Sung Yeol bertanya dengan marah apa yang dilakukan Yang Sun di sini.
“Apa kau berusaha untuk mati?”
Yang Sun berkata ia tidak tahu bagaimana ia akan hidup dan untuk apa ia hidup. Ia tidak ingin hidup.
“Baik, maka kau harus mati. Aku mengerti, aku akan membawamu ke suatu tempat untuk mati.” Sung Yeol menarik Yang Sun pergi.
Yoon memikirkan dua cara berbeda yang dikatakan Sung Yeol dan kakeknya. Sung Yeol menawarkan jurnal PM Jung Hyun, sementara kakeknya memilih melawan Gwi dengan caranya sendiri.
Gwi berkata pada Raja bahwa sudah saatnya Raja mewariskan mahkotanya. Raja meminta waktu lagi karena Yoon belum lama kembali ke istana. Tapi Gwi berkata ia harus segera melihat apakah Yoon pantas menjadi Raja. Ia berkata jika Yoon siap untuk mengabdi padanya, Yoon harus menikahi gadis yang sudah ia pilih.
“Ratu yang baru adalah puteri Perdana Menteri.”
Raja terkejut.
Sung Yeol membawa Yang Sun ke sebuah danau. Sung Yeol berkata di tempat ini berkeliaran roh-roh orang mati yang tidak dapat meninggalkan dunia ini karena masih memiliki kekhawatiran.
“Mungkin ayahmu juga bersemayam di tempat ini. Apa kau melihatnya? Tanah tempat kau berdiri sekarang, air, angin, matahari…semua ini ditinggalkan sebagai hadiah oleh ayahmu dengan mempertaruhkan nyawanya.”
Ia berkata kenyataan bahwa ayah Yang Sun menyerahkan nyawanya untuk menyelamatkan Yang Sun harus menghantui hidup Yang Sun dalam setiap nafasnya. Ditinggalkan sendirian di dunia ini pastilah sama menyakitkan dengan kematian.
“Kenapa aku harus hidup…untuk apa aku hidup….hidup semakin membuat menderita. Meski begitu, kau harus tetap hidup. Walaupun itu adalah kehidupan tanpa arti dan tanpa alasan, itu adalah hidup yang diberikan ayahmu oleh kematiannya. Hari demi hari kau harus hidup. Itulah tugas orang yang masih hidup.”
Sung Yeol berkata ia juga hidup seperti itu. Jika orang yang masih hidup tidak bisa melepaskan orang yang sudah mati, maka mereka akan gentayangan. Ia meminta Yang Sun melepaskan ayahnya di tempat ini.
Yang Sun berlutut dan menangis mengucapkan selamat tinggal pada ayahnya yang sudah tiada. Ia berharap ayahnya bisa beristirahat di tempat yang lebih baik. Dalam hatinya, Sung Yeol juga mengucapkan selamat tinggal pada Myung Hee.
“Maafkan aku. Kukira aku akan terus menyimpanmu dalam hatiku selamanya. Mati dan pergi ke sisimu adalah satu-satunya alasanku untuk hidup. Aku memiliki wanita lain di hatiku. Meski suatu hari akan berakhir, aku tidak bisa mengabaikan wanita ini. Aku benar-benar minta maaf, Myung Hee…”
Hari sudah malam ketika mereka berjalan pulang. Menyadari Yang Sun lelah baik fisik maupun jiwanya, Sung Yeol berlutut dan memberi isyarat agar Yang Sun naik ke punggungnya. Awalnya Yang Sun menolak, tapi akhirnya ia naik ke punggung Sung Yeol dan beristirahat di sana.
Mereka tiba di rumah Sung Yeol. Sung Yeol menyuruh Yang Sun ikut dengannya ke dalam. Soo Hyang yang melihat mereka langsung ingin menyusul ke dalam. Tapi Ho Jin menahannya.
Sung Yeol membawa Yang Sun ke sebuah kamar dan berkata mulai sekarang Yang Sun tinggal di sana. Yang Sun tidak mau merepotkan Sung Yeol lagi dan ia akan pergi. Tapi pergi ke mana? Apa Yang Sun punya tempat tinggal? Yang Sun berkata ia akan mencari tempat untuk tinggal.
Sung Yeol berkata begitu Yang Sun sembuh, Yang Sun harus mulai bekerja. Ia mengingatkan ia sudah membeli Yang Sun jadi Yang Sun tidak bisa pergi. Sekarang Yang Sun adalah miliknya.
“Mulai sekarang kau tidak bisa pergi tanpa seijinku. Tanpa seijinku, kau tidak boleh terluka atau menangis. Dan karena kau milikku sekarang, kau tidak boleh mengabaikan kesehatanmu dan kau tidak boleh melakukan apapun. Mengerti?”
Yang Sun tersenyum dan berkata ia mengerti. Ia bertanya apakah Sung Yeol sudah menemukan jurnal PM Jung Hyun yang dikatakan ayahnya. Itu adalah milik ayahnya yang terakhir jadi ia ingin melihatnya jika diperbolehkan.
Sung Yeol memperlihatkan jurnal itu. Yang Sun kembali sedih melihat peninggalan terakhir ayahnya itu. Bagaimana bisa ayahnya menyembunyikan jurnal itu selama ini tanpa diketahui siapapun? Sung Yeol berkata ayah Yang Sun menyembunyikannya untuk menyelamatkan Yang Sun.
Yang Sun bertanya apa isi jurnal itu. Sung Yeol memberitahu bahwa dalam buku itu ada rencana rahasia untuk menyingkirkan Gwi, vampir yang diceritakan Pelajar Binal.
Yang Sun bertanya kenapa Sung Yeol juga mencari jurnal itu. Sung Yeol berkata ia juga mencari jurnal tersebut agar bisa mengalahkan Gwi. Yang Sun berkata itu terdengar sangat berbahaya tapi ia berharap Sung Yeol berhasil. Ia meminta Sung Yeol membalas dendam kematian semua orang karena vampir itu dengan mengalahkannya. Karena mungkin itu juga harapan ayahnya.
Karena itu pula ia bersedia memberikan jurnal itu untuk Sung Yeol meski itu adalah milik terakhir ayahnya. Setelah ayahnya tiada, ia baru menyadari ia tidak memiliki apapun milik ayahnya. Sung Yeol menyerahkan kotak kuas yang ia temukan bersama jurnal itu dan memberikannya pada Yang Sun.
Yang Sun terkejut melihat kotak itu. Tapi ia berkata ia tidak tahu kotak apa itu. Sung Yeol berkata Yang Sun boleh menyimpan kotak itu.
Yang Sun memandangi kotak itu sebelum ia tidur dan teringat perkataan Yoon mengenai kotak kuas yang hanya ada dua di dunia ini.
“Keduanya sangat mirip. Bagaimana ayah bisa memilikinya?”
Sung Yeol memberitahu Ho Jin dan Soo Hyang kalau Yang Sun akan tinggal di sini untuk sementara. Ia menceritakan Yang Sun adalah anak kandunhg Pelajar Seo yang mati 10 tahun lalu setelah dianggap pengkhianat karena melawan Gwi.
Ho Jin setuju. Gwi mungkin mencari Yang Sun dan tidak ada tempat yang lebih aman kecuali di sini. Soo Hyang bertanya mengapa Pelajar Seo membesarkan Yang Sun sebagai anak laki-laki. Ho Jin menganggap hal itu wajar karena keluarga yang menantikan seorang putera biasanya menganggap anak perempuan mereka sebagai anak laki-laki sampai mereka mendapatkan anak laki-laki. Sung Yeol berkata itu mungkin saja, tapi mungkin juga ada alasan lain.
Sung Yeol bertanya apakah ada kabar dari Yoon. Belum ada. Sung Yeol mengerti Yoon saat ini sedang mengalami masa sulit karena kehilangan banyak pengikutnya. Namun dengan atau tanpa Yoon, ia akan mencari siapa yang disebut hubungan maternal.
Yang Sun takjub melihat banyaknya buku dalam perpustakaan Sung Yeol. Ia melihat banyak buku sejarah di sana dan bertanya sendiri apakah ada novel roman.
“Berjalanlah 2 langkah ke kanan,” terdengar Sung Yeol menjawab.
Yang Sun tersenyum melihat Sung Yeol. Sung Yeol berkata di sana mungkin ada novel roman. Yang Sun menemukannya. Ia berkata ia tidak bisa tidur jadi ia mencari buku untuk membantunya tidur.
