Penduduk membicarakan isi selebaran yang menyatakan ada vampir hidup di istana. Tiba-tiba angin bertiup kencang menerbangkan semua selebaran itu.
Yoon bercerita pada Hak Young bahwa ayahnya pernah memperlihatkan sebuah buku padanya semasa ayahnya masih hidup. Itu adalah salinan dari buku novel terakhir PM Jung Hyun (hm…memangnya novel yang ini sempat diterbitkan?). Yoon kecil ketika itu takut melihat gambar vampir yang hidup di istana dan mengendalikan Raja.
Tapi ayahnya menenangkannya dengan mengatakan ia sudah menemukan rencana rahasia untuk menyingkirkan vampir itu. Ayahnya juga berpesan agar Yoon mencari ayah Seo Jin dan jurnal PM Jung Hyun jika terjadi sesuatu padanya. Ia mewanti-wanti Yoon hanya boleh mempercayai ayah Seo Jin yang adalah guru PM Sadong.
Setelah mengatakan itu, tiga hari kemudian PM Sadong dihukum mati. Yoon tak percaya ayahnya sudah mati hingga ia melihat sendiri mayat ayahnya. Ia melihat sendiri mayat ayahnya, ayah Seo Jin, dan ayah Hak Young di aula tempat jasad ketiganya disemayamkan. Ketiganya jelas dibunuh oleh vampir karena sama-sama memiliki bekas gigitan di leher.
Yoon bersembunyi bersama kasim kepercayaannya saat Raja masuk ke aula bersama Perdana Menteri Choi dan Wakil Perdana Menteri. Perdana Menteri mengingatkan Raja agar tidak membangkang lagi pda Gwi. Wakil PM membela bahwa Raja sudah mengorbankan puteranya sendiri jadi tidak mungkin membangkang lagi.
Perdana Menteri berkata mereka harus menemukan jurnal PM Jung Hyun yang dicuri. Kasim kepala dikirim ke kediaman Seo Jin untuk mengambil jurnal itu. Tapi jurnal itu tidak ditemukan.
Hak Young berkata PM Choi bekerja keras menemukan Pelajar Binal. Sudah pasti Gwi juga sedang mencari jurnal tersebut. Dan orang yang mungkin mengetahui keberadaannya adalah Choi Do Gab alias Wae Son, si penjual buku bertangan satu kenalan Yang Sun.
Tapi Yoon menduga ada orang lain yang mungkin mengetahui di mana jurnal itu. Yaitu Seo Jin.
Anak buah Yoon yang menyebarkan selebaran kembali untuk melaporkan bahwa salah satu rekannya terbunuh panah polisi, sementara satu temannya menghilang.
Anak buah Yoon yang menghilang adalah orang yang sempat bertarung dengan Sung Yeol dan membunuh dirinya sendiri. Sung Yeol bersama anak buahnya memeriksa mayat orang tersebut. Di tangan orang itu ada tulisan Uise, dan di dahinya ada cap budak.
Soo Hyang bertanya apa itu Uise. Sung Yeol berkata Uise adalah nama samaran PM Sadong. Jadi ada kemungkinan orang itu pengawal PM Sadong. Soo Hyang bingung, bukankah orang-orang PM Sadong sudah dihukum mati 10 tahun lalu?
Sung Yeol menduga ada yang masih hidup dan menjadi budak. Ia memerintahkan Soo Hyang mencari keberadaan mereka. Mungkin saja dengan begitu mereka bisa menemukan jejak Pelajar Binal.
Sung Yeol bertanya apakah Ho Jin sudah menemukan Wae Son.
Ho Jin berkata selain beberapa penjual buku, kebanyakan teman Wae Son adalah pedagang dari Qing (Cina). Sung Yeol menyuruh menambah lebih banyak orang untuk mencarinya dan mencari lebih banyak lagi informasi.
Ia yakin dengan munculnya selebaran yang mengungkap keberadaan Gwi, Gwi akan menggunakan segala cara untuk menemukan Pelajar Binal. Dan ia harus menemukannya lebih dulu sebelum Gwi menemukannya.
Yang Sun melihat luka di kakinya sudah sembuh total. Melihat pembalut di kakinya, ia teringat pada Sung Yeol yang membalut lukanya. Tapi ia juga teringat Sung Yeol dengan ketus menyuruhnya untuk melapor pada anak buahnya dan tak perlu mencarinya lagi. Yang Sun bertanya-tanya kenapa sikap Sung Yeol selalu berubah-ubah. Yang Sun menyadari selebaran di mejanya tidak ada.
