Nyonya Han masih merasa kesal karena sekarang rumah sepi setelah pukul 8 malam. Sementara kedua anaknya lebih suka bersama Bom dan Jin Young di ruang belajar.
Tuan Han pulang dan memerintahkan kedua anaknya menghadapnya di ruang tengah. Jelas Bom disisihkan dalam hal ini. Bom menyuruh In Sang segera menghadap ayahnya.
Tuan Han menanyakan ujian In Sang. In Sang berkata ia sudah mengikuti ujian tapi belum tahu hasilnya. Tapi bukan itu tujuan utama Tuan Han memanggil mereka.
Ia berkata mereka harus tahu kenapa mereka berbeda dari anak-anak lain. Mereka harus tahu kenapa mereka harus berbeda dari yang lain. Aku tidak mau berbeda, ujar Yi Ji.
“Apa kau tidak mau apapun?” tanya ibunya.
“Kalian berdua pewaris keluarga ini,” kata Tuan Han. “Terutama In Sang.”
Yi Ji diperlihatkan warisan apa yang akan ia peroleh nanti. Ia mendapat vila di Naesadong. Kapan ia mewarisinya? Tergantung padamu, kata ibunya.
Giliran In Sang. Yi Ji ingin tahu apa yang diperoleh kakaknya. Tapi Tuan Han dengan tegas berkata In Sang adalah anak tertua keluarga ini.
Yi Ji terpaksa kembali ke ruang belajar sambil mengomel. Ia berkata In Sang pasti dapat banyak. Bom berkata ia merasa sedih. Karena tidak diberi warisan? Bom menggeleng. Karena ia dan In Sang tidak setara.
“Apa kakak akan bagia jika suami kakak miskin seperti kakak?” tanya Yi Ji polos. Tapi ia segera menyadari kalau ia keceplosan bicara mengatakan Bom miskin. Bom tersenyum, ia tidak marah sama sekali.
In Sang nampaknya terkejut mengetahui apa saja yang akan ia warisi nantinya. Nyonya Han berkata nantinya In Sang yang akan mengambil alih semua itu. Tapi Tuan Han mengingatkan bahwa di balik warisan itu juga ada kesempatan, tanggungjawab, dan alat yang besar.
In Sang bisa saja membagikan warisannya pada orang-orang. Mereka akan bahagia namun tidak akan bertahan lama. Contohnya, jika sebuah perusahaan menghamburkan uang untuk memberi makan enak pegawainya, perusahaan itu akan bangkrut. Dan para pegawai itu akan kehilangan pekerjaan.
“Kemurahan yang salah perhitungan, idealisme yang ceroboh. Kau harus berhati-hati pada semua itu.”
Ia memberi contoh lagi. Kasus Daesan dan Paman Bom. Orang-orang anggap keadilan adalah memberi semua orang 10 ribu won. Tapi menurutnya, ia akan memberi ganti rugi hanya pada paman Bom seorang dan menyelesaikan kasus itu diam-diam.
“Kalau begitu kita tidak akan memberi contoh yang baik,” ujar In Sang.
Tuan Han berkata seorang pemimpin bukanlah seorang yang berkepribadian baik tapi orang yang menunjukkan pada orang lain bahwa ia orang baik. Sama seperti para penguasa abad 18 yang tidak akan membiarkan orang-orangnya mempertanyakan keputusannya. Mereka harus menurut dan percaya pada sang penguasa. Memang jelek, tapi dari sanalah kekuasaan berasal.
In Sang berkata ia merasa falsafah itu tidak cocok untuk jaman sekarang. Atau penafsiran ayahnya yang salah.
Tuan Han memberi contoh lain. Rumah keluarga Bom. Rumah itu mungkin awalnya terlihat seperti rumah kecil nyaman berukuran sedang. Tapi sekarang rumah itu sudah tua dan bobrok di pusat kota Seoul. In Sang berkata ia tidak nyaman membicarakan ini karena itu rumah keluarga Bom tinggal.
“Kau harus berhati-hati dengan simpati dan perasaan semacam itu. Itu adalah syarat untuk menjadi pewarisku,” ujar Tuan Han.
