Kembali pada saat Yang Sun salah kamar. Bukannya menemukan Sarjana Seok Geol (alias Sung Yeol), ia malah melihat seorang pria sedang melukis gisaeng berpakaian minim di hadapannya.
Yang Sun minta maaf dan pamit. Tapi ia berhenti saat melihat hasil lukisan pria itu. Dengan mata tak berkedip ia menghampiri meja dan bertanya apakah itu hasil lukisannya. Pria itu terus menerus menatap Yang Sun tanpa menjawab.
Yang Sun berceloteh gambar pria itu begitu hidup seperti aslinya. Padahal itu gambar dada si gisaeng. Ia berkata gambar yang membangkitkan keinginan untuk menyentuh adalah bagian penting dari cerita dewasa.
Ia menunjukkan gambar dari buku dewasa terpanas akhir-kahir ini. Buku Bu Jae Ui Ok karya Pelajar Binal (Errr…bukannya itu nama pena PM Jung Hyun?). Yang Sun membandingkan keduanya dan menurutnya gambar pria itu lebih berkualitas tinggi daripada Bu Ja Ui Ok.
Tapi pria itu malah dengan serius menanyakan nama Yang Sun. Yang Sun tampaknya keberatan mengatakan namanya. Pria itu memperkenalkan dirinya sebagai Lee Yoon (Chang Min TVXQ).
Yang Sun mengira pria itu tertarik untuk membuat buku cerita dewasa. Tapi belum selesai ia berbicara, seorang pria lain masuk dan menyuruh Yang Sun keluar karena tuannya seorang yang sangat sibuk.
Yang Sun keluar diiringi tatapan Lee Yoon. Setelah itu ia diantar ke kamar tempat Sung Yeol berada. Sung Yeol bertanya apakah Yang Sun bisa mencarikan jurnal PM Jung Hyun. Nama yang belum pernah didengar Yang Sun sebelumnya. Bahkan ia bertanya apakah PM Jung Hyun adalah salah satu PM kerajaan Joseon.
Tiba –tiba tupai yang disembunyikan Yang Sun di lengan bajunya berlari keluar menuju pangkuan Sung Yeol. Yang Sun merangkak mencari tupai itu. Ia menggerataki pakaian Sung Yeol sementara Sung Yeol diam meski merasa terganggu dengan perilakunya.
Setelah berhasil menangkap tupai itu, barulah Yang Sun melihat wajah Sung Yeol dan terpana melihat kecantikan wajahnya yang melebihi wanita. Gisaeng Soo Hyang yang ada di kamar itu mengamati reaksinya.
Sung Yeol cepat-cepat menutupi wajahnya dengan lengan bajunya. Yang Sun mengira Sung Yeol menutup hidung karena ia bau. Tiba-tiba ia mengaduh karena tupai di tangannya menggigit tangannya hingga berdarah.
Soo Hyang bangkit berdiri dan meminta Yang Sun pergi. Tapi Sung Yeol berkata tidak apa-apa. Yang Sun tersenyum senang dan dengan blak-blakkan berkata Sung Yeol benar-benar pria yang sangat cantik. Dengan dingin Sung Yeol menyuruh Yang Sun mengobati luka di tangannya lalu pergi.
Kemudian ia bergegas keluar dari kama itu diikuti Soo Hyang, dan masuk ke kamar lain. Yang Sun menyusul dan mencari Sung Yeol. Soo Hyang keluar menemuinya dan menyerahkan dafta buku yang harus dicari Yang Sun dalam 3 hari. Yang Sun senang karena ia berhasil mendapatkan pekerjaan.
Ia melihat daftar itu dan isinya adalah daftar buku sejarah berbahasa Cina berjumlah 24 buku. Ia teringat pertanyaan pertama Sung Yeol dan bertanya-tanya buku apakah jurnal PM Jung Hyun itu.
Di dalam kamar, Sung Yeol berbicara dengan Soo Hyang dan Ho Jin (pria yang menyuruh Yang Sun keluar dari kamar Lee Yoon dan mengantarnya ke kamar Sung Yeol). Ternyata Soo Hyang dan Ho Jin sudah tahu siapa Sung Yeol dan masa lalunya. Mereka bahkan tahu kalau isi jurnal PM Jung Hyun adalah rencana rahasia untuk melenyapkan Gwi.
Sung Yeol mencari jurnal itu untuk mencari tahu apa sebenarnya rencana PM Jung Hyun dan apakah Gwi benar-benar sudah melenyapkan jurnal itu atau tidak. Dalam 10 tahun terakhir, Sung Yeol mencari semua buku di 8 propinsi namun tidak menemukan jurnal tersebut. Sung Yeol menduga jurnal itu mungkin berada di tangan seseorang.
Ia mengeluarkan 2 buah buku dan membandingkannya. Ditulis oleh Pelajar Binal dengan protagonis bernama Hyo Yul (nama lahir PM Jung Hyun). Itu tidak mungkin sebuah kebetulan.
