Young Ho mengantar Joo Eun pulang dari rumah sakit. Ia bertanya apakah Joo Eun tahu kalau ia mengidap hipotiroid. Joo Eun terkejut. Ia memang tidak tahu. Young Ho bertanya apakah Joo Eun tidak pernah menjalani pemeriksaan medis. Ia berkata Joo Eun tidak boleh terlalu memaksakan tubuhnya atas terlalu stress. Karena itu Joo Eun pingsan hari ini, dan juga ketika di pesawat.
Awalnya Joo Eun sangat terkejut mendengar kondisi tubuhnya, tapi setidaknya sekarang ia sudah tahu. Ia tidak ingin Young Ho merasa bersalah. Apa yang terjadi pada tubuhnya adalah kesalahannya sendiri dan tanggungjawabnya.
“Kau seorang yang sangat kusyukuri meski kau tidak memberiku kesempatan untuk berterimakasih. Aku terus menumpuk hutang budiku padamu.”
Joo Eun turun dari mobil setelah menghela nafas panjang. Tapi perkataan Joo Eun tampaknya malah membuat Young Ho semakin merasa bersalah. Ia turun dari mobil dan menarik tangan Joo Eun.
“Jika kau ingin melakukannya, mari kita lakukan dengan benar. Akulah John Kim.”
Joo Eun ternganga. Young Ho berkata penyakit Joo Eun adalah alasan kenapa berat badan Joo Eun tidak turun juga seberapapun beratnya olahraga yang dijalani Joo Eun.
Lalu olahraga apa yang dijalani Joo Eun hingga ia hampir mati? Young Ho berkata itu adalah latihan yang biasa dijalani seorang petarung UFC (seperti Joon Sung). Meski ia mengatakannya dengan nada biasa, tapi sebenarnya ia malu.
YAAAA!!! Teriak Joo Eun. Beraninya mereka menipu seorang pengacara sepertinya?! Ia menarik kerah baju Young Ho. Tap akibatnya Young Ho bisa melihat bagian atas dada Joo Eun yang sedikit terbuka.
Joo Eun melepas Young Ho dengan kesal. Ia sangat marah telah dibodohi padahal ia berusaha mati-matian. Pasti ia terlihat seperti orang bodoh bagi mereka. Young Ho membela diri seharusnya Joo Eun tidak tertipu.
Joo Eun makin marah karena disalahkan. Young Ho berkata ia tidak menyalahkan tapi tak mengerti mengapa Joo Eun bisa tertipu.
“Karena keadaan darurat!!! Karena aku putus asa…karena aku ingin mempercayainya. Itulah alasan kenapa orang tertipu, bukan karena mereka bodoh, dasar brengsek.”
Ia berkata ia akan mempertimbangkan apakah ia akan menuntut Young ho atau menanganinya secara emosional. Ia masuk ke rumah dengan kesal.
Bagaimana Young Ho tahu Joo Eun mengidap hipotiroid? Dokter yang memberitahunya saat ia menunggu Joo Eun di rumah sakit. Karena itu ia merasa bersalah telah memaksa Joo Eun latihan sangat keras di saat tubuhnya sebenarnya tak boleh terlalu lelah.
Dan karena itu ia terus menunggui Joo Eun. Hingga Woo Shik datang. Woo Shin bertanya apakah Young Ho yang menjadi wali Joo Eun (di rumah sakit). Kelihatannya begitu, jawab Young Ho sedikit sinis.
Woo Shik bertanya apa hubungan antara Young Ho dan Joo Eun.
“Sebuah hubungan di mana yang satu terus menerus pingsan dan yang satu terus menolong. Aku belum memutuskan apakah ini kebetulan atau takdir.”
Woo Shik berusaha bertanya mengenai keadaan Joo Eun. Ia membela diri setidaknya ia berhak tahu agar tidak khawatir. Young Ho berkata ia akan pergi jika Woo Shik hendak tinggal. Woo Shik menghentikannya. Ia ingin meminta bantuan Young Ho.
Entah apa yang dikatakan Woo Shik. Young Ho teringat Joo Eun mengirim pesan pada Ji Woong (karena menyangkanya John Kim) bahwa ia akan percaya karena dia adalah John Kim. Lalu Joo Eun yang dengan marah mengatakan ia percaya karena ia ingin putus asa dan ingin percaya.
Soo Jin minum-minum di bar. Rupanya tadi ia juga ke rumah sakit dan sempat melihat Woo Shik di sana sedang berhadapan dengan Young Ho. Tentu saja keberadaan Woo Shik membuat Soo Jin kembali cemburu. Kecemburuannya sedikit terobati melihat video pingsannya Joo Eun menjadi trending topik di internet dan menjadi bahan olok-olok.
Woo Shik tiba dan bergabung dengan Soo Jin. Ia mengaku ia pergi menjenguk Joo Wun karena ia dengar Joo Eun pingsan. Soo Ji memamerkan senyumnya seakan ia tidak ada apa-apa. Woo Shik berkata sudah ada yang menjaga Joo Eun.