Sung Yeol berkata ia juga akan membaca. Ia duduk di mejanya dan mulai membaca, Yang Sun duduk tak jauh dari meja. Sebentar-sebentar ia melirik Sung Yeol.
Hingga akhirnya ia tertidur di atas tumpukan buku. Sung Yeol melihat Yang Sun tersenyum dalam tidurnya. Sepertinya bermimpi indah. Sung Yeol tersenyum dan membaringkan Yang Sun di kamar.
Tapi di kamar, Yang Sun malah bermimpi buruk. Ia kembali bermimpi ayah kandungnya menggigit pundaknya. Dan kali ini ia melihat seseorang menusuk ayah kandungnya. Ia tidak melihat bahwa orang itu adalah Sung Yeol.
“Tidak,” serunya. Ia terbangun dan memegangi pundaknya.
Sung Yeol bertanya apakah Yang Sun bermimpi buruk. Yang Sun berkata beberapa hari ini ia terus menerus bermimpi digigit oleh entah manusia atau seekor binatang. Sung Yeol tahu bahwa itu bukan sekedar mimpi namun memang pernah terjadi. Ia tidak mengatakan apapun.
Soo Hyang mendatangi Sung Yeol dan bertanya apakah ada alasan lain Sung Yeol membawa Yang Sun untuk tinggal di sini. Ia bertanya apakah Sung Yeol tahu apa yang akan terjadi jika ingatan Yang Sun kembali bahwa ia adalah Seo Jin anak dari Pelajar Seo. Meski Sung Yeol menyelamatkan Seo Jin dari ayahnya yang sudah berubah jadi vampir, tetap saja tidak bisa menutupi kenyataan bahwa Sung Yeol membunuh Pelajar Seo.
“Dan jika ia tahu bahwa Tuan adalah vampir…”
“Ia mungkin akan pergi,” potong Sung Yeol. Ia berkata ia sudah tahu.
Soo Hyang tidak ingin Sung Yeol memberikan hatinya pada Yang Sun karena bagaimanapun juga Yang Sun akan pergi. Sung Yeol membenarkan dan berkata seseorang selalu terbangun dari mimpinya, entah itu mimpi indah maupun mimpi buruk.
“Tapi sampai mimpi itu usai…aku ingin bersama gadis itu,” ujarnya dalam hati.
Karena merasa ia sudah dibeli Sung Yeol, Yang Sun menagnggap dirinya pelayan dan berusaha membereskan seluruh rumah. Ho Jin berusaha menghentikannya karena Yang Sun sepertinya tidak biasa membersihkan rumah. Dengan bersemangat Yang Sun meminta Ho Jin mengajarinya.
Sung Yeol menghampiri mereka dan Yang Sun langsung memanggilnya “Majikan” hingga Sung Yeol tersenyum geli. Yang Sun tersipu malu dan berkata ia tidak tahu harus memanggil apa. Sung Yeol menyuruhnya memanggil seperti biasa.
Ho Jin meminta Sung Yeol menghentikan Yang Sun karena Yang Sun bekerja sejak matahari terbit. Ia bahkan menolak bantuan. Sung Yeol menyadari Yang Sun hanya ingin menyibukkan diri. Karena itu ia membiarkannya dan Ho Jin hanya perlu mengawasinya.
Tapi Yang Sun memang tidak kompeten dalam beberapa urusan rumah tangga. Saat menyapu ia malah membuat debu bertebangan. Saat membelah kayu, ia malah hampir membelah Ho Jin.
Ho Jin tak tahan lagi dan melapor pada Sung Yeol kalau rumah jadi kacau. Ia berkata Yang Sun belajar mengurus rumah tangga dari membaca buku. Nasi gosong hingga tak bisa dimakan dan supnya tidak bisa dimakan manusia. Ia memohon agar ia saja yang membereskan rumah (Wah, Ho Jin ke rumahku aja yaa jadi asistenku XD).
“Tuan, aku takut padanya. Setiap kali ia menatapku dengan matanya yang cemerlang itu, aku tidak bisa marah,” Ho Jin menghela nafas panjang.
Sung Yeol tersenyum. Yang Sun masuk membawakan makanan untuk Sung Yeol. Ho Jin tak berani melihat.
