In Sang pulang sendirian. Tuan Han berkata In Sang sudah melakukan hal yang benar, mereka yang akan mengurus sisanya. In Sang tidak mengatakan apapun dan naik ke kamarnya.
Yi Ji bertanya kenapa kakaknya tidak menyangkal kata-kata orangtuanya. In Sang membenarkan bahwa ia dan Bom berpisah. Yi Ji terkejut.
In Sang berjalan lunglai ke kamarnya. Kamar yang kini kembali ditempatinya seorang diri. Sesaat ia membayangkan Bom.
Ia berjalan menuju semboyan mereka selama ini: Hukum yang tidak adil bukanlah hukum. In Sang meninju tulisan itu hingga kaca bingkainya pecah. Tentu saja…tulisan itu sendiri tetap utuh….hukum yang tidak adil bukanlah hukum.
Yi Ji bergegas ke kamar kakaknya setelah mendengar suara kaca pecah. Ia mengobati tangan kakaknya dan berkata ia memahami perasaan Bom karena pada saat ini kakaknya bukan lagi Han In Sang tapi putera Tuan Han.
In Sang merasa itu tidak adil. Ia kembali teringat saat tadi Bom menyuruhnya pulang karena ia tidak sanggup lagi tinggal di rumah keluarga Han. Ia berbaring di sofa namun tidak bisa tidur.
Bom sendiri tidak sanggup beristirahat. Ibunya menasihatinya agar menuliskan semua yang sudah dilakukan Bom selama di rumah keluarga Han dan alasan kenapa ia melakukan semua itu. Kemudian tutup buku itu dan lupakan.
Bom berkata ia akan melakukannya. Tapi ia tidak bisa memungkiri kalau sekarang pun ia sudah merindukan In Sang. Ia ingin In Sang yang mengalah dan tinggal bersamanya. Bukankah itu yang namanya cinta? Meski begitu ia menenangkan ibunya bahwa ia akan bersikap tegar.
Keesokan harinya In Sang meminta orangtuanya agar tidak ikut campur. Ia yang akan mnegurus semuanya. Nyonya Han tentu saja tidak percaya. Tapi Tuan Han mengijinkannya. In Sang bahkan meminta mobil, yang selama ini ditolaknya demi menjaga perasaan Bom. Tuan Han senang karena akhirnya puteranya “sadar”.
Nyonya Han masih tidak yakin membiarkan In Sang mengurus masalahnya dengan Bom. Tuan Han berkata ia memang akan membiarkan In Sang, tapi ia tetap harus mempersiapkan sebuah rencana.
Sekretaris Kim diam-diam melapor para Young Ra mengenai perkembangan itu. Para staf terlihat sedih dan membicarakan kejadian itu. Ahjusshi bisa memahami keputusan Bom. Guru Park menyesal karena tidak menyadari lebih cepat bahwa Bom telah bersiap pergi. Ia sadar Bom pergi karena percaya para staf akan berhasil dalam bernegosiasi dengan Sekretaris Yang. Bom dan In Sang sudah jatuh dalam perangkap Tuan Han.
Ahjumma dan Sekretaris Lee membujuk In Sang agar berbaikan dengan Bom. Tapi In Sang malah menyuruh Sekretaris Lee mengirimkan kartu jaminan sosialnya dan stempelnya (sebagai ganti tanda tangan untuk mengesahkan surat-surat) pada Bom melalui kurir. Ia juga menyuruh Ahjumma membereskan semua barang Bom dari kamar.
Paman merasa bersalah mendengar Bom pergi dari rumah keluarga Han. Ia berkata ia akan mencabut tuntutannya asal Bom bisa kembali bersama In Sang. Ayah dan Noo Ri berkata memang itu yang harus Paman lakukan sejak dulu.
Tapi Bom melarangnya. Ini sama sekali tidak ada kaitan dengan Pamannya. Masalah ini adalah antara dirinya dan In Sang.