Soo Jin bertanya apa Woo Shik jadi kesal. Woo Shik berkilah ia justru merasa lega, untuk apa ia kesal?
Ia berkata jika suatu saat nanti ia menikah dan bercerai, ia rasa ia tidak akan bisa menikah lagi karena perasaan bersalahnya. Ia minta maaf karena tidak memberitahu Soo Jin lebih dulu ia akan menjenguk Joo Eun.
“Bagiku sudah cukup kau merasa bersalah, karena aku wanita paling jahat di dunia,” ujarnya.
“Kurasa aku mengerti perasaanmu, karena aku pria paling brengsek di dunia.” Err….klop dong ;p
Hyun Woo berusaha menghibur Joo Eun yang terus menangis. Melihat tangis Joo Eun tadinya ia kira Joo Eun terkena kanker atau semacamnya. Ia dengan hipotiroid sedang trend saat ini.
“Sepertinya kau ini memang mengikuti trend.”
Joo Eun menoleh kesal pada sahabatnya. Hyun Woo berkata ibu Joo Eun pernah menasehatinya saat ia bercerai dulu. “Meski kau jatuh, jangan menangis. Meski lututmu terluka, kau akan mendapat simpati.” Maksudnya meski sesuatu tak berjalan dengan baik, hal lain akan berjalan baik.
Joo Eun menangis memanggil ibunya. Ia curhat kalau adiknya, Jae Hyuk, akan menikah lebih dulu pada usia 21 tahun karena “kecelakaan”. Hyun Woo berseloroh Jae Hyuk ini tak punya uang dan pekerjaan tapi punya “bakat” seperti itu.
Joo Eun kembali menangis sambil berkata ia hampir mati dan tertipu. Tapi ia tidak menjelaskan ketika Hyun Woo menanyakannya. Hyun Woo menyuruh Joo Eun tidur.
Joo Eun bertanya apakah Hyun Woo benar-benar tidak membawa pot tanaman ke rumahnya. Hyun Woo tidak menjawab dan menyuruh Joo Eun cepat tidur. Tapi sepertinya memang bukan Hyun Woo karena ia bergumam tanaman itu sekarang benar-benar hidup kembali.
Joo Eun sudah mendengkur. Hyun Woo berceloteh seharusnya Joo Eun menjadi Miss Korea saat masih langsing dan bukannya menjadi pengacara.
Rasa bersalah Young Ho dilampiaskannya pada saat latihan bersama Joon Sung. Akibatnya Joon Sung dijadikan sasaran habis-habisan. Joon Sung berkata ia akan mati jika terus berlatih seperti ini. Ia bertanya apakah ia sudah melakukan kesalahan.
Aku merasa aku yang salah, jawab Young Ho. Tapi setelah ia memarahi Joon Sung karena posisi pundaknya yang salah. Joon Sung berkata ia jadi cenderung terlalu berhati-hati sejak pundaknya pernah terluka. Young Ho mengomelinya dan menyuruhnya melakukan pemeriksaan fisik kembali.
Saat sarapan pun Young Ho hanya melipat kedua tangannya di dada tanpa menyentuh makanannya. Ji Woong mencoba memeriahkan suasana dengan memarahi Young Ho ala emak-emak. Joon Sung menegurnya tapi Young Ho bahkan nampaknya tidak mendengar gurauan Ji Woong tersebut.
“Aku memberitahu Kang Joo Eun kalau akulah John Kim,” tiba-tiba Young Ho berkata. Kedua temannya kaget. Young Ho juga memberitahu penyakit Joo Eun yang seharusnya tidak dipaksakan berlatih sekeras itu.
Joo Eun enggan pergi kerja karena matanya sembab setelah menangis semalam. Ia tidak suka menangis karena orang lain tapi ia lebih tidak suka menangis karena dirinya sendiri. Ia sudah bisa menduga orang-orang akan mengoloknya dengan mengatakan matanya juga menjadi gemuk.
Tapi ia tetap pergi bekerja. Dan ia harus bertahan saat mendengar orang-orang menertawakan dirinya setelah melihat video saat ia pingsan.
Joo Eun menguatkan hatinya untuk masuk kerja karena ia masih memiliki hutang 13 bulan dan adiknya yang kere akan menikah.
Soo Jin juga tiba di tempat kerja. Ia teringat semalam Woo Shik mengantarnya pulang. Mereka memanggil supir panggilan karena keduanya habis minum-minum. Soo Jin sedikit mabuk sehingga Woo Shik memeluknya. Soo Jin mendekap Woo Shik erat-erat.
Joo Eun kedatangan 2 tamu kece yang tak diundang. Ji Woong dan Joon Sung. Mereka membawakan tanaman untuknya…pasti untuk minta maaf dan membujuk Joo Eun. Joon Sung ingin membawa buket bunga tapi Ji Woong berkeras mereka harus membawa tanaman tersebut yang bisa menyegarkan udara.