Selebaran itu adalah selebaran yang bagian belakangnya ditulisi curahan hatinya pada Sung Yeol. Sung Yeol yang mengambilnya, lalu membakarnya bersama semua selebaran lain. Ternyata yang menerbangkan semua selebaran di desa adalah Sung Yeol.
Yang Sun mendiskusikan selebaran itu bersama teman-temannya. Semua yang terjadi di negara mereka semakin mencurigakan. Kemarin muncul Pelajar Binal palsu, juga tentara palsu. Kemudian muncul selebaran mengenai vampir di istana.
Seorang dari mereka berkata tadinya ia tidak percaya mengenai adanya Pelajar Malam. Tapi beberapa hari lalu seorang pemburu mengaku pernah melihatnya. Lalu ditemukan mayat dengan bekas gigitan. Ia jadi bertanya-tanya apakah vampir memang benar-benar ada.
Yang Sun berkata jika vampir menguasai Raja maka penguasa negeri adalah vampir. Teman-temannya berkata itu tidak mungkin.
Ayah Yang Sun mendengar percakapan mereka. Ia berbicara dengan Yang Sun dan menyuruhnya berhenti dari pekerjaan yang diberikan Sung Yeol. Meski ia belum pernah melihat jurnal PM Jung Hyun, ia tahu benda itu sangat berbahaya.
Selama 7 tahun ia bekerja untuk PM Sadong, ia diam-diam mencari buku itu. Tapi kemudian PM Sadong dibunuh seperti itu. Semua yang memiliki kaitan dengan buku tersebut ditangkap. Selama bertahun-tahun ia hidup dalam persembunyian.
Yang Sun bertanya apakah ayahnya masih harus bersembunyi. Ayahnya berkata hanya Wae Son dan PM Sadong yang tahu ia adalah juru buku PM Sadong.
Ayah Yang Sun meminta maaf karena sudah menamparnya. Itu karena ia terkejut Yang Sun mencari buku tersebut. Padahal ia ayah yang tak bisa melakukan apa-apa untuk Yang Sun. Air mata Yang Sun merebak. Ia berkata ayahnya terlihat lebih terluka daripada dirinya.
Ia bertanya ke mana Wae Son pergi. Sudah lima hari ia tidak pulang. Ayahnya menduga Wae Son sedang mengurus kiriman dari Qing. Ia sekali lagi meminta Yang Sun berhenti bekerja dari Sung Yeol. Jika entah bagaimana terungkap bahwa ia dulu juru buku PM Sadong, maka keluarga mereka akan binasa.
Berkat Soo Hyang, Sung Yeol bisa menemui Menteri Pertahanan. Menteri Pertahanan adalah langganan Soo Hyang di gibang. Ia juga sekutu dari PM Choi dan terkenal sebagai lintah darat bagi rakyat jelata untuk menimbun kekayaannya.
Sung Yeol menyamar menjadi pedagang dari Qing dan memberikan banyak sekali perak untuk Menteri Pertahanan. Perak itu ditukar dengan daftar budak yang terkait dengan pemerintah. Sung Yeol beralasan daftar itu untuk mencari orang yang sudah mencelakai keluarganya. Menteri Pertahanan tidak curiga sama sekali.
Yang Sun bingung antara permintaan Sung Yeol untuk mencari jurnal PM Jugn Hyun dan permintaan ayahnya agar tidak melakukannya. Akhirnya ia memutuskan untuk menurut pada ayahnya.
Sung Yeol melihat Yang Sun saat ia dan Soo Hyang mengantar Menteri Pertahanan. Tapi ia berbalik masuk seakan tidak mengenal Yang Sun. Soo Hyang tersenyum menang. Ia menghampiri Yang Sun dan bertanya ada apa.
Yang Sun berkata ada sesuatu yang ingin ia katakan pada Sung Yeol. Soo Hyang menyuruhnya memberitahunya saja, karena setahunya Sung Yeol yang memerintahkan demikian.
Yang Sun mengembalikan uang 200 nyang yang pernah diberikan Sung Yeol sebagai upah untuk mencari jurnal PM Jung Hyun. Karena ia tidak bisa membantu maka ia mengembalikan uang itu. Soo Hyang melihat Yang Sun dengan pandangan merendahkan.
Ia berkata Yang Sun boleh menyimpan uang itu agar sewaktu-waktu jika ia memerlukan Yang Sun maka ia bisa memanggilnya. Ia sengaja mengatakan “tuan muda” untuk menyebut Yang Sun. Padahal ia tahuh Yang Sun seorang wanita.
Yang Sun keberatan karena uang itu sangat banyak. Soo Hyang berkata Yang Sun bersedia menerima uang itu dari Sung Yeol, tapi kenapa tidak bersedia jika ia yang memberikannya? Yang Sun akhirnya berkata ia akan bekerja untuk 200 nyang itu, dan artinya mereka akan sering bertemu.
Soo Hyang melaporkannya pada Sung Yeol. Ia berkata Yang Sun jelas memerlukan uang, tapi ia tidak tahu kenapa tiba-tiba Yang Sun mengundurkan diri.
Dengan uang 200 nyang di tangan, Yang Sun menemui si lintah darat untuk mengembalikan hutangnya. Ia tidak tahu kalau hutangnya sudah dilunasi oleh Yoon. Lintah darat itu malah ketakutan karena sesuai perkataan Yoon, polisi sedang mencarinya.
Ia mencegah temannya macam-macam dengan Yang Sun karena Yang Sun memiliki pendukung cucu dari tangan kanan Raja dan Pangeran Mahkota. Yang Sun bingung mendengarnya.
Lee Yoon kembali menyamar dan berjalan-jalan di kota bersama Hak Young. Hak Young melaporkan bahwa penduduk membicarakan Gwi meski selebaran sudah ditarik. Yoon berkata rakyat harus tahu bahwa Raja dan pejabat mengabdi pada vampir. Dengan begitu mereka mungkin akan bertindak dan mengusir vampir itu.
Perbincangan mereka terhenti saat melihat Yang Sun mondar-mandir, sepertinya di depan rumah Hak Young karena Hak Young bertanya-tanya kenapa Yang Sun ada di sana. Yoon dengan senang hati akan menanyakannya untuk Hak Young. Hak Young protes Yoon harus kembali ke istana karena Raja akan menghadiri pelajaran Yoon malam ini.
Yoon tersenyum dan berkata ia tahu Hak Young akan mencarikannya alasan untuk mengulur waktu. Hak Young berkata sudah lama ia tidak melihat Yoon tersenyum, jadi ia membiarkan Yoon pergi menemui Yang Sun. Heh? Perasaaan selalu senyum kalau melihat Yang Sun deh^^
Yoon mengejutkan Yang Sun yang sedang berteduh. Yang Sun berkata Yoon sudah mengejutkannya beberapa kali hari ini. Ia mengembalikan uang 200 nyang sebagai ganti pelunasan hutangnya.
Belum sempat Yoon menjawab, beberapa polisi berkuda berpacu ke arah mereka. Yoon cepat-cepat menarik Yang Sun untuk menyelamatkannya. Namun ia menyadari sesuatu saat mendekap Yang Sun. Ia mengamati wajah Yang Sun.
“Dia…seorang wanita,” ujar Yoon dalam hatinya.
Yoon berkata ia tidak akan menerima uang Yang Sun. Dari wajah Yang Sun ia tahu Yang Sun seorang yang berintegritas dan berharga diri tinggi. Jelas bukan tipe penurut.
Yang Sun tersenyum. Ia berkata berkat seseorang ia didukung oleh cucu tangan kanan Raja dan Pangeran Mahkota. Harga dirinya meroket naik. Ia tidak tahu bagaimana membalas kebaikan Yoon.
Yoon berkata jika Yang Sun begitu berterima kasih, maka Yang Sun harus mengubah panggilannya. Ia tidak suka panggilan “sunbaenim” (senior – panggilan Yang Sun pada Yoon, juga pada Sung Yeol) karena terasa ada jarak di antara mereka. Ia lebih suka panggilan Hyungnim (kakak).
Jika Yang Sun memanggilnya Hyungnim maka ia akan menerima uang itu. Yang Sun berkata ia tidak berani, tapi Yoon terus mendesaknya memanggil Hyungnim. Akhirnya Yang Sun menurut. Yoon tertawa senang karena sekarang mereka tidak perlu berbicara formal.
Yoon melihat Yang Sun mengenakan sepatu jerami yang kekecilan (sepatu Yang Sun terlepas di hutan saat mencari Sung Yeol. Cinderella jama Joseon). Ia sengaja mengajak Yang Sun berjalan-jalan melihat lapak sepatu.
Yoon melihat ada luka di pipi Yang Sun dan bertanya kenapa Yang Sun terluka. Yang Sun berkata luka itu adalah tanda ia selamat. Ia bercerita ia hampir mati saat ia mendengar kabar mengenai buku terbaru Pelajar Binal dan pergi untuk mendapatkannya. Tapi buku itu palsu, begitu juga para tentara yang menangkap mereka. Mereka dibawa ke suatu tempat dan diberitahu bahwa mereka diselamatkan dari tentara yang asli.
Yoon menjadi lebih serius dan bertanya ke mana Yang Sun dibawa para tentara itu. Yang Sun berkata ia dibawa ke sebuah rumah tua. Tapi saat ia kembali ke sana, rumah itu sudah dibakar rata dengan tanah. Bagaimanapun ia lega Pelajar Binal dan mereka semua selamat.
“Apa kau sedang membela seorang yang sedang dicari karena memberontak?” tanya Yoon.
Yang Sun jadi gelagapan. Tahu tak bisa berbohong, ia mengakui di mata seorang penjual buku Pelajar Binal adalah seorang yang hebat yang bisa dibandingkan dengan orang-orang hebat lainnya dalam sejarah.
Mengapa begitu, Yoon penasaran. Yang Sun dengan bersemangat berkata banyak orang belajar huruf Korea agar bisa membaca buku Pelajar Binal. Begitu mereka bisa membaca, mereka akan membaca buku lain juga. Dan mereka bisa belajar banyak hal dari banyak buku. Pada akhirnya mereka akan memikirkan cara untuk membuat dunia lebih baik (karena semakin banyak orang pintar).
“Harapan rakyat. Itulah dunia yang dibicarakan orang itu (Pelajar Binal).”
Yoon tersenyum dan berkata orang itu sudah bekerja dengan baik (memuji diri sendiri nih yeee XD). Yang Sun setuju, tapi menurutnya selebaran semalam tidak masuk akal.
“Kau menghargai karyanya, kenapa kau tidak mempercayainya?” tanya Yoon.
Yang Sun berkata ia ingin percaya tapi ada vampir di istana benar-benar hal yang sulit dipercaya.
Yoon melihat dari pantulan cermin lapak bahwa ada seseorang yang membuntuti mereka. Ia menarik tangan Yang Sun dan melarikan diri menembus keramaian kota. Penguntit mereka berusaha mengejar. Ia kehilangan jejak mereka di gang yang sepi.
Tiba-tiba ia dihadang beberapa orang berpedang. Tentu saja mereka para pengawal pribadi Yoon. Yoon muncul bersama Yang Sun. Ia berbisik bahwa ia memiliki hidup yang sulit jadi ia membawa pengawal untuk keamanannya. Ia menyuruh Yang Sun menunggu sementara ia mengurus orang itu.
Ia memerintahkan para pengawalnya untuk menyeret orang itu ke polisi istana. Orang itu memohon agar tidak ditangkap. Ia berkata ia bukan mengejar Yoon tapi mengejar Yang Sun. Mereka terkejut.
Orang itu adalah bawahan Soo Hyang (yang juga pernah diminta membunuh Yang Sun). Yang Sun membawa orang itu ke hadapan Soo Hyang dan bertanya kenapa Soo Hyang menugasi orang itu membuntutinya. Orang itu meminta maaf pada Soo Hyang. Tapi dengan tak berperasaan Soo Hyang menampar orang itu 2 kali dan melarangnya muncul di hadapannya lagi.
“Apa itu sudah cukup?” tanyanya pada Yang Sun dengan sinis.
Yang Sun tak habis pikir dengan perbuatan Soo Hyang. Ia berkata Soo Hyang belum menjawab pertanyaannya. Dan lagi orang itu tidak salah karena hanya mengikuti perintah. Orang yang menyuruhnya yang salah. Soo Hyang marah karena Yang Sun berani menguliahinya.
Ia hampir mengungkap di depan para gisaeng bahwa Yang Sun adalah seorang wanita kalau saja Sung Yeol tidak muncul pada waktunya. Sung Yeol berkata ia yang memerintahkan orang itu membuntuti Yang Sun. Yang Sun terkejut.
Sung Yeol menyuruh Soo Hyang masuk dan ia yang akan menjelaskannya pada Yang Sun. Soo Hyang memendam kekesalannya dan masuk ke dalam.
Sung Yeol berkata Wae Son sudah menghilang selama lebihd ari 5 hari dan sepertinya Yang Sun tahu apa sebabnya Wae Son berbohong dengan mengatakan tidak tahu menahu mengenai jurnal PM Jung Hyun. Tambahan lagi Yang Sun mendadak berhenti hingga ia semakin curiga. Karena itu ia memerintahkan orang untuk membuntuti Yang Sun. Ia menyuruh Yang Sun pergi dan tidak membuat keributan.
Yang Sun merasa terluka. Ia berkata ia tidak melakukan apapun meski sudah menerima 200 nyang, sudah sewajarnya Sung Yeol tidak mempercayainya. Karena itu ia akan mengembalikan uang itu. Ia merogoh lengan bajunya, lupa ia sudah memberikan uang itu pada Yoon.
Yoon ternyata tidak meninggalkan Yang Sun. Ia mengembalikan uang itu pada Yang Sun. Sung Yeol terkejut saat melihat Yoon. Ia mengenali Yoon sebagai Pangeran Mahkota. Bagaimana seorang Pangeran Mahkota bisa mengenal Yang Sun?
Yoon menyuruh Yang Sun mengembalikan uang itu pada Sung Yeol lalu mereka akan pergi minum-minum. Terima kasih atas semuanya, kata Yang Sun sambil menyerahkan kantung uang itu pada Sung Yeol.
Sung Yeol menerimanya tanpa mengatakan apapun. Yoon terlihat tidak suka dengan Sung Yeol. Ia menarik Yang Sun pergi dari sana.
Ho Jin sempat berpapasan dengan mereka dan berujar Yoon pada akhirnya jatuh hati pada Yang Sun. Apa maksudnya, tanya Sung Yeol. Ho Jin bercerita waktu Yang Sun pertama kali menemui Sung Yeol, ia pernah salah masuk kamar ke kamar Yoon. Dan waktu itu Yang Sun membujuk Yoon untuk menggambar buku dewasa. Ia menduga Yoon akhirnya sepakat dengan Yang Sun untuk menerbitkan buku dewasa.
Yoon dan Yang Sun pergi minum bersama. Yang Sun curhat pada Yoon mengenai Sung Yeol. Bagaimana pada perjumpaan pertama mereka Sung Yeol menutup hidung karena menurutnya Yang Sun bau. Sung Yeol juga tak menjawab pertanyaannya dan hanya menatapnya dengan galak seakan hendak memakannya. Jalannya juga sangat cepat dengan kakinya yang panjang.
Yoon pura-pura marah dan berkata berani-beraninya Sung Yeol seperti itu. Ia bertanya apakah ia harus menakut-nakuti Sung Yeol untuk Yang Sun. Ia akan menyuruh para pengawalnya melakukannya malam ini. Tidak usah, ujar Yang Sun cepat-cepat.
“Tidak, aku akan melakukannya sekarang,” kata Yoon sambil berbalik pergi.
“Tidak, kakak!” Yang Sun memeluk Yoon dari belakang untuk menghentikannya. Ia berkata Sung Yeol sudah menyelamatkan nyawanya 3 kali. Yoon berkata rasanya tidak menyenangkan jika Yang Sun memeluknya tapi membicarakan pria lain.
Yang Sun cepat-cepat melepas pelukannya. Yoon bertanya apakah perasaan Yang Sun lebih baik sekarang. Yang Sun baru sadar kalau Yoon hanya bergurau. Ia berkata Yoon sangat nakal. Berkat Yoon, kekesalannya lenyap.
Yang Sun melihat Yoon lagi-lagi menatapnya. Ia bertanya apa ia sangat mirip dengan teman Yoon.
“Tidak. Semakin kulihat, kau tidak mirip dia,” jawab Yoon. Dalam hatinya ia berkata kalau Jin adalah seorang pria.
Yang Sun menyinggung perihal 200 nyang yang seharusnya ia kembalikan pada Yoon. Yoon berkata Yang Sun tentu saja harus mengembalikannya setelah mereka mendapat banyak uang dari menjual buku-buku dewasanya. Ia akan membuat mahakarya yang akan bertahan selamanya di Joseon.
Sung Yeol melewati tempat itu dan melihat Yang Sun minum bersama Yoon dengan sangat akrab. Ia nampak cemburu melihat Yang Sun tersenyum dan bercanda dengan Yoon.
Yang Sun dan Yoon minum dan minum. Yang Sun berkata awalnya ia minum hanya agar tidak mendengar kata-kata bahwa ia bukan pria sejati yang terlihat lemah. Tapi sekarang ia kuat minum. Tidak peduli seberapa mabuknya, tidak ada yang tahu kalau ia mabuk. Ia tidak memiliki kebiasaan mabuk maupun jalan sempoyongan. Ia belum melihat satu priapun yang bisa mengalahkannya.
Yoon tersenyum geli. Senyumnya lenyap ketika melihat pengawalnya mengangguk memberi tanda sudah waktunya untuk pergi. Yoon berkata pada Yang Sun kalau mereka harus menunda adu minum mereka karena ia harus pergi lebih dulu. Yang Sun berkata ia juga akan pergi setelah botol terakhir.
Gwi sedang duduk-duduk bosan di dekat kediamannya ketika ia mencium aroma yang sangat ia kenal. Ia tersenyum dan menoleh melihat Hye Ryung sedang menuju kediamannya. Hye Ryung bisa merasakan kehadiran Gwi.
Gwi menghirup aroma Hye Ryung dalam-dalam dan berkata aroma Hye Ryung sangat manis. Ia melihat nadi leher Hye Ryung yang berdenyut dan berkata Hye Ryung tidak tahu seberapa besar usahanya untuk melindungi Hye Ryung dari gigitannya sendiri. Hye Ryung tidak nampak terkesan. Ia menyerahkan selebaran yang baru-baru ini disebarkan dan berkata rumor sudah beredar mengenai Gwi.
Yang Sun tidak berhenti minum setelah Yoon pergi. Ia teringat pertanyaan Sung Yeol apakah Yang Sun tidak merasa berat menyamar menjadi seorang pria. Yang Sun mulai sedih dan mengaku sebenarnya berat baginya. Meski ia bekerja sangat keras, keadaan tidak membaik. Ia juga harus membantu ayahnya untuk pulih. Hutangnya bertambah besar. Terkadang ia merasa ingin menyerah. Dan itu membuatnya sangat takut.
Yang Sun mulai menangis. Sung Yeol muncul dan duduk di hadapan Yang Sun. Yang Sun yang mabuk mengira ia sedang bermimpi lagi.
“Ini masalah besar. Setiap hari aku serasa melihatmu dan mendengar suaramu. Mengapa ini terjadi? Aku kesal dan sedih tapi aku tetap mengkhawatirkanmu. Kenapa hatiku seperti ini? Apa aku….menyukaimu?”
Sung Yeol terpaku mendengar kata-kata Yang Sun.
Ternyata malam itu Yoon kembali ke tempat ia meninggalkan Yang Sun. Namun tempat itu sudah kosong dan hanya tersisa botol-botol arak yang kosong. Ia juga membawa sekotak sepatu baru untuk Yang Sun. Ia bertanya-tanya apakah Yang Sun pulang dengan selamat.
Soo Hyang mondar-mandir karena cemas Sung Yeol marah padanya. Sung Yeol berkata tidak apa-apa. Soo Hyang tidak perlu melakukan tugas darinya lagi dan tidak perlu mengutus orang yang untuk mengikuti Yang Sun. Ia memerintahkan Soo Hyang mencari tempat di mana Gwi tidak akan akan menemukan Yang Sun dan memastikan Yang Sun selamat.
Tiba-tiba Sung Yeol memegangi dadanya dan terlihat kesakitan. Soo Hyang sangat khawatir. Sung Yeol berkata ada energi membunuh dari istana.
Itu adalah Gwi yang kembali memangsa selir Raja sebagai hukuman karena Raja tidak memberitahunya perihal selebaran itu. Raja berkata sebaiknya Gwi membunuhnya saja. Gwi berkata bagaimana ia bisa melukai seorang Raja. Dan lagi Raja harus menangkap Pelajar Binal. Ia harus tahu bagaimana Pelajar Binal tahu mengenai siapa dirinya dan menulis selebaran itu.
Raja berkata ia tidak memberitahu Gwi demi melindungi tahtanya yang ia pertahankan bahkan dengan mengorbankan puteranya sendiri. Ia tidak akan menyerah hanya karena selebaran seperti itu.Tapi Gwi tidak mempercayai Raja. Kepercayaan tidak dibangun hanya dari kata-kata, melainkan perbuatan.
Ia mengusap tangannya yang penuh darah pada jubah Raja dan menyuruhnya memberikan ijin penyelidikan pada Perdana Menteri untuk menyelisiki Pelajar Binal. Jika Yoon berhasil menangkap Pelajar Binal, maka ia akan mempertimbangkan apa yang harus ia lakukan dengan tahta Raja.
Sung Yeol pergi ke istana dan melihat mayat selir Raja diusung keluar. Ia menyadari Gwi mulai menyerang orang-orang Raja dan itu tidak akan berhenti hingga Raja menangkap Pelajar Binal.
Yang Sun terbangun di dipan depan rumahnya. Ia bingung karena tak ingat kapan ia pulang. Lebih bingung lagi saat melihat ia mengenakan sepatu baru. Samar-sama ia teringat dalam mimpinya Sung Yeol mengganti sepatunya.
Itu tidak mungkin, gumam Yang Sun. Jangan-jangan itu bukan mimpi?
Sung Yeol mengganti sepatu Yang Sun dan tersenyum saat melihat Yang Sun tersenyum senang dengan sepatu barunya. Yang Sun berkata mimpinya jauh lebih baik dari kenyataan. Karena Sung Yeol membelikannya sepatu, memakaikannya, dan juga tidak marah padanya.
Mengira dalam mimpi, Yang Sun berkata mereka juga kiss. Ia mengecup bibir Sung Yeol. Sung Yeol terkejut.
Yang Sun berkata jantungnya berdebar meski ini hanya mimpi. Ia memegangi dadanya yang berdebar, lalu ia menaruh tangannya yang lain di dada Sung Yeol.
“Jantungmu juga berdebar seperti jantungku,” ujarnya tersenyum. “Kurasa ini bukan mimpi. Semua terasa terlalu nyata.”
Sung Yeol berkata ini hanya mimpi. Yang Sun harus melupakan semuanya setelah bangun. Lalu ia mencium Yang Sun.
Jantungnya masih berdebar ketika ia kembali ke kediamannya. Tapi ia tidak seperti orang yang jatuh cinta, melainkan nampak menderita. Ia melepas jubah hitamnya lalu melangkah ke kamar yang diterangi sinar matahari. Ia memaki dirinya yang memiliki perasaan pada Yang Sun.
Ia melangkah ke tempat yang diterangi sinar matahari dan segera ia merasakan kakinya terbakar. Ia melangkah lebih lanjut dan wajahnya mengerut kesakitan.
“Lihatlah kenyataan baik-baik,” Sung Yeol berbicara pada dirinya sendiri. “Kau hanyalah vampir yang ditolak manusia. Kau tidak mungkin menjadi manusia. Kau tidak bisa menghadapi manusia. Itulah dirimu.”
Ho Jin melapor pada Sung Yeol bahwa ia menemukan sketsa wajah Wae Son yang lain saat ia memperlihatkan sketsanya pada penjual buku di desa lain. Di desa itu sketsa wajah Awe Son diperlihatkan untuk mencari juru buku PM Sadong bernama Choi Do Gab.
Sung Yeol teringat perkataan Yang Sun yang memintanya agar merahasiakan pada siapapun bahwa Wae Son tahu mengenai jurnal PM Jung Hyun. Ia menyadari Wae Son adalah juru buku PM Sadong Choi Do Gab dan Yang Sun sudah tahu hal itu.
Ho Jin berkata ada berbagai rumor mengenai Choi Do Gab setelah ia bersaksi bahwa PM Sadong berkhianat. Kabarnya ia sudah mati, tapi juga ada kabar bahwa ia pergi ke Kerajaan Qing.
Sung Yeol berkata keberadaan Wae Son tidak diketahui selama 6 hari terakhir. Ia menyuruh Ho Jin memeriksa apakah Wae Son ditangkap oleh pemburu budak.
Wae Son masih dikurung oleh Yoon. Ia mogok makan dan tidur. Yoon menyuruhnya tidur dan tidak menolak makanan. Ia mencari Wae Son bukan untuk membunuhnya. Wae Son bisa mencarinya kapanpun setelah menemukan jurnal PM Jung Hyun.
Sebelum pergi, Yoon berkata tidak ada yang bisa menandingi kelezatan sup yang dinikmatinya bersama ayahnya 10 tahun lalu saat mereka bertandang ke rumah Wae Son. Wae Son menangis setelah Yoon pergi.
Tidak mau lagi berandai-andai apakah kejadian semalam hanya mimpi atau kenyataan, Yang Sun memutuskan menanyakannya langsung pada Sung Yeol. Ia membawa sepatunya sebagai barang bukti, tapi ia mulai ragu saat berpikir untuk menanyakan kiss semalam.
Karena itu ia panik saat Sung Yeol tiba-tiba keluar bersama Ho Jin. Yang Sun balik kanan bubar jalan. Ia bersembunyi di balik pohon sementara Sung Yeol melewatinya dengan acuh, seakan tak melihatnya. Melihat sikap Sung Yeol seperti itu, Yang Sun jadi ragu kejaian semalam adalah kenyataan.
Kerabat Yang Sun menemui Soo Hyang. Sung Yeol mendengar percakapan mereka dari balik tirai. Soo Hyang memberikan uang agar Yang Sun dibawa pergi. Kerabat Yang Sun tidak mau menerima uang itu karena itu untuk kebaikan Yang Sun. Tapi ia mewanti-wanti agar Soo Hyang menepati janjinya untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal keluarga Yang Sun dan biaya pengobatan Dam. Soo Hyang berkata semua sudah dipersiapkan jadi tidak perlu khawatir.
Sung Yeol nampak murung. Setelah kerabat Yang Sun pergi, Soo Hyang meminta maaf karena ia tidak memberitahu Sung Yeol lebih dulu bahwa ia akan memintahkan Yang Sun dan keluarganya ke Pulau Tamra (sekarang: Jeju). Ia dengar di sana ada dokter yang bisa menyembuhkan kaki Dam.
Sung Yeol berkata Soo Hyang sudah bekerja dengan baik. Semakin jauh, semakin aman Yang Sun dari Gwi karena Gwi sudah mengetahui aroma Yang Sun.
Ia bertanya apakah Soo Hyang sudah menemukan sesuatu mengenai budak yang dulu penjadi pengawal PM Sadong. Soo Hyang dengar mereka melayani di militer sejak 5 tahun lalu di Propinsi Jeolla. Ia berkata Sung Yeol bisa memeriksanya sendiri karena malam ini Menteri Pertahanan akan datang ke gibang bersama rekan sesama pejabat.
Ho Jin tergopoh-gopoh menemui mereka. Ia berkata sesuatu yang besar terjadi. Para tentara menangkapi para penjual buku dan pembelinya. Sung Yeol nampak khawatir.
Yang Sun belum tertangkap. Ia ada di desa tempat ia biasa mengajar membaca. Ia berpamitan pada anak-anak didiknya karena ia akan pergi jauh selama 3 tahun. Salah seorang dari mereka menangis karena takut Yang Sun tidak menepati janji untuk kembali. Yang Sun menenangkannya, ia pasti kembali.
Terdengar suara tentara mendekati desa itu. Yang Sun menyuruh anak-anak itu melarikan diri. Mereka pun berlarian untuk bersembunyi. Namun salah seorang dari mereka jatuh dan ia membawa buku. Yang Sun cepat-cepat menolong anak itu dan membawanya untuk bersembunyi.
Tentara yang baru tiba menemukan buku di tanah, di sebelahnya ada kalung dupa Yang Sun yang terlepas. Duh, lagi-lagi lepas >,<
Ia mencari pemilik kalung dan buku itu. Yang sun dan anak itu bersembunyi. Yang Sun memejamkan matanya ketakutan saat tentara itu masuk mendekati tempat persembunyian mereka.
Para penjual buku dikumpulkan di halaman sebuah aula. Sung Yeol diam-diam mengamati dari atap. Ia melihat tidak ada penjaga menjaga tempat tersebut.
Akhirnya ia melihat Gwi sedang duduk santai di dalam kegelapan. Gwi tersenyum lalu keluar menemui para penjual buku itu. Mereka melihat Gwi dengan aneh karena dandanan Gwi yang tidak biasa.
Gwi memperlihatkan tas Yang Sun dan bertanya apakah pemilik tas itu ada di antara mereka. Salah satu senior Yang Sun sepertinya mengenali tas Yang Sun tapi ia tidak mengatakan apapun. Gwi menariknya lalu menggigitnya. Semua ketakutan.
Komentar:
Wah cinta segitiga sudah dimulai nih dengan Yoon mengetahui bahwa Yang Sun adalah wanita. Yang Sun beruntung karena keduanya membelikan sepatu. Tapi sayangnya yang satu vampir dan satu lagi Pangeran Mahkota yang jelas beda kelas ;p
Terus terang aku saat ini lebih menyukai Yoon karena lebih tidak merepotkan. Tidak galak, tidak sombong, dan sedikit nakal XD
Tapi aku juga mengerti mengapa Sung Yeol bersikap dingin pada Yang Sun. Sebesar apapun rasa sukanya, ia menyadari ia adalah vampir yang tidak mungkin bersatu dengan manusia. Ada yang bertanya kenapa Sung Yeol semudah ini jatuh cinta pada Yang Sun padahal 120 tahun bertahan dalam kenangan Myung Hee.
Menurutku Sung Yeol tertarik dengan kebaikan hati dan kepolosan Yang Sun. Meski Soo Hyang setia dan mengabdi padanya, tapi aku yakin Sung Yeol mengetahui hati Soo Hyang tidak sebaik itu. Sedangkan kepribadian Yang Sun sepertinya sedikit mengingatkannya pada Myung Hee atau malah PM Jung Hyun. Keduanya tidak egois dan baik hati.
Kira-kira bagaimana reaksi Yang Sun jika mengetahui identitas asli keduanya? Membayangkannya saja aku sulit >,<
Aku merasa aneh dengan Gwi. Meski ia mengenakan pakaian hitam, tampaknya berbeda dengan jubah hitam Sung Yeol yang bisa melindungi dari sinar matahari. Gwi hanya bisa keluar dari kediamannya pada malam hari. Pasti bosen banget, kan?
Apa Gwi tidak pernah tidur ya? Ngga kaya drakula yang nokturnal, tidur siang hari beraktivitas malam hari? Kalau Gwi tidur kan, siang-siang tinggal ditusuk jantungnya dengan pedang kayu sunsa^^ Jadi kalau siang dia ngapain?
Sekarang sih dia ada kerjaan cari jurnal PM Jung Hyun, Pelajar Binal, dan Sung Yeol. Coba kalau mereka tidak ada, pasti bosen banget. Meski ia menguasai Raja dan para pejabat, lama-lama kaya main boneka aja kan kalau tidak ada tantangannya?