In Sang kembali ke kamar. Ia tidak berani menatap wajah Bom. Dan tidak mau menceritakan apa yang baru saja ia perbincangkan dengan ayahnya. Bom menyadari ada perubahan sikap In Sang.
Ayah Bom menyuruh ibu menelepon Bom untuk mengetahui keadaannya. Ibu tidak mau. Bom akan menelepon jika terjadi sesuatu. Ia khawatir dan penasaran tapi ia tidak akan menelepon.
Ia sebenarnya ingin pergi ke rumah besannya dan mengatakan semua yang ingin ia katakan. Tapi ia ingin Bom yang memilih untuk tinggal atau pergi. Ia tidak mau mempengaruhi Bom. Bom yang harus bertanggungjawab atas pilihannya.
Ayah masih khawatir Tuan dan Nyonya Han marah karena kesalahan Paman. Ibu tak tahan lagi. Ia marah dan menggebrak meja. Ayah takut juga pada ibu >,<
Noo Ri membujuk Je Hoon untuk menolak kasus Pamannya. Tapi Je Hoon tidak bergeming bahkan ketika Noo Ri mengatakan ia tidak suka orang yang menjalani hidup yang berbahaya.
Jae Won mengingatkan pada Noo Ri bahwa ini mengenai hidup Bom, bukan Noo Ri. Apa Noo Ri masih belum puas dipertemukan dengan Je Hoon hanya karena ia kakak Bom? Noo Ri dengan jujur berkata itu sebabnya ia mempermasalahkannya. Ia berharap tidak ada yang terjadi hingga Je Hoon dikirim ke Amerika untuk belajar dengan beasiswa.
Je Hoon berharap Noo Ri berhenti mengkhayal. Ia tidak mau menjadi seperti ayahnya. Noo Ri berkata ayah Je Hoon mendapat kenaikan pangkat berkat Je Hoon, itu saja sudah menunjukkan Je Hoon menjalani jalan yang sama dengan Tuan Han dan ayahnya. Je Hoon meminta Noo Ri tidak mempermasalahkannya lagi.
Para staf juga membicarakan pembagian warisan itu. Ini adalah ujian bagi In Sang. Jika ia tetap memberontak, maka ia tidak akan mendapat warisan. Sekretaris Kim berpendapat tidak ada orang yang akan menolak warisan sebesar itu.
Mereka juga menyadari Bom tidak diikutsertakan dalam warisan itu. Artinya keluarga Han belum menganggapnya sebagai Puteri Mahkota. Sekretaris Lee berkata mereka tetap harus memperlakukan Bom sebagai istri In Sang.
Teman-teman Nyonya Han berpendapat ini seperti pilihan hidup dan mati bagi In Sang. Orang kaya lain sudah menunjukkan kekayaan keluarga mereka sejak anak-anak mereka masih kecil, karena itu mereka pamer dan menyombongkan kekayaan mereka, tidak seperti In Sang. Mereka sependapat dengan langkah Nyonya Han. Sudah waktunya In Sang melihat kenyataan.
Jae Won memeriksa pasar saham. Sejak Hansong memulai rencana memilih ahli waris, nilai saham yang berkaitan dengan Hansong meningkat. Termasuk perusahaan kakak Nyonya Han. Nyonya Han tidak nampak senang mendengar perusahaan kakaknya dikaitkan.
Young Ra mendengar saham kakek In Sang akan dijual. Ia bertanya ke mana Nyonya Han akan menginvestasikannya. Nyonya Han berkata ia tidak tahu dan tidak mau tahu.
In Sang baru mengetahui bahwa dalam dunianya, masalah pewaris adalah hal yang menjadi perhatian banyak orang. Min Jae bahkan sudah memiliki akun atas namanya sendiri meski tidak sebanyak In Sang. Dan ia merasa itu tidak cukup.
Temannya bahkan sudah membeli Ferrari baru. Ia berkata In Sang juga bisa memilikinya jika mau. In Sang berkata mobil seperti itu bisa dikendarai di mana…tidak mungkin di jalanan umum, kan? Min Jae memberitahu mobil seperti itu dikendarai malam hari pada jalan tol yang sudah ditutup. Apa itu akan menyenangkan, tanya In Sang.