Ia berkata mungkin Joo Eun akan memaafkan mereka jika udaranya segar. Joon Sung agak takut menghadapi Joo Eun tapi Ji Woong pe-de karena ia yakin Joo Eun menyukainya dan Joo Eun seorang yang baik hati.
Joo Eun memeriksa lacinya dan membuka amplop hasil pemeriksaan medis dirinya yang tak pernah ia buka sebelumnya. Dan ternyata ia memang sudah mendapat peringatan dan anjuran untuk memeriksakan diri. Ia mengomel seharusnya hal seperti itu diberitahukan lewat telepon.
Soo Jin berdiri di pintu dan menanyakan keadaan Joo Eun. Joo Eun mengiyakan dan berkata ia sudah mengirim sms ke Direktur agar tak mengkhawatirkannya. Soo Jin berkata Joo Eun tidak apa-apa tapi perusahaan tidaklah demikian.
Ia ingin Joo Eun memanggilnya dengan jabatannya, Wakil Direktur, dan berbicara formal padanya. Joo Eun benar-benar tak percaya Soo Jin memintanya seperti itu. “Apa kau bergurau?”
“Aku tidak bergurau, Pengacara Kang,” tegas Soo Jin. Ia berkata Direktur menyarankan agar Joo Eun bekerja di rumah untuk sementara waktu hingga pertanyaan netizen mengenal “Pengacara Pingsan” sedikit mereda.
“Oh Soo Jin..apa aku berdosa padamu?”
“Kapan aku mengatakan kau berdosa?” balas Soo Jin. Bener kata Dee…ini cewe telak banget ngelesnya XD
Joo Eun berkeras ia tidak apa-apa. Soo Jin memotong masalah ini bukan berarti tidak apa-apa hanya karena Joo Eun tidak apa-apa. “Kita ini pengacara, bukan komedian.”
Ia menyuruh Joo Eun bekerja selama seminggu di rumah. Joo Eun berteriak kesal sambil bangkit berdiri. Tapi ia terdiam saat menyadari pakaian yang dikenakan Soo Jin. Soo Jin tersenyum membenarkan, itu adalah pakaian yang ia kenakan kemarin (mengisyaratkan semalam ia tidak pulang karena bersama Woo Shik). Ia berlalu sambil tersenyum mengejek.
Tepat saat itu Ji Woong datang menyapa Joo Eun dengan hangat. Melihat Joo Eun nampak kesal, ia langsung menyadari Soo Jin sudah membuat Joo Eun kesal. Dan ia sukarela hendak membantu ma’am-nya itu untuk memarahi Soo Jin.
“Sebenarnya siapa yang patut dimarahi?” Joo Eun melirik Ji Woong.
Ji Woong langsung berlutut dan meminta maaf - dengan tulus 100%. Joo Eun menyilangkan tangan di dada seperti guru hendak memarahi muridnya. Joon Sung masuk dan berdiri dalam pose istirahat seperti tentara yang hendak dimarahi komandan. Ia meminta maaf sudah merugikan Joo Eun karena mereka ingin melindungi Young Ho.
Joo Eun berdehem. Joon Sung menanyakan keadaan Joo Eun. Ji Woong berkata hatinya ikut terluka karena Joo Eun terluka. Heart break….
Joon Sung menyalahkan dirinya yang sudah membuat Joo Eun pingsan kemarin. Ia terus meminta maaf. Ji Woong berceloteh mereka memang gila, termasuk Young Ho. Mereka sangat gegabah. Apalagi Joo Eun adalah pengacara, satu kesalahan saja maka mereka akan dipotong.
Siapa yang tahan melihat mereka seperti itu? Joo Eun pura-pura hendak memukul mereka tapi tak bisa menahan senyum gelinya.
“Ma’am tertawa,” kata Ji Woong senang.
Joo Eun menawari mereka teh karena sudah membawakannya hadiah. Ji Woong langsung memperlihatkan tanamannya, si penyegar udara. Joo Eun tertawa geli lalu cepat-cepat kembali berwajah serius.
Soo Jin kembali ke ruangannya dan melihat kantung kertas yang dibawanya. Ternyata semalam sebenarnya Soo Jin diantar pulang. Ia menawari Woo Shik untuk singgah di rumahnya tapi Woo Shik menolak dengan halus. Soo Jin berusaha menutupi kekecewaannya dan masuk ke dalam sendirian.
Kantung kertas itu berisi baju ganti. Ia sengaja mengenakan pakaian semalam hanya untuk menyombong dan membuat Joo Eun kesal.
Sebagai rasa terima kasih karena Joo Eun memaafkan mereka, Joon Sung dan Ji Woong membawanya minum kopi di luar. Tapi mereka malah meninggalkannya. “Ma’am, fighting!!!” Ji Woong menyemangati sebelum pergi.
Joo Eun bengong. Ketika ia menoleh lagi, Young Ho sudah duduk di hadapannya. Joo Eun memasang wajah kesal.