Noo Ri dan Ayah terkejut. Mereka masih juga tidak mengerti mengapa Bom keluar dari rumah itu. Ibu memarahi mereka karena sudah terlalu kerasa kepala.
Paman bergegas keluar untuk mencari Je Hoon. Bom berteriak menghentikannya. Tapi Ayah dan Noo Ri menghentikan Bom. Ibu berteriak memarahi mereka. Jika mereka begitu suka dengan keluarga Han, kenapa mereka berdua tidak coba saja bekerja di sana, sebagai penjaga rumah atu sekretaris. Biar tahu rasanya.
Noo Ri marah pada Bom. Bom meminta maaf pada kakaknya karena selama ini sudah memberi harapan. Noo Ri tidak menjawab dan pergi begitu saja.
Karena Jin Young tidak ada, pengasuh bingung dengan nasibnya. Sekretaris Yang menyarankan agar pengasuh tetap tinggal karena Tuan dan Nyonya Han tidak akan tinggal diam mengenai Jin Young. Pengasuh memilih untuk pergi. Ia mengingatkan agar Sekretaris Yang memenuhi janjinya untuk menaikkan gajinya 50%. Sekretaris Yang berkata ia akan menyampaikannya pada Tuan Han.
Sekretaris Min bertanya pada Sekretaris Yang apakah In Sang dan Bom benar-benar sudah berpisah. Sekretaris Yang berkata mereka akan menempuh langkah yang diperlukan alias bercerai. Dan itu pasti membuat Paman Bom tak enak hati.
Je Hoon tiba dan memberitahu mereka kalau Paman Bom ingin membatalkan tuntutan. Sekretaris Min baru tahu soal itu.
Tuan Han tiba dan langsung masuk ke kantornya. Sekretaris Min melihat Tuan Han nampak santai. Sekretaris Yang berkata Tuan Han memang menunggu saat seperti ini. Sekretaris Min mengingatkan bahwa pasti akan ada efek dari perpisahan tersebut.
Je Hoon menghadap Tuan Han. Ia menuduh secara halus bahwaTuan Han sengaja memisahkan Bom dan In Sang karena kasus paman Bom. Tuan Han berkilah bahwa itu tidak ada kaitannya. Dan mempersilakan Je Hoon melanjutkan tuntutan. Je Hoon bertanya bisakah ia percaya Tuan Han benar-benar tidak ingin Paman Bom membatalkan tuntutan.
Untuk itu ia akan membentuk kelompok pengacara untuk menangani kasus Paman Bom dan ia akan menjadi salah satunya. Apa kau ingin membuatnya bertambah rumit, tanya Tuan Han. Je Hoon mengiyakan. Bukankah Tuan Han berkata perginya Bom tidak ada kaitan dengan kasus ini? Maka seharusnya Tuan Han tidak perlu khawatir.
Je Hoon menceritakan percakapannya itu pada Sekretaris Min dan Pengacara Yoo. Ia mengaku ia kesal karena Tuan Han menyangkal telah menyebabkan kepergian Bom.
Sekretaris Min tahu Pengacara Yoo mendapat tawaran keluar negeri dan belum menolak tawaran itu. Apa Pengacara Yoo masih ingin bergabung dengan mereka? Pengacara Yoo berkata ia sengaja tidak langsung menolak agar Tuan Han tidak curiga. Dan ia memastikan tetap bergabung dengan Je Hoon dan Sekretaris Min.
Saat tidak ada siapapun di ruangan Sekretaris, Sekretaris Min diam-diam melihat daftar investor yang mengirim uang ke sebuah perusahaan fiktif. Je Hoon yang menemukan daftar itu dan menemukan adanya petunjuk bahwa Hansong membantu Daesan mengubah putusan pengadilan mengenai peningkatan mesin dan gaji. Uang-uang itu diubah menjadi saham.
