Sebelumnya: Sinopsis The Producers Episode 7 (Bagian 2)
Cindy mengecup Seung Chan. Seung Chan terkejut menatap Cindy.
“Mulai hari ini, setiap kali kau mendengar kata taman hiburan, kau akan memikirkanku.”
Tapi reaksi Seung Chan tidaklah seperti yang diharapkannya. Seung Chan hanya tertegun menatapnya. Ketika Cindy bertanya mengapa ekspresinya seperti itu, ia berkata ini pertama kalinya ia mengalami hal seperti ini.
Cindy sedikit tersinggung. Apa Seung Chan mengira ia sering mengalaminya? Apa Seung Chan kira karena ia selebritis maka ia bisa melakukannya kapanpun dan dengan siapapun? Bukan itu maksudku, kata Seung Chan.
Kalau begitu apa maksudmu, tanya Cindy. Apa arti kecupan tadi bagi Seung Chan? Seung Chan terdia. Cindy memintanya mengatakan sesuatu, apa ia MC yang hanya bicara sendiri?
Tapi ketika Seung Chan hendak menjawab, ia malah menghentikannya. Ia akan memberi waktu pada Seung Chan untuk menjawab. Menurutnya sekarang bukan waktu yang tepat untuk menjawabnya karena Seung Chan saat ini masih terkejut. Ia akan menunggu.
Ye Jin terjebak macet dalam perjalanan menuju taman bermain. Ia melihat Direktur Kim meneleponnya namun ia malas mengangkat karena pihak mereka yang sudah membuatnya jadi orang jahat di media.
Joon Mo menelepon dan menyuruhnya cepat datang karena kembang api akan dimulai satu jam lagi. Tapi ia cepat-cepat meralat agar Ye Jin tidak ngebut dan mengemudi dengan hati-hati.
Cindy menangis di toilet dan berusaha menenangkan dirinya. Jika ada yang melihatnya seperti ini pasti mengira ia baru saja dicampakkan. “Apa aku baru dicampakkan?”
Cepat-cepat ia menepis pikiran itu dan berkata Seung Chan mungkin gugup karena seorang selebritis tiba-tiba melakukan itu padanya. Pasti ia terkejut hingga tidak bisa merespon. Ia mengingatkan dirinya untuk bersikap biasa, seakang tidak terjadi apapun. Bersikap layaknya seorang Cindy.
Ia kembali dengan wajah muruh pada Seung Chan yang menunggu. Ia ingin pulang dengan alasan ia sudah lelah. Seung Chan berkata Ye Jin belum sampai dan mungkin Joon Mo belum selesai bekerja. Tambahan lagi hari ini adalah hari ultah Cindy. Pasti menyenangkan merayakan bersama.
Seung Chan melihat pawai sudah dimulai dan banyak orang berdatangan. Ia membawa Cindy kembali duduk di kursi roda, merendahkan topinya agar wajahnya tidak terlihat, dan sengaja berdiri di depannya.
Seorang petugas potret hendak memotret mereka. Seung Chan menolak. Tapi Cindy memperbolehkan karena ini hari ulangtahunnya (tentunya tanpa ketahuan kalau ia Cindy).
Setelah foto itu jadi, Cindy mengomel karena Seung Chan berdiri dibelakangnya hingga wajahnya terlihat lebih besar dari Seung Chan. Seung Chan merasa sama saja. Apanya yang sama, keluh Cindy. Apa Seung Chan tidak pernah berfoto dengan seorang gadis sebelumnya? Belum, kecuali foto wisuda dan foto ramai-ramai.
Cindy berkata itu adalah etika dasar. Pria harus maju sedikit saat berfoto dengan wanita. Seung Chan meminta maaf. Cindy berkata foto itu tidak boleh tersebar jadi ia yang akan menyimpan foto itu. Padahal ia hanya ingin memiliki foto mereka berdua.
Saat melewati lorong yang panjang dan kosong, Seung Chan mendapat ide. Ia bertanya apakah Cindy sedang merasa bosan saat ini. Cindy mengiyakan. Seung Chan menyuruhnya berpegangan kuat-kuat. Lalu ia berlari mendorong kursi roda Cindy. Keduanya tersenyum lebar. So cute^^
Ye Jin menelepon Joon Mo kalau ia sudah sampai. Tak lama seseorang meneleponnya dan berkata lampu mobil Ye Jin masih menyala. Ye Jin bergegas ke tempat parkir. Joon Mo yang tak sabar menelepon Ye Jin. Ye Jin memberitahukan telepon barusan lalu ia tersadar.
“Joon Mo…aku sudah menyingkirkan nomor teleponku. Bagaimana ia bisa mengetahui nomor teleponku?”
“Apa yang kaubicarakan, siapa yang meneleponmu jika kau sudah menyingkirkannya? Halo? Ye Jin?”
Ye Jin merasa ada orang di belakangnya. Ia menoleh dengan ketakutan dan ponselnya terjatuh. Joon Mo langsung berlari.
Ternyata Direktur Kim. Dan lampu mobil Ye Jin sebenarnya padam. Ye Jin tersadar Direktur Kim yang tadi meneleponnya tentang lampu mobil. Itu karena Ye Jin tidak juga menjawab teleponnya. Ye Jin berkata ia pasti akan menelepon bali, jadi kenapa Direktur Kim bersikap seperti ini. Dan kenapa Direktur Kim ada di sini.
Direktur Kim berkata ia ada di sini karena Cindy. Ia sudah tahu Cindy tinggal bersama Ye Jin. Ye Jin pura-pura terkejut dan tidak mengerti. Tapi Direktur Kim yang khawatir Cindy diculik, memeriksa CCTV tempat parkir dan melihat Ye Jin juga ada di rumah sakit yang sama saat Cindy menghilang.
Tapi ia tidak melaporkan itu pada CEO Byun. Ia mengintai rumah Ye Jin dan sempat melihat Cindy keluar membuang sampah. Ye Jin saja baru tahu. Untuk apa orang yang sedang bersembunyi pergi keluar untuk membuang sampah. Cindy benar-benar berbeda dari yang terlihat.
Karena sudah ketahuan, Ye Jin menunduk meminta maaf. Ia berkata ia tidak punya pilihan pada saat itu.
Bukk!! Kepala Direktur Kim dipukul pembatas jalan. Joon Mo salah mengira Direktur Kim sebagai orang jahat. Ia terkejut saat melihat ternyata itu adalah Direktur Kim. Padahal tadi ia memukul sekuat tenaga. Ia benar-benar minta maaf.
Ye Jin memarahi Joon Mo karena memukul tanpa lihat dulu siapa orangnya. Ia dengar bunyi “bang” keras tadi.
“Aku juga dengar,” kata Joon Mo masih shock. “Kau tiba-tiba menutup telepon dan membuatku takut!”
Mereka bertiga duduk untuk membicarakan Cindy. Joon Mo meminta Direktur Kim membiarkan Cindy untuk hari ini, karena ini adalah hari ulang tahunnya. Direktur Kim mengingatkan bahwa CEO Byun bukan wanita biasa dan mereka tahu betul seperti apa dia.
“Jika seperti ini, Cindy bisa berakhir seperti gadis sebelumnya,” katanya.
Ye Jin melihat pada Joon Mo. Joon Mo berkata ia mengerti. Tapi Direktur Kim sebaiknya pulang hari ini. Ia akan bertanggungjawab dan memastikan Cindy kembali. Kembang api akan segera dimulai, sayang jika dilewatkan. Direktur Kim mengalah.
Cindy, Seung Chan, Joon Mo, dan Ye Jin berhasil menyaksikan pesta kembang api. Mereka bertiga bergiliran mengucapkan selamat ulang tahun pada Cindy. Terima kasih, gumam Cindy.
Ia menoleh melihat Seung Chan. Cindy melihat Ye Jin merangkul pundak Seung Chan. Ia pun berdiri dari kursi rodanya dan sengaja berdiri di antara Seung Chan dan Ye Jin.