“Apa kau masih marah?” tanya Young Ho sambil tersenyum. Joo eun berkata ia sudah tidak marah hanya pada Ji Woong dan Joon Sung.
Joo Eun bertanya apakah Young Ho benar-benar John Kim. Young Ho berkata seharusnya Joo Eun curiga seperti ini sebelumnya. Kau tidak suka karena John Kim itu aku? Tanyanya. Apa ia harus pergi?
Joo Eun berkata ia tidak suka Young Ho menipunya meski Young Ho adalah satu-satunya John Kim. Young Ho meminta maaf. Dan Joo Eun bisa merasakan permintaan maaf itu tulus meski Young Ho mengatakannya sambil lalu.
Ia bertanya kenapa Young Ho merahasiakan jati dirinya sebagai John Kim. Young Ho dengan jujur mengakui kalau ia anak keluarga kaya. Ia akan diusir oleh nenek dan ayahnya jika mempermalukan nama keluarga.
Joo Eun malah tertawa tidak percaya. Ia mengira Young Ho mengarang-ngarang cerita karena tidak mau memberitahu alasan sesungguhnya.
Young Ho tidak berusaha menjelaskan lebih jauh. Ia mengajak Joo Eun pergi. Ke mana? Tanya Joo Eun.,
“Bukankah kau ingin diet?”
Joo Eun berkata ia tidak akan tertipu dua kali. Dan ia seorang pengacara, karena itu ia membawa kontrak.
Young Ho membacanya sekilas dan membuka kertas lain. Ternyata Joo Eun tak sengaja menyertakan hasil pemeriksaan medisnya. Ia berusaha merebut kertas itu tapi Young Ho malah memeluknya agar tidak bisa mengambil kertas itu.
Ia berkata ini menghemat waktu karena Joo Eun memang harus diperiksa fisiknya. Akhirnya Young Ho melepaskan Joo Eun setelah melihat buruknya hasil pemeriksaan itu. Joo Eun mengancam akan menyiram Young Ho dengan kopi.
Young Ho berkata Joo Eun tak perlu malu karena ia sudah melihat yang harus ia lihat (ketika ia membuka pakaian Joo Eun di pesawat). Lalu ia merobek kontrak Joo Eun. Ia berkata Joo Eun bisa melanggar kontrak tapi ia tidak. Ia orang yang selalu menepati janjinya.
“Di masa yang akan datang, tubuhmu adalah milikku. Terserah padaku apa yang akan kulakukan padanya. Tidak bisa, tidak mau. Kata-kata itu tidak akan berhasil. Aku mengatakannya lebih dulu, kau tidak akan bisa menghentikan apapun hanya karena kau ingin berhenti,” Young Ho menegaskan.
Nenek Young Ho bersembahyang di kuil. Setelah selesai ia menanyakan keadaan Young Ho pada Sekretaris Min. Sekretaris Min melaporkan kalau mereka mengawasi Young Ho dengan menjaga jarak karena Young Ho meminta mereka berjarak sedikitnya 3 km darinya. Nenek bersedia menunggu hingga Young Ho sadar sendiri.
Nenek juga menanyakan kencan perjodohan Young Ho. Sekretaris Min berkata Young Ho hanya satu kali lagi bertemu dengannya setelah kencan perkenalan. Nenek berkata gadis itu sehat dan sepertinya baik.
Ia terdiam saat melihat istri Direktur Kim, Nyonya Choi, datang membawakan satu termos teh panas. Nenek menyuruhnya turun karena tempat ini bukan tempat untuk Nyonya Choi. Nyonya Choi meminta maaf. Bahkan Sekretaris Min tampak sedikit kasihan melihatnya.
Meski bersikap dingin, Nenek mengajak Nyonya Choi makan malam bersama karena hari ini Young Joon pulang. Young Joon adalah anak Nyonya Choi bersama Direktur Kim, yang artinya adik tiri Young Ho. Nyonya Choi tampak sangat senang.
Woo Shik menyerahkan proposal pengembangan pusat pemeriksaan medis VVIP pada Direktur Choi (kakak Nyonya Choi). Tempat yang sangat mewah. Direktur Choi menyukai proposal tersebut. Woo Shik berkata pengembangan itu akan baik untuk image Gahong sebagai pusat pelayanan medis terbaik di Korea, juga untuk pemasaran secara global.
Direktur Choi bertanya apakah Woo Shik sudah memeriksa informasi mengenai Young Ho. Woo Shik berkata ia akan melaporkan hasilnya setelah menemukan informasi yang lebih mendalam.
Woo Shik kembali ke kantornya. Ia menyalakan komputer dan kartu pengenal Young Ho terpampang di sana. Ia menyadari Young Ho adalah pria yang beberapa kali ia lihat bersama Joo Eun dan terakhir ia melihatnya di rumah sakit.
Woo Shik mengetik pesan menanyakan keadaan Joo Eun dengan alasan Jae Hyuk mengkhawatirkannya. Tapi kemudian ia bertanya bagaimana Joo Eun mengenal Young Ho. Tampaknya ia tidak jadi mengirim pesan tersebut.
Joon Sung melakukan pemeriksaan fisik ditemani Ji Woong. Entah bagaimana masa lalu Joon Sung, di tubuhnya banyak bekas luka.
Saat ia menunggu dokter, tiba-tiba tirai terbuka dan seorang gadis mengamatinya dengan seksama. Joon Sung kaget karena ia tidak mengenal gadis itu.
“Korean Snake?” tanya gadis itu.
Joon Sung mengiyakan. Gadis itu bertanya dengan kesal kenapa Joon Sung menolaknya. Joon Sung tambah bingung dan bertanya siapa gadis itu.
“Apa kau dari luar angkasa? Ini aku, Jang Yi Jin. Ratu iklan Jang Yi Jin! Dewi kulit Jang Yi Jin. Dengan bodyline tidak biasa. Selebritis pilihan pertama setiap pria untuk dijadikan kekasih!”
Hehe gadis itu tersinggung karena Joon Sung tak tahu siapa dirinya. Ji Woong datang dan tampaknya ia yang bertanggungjawab dengan masalah iklan tersebut karena ia melirik Joon Sung dengan takut-takut.
Manajer gadis itu juga datang dan berusaha membawanya pergi sambil minta maaf. Yi Jin berkata Mr. Snake yang harusnya minta maaf. Ia sampai tidak bisa tidur karena ditolak.
Joon Sung berkata ia akan mempertimbangkannya lebih dulu. Tapi tetap saja, gadis itu tak terima Joon Sung masih harus mempertimbangkan untuk syuting iklan bersamanya.
Ia lalu melihat bekas luka di tubuh Joon Sung. Apa itu bekas usus buntu?
“Yi Jin, kau membuatku malu. Usus buntu itu di sebelah kanan. Ayo kita keluar dari sini,” manajer Yi Jin berusaha menariknya.
Tapi Yi Jin malah menyentuh dada Joon Sung dan dengan kaget ia berkata sepertinya Joon Sung sakit.
Joo Eun sudah membeli obat-obatan untuk hipotiroidnya. Meski ia sedih karena mengidap penyakit itu tapi bertahan selama 32 tahun membuatnya bersyukur. Young Ho memuji keberanian Joo Eun.
Joo Eun hanya mengeluh ia harus minum obat seumur hidupnya. Young Ho menasehati agar Joo Eun tidak memikirkan untuk makan, sebaliknya, memikirkan bagaimana untuk tidak makan. Apalagi makanan yang dimakan Joo Eun juga bukan makanan sehat. Ia berkata Joo Eun tidak perlu minum obat lagi jika tubuhnya sudah kembali normal.
Young Ho membawanya….errr lebih tepatnya, menyeretnya ke tempat pengukuran dan pemeriksaan fisik. Joo Eun protes keras tapi Young Ho bertanya apa ia perlu mengukur sendiri dengan pita ukuran. Joo Eun berkata ia berhak untuk menolak. Young Ho mengingatkan ia tidak terima kata “tidak bisa dan tidak mau”.
“Tubuhmu sekarang milikku. Milikku. Terserah padaku mau melakukan apa.”
Joo Eun terpaksa melakukan pengukuran dan pemeriksaan itu. Ia sebenarnya malu melihat Young Ho mengamati seluruh bentuk tubuhnya meski hanya hasil scan dari komputer.
Saking lelahnya, ia tertidur dalam perjalanan pulang. Sekretaris Min menelepon Young Ho mengenai undangan makan malam di rumah. Ia juga memberitahu soal kepulangan Young Joon. Young Ho beralasan ia berada jauh dari rumah dan tak akan bisa kembali tepat waktu.
Nyonya Choi terlihat sangat gembira dengan kepulangan puteranya yang sekolah di luar negeri selama 3 tahun terakhir. Bahkan suasana makan malam yang “dingin” tidak membuatnya berhenti tersenyum dan terus menatap puteranya.
Direktur Choi bergabung bersama mereka dalam makan malam itu. Ia membanggakan keponakannya yang mendapatkan beasiswa kembali dari sebuah universitas paling bergengsi di Amerika. Ia berkata Young Joon pasti mendapatkan kepandaiannya dari ayahnya. Direktur Kim sama sekali tidak merasa tersanjung dan mengacuhkan pernyataan tersebut.
Nenek setidaknya berkata Young Joon sudah berusaha dengan baik dan melakukan hal yang benar berkat ibunya. Young Joon mengiyakan dengan sopan.
Direktur Choi berkata ketampanan Young Joon bahkan menurun dari ayahnya. Pujian itu bagaikan mental mengenai tembok baja. Nyonya Choi menunduk menutupi kekecewaan di hatinya.
Direktur Choi tak henti-hentinya “menjilat” dengan menasihati Young Joon agar menjaga sikap selama di sana seperti motto keluarga mereka. Direktur Kim memotong dan bertanya berapa lama Young Joon akan tinggal. Lagi-lagi Direktur Choi yang menjawab. Young Joon hanya tinggal seminggu di Korea.