Tuan Han berkata pada Sekretaris Yang bahwa mereka tidak perlu memburu-buru proses perceraian Bom dan In Sang. Bukan karena ia percaya In Sang bisa menanganinya, tapi karena ia ingin menunggu waktu dan menentukan jumlah yang tepat. Agar Bom menerimanya dengan penuh rasa terima kasih. Iiih….bener-bener ya ini orang >,<
Sekretaris Yang mengorek dari Sekretaris Kim bagaimana reaksi para staf rumah atas perpisahan Bom dan In Sang. Tadinya Sekretaris Kim tidak mau bicara, tapi Sekretaris Yang mengancam bahwa ia tahu Sekretaris Kim adalah mata-mata Young Ra.
Nyonya Han masuk kamar In Sang. Ia melihat ahjumma sedang menyapu pecahan kaca bingkai sedangkan Sekretaris Lee sedang mengemas pakaian Bom. Ia menyuruh pakaian-pakaian itu disumbangkan. Juga seprei harus diganti, semua laci dikosongkan. Sebelum keluar kamar ia menggerutu mengapa In Sang melukai tangannya padahal hubungan mereka sudah berakhir.
Sekretaris Lee menghadap Nyonya Han. Ia menyerahkan sebuah baki. Di atasnya ada sebuah kalung. Pemberian Nyonya Han pada Bom. Menurutnya itu terlalu mahal untuk disumbangkan. Nyonya Han berkata terserah Sekretaris Lee mau diapakan karena kalung itu tidak memberi kenangan baik.
Ibu Bom bertanya apakah tidak apa-apa jika barang-barang Jin Young dibawa ke rumah mereka. Jin Young sudah terbiasa dengan barang-barang itu. Bom sebenarnya berpikiran sama. Meski ia tidak apa-apa tidak membawa barang-barangnya, tapi ia terus memikirkan barang-barang Jin Young yang bagus.
Ia menggeleng ketika ibu mengusulkan untuk menelepon pengasuh agar mengirim barang-barang tersebut. Ia menemukan pasar murah yang menjual barang-barang keperluan bayi. Ia tidak mau memikirkan apa yang tertinggal.
Ayah mencegat Bom yang hendak pergi untuk berbicara berdua dengannya. Ia menasihati Bom bahwa keduanya seharusnya bisa menghadapi kesulitan bersama. Bom meminta maaf. Ia selalu teringat pada perlakuan buruk yang diterima orangtuanya. Ayah Bom berkata ia sudah melupakannya asalkan Bom bahagia.
Bom bercerita ia mendengar kedatangan ayahnya pertama kali (namun dibohongi Nyonya Han) tapi ia tidak bisa keluar kamar. Ia tidak diijinkan mengasuh Jin Young sendiri dan dimarahi. Ia hanya makan makanan yang diberikan padanya seperti seekor babi.
Ayah Bom ikut sedih mendengarnya. Bom berkata ia sudah melakukan banyak hal buruk pada dirinya sendiri. Jika ayahnya menunggu sedikit lagi, ia akan menjalani hidup bahagia bersama Jin Young.
Ayah bertanya bagaimana Bom akan menghidupi dirinya dan Bom. Biaya membesarkan anak dan tunjangan perceraian? Atau pembagian harta gono-gini? Bom berkata ia tidak bisa mendapatkannya.
Pertama, In Sang tidak memiliki penghasilan. Kedua, ia tidak membantu memperbanyak aset, jadi apa yang dibagi? Ketiga, ia tidak menginginkan tunjangan. Ayah tak habis pikir mendengar keputusan Bom itu.
Sekretaris Lee sudah mengirimkan kartu jaminan sosial dan stempel In Sang pada Bom. Bom mengirim pesan bahwa ia sudah menerimanya. Ia meminta maaf karena tidak berpamitan pada mereka.
Bom pergi ke kantor catatan sipil untuk pindah kembali ke keluarga ayahnya. Saat ia menikah dengan In Sang, nama bom dikeluarkan dari daftar keluarga ayahnya dan masuk keluarga Han. Sekarang ia kembali ke keluarga ayahnya. Bom menangis saat mengisi formulir.