Berikutnya mereka pergi ke karaoke. Kenapa membawa penyanyi ke karaoke, tanya Cindy. Bukankah itu tidak sopan. Ye Jin dan Joon Mo berkata itu adalah tradisi mereka untuk bernyanyi karaoke di penghujung hari ultah mereka. Cindy boleh duduk dan melihat saja.
Ye Jin bertanya apakah Seung Chan bisa menyanyi dengan baik. Biasa aja, Seung Chan merendah. Ye Jin berkata Joon Mo benar-benar bisa menyanyi hingga saat sekolah semua orang menyuruhnya debut menjadi penyanyi (Cha Tae Hyun memang pernah menjadi penyanyi). Joon Mo tertawa malu llau pamer suaranya.
Seung Chan tak mau kalah. Ia berkata ia juga dengar banyak orang berkata seperti itu padanya.
“Siapa yang mengatakannya?” ujar Joon Mo tak senang.
Seung Chan menyanyi sekuat tenaga memamerkan suaranya yang merdu. Hanya Ye Jin yang nampak terkesan. Ia mengakhiri lagunya dengan nada yang sangaaaaaaat panjang dan mendapat skor 95 dengan komen: kau seharusnya menjadi penyanyi.
Ye Jin bertepuk tangan, mengusap kepala Seung Chan dan memujinya. Seung Chan berkata ia selalu mendapat komen: kau seharusnya menjadi penyanyi. Joon Mo berkata nilai berapapun selalu diberi komen yang sama. Ia biasanya mendapat skor 99 atau 100.
Benarkah? Ia menyanyi duet dengan Ye Jin untuk membuktikannya. Lagunya tentang cinta pertama, di mana mereka ingin terus bersama meski tidak mendapat cinta. Keduanya bernyanyi habis-habisan sambil melompat dan berjoget ke sana kemari. Suaranya sih amburadul tapi mereka mendapat skor 99, dengan komen: kau adalah penyanyi. Heh…mungkin mesin karaoke itu hanya menilai kerasnya suara mereka dan bukannya ketepatan menyanyi mereka.
Keduanya duduk dengan gembira dan hati puas. Seung Chan tak mau kalah dan menyanyikan lagu Lee Seung Gi kesukaan Ye Jin (Because You’re My Woman…mengenai cinta pada wanita lebih tua meski wanita itu tidak menganggapnya). Ye Jin sangat gembira. Ia sudah berkali-kali meminta Joon Mo menyanyikan lagu itu untuknya tapi Joon Mo tak mau menyanyikannya untuknya karena tak mau memanggilnya “noona” (kakak) seperti dalam lirik lagu itu.
Joon Mo dan Cindy kembali cemberut. Mereka malah sibuk menyusun snack di meja.
“Baek Seung Chan, kau seorang pria!!” seru Ye Jin.
Joon Mo tak tahan lagi dan menyuruhnya mematikan lagunya. Ye Jin tidak mau dan menaruh remote di meja. Tiba-tiba lagu berhenti hingga Seung Chan tak bisa terus menyanyi.
“Maaf, aku menekan tombol yang salah,” kata Cindy. “Apa kau mau mengulang dari awal?” Pffft…
Cindy berkata tiket VVIP untuk konsernya sangat mahal dan biasanya ia tidak menyanyi menggunakan mic dan speaker abal-abal, tapi hari ini hari spesial. Maka ia pun menyanyi…tentang perasaan cinta yang muncul namun tidak tersampaikan.
Mereka pulang. Cindy menoleh menyaksikan Seung Chan yang berjalan ke rumahnya. Di rumah, Seung Chan membalik arah botol shampo bergambar Cindy agar tidak menatapnya. Lalu ia menyentuh bibirnya yang tadi dikecup Cindy.
Joon Mo memperhatikan Ye Jin yang merenung di jendela. Ye Jin sama sekali tidak tahu Joon Mo menatapnya dengan lembut. Cindy tersenyum melihat fotonya bersama Seung Chan. Lalu ia tertidur.
