adalah hal yang baik, tapi semua orang membuat preview seperti itu. Karena itu ia menyukai preview yang benar-benar jujur. Sesuatu yang spontan dan terbuka. Seperti menemukan cahaya lilin yang tenang di tengah kilau sekumpulan cahaya neon.
Seung Chan mengamati video Cindy dan menemukan Cindy selalu mencuri lihat ke arahnya, bahkan melalui cermin yang selalu dipegangnya. Cindy diam-diam mengarahkan cerminnya agar bisa melihat Seung Chan, lalu tersenyum senang.
Keesokan paginya, Ye Jin menemukan noda darah di tembok. Bekas nyamuk yang malang. Ye Jin tersenyum karena Joon Mo berhasil menangkap nyamuk itu. Ia berusaha menghilangkan noda darah itu tapi tidak bisa.
Komentar:
Komunikasi selalu menjadi masalah dalam hubungan sesama manusia. Jika saja semua orang tahu apa yang harus dan tidak boleh mereka ucapkan pada saat yang tepat, maka dunia akan lebih damai, jauh dari pertengkaran dan kesalahpahaman.
Itulah yang membuat frustrasi dalam hubungan Joon Mo dan Ye Jin. Keduanya sudah bersahabat sangat lama tapi masih melakukan kesalahan klasik. Ye Jin selalu berasumsi sementara Joon Mo selalu menghindar dari mengatakan perasaannya yang sebenarnya. Apakah karena Joon Mo belum yakin dengan perasaannya pada Ye Jin?
Tapi benar apa yang dikatakan Ye Jin. Mereka harus berpisah untuk mengetahui apa perasaan mereka yang sebenarnya. Sama seperti Hong Soon yang merasa kehilangan saat Yang Mi tidak ada. Keduanya harus benar-benar yakin dengan perasaan mereka berdua sebelum memulai suatu hubungan.
Sementara itu aku masih melihat Ye Jin menganggap Seung Chan sebagai adik. Tidak ada tanda-tanda ia menyukai Seung Chan lebih dari itu. Ye Jin ini benar-benar clueless juga sih. Ia sama sekali tidak menyadari kalau ada 2 orang pria yang menyukainya.
Tapi jika mereka bertiga dengan vokal mengatakan perasaan mereka, apakah keadaan menjadi bertambah baik? Misalkan Seung Chan dan Joon Mo tiba-tiba menyatakan perasaan mereka, kira-kira bagaimana tanggapan Ye Jin? Atau memang pengakuan cinta membutuhkan sebuah preview?
Kalau aku sih langsung samber Seung Chan *kabuuuuuur*
Ihhh gregetan bgt liat joon mo, kalo suka ya bilang suka nanti keburu disamber seung chan. Dwi penasaran kira2 ye jin trima pengakuan cinta seung chan ga ya?
BalasHapusMba fanny setelah ini punya project apa? Buat sinopsis drama comeback jong ki ya :) ( setelah liat jong ki ama jo in sung ngunjungi kwang soo di RM jd kangen hehee) gomawo mba fanny
Song jong ki, jo in sung,lim ju hwan.....
BalasHapusReunian setelah ngeliat mereka di frozen flower.bener bgt, saya nonton RM 251 krn previewnya....(hehehehe)...
Yejin???bener bener deh!
Jun moo?kapan bilangnya?????
Seung chan....setuju......samber aja yah mbak fan!!!!!!!!!
Kamsahamnida......