In Sang mengirim pesan bahwa ia akan datang ke rumah Bom malam ini untuk mendiskusikan prosedur perpisahan mereka. Ia akan melakukan apapun yang diinginkan Bom. Bom melarang In Sang ke rumahnya. Mereka akan bertemu di dekat rumah. Ia berterimakasih atas kartu dan stempel In Sang.
Hyun Soo dan Jae Min melihat kondisi In Sang yang kusut. Mereka sudah mendengar kabar perpisahan itu. Hyun Soo menduga In Sang kali ini berpihak pada orangtuanya hingga mereka berpisah. In Sang tidak mau menjawab. Ia langsung ke mobilnya tanpa menjawab. Hyun Soo berkata In Sang benar-benar berantakan.
Young Ra dan So Jung sibuk bergosip tentang perpisahan In Sang dan Bom sementara Jae Won berbicara di telepon dengan Je Hoon. Young Ra tak menyangka Je Hoon masih berpacaran dengan Noo Ri.
Jae Won menyarankan pada teman-temannya agar membayar pajak sekarang, minimal berpura-pura membayarnya. Saat ini keadaan tidak berjalan baik karena saham yang akan diwarisi In Sang terkait dengan Supernova (sepertinya nama skandal keuangan yang pernah terjadi). Dan sepertinya teman-teman Nyonya Han membeli beberapa saham tersebut.
Young Ra berkata Tuan Han akan menanganinya. Jae Won mengingatkan tidak ada jaminan Tuan Han akan menanganinya. Young Ra tak khawatir, mereka bisa memaksanya.
Meski Noo Ri bersikap buruk pada Bom, tapi pada temannya ia mengakui ia sudah bersikap tidak baik. Adiknya yang mengalami masa sulit tapi adiknya malah meminta maaf padanya. Temannya bertanya apakah Je Hoon tahu. Noo Ri berkata Jae Hoon siap perang dengan Hansong meski sadar akan kalah. Kenapa mereka tidak bisa membiarkannya saja dan hidup dengan tenang, tanya teman Noo Ri. Noo Ri mengangguk setuju.
Je Hoon menemui Jae Won dan mengoreknya mengenai kasus PM Song (ayah Jae Won). Ayah Jae Won pernah menghadapi kasus dan hampir menjadi penasihat Hansong, namun akhirnya menjadi PM. Jae Won berkata waktu itu Penuntut yang menghentikan penyelidikan.
Je Hoon berkata tidak ada masalah hukum dalam berinvestasi ke perusahaan luar negeri. Tapi berapa uang yang dihasilkan? Jae Won berkata ia tidak mendapat banyak. Kenapa Je Hoon hanya bertanya padanya?
Pada saat itu semua pejabat tinggi menginginkan bagian, termasuk Hansong. In Sang baru berusia 6 tahun saat itu. Dana dibawah nama kakeknya sekarang bernilai 5 triliun Won.
Je Hoon mengambil ponselnya. Ia berkata perkataan Jae Won barusan sudah ia rekam. Jae Won menyiramnya dengan minuman. Je Hoon hanya tersenyum.
Ia berkata skandal keuangan itu tidak akan pernah terlupakan. Rakyat masih membicarakannya. Jae Won menasihati Je Hoon agar berhenti mengorek kasus ini dan mengingat ayahnya yang bekerja pada PM Song.
Tapi Je Hoon berkata hanya satu yang akan ia pikirkan saat ini. Bahwa di antara warisan yang akan In Sang peroleh terdapat saham-saham yang berkaitan dengan Supernove, termasuk gaji para pegawai yang dipecat. Bukankah itu sama dengan mengambil uang masyarakat 10 ribu won per orang?
Jae Won berkata negara ini memang seperti itu. Jadi apa salahnya? Je Hoon mengingatkan agar Jae Won tidak berpikir bahwa ini bukan masalah penting, Jae Won bisa mendapat getahnya.