Episode 8: Mengerti Garis Cinta
Paginya Cindy menyalakan ponsel dan baru mengetahui pemberitaan yang menyudutkan Ye Jin hingga Ye Jin diserang oleh komen-komen negatif para fansnya. Ia berkemas dan keluar dari kamar.
Ye Jin mengajaknya sarapan sebelum pergi. Ia sudah membeli lentil dan kinoa, jika Cindy tidak memakannya maka siapa yang akan makan? Cindy berkata Direktur Kim sudah menunggunya di bawah. Ia berkata ia tidak tahu Ye Jin mengalami masa sulit karena dirinya.
Ye Jin mengakui itu cukup berat karenakaca spionnya dirusak dan biaya perbaikannya cukup mahal. Tapi itu tidak apa-apa.
“Baiklah,” jawab Cindy singkat. Sama sekali tidak mendesak untuk mengganti biaya perbaikan itu.
Ia lalu mendekati Ye Jin dan mengambil foto mereka berdua. Ia berterima kasih lalu keluar. Ye Jin mengomel Cindy tidak mengucapkan perpisahan dengan cara yang baik. Itulah sebabnya orang bilang jangan mengundang sembarangan orang ke rumah.
Cindy masuk dalam mobil Direktur Kim. Joon Mo berterima kasih karena Direktur Kim sudah bersedia menunggu. Ia berharap Direktur Kim memberitahu CEO Byun tanpa membuatnya marah. Terakhir, ia menjelaskan bahwa ia dan Ye Jin hanya berbagi alamat sementara. Jadi ia meminta agar hal ini dirahasiakan.
Direktur Kim berjanji tak akan mengatakannya pada siapapun, meski ia terus tertawa penuh arti pada Joon Mo.
Dalam perjalanan keluar, Cindy melihat Seung Chan berjalan di pinggir jalan. Ia hanya bisa terus memandang Seung Chan sampai tak terlihat lagi.
Tim 2D1N minus Seung Chan, sedang membicarakan acara mereka. Satu peserta dipilih 2 pria, hingga terjadi cinta segitiga. Satu lagi dipilih seorang pria, tapi yang pria tidak begitu tertarik hingga terasa seperti cinta tak berbalas. Sementara Cindy tak ada pasangannya.
Mereka berpendapat sepertinya para peserta pria merasa sedikit terintimidasi oelh Cindy hingga tak berani memilihnya. Tapi garis cinta itu yang mereka perlukan untuk mendapat rating.
Tapi penulis maknae berkata mereka punya satu garis cinta lagi. Notting Hill (kisah seorang selebriti jatuh cinta dengan orang biasa). Seung Chan.
Hyung Geun menjelaskan bahwa para penulis menganggap Seung Chan tampan dan mereka hendak menjodohkannya dengan Seung Chan. Karena alasan itu pula Seung Chan diberi tugas lain agar tidak hadir dalam rapat ini.
Para penulis berkata mereka tidak merencanakannya. Itu karena penonton bereaksi saat Seung Chan menalikan tali sepatu Cindy. Bagaimana jika mereka mendorong hal ini sedikit? Joon Mo tidak yakin akan berhasil hanya karena mereka mendorong keduanya. Dan lagi tidak akan terlihat realistis.
Min Young mengusulkan agar mereka mengirim Seung Chan ke rumah Cindy untuk segmen “Best Friends”. Semua setuju, siapa tahu Cindy akhirnya menyukai Seung Chan.
Ye Jin tiba di kantor dan menegur Da Jung yang lagi-lagi menerima kiriman paket pribadi di kantor. Tapi ternyata itu paket untuk Ye Jin.
“Dari Cindy fans club.”
Ye Jin langsung ketakutan dan menyuruh Da Jung menyingkirkan paket besar itu. Bisa saja isinya bangkai tikus.
Tapi Da Jung membukanya dan menemukan kartu. Dalam kartu itu tertulis kalau mereka menyukai Ye Jin. Dan isinya boneka, bantal, coklat, dll. Ye Jin kebingungan.