Sung Yeol mencicipinya dan tersenyum. Lalu ia terus makan. Ia berkata rasanya enak. Yang Sun sangat senang. Sung Yeol bertanya apakah Yang Sun mengerjakan pekerjaan rumah seharian.
“Jangan bekerja terlalu keras. Kau akan menemukan alasan untuk hidup seiring kau menjalaninya,” katanya.
Perdana Menteri tidak menyetujui pernikahan Hye Ryung dan Yoon dengan alasan terlalu cepat. Ia berkata Yoon hanya berpura-pura mengabdi pada Gwi, tapi sebenarnya sedang bersiap-siap. Apakah Gwi benar-benar percaya Yoon sama sekali tidak ada kaitannya dengan Pelajar Binal? Perdana Menteri berkata ia sedang mencari buktinya.
Hye Ryung mendebat ayahnya di hadapan Gwi bahwa Pelajar Binal adalah ayah Yang Sun. Bahkan untuk menyelamatkannya Sung Yeol menggunakan mayat Selir Raja. Seharusnya mereka mencari Sung Yeol karena ayah Yang Sun berkata ia sudah menyerahkan jurnal itu pada seseorang yang kemungkinan besar adalah Sung Yeol.
Perdana Menteri memarahi puterinya yang dianggap tidak tahu apa-apa. Ia berkata Sung Yeol membantu Yoon.
Gwi berdehem untuk menghentikan perdebatan mereka. Lalu ia memberi isyarat agar Perdana Menteri pergi. Perdana Menteri mau tidak mau menurut.
Gwi menganggap perseteruan keduanya menarik. Ia bertanya apakah Hye Ryung begitu ingin menjadi Ratu. Bukankan berada di sisinya lebih baik (dan mendapat kekuasaan lebih besar)?. Hye Ryung menutupi rasa takutnya saat Gwi memegang pundaknya dan menatapnya. Dengan tegas ia berkata ia ingin menjadi manusia yang memiliki kekuasaan. Gwi sepertinya kecewa. Ia menyuruh Hye Ryung pergi.
Sung Yeol masih berusaha memikirkan apa yang dimaksud dengan hubungan maternal dalam rencana rahasia itu. Yang Sun mengendap-endap di belakangnya dan mengejutkannya. Ia melihat tulisan nama-nama orang-orang dari rencana rahasia itu di meja. Ia bertanya apa Sung Yeol juga menulis novel.
Tidak, jawab Sung Yeol heran. Yang Sun berkata nama-nama itu saling berhubungan. Saat menulis novel, ia juga selalu membuat nama-nama seperti itu sebelumnya. Ia menunjukkan kalau nama pertama dan kedua adalah suami istri, lalu nama ketiga adalah puteri mereka. Anak perempuan tersebut menikah dengan nama ke—4 dan memiliki puteri dengan nama ke-5. Sung Yeol mengerti sekarang.
Yang Sun bertanya apakah ia sudah membantu. Sung Yeol mengusap kepalanya dan memuji Yang Sun kalau kebiasaannya menulis novel tidaklah sia-sia.
Perdana Menteri marah saat tahu Menteri Pertahanan menjual Yang Sun. Ia bertanya siapa pembelinya. Pedagang Kim, jawab Menteri Pertahanan. Perdana Menteri curiga mendengar “Kim”. Ia menunjukkaan sketsa wajah Sung Yeol dan menunjukkannya pada Menteri Pertahanan.
Menteri Pertahanan mengiyakan. Ia menjawab Sung Yoel sering berkunjung ke Hwayanggak (gibang) ketika Perdana Menteri bertanya di mana ia bisa bertemu Sung Yeol.
Perdana Menteri memerintahkan anak-buahnya untuk memata-matai Yoon dan Hwayanggak, juga mencari tahu soal Sung Yeol. Jika Yoon mengunjungi Hwayanggak, harus dilaporkan segera padanya. Di luar, anak buah Hye Ryung mendengar perintah tersebut.
Sung Yeol pergi ke rumah Pelajar Seo dengan menyamar sebagai orang yang hendak membeli rumah itu. Rumah itu tak terawat dan kotor. Penjualnya berkata dulu rumah itu selalu dikunjungi banyak orang. Tapi setelah Pelajar Seo dituduh sebagai pengkhianat dan dibunuh bersama istrinya, rumah itu hancur.