Hyun Soo menghampiri mereka dan menyapa In Sang sebagai pewaris. Ia dengar warisan In Sang sangat besar. Min Jae berkata In Sang belum setuju untuk menerimanya.
“Apa kau bodoh?” tanya Hyun Soo kaget.
In Sang bertanya apakah hak waris Hyun Soo juga disertai persyaratan. Hyun Soo berkata ia tidak bisa mengambilnya tanpa persetujuan ibunya. Bukan syarat yang berat, Hyun Soo tinggal menurut pada ibunya. Min Jae bertanya apa persyaratan untuk In Sang. In Sang bahkan tidak mau memikirkannya.
Hyun Soo berkata sepertinya ia tahu apa syaratnya. Menceraikan Bom, bukan? In Sang tidak mau menjawab dan pergi meninggalkan mereka. Min Jae tak habis pikir mengapa In Sang menyukai Bom dan tidak mau menceraikannya.
Hyun Soo berkata Bom seperti alien. Ia teringat saat pertama bertemu Bom di rumah In Sang. Ia kesal karena Bom sangat polos padahal ia berharap setidaknya saingannya seorang model. Dan yang terutama, Bom tidak cocok dengan keluarga Han. Ia lebih cocok dalam keluarga biasa.
In Sang bergabung dengan Bom dan Guru Park di ruang belajar. Keduanya menyadari sikap In Sang yang tidak seperti biasanya, terutama Bom. Saat Guru Park menyinggung soal pembicaraan In Sang dan Tuan Han semalam, In Sang nampak gugup. Akhirnya ia mengakui selama ini ia sudah bersikap bodoh di depan ayahnya. Ia sudah mengabaikan sumber kekuasaan ayahnya.
“Apa kau menyesal?” tanya Guru Park.
In Sang tak berani menjawab karena Bom ada di sebelahnya. Bom berkata ia sudah mengetahui sumber kekuasaan itu dengan jelas dan ia merasa bodoh karena sempat tunduk di depannya. Ia pernah sombong karena mengira In Sang memiliki kekuasaan.
Tuan Han memanggil Je Hoon untuk minum bersamanya di ruang istirahat Hansong. Ia bertanya apakah penyelesaian kasus paman Bom tidak terlalu membingungkan? Apa kaitannya dengan mengungkapkan adanya akun luar negeri? Itu kan rahasia bisnis Daesan dan akan sulit diterima oleh mereka.
Jika tujuan Je Hoon adalah untuk berdamai di luar sidang dan meminta kompensasi serta permintaan maaf, untuk apa memasukkan poin akun luar negeri itu? Je Hoon berkata jika terbukti sebenarnya perusahaan memiliki uang (di luar negeri) namun tidak membayar gaji pegawai, maka tuntutannya akan lebih mudah dimenangkan.
Tuan Han menyuruh Je Hoon tidak menyertakan bukti itu. Je Hoon bertanya apa alasannya. Tuan Han menyuruh Je Hoon memeriksa nama-nama pemilik akun luar negeri tersebut, hasilnya pasti berbeda dari gosip yang beredar. Ia berkata akun-akun itu bukan milik Daesan melainkan perusahaan lain.
Jika Je Hoon tetap memasukkan informasi itu, maka Je Hoon akan dianggap membuat kebohongan. Ia mengingatkan dengan nada mengancam agar Je Hoon berhati-hati tidak diterpa angin dari samping.
Je Hoon mengirim pesan pada Sekretaris Min bahwa itu adalah informasi palsu dan Tuan Han sengaja melepas informasi itu.
Sekretaris Min dan Paman Bom sedang berbicara di taman. Sekretaris Min terus menerus tersenyum. Ia meminta Paman Bom berbicara dengannya seakan mereka sedang berpacaran. Ia melarang Paman Bom melihat sekeliling karena mereka sedang diawasi. Bahkan CCTV pun akan dicek.