Direktur Kim hanya mengatakan agar Young Joon memberitahunya jika membutuhkan sesuatu. Young Joon berterimakasih. Direktur Kim pamit untuk meninggalkan meja. Nenek mengingatkan mereka semua agar tidak meremehkan kembalinya Young Ho ke Korea.
“Ini adalah keinginan terakhir orang tua ini, agar Young Ho bisa menemukan tempatnya yang sepantasnya. Harap kalian membantunya.”
Semua diam dan tak ada yang membantah. Nenek berkata makanan ini enak tanpa ada bau amis (niat busuk seseorang – Direktur Choi?). Tapi Nyonya Choi yang polos senang karena mertuanya menyukai masakannya.
Direktur Kim tak mengatakan apa-apa sementara Young Joon tampak sedih (atau kesal?).
Joo Eun enggan untuk bangun. Young Ho bertanya ke mana rasa malu Joo Eun tadi. “Aku meninggalkannya dalam mimpiku.”
Young Ho berkata mereka akan bertemu lagi besok. Joo Eun kembali bertanya apakah Young Ho benar-benar John Kim. Young Ho berkata Joo Eun akan mengetahuinya setelah mereka lebih banyak bertemu. Joo Eun memutuskan untuk mempercayai Young Ho.
Young Ho tertawa hingga Joo Eun kesal karena Young Ho selalu tertawa setiap kali ia serius.
“Jangan khawatir, Nona Kang Joo Eun yang polos. Selama aku menjadi John Kim, tidak mungkin aku berhenti lebih dulu.”
Joo Eun berkata ia juga akan berusaha keras. Dan tidak akan menyerah. Saat ini rasa hutang budinya pada Young Ho sudah maksimal.
Keesokan paginya Joo Eun dikejutkan dengan bunyi bel di pintu dan panggilan Ji Woong. Ma’am!! Ma’am!!
Joo Eun membuka pintunya sedikit dan melihat Joon Sung. Joon Sung permisi dengan sopan karena sudah datang sepagi ini. Ia dikirim untuk membantu hari ini. Ji Woong nongol membawa kopi sambil menyapa Joo Eun.
Dan terakhir tentu saja muncul Young Ho yang langsung menerobos masuk. Joo Eun berusaha menahan agar mereka tidak masuk karena hari masih pagi dan ia belum sarapan. Young Ho mengingatkan semalam ia sudah berkata mereka akan ketemu lagi hari ini.
“Ma’am, apa kekasihmu ada di sini?” tanya Ji Wong nakal.
“Dia dicampakkan,” ujar Young Ho.
Joo Eun menutup pintu geser tapi Young Ho dengan mudah menggeser pintu satu lagi dan masuk ke dalam. Joo Eun menyikat giginya sambil mengomel dan mengamankan pakaian dalamnya yang berserakan di kamar mandi.
Operasi pasar…ehm operasi rumah Joo Eun pun dimulai. Ketiganya membuka semua lemari untuk mencari semua bahan makanan yang ada di rumah Joo Eun. Dan sudah bisa dibuka. Banyak bahan makanan yang sudah tak layak dimakan alias kadaluarsa, juga banyak makanan tak sehat. “They are all dead,” ujar Ji Woong.
Joo Eun berdehem saat diperhadapkan dengan deretan kotak berisi bahan makanan tak layak itu. Ia menutupi rasa malunya dengan berusaha menyelamatkan beberapa bahan makanan yang “sehat”. Tapi young Ho berkata makanan-makanan itu tidak bagus untuk hipotiroid. Joo Eun terkejut. Ia sering memakannya.
Bahkan ada minyak wijen yang sudah dalam proses fermentasi alias basi. Joo Eun membela diri ia tidak tahu karena letaknya jauh di bagian dalam lemari.
Young Ho memperlihatkan bahan makanan yang boleh dimakan Joo Eun dan yang tidak boleh. Joo Eun nampak tidak rela. Ia suka rumput laut dan sup rumput laut. Young Ho berkata Joo Eun tentu saja harus memakannya….hanya pada hari ulang tahun setahun sekali.
Joo Eun bertambah malu saat Ji Woong muncul mengenakan jaket Joo Eun yang besar dan syal hinggal tampak seperti nenek-nenek.
Young Ho membeberkan penyebab naiknya berat badan Joo Eun. Ia berkata Joo Eun tidak boleh tidur sembarangan. Joo Eun harus tidur di kasur, bukan di sofa seperti yang selama ini Joo Eun lakukan. Begadang semalaman dan berusaha menebus kurangnya waktu tidur sekaligus.
Joo Eun minum kafein siang dan malam hingga pencernaant erganggu dan tidak olahraga hingga mengalami sembelit. Organ tubuh menjadi lemah. Persendian lutut bermasalah, kesemutan di tangan dan kaki, postur tubuh juga tidak bagus.
Apalagi Joo Eun mengidap hipotiroid yang menyebabkan ia selalu kelelahan dan akhirnya bertambah berat badan. Joo Eun sering terkena flu dan terus menerus bertemperamen tinggi.
“Apa kau Yong Pal?” tanya Joo Eun takjub.
Young Ho memberi isyarat agar Joo Eun mendekat. Ia berkata Joo Eun harus memulai segalanya dari awal. Cara tidur, makan, berjalan, bergerak. Penyakit Joo Eun disebabkan oleh kebiasaan buruk yang terus berulang dan membuat tubuhnya menjadi seperti ini.
Joo Eun menghela nafas panjang. Young Ho sempat melihat dua plester bekas tertempel di lemari. Itu adalah plester yang pernah ia tempelkan pada tangan Joo Eun. Satu di pesawat, satu di rumah sakit.
Meski nampak percaya diri, sepertinya Young Ho merasa terbebani dengan rasa percaya Joo Eun padanya. Ia sendiri masih berjuang untuk memulihkan lututnya. Dan malam itu ia tidur dengan gelisah.
Keesokan paginya ia sudah muncul di rumah Joo Eun. Joo Eun berkata ia bisa pergi sendiri, tak perlu dijemput. Tapi Young Ho sengaja menjemput Joo Eun agar Joo Eun tidak mengetahui ke mana ia pergi. Young Ho menyerahkan hasil pengukuran dan pemeriksaan Joo Eun yang sudah jelas menunjukkan Joo Eun kelebihan berat badan. Karena itu Joo Eun terancam dengan berbagai macam penyakit.
Young Ho membawa Joo Eun ke rumahnya (karena tempatnya memiliki alat latihan lengkap dan kerahasiaannya terjaga). Sepanjang perjalanan Joo Eun harus berbaring ditutup selimut agar tidak mengetahui alamat rumah Young Ho.
Joo Eun takjub melihat isi rumah Young Ho. Young Ho menyuruhnya memanggilnya coach-nim mulai sekarang. Ia, Joon Sung, dan Ji Woong akan melatih Joo Eun bergantian. Joo Eun jadi merasa tak enak karena semua jadi sibuk untuknya.
Young Ho membenarkan, karena itu Joo Eun harus melakukan yang terbaik seperti hendak mengikuti ujian lagi. Joo Eun berkata sudah merupakan mujizat ia bisa lulus.
“Kalau begitu semoga beruntung karena kau sudah menggunakan mujizatmu,” sergah Young Ho.
Joo Eun berkata ia bukannya ingin mendapatkan kecantikan yang tidak pernah ia peroleh. Ia berkata julukannya dulu adalah Venus dari Daegu. Tidak ada yang tidak jatuh cinta padanya di daerahnya itu. Youg Ho juga nanti akan melihatnya.
Young Ho tidak percaya. Ia bertanya apa Joo Eun mengidap mythomania (suka melebih-lebihkan). Joo Eun kesal dan berkata Young Ho nantinya akan menyesal telah berkata seperti itu.
Young Ho tetap tidak percaya dan menyuruh Joo Eun melakukan peregangan. Kemudian ia diminta naik ke atas threadmill.
Young Ho menyuruh Joo Eun bertahan meski latihannya berat. Joo Eun sempat terkejut saat Young Ho menahan perutnya dengan tangan.
Berikutnya, latihan squat. Joo Eun berkata ia pernah melakukannya. Tapi ia hampir jatuh saat menurunkan tubuhnya. Young Ho berkata persendian Joo Eun akan terluka karena berat badannya itu. “Tolong jangan katakan dengan cara yang memalukan, Coach-nim,” protes Joo Eun,
Young Ho memberi contoh cara melakukan squat yang benar lalu berdiri di belakangnya untuk membantunya. Joo Eun sempat terkejut Young Ho memegangi pinggangnya. Joo Eun berusaha melakukannya namun ia malah hampir menduduki Young Ho. Young Ho mengernyit tapi ia bersikap biasa saja dan terus membantu Joo Eun.
Joo Eun memulai kebiasaan yang baik. Tidur di tempat tidur. Peregangan 20 menit setelah bangun. Minum obat setiap pagi dengan air hangat. Ia bahkan membayangkan Young Ho mengawasinya setiap kali ia tidak melakukan hal yang benar.
Ia juga mengubah posisi duduknya. Kepala tegak dengan dagu terangkat, pinggang lurus, dan pinggang dikencangkan.
Makan? Joo Eun menyantap saladnya sebagai sarapan dengan tidak berselera. Ia membayangkan Young Ho duduk di hadapannya sambil tersenyum.
“Pergi! Kubilang pergi!!!” serunya….kata-kata favorit Joo Joong Won (Master’s Sun). Ia mengeluh bahkan dalam bayangannya Young Ho tetap galak.
Lama-lama Joo Eun terbiasa dengan rutinitas tersebut.
Seorang pria berdiri di depan rumah Joo Eun membawa satu pot bunga. Siapa dia?