Da Jung menunjukkan foto yang diupload Cindy. Foto mereka berdua pagi tadi. Cindy menuliskan pada foto itu bahwa ia beristirahat dengan PD Tak Ye Jin yang selalu baik hati. Ye Jin merasa tersanjung dan tersenyum, mengakui kalau ia memang selalu baik.
Apalagi ia melihat foto itu mendapat 5600 likes. Da Jung berkata mereka menyukai Cindy, bukan Cindy. Ye Jin membuka kartu dan di dalamnya tertulis untuk PD negara ini yang sangat cantik, Pd Tak Ye Jin. Ye Jin berkata bagaimana bisa mereka mendeksripsikan dengan tepat mengenai dirinya.
Joon Mo, Min Young, dan Seung Chan akan makan bersama. Min Young menjawab terserah saat Joon Mo bertanya sebaiknya mereka makan apa. Lalu ia bertanya pada Seung Chan. Tapi setiap usulan Seung Chan selalu ditolaknya. Ia mengomel dirinya dan Seung Chan benar-benar tidak cocok.
Kesal, Seung Chan berkata ia akan makan mie sementara Joon Mo terserah mau makan apa. Akhirnya mereka bertiga makan mie.
Saat mereka makan, Ye Jin dan Hong Soon datang. Seung Chan menyiapkan bangku di sebelahnya untuk Ye Jin, tapi Ye Jin langsung duduk di sebelah Joon Mo. Hong Soon duduk di sebelah Seung Chan.
Hong Soon sedang berusaha menjodohkan Ye Jin dengan temannya yang seorang lulusan luar negeri. Ia meminta Ye Jin memikirkannya karena kesempatan seperti itu tidak selalu datang. Temannya memberitahunya tipe wanita idealnya dan ia terkejut karena sangat cocok dengan Ye Jin.
“Ia tidak peduli dengan usia.”
Ye Jin melotot. Tapi ia berkata kedengarannya cukup bagus. Hong Soon berkata temannya juga menyukai wanita tangguh.
“Bagaimana bisa aku tangguh? Seung Chan, apa aku tangguh?”
“Tidak sama sekali,” kata Seung Chan. Ye Jin adalah kebalikannya.
Hong Soon berkata temannya juga menyukai wanita stylish seperti Ye Jin. Ye Jin mengakui ia berpakaian dengan baik. Hong Soon menanyakan pendapat Joon Mo karena Ye Jin adalah sahabatnya.
“Aku tidak tahu apa-apa. Ia yang harus memutuskan apakah ia akan melakukannya atau tidak.”
Ye Jin melirik Joon Mo dengan sedikit kesal. Ia berkata ia sedang tidak ingin dijodohkan sekarang. Tapi Hong Soon berkata Ye Jin jangan menunggu sampai ingin. “Kau akan menginginkannya begitu kau bertemu dengannya.”
Ye Jin tetap tidak mau. Hong Soon berkata ia akan memberi nomor telepon Ye Jin pda temannya. Mereka bisa berkenalan lebih dulu.
Ia meminta telur pada pelayan untuk mengurangi rasa pedas. Joon Mo dan Ye Jin memberikan telurnya. Seung Chan langsung menyuapkan semua telunya ke dalam mulutnya. Ia juga sengaja tidak memberi permen pada Hong Soon untuk meredam rasa pedas (sementara yang lain diberi). Seung Chan kesal pada Hong Soon yang hendak menjodohkan Ye Jin.
Cindy menanti telepon Seung Chan. Ia menyembunyikan foto Seung Chan dan dirinya saat manajernya menelepon untuk memberitahu bahwa CEO Byun sedang menuju ke rumahnya.
CEO Byun bertanya apakah Cindy beristirahat dengan baik, ke mana Cindy pergi. Cindy berkata ia bersama teman-temannya namun tidak memberitahu siapa mereka.
“Kau memiliki teman yang tidak kuketahui?”
Cindy berkata ia punya dan ia lebih suka jiak Ceo Byun tidak bertanya lebih lanjut. Bukankah yang penting ia sudah kembali dengan selamat?
CEO Byun berkata Cindy akan kalah jika ingin perang dengannya. Ia tidak membesarkan Cindy untuk menjadi orang sebodoh itu. Cindy mengingatkan bahwa ia adalah harta terbesar CEO Byuin saat ini. CEO Byun tidak akan mau kehilangan dirinya.
“Seperti biasa Cindy-ku memang sangat pintar. Tapi Cindy, aku pernah kehilangan sebelumnya. Dia seorang yang berharga bagiku, sama sepertiku. Tapi setelah aku kehilangan dia, kau datang. Jika kau pergi, tempat kosong itu akan dengan cepat diisi kembali,” kata CEO Byun dengan nada mengancam.
Cindy terdiam.
Seung Chan menemui Joon Mo dan bertanya apakah Joon Mo tidak apa-apa jika Ye Jin dijodohkan. Apa Joon Mo benar-benar tidak peduli jika Ye Jin ada di sisi orang lain? Ia ingin tahu. Joon Mo agak marah dengan kelancangan Seung Chan. Ia bertanya apa ia harus menjawab.
Seung Chan berkata ia merasa Joon Mo bersikap sedikit pengecut. Joon Mo jelas tahu perasaan Ye Jin namun membiarkannya. Tidak membiarkan Ye Jin mendekat tapi juga tidak membiarkannya menjauh. Menurutnya semua yang dilakukan Joon Mo adalah sikap pengecut.
Joon Mo berkata ada satu hal yang ia sadari setelah bekerja di sini selama 8 tahun. Maksud baik tidak selalu memberikan hasil yang baik. Tak peduli seberapa banyak maksud baik seseorang dalam hidup, siapa yang akan bertanggungjawab jika hasilnya buruk?
Ia menasihati agar Seung Chan tidak ikut campur sembarangan. Terutama jka Seung Chan tidak bisa bertanggungjawab sampai akhir.
Joon Mo teringat kata-kata seseorang yang bertanya apakah Joon Mo benar-benar akan mengurusnya. Joon Mo saat itu menenangkannya untuk percaya padanya, karena ia yang akan bertanggungjawab.
Komentar:
Hmm…pasti gadis itu adalah selebriti asuhan CEO Byun sebelum Cindy lima tahun lalu. Namun apa yang terjadi pada gadis itu? Apakah gadis itu bunuh diri atau semacamnya? Karena sepertinya peristiwa itu sangat membekas di hati Joon Mo hingga ia tak berani lagi bertanggungjawab atas hidup orang lain.
Kira-kira kalau Cindy tidak ingin meneruskan kontrak dengan CEO Byun, Ceo Byun bakal melepas Cindy ngga ya? Aku sih ogah sama agensi seperti itu (emangnya aku selebritis? ;p). Hidup benar-benar terkekang. Uang banyak dan ketenaran tidak ada artinya kalau tidak ada kebebasan sama sekali. Tapi ya…pilihan setiap orang berbeda. Siapalah kita yang bisa menghakimpi pilihan hidup orang lain…tul ngga?^^
Kira-kira kalau Cindy tidak ingin meneruskan kontrak dengan CEO Byun, Ceo Byun bakal melepas Cindy ngga ya? Aku sih ogah sama agensi seperti itu (emangnya aku selebritis? ;p).
BalasHapus~ Di lepas aja deh ^
Hadeh.....emange ayam kok main di lepas aja :kkkkkkk
~ Mbak Fanny kan emang selebritis ^
Ituh punya ribuan followers juga ^
Hidup benar-benar terkekang. Uang banyak dan ketenaran tidak ada artinya kalau tidak ada kebebasan sama sekali. Tapi ya…pilihan setiap orang berbeda. Siapalah kita yang bisa menghakimi pilihan hidup orang lain…tul ngga?
~ Betul banget Mbak Fanny ^
¤makasih Mbak Fanny
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTul bak fanny....mendingan banyak Uang dan bebas...(wkwkwk)...
BalasHapus