Sebelumnya:
Kali ini Oh Ki
Chul yang menandatangani kontrak dengan Guru Han. Awalnya ia hanya ingin menang
dalam pertandingan melawan “bos” sekolah, Sang Tae.
Guru Han
membubuhkan stempel “tantangan” di tangan Ki Chul. Dengan stempel itu Ki Chul
bisa kembali ke jam 11.05 bila kalah dalam pertandingan, yaitu waktu di mana
Guru Han membubuhkan stempel itu. Hanya satu syaratnya, Ki Chul tidak boleh
menyerah dalam pertandingan.
Cerita lengkapnya
bisa dibaca di Kheartbeat
Sinopsis
Episode 4:
Ye Rim berpapasan
dengam Ki Chul dan bertanya apakah Ki Chul baru saja dari Ruang BK. Ia bertanya
apa yang dikatakan Guru Han padanya. Ki Chul berkata Gur Han tidak mengatakan
hal yang penting.
“Apa ada yang
aneh?” tanya Ye Rim.
“Tidak ada!” ujar Ki Chul galak. Ia pergi
dengan kesal.
Ki Chul naik ke
atap dan mengingat duel sebelumnya. Dalam duel itu ia terpeleset karena
menginjak batu hingga akhirnya kalah. Dengan kesal ia menendang batu itu lalu
mulai berlatih. Ia bertekad menjadi Bos untuk membalas mereka yang telah
meremehkan dan menertawakannya.
Duel dimulai. Ki
Chul lagi-lagi kalah. Kekalahan yang lebih parah dari sebelumnya. Dalam sekejap
ia kembali pada pukul 11.05.
“Kekalahan adalah keberhasilan yang tertunda,” ujar Guru Han menanggapi
santai kembalinya Ki Chul.
Ki Chul kembali
berlatih untuk mempersiapkan duel ulang (bukan siaran ulang). Karena sudah
berkali-kali melawan Sang Tae, ia semakin percaya diri dan sudah tahu arah
gerakan Sang Tae. Setiap penyebab kekalahannya menjadi bekal untuk melawan Sang
Tae dalam duel ulang.
Dan pada akhirnya,
Ki Chul berhasil menang!
Semua temannya
bersorak senang. Sang Woo mengabadikan kemenangan Ki Chul dengan kameranya.
Ki Chul menjadi
bos menggantikan Sang Tae. Kekasih Sang Tae menjadi kekasihnya, anak buah Sang
Tae menjadi anak buahnya. Dan Sang Tae menjadi objek bully kelompoknya.
Tapi kekuasaan
bisa membutakan seseorang. Ki Chul memalak teman-temannya yang lemah, berlaku
semena-mena seakan ia benar-benar bos. Dan uang hasil palak digunakan untuk
membelikan perhiasan bagi kekasihnya.
Puncaknya, ia
memukuli sendiri temannya, Kyung Jin, yang awalnya ia bela dari kelompok Sang
Tae. Kyung Jin protes karena Ki Chul terlalu sering memalak. Ki Chul beralasan
mereka membutuhkan dana operasional agar SMA Yosan tetap aman.
Ia bertanya
mengapa Kyung Jin bersikap seperti ini. Sekarang kan mereka yang berkuasa.
“Sang Tae bahkan
tidak bertindak sejauh ini,” kata Kyung Jin sambil menatap Ki Chul dengan
berani. Ia berkata harusnya tak seperti ini. Maka ia pun pergi meninggalkan Ki
Chul dan kelompoknya.
Ki Chul kesal. Ia melihat
ke atas. Guru Han sedang memperhatikannya dari jendela. Ki Chul berlalu dari
tempat itu. Guru Han tersenyum.
Sang Woo dan Ye
Rim sedang melihat hasil foto-foto Sang Woo saat perkelahian Ki Chul – Sang Tae.
Ye Rim melihat sesuatu pada salah satu foto. Sang Woo membesarkan foto tersebut
dan terlihat Guru Han berada di latar foto kemenangan Ki Chul. Lagi-lagi dengan
wajah yang buram. Tapi Ye Rim dan Sang Woo mengenalinya.
Ki Chul
mendapatkan penantang baru untuk menjadi “bos” SMA Yosan. Penantang yang lebih
kuat dari Sang Tae. Hasilnya? Tentu saja Ki Chul kalah telak.
Ki Chul terbangun
dan terjatuh dari kursi di ruang BK. Guru Han tertawa geli. Ki Chul
kebingungan.