Paman berusaha terus tersenyum tapi saat Sekretaris Min bertanya tentang Bom, ia tidak bisa lagi melakukannya. Sekretaris Min mengajak Paman pergi dari tempat itu. Daripada mereka bertemu seperti ini, akan lebih aman jika mereka bicara melalui Je Hoon saja. Sekretaris Min sengaja menggandeng tangan Paman Bom agar mereka terlihat memang dekat.
Min Jae penasaran dengan kehidupan In Sang dan Bom. Ia mengajak Hyun Soo pergi ke rumah In Sang. Jae Won bertanya untuk apa mereka ke sana, seharusnya mereka pergi bersama ibu-ibu mereka. Min Jae dan Hyun Soo berkata terkadang Jae Won membuat mereka bingung. Sebentar menyuruh mereka berontak, sebentar menyuruh mereka menurut. Mereka meminta Jae Won mengantar mereka.
Maka pergilah mereka ke rumah In Sang. Min Jae tanpa sadar berbicara formal terhadap Bom. Ia berkata Bom terlihat dewasa. Hyun Soo yang blak-blakkan bertanya apakah Bom hampir diusir. Bom mengiyakan.
Tentu saja yang paling menyebalkan adalah Nyonya Han sengaja menyambut mereka dengan hangat dan menyuruh mereka duduk. Bom bingung apa yang harus ia lakukan. Nyonya Han bertanya mengapa ia berdiri saja dan tidak melayani tamu.
Bom pergi ke dapur, menyiapkan minuman sambil cemberut. In Sang ke dapur dan mengajaknya duduk bersama teman-temannya. Ia sudah tahu teman-temannya datang karena penasaran melihat mereka. Bom tidak perlu menganggap mereka sebagai tamu.
“Mereka adalah temanmu, tapi bagiku mereka adalah tamu,” kata Bom.
In Sang meminta Bom agar tidak terganggu oleh mereka. Ia tidak pernah mengundang mereka dan tidak ingin benar-benar dekat dengan mereka. Bom memeluk In Sang. Ia tidak akan marah. In Sang menghela nafas lega.
Bom akhirnya duduk bersama In Sang. Min Jae dan Hyun Soo bergurau mengenai Hyun Soo yang tidak berhasil mendapatkan In Sang. Bom hanya mendengarkan dengan senyum datar di wajahnya. Hyun Soo menyadari itu.
Bahkan Yi Ji tahu ibunya menggunakan Hyun Soo untuk melukai Bom. Nyonya Han membantahnya.
Hyun Soo bercerita In Sang pernah mengatakan mengapa ia tidak menyukainya. Karena ibu-ibu mereka. Min Jae mengiyakan. Ia juga tidak nyaman dengan anak-anak teman ibunya. Kalau begitu kita ini apa, ujar Hyun Soo. Min Jae berkata mereka seperti keluarga.
Bom tak tahan lagi. Ia pamit dengan alasan ada hal lain yang harus ia kerjakan. Min Jae dan Hyun Soo bergumam kalau Bom tidak seperti mereka.
“Dia tidak sepertimu,” In Sang menegaskan. Hyun Soo cemberut.
Sepulangnya dari rumah In Sang, Young Ra memberondong Hyun Soo dengan pertanyaan mengenai In Sang dan Bom. Pastinya mereka tidak akur, kan? Hyun Soo berkata Bom baik-baik saja. Young Ra yakin Bom hanya pura-pura.
Hyun Soo meminta ibunya berhenti bertanya. Young Ra berkata ia penasaran karena Nyonya Han tidak akan mengatakan padanya. Ia berkata Nyonya Han benci dengan keberanian Bom. Hyun Soo terdiam karena tadi Bom tidak nampak seperti itu. Tapi ia tidak mau lagi menjawab ibunya.
Young Ra tidak menyerah. Ia bertanya apa yang Hyun Soo pikirkan melihat In Sang hidup seperti itu. Hyun Soo tahu ibunya sedang merencanakan sesuatu. Ia meminta ibunya tidak ikut campur. Adalah pilihannya ia menyukai In Sang atau tidak.
Ia mewanti-wanti ibunya agar membiarkannya sendiri bahkan tidak mengungkitnya. Jika ia ingin mencuri In Sang, maka ia akan melakukannya sendiri tanpa campur tangan ibunya. Menurutku Hyun Soo tidak bermaksud merebut In Sang, ia hanya tidak ingin ibunya merongrong terus.