Sung Yeol bertanya apa yang terjadi pada anak mereka. Penjual itu berada keberadaannya tidak diketahui namun pemburu budak masih memburunya.
Sung Yeol melihat tempat dupa di halaman. Ia bertanya apakah ada orang yang berkunjung ke rumah ini sejak 10 tahun lalu. Penjual itu berkata ada seseorang yang datang setiap tahun pada peringatan kematian Pelajar Seo. Ia tidak tahu nama orang itu. Hanya saja ia dengar orang itu tinggal di Gungung Seorak untuk berburu harimau.
Ketika ia bertanya kapan Sung Yeol akan melihat-lihat bagian dalam rumah itu, Sung Yeol sudah menghilang.
Yoon mengungkapkan keberatannya untuk menikah dengan puteri Perdana Menteri. Raja bertanya apakah ada wanita lain yang di hati Yoon. Tidak, jawab Yoon. Ia hanya merasa puteri Perdana Menteri adalah anak musuhnya. Raja berkata karena itu Gwi menyuruh Yoon menikahinya. Untuk mengetes kesetiaan Yoon.
Yoon berkata puteri itu pasti akan mengawasi setiap gerak-geriknya dan melaporkannya pada Perdana Menteri dan Gwi. Raja berkata Yoon harus menyembunyikan rencananya bahkan pada orang terdekat sekalipun. Jika Gwi menyuruh Yoon merangkak, Yoon harus melakukannya.
“Jangan lupa, semua ini untuk tujuan yang besar.”
Yoon berkata ia mengerti, hanya saja apakah semua ini bisa dicapai hanya dengan kekuatan mereka? Ia berkata ada vampir yang diam-diam membantu Pelajar Binal. Jika vampir itu memiliki jurnal tersebut, pastilah akan sangat membantu.
Tapi Raja menolak mentah-mentah usul itu. Bagaimana jika vampir itu juga ingin berkuasa seperti Gwi setelah mengalahkan Gwi? Ia menyerahkan secarik kertas berisi nama-nama para “pemburu”. Salah satunya Baek In Ho, guru bela diri dan pengawal Yoon ketika Yoon kecil.
Yoon terkejut mengetahui gurunya masih hidup. Raja berkata selama ini Baek In Ho bersembunyi dan hidup sebagai pemburu. Baek In Ho akan bertempur di garis depan melawan Gwi. Hmmm….sepertinya pemburu harimau dan pemburu ini orang yang sama…
Hak Young begitu terharu saat Yoon menemuinya di tempat pengasingannya. Yoon meminta maaf pada sahabatnya karena baru datang sekarang. Tidak apa-apa, kata Hak Young. Yoon berterimakasih atas pengertian Hak Young.
“Meski aku berlutut dengan tubuhku, aku tidak menghilangkan tekadku.”
“Aku tahu,” ujar Hak Young.
Ia tahu Yoon datang karena ada tugas yang hendak diberikan. Yoon membenarkan. Ia ingin Hak Young mencari seseorang.
Sung Yeol pergi ke Gunung Seorae mencari pemburu harimau itu. Ia menemukan sebuah pondok di tengah hutan dan masuk ke dalamnya. Di dalam pondok itu terdapat berbagai jenis senjata tajam. Tiba-tiba sebuah pedang terhunus ke lehernya dari belakang.
“Masuk ke sebuah rumah tanpa pemiliknya berarti kau perampok atau hantu. Kau termasuk yang mana?” tanya orang itu.
Sung Yeol berkata ada yang ingin ia tanyakan. Ia bertanya apakah pemburu itu mengetahui Pelajar Seo. Ia bertanya apa hubungan pemburu itu dengan Pelajar Seo.
Pemburu itu menarik pedangnya dan leher Sung Yeol tak sengaja tergores sedikit. Ia terkejut saat melihat luka itu langsung sembuh, namun ia pura-pura tidak melihatnya.
“Ia teman yang tak bisa tergantikan. Tapi ia dibunuh vampir berjubah gelap (Sung Yeol). Aku hidup untuk membalaskan dendamnya,” katanya. Ia balas bertanya bagaimana Sung Yeol mengenal Pelajar Seo.
Sung Yeol tak menjawab.
“Kau tidak bisa mengatakannya. Karena kaulah vampir itu!” Si pemburu menyerang Sung Yeol.
Ia berkata ia memimpikan hari di mana ia bisa menyingkirkan Sung Yeol dan Gwi. Meski ia kuat, ia tetap bukan tandingan Sung Yeol.
Sung Yeol melemparnya keluar dari pondok. Pemburu itu berkata Sung Yeol bukan vampir biasa karena bisa berkeliaran di siang hari. Sung Yeol berkata ia pasti sudah membunuh pemburu itu jika ia memang berniat membunuhnya.
Tapi pemburu itu tidak mau tahu dan kembali menyerang Sung Yeol dengan berbagi senjata. Terakhir ia menggunakan senapan dan pelurunya menembus punggung Sung Yeol. Sung Yeol terpaksa melarikan diri. Pemburu itu bertekad untuk mengejar Sung Yeol.
Soo Hyang terkejut melihat Sung Yeol terluka dan langsung membawanya ke dalam. Ho Jin panik dan bertanya apakah ia perlu menyiapkan darah. Cepat, ujar Soo Hyang.
Yang Sun datang dan terkejut melihat keadaan Sung Yeol. Tapi Sung Yeol melarangnya mendekat. Yang Sun terlihat khawatir sekaligus kecewa saat Soo Hyang menutup pintu.
Soo Hyang berhasil mengeluarkan peluru dari punggung Sung Yeol. Setelah ia keluar, Yang Sun bertanya apa yang terjadi pada Sung Yeol.
Soo Hyang berkata tidak ada masalah besar jadi Yang Sun tidak perlu khawatir. Ia menyuruh Ho Jin membawa Yang Sun ke gibang dengan alasan di sana akan banyak tamu malam ini dan mereka kekurangan pekerja. Yang Sun sebenarnya keberatan tapi ia tidak bisa membantah.
Si pemburu mencari-cari Sung Yeol dan tempat tinggalnya. Dari kejauhan ia melihat Ho Jin dan Yang Sun. Ia terkejut saat melihat Yang Sun.
“Anak itu….jangan-jangan….”
Yoon berdiri di depan gibang karena Sung Yeol berkata akan memberikan jurnal PM Jung Hyun jika Yoon datang ke sana. Awalnya ia terlihat ragu tapi ia memutuskan untuk masuk.
Ia sempat berpapasan dengan Yang Sun namun Yang Sun tidak menyadarinya. Yoon segera masuk untuk mencari Yang Sun. Kali ini Yang Sun dulu yang melihatnya dan buru-buru menghindar karena teringat perkataan terakhir Yoon padanya.
Ketika Yoon mencari Yang Sun, ia sempat melihat penguntit yang dikirim Perdana Menteri. Karena itu ia memutuskan untuk pergi dari gibang.
Penguntit itu terus mengikuti Yoon, tapi kemudian dibunuh oleh anak buah Hye Ryung yang terus mengikutinya.
Sung Yeol meminum darah (dari mangkuk) untuk memulihkan kekuatannya. Soo Hyang melihat peluru yang tadi ia keluarkan dari punggung Sung Yeol. Ia berkata peluru itu sepertinya bukan peluru biasa.
“Ia seorang yang sudah menangani banyak vampir,” kata Sung Yeol.
Soo Hyang bertanya apa Sung Yeol membunuh orang itu. Sung Yeol menggeleng. Orang itu tampaknya bukan musuh. Ia malah bertanya di mana Yang Sun.
Ketika mendengar Soo Hyang mengirimnya ke gibang, Sung Yeol marah. Ia berkata tempat itu paling berbahaya kalau sampai Yoon benar-benar berubah pikiran dan mengabdi pada Gwi. Tanpa mempedulikan lukanya yang belum pulih, ia berlari keluar.
Yang Sun mengamati kotak kuas peninggalan ayahnya. Ia teringat ibunya berkata ia adalah anak Seo Jeong Do, sementara Yoon pernah berkata ia sedang mencari teman masa kecilnya yang memegang kotak yang mirip dengan miliknya.
“Jangan-jangan aku adalah teman yang ia cari?” Yang Sun bertanya-tanya.