Joo Eun dijemput oleh Joon Sung. Ia mulai terbiasa bersembunyi di balik selimut selama perjalanan. Ia merasa bersalah karena mengganggu jadwal latihan Joon Sung. Joon Sung bergurau itu adalah hukumannya karena sudah membohongi Joo Eun. Ia berterimakasih karena Joo Eun menjaga rahasia identitas Young Ho.
Joo Eun jadi tak enak hati. Ia berkata ia akan berterimakasih pada semuanya dengan kembali menjadi cantik.
Young Ho melihat Joo Eun berlatih dengan tekun. Saat Young Ho mengantarnya pulang malam itu, Joo Eun kembali tertidur. Young Ho membangunkannya dengan menaruh tas di perut Joo Eun.
“Iya, Coach-nim!” seru Joo Eun. Ia berterima kasih lalu melapor dengan bangga kalau ia sudah berhasil menurunkan 5 kg. Satu hari 1 kg.
Young Ho berkata terlalu optimis itu tidak baik. Mungkin saja obat yang diminum Joo Eun juga mempengaruhi hingga sistem tubuh Joo Eun berfungsi normal kembali. Ia menyuruh Joo Eun masuk.
Young Ho melihat Joo Eun berjalan naik ke tangga dengan riang. Ia tersenyum. Setelah beberapa meter ia menghentikan mobilnya dan nampak khawatir.
Di rumah, Joo Eun mendengar bel berbunyi. Siapa, serunya. Tak ada jawaban. Ponselnya berdering, dari Young Ho. Tapi Joo Eun memilih membuka pintu. Di depannya berdiri seorang pria membawa satu pot tanaman berbunga.
“Ini aku, Joo Eun,” kata pria aneh itu.
“Siapa…”Joo Eun tak mengenalinya.
Pria itu bertanya kenapa Joo Eun pura-pura tak mengenalnya. Joo Eun ketakutan dan hendak menutup pintu kembali tapi pria itu malah mendorong pintu dan menjatuhkan pot yang dibawanya.
Joo Eun berjalan mundur hingga terjatuh. Ia meraih payung dan mengacungkannya. Tapi pria itu merebut payung itu dan melemparnya ke lantai. Payung itu mengganjal pintu hingga pintu tak bisa menutup.
“Kenapa kau terkejut? Ini aku..” kata pria itu lagi.
Kenapa kau seperti ini, Joo Eun tergagap. Pria itu berjongkok di hadapan Joo Eun. Ia berkata ia sudah membawakan tanaman bunga yang disukai Joo Eun. Ternyata selama ini ia yang sudah menaruh pot itu, artinya ia menyusup ke dalam rumah Joo Eun. Ia tersenyum aneh dan mendekati Joo Eun.
“Selamatkan aku…” gumam Joo Eun.
Bagaikan menekan password yang tepat, Young Ho menerjang masuk.
Komentar:
Yeayy latihannya dimulai! Ayo ikutan hihihi XD Kayanya bukan masalah latihannya sih, tapi masalah pelatihnya. Kalau punya coach-nim sejenis Young Ho kayanya dengan sukarela langsung olahraga hahaha...
Aku tertarik dengan keluarga Young Ho. Awalnya sama seperti Dee aku mengira ibu kandung Young Ho adalah wanita yang tidak disetujui nenek. Tapi kenapa ya aku merasa Nenek malah bersikap dingin pada ibu tiri Young Ho, begitu juga pada Young Joon. Tampaknya Nenek memilih Young Ho dibandingkan mereka semua, bahkan puteranya sendiri.
Aku juga tadinya mengira Direktur Kim tidak menerima Young Ho hingga Young Ho diijinkan menyembahyangi ibunya. Tapi setelah membaca review di Dramabeans, sepertinya yang menjadi masalah adalah kaki Young Ho. Young Ho tidak bisa berlutut menyembahyangi ibunya karena kakinya bermasalah. Apa kakinya bermasalah karena kecelakaan itu? Karena ketika kecelakaan yang melibatkan ibunya terjadi, Young Ho ada di rumah di atas kursi roda.
Tapi masa hanya karena kaki bermasalah jadi tidak bisa diumumkan pada orang-orang? Kan Young Ho sekarang sudah tidak apa-apa meski lututnya belum pulih total (dugaanku sih lutut Young Ho tidak bisa ditekuk lancar/tidak bisa berjongkok). Pilih calon istri Young Ho juga salah satu syaratnya adalah sehat. Hmm.... banyak misteri dalam keluarga ini.
Satu-satunya yang bukan misteri adalah Direktur Choi mengincar kekayaan keluarga Young Ho. Nenek dan Direktur Kim tahu jelas mengenai hal itu. Mungkin itu juga yang membuat mereka dingin terhadap Nyonya Choi? Padahal sepertinya Nyonya Choi seorang yang lembut dan rendah hati. Atau ada sesuatu di balik kelembutannya itu?
Duh Joon Sung jangan kenapa-kenapa dong...kan baru episode 4. Errr....sampe episode terakhir juga jangan kenapa-kenapa ya^^