In Sang akhirnya tidak tahan lagi untuk tidak bicara pada Bom mengenai warisannya. Bom berjanji ia tidak akan memarahi In Sang. In Sang mengaku ayahnya tidak memberi warisan begitu saja. Tapi Bom sepertinya sudah tahu syarat apa yang diberikan Tuan Han pada In Sang untuk bisa mendapatkan warisannya.
Malam itu In Sang berpikir keras di ruang belajar, sementara Bom melihat dari luar dan akhirnya kembali ke kamar sendirian. Tuan dan Nyonya Han diam-diam mengintip mereka. Tuan Han yakin tinggal waktu saja hingga keduanya retak.
Tuan Han memanggil Pengacara Yoo ke kantornya. Ia berkata meski semua orang adalah musuh, mereka tetap harus menganggap orang-orang itu sebagai bagian dari mereka. Pengacara Yoo berkata ia dengar Tuan Han memanggil Je Hoon dan membuatnya bingung. Tuan Han tersenyum dan berkata itu adalah bagian dari pelajaran.
Tuan Han tiba-tiba menanyakan bayi Pengacara Yoo. Ia berkata Pengacara Yoo batal melanjutkan studi ke Amerika karena hamil. Bukankah sekarang setelah anaknya lahir, adalah waktu yang tepat untuk pergi? Pengacara Yoo hanya tersenyum. Tampaknya ia menyadari Tuan Han hendak menyingkirkannya.
Sementara itu Sekretaris Yang masih menanti jawaban Sekretaris Lee. Sekretaris Lee sengaja tidak juga merespon untuk membuat Sekretaris Yang bertambah gugup. Ahjuushi setuju. Selama ini Sekretaris Yang diperlakukan bak kapten mereka tapi diam-diam menggelapkan uang. Ini adalah hukumannya. Ahjumma berkata tujuan mereka bukanlah untuk membagi uang curian.
Karena Nyonya Han sedang pergi, para staf mengajak Bom untuk makan siang bersama mereka. Mereka makan siang di meja makan sambil mengenang saat pertama kali masing-masing mereka bertemu Bom. Bom tertawa dan tersenyum.
Sekretaris Lee akhirnya memutuskan untuk menemui Sekretaris Yang besok. Guru Park menyarankan agar mereka bernegosiasi tergantung pada siapa majikan mereka. Ahjuushi berkata majikan mereka adalah Tuan Han, tapi ia menyadari bahwa majikan mereka kemungkinan akan berubah menjadi In Sang.
Sebelum pulang, Sekretaris Lee memberitahu Nyonya Han bahwa para staf akan cuti besok. Tuan Han akan bermain golf di Jeju, Yi Ji akan pergi ke studio seni, sementara In Sang dan Bom akan membawa Jin Young pergi untuk berfoto.
“Jadi aku akan sendirian di rumah?” tanya Nyonya Han. Ia tak suka sendirian tapi berusaha tak memperlihatkannya.
In Sang berkata pada Bom bahwa ayahnya belum menawarkan apapun pada paman Bom dan keluarga Sekretaris Min. Bom bertanya apakah Tuan Han akan memberi terlalu banyak agar tak bisa ditolak dan tetap merahasiakannya. Ia bertanya apakah itu adalah sebuah penyelesaian di mata Tuan Han.
In Sang berkata penyelesaian itu realistis dan tepat. Ayahnya akan mengambil keuntungan dari keadaan finansial paman Bom dan keluarga Sekretaris Min. Tapi menurut Bom, menggunakan uang penyelesaian seperti itu pastilah tidak mengenakkan.
Hmmm…kali ini sepertinya In Sang mulai merasa apa yang dilakukan ayahnya tidaklah salah. Dan ini membuat di antara keduanya terasa ada dinding pemisah.
Bom berusaha berbicara dengan Tuan Han mengenai kasus pamannya. Tapi Tuan Han dengan dingin berkata Bom tidak ada kaitan apapun dengan kasus itu, juga dengan warisan In Sang.