Sung Yeol tiba dan tampak marah. Ia bertanya atas perintah siapa Yang Sun ada di sini. Yang Sun menjelaskan kalau Soo Hyang membutuhkan lebih banyak pekerja.
“Bukankah aku sudah bilang padamu? Jangan lakukan apapun dan pergi ke manapun tanpa seijinku! Siapa pemilikmu?”
Yang Sun bingung melihat sikap Sung Yeol. Ia menjawab SungYeol adalah pemiliknya. Sung Yeol menarik Yang Sun pergi.
Kotak itu tertinggal. Baek In Ho mengambilnya dan menyadari siapa Yang Sun.
Tiba di hutan, Sung Yeol tidak juga melepaskan pegangannya pada Yang Sun. Yang Sun berkata ia bisa berjalan sendiri jadi Sung Yeol tidak perlu terus memeganginya. Tapi Sung Yeol tidak melepaskannya dan diam-diam tersenyum.
Yang Sun bertanya apakah Sung Yeol marah karena ia melakukan yang tidka diperintahkan. Sung Yeol berkata ia tidak menaruh Yang Sun di sisinya untuk bekerja.
Kalau begitu untuk apa? Pertama, karena khawatir? Sung Yeol menggeleng. Kedua, agar uang yang dikeluarkan Sung Yeol untuk menebusnya tidak sia-sia? Sung Yeol tersenyum. Ketiga…
“Karena kau mencintaiku….” Ucap Yang Sun dalam hatinya.
“Yang ketiga,” ujar Sung Yeol.
Yang Sun terkejut. Apa? Ketiga? Memangnya menurut Sung Yeol yang ketiga itu apa?
Sung Yeol balik bertanya memangnya yang ketiga itu apa hingga Yang Sun bereaksi seperti ini. Yang Sun tergagap dan tak berani mengatakannya.
“Apapun itu, jawabanku adalah yang ketiga,” kata Sung Yeol. Yang Sun terpana.
Anak buah Hye Ryung melapor pada Hye Ryung kalau ia sudah membereskan mata-mata Perdana Menteri. Ia juga melaporkan Yoon tidak bertemu dengan siapapun di gibang dan langsung pulang. Hye Ryung berkata ia harus bertindak lebih dulu sebelum ayahnya.
Yang Sun melihat kamar Sung Yeol masih terang. Ia berpikir Sung Yeol belum tidur karena banyak yang harus dibaca. Maka ia pun duduk di depan kamar Sung Yeol. Sung Yeol melihat bayangan Yang Sun di luar kamarnya. Ia tersenyum.
Hak Young membawa Baek In Ho menghadap Yoon. Yoon sangat senang melihat gurunya lagi. Ia meminta In Ho membantunya. Tentu saja In Ho bersedia.
Ia menunjukkan kotak kuas Yang Sun pada Yoon. Yoon terkejut. Hak Young memastikan kalau itu adalah kotak kuas Seo Jin. In Ho berkata ia tahu di mana Seo Jin berada. Yoon bertanya di mana anak itu.
“Tempat itu….Sepertinya vampir yang membunuh Seo Jeong Do menahan Seo Jin sebagai tawanannya.” O-ow…salah paham besar ini sih >,<
Mengapa In Ho menuduh Sung Yeol membunuh Pelajar Seo? Karena ketika ia tiba di rumah keluarga Seo Jin, ia hanya menemukan tubuh Pelajar Seo yang sudah terbujur kaku di tanah. Pengawalnya melapor kalau ia melihat seorang pria berjubah hitam keluar dari rumah itu. Jadi itu yang menyebabkan In Ho salah paham mengira Sung Yeol pelakunya.
In Ho berkata ia tahu di mana tempat persembunyian vampir itu.
Sementara itu Sung Yeol juga mulai salah paham pada Yoon karena Yoon belum juga datang ke Hwayanggak mencarinya. Ho Jin berkata sepertinya Pangeran Mahkota benar-benar berlutut pada Gwi. Jadi apa yang harus mereka lakukan jika Yoon tidak memiliki tekad untuk mengalahkan Gwi?
“Apakah aku salah menilainya?” Seung Yeol bertanya-tanya. Ia bertanya hasil penyelidikan Ho Jin mengenai In Ho.
