Woo
Shik melaporkan mengenai kepastian bahwa Young Ho adalah John Kim pada Direktur
Choi. Direktur Choi berkata lebih baik mengambil kesempatan secepat mungkin
daripada nanti. Woo Shik mengerti dan menelepon PD Go, menyuruhnya untuk
menyiarkan berita tersebut.
Ketika
Young Ho tiba di depan rumah, para wartawan sudah menunggunya. Mereka
mengerubungi mobil Young Ho. Sekretaris Min mendapat laporan bahwa artikel
mengenai John Kim dan Anna Sue telah diterbitkan. Ia memberitahu Young Ho dan
berkata yang terpenting saat ini adalah menghindari semua wartawan itu.
Nenek
dan Ayah Young Ho juga mendengar berita tersebut. Nenek nampak marah.
Sekretaris
Min berhasil menghindari kejaran wartawan. Melihat Young Ho nampak tenang, ia
bertanya apakah Young Ho sudah mempersiapkan diri untuk hal seperti ini. Young
Ho berkata ia sudah memutuskan untuk menjalani semuanya. Tapi orang tetap tidak
akan peduli pada kebenaran.
Sekretaris
Min membenarkan. Orang hanya peduli apakah mereka tahu lebih banyak dari fakta
yang sebenarnya. Semakin banyak orang yang tahu dan membicarakannya maka apapun
bisa menjadi fakta. Begitulah dunia ini.
Ia
berkata para reporter membuat keributan bukan hanya di rumah Young Ho tapi juga
di kantor. Sebaiknya mereka pergi ke tempat lebih tenang. Young Ho mengernyit
merasakan rasa sakit yang kembali menyerang lututnya.
“Kita
tidak akan bisa melarikan diri lebih dari beberapa hari. Aku terlalu tahu
karena aku banyak melarikan diri,” ujarnya getir.
Berikutnya,
kita tahu ia muncul di depan rumah Joo Eun. Joo Eun bertanya apa Young Ho tidak
apa-apa. Young Ho berkata banyak reporter di rumahnya, jadi ia tidak mau pulang
dan juga tidak bisa ke hotel. Kata-katanya sama persis dengan kata-kata Joo Eun
setelah peristiwa menyusupnya tetangga Joo Eun.
Joo
Eun tersenyum. Ia berkata ia hanya punya
1 kamar dan 1 kamar mandi. Apakah Young Ho masih mau masuk? Ke luar
dunia Young Ho. Ia memeluk Young Ho. “Naik….Berangkat…”
Young
Ho memejamkan matanya dan beristirahat dalam pelukan Joo Eun.
Kakinya
semakin sakit tapi ia tidak mau memperlihatkannya pada Joo Eun. Ia bergurau
hari ini Joo Eun yang memancarkan keseksian. Joo Eun berkata memangnya hanya
Young Ho yang bisa seksi.
Young
Ho pura-pura mengeluh mengenai kamar bukan kamar suite dan kasus pegas. Joo Eun
berkata sudah bagus ada kamar. Ia mengancam akan membuat Young Ho tidur di
lantai bersama boneka “Kau Brengsek”.
“Jika
kau tidak akan memberiku kamar suite, pinjamkan kamarmu dan pergilah,” katanya
menahan sakit.
Joo
Eun meminta Young Ho tidak memikirkan apapun lagi dan tidur. “Simpanlah
kekhawatiranmu untuk besok karena kau akan menghadapinya besok.”
Young
Ho membaringkan dirinya membelakangi Joo Eun. Ia berkata ia akan memanggil Joo
Eun jika ia ingin malam yang nyaman dan erotis. Ia bahkan sempat meminta cium
jauh ketika Joo Eun hendak keluar kamar.
Begitu
Joo Eun keluar, Young Ho diam-diam mengerang. Joo Eun bukannya tidak tahu. Ia
tahu Young Ho kesakitan. Ia ingat Young ho mengatakan bahwa sakitnya itu sakit
secara psikologis dan tidak ada yang bisa menyembuhkannya. Ia yakin rasa sakit
itu akan tetap ada hingga tiba-tiba hilang atau hingga ia tiada.
Joo
Eun diam-diam menelepon Joon Sung dan memberitahunya kalau Young Ho ada di
rumahnya agar Joon Sung tidak khawatir. Joon Sung baru tahu kalau Joo Eun tahu
kondisi Young Ho.
Joo
Eun mulai menangis dan bertanya apa yang harus ia lakukan. “Ia sangat kesakitan
tapi tidak ada yang bisa kulakukan.”
“Bersikaplah
pura-pura tidak tahu. Ia akan lebih terluka jika orang yang ia sayangi
terluka,” jawab Joon Sung dengan suara tercekat. “Ia seperti seorang ayah
bagiku, tolong jaga ia baik-baik.”
Joo
Eun tersenyum. Ia berkata Young Ho juga seorang yang berharga baginya dan meminta Joon Sung
menjaga Young Ho baik-baik.
Setelah
telepon itu, Joon Sung mengingat perjumpaannya yang pertama dengan Young Ho.