In Sang, Bom, dan Jin Young keluar dari rumah bukan untuk berfoto, melainkan untuk ke rumah orangtua Bom. In Sang melihat keadaan rumah Bom dan tampaknya baru menyadari kejelekan rumah itu.
Ibu menasihati bahwa orangtua In Sang mungkin akhirnya akan menyerah jika Bom dan In Sang bahagia bersama. Saling mengerti dan perhatian bahkan di saat susah. Bom dan In Sang nampak canggung mendengar nasihat itu karena jelas mereka sedang tidak saling pengertian. Meski begitu mereka menenangkan Ibu bahwa mereka tidak bertengkar.
In Sang pergi ke toilet. Ia mengingat kelanjutan percakapannya dengan Bom semalam. Ternyata Bom sudah tahu jelas bahwa mertuanya mengajukan syarat In Sang harus bercerai dari Bom jika ingin mendapat warisannya. Ia mengingat masa-masa ia berada di rumah Bom. Di mana ia dan Bom bisa tertawa dengan bebas.
Ibu menyuruh Bom dan In Sang pergi berkencan selama ada kesempatan. Keduanya menurut.
Sekretaris Lee memutuskan untuk bicara dengan Sekretaris Yang hari ini. Jika Sekretaris Yang lelah menunggu dan akhirnya memutuskan untuk mengakui semuanya pada Tuan Han maka usaha mereka akan sia-sia.
Sekretaris Yang datang. Sekretaris Lee memberikan jawabannya. Ia tidak menginginkan bagian. Ia berkata hidup Sekretaris Yang sangat melelahkan.
Sekretaris Yang tak habis pikir. Lalu kenapa Sekretaris Lee berusaha menakut-nakutinya? Sekretaris Lee berkata para staf ingin menjadi pemilik Han Trust dan berbagi saham. Semua pekerja bisa memiliki saham dan mendapat bagian. Bukankah itu keren?
Sekretaris Yang bertanya apakah Sekretaris Lee sudah gila? Han Trust itu sudah pemiliknya, yaitu Tuan Han. Sekretaris Lee berkata tak lama lagi In Sang yang akan menjadi pemiliknya. Dan ia yakin In Sang akan mengabulkan keinginan mereka karena In Sang seorang idealis. Dan memiliki istri seperti Bom.
Sekretaris Yang berkata Sekretaris Lee hanya mengkhayal. Perceraian mereka hanya menunggu waktu. Sekretaris Lee tidak merasa begitu, ia melihat In Sang dan Bom baik-baik saja selama ini.
“Aku sangat kesal karena ditakuti orang bodoh sepertimu,” ujar Sekretaris Yang. “Surat perceraian mereka sudah disiapkan di laci Tuan Han. Begitu ia (Bom) menandatanganinya, semua akan selesai.”
Sekretaris Lee terkejut.
In Sang membawa Bom ke kafe yang bagus dan mahal. Dan Bom tidak bisa tidak bersikap sinis mengenai itu. Ia berkata In Sang bisa membelikan makanan mahal untuk semua orang di Korea jika mendapat warisannya. In Sang mengira Bom hanya bercanda. Ia berkata ia bisa membelikan wine juga untuk semua orang dan masih memiliki sisanya.
Bom hanya meminta kopi. In Sang berkata ia akan membelikan kopi yang paling mahal.
Setelah kopi mereka datang, In Sang mencoba berbicara dengan Bom. Ia meminta Bom mendengarkan perkataannya tanpa berasumsi lain.
“Ayahku mungkin saja benar,” katanya. Tapi bukan berarti ia ingin berpisah dengan Bom.
Bom mengingatkan bahwa In Sang tidak bisa menikah dengan orang sepertinya jika ingin mendapatkan warisan ayahnya. In Sang meminta Bom berpikir dari sudut pandang lain. Contohnya, jika tuntutan paman Bom dikabulkan maka Daesan akan bangkrut (dan membuat banyak karyawan kehilangan pekerjaan).
Bom terlalu kecewa. Ia mulai menangis dan tidak mau bicara lagi.