“Lama tak bertemu,
Oh Ki Chul,” kata Guru Han.
“Apa yang terjadi?”
tanya Ki Chul.
Guru Han berkata
mereka sudah sepakat Ki Chul akan kembali pada jam ini bila kalah. Oh no….. it’s
really a nightmare….
Maka Ki Chul harus
memulai dari awal. Ia harus kembali berkelahi mengalahkan Sang Tae, yang tidak
langsung dikalahkannya. Dan setelah berkali-kali bolak-balik kembali ke waktu
yang sama, mengalahkan Sang Tae, mencoba mengalahkan penantang baru….akhirnya
Ki Chul menang. Tapi Ki Chul sama sekali tidak senang.
Apalagi ketika
muncul lagi penantang baru yang jauh lebih kuat. Hanya dengan satu gerakan, Ki
Chul sudah terlempar. Ia harus mengulang
siklus yang sama setiap kali kalah. Mengalahkan Sang Tae, mengalahkan penantang
ke-2, dan berusaha mengalahkan penantang ke-3. Hidup yang benar-benar
melelahkan bertarung…kalah…bertarung…bertarung…kalah…dan terus bertarung.
Bahkan Guru Han pun sama bosannya dengan Ki Chul.
Ki Chul akhirnya
bisa mengalahkan penantang ke-3. Tapi penantang berikutnya benar-benar tidak
diduganya. Kyung Jin. Dan anggota kelompok yang lain sekarang berpihak pada
Kyung Jin.
Kyung Jin berkata
tadinya ia pikir sekolah akan lebih baik jika Ki Chul yang menjadi bos. Ki Chul
meminta maaf atas perlakuannya waktu itu. Tapi bagi Kyung Jin permintaan maaf
itu sudah terlambat. Sang Tae juga
sekarang bergabung dengan Kyung Jin.
Melihat mereka
hendak menghajarnya bersama-sama, Ki Chul memilih melarikan diri. Ki Chul
sempat tertangkap. Ia mencoba melawan tapi ia bukan tandingan mereka. Ki Chul
melarikan diri ke Ruang BK dan memohon agar Guru Han menghapus stempelnya. Karena
jika ia kalah…maka ia harus kembali ke awal lagi. Ke jam 11.05 pada hari ia
melawan Sang Tae.
Guru Han
mengingatkan Ki Chul sudah sepakat untuk tidak menyerah apapun yang terjadi.
“Tidak….aku tidak
perlu menjadi bos. Jadi tolong hapus ini. Aku ingin berhenti!!!”
“Kau yang sudah
membuat keputusan, bukan aku,” kata Guru Han.
Detik berikutnya,
Ki Chul terlempar keluar dari ruang BK. Ki Chul sangat ketakutan dan memohon
agar Guru Han membuka pintunya. Apalagi ketika ia mendengar suara orang-orang
yang mengejarnya dan melihat bayangan mereka menuju tempat itu.
Ki Chul melarikan
diri ke ruang bawah tanah (atau gudang?). Ia berhenti di depan cermin besar.
Kyung Jin dan kelompoknya juga menyusulnya.
Ki Chul menoleh
pasrah. Di cermin tiba-tiba muncul bayangan Seul Gi berteriak-teriak memanggil
Ki Chul. Ki Chul tersentak kaget. Tapi bayangan itu sudah menghilang.
Ki Chul memejamkan
mata dan tak berdaya saat dipukuli. Hanya terdengar teriakan keras Ki Chul
setelahnya.
Sang Woo
memandangi cap aneh di sebuah meja. Stempel tantangan. Ia tersenyum manis saat
melihat Ye Rim. Ye Rim menyadari ada 2 meja kosong di kelas mereka. Ia juga sempat melihat cap di meja.
Sang Woo mengantar
Ye Rim ke ruang BK. Ruangan itu kosong. Ye Rim memutuskan untuk menunggu Guru
Han kembali karena ia harus menyerahkan sesuatu.
Sang Woo duduk
dengan santai di kursi Guru Han, bergaya seolah ia seorang guru. Ia melihat
stempel di rak buku dan memberitahu Ye Rim. Ye Rim mengambil stempel itu dan
melihat stempel itu sama dengan yang tadi mereka lihat di meja.
Kaki Sang Woo
terbentur laci yang sedikit terbuka. Sang Woo membuka laci itu dan di dalamnya
ada sebuah map bertuliskan “Kontrak”. Ia mengambil map itu dan membukanya.
Di dalamnya
terdapat dua lembar kontrak yang sudah ditandatangani oleh Kim Seul Gi dan Oh
Ki Chul. Di atas kontrak itu ada stempel “Kontrak Selesai”. Di atas bagian
tandatangan terdapat kalimat: Tujuan kontrak ini untuk memenuhi kesepakatan
yang tertulis di sini.
Ye Rim menyadari
kontrak itu ditandatangani dengan darah. “Darah?” gumam Sang Woo.
Terdengar kenop
pintu diputar. Ye Rim dan Sang Woo melihat ke arah pintu.
Di dalam cermin,
roh Ki Chul menggeram marah.
Komentar:
Lagi-lagi keserakahan membawa korban. Jika
sebelumnya Seul Gi jatuh karena haus perhatian, kali ini Ki Chul jatuh karena
haus kekuasaan. Aku jadi bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika Seul Gi dan
Ki Chul menggunakan kesempatan dari Guru Han itu dengan baik.
Kupikir Seul Gi
akan lebih bahagia jika ia memilih hanya 2-4 sahabat melalui denah itu. Tapi
setelah kupikir-pikir, Seul Gi tetap tidak akan bahagia karena persahabatan itu
tidak dibangun secara alami. Itu adalah persahabatan yang semu. Sahabat yang
sejati adalah mereka yang berbagi suka dan duka bersama kita, paling mengerti
siapa kita, menerima kita apa adanya.
Begitu juga dengan
Ki Chul. Seandainya Ki Chul bersikap baik setelah menjadi bos menggantikan Sang
Tae, apakah keadaan akan menjadi lebih baik? Kurasa tidak. Karena tetap saja
akan ada orang yang berusaha menjadi bos. Mereka akan tetap menantang Ki Chul
dan Ki Chul harus bolak-balik ruang BK lagi pada jam 11.05.
Seul Gi dan Ki Chul
terlalu tertekan untuk bisa berpikir jernih dan tampaknya itu yang menjadi
incaran Guru Han. Ki Chul begitu ingin menang sehingga ia lupa bahwa kemenangan
yang ia raih sebenarnya bukan karena ia kuat dan hebat berkelahi.
Bisa dibilang ia
menang dengan curang. Ia bisa berkali-kali mengulang perkelahian dan akhirnya
menang karena berkali-kali bisa menganalisis kelemahan lawan. Ia sama sekali
tidak lebih kuat dibandingkan Sang Tae dan yang lainnya.
Aku angkat topi
untuk penulis drama ini yang benar-benar kreatif. Cerita Ki Chul ini benar-benar menyentuhku
karena aku bisa membayangkan rasa frustrasi yang akhirnya dirasakan Ki Chul
karena harus berulang kali mengulang perkelahian dan menjalani hari-hari yang
sama hingga muncul penantang baru. Benar-benar mimpi buruk >,<
Walau akibat yang
dirasakan Ki Chul sangat mengerikan, tapi tetap dikemas ringan. Malah lucu
ketika Guru Han menyandarkan kepalanya di meja saking bosannya melihat Ki Chul
bolak-balik ruangannya. Ia hanya mengacungkan jempol dan berkata “fighting!”.
Ye Rim dan Sang Woo
mulai menemukan beberapa keanehan. Kira-kira mereka bisa mengungkap misteri ini
tidak ya? Semakin penasaran dengan misteri berikutnya^^
Kasian, drama ini mengajarkan kita jangan serakah, nikmatin aja apa yg ada di hadapan kita.
BalasHapusDan tidak lupa dengan trus berusaha untuk sukses.
Gara - gara Mba Fany buat sinopsis Nightmare Teacher, aku jadi ngikutin drama nya. Ada rasa kurang puas sih dengan episode 15 menitan. Tapi ada serunya juga. Kalo di perhatiin kaya cerita webtoon genre misteri. horor seru gimana gitu...
BalasHapusmba fanny... hadiah untuk laila sudah sampai... jeongmal.jeongmal gamsahamnida fanny eonni.... gon ganghaseyo geurigu gomawo yo ^^
BalasHapusLaila Gustina
selain nightmare teacher, si cantik kim sohyun juga maen bareng jisoo di drama page turner. baca sinopsisnya disini ya ^^ http://www.dramehouse.com/2015/12/sinopsis-page-turner-upcoming-drama-2016.html
BalasHapusWah ceritanya bagus eonni,... Gumawo, kiyowo kiyowo
BalasHapus