Ho Jin menduga Guru Eum Ran (penulis Bu Ja Ui Ok dengan menggunakan nama pena Pelajar Binal) memplagiat buku PM Jung Hyun. Buku itu baru dikeluarkan beberapa bulan lalu. Nama, kalimat pembuka, bahkan nama tokoh dalam bukunya sama.
Soo Hyang mengingatkan bahwa nama PM Jung Hyun telah dihapus dari sejarah. Hanya Sung Yeol, ia dan Ho Jin yang tahu mengenai PM Jung Hyun.
Sung Yeol berkata PM Jung Hyun juga menulis buku lain tapi semuanya sudah hilang. Buku Bu Ja Ui Ok pertama kali beredar di Hanyang, karena itu Sung Yeol pindah ke sini.
“Apakah mungkin Guru Eum Ran ini orang yang memegang rencana rahasia PM Jung Hyun?” tanya Ho Jin.
Sung Yeol tidak tahu. Tapi ia yakin entah orang ini mengetahui siapa PM Jung Hyun, atau memiliki buku-buku PM Jung Hyun.
Yang Sun sedang menjajakan dagangannya. Ia sengaja membacakan sedikit-sedikit bagian Bu Ja Ui Ok pada para pelanggannya sehingga mereka penasaran dan ingin membeli buku tersebut. Meski ia membutuhkan uang, ia bersedia memberikan diskon pada pelanggannya yang ingin membaca. Dan karena ia menjual buku-buku ilegal, ia kerap kali harus melarikan diri dari kejaran petugas. Untungnya, pelanggannya berbaik hati melindunginya.
Lee Yoon mencari informasi mengenai Yang Sun. Ia mendapat laporan kalau Yang Sun adalah putera pertama Jo Saeng, seorang penjual buku. Berumur 21 tahun dan sudah berkelliling 8 propinsi bersama ayahnya. Di tengah para penjual buku, ia memiliki reputasi sebagai penjual ahli.
Lee Yoon nampak kecewa saat No Hak Young, tangan kanannya, mengatakan bahwa Yang Sun bukanlah orang yang dicari Lee Yoon selama ini. Lee Yoon berkata tatapan mata dan suara Yang Sun mirip dengan Seo Jin, orang yang dicarinya.
Hak Young berkata sudah 10 tahun berlalu, meskipun Seo Jin masih hidup tapi ia hidup sebagai buronan karena merupakan putera dari orang yang dituduh pengkhianat. Tidak mungkin Seo Jin memperlihatkan dirinya semudah itu.
Lee Yoon bertanya-tanya apakah Seo Jin tahu ia mencarinya atau Seo Jin tidak menemuinya karena tidak percaya padanya. Hak Young berkata mungkin saja Seo Jin sudah tewas karena ada puluhan pemburu budak mencari Seo Jin.
“Dia pasti masih hidup,” ujar Lee Yoon tegas. Ia akan mempercayai gambarnya dan menunggu Seo Jin kembali.
Yang Sun pulang ke rumahnya. Ayahnya menyambutnya dengan ramah sementara ibunya bersikap sangat dingin. Yang Sun menyadari itu tapi ia tetap bersikap ceria. Ia bercerita ia mendapat pesanan dari Pelajar Eom Seok Gol. Hal baik akan menanti mereka mulai sekarang.
Ia berkata mulai bulan depan ibu dan ayahnya bisa memulai pengobatan. Tapi ibunya dengan dingin menyuruh Yang Sun tidak membuat keributan. Nanti orang-orang akan mengira mereka bergantung pada Yang Sun.
Setelah Yang Sun pergi dari kamar mereka, ayah Yang Sun menegur istrinya agar merangkul Yang Sun setelah sekian lama. Mengapa istrinya begitu keras hati. Tapi istrinya berkata anak mereka saja sudah merepotkan, untuk apa ia mengurus anak haram suaminya. Suaminya berdecak kesal namun tidak bisa mengatakan apapun lagi.
Dam, adik tiri Yang Sun, ternyata senang menggambar juga. Yang Sun bercerita mengenai Sung Yeol yang tadi ditemuinya. Menurutnya Sung Yeol persis dengan bayangannya mengenai Pelajar Malam. Kulitnya putih pualam, hidungnya mancung, dan bibirnya merah delima hingga ia ingin menciumnya.
Sekilas saja, terlihat Sung Yeol sangat terpelajar hingga setiap kata-katanya seakan memiliki makna yang dalam. Begitu ia melihatnya, langsung mengingatkannya pada kisah Pelajar Malam yang ditulisnya.
Dam bertanya apakah Yang Sun sungguh-sungguh percaya Pelajar Malam itu ada dan bahwa ia seorang vampir,
“Bukan vampir sembarangan, tapi vampir yang baik,” kata Yang Sun.
Ia bercerita ia mendengar langsung kisahnya dari orang yang pernah melihat Pelajar Malam. Ketika itu malam terakhir bulan purnama, belasan wanita dan anak-anak perempuan digiring oleh sekelompok orang jahat untuk dijual ke perbatasan Negara Qing (Cina).
Tapi pada malam itu, saat para wanita dipaksa untuk memenuhi nafsu para pembeli mereka, Pelajar Malam muncul.
Ia menangkap dan mengikat para penjahat. Membebaskan para wanita dan anak-anak. Ketika ia mencekik kepala penjahat, leher kepala penjahat mengeluarkan darah. Mata Pelajar Malam berubah merah dan gigi taringnya memanjang. Ia melempar kepala penjahat ke lantai dan menggigitnya.
Dam berkata benar ada atau tidak, pelajar yang diceritakan kakaknya sungguh keren. Yang Sun yakin Pelajar Malam itu benar-benar ada. Dan ia ingin bertemu dengannya. Mungkin saja Pelajar Malam melihat novelnya dan mencarinya.
Dam ingin menggambar Pelajar Malam sesuai gambaran Sung Yeol yang diceritakan Yang Sun. Yang Sun berkata berkat adiknya itu, buku Pelajar Malamnya pasti akan terjual lebih banyak. Jika ia sudah mendapat banyak uang, ia akan membawa Dam ke Pulau Tamra (Jeju) untuk menemui tabib terkenal di sana dan mengobati kaki Dam. Dengan begitu Dam akan bisa berjalan lagi.
Ternyata apa yang diceritakan Yang Sun pada adiknya adalah sebuah kejadian nyata. Sung Yeol benar-benar si Pelajar Malam yang membunuh si kepala penjahat. Soo Hyang memberitahunya bahwa para wanita dan anak-anak itu sudah dipindahkan ke tempat lain. Mereka pasti bisa bertahan hidup dengan tanah pertanian pemberian Sung Yeol.
Soo Hyang sudah memeriksa latar belakang Yang Sun. Selain buku Bu Ja Ui Ok, tidak ada yang mencurigakan. Ia berkata sudah lama ia tidak melihat Sung Yeol begitu terganggu mellihat darah. Sung Yeol berkata sebuah aroma yang sangat memikatnya telah muncul. Jika ia membauinya lebih lama, ia mungkin sudah menggigit dan mematahkan leher Yang Sun.
“Monster yang setiap saat bisa memakan manusia hidup, itulah aku.”
Soo Hyang tidak setuju. Menurutnya Sung Yeol melebihi siapapun yang pernah dilihatnya. Jika Sung Yeol memberinya hidup abadi, ia bisa tinggal di sisi Sung Yeol selamanya.
“Aku menginginkan darah orang yang kucintai dan aku menggigitnya tanpa menyadarinya. Itu adalah insting vampir. Apa kau ingin hidup seperti ini? Karena itu kau terus menerus memintaku mengubahmu menjadi vampir?” tanya Sung Yeol marah.
Ia berkata perasaannya masih manusiawi tapi tubuhnya terus menerus menginginkan darah manusia. Ia bertahan dan bertahan tapi setidaknya sebukan sekali ia memerlukan darah manusia untuk bertahan hidup. Sudah berapa banyak orang yang ia bunuh untuk bertahan hidup? Apa Soo Hyang ingin hidup seperti itu?
Ia mengambil belati kayu Sunsa dan masuk ke dalam peti. Soo Hyang mengingatkan bahwa bulan masih bersinar. Tapi Sung Yeol menikamkan belatinya pada jantung si kepala penjahat.
Mata kepala penjahat itu terbuka dan berwarna merah. Tepat saat itu terjasi gerhana bulan. Soo Hyang menarik nafas lega. Mulut kepala penjahat mengeluarkan darah segar lalu ia benar-benar mati. Sung Yeol membakar jasadnya.
Gwi terbangun seakan menyadari sesuatu. Ia berdiri di atap istana dan melihat sekelilingnya. Menghirup udara dalam-dalam untuk mencari keberadaan Sung Yeol. Karena sedang terjadi gerhana bulan, kekuatannya berada pada titik terlemah. Ia berkata Sung Yeol benar-benar bersembunyi dengan baik seperti tikus, sama seperti Hae Seo.
Ia bisa merasakan keberadaan Sung Yeol dan mengejarnya. Tapi ia tidak melihat Sung Yeol di tengah kegelapan malam.
“Apakah dengan bersembunyi dan membunuh vampir tunawisma kau bisa menghilangkan penderitaan kekasihmu yang mengorbankan nyawanya untukmu?” tanya Gwi keras.
Sung Yeol mendengar kata-kata Gwi dan itu membangkit kenangan menyakitkan kematian Myung Hee.
“Aku membunuhmu,” batin Sung Yeol dengan menahan tangis.
Ia kembali melayang melewati atap-atap rumah menghindari kejaran Gwi. Ia bertekad untuk bertahan meski hidupnya menjijikkan dan menyakitkan. Agar ia bisa membunuh Gwi, lalu mengakhiri hidupnya yang bagai neraka ini.
Yang Sun menyisihkan waktunya untuk mengajar anak-anak membaca. Tapi ia ditemukan oleh lintah darat yang menyuruhnya membayar hutang. Yang Sun terpaksa meminjam uang mereka untuk ayahnya yang sekarat dan adiknya yang lumpuh. Tapi ia belum bisa mengembalikan hutangnya.
Lintah darat itu memberi waktu 3 hari pada Yang Sun untuk membayar hutangnya sebanyak 200 nyang. Yang Sun protes, sisa hutangnya tinggal 80 nyang. Lintah darat tidak mau tahu. Pokoknya Yang Sun harus membayar semuanya akhir bulan ini.
Sementara itu Sung Yeol dan Ho Jin pergi ke tempat di mana buku Bu Ja Ui Ok diterbitkan. Tempat itu terletak di bukit, jauh dari perkampungan dan kota. Ketika mereka tiba, tempat itu kosong tidak ada orang.
Sung Yeol melihat lembaran kertas kosong dijemur. Ia berkata hanya beberapa orang yang bisa membuat kertas Jepang di Joseon. Ho Jin melihat katel yang masih panas, artinya orang-orang di tempat itu baru saja pergi.
Sung Yeol melihat bak mencurigakan ditutup tikar. Ho Jin membuka tikar itu. Ia melompat kaget dan berteriak. Bak itu berisi mayat beberapa orang. Sung Yeol memeriksa mayat-mayat itu. Semuanya dibunuh dengan sayatan pedang di leher.
Ho Jin dengan gemetar bertanya apakah ini perbuatan Gwi. Bukan, jawab Sung Yeol. Pembunuhnya mahir menggunakan pedang karena menyerang tepat di titik vital. Ho Jin yang sangat ketakutan berkata ia akan mencari informasi mengenai ahli pedang di kota. Sung Yeol berkata ini artinya ada orang lain yang mencari Pelajar Binal.
Di suatu tempat lain, seseorang melapor pada seorang bangsawan (atau pejabat tinggi?) bahwa semua pekerja di tempat itu sudah mati saat ia tiba namun anak itu tidak ada. Bangsawan itu menyuruhnya mencari anak itu karena ia mengetahui wajah mereka. Ia juga memerintahkan untuk mempercepat rencana mereka dengan menyebarkan selebaran malam ini.
Yang Sun menjajakan buku Bam Seon Bi (Pelajar Malam) yang ditulisnya kepada para gisaeng. Ia menekankan bahwa penulis buku itu berlkeliaran menemui orang-orang yang pernah melihat Bam Seon Bi secara langsung. Tapi mereka tidak tertarik dengan cerita kepahlawanan seperti Bam Seon Bi dan Hong Gil Dong. Menurut mereka kisah kepahlawanan seperti itu hanya dibuat oleh orang-orang yang tidak menyukai pejabat korup. Tidak ada pahlawan seperti itu dalam dunia nyata.
Mereka lebih suka cerita romantis, seperti buku Pelajar Binal. Yang Sun dengan senang hati menunjukkan buku-buku tersebut. Para gisaeng membelinya.
Lalu mereka membicarakan “pelajar” yang mereka semua taksir. Mereka merasa tak punya harapan karena bahkan Soo Hyang saja tidak bisa merayu pelajar itu.
Yang Sun bertanya siapa yang mereka bicarakan. Ternyata mereka membicarakan Pelajar Eom Sok Geol alias Sung Yeol. Bagaimana ia bisa menghindari kalian semua yang cantik-cantik begini, tanya Yang Sun.
Salah satu dari mereka berkata Sung Yeol seorang yang setia. Ada rumor Sung Yeol kehilangan kekasihnya bertahun-tahun lalu namun masih tidak bisa melupakannya hingga tak tertarik wanita lain. Yang Sun senang mendengarnya.
Tapi ada juga rumor kalau Sung Yeol kehilangan kemampuan prianya. Bahkan ada rumor kalau ia gay. Mereka berkata Yang Sun harus berhati-hati karena memiliki wajah cantik seperti yang disukai para gay. Yang Sun tidak percaya rumor tersebut.
“Apa kalian membicarakan aku?” tiba-tiba pintu dibuka. Lee Yoon.
Ia ingin berbicara dengan Yang Sun. Yang Sun melihat gambar Lee Yoon dan terpukau melihat gambar “dewasa” nya. Menurutnya Lee Yoon sudah meningkatkan standar materi dewasa Joseon.
Menyadari Lee Yoon terus menatapnya, ia bertanya mengapa Lee Yoon melihatnya seperti itu. Lee Yoon berkata Yang Sun mengingatkannya pada seorang teman yang terpisah darinya 10 tahun lalu. Dan Yang Sun sangat mirip dengan temannya itu. Ia berkata temannya meninggalkannya dan melarikan diri membawa barang berharga miliknya.
Barang berharga apa? Lee Yoon mengeluarkan sebuah kotak kuas. Ia berkata hanya ada dua kotak seperti ini di dunia.
Kilas balik:
Lee Yoon mendapat dua kotak kuas dari ayahnya, Putera Mahkota Sadong. Ia meminta ijin untuk memberikan satu kotak pada sahabatnya Jin. PM Sadong mengijinkannya. Lee Yoon menganggap Seo Jin seperti adik kandungnya sendiri, jadi ia memberikan satu kotak padanya. Ayah Seo Jin, penasihat PM Sadong, menyuruh Jin menerima kotak itu. Kedua anak itu tersenyum, begitu juga ayah-ayah mereka yang terlihat juga bersahabat.
Lee Yoon mengamati reaksi Yang Sun saat Yang Sun melihat kotak itu. Tapi Yang Sun baru pertama kali melihat kotak seperti itu dan ia berharap Lee Yoon bisa segera menemukannya.
Yang Sun kemudian pergi untuk menemui Sung Yeol. Sebelum berpisah, mereka berjanji untuk bertemu kembali di hari pasar berikutnya.
Hak Young datang dan menyuruh Lee Yoon pergi dari tempat ini sekarang juga. Tak lama kemudian sekelompok tentara menyerbu tempat gisaeng itu dan menggeledah semua kamar. Kepala tentara memerintahkan anak buahnya mengeluarkan semua tamu (kecuali gisaeng) untuk mencari orang yang mereka cari.
Yang Sun langsung terpikir untuk menyelamatkan Sung Yeol. Ia pergi ke kamar Sung Yeol. Namun kamar itu kosong. Ia tidak tahu kalau Sung Yeol ada di kamar itu di balik pembatas.
Di luar terdengar tentara semakin dekat kamar itu dan menyeret para tamu keluar. Yang Sun kebingungan. Ia membuka laci untuk menyembunyikan tasnya yang berisi buku dewasa. Di laci itu ada pakaian wanita.
Takut tertangkap, Yang Sun memutuskan untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian wanita. Sung Yeol mengamatinya. Ia tersenyum kecil saat menyadari Yang Sun sebenarnya seorang wanita. Ia juga melihat ada bekas luka di pundak Yang Sun.
“Sepertinya kau melupakan sesuatu yang penting,” ujarnya mengagetkan Yang Sun. Ia memungut pembebat dada Yang Sun dari lantai dan menyerahkannya.
Yang Sun terkejut, takut, dan malu karena ketahuan. Ia tak berani menatap Sung Yeol. Keributan di luar kembali terdengar. Yang Sun berkata ada tentara di luar. Sung Yeol malah menanyakan buku pesanannya. Yang Sun berkata ia berhasil menemukan 4 buku.
“Pasti sulit bagimu untuk mendapatkannya. Bagaimana dengan jurnal PM Jung Hyun?”
Yang Sun mengakui ia belum menemukannya. Ia sudah berusaha keras tapi tidak ada buku seperti itu. Sung Yeol bertanya apa Yang Sun menuduhnya mencari buku yang sebenarnya tidak ada. Bukan seperti itu, kata Yang Sun.
Suara tentara yang semakin dekat membuat Yang Sun akhirnya meminta Sung Yeol menolongnya.
“Mengapa aku harus menolongmu? Kau melanggar hukum. Bukan hanya berkeliaran menyamar sebagai pria, kau juga menjual buku secara ilegal.” Bagaimana jika ia dituduh berkomplot dengan Yang Sun?
Yang Sun berusaha menahan tangisnya. Ia berkata ia kepala keluarga yang bertanggungjawab untuk keluarganya. Ia memohon Sung Yeol menolongnya dan ia tidak akan melupakannya.
Sung Yeol melepas topi Yang Sun hingga rambut Yang Sun yang panjang tergerai. Yang Sun berkata ia akan melakukan apapun asalkan Sung Yeol membantunya.
“Menurutmu apa yang akan aku minta?” tanya Sung Yeol di dekat wajah Yang Sun.
Tentara tiba di depan kamar Sung Yeol. Soo Hyang menghalangi mereka masuk ke kamar kaerna di dalamnya ada tamu penting. Tapi tentara itu berkata ia memang mencari tamu penting tersebut.
“Apa kau bisa menangani akibat dari membuka pintu ini?” tanya Soo Hyang dengan nada mengancam. Tentara itu tidak bergeming. Ia mendorong Soo Hyang lalu menerobos masuk.
Mereka melihat Sung Yeol dan Yang Sun berbaring di tempat tidur seolah-olah ia hanya pelanggan yang sedang bersenang-senang dengan gisaeng. Soo Hyang terkejut saat melihat mereka. Tepatnya, ia terlihat marah. Namun ia bisa mengendalikan diri dan meminta maaf pada Sung Yeol karena tentara menerobos masuk.
Yang Sun memalingkan wajahnya menghadap dinding. Sung Yeol dengan tenang membereskan pakaian dan dengan tenang bertanya apakah ia orang yang mereka cari. Tentara itu menyingkapkan tirai dan melihat wajah Sung Yeol. Bukan Sung Yeol yang mereka cari.
Sung Yeol menyuruh mereka pergi karena ia harus menyelesaikan urusannya dengan Yang Sun. Para tentara itu pun pergi.
Soo Hyang memberitahu Sung Yeol bahwa para tentara itu sepertinya mencari cucu Raja yang adalah Pangeran Mahkota.
“Pangeran Mahkota mengunjungi gibang (tempat gisaeng). Menarik,” ujar Sung Yeol.
Ia melirik Yang Sun lalu pergi tanpa mengatakan apapun lagi. Soo Hyang mengamati Yang Sun.
Lee Yoon kembali ke kediamannya. Seorang pengawal memberitahunya bahwa Raja sudah menunggunya. Lee Yoon masuk dan mendapati barang-barangnya berserakan di lantai, di hadapan kakeknya Sang Raja.
Lee Yoon berlutut memberi hormat pada kakeknya. Raja melempar gulungan kertas ke hadapan Lee Yoon dengan marah. Isi gulungan itu adalah petisi untuk menurunkan Lee Yoon dari jabatan Pangeran Mahkota.
Yang Sun melihat orang-orang di kota sedang membicarakan sebuah selebaran. Seorang pelanggan mendekatinya dan berbisik apakah Yang Sun menjual buku-buku itu walau tahu apa sebenarnya isi buku itu.
Yang Sun bingung tak mengerti. Ia memungut sebuah selebaran dan terkejut saat membacanya.
Dalam selebaran itu disebutkan bahwa Pelajar Binal adalah kisah mengenai PM Sadong (ayah Lee Yoon) yang sudah meninggal. Buku itu menceritakan kematian tak adil PM Sadong dan yang memfitnahnya hendak melakukan kudeta adalah para bangsawan haus kekuasaan dan Raja sendiri. Disebutkan juga dalam selebaran itu bahwa 120 tahun terjadi hal yang sama.
Lee Yoon membacakan selebaran yang sama di depan kakeknya. Raja menanyakan pendapatnya mengenai selebaran itu. Apakah Lee Yoon juga berpikir ia membunuh puteranya sendiri karena dibutakan oleh kekuasaan politik.
Lee Yoon teringat pada ayahnya yang dihukum oleh kakeknya dengan dimasukkan dalam sebuah sumur. Ayahnya berteriak-teriak memanggilnya sementara ia yang masih kecil menangis memanggil ayahnya dan kakeknya. Ia berkata tidak mungkin ayahnya melakukan kudeta. Raja hanya diam melihat peristiwa menyedihkan itu.
“Ayahku bukan PM Sadong,” jawab Lee Yoon atas pertanyaan kakeknya. Ia berkata 10 tahun lalu kakeknya sendiri yang mengatakannya dengan menaruh pisau di lehernya. Ia belum melupakan hari itu. Raja berkata sinis bahwa Lee Yoon seorang ahli pidato.
Lee Yoon meminta kakeknya menurunkannya dari posisi Pangeran Mahkota. Ia tahu keberadaannya adalah masalah bagi Raja. Selama 10 tahun terakhir ia tinggal di rumah pribadi (bukan di istana) dan setiap kali ada gerakan mendukung PM Sadong, ia selalu dikaitkan yang berujung pada petisi untuk menurunkannya dari posisi Pangeran Mahkota.
Namun setiap kali itu pula Raja selalu berusaha membuktikan Lee Yoon tidak bersalah dan berhak mewarisi tahtanya kelak. Ia yang selalu berdalih Lee Yoon sakit dan menyembunyikan ketidakkompetenannya saat Lee Yoon bersenang-senang dengan wanita di gibang.
“Jika kau memang mengkhawatirkan kakekmu maka seharusnya kau mati saja. Menurunkanmu dari posisimu artinya aku mengakui kesalahanku dengan memilihmu. Aku tidak bisa melakukannya, bukan?”
Sung Yeol juga membaca selebaran itu dan terkesan karena selebaran itu sudah tersebar di seluruh 8 propinsi. Tidak ada yang tahu siapa penulisnya tapi Sung Yeol yakin tidak mungkin satu orang pelakunya. Pasti ada orang yang berkuasa di balik selebaran itu.
Soo Hyang berkata ia dengar akan ada petisi diajukan pada Raja mengenai Pelajar Binal tiga hari lagi.
Sung Yeol berkata pembunuh PM Sadong bukanlah Raja maupun partai Noron.
“Gwi. Itu adalah perbuatannya. Dua pangeran yang ingin menyingkirkan Gwi telah kehilangan nyawanya. Dan aku hanya bisa melihat.”
Kilas balik:
Sung Yeol melihat saat Gwi mengangkat PM Sadong dari dalam sumur lalu menggigitnya.
Karena dalam selebaran itu disebut peristiwa 120 tahun lalu, Sung Yeol yakin Pelajar Binal mengetahu perihal PM Jung Hyun. Ia harus menemukan Pelajar Binal alias Guru Eum Ran sebelum Gwi. Ia harus memastikan apakah Guru Eum Ran benar-benar memiliki jurnal PM Jung Hyun atau tidak. Soo Hyang menduga Gwi sudah tahu hingga akan terbit petisi itu.
Gwi duduk di guanya sambil melipat-lipat kertas selebaran itu menjadi perahu. Di hadapannya duduk seorang gadis kecil yang ketakutan. Mungkin karena kesepian, Gwi malah curhat pada gadis kecil itu.
Ia berkata ada orang-orang yang ingin membunuhnya. Pertama, PM Jung Hyun yang menemukan rencana rahasia dan menuliskan cara untuk membunuhnya. Karena itu ia membunuh PM Jung Hyun dan para pengikutnya juga memusnahkan buku-bukunya.
Tapi muncul kembali seseorang yang ingin membunuhnya. PM Sadong. Gwi memperlihatkan mumi PM Sadong yang ditanam di dinding guanya pada gadis kecil itu. Gadis kecil itu menangis gemetar ketakutan.
Gwi berkata PM Sadong mencuri jurnal PM Jung Hyun darinya dan berusaha untuk membunuhnya.
“Tapi rencana rahasia itu tidak ada. Betapa bodohnya,” Gwi tersenyum sinis ke arah mumi PM Sadong. “Pelajar Eum Ran ini sepertinya mengetahui tentang buku-buku tersebut. Apa ia memiliki jurnal PM Jung Hyun yang dicuri PM Sadong? Jika begitu, aku juga harus membunuhnya.”
Gwi menggendong gadis kecil itu dan memasukkannya ke dalam kolam. Ia membelai kepala gadis kecil itu dan berkata gadis kecil itu sangat cantik. Apakah ia harus membuat anak itu hidup seperti ini selamanya? Tiba-tiba ia mendorong gadis kecil itu masuk ke dalam air dan sedetik kemudian itu air itu berubah menjadi merah darah.
Yang Sun teringat pada malam itu di gibang saat ia memohon pertolongan Sung Yeol dan bersedia melakukan apapu untuk membalasnya. Sung Yeol menyuruhnya mencari tahu siapa Guru Eum Ran sebenarnya dan di mana dia.
Yang Sun nampak keberatan. Sementara terdengar suara Soo Hyang di luar kamar berusaha menghentikan para tentara. Sung Yeol bertanya apa Yang Sun akan melakukan perintahnya. Diamnya Yang Sun dianggapnya sebagai jawaban ya. Sung Yeol menggendong Yang Sun dan membaringkannya di tempat tidur. Kemudian mendekatkan wajahnya.
Teringat pada malam itu membuat Yang Sun kesal. Awalnya ia kira Sung Yeol adalah seorang terpelajar namun ternyata tak lebih dari seorang hidung belang. Ia melampiaskan kemarahannya dengan berteriak-teriak mengatai Sung Yeol seorang yang suka mempermainkan manusia.
Kemudian ia berjalan masuk ke hutan. Tak menyadari seorang gadis kecil mengikutinya. Astaga…bukannya itu gadis yang tadi di kolam Gwi?
Ho Jin menyerahkan bungkusan buku yang dikirim Yang Sun 2 hari lalu. Ia menyarankan agar Sung Yeol mencari tukang buku lain karena Yang Sun terlalu cerewet.
Sung Yeol membuka bungkusan tersebut dan terkejut saat mendapati novel ketiga PM Jung Hyun yang asli. Novel terakhir yang ditulis PM Jung Hyun mengenai vampir dalam istana untuk mengekspos keberadaan Gwi dalam istana.
Sung Yeol berkata 120 tahun lalu semua buku telah dibakar tanpa ada yang selamat. Tapi tampaknya buku itu selamat karena pinggiran bukunya ada bekas terbakar.
Hari semakin gelap sementara Yang Sun berjalan sendirian di hutan menuju Eum Seok Gol. Apa ia hendak menemui Sung Yeol?
Ia merasa ada yang mengikutinya dan berbalik. Tapi tidak ada siapapun. Terdengar suara berkelebat. Ia kembali menoleh. Sesosok gadis kecil muncul di hadapannya.
Yang Sun hendak menanyakan arah tapi gadis itu malah menyeringai memperlihatkan gigi taringnya yang panjang dan matanya yang merah.
Yang Sun ketakutan dan berbalik melarikan diri. Tiba-tiba gadis kecil itu muncul dihadapannya, mencekiknya, dan mengangkatnya. Lalu melempar tubuh Yang Sun hingga membentur pohon.
Yang Sun jatuh dengan luka berdarah di kepalanya. Ia hampir saja digigit gadis kecil itu jika Sung Yeol tidak muncul. Sung Yeol melayang turun dan melempar gadis vampir itu.
Di istana, Gwi bisa merasakan gerakannya. “Kim Sung Yeol, akhirnya kau menangkap umpanku,” ujarnya sambil tersenyum.
Yang Sun bertanya siapa Sung Yeol sebenarnya. Apa Sung Yeol bukan manusia? Kesadarannya hampir hilang akibat luka di kepalanya.
Sementara itu Gwi secepat kilat melewati hutan menuju tempat Sung Yeol berada.
Komentar:
Drama ini alurnya terasa cepat tapi masih banyak misteri yang belum terungkap. Sepertinya penulis memilih mengungkapnya sedikit demi sedikit melalui kilas balik.
Dalam episode ini kita diberitahu bahwa Lee Yoon adalah anak dari PM Sadong yang dihukum sampai mati oleh ayahnya sendiri (hal ini sepertinya mengikuti kisah sejarah PM Sado yang dihukum ayahnya, Raja Yeongjo). Namun meski ia menduduki posisi Pangeran Mahkota, Lee Yoon sepertinya belum tahu mengenai keberadaan Gwi yang menjadi penyebab asli kematian ayahnya.
Latar belakang Yang Sun yang masih menjadi tanda tanya besar. Apakah ia Seo Jin, anak dari penasihat PM Sado? Tapi jika begitu, apakah sejak kecil ia sudah menyamar menjadi anak laki-laki? Rasanya aneh jika seorang pejabat tinggi menyamarkan anak perempuannya menjadi anak laki-laki sejak kecil.
Aku menduga Seo Jin adalah Guru Eum Ran. Jika Jin juga memiliki kotak kuas yang sama, artinya ia juga senang menggambar seperti Lee Yoon.
Lalu apakah Yang Sun adalah Seo Jin dan Guru Eum Ran? Jika bukan, kenapa ia bisa memiliki buku novel PM Jung Hyun?
Misteri lainnya adalah siapa orang di balik selebaran itu. Sepertinya ia seorang pejabat. Namun apa tujuannya menyebarkan selebaran? Apakah untuk menentang Gwi yang masih menguasai istana hingga saat ini?
Note:
Sinopsis episode selanjutnya tidak akan bisa diposting minggu ini karena bertepatan dengan hari libur. Terima kasih untuk kesabarannya^^
.. spertinya yang sun meman seo jin!
BalasHapuswaktu ak liat bkas luka d punggung yang sun ak mikir jgn² itu bkas luka kejadian pas dia di kejar sma tentara ktika mnjd buronan.
dan mungkin ssuatu trjadi hingga mmbuatnya hilang ingatan?
aplagi wanita itu bkn ibu kandungnya yang sun! bisa jdi ayah yang sun yg skrg itu mnemukan yang sun yg sekarat dn mnyelmatkannya? he bisa jadi kn?
'itu mnurut ak'
bkin pnasaran!
*mkasih sinop y
BalasHapus,\=D/>  hi•̃⌣•̃ hi•̃⌣•̃ hi..
hi•̃⌣•̃ hi•̃⌣•̃ hi..
_( )_ hi•̃⌣•̃ hi•̃⌣•̃ hi. ...
Oke dech mb...
Akan setia menunggu...
Semngat...semoga sehat selalu
آمِÙŠّÙ†ْ... آمِÙŠّÙ†ْ... ÙŠَ رَ بَّÙ„ْ عَÙ„َÙ…ِÙŠّÙ†ْ
heol... serem euu wkt baca penjahatnya ditusuk pakek kayu di jantungnya...kan jadi bayangin darahnya yg muncrat :P
BalasHapusvampir gwi jg serem, tapi cantik wkwkwkwkwkwk.
hadeuh... perebutan kekuasaan itu emang ya.. gak peduli anak cucu. Ada ya kakek kok kaya' gt sama anak n cucunya sendiri?! ckckck
buat mbk fanny, semangat ya nulis sinopsisnya, aku bakal tetep nungguin kok walaupun mbak mau libur dulu gk papa deh yg penting lanjut terus.. \\(^_^)//
*bentar lagi idul fitri :) , sekalian ngucapin deh selamat hari raya idul fitri ya mbak :) maafkan saya klo kemarin2 saya cuma jd silent reader, tp mulai skrng sy bakal ngusahain buat ninggalin komentar kok :)
sekali lagi, FIGHTING eonni!!!! \\(^_^)//
Kl menurut aku sih, yang sun emang seo jin. Latar belakangnya kan emang begitu😂 dari cerita karakter yang sun
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusVampir tampan Gwi....makasih sinopsisnya dear..ditunggu episode berikutnya...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKyk nya yang sun emg benr seo jin di liat dr gerak gerik nya mencurigakkn#nebak. Maap gk bs komntr bnyk tp tetp di tunggu sinopsis slnjtnya^^
BalasHapussinopsis episode 3 dan 4 gak ada ya mbak? ntar udah episode 5 nih
BalasHapusAnyeong �� �� aq reader baru �� suka banget ama gaya penulisan admin di blog ini,,,seperti nonton video nya,, banyak percakapan yg di tulis jelas jdi sprt nyata di pkiran �� (sy lebay hee,,) terima ksh sdh bekerja keras,, terima kasih ini sprt hiburan untk saya ���� pada dasar nya sy suka baca ,, maniak film pula.., untuk admin nya semangat terus !! fighting ✊✊����
BalasHapusSalam kenal Mb fany...aq udh lama srng baca blognya mb fany..suka sma cara penulisannya jelas ga bkn pusing d lanjut y mb gomawo
BalasHapus