Ketika itu ia sepertinya terlibat semacam gang atau mafia di Amerika. Young Ho
menemukannya saat ia sedang bersembunyi dari kejaran para musuhnya dan ia dalam
keadaan terluka parah. Wajahnya babak belur, perutnya terluka (sepertinya luka
tusuk), dan kakinya patah.
Young
Ho segera memberi pertolongan pertama pada Joon Sung. Young Ho setengah takjub
setengah mengomel melihat keadaan kaki Joon Sung yang patah namun Joon Sung
masih berusaha melarikan diri dengan kaki seperti itu.
Bukannya
berterima kasih, Joon Sung malah marah-marah dan berkata untuk apa Young Ho
peduli. Mendengar suara para musuh Joon Sung semakin mendekat, Young Ho membawa
Joon Sung pulang dan merawatnya.
Joon
Sung bersikap waspada dan bertanya siapa Young Ho. Begitukah cara kau diajarkan
berterimakasih? Tanya Young Ho tersenyum. Young Ho menanyakan orangtua Joon
Sung. Apa mereka meninggal? Joon Sung
tidak menjawab. Young Ho berkata Joon Sung tidak mungkin seorang pelajar jika
tidak memiliki orangtua.
“Kalau
begitu kau diadopsi. Bagaimana dengan orangtua angkatmu? Apa kau memiliki
tempat untuk pergi?” Young Ho terus bertanya.
Bukannya
menjawab, Joon Sung malah membentak-bentak Young Ho dengan kata-kata sekasar
mungkin. Tapi Young Ho menanggapinya dengan tenang namun tegas.
Ia
menyuruh Joon Sung memanggilnya “Hyung (kakak)”. Ia berkata ia lemah terhadap
orang-orang lemah apalagi terhadap orang yang berada dalam bahaya. Joon Sung
membentak ia tidak membutuhkan rasa kasihan Young Ho.
“Kasihan….Itu
bukan rasa kasihan, tapi empati,” kata Young Ho sambil memegang lututnya
sendiri yang dipenuhi bekas jahitan.
Ia
berkata Joon Sung sepertinya penuh dengan kemarahan dan ingin terus berkelahi.
“Jika kau ingin berkelahi, berkelahilah. Bukan dengan pisau atau senjata api,
tapi di tempat dengan aturan.”
Joon
Sung tersenyum dan menghela nafas mengingat itu semua. Ia membaringkan dirinya
di lantai tempat latihan. Sudah tak aneh jika Yi Jin tiba-tiba muncul dan
membaringkan dirinya di sebelah Joon Sung. Joon Sung berkata ia lebih suka
ditinggalkan sendirian hari ini.
Yi
Jin berkata ia hanya akan berbaring di sebelah Joon Sung. Ia hanya membantu
orang kesepian yang musim dinginnya lebih terasa dingin. Dan ia selebritis yang
ahli menyemangati dan menghibur orang lain.
Joon
Sung berkata bagaimana bisa Yi Jin menghiburnya padahal tidak tahu apa alasan
ia sedih. Memangnya ada aturan orang tidak bisa menghibur orang lain jika tidak
tahu kenapa orang itu sedih? Tanya Yi Jin.
“Kesedihan
itu sama saja apapun alasannya,” katanya. “Hubungan kita berlangsung cukup
cepat. Kita berbaring bersama setelah kita kiss.”
Joon
Sung menoleh tak setuju. Tapi ia tidak mengatakan apapun dan berbaring
membelakangi Yi Jin. Yi Jin mengikuti gerakannya.
Keesokan
paginya, Young Ho keluar kamar dengan kondisi seperti sedia kala. Joo Eun
sedang mempersiapkan sarapan. Joon Sung dan Ji Woong juga ada di sana.
Ji
Woong mengomentari cuaca cerah. Joon Sung dengan kikuk mengiyakan.
“Berhentilah
ber-akting,” kata Joo Eun.
Ji
Woong memberitahu Young Ho bahwa Joo Eun yang menyuruh mereka bersikap normal
seakan tak ada yang terjadi.
“Kau
bilang itu akting normal?” sergah Joo Eun. Ia menyuruh mereka sarapan. Young Ho
tersenyum melihat mereka.
Awalnya
kukira sarapan bibimbap. Ternyata nasi dan telur goreng yang diberi saus
gochujang dan minyak wijen. Telorbap ini sih XD
“Kurasa
masakannya tidak seserius itu hingga perlu mengenakan celemek,” ujar Young Ho.
Joo Eun berkata ia sudah mengosongkan kulkasnya demi mereka jadi seharusnya
Young Ho berterimakasih.
Ia
menyuapkan sesendok telorbap pada Ji Woong. Ji Woong memuji rasanya enak. Joo
Eun hendak makan tapi Young Ho cepat-cepat menaruh sebutir tomat ceri ke mulut
Joo Eun.
Melihat
Joon Sung terus menerus melihat ke arah telorbap, Joo Eun menyodorkan sesendok
untuk menyuapinya. Joon Sung melirik ke arah Young Ho lalu cepat-cepat
melahapnya. Young Ho mau tak mau
tersenyum melihat mereka.