Malam itu In Sang menunggu Bom di tempat yang sudah disepakati. Bom berjalan ke arahnya. Keduanya saling merindukan namun berusaha tidak memperlihatkannya dan berdiri berjauhan. Bom nampak khawatir melihat tangan In Sang yang terluka.
In Sang bertanya kenapa Bom secepat itu mengajukan perubahan daftar keluarga. Bom berkata ia memerlukannya untuk mendaftar ruang bayi, konsultasi, belum lagi ia harus mengajukan tunjangan sebagai orangtua tunggal.
In Sang terpukul mendengarnya. Ia berkata ia hanya ingin kasus paman Bom diselesaikan secepat mungkin. Apakah itu buruk? Apa Bom tidak ingin melihat pamannya hidup nyaman dengan uang kompensasi? Bom berkata ia tidak mau. Ia sendiri mendapat perlakuan yang sama, jadi bagaimana ia bisa suka?
In Sang berkata ia tidak ingin melihat Bom diperlakukan tidak baik oleh orangtuanya. Ia tidak memerlukan semua warisannya. Ia hanya ingin segera mendapatkan beberapa meski sedikit agar bisa pindah bersama Bom. Apa itu sangat buruk?
Bom berkata ia tidak membenci orangtua In Sang. Jika ingat apa yang sudah ia lakukan untuk menyenangkan hati mereka, sudah sepantasnya mereka memandang rendah padanya. Ia bersikap sama dengan semua orang agar disukai semua orang, dan itu yang paling membuatnya terluka.
Ia tidak mau jika ia terus hidup seperti itu ia akan mulai membenci In Sang dan tidak bisa berkonsentrasi pada pelajarannya. Karena itu ia harus menjadi lebih baik saat ini.
In Sang menendang tempat sampah dengan kesal. Ia berkata ia akan melakukan apapun yang Bom inginkan. Ia akan menceraikan Bom dan membiarkannya mengurus Jin Young. Bom kesal karena In Sang marah padanya.
“Bagaimana aku tidak marah? Tujuan hidupku adalah hidup bersamamu sampai aku mati. Kupikir aku bisa menjalani hidup berbeda dari orangtuaku.”
“Bagaimana kau bisa berharap hidup yang berbeda jika kau bersikap sama seperti mereka?”
“Apa kau bahkan menyukaiku? Lalu apa artinya waktu kau bilang kau mencintaiku?!” teriak In Sang.
Bom balas berteriak bahwa ia tulus mengatakannya. Mereka diteriaki orang yang terganggu mendengar pertengkaran mereka. Keduanya meminta maaf.
In Sang akhirnya berkata ia akan menghubungi Bom jika surat perceraiannya sudah siap. Bom mengiyakan dan beranjak pergi. In Sang menyuruh Bom pulang diantar supirnya tapi Bom tidak mau. Ia hanya perlu berjalan 3 menit. Mereka kembali bertengkar karena In Sang menganggap itu terlalu berbahaya.
“Kau sama seperti ketika kau melompat ke Sungai Han,” ujar Bom marah. “Kau tidak sanggup melompat masuk, juga tidak sanggup keluar. Kau hanya memasukkan kakimu ke air lalu keluar.”
Ia berjalan pergi.
“Kau benar aku memang pecundang!!!” teriak In Sang. Bom tidak mempedulikan teriakannya.
Dalam perjalanan pulang, In Sang sempat menyuruh supirnya menghentikan mobil di dekat Sungai Han. Tapi ia lalu berubah pikiran.
Saat sedang belajar pun In Sang tidak bisa konsentrasi. Ia berkata Guru Park bisa berhenti saja. Guru Park berkata ia tidak mau usahanya untuk mereka sia-sia. In Sang protes Guru Park menggunakan kata “kalian” karena sekarang tinggal ia seorang diri.
“Bagiku, tetap kalian. Bukan kau sendiri.”
In Sang bertanya apa yang harus ia lakukan. Guru Park bertanya apa In Sang benar-benar harus berpisah dengan Bom. In Sang berkata ia sudah melupakan Bom. Baguslah, ujar Guru Park cuek.
Jika Tuan dan Nyonya Han mengira kepergian Bom bisa memperbaiki situasi rumah mereka, maka mereka salah. Mereka malah merasakan kesunyian dan tidak suka dengan perasaan itu. Tuan Han sampai menyuruh ahjusshi kembali berkeliling rumah agar ada suara orang berjalan.
Yi Ji bingung karena In Sang tidak terlihat di kamarnya. Ternyata In Sang tertidur di kamar Jin Young. Yi Ji menemukannya keesokan paginya. Ia meminta kakaknya membawa Bom dan Jin Young kembali. Sungguh membosankan tanpa mereka.
“Apa ada manusia hidup di rumah ini?” ujarnya keras-keras saat melewati ruang tengah tempat Tuan dan Nyonya Han minum teh.
Tuan Han berkata sepertinya In Sang mengalami efek dari perpisahan itu. Nyonya Han berpendapat In Sang harus melepaskan semuanya agar bisa move on.
Tuan Han memutuskan untuk pergi ke rumah Bom. Ayah melarang Paman keluar menemui Tuan Han. Bom juga ingin bersembunyi dengan Jin Young. Noo Ri mencegahnya dan berkata ini mungkin kesempatan terakhir Bom untuk kembali.
Ayah menyambut Tuan Han turun dari mobil. Seperti biasa Tuan Han mengumbar kata-kata manisnya. Lucu melihat Tuan Han yang Agung kesulitan masuk ke rumah Bom. Padahal ia pernah berganti pakaian di WC yang kotor demi Young Ra ;p
Bom tidak sempat bersembunyi karena ia berpapasan dengan Tuan Han di pintu masuk. Bom menyapanya. Tuan Han menanyakan keadaan Jin Young. Tuan Han meminta maaf karena sudah menyulitkan keluarga Bom.
Ia masuk ke dalam. Noo Ri memberi salam. Tapi Tuan Han sama sekali lupa siapa Noo Ri dan apa yang sudah diperbuatnya untuk membantu karir Noo Ri. Sekretaris Yang sampai berkali-kali membisikkan padanya. Ini membuktikan bahwa Tuan Han sama sekali tidak peduli pada keluarga Bom. Noo Ri pamit berangkat kerja.
Tuan Han “memuji” Ayah sudah membesarkan dua puterinya dengan baik. Mereka pun duduk. Ayah berterima kasih atas buku catatan keturunan pemberian Tuan Han. Tuan Han lagi-lagi tidak ingat hingga Sekretaris Yang mengingatkannya. Ia berkata itu hanya hal kecil. Apa ia benar-benar lupa? Atau sengaja pura-pura lupa seakan bantuannya itu hanya hal kecil baginya sementara bagi keluarga Bom merupakan bantuan besar?
Melihat Bom tak nyaman, ibu meminta agar Bom diperbolehkan ke kamar dengan alasan waktunya menyusui.
Tuan Han berkata ia ingin Bom dan In Sang mengatasi semua pergumulan hidup dengan cinta mereka yang kuat dan berhasil, karena itu ia mendukung keduanya secara mental dan finansial.
“Tapi sepertinya itu diluar kemampuan manusia,” katanya.
Ayah salah membaca maksud Tuan Han. Ia berkata ia sendiri tidak percaya hal seperti ini terjadi pada In Sang dan Bom. Ia berkata mereka masih muda dan ia akan membujuk Bom untuk kembali ke keluarga Han.
Tuan Han cepat-cepat berkata ia akan mengubah keadaan tidak baik ini untuk kebaikan keduanya. Karena itu ia memutuskan menghormati keputusan mereka untuk berpisah. Ia akan memberitahu prosedurnya.
Ibu berkata setahunya Bom dan In Sang masih membicarakan masalah ini. Jadi ia tidak mengerti prosedur apa yang dimaksud dengan Tuan Han.
“Kami akan memastikan ia diurus dengan baik.”
In Sang mengirim pesan pada Bom bahwa ia dengar ayahnya datang ke rumah Bom. Ia meminta Bom tidak khawatir dan hanya mendengar kata-katanya. Bom berkata ia juga ingin begitu tapi Tuan Han terus mempermalukan keluarganya.
Tiba-tiba terdengar suara Paman di luar. Paman berlutut dan mengaku salah pada Tuan Han. Tuan Han tertawa dan berkata Paman tidak perlu melakukannya. Ayah berkata Tuan Han memang harus menerima permintaan maaf.
Paman berkata ia akan mencabut tuntutannya dan tidak akan lagi menyebabkan masalah atau terlibat di dalamnya. Bom bergegas keluar. Ia menjelaskan bahwa masih banyak hal yang harus ia selesaikan dengan In Sang.
“Tapi jika Paman bersikap seperti in, ayah mertuaku akan terus memperlakukanku…”
“Apa maksudmu?” potong Tuan Han. Ia berkata ia selalu menganggap Bom setara dengan In Sang. Sekretaris Yang membenarkan bahwa Bom sudah salah paham. Ayah juga berkata Bom sudah bersikap berlebihan.
Bom memohon pada Tuan Han untuk mengurus masalah ini bersama In Sang. Meski mereka membuat kesalahan, mereka akan berusaha memperbaiki keadaan seiring berjalannya waktu. Tuan Han berkata ia sudah membiarkan mereka. Bom berkata Tuan Han tidak melakukannya.
Tuan Han terlihat kesal dan mengajak Sekretaris Yang pergi. Bom berkata pada ibunya sambil menangis bahwa Tuan Han berbohong.
Komentar:
Apa yang dikatakan Bom benar, bahwa perpisahannya dan In Sang bukan karena pamannya. Melainkan karena perbedaan sudut pandang keduanya. Bom tidak bisa menerima apapun dari Tuan Han setelah mengetahui bahwa Tuan Han memperoleh uangnya dengan cara tidak benar. Ia bahkan merasa menyesal selama ini ia secara tidak langsung menggunakan uang keluarga Han dengan hidup bersama mereka.
Sementara In Sang merasa tidak ada salahnya mendapatkan uang yang menjadi bagiannya. Toh uang itu ia warisi dari kakeknya. Dan lagi dengan uang itu ia bisa membangun hidup baru bersama Bom. Ia tidak bisa mengerti mengapa Bom begitu anti menggunakan uang itu. Dan selama mereka tidak memiliki sudut yang pandang yang sama, keduanya tidak akan bahagia.
Jae Won memiliki cara pandang yang sama dengan In Sang. Menurutnya memang selama ini begitulah yang terjadi dalam negara ini, jadi mereka hanya perlu mengikuti arus. Sementara Je Hoon idealis seperti Bom. Tidak sudi menggunakan uang rakyat.
Apakah pada akhirnya In Sang akan sadar, apalagi jika nanti ia tahu bahwa kekayaan yang diwarisinya adalah penggelapan uang para karyawan? Kita lihat saja nanti….
Ayoo mba semangat buat ngelanjutinnya hehe terimakasih mba fanny:)
BalasHapusyup, yup, semangat mbak fanny tinggal dikit *\^^/* *\^^/* *\^^/*
Hapustentu aja in sang kepengaruh juga. warisan cuyyy banyak lagi..huh...saya jd keinget kata guru saya, "uang bukan segala-galanya, tapi segala-galanya butuh uang".
BalasHapustapi walau gt, lu tetep nggak bahagia kan in sang??!! ahh pusing saya dg keluarga itu, bkin sy pusing juga mau komen apa?!! o_0
pokoknya buat mbak fanny semangat aja deh, sy selalu nunggu sinopsis HITTG dr mbak ^_^
Makin ruwet aza nich...
BalasHapusMakasih mba fanny bwt sinopsisnya...
Kok gk d lanjut mbk?
BalasHapus