Ho Jin berkata In Ho dulunya adalah guru dan pengawal Yoon. Sung Yeol yakin In Ho memiliki tujuan yang sama dengan PM Sadong dan mungkin tahu juga mengenai jurnal PM Jung Hyun.
Yang Sun membuka pintu dan membawa satu meja penuh berisi makanan. Ho Jin buru-buru pamit.
Yang Sun menyuruh Sung Yeol segera makan. Ia menaruh sendok di tangan Sung Yeol. Sung Yeol mulai makan dan menoleh pada Yang Sun. Ia tersenyum sopan. Hahaha…sepertinya masakan Yang Sun belum membaik.
Tiba-tiba ia merasakan sesuatu dan bersikap waspada. Dengan serius ia berkata ia akan segera kembali.
Yang Sun mencicipi makanannya dan merasa tidak ada yang salah. Jadi ia keluar untuk menyusul Sung Yeol.
In Ho, Yoon, dan Hak Young tiba di hutan dekat kediaman Sung Yeol. In Ho berkata ia akan pergi memeriksa tempat Sung Yeol dan akan kembali. Yoon juga menyuruh Hak Young menunggunya karena ia merasakan keberadaan Sung Yeol.
Di tanah kosong, Sung Yeol bertanya bagaimana Yoon bisa tahu tempat ini. Siapa yang menyuruh Yoon ke sini?
Yoon marah karena Sung Yeol mencurigainya. Sung Yeol mengingatkan ia sudah meminta Yoon memperlihatkan tekad bahwa mereka akan melawan Gwi, tapi sampai akhir Yoon tidak muncul.
“Itu artinya kau tidak punya tekad itu. Apa kau datang karena Gwi mengirimmu?”
Yoon berkata ia datang untuk mengambil Seo Jin yang ditahan Sung Yeol. Ia tak menyangka vampir yang membunuh Pelajar Seo hidup di sini.
Sung Yeol marah mendapat tuduhan seperti itu. Ia berkata ia tidak membunuh Pelajar Seo. Gwi yang menggigit Pelajar Seo.
Tapi Yoon tidak mau mendengar penjelasan Sung Yeol. Seharusnya ia tidak percaya pada vampir.
“Aku berbeda dengan Gwi.”
Yoon bertanya bagaimana ia bisa mempercayainya. Sung Yeol berkata Gwi adalah musuhnya.
“Lalu setelah kau menyingkirkan musuhmu?”
“Aku akan mengakhiri sendiri kehidupan ini.”
Yoon tidak percaya. Memangnya Sung Yeol tidak punya keinginan menguasai manusia yang lemah? Seperti Gwi. Sung Yeol mewanti-wanti agar Yoon tidak sembarang bicara.
“Lihat, kau bahkan sudah menyuruh Pangeran Mahkota melakukan ini dan itu?”
Sung Yeol marah dan mencekik Yoon hingga terangkat dari tanah. Yoon bertanya apa bedanya Sung Yeol dengan Gwi jika seperit ini.
“Aku…aku…memiliki hati manusia. Demi tidak kehilangan itu, aku harus melalui penderitaan yang amat sangat,” geram Sung Yeol dengan mata merah menyala. “Kau tidak akan bisa menduga rasanya seperti apa!”
Yang Sun melihat mereka dan terkejut. Sunbaenim, serunya. Sung Yeol menyembunyikan wajahnya dari Yang Sun. Ia melempar Yoon ke tanah.
Komentar:
Biasanya dalam drama itu kesalahpahaman antara pasangan kekasih, ini kesalahpahaman antara dua orang pria yang sebenarnya memiliki tujuan yang sama. Kuncinya sama saja sih, mau mendengarkan lebih dulu sebelum menuduh ;p
Hye Ryung ini masih misterius ya. Seandainya ia nanti menjadi Puteri Mahkota, apakah ia akan tetap mengabdi pada Gwi? Di satu sisi ia terlihat takut pada Gwi, tapi di sisi lain sepertinya Gwi memiliki sedikit perasaan untuk Hye Ryung. Kalau ia nanti ia menjadi isteri Yoon, yang mana yang akan diikuti Hye Ryung? Meski chemistry Kim So Eun dan Lee Soo Hyuk di sini bagus, aku tetap lebih suka Hye Ryung bersama Yoon pada akhirnya.