“Kenapa
Kim Sung Cheol (ayah Young Ho) menikahimu?” ujar Direktur Choi. Jika Direktur
Kim tidak menikah dengan Nyonya Choi maka setengah saham Gahong akan menjadi
milik Direktur Kim. Ia berkata Direktur Kim menikahi Nyonya Choi agar bisa
memberikan semuanya pada Young Ho.
“Hidup
Young Joon akan berakhir…kecuali jika terjadi sesuatu pada Kim Young Ho,”
katanya emosi. Ia menelepon mencari tahu di mana Young Ho.
Sekretaris
Min memberitahu Young Ho mengenai niat Direktur Choi untuk mencelakakannya dan
agar Young Ho tidak pergi ke mana-mana. Tapi Young Ho teringat pada Joon Sung
yang mengendarai mobilnya.
Sementara
itu Nyonya Choi tersadar akan apa yang hendak dilakukan kakaknya. Ia berusaha
mengejar kakaknya dengan mobilnya untuk menghalanginya.
Young
Ho melihat mobil Direktur Choi dan ia memutar arah untuk mengejarnya. Jadi
posisinya mobil Direktur Choi di tengah, Nyonya Choi di kiri, Young Ho di
kanan.
Ketika
Direktur Choi melihat mobil Young Ho (yang dikendarai Joon Sung), ia memacu
mobilnya. Young Ho menabrakkan mobilnya ke mobil Direktur Choi. Akibatnya
Direktur Choi menabrak mobil Nyonya Choi. Mobil Nyonya berputar-putar hingga
akhirnya menabrak mobil lain. Sementara mobil Direktur Choi menabrak tiang.
Young
Ho sebenarnya sudah bisa mengendalikan mobilnya. Tapi sepertinya ia berpindah
jalur dan berhadapan dengan truk. Young Ho banting setir namun tidak bisa
menghindari tabrakan dengan mobil yang parkir di pinggir jalan. Mobilnya
terlempar keras dan berguling.
Direktur
Choi tersadar dari pingsannya. Wajahnya terluka sedikit. Ia keluar dari mobil
dan melihat mobil yang terlibat kecelakaan bersamanya. Ia mengenali nomor mobil
tersebut dan berlari ke arahnya. Ia histeris saat melihat adiknya pingsan di
dalam mobil dengan kepala mengeluarkan darah.
Joon
Sung histeris saat melihat Young Ho terluka parah. Sekretaris Min tiba bersama
para anak buahnya. Ia berlari ke mobil Young Ho dan berusaha menghentikan
pendarahan di kaki Young Ho dengan syalnya. “Direktur, bangun!!” Serunya.
Sementara Joon Sung menangis tak terkendali.
Young
Ho dilarikan ke rumah sakit. Untuk kedua kalinya, ayah Young Ho melihat
puteranya masuk ruang operasi. Tangis Young Ho kecil masih terngiang di
benaknya.
Ia
memerintahkan Sekretaris Min agar jangan sampai insiden ini tercium media. Juga
Nenek Young Ho tidak akan diberitahu hingga ada hasil pasti dari dokter.
Sekretaris Min meminta maaf. Ia berkata semua ini kesalahannya.
“Tidak
ada gunanya menyesali apa yang sudah terjadi, bagaimanapun kita harus
menghadapinya,” kata Direktur Kim.
Pada
saat yang sama, Nyonya Choi dirawat di rumah sakit berbeda. Direktur Choi
menunggu dengan perasaan tak karuan.
Joon
Sung terus menunggu selama Young Ho dioperasi. Ji Woong tiba. Ia berusaha
memanggil Young Ho dan seakan tak percaya dengan apa yang terjadi. Joon Sung
merangkulnya untuk menenangkannya. Ji Woong terduduk lemas di lantai dan
menangis.
“Tidak
apa-apa, ia akan baik-baik saja,” Joon Sung berusaha meyakinkan Ji Woong dan
dirinya sendiri.
Ibu
Joon Sung mengenakan mantel pemberian Joon Sung dan terus menunggu puteranya.
Sementara Joo Eun terus menanti Young Ho. Ia mencoba menelepon tapi tidak
terhubung.
Joo
Eun masuk kantor seperti biasa tapi ia tidak bisa berhenti memikirkan Young Ho.
Ia terus berusaha menelepon Young Ho lalu menelepon Joon Sung.
Joon
Sung sedang menemui ibunya. Ia meminta maaf karena datang terlambat. Ibu Joon
Sung berkata ia kira telah terjadi sesuatu. Ia bersyukur Joon Sung datang dalam
keadaan baik-baik saja. Joon Sung tak tahan lagi dan menangis.
“Ibu….”
Ibu
Joon Sung menangis dan untuk pertama kalinya ia memeluk puteranya.
“Maaf…
Ibu tidak tahu apakah Ibu berhak atau tidak, tapi mulai sekarang Ibu akan banyak
memelukmu.”
Untunglah
Nyonya Choi cepat tertangani. Ia mengalami patah tulang rusuk dan pergelangan
kaki namun tidak mengenai organ tubuh bagian dalam.
Young
Joon akhirnya sadarkan diri dan mencari ibunya. Direktur Choi berbohong Nyonya
Choi akan segera datang untuk menemui Young Joon. Ia bertanya mengapa Young
Joon melakukan hal sebodoh itu.
Young
Joon menangis. Ia berkata ia mendengar perkataan pamannya di telepon saat acara
ultah Gahong. Ia merasa ia sudah menyebabkan banyak masalah.
“Jika
saja aku tidak ada, tidak ada yang serakah dan semua akan baik-baik saja.”
Ia
meminta maaf dan berkata ia tidak akan melakukan hal bodoh seperti ini lagi.
Direktur Choi berkata ia yang harusnya meminta maaf. Ia yang sudah melakukan
hal bodoh. Baguslah nyadar >,<
Joo
Eun mendengar Soo Jin tidak masuk lagi hari ini. Joo Eun heran karena Soo Jin
bukan orang yang suka terlambat. Ia meminta alamat Soo Jin dan berkata akan
menemuinya.
Young
Ho telah selesai dioperasi. Dokter berkata Young Ho sudah sadarkan diri dan
untungnya lukanya tidak mengancam nyawanya. Tapi Young Ho menderita banyak
patah tulang dan luka otot. Dokter tidak bisa memastikan apakah Young Ho akan
bisa berjalan lagi atau tidak. Ayah
Young Ho dan Sektretaris Min terpukul mendengarnya.
Namun
Direktur Kim tetap tenang dan menyuruh Sekretaris Min memberitahu Nenek setelah
Young Ho sadar nanti.
Sekretaris
Min memberitahu Direktur Kim kronologis terjadinya kecelakaan tersebut. Ia berkata Young Ho berusaha menghalangi
Direktur Choi demi melindungi Joon Sung, Nyonya Choi juga berusaha menghalangi
mobil Direktur Choi. Ketiganya adalah penyebab kecelakaan tapi juga korban.
Direktur
Kim berkata mereka harus membuat kesepakatan dengan Direktir Choi agar masalah
terselesaikan dengan baik secara hukum. Karena Young Ho yang menabrakkan
mobilnya pada mobil Direktur Choi, bisa saja Direktur Choi menuntut Young Ho.
Dan ayah Young Ho tidak akan membiarkan itu terjadi pada puteranya yang
terbaring sakit.
Joo
Eun ke apartemen Soo Jin. Dari mobil yang terparkir, ia tahu Soo Jin ada di
rumah. Dan seperti Woo Shik, dengan mudah ia bisa masuk ke apartemen Soo Jin.
Joo
Eun menemukan Soo Jin di tempat tidur tidak bergerak. Joo Eun panik dan
berusaha membangunkannya. Ia semakin panik saat Soo Jin tidak juga bangun. Ia
mengguncang-guncang Soo Jin.
“Uh,
kenapa kau bersikap berlebihan?” keluh Soo Jin masih mengantuk. Padahal ia
sedang sakit kepala. Joo Eun lega sekaligus kesal karena Soo Jin sudah
membuatnya panik.
“Aku
tidak mati…Jadi pergilah,” Soo Jin melambaikan tangan menghalau Joo Eun.
Joo
Eun tidak pergi. Ia malah membuatkan bubur sereal untuk Soo Jin dan menyuruhnya
makan. Soo Jin tidak mau memakannya. Ia berkata ia tidak mengerti kenapa Joo
Eun melakukan ini.
Barulah
Joo Eun melihat obat-obatan dan wine di meja dekat tempat tidur. Ia menegur Soo
Jin agar tidak meminum obat dengan wine.
“Tubuhmu
bukan sesuatu yang akan kaubuang setelah sekali pakai, bukan?” Joo Eun mengutip
perkataan Young Ho.
“Juga
ubah passwordmu. 0413? Kau menggunakan tanggal lahirmu? Kau ini benar-benar
tidak punya rasa takut padahal tinggal sendirian. Juga…mintalah maaf.”
“Untuk
apa?” ujar Soo Jin.
Cepat,
kata Joo Eun tak sabar. Soo Jin mengingatkan ia sudah pernah memberitahu Joo
Eun bahwa ia tidak merebut Woo Shik.
Tapi
Joo Eun berkeras Soo Jin meminta maaf. Ia bertanya kenapa Soo Jin sama sekali
tidak menghubunginya setelah lulus ujian dan pergi ke Amerika. Bahkan di
Amerika, Soo Jin tidak membalas semua emailnya.
“Kenapa
kau mengatakan kita hanya teman sekelas padahal kita sahabat? Kenapa??”
Ia
duduk di dekat Soo Jin dan berkata perasaannya saat ini seperti dalam neraka
jadi ia memohon agar Soo Jin meminta maaf. “Apa kau ditampar orang lalu datang
ke sini dan berbuat seperti ini?” gumam Soo Jin.
Joo
Eun memukuli Soo Jin dan menyebutnya anak nakal. Soo Jin kesal dan berkata Joo
Eun lebih parah. Joo Eun bingung.
Soo
Jin menceritakan bahwa pemuda yang diperkenalkan Joo Eun padanya mengatakan kalau
Joo Eun menjodohkan mareka karena mengasihani dirinya.
“Dan
ia menginjak-injak semua harga diriku. Ia bilang gadis sepertiku seharusnya
tidak menunjukkan wajahku di tempat seperti itu,” Soo Jin mengeluarkan semua
unek-uneknya. “Lee Ji Hoon juga. Kau bilang akan mendekatkan kami tapi kau
malah mendapat nomor teleponnya! Karena kau cantik…karena kau memiliki semuanya…karena
di sisimu aku hanya gadis gemuk jelek yang dikasihani.”
Joo
Eun tertegun mendengar semua itu. “Dasar bodoh, ia hanya akan mengenalkanku
pada manager bakat. Dan itu nomor telepon manajernya. Jadi semua ini hanya karena itu? Temanku, Oh Soo Jin?
Karena perasaan seperti itu?”
Soo
Jin berkata manusia adalah sejenis hewan yang bisa mati karena hal-hal seperti
itu. Perasaan kesepian…perasaan menderita…hal-hal seperti itu. Ia menyuruh Joo
Eun minta maaf lebih dulu.
Joo
Eun berkata ia tidak tahu Soo Jin mengalami semua itu. Ia bahkan tidak tahu
seharusnya ia menjelaskan semuanya. Ia mengaku salah.
Soo
Jin melunak dan berkata bukan ia yang merayu Woo Shik lebih dulu. Joo Eun
berkata ia sudah mengenal Woo Shik 15 tahun dan Woo Shik bukanlah orang yang
jatuh cinta hanya karena dirayu.
“Ia
pasti benar-benar menaruh perasaan padamu. Ia bertahan hanya karena merasa
bersalah padamu dan timingnya saja yang tidak tepat.”
Soo
Jin terdiam. Lalu ia bertanya apa masalah Joo Eun. Apa Joo Eun bertengkar
dengan Young Ho?
“Cinta
yang diperoleh semua orang, kenapa begitu sulit untukku?” Joo Eun menangis
tersedu-sedu di sisi Soo Jin. Soo Jin sempat mengulurkan tangan ke pundak Joo Eun
namun ia menariknya kembali. Ia bergumam ada baiknya juga ia tidak mengubah
password pintunya (karena akhirnya kesalahpahaman mereka terselesaikan).
Ji
Woong dan Joon Sung datang menjenguk Young Ho. Keduanya masih sangat sedih. Ji
Woong membawa satu pot kecil tanaman. Sebelum masuk, Joon Sung mengingatkan
agar Ji Woong tidak menangis di depan Young Ho dan membuatnya tambah sedih. Padahal
ia sendiri kesulitan menahan air matanya.
“Aku
tidak menangis,” kata Ji Woong. Ia menarik nafas berkali-kali. Don’t cry…don’t
cry…never….Air mata menetes di pipinya. Joon Sung mengangguk dan menghapus air
mata itu.
Mereka
masuk ke dalam kamar. Young Ho membuka matanya. Joon Sung cepat-cepat
membungkuk di dekatnya dan memanggilnya. Young Ho menyapa Joon Sung. Joon Sung
berusaha menahan tangisnya dan meminta maaf berkali-kali.
Tapi
hal pertama yang ditanyakan Young Ho adalah ibu Joon Sung. Joon Sung berkata ia
sudah menemui ibunya dan ibunya sangat berterima kasih pada Young Ho.
“Semua
ini terjadi karena salahku, bukan? Karena Hyung khawatir aku dalam bahaya….”
“Ah, berisik," gumam Young Ho. "Ji Woong…”
Ji
Woong berusaha menyapa dengan ceria. Ia berjanji akan mendampingi Joon Sung dan
menjadikannya juara. Jadi Young Ho tidak
perlu khawatir.
Ia
mengeluarkan tanamannya. Tanaman yang bisa merawat diri sendiri dan hanya perlu
disiram 20 hari sekali.
“Jadi…
Jadi…” Ji Woong berusaha keras menahan air matanya hingga ia memukul tepi
ranjang. “Hyung harus bangun dan menyiraminya. Dan juga…jangan biarkan ia mati,
ya?!”
Air matanya tak tertahankan lagi.
Air
mata mengalir dari mata Young Ho. Joon Sung melihat ada telepon dari Joo Eun
dan bertanya pada Young Ho apa yang harus mereka katakan.
“Aku
tidak mau ia melihatku dalam keadaan seperti ini. Dan aku tidak mau melihatnya
menangis. Aku sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi pada diriku.”
Joon
Sung mengerti. Ji Woong berkata ia akan mendoakan Young Ho. Ia akan mendoakan
keajaiban bagi Young Ho. Young Ho menyuruh mereka pergi.
Ji
Woong dan Joon Sung pulang ke rumah Young Ho. Tapi Joo Eun sudah menunggu
mereka di luar. Ia bertanya di mana Young Ho. Joon Sung dan Ji Woong bahkan tak
berani menatap Joo Eun.
Joo
Eun bertanya seberapa sakit Young Ho. Ji
Woong dan Joon Sung terkejut. Tapi yang dimaksud Joo Eun adalah rasa sakit
psikologis kambuhan yang sering dialami Young Ho. Ia bertanya di mana Young Ho.
Ia sudah tahu dan pernah melihat Young Ho sakit jadi kenapa mereka
menyembunyikannya.
Ji
Woong dan Joon Sung terus menunduk. Apa terjadi sesuatu, tanya Joo Eun.
Keduanya tak berani mengatakan apapun karena Young Ho melarang mereka. Tapi Joo
Eun berkata ia akan mencari di semua rumah sakit Gahong. Bukan hanya di Korea
bahkan hingga di ujung bumi. Ia akan menemukan Young Ho dan tidak akan
menyerah.
“Jadi
kumohon….Joon Sung, Ji Woong…” Joo Eun memegangi tangan mereka.
Sepertinya
keduanya luluh karena berikutnya Joo Eun berlari di rumah sakit tempat Young Ho
dirawat, diikuti Joon Sung dan Ji Woong. Ia terus berlari dan berlari.
Sekretaris
Min dan anak buahnya menghalangi Joo Eun agar tidak bisa masuk. Joo Eun
menangis dan berkata ia harus masuk. Ia memanggil Sekretaris Min dengan tatapan
memohon. Sekretaris Min meminta Joo Eun pulang karena Young Ho tidak mau
menemui Joo Eun.
Joo
Eun berkata Sekretaris Min mungkin tidak tahu kalau ia tidak menurut pada Young
Ho. Ia memohon satu kali saja diijinkan masuk. Ia hanya ingin melihat apakah Young
Ho baik-baik saja.
Ia
mulai berseru memanggil Young Ho. Young Ho terbangun. Ia mendengar tangis dan
suara Joo Eun memohon agar bisa bertemu dengannya. Ia meraih ponselnya dan
melihat 18 missed call dari Joo Eun. Joo Eun juga mengirim rentetan pesan, dari pertanyaan
halus hingga kata-kata marah Joo Eun karena Young Ho tidak membalasnya lalu
pertanyaan-pertanyaan bernada khawatir dan akhirnya Joo Eun berkata akan
menemui Young Ho.
Young
Ho mulai mengetik sesuatu. Joo Eun membaca pesan tersebut. Tap tap….
Joo
Eun berlutut dan menangis. Ia tahu betul “tap tap” artinya ia harus
melepaskannya. Young Ho menangis tanpa suara.
Joo
Eun menenangkan dirinya dan bangkit berdiri. Sekretaris Min membiarkan Joo Eun
lewat. Joo Eun berdiri di depan pintu kamar dan memanggil Young Ho.
“Coach-nim…ini
aku. Apa yang harus kulakukan jika kau mengatakan tap tap? Aku tahu menunggu
akan sangat berat bagiku. Aku juga tahu kenapa kau melakukan ini.
Tapi
aku wanita yang sangat keras kepala. Aku tidak peduli kapan dan bagaimana kau
kembali, aku akan menunggumu jadi kau harus kembali. Kau harus kembali tampan
dan seksi,” Joon Eun menangis.
“Kau
harus kembali. Ingatlah jika kau masih bertahan berarti kau belum melewati
batasmu. Jika kau percaya, kau akan bisa melakukannya. Tidak apa-apa meski kau
tidak tampan atau seksi. Kau harus kembali. Maaf…aku tidak memberitahumu lebih
awal seberapa besar aku mencintaimu.”
Kalimat
terakhir itu melepas pertahanan Young Ho. Ia menangis dan berusaha bangkit dari
tempat tidur tapi ia tidak bisa. Ia mengerang dan menangis tersedu-sedu.
Semua
orang ikut terharu mendengarnya. Joo Eun berterimakasih pada Sekretaris Min dan
memintanya menjaga Young Ho. Sekretaris Min berjanji ia akan melakukan yang
terbaik untuk menjaga Young Ho. Joo Eun meninggalkan rumah sakit diikuti Ji Woong
dan Joon Sung.
Nenek
Young Ho menjenguk Nyonya Choi. Ia berkata ia sudah dengar apa yang terjadi dan
baginya tidak cukup meski ia merobek-robek Direktur Choi. Direktur Choi sudah
membuat cucunya seperti itu.
Nyonya
Choi meminta maaf. Nenek berkata ia dengar berkat Nyonya Choi Young Ho bisa
bertahan. Nyonya Choi terus meminta maaf sambil menangis.
Nenek
berkata yang terbaik bagi mereka adalah putus hubungan seakan mereka tidak
pernah bertemu. Ia berharap Nyonya Choi menjaga diri baik-baik dan hidup dengan
baik.
Meski
di depan Nyonya Choi Nenek nampak tegas dan galak, di luar ia terlihat rapuh.
Ia menepis tangan Direktur Kim yang menuntunnya. Ia berkata ia tidak bisa menjenguk
Young Ho hari ini. Nenek Young Ho berjalan pergi sambil menahan tangis. Direktur
Kim memapahnya.
Joo
Eun pulang. Saat melihat bekas perban di pintu ia kembali menangis.
Direktur
Choi menjenguk adiknya. Ia berkata Young Joon saat ini tinggal di Woo San.
Nyonya Choi akan tinggal di sana juga setelah keluar dari rumah sakit.
Nyonya
Choi memberitahu Direktur Choi bahwa Young Ho pernah mengidap osteosarcoma
(sejenis kanker tulang) dan setengah masa kecilnya dihabiskan di rumah sakit
untuk operasi dan rehabilitasi. Hidup tanpa seorang ibu sendirian di usia
sekecil itu.
“Dia
adalah kakak Young Joon dan putera suamiku. Kenapa kakak melakukan hal sekejam
itu?”
Direktur
Choi berkata di dunia ini mereka berdua hanya memiliki satu sama lain. Jika
bukan ia yang melindungi Nyonya Choi,dan keponakannya lalu siapa?
Nyonya
Choi memegang tangan kakaknya. Ia berkata sejak awal semuanya memang tidak pas.
Keluarganya adalah keluarga yang banyak kekurangan.
“Tapi
ada seseorang yang bisa kupanggil ibu mertua. Suamiku tidak manis tapi lurus.
Aku adalah ibu Young Joon. Aku bahagia dengan semua itu.”
Dasar
bodoh, gumam Direktur Choi dengan suara tercekat.
Soo
Jin mengurus kesepakatan antara Direktur Choi dan Young Ho. Dengan
ditandatanganinya kesepakatan itu, kecelakaan yang melibatkan Young Ho dan
Direktur Choi selesai dengan membayar denda. Direktur Choi menandatangi kesepakatan
itu.
Setelah
Direktur Choi pergi, Soo Jin bertanya apakah Woo Shik tidak sedikit membencinya
karena mendapat kesepakatan dari Direktur Choi yang adalah bos Woo Shik. Woo
Shik berkata mereka hanya melakukan pekerjaan mereka.
Soo
Jin berkata ia adalah tim kuasa hukum Young Ho jadi ia yang bertugas meninjau
proposal pusat kesehatan VVIP yang diajukan Direktur Choi bersama Woo Shik dan
proposal itu sedikit bermasalah.
Woo
Shik bertanya apakah Soo Jin mengira ia mendendam pada Young Ho karena proposal
itu ditolak. Soo Jin mengiyakan. Woo Shik yang ia kenal adalah atlet nasional
yang dibanggakannya karena selalu melakukan yang terbaik tanpa melanggar
aturan.
Woo
Shik berkata karena ia bekerja di Gahong ia hanya berharap Gahong menjadi yang
terbaik. Mengenai masalah membocorkan identitas Young Ho, ia mengaku ia merasa
tujuannya sudah begitu jelas hingga ia tidak melihat hal lainnya. Dan lagi ia pikir
anak orang kaya adalah anak manja.
Ia
mengajak Soo Jin makan malam bersama. Soo Jin berkata ia berkelahi dengan Joo
Eun. Woo Shik terkejut. Soo Jin berkata wanita juga melakukan hal seperti itu
untuk menyelesaikan permasalahan. Ia meledek Woo Shik yang nampak kaget.
“Joo
Eun bilang perasaanmu tulus padaku. Im Woo Shik bukan tipa orang yang mudah
jatuh cinta hanya karena rayuan. Ah, sekarang jauh lebih nyaman membicarakan
Joo Eun.”
Woo
Shik meraih tangan Soo Jin dan mereka pun berbaikan.
Direktur
Choi membuat surat pengunduran diri dan meninggalkannya di meja.
Tahun Baru 2015….
Joo
Eun pulang untuk makan malam bersama keluarganya. Ia menegur keluarganya yang
makan saat tengah malam. Ibu berkata mereka baru tutup toko jadi baru sempat
makan. Perut adik ipar Joo Eun sudah semakin besar dan untunglah mereka
keluarga yang rukun.
Ibu
melihat Joo Eun nampak murung dan bertanya apa semua baik-baik saja. Joo Eun
meminta ibunya tidak mengurusinya. Ibu bertanya kenapa Joo Eun tidak
memperkenalkannya pada pria yang berkirim pesan dengan Joo Eun dan membuatnya
tertawa. Apa Joo Eun tidak akan menikah?
“Kenapa
aku tidak akan menikah? Ia akan segera muncul. Tunggu saja sebentar lagi,” kata
Joo Eun.
Ia
sempat melihat tempat tidur yang tergulung rapi dan teringat malam ia bersama
Young Ho ketika Young Ho menemuinya. Ia tersenyum melihat kemesraan adiknya dan
adik iparnya.
Joo
Eun mengaku ia kadang lupa memakan obat hipotiroidnya. Meski ia seorang pelupa, namun
ia tidak melupakan setiap pertemuannya dengan Young Ho yang bagaikan baru
terjadi kemarin.
Ia
juga tidak lupa berolahraga dan menjaga postur tubuhnya seperti yang diajarkan
Young Ho. Ia sering memakan sayuran dan mengkhawatirkan Young Ho beberapa kali
sehari. Bahkan terkadang ia mendadak menangis.
Seperti
ketika ia sedang bertemu kliennya, tiba-tiba ia menangis dan kliennya yang
menenangkannya. “Ia akan baik-baik saja, kan? Ia akan baik-baik saja, kan?” kata Joo
Eun di sela isaknya.
Waktu terus berlalu…musim terus berganti…
Di
bulan Agustus, Joon Sung menjadi juara RFC. Ji Woong berkali-kali mendaftar
untuk keenam kalinya ke angkatan laut dan gagal. Tapi ia tidak akan menyerah.
“Jadi
jangan menangis…karena semua orang bertahan menjalani hidup dan terus
melangkah,” Joo Eun membayangkan Young Ho mengatakan itu.
24 Desember 2015, satu tahun setelah
kecelakaan itu…
Joo
Eun masih merasa melihat Young Ho di mana-mana, tapi Young Ho tidak ada karena
itu hanya bayangannya.
Hingga
siang itu…ia melihat bayangan Young Ho berdiri di hadapannya. Ia berjalan
melintasinya seperti yang biasa ia lakukan. Tapi yang terjadi ia malah menubruk
Young Ho. Joo Eun terkejut dan mendongak menatapnya.
Young
Ho tersenyum. Ia memakaikan syal pink di leher Joo Eun. Joo Eun tertegun.
“Lama
tak bertemu, Kang Joo Eun…”
Joo
Eun mengulurkan tangannya menyentuh Young Ho. “Kali ini kau benar-benar nyata….”
Ia
menunduk melihat kaki Young Ho. Young Ho menghentakkan kakinya dua kali untuk
membuktikan kalau ia sudah sembuh. Joo Eun menutup mulutnya tak percaya.
Young
Ho memeluknya dengan lembut. Joo Eun balas memeluknya dan menangis.
Komentar:
Episode
yang penuh kesedihan dan air mata :’(
Sampai-sampai
ikut tidak percaya bersama Joo Eun ketika melihat Young Ho berdiri di sana
dalam keadaan ....tampan dan seksi^^
Ternyata
Young Joon berusaha bunuh diri karena keserakahan pamannya, bukan karena ibunya
dicampakkan keluarga Kim. Syukurlah
Young Joon mewarisi hati baik ibunya dan tidak mengikuti keserakahan pamannya.
Tapi tetap saja apa yang dilakukannya tidak betul. Dan Young Joon juga yang
berhasil menyadarkan pamannya.
Aku
masih bingung dengan ‘Nenek yang tega-teganya padahal Nyonya Choi sudah
mempertaruhkan nyawa demi menghalangi kakaknya. Apa Nenek juga tidak prihatin
dengan apa yang terjadi pada Young Joon? Direktur Kim juga tidak melakukan
apa-apa untuk istri dan puteranya itu.
Tadinya
aku kira dengan Nyonya Choi berusaha menyelamatkan Young Ho, Nenek akan berubah
pikiran dan menerimanya dalam keluarga. Eh malah putus hubungan >,<
Paling
sedih ketika adegan di rumah sakit di mana Joo Eun akhirnya mengatakan ia
sangat mencintai Young Ho lalu Young Ho menangis dan berusaha mengangkat
kakinya untuk bangun. Duh….langsung berkaca-kaca lagi deh. Akting keduanya
bener-bener deh…TOP
Bagian
Ji Woong dan Joon Sung juga. Joon Sung sih memang badan kekar hati lembut, tapi
Ji Woong selama ini selalu ceria dan tidak pernah menunjukkan kesedihan sedikitpun.
Karena itu ketika ia berusaha menahan tangis rasanya lebih nyesek gimana gitu
;p
Meski
banyak kesedihan, tapi juga banyak yang terselesaikan. Joon Sung bersatu
kembali dengan ibunya. Joo Eun berbaikan dengan Soo Jin. Soo Jin berbaikan
dengan Woo Shik. Dan Direktur Choi akhirnya mengundurkan diri.
Jadi
bertanya-tanya kalau Young Ho kembali secepat ini terus 3 episode terakhir bakal
terjadi apa ya??
Aaaaaiiish mkin ksni mkin bkin pnsaran
BalasHapus3 episode selanjutnya bakalan kangen banget am tulisan mbk.fanny hohoh episode kali in bnr2x bikin baper maksimal.
BalasHapusepisode yg bikin nangis ....
BalasHapusdari awal episode sampai akhir tetap bikin nangis,
hanya saja saat wushik dan sujin berbaikan rasanya agak kontras aja soalnya ini episode khusus sad episode deh,
OH 수진 dan OH 마이 비너스
Nangis bombay..edisi lebay..udh nonton 2x tetep nangis aja....3 ep terakhir tinggal anti klimaks mungkin mb Fanny..mngkn bgmn Joo Eun mengenalkan Young Hoo pd keluarganya,bgmn Joo Eun bs diterima oleh nenek Young Hoo..n tentunya lbh byk scene manis OTP kita
BalasHapusntul....nangis bombay deh bak fanny...shin minA sama so jisub mmg TOP.
BalasHapusmmg saya paham deh kenapa nenek justru memutuskan hubungan dengan nyonya Choi, karena mmg dia kan orang luar bak fanny, dan kalau enggak gitu, kakaknya alias dir choi pasti bakalan cari masalah lagi deh sama yong ho.
menurut saya itu mg yg terbaik yah, meski mmg kejam.
dir kim itu masih bias yah, atas dasar apa coba dia menikahi nyonya choi, kalo nyatanya dia dingin banget gitu...dan aneh juga yah, yong ho yong jun belum punya scene bareng.padahal kakak adek kan?????
kamsahamnida bak fanny....
Jika Him tidak menikahi Nyonya Choi maka saham setengah saham Gohong akan menjadi milik him, kisah yang perebutan saham yang menjadikan film ini menajubkan
BalasHapuskisah yang mengharukan
BalasHapusUntunya Nyonya Choi tersadarkan dari kecelakaan
BalasHapusJung sung di saat memeluk ibunya mengingatkan saya akan sosok seorang ibu
BalasHapusSoo Jin berkata manusia itu seperti hewan bisa mati karena kecelakaan, kata kata yang membuat bahwa kita bisa mati dengan berbagai cara
BalasHapusHidup sendirian taanpa seorang ibu, mengingatkan saya dengan sosok ibu yang telah tiada
BalasHapusEpisode yang mengisahkan kesedihan
BalasHapus