Puncaknya Bom mengirim pesan pada Yi Ji bahwa hanya In Sang yang akan pulang. Ia akan tetap tinggal di rumah orangtuanya bersama Jin Young. Yi Ji memberitahu hal itu pada orangtuanya. Tentu saja Tuan dan Nyonya Han senang.
In Sang marah karena Bom diam-diam mengirim pesan pada Yi Ji seperti itu. Bom bertanya memangnya In Sang bisa tinggal bersamanya di sini. Tidak, bukan? Ia juga tidak bisa tinggal di rumah In Sang.
“Alasan mengapa aku tinggal di rumahmu sampai sekarang adalah karena kukira kita menuju arah yang sama. Bukan karena kau kaya! Meski aku sempat tergoda,” Bom mengakui.
Noo Ri mendengar pertengkaran mereka dan memberitahu orangtuanya.
In Sang mengajak Bom pulang dan berbicara di sana. Tapi Bom tidak mau. Bagaimana ia bisa berpikir di tempat seperti itu? In Sang mengingatkan betapa percaya dirinya Bom ketika diajak ke Hansong.
“Aku dibesarkan oleh monster dan aku bisa saja ikut berubah jadi monster,” kata Bom.
In Sang berkeras mereka bisa berkembang dengan baik di bawah asuhan ayahnya. Ayahnya hanya berfokus pada realitas. Bom tak menyangka pikiran In Sang sudah berubah.
Ayah dan Noo Ri masuk dan memarahi Bom. Bom berkata ia bukanlah apa-apa di rumah keluarga Han, tidak seperti pikiran mereka. Ia sama sekali tidak memenangkan lotere. Semua pemberian keluarga Han adalah untuk membuatnya menjadi boneka.
Ibu masuk kamarnya bersama Jin Young. Ia tidak mau ikut campur.
Bom berkata ia ingin tumbuh menjadi harimau kuat seperti Tuan Han, tapi nyatanya ia tidak. Ia sudah belajar banyak siapa Tuan Han sebenarnya dan apa yang ia lakukan.
“In Sang, maafkan aku. Ayahmu hanya monster yang menyedihkan.”
Ia memeluk In Sang sambil menangis meminta maaf. Ia menyuruh In Sang pulang sendirian. In Sang berdiri mematung. Sangat terpukul dengan keputusan Bom.
Tuan Han bertanya-tanya apakah Bom dan In Sang memperebutkan Jin Young. Nyonya Han berkata mereka akan mencari cara mendapatkan Jin Young kembali jika In Sang meninggalkannya bersama Bom.
“Obatku bekerja sangat ampuh,” katanya sambil tersenyum menang.
Komentar:
Akhirnya In Sang dan Bom harus diperhadapkan dengan kenyataan. Selama ini Bom sudah tahu kalau ia tidak setara dan tidak cocok berada dalam keluarga In Sang. Tapi ia bertahan karena setidaknya ia memiliki In Sang yang memiliki pandangan yang sama dengannya. Ia memiliki para staf yang menerima kehadirannya. Ia berusaha bertahan untuk mereka.
Tapi begitu menyadari In Sang mulai menerima cara berpikir Tuan Han, Bom tak tahan lagi. In Sang sendiri baru menyadari kalau kekayaan keluarganya luar biasa besar dan ia yang akan mewarisinya. Selama ini ia terlalu polos dan tidak dewasa karena tidak diperlihatkan seperti apa kekuasaan dan kekayaan keluarganya.
Ia mulai berpikir sebagai anak Tuan Han apa salahnya ia menerima apa yang menjadi bagiannya. Menurutku jalan pikiran In Sang bisa dimengerti. Siapapun kita ketika diperhadapkan pada realita seperti itu pasti akan berpikir seribu kali.
Selama ini kita diperlihatkan pada dunia Kdrama di mana para chaebol bersedia meninggalkan kekayaannya demi cinta. Tapi kenyataannya apakah seperti itu?
In Sang harus merasakan hidup tanpa Bom dengan bergelimang harta. Sementara Bom juga harus merasakan hidup menderita membesarkan anak tanpa suami dan tanpa pendidikan. Keduanya harus bisa merasakan realitas hidup mereka, barulah mereka bisa memilih secara dewasa apa yang terpenting dalam hidup mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)