Joo
Eun menyuruh mereka cepat makan dan menggunakan peralatan yang sudah ia
siapkan. Mereka akan berolahraga. Tapi peralatan apa? “Aku akan menunjukkan
latihan keras,” kata Joo Eun.
Jreeeng!!
Mereka mengenakan penutup telinga sekaligus pelindung wajah dari sinar matahari.
“Ma’am…kita
ini seperti Robocop,” ujar Ji Woong. Pffft….
Young
Ho menyingkap pelindung wajahnya dan protes ia tidak bisa melihat apapun
(karena kacanya kaca film yang gelap). Joo Eun menurunkannya kembali dan
berkata wajah Young Ho tidak boleh terlihat saat ini. Ia mendesis sambil
melotot saat young Ho emncoba membandel. Heee.. ma’am coach-nim lebih galak
rupanya^^
Joo
Eun menyuruh mereka berjalan mengikutinya. Young Ho memutuskan mengikuti dan
menganggap ini sebagai pemanasan.
Berikutnya,
membenturkan punggung ke pohon. “Kenapa kita melakukannya pada pohon ini? Apa
salah pohon ini?” ujar Young Ho sambil membenturkan tubuhnya setengah hati. Iya ya apa salah si pohon XD
Seorang
ahjumma mengomelinya bahwa gerakan ini bagus untuk aliran darah. Ia sudah
melakukannya selama puluhan tahun dan tak pernah kena flu.
“Aiss…laki-laki
sangat lemah. Apa kau tidak bisa melakukannya lebih keras seperti ini?” Si
Ahjumma memberi contoh. Ia memuji Joo Eun yang sudah melakukan dengan benar dan
menyuruh Young Ho mengikutinya.
Ketiga
robocop itu mundur saking kagetnya melihat olahraga ahjumma berikutnya.
Menepuk-nepuk perut dengan kedua tangan. Mereka pun balik kanan niat bubar
jalan.
Tapi
para ahjumma menangkap mereka dan menggerakkan-gerakkan alat pemijat perut
peluruh lemak. Ji Woong dan Joon Sung mengaduh-aduh.
“Aduh
ototku,” ujar Joon Sung.
“Otot
apanya, semua lemak itu menggumpal. Kita harus membuatnya bagus dan lembut.
Lihat saja, besok semuanya akan keluar seperti air.”
Young
Ho diam-diam akan melarikan diri. Tapi Joo Eun sudah berdiri di belakangnya dan
mulai memijat perut Young Ho meski Young Ho berusaha protes.
Ia
berkata apakah Joo Eun akan bertanggungjawab atas otot perutnya. “Otot perutmu
adalah milikku, jadi kau tidak bisa bilang tidak.”
Young
Ho nyengir meski hanya sekejap karena perutnya kembali dipijat Joo Eun.
Latihan
berikutnya. Joo Eun berhadapan dengan Young Ho. Ji Woong dengan Joon Sung.
Mulai! Keempatnya mengangkat tangan.
Ternyata
main dorong-dorongan. Dalam satu dorongan, Ji Woong terpental jauh. Sementara
Young Ho tak bergeming didorong oleh Joo Eun.
“Apa
ini usahamu untuk menghiburku?” tanya Young Ho.
“Untuk
apa aku menghiburmu? Masalah Gahong dan skandal John Kim adalah salahmu. Kau
sendiri yang bilang kalau tubuh harus dibuat lelah agar hati terasa ringan.”
Young
Ho menurunkan tangannya. Joo Eun kehilangan keseimbangan dan menubruk Young
Ho…ehm memeluk itu sih ;p
Ji
Woong dan Joon Sung tersenyum melihat mereka.
“Astaga…jangan
di depan anak-anak…Cepat lepaskan,” kata Young Ho.
Joo
Eun malah sengaja kehilangan keseimbangan lagi dan memeluk Young Ho. Karena Ji
Woong dan Joon Sung sudah pergi, ia tersenyum lebar dan meminta Joo Eun
melakukannya lagi.
Selesai
berolahraga, Young Ho mengantar Joo Eun ke mobil seperti seorang suami mengantar
istri bekerja. Ngga terbalik apa ya?
Joo
Eun berkata ia akan mengurus Young Ho kalau Young Ho jadi pengangguran. Young
Ho tersenyum geli. Joo Eun menyodorkan pipinya. Young Ho mengecupnya
“Jaga
rumahku baik-baik saat aku pergi, aku akan mencari uang yang banyak,” kata Joo
Eun tersipu. Lalu ia berangkat.
Young
Ho berbalik dan melihat mobil Sekretaris Min sudah menunggunya. Mereka
berbicara dalam mobil.
Sekretaris
Min berkata pihak Anna Sue sudah mengeluarkan pernyataan menyangkal berita
skandal tersebut. Sedangkan ia sendiri juga sudah berkelliling ke berbagai
kantor media pagi ini. Mereka tidak bisa menghentikan semua berita itu tapi
setidaknya tidak akan ada berita palsu.
Young
Ho malah lebih memikirkan Sekretaris Min yang sudah bangun pagi padahal bukan
orang pagi.
Sekretaris
Min berkata nenek dan ayah Young Ho sudah menunggu. Ia sudah mempersiapkan
pakaian untuk Young Ho. Young Ho menolaknya, ia akan pergi apa adanya.
Dengan
menerobos para wartawan yang berkerumun, Young Ho tiba di rumah keluarganya.
Nenek
berkata yang terpenting Young Ho sudah kembali. Ia bertanya siapa wanita muda
pengacara itu. Sekretaris Min terkejut. Nenek menegur Sekretaris Min yang sudah
meremehkannya. Sekretaris Min meminta maaf.
Nenek
berkata mereka harus memutuskan posisi Young Ho tetap aman dan puteri CEO
Deokseong adalah pasangan yang cocok bagi Young Ho. Ia memerintahkan agar Young
Ho pindah ke rumahnya (rumah neneknya) begitu renovasi selesai. Sekretaris Min
nampak keberatan dan untuk sesaat tak mengatakan apapun. Tapi akhirnya ia
mengiyakan.
Young
Ho menghadap ayahnya dan berlutut meminta maaf karena sudah membuat khawatir.
Ayahnya menganggap kembalinya Young Ho berarti Young Ho belum memutuskan untuk
melepaskan jabatannya.
“Berdirilah.
Itu adalah kedua kaki yang tidak pernah kusentuh karena aku sangat
mengkhawatirkannya selama bertahun-tahun ini. Kau harus melindungi posisimu.
Kau mungkin tidak memiliki waktu sebanyak itu.”
“Ya,
Ayah.”
Ayahnya
menyuruhnya untuk tidak menarik perhatian sampai erayaan ultah Gahong ke-61 dan
acara pengangkatan Young Ho. Nyonya Choi kebetulan mendengar perkataan itu di
luar ruangan.
Ketika
Young Ho keluar, ia mengajak Young Ho makan bersama. Young Ho dengan sopan
menolak dan meminta Nyonya Choi menjaga ayah dan neneknya baik-baik.
Joo
Eun mencari informasi mengenai ibu Joon Sung. Ternyata ibu Joon Sung membunuh
suaminya ketika sedang hamil tua. Namun itu dilakukannya untuk melindungi bayi
yang dikandungnya karena suaminya suka menyiksanya.
Di
masa lalu tidak ada istilah KDRT dan istri sebagai korban, karena itu ibu Joon
Sung mendapat hukuman maksimal. Namun sekarang sudah keluar dari penjara. Dan
kabarnya ibu Joon Sung melahirkan Joon Sung saat berada di penjara.
Joo Eun terkejut saat melihat foto ibu Joon
Sung, Meski dalam foto itu ibu Joon Sung babak belur, tapi Joo Eun mengenalinya
sebagai pengasuh Min Joon.
Ibu
Joon Sung menemukan kantung berisi pakaian hangat di depan rumahnya. Ia
langsung tahu kalau puteranya yang sudah meninggalkannya. Ia berlari mencarinya
dan melihat Joon Sung.
Sambil
menahan tangis, ibu Joon Sung menghampiri Joon Sung. Namun pada Joon Sung ia
bersikap galak dan mengembalikan kantung itu. Joon Sung hanya menunduk dan berkata
ia melihat ibunya sepertinya kedinginan.
“Apa
pedulimu aku kedinginan atau tidak,” ibu Joon Sung berusaha tidak
memperlihatkan tangisnya. Ia melarang Joon Sung melakukan hal seperti ini lagi
dan jangan kembali lagi.
Ia
pergi sambil menangis. Joon Sung pun menangis.
Young
Ho sedang mengisi kulkas Joo Eun dengan bahan makanan sehat ketika terdengar
suara bel pintu. Berikutnya terdengar suara Hyun Woo, “Tuan Memancarkan
Keseksian, tolong buka pintunya! Ini aku Lee Hyun Woo.”
Young
Ho berkata pemilik rumah tidak ada di rumah, meski ragu akhirnya ia membukakan
pintu. Hyun Woo berkata ia tidak tahu Young Ho ternyata John Kim dan pewaris
Gahong tapi malah menyebutnya pengemis.
Ujung-ujungnya
ia menitipkan Min Joon pada Young Ho. Ia juga menenangkan Young Ho agar tidak
khawatir, ia tidak akan memberitahukan keberadaan Young Ho pada mantan
suaminya. Dan Hyun Woo pun pergi tanpa Young Ho sempat mengatakan apapun.
Min
Joon berteriak dari toilet kalau ia tidak bisa turun. Young Ho dengan enggan
masuk ke dalam toilet.
Direktur
Choi menemui ayah Young Ho dan berkata Young Ho pasti saat ini sedang mengalami
banyak masalah karena skandal dan boikot. Ayah Young Ho berkata itu bukan
masalah. Direktur Choi berkata para direktur sepakat untuk tidak setuju dengan
Young Ho.
Ia
menyodorkan proposal untuk ditandatangani ayah Young Ho. Jika proposal itu
ditandatangani sebelum ultah ke-61 Gahong, maka mereka bisa saling membantu
dalam waktu lama. Itu adalah proposal pendirian pusat medis untuk VVIP.
Ayah
Young Ho berkata masalah ini bukan di bawah kekuasaannya lagi. Dengan kata
lain, Young Ho yang berhak memutuskan menerima atau menolak proposal itu. Direktur Choi nampak tidak senang.
Joo
Eun mengangkat video call Young Ho. Young Ho berkata Joo Eun benar-benar
menuruti kata-katanya saat ia menyuruhnya mencari tempat di mana pria bisa masuk
dengan nyaman (ketika Joo Eun mencari apartemen baru).
Wajah
Min Joon memenuhi layar ponsel. Min Joon bertanya kapan Joo eun pulang karena
Young Ho terus menerus menyuruhnya berolahraga. Joo Eun berkata memang itu yang
biasanya dikerjakan Young Ho. Ia menyuruh Min Joon bertahan dan ia akan
membawakan makanan kecil saat pulang nanti.
“Dia
mengingatkanku pada seseorang yang kukenal. Dia sangat cantik,” gumam Young Ho.
Min
Joon lagi-lagi ke toilet. Young Ho mengeluh anak-anak generasi masa depan hanya
tahu naik ke toilet tapi tidak tahu cara turun. Joo Eun menyarankan agar Young
Ho menganggap ini kepanjangan dari Hari Kang Joo Eun dan manisnya kehidupan
yang lain.
Young
Ho berkata ia terlalu berkualifikasi untuk tugas seperti ini.
Joo Eun berkata
ada kalanya dalam hidup mereka mengkhawatirkan berbagai hal dan membuat
keputusan-keputusan baik, tapi ada kalanya mereka hanya perlu rileks dan
menghabiskan waktu.
Terdengar
Min Joon berteriak memanggil Young Ho. Youg Ho mengakhiri teleponnya. Ia
terduduk kembali ketika Min Joon berteriak kali ini ia BAB. “Bukankah tadi ia
bilang manisnya kehidupan yang lain?” gumamnya.
Joo
Eun memberitahu Hyun Woo mengenai ibu Joon Sung. Hyun Woo sedih mendengarnya.
Apalagi saat ini ibu Joon Sung masih juga berusaha menghidupi suaminya yang
suka memukulinya. Ia juga mengerti ibu Joon Sung tidak mau menemui Joon Sung
karena rasa bersalah dulu menyerahkan puteranya untuk diadopsi.
Joo
Eun bingung karena ia tidak bisa mengatakan pada Joon Sung apa yang sebenarnya
terjadi dan ia juga tidak bisa meyakinkan ibu Joon Sung agar mau menemui
puteranya. Bisa-bisa ibu Joon Sung melarikan diri. Hyun Woo berkata bagaimana
bisa ia mengurus Min Joon tanpa pengasuhnya.
Joo
Eun memberitahu Hyun Woo bahwa sejujurnya ia khawatir Hyun Woo keberatan dengan
masa lalu ibu Joon Sung yang pernah dipenjara karena membunuh. Tapi Hyun Woo sama sekali tidak
mempermasalahkannya. Ia berkata pengasuhnya yang mengurus Min Joon sejak Min Joon
berusia 1 tahun. Ibu dan ibu mertuanya saja tidak melakukannya.
“Kau
benar-benar teman sejatiku, Lee Hyun Woo,” Joo Eun menyalami sahabatnya.
“Tuh
temanmu satu lagi datang,” Hyun Woo cemberut melihat ke arah pintu.
Joo
Eun menoleh dan melihat Soo Jin. Mereka terkejut karena Soo Jin datang bersama
PD Go. Joo Eun bertanya ada apa mereka bertemu. Soo Jin tidak mau menjawab
karena Joo Eun berbicara dengan bahasa tidak formal. Hyun Woo siap memarahi
tapi Joo Eun menenangkannya dan mengajaknya pergi.
Joo
Eun pulang dan menemukan Min Joon dan Young Ho tertidur di sofa. Ia tersenyum
melihat mereka. Young Ho terbangun dan tersenyum lega.
Ie
merentangkan tangannya meminta pelukan. Joo Eun dengan patuh duduk di pangkuan
Young Ho dan memeluknya.
“Apa
kau mendapat banyak uang hari ini?”
“Kau
tidak tahu karena kau lahir dengan sendok perak di mulutmu. Aku ini hanya
pengacara yang digaji.”
Joo
Eun berkata selama Young Ho di sini Young Ho jangan memikirkan malam erotis
atau semacamnya. Meski setelah Min Joon pulang, Young Ho tetap harus menjaga
sikap.
“Wah
tempat di luar duniaku ini benar-benar di luar perkiraan dan di luar jangkauanku,”
ujarnya memperlihatkan wajah kecewa.
Joo
Eun tersenyum geli. Young Ho tiba-tiba teringat kalau ia melihat cincin Joo Eun
di laci Joon Eun.
“Apakah
karena perasaanmu yang tertinggal pada mantan kekasihmu atau hanya karena kau
suka perhiasan?”
Joo
Eun mengaku ia sudah membuangnya tapi lalu mengambilnya kembali. Memang Woo
Shik yang memberikannya tapi cincin itu sudah dikenakannya selama 15 tahun,
jadi cincin itu adalah miliknya. Jika Young Ho menyuruhnya membuangnya, ia akan
membuangnya.
Young
Ho menarik Joon Eun kembali ke pangkuannya. Ia berkata Joo Eun tidak perlu
membuangnya jika tidak ingin.
“Tidak
ada apapun mengenai dirimu yang ingin kubuang.”
Young
Ho menyandarkan kepalanya pada Joo Eun. Joo Eun melakukan hal yang sama. Lalu
ia teringat dan berkata ia tidak mengijinkan adegan dewasa. Young Ho tidak
melepaskannya. Joo Eun menyerah dan
kembali bersandar pada Young Ho.
Hyun
Woo menjemput Min Joon. Young Ho mengingatkan agar Min Joon terus berolahraga
seperti yang diajarkannya. Okay, kata Min Joon.
Hyun
Woo tersenyum senang dan bertanya apa nantinya Min Joon akan seseksi Young Ho.
Aku tidak bisa memastikannya, kata Young Ho datar. Hyun Woo berkata ia akan
meninggalkan mereka berdua.
Sebelum
tidur, Joo Eun lagi-lagi mengingatkan agar Young Ho tidak memikirkan malam
erotis, apalagi saat ini orang-orang sedang mempertanyakan apakah Young Ho
layak menjadi direktur baru Gahong.
Sedangkan
ia sendiri wanita yang sederhana. Ia percaya pikirannya dapat mengendalikan
tubuhnya.
“Kau
yakin mengenai itu?” tanya Young Ho.
“Mengenai
keyakinan, aku ahlinya,” kata Joo Eun bangga.
“Baiklah.”
Young Ho mengarahkan kedua tangannya ke dada Joo Eun.
Joo
Eun langung menyilangkan tangannya untuk melindungi diri. Tapi Young Ho hanya
menyuruh Joo Eun mengancingkan pakaiannya. Joo Eun tersenyum malu.
Mereka
tidur satu kamar. Young Ho tidur di lantai tapi ia tidak bisa tidur karena Joo
Eun mendengkur.
Ia
melihat-lihat berita dan mendengar kalau acara ultah ke-61 Gahong tetap
dilaksanakan sesuai jadwal, termasuk acara pengangkatan direktur baru. Tapi belum
ada pernyataan resmi hingga media diminta tidak menulis berita spekulasi.
Sekretaris
Min menelepon dan memberitahu Young Ho kalau mereka sedang menangani media dan
para direktur. Ia menyarankan agar Young Ho tetap merendah saat ini. Ia
bertanya berapa lama Young Ho akan tinggal di rumah Joo Eun. Bukannya menjawab
Young Ho malah balik bertanya apakah Sekretaris Min cemburu. Ia menyuruh
Sekretaris Min beristirahat.
Woo
Shik pergi ke rumah Soo Jin. Ia tahu Soo Jin di dalam karena ia melihat
mobilnya di luar. Soo Jin tidak mempedulikannya.
“Maaf,
tapi aku akan masuk,” seru Woo Jin.
Soo
Jin menyuruh Woo Shik pergi. Woo Shik berkata Soo Jin tidak akan membuat
password seperti itu jika tidak menginginkannya masuk. Passwordnya adalah
tanggal ultah Soo Jin. Masakan ia tidak tahu tanggal ultah kekasihnya sendiri?
Tapi
sayangnya kedatangan Woo Shik adalah untuk membicarakan masalah dibongkarnya
identitas Young Ho oleh PD Go. Soo Jin berkata sudah merupakan tugasnya untuk
menangani masalah apapun bagi kliennya. Dalam hal ini Young Ho adalah kliennya.
“Dan
bagaimana cara mendapatkan SIM internasional adalah hal yang ilegal,” Soo Jin
mengingatkan. Ia tahu Woo Shik yang menggali informasi dari SIM Internasional
Young Ho dan membocorkannya pada PD Go.
Ia
memohon agar Woo Shik pergi. Tanpa menunggu, ia masuk ke dalam kamarnya
meninggalkan Woo Shik. Soo Jin hendak memakan obatnya tapi ia mengurungkan
niatnya. Ia membaringkan diri dan bertanya mengapa hidupnya seperti air garam.
Sebanyak apapun ia minum, tidak memenuhi rasa hausnya. Air matanya mengalir.
Keesokan
harinya ia sengaja mengganggu Joo Eun. Meski kata-katanya seperti biasa
mengejek dan mengolok Joo Eun, namun sebenarnya ia memberitahu Joo Eun mengenai
apa yang dilakukan PD Go. Dan juga Woo Shik.
Ia berkata Woo Shik yang memberikan bukti
bahwa John Kim adalah Young Ho pada PD Go berupa SIM Internasional Young Ho. Karena
itu ia akan meminta sertifikasi dari keduanya. Joo Eun terkejut. Untuk apa Woo
Shik melakukannya? Soo Jin berkata ia juga ingin tahu sebabnya.
Joo
Eun pulang. Ia terkejut saat melihat Young Ho keluar dari kamar mandi dengan
mengenakan kimono hingga bagian atas tubuhnya terlihat. Ia terpesona memandang
Young Ho dan jantungnya berdegup kencang.
Dalam
khayalannya, ia melihat Young Ho meniupkan cium jauh dan mengedipkan mata
padanya. Pada kenyatannya Young Ho mengomeli Joo Eun karena tidak menaruh
benda-benda di kamar mandi dengan teratur.
Joo
Eun tidak mendengarkan. Pandangannya terus tertuju pada dada Young Ho.
“Ada
apa? Sepertinya kau membayangkan sesuatu yang erotis.” Young Ho mengetatkan
kimononya. Joo Eun berkilah ia
kepanasan.
Setelah
mandi, Joo Eun masuk ke kamar dan mendapati Young Ho sedang duduk di tempat
tidurnya membaca berbagai dokumen. Lagi-lagi ia terpesona melihat Young Ho.
Ia
berusaha bersikap normal dan duduk di tempat tidur. Yah kalau yang duduk seperti ini siapa sih yang tidak terpesona hehe^^
“Besok
kau ada bed-scene kan?” Ups… Joo Eun terkejut menyadari kekeliruannya.
“Besok
ada party-scene,” Young Ho membetulkan. Acara ultah ke-61 Gahong.
“Kau
menginap lagi di sini malam ini?” tanya Joo Eun.
Young
Ho berkata ia pasti terlalu seksi malam ini hingga Joo Eun tak bisa fokus. Ia
memeriksa nadi Joo Eun dan berkata denyutnya terlalu cepat.
Joo
Eun berkata bukan hanya denyutnya yang cepat, ia juga mungkin akan “menyerang”
Young Ho. Hehe…sepertinya si gadis sederhana ini sudah melupakan peraturannya
sendiri. Ia berkilah acara untuk anak 7 tahun saja sudah memperlihatkan adegan
kiss. Sementara usia mereka hampi mencapai 80 tahun jika digabungkan, bukan?
Ia memonyongkan bibirnya, siap kiss. Tapi
Young Ho berkata ia lelah. Joo Eun jadi kesal dan menyuruh Young Ho tidur.
Young
Ho tersenyum nakal dan menarik Joo Eun dengan kakinya hingga Joo Eun terjatuh
ke tempat tidur. Ia mengingatkan Joo Eun yang sudah memulai duluan. Joo Eun
tersenyum senang. Young Ho menciumnya.
Ding
dong…terdengar bel pintu. Mereka terdiam. Young Ho memutuskan mengacuhkannya
dan mencium Joo Eun kembali.
Ding
dong… kali ini terdengar suara Sekretaris Min memanggil Young Ho. Terpaksa
mereka menghentikan malam erotis mereka.
“Saatnya
aku kembali dari luar duniaku,” kata Young Ho.
“Sepertinya
aku tidak bisa sejalan dengan Sekretaris Min,” ujar Joo Eun. “Kau pasti akan datang
ke pesta besok, kan?”
“Aku
mungkin tidak bisa bersikap bahagia melihatmu dan menciummu di sana,” kata
Young Ho dengan nada minta maaf.
Joo
Eun mengerti, itu adalah urusan pekerjaan. Ia sendiri akan pergi sebagai anggota
tim hukum Young Ho. Terdengar bel ke-3. Young Ho mengecup kening Joo Eun lalu
pergi.
Pesta
ultah ke-61 Gahong tetap dilaksanakan. Direktur Choi bertanya apakah Woo Shik
tahu apa yang akan dilakukan Young Ho. Woo Shik berkata Young Ho mungkin akan
ditunjuk menjadi direktur. Direktur Choi bertanya apakah para direktur berbalik
haluan (dari menolak jadi menerima Young Ho).
Woo
Shik melihat Soo Jin. Ia berkata sepertinya tim hukum Young Ho sudah
menghubungi para direktur itu. Direktur Choi bertanya-tanya di mana adiknya.
Nyonya Choi duduk sendirian di rumah dengan sedih. Sepertinya ia ditinggalkan
dan tidak diajak ke pesta tersebut.
Joo
Eun tiba di tempat pesta dan bergabung dengan Soo Jin di meja mereka. Ia sempat
melambaikan tangan Ji Woong dan Joon Sung yang juga hadir namun duduk di meja
lain.
Soo
Jin berkata Joo Eun terlihat bagus. Entah tulus atau tidak pujian itu. Joo Eun
melihat ponselnya untuk melihat apakah ada pesan dari Young Ho. Soo Jin
bertanya apakah Joo Eun gugup.
“Kenapa?
Kau kan bukan direkturnya,” sindirnya.
Nenek
Young Ho dan ayah Young Ho memasuki ruangan. Joo Eun khawatir karena tidak
melihat Young Ho. Para undangannya juga sepertinya bertanya-tanya di mana Young
Ho. Puteri perusahaan Duksung juga hadir dan ditempatkan di sebelah kursi yang
seharusnya ditempati Young Ho.
Joo
Eun mengirim pesan pada Young Ho dan bertanya mengapa Young Ho tidak hadir.
Tapi pesannya tidak juga dibaca. Ia berusaha menelepon tapi teleponnya tidak
diangkat.
Ayah Young Ho menerima laporan kalau Young Ho tidak bisa dihubungi. Ayah berkata ia
sudah tahu. Direktur Choi menduga Young Ho mungkin tidak akan datang.
Joo
Eun melihat ke arah Joon Sung dan Ji Woong, tapi mereka juga tidak tahu di mana
Young Ho. Joo Eun memutuskan keluar mencari Young Ho. Ji Woong dan Joon Sung mengikutinya. Mereka berpencar mencari Young Ho di gedung tersebut. Ia bahkan tidak ragu memeriksa kamar kecil
pria.
Joo
Eun sempat melihat Sekretaris Min bersama anak buahnya juga sedang mencari
Young Ho. Ia terus mencari dan menemukan sebuah ruangan yang gelap.
Di
ruangan itu ia menemukan Young Ho. Young Ho duduk dengan kaki terjulur karena
rasa sakit kembali menyerangnya.
“Ini
adalah harimu, kenapa kau ada di sini?” tanya Joo Eun.
“Apa
yang bisa kulakukan. Aku…mungkin akan sangat terlambat hari ini,” wajah Young
Ho pucat menahan sakit.
Joo
Eun berkata semua orang menanti Young Ho. Ia menyuruh Young Ho bangkit berdiri
dan hendak membantunya. Young Ho protes.
“Kau
melawan rasa sakit tanpa menggunakan apapun saat ini. Kau masih belum mencapai batasmu,”
kata Joo Eun.
Young
Ho teringat itu yang diucapkan Joo Eun saat Joo Eun pertama kali berlatih
(ketika Joo Eun belum tahu kalau Young Ho adalah John Kim).
“Lihat
aku, Jika kau percaya, kau akan bisa melakukannya. Karena kau percaya kau bisa
melakukannya,” Joo Eun menegaskan. Itu juga yang dikatakan Joo Eun waktu itu.
Para
hadirin di ruang pesta mulai gelisah. Tiba-tiba MC mengumumkan kedatangan Young
Ho. Pintu dibuka. Young Ho berdiri di
sana didampingi Sekretaris Min dan anak buahnya. Joo Eun berdiri di samping
tanpa melepaskan pandangannya pada Young Ho.
Komentar:
Meski
sedikit kesal karena Sekretaris Min muncul tidak pada waktunya hehe… aku
berharap Sekretaris Min juga yang nantinya bisa membantu Young Ho karena ia
melihat sendiri bagaimana hanya Joo Eun yang bisa membantu Young Ho mengatasi
rasa sakitnya.
Aku
sebenarnya masih bingung dengan Nenek. Jika ia memang menunggu Young Ho untuk
mewarisi perusahaannya, untuk apa ia menikahkan ayah Young Ho dengan Nyonya
Choi?
Apa untuk cadangan seandainya Young Ho tidak bisa mengambil alih
perusahaan?
Terus
sekarang setelah Young Ho pulang, Nyonya Choi dibuang begitu saja? Kok rasanya
egois banget ya >,< Memangnya ia rela Young Joon mewarisi perusahaan seandainya
Young Ho tidak kembali atau tidak mau menjadi direktur Gahong?
Meski
Soo Jin senang mengejek dan menyusahkan Joo Eun, tapi aku senang ia bersikap
profesional dengan tetap melakukan pekerjaannya meski tahu Woo Shik menjadi
lawannya. Woo Shik sendiri sepertinya tidak bangga dengan apa yang ia lakukan.
Mudah-mudahan ia sadar dan bisa menemukan kebahagiaannya bersama Soo Jin. Meski
agak sulit kalau Soo Jin masih juga dipenuhi rasa minder dan kecurigaan.
Selama Soo Jin terobsesi memiliki apa yang dimiliki Joo Eun maka ia tidak akan pernah bahagia. Ia tidak akan pernah bahagia selama ia tidak bisa mensyukuri dan menghargai apa yang sudah ia miliki saat ini.
Menyembuhkan
sakit yang tidak nyata ternyata lebih sulit dari mengobati sakit yang nyata ya…Kira-kira
penyakit psikologis Young Ho bisa sembuh total tidak ya?
Ups...dan berakhir yah malam erotisnya gara gara sekretaris min.....
BalasHapusSwetu swetunya ngena Banget yah....kiraiin bakalan nangis Bombay bak fan di ep 11 ini.....rada sedih sih mmg tapi akhirnya aja......untunglah.....
Drama ini pas aja gitu menurut saya...ya iyalah yg maen udah jagoan akting semua.....so ji sub itu mmg karakternya datar tp, ttp ngena aja dari tatapannya, dia lagi sedih khawatir atau bahkan bahagia.....so ji sub ssi mmg T O p......
Kamsahamnida bak fanny......HIM!
joon sung... wuah.. ternyata masa lalunya....!!!!?????
BalasHapusyoung ho benar2 hebat
baca sinopsis mba fanny memang TOP BGT bangt deeh...
BalasHapussemangat terus yah
baca sinopsis mba fanny memang TOP BGT bangt deeh...
BalasHapussemangat terus yah