Tuan Han pulang ke
rumahnya yang sepi. Nyonya Han berkata ia mengirim In Sang pergi bersama
teman-temannya agar mengetahui di mana tempatnya dalam masyarakat.
“Memangnya di mana
tempatnya di masyarakat?” bisik Yi Ji pada Ahjumma.
Nyonya Han melihat
suaminya cemberut sejak pulang tadi. Ia berkata sepertinya ada yang salah. Tuan
Han berkata tidak ada yang salah.
“Semua ini karena uang! Mereka berbicara
tentang keadilan dan hak asasi, tapi apa yang sebenarnya mereka inginkan adalah
pengurangan keuntungan dari gaji yang
tak dibayar, phk massal, dan penggelapan dana yang mereka sebut tidak adil.
Siapa di dunia ini yang akan mengijinkannya? Bagaimana bisa mereka mengharapkan
penyamarataan tanpa memiliki saham?” ujarnya gusar.
Nyonya Han berkata
kali ini ia merasa kasihan pada
suaminya. Pasti sangat menyebalkan dan melelahkan berurusan dengan orang tak
berpendidikan.
Tuan Han
mengibaratkan uang dengan hujan. Hujan berasal dari awan. Jika orang
bertanya-tanya mengapa hujan tidak turun di kota mereka seharusnya mereka
protes pada awan. Kenapa protes padanya?! (Errr…karena kau diam-diam mengambil
hujan untuk dirimu sendiri?)
Para staf
membicarakan emosi Tuan Han yang sedang tidak stabil. Sekretaris Kim
memberitahu mereka kalau Je Hoon sudah mengundurkan diri dari Hansong dan juga
Tuan Han mencurigai Sekretaris Yang. Para staf jadi bertanya-tanya apakah sudah
tepat mereka mendiamkan Sekretaris Yang saat ini. Guru Park berkata tindakan
mereka sudah tepat.
Ia mengirim pesan
pada In Sang bahwa ia tidak mengerti apa pikiran Tuan Han. Tapi saat ini semua
orang akan berusaha terlihat setia pada Tuan Han karena tidak ingin dicurigai.
Karena itu ia memperingatkan agar In Sang tidak dekat-dekat dulu dengan Bom dan
bertahan meski sangat merindukannya.
Paman khawatir
harus meninggalkan Bom bekerja sendirian malam-malam di minii market. Tapi Bom
menenangkannya dan menyuruhnya pulang. Kakaknya juga dulu bekerja di
tempat ini dan lingkungan ini lingkungan
aman. Akhirnya Paman menyerah dan pulang.
Namun malam itu
Bom kedatangan tamu tak terduga. Hyun
Soo.
Hyun Soo sengaja
datang untuk melihat Bom. Tampaknya ia heran sekaligus takjub melihat kondisi
Bom sekarang.
“Kau tidak seperti
ini karena aku, kan?”
“Memangnya kau
sehebat itu?” sahut Bom.
Hyun Soo mengaku
ia merasa tidak enak karena sudah berpura-pura dekat dengan In Sang. Bom
mengaku ia juga tidak merasa senang tapi ia mengerti mereka tumbuh besar
bersama sejak anak-anak.
“Apa kau
benar-benar bercerai…tidak, itu terdengar aneh. Apa kau benar-benar akan
berpisah dengannya?” tanya Hyun Soo.
“Apa kau pikir aku
sedang berpura-pura?” Bom balik bertanya.
Hyun Soo berkata
anehnya ia mendadak merasa kasihan pada In Sang setelah mendengar apa yang
terjadi pada mereka berdua. Harusnya dia kan merasa senang.
Bom meminta Hyun
Soo pergi agar ia bisa meneruskan pekerjaan. Ia juga mewanti-wanti agar Hyun
Soo tidak berbicara buruk tentang In Sang. Hyun Soo mengerti dan pergi.
Min Jae menemani
In Sang duduk-dudk dekat suangi Han. Tempat ketika ia dan Bom akhirnya
memutuskan bersama lagi. In Sang bertanya apakah menurut Min Ja ia akan sanggup
masuk ke dalam air jika saat ini bukan musim dingin.
“Kau tidak akan
berani.”
“Kau benar. Aku
hanya berani mencelupkan kaki,” In Sang mengakui.
Sama seperti tak
beraninya ia masuk ke dalam air, ia juga tak berani menghadapi Bom. Ia
diam-diam melihat Bom dari luar mini market, tapi begitu Bom keluar ia langsung
kabur.
Keesokan paginya,
In Sang menghadap ayahnya. Tuan Han sudah menyiapkan dokumen perceraian sesuai
dengan permintaan In Sang.
Pertama, hak asuh anak
dimiliki oleh Bom. Kedua, tidak ada tunjangan perceraian dan tunjangan anak.
Ketiga, tidak ada arbitrasi (keputusan dari
pihak ketiga jika terjadi konflik). Keempat, Seo Bom dan In Sang akan
memutuskan apakah mereka akan mengijinkan atau tidak Tuan dan Nyonya Han
bertemu dengan Jin Young.
In Sang berkata
ada tambahan lain. Ia akan menuliskannya pada dokumen tersebut. Tuan Han
memperbolehkannya.
Para staf yang
diam-diam menguping merasa heran dengan sikap Tuan Han yang tidak seperti
biasanya. Mereka menduga ada sesuatu.
In Sang menuliskan
pada poin kelima bahwa Tuan dan Nyonya Han tidak akan berusaha menghubungi Bom
secara terpisah. Tuan Han mengangguk setuju. Ia berkata ia akan mulai mengurus
masalah warisan setelah keputusan perceraian dibuat.
Nyonya Han tak
tahan lagi. Ia menyindir apakah In Sang sudah puas sekarang karena sudah
menjaga harga diri Bom. In Sang mengiyakan tanpa ragu.
Karena bekerja
malam, maka Bom tidur pada pagi hari di saat semua orang lain bekerja. Ibu dan
ayahnya mengantar Jin Young ke tempat penitipan anak agar Bom bisa
beristirahat.
In Sang sudah
memberitahunya melalui sms mengenai
dokumen perceraian mereka. Ia menenangkan Bom bahwa semua berjalan seperti
keinginan Bom dan ia sudah meng-konfirmasi dokumennya. Bom membalas pesannya
dengan mengucapkan terima kasih, juga titipan terima kasih untuk Tuan dan
Nyonya Han.
In Sang berkata
pada Guru Park kalau tujuan pertama mereka sudah tercapai, yaitu menenangkan
Bom. Rencananya ia hanya akan mengambil apa yang ia inginkan dari warisannya.
Ia akan menolak semua aset yang tidak bergerak.
“Jadi kau hanya
ingin menerima saham? Trikmu mungkin akan menjadi senjata makan tuan dan
melukai dirimu sendiri,” Guru Park mengingatkan.
Meski saat ini
uang yang akan diterima In Sang bertambah besar (karena dalam bentuk saham)
tapi semua orang tahu dari mana uang itu berasal. Tuan Han pasti melindungi
uang itu tapi tetap saja Tuan Han juga tidak bisa 100% sempurna.
“Karena itu, tidak
ada yang tahu apa yang akan terjadi pada uangmu. Pada akhirnya kau harus
memilih antara uang dan Seo Bom.”
Tapi In Sang tidak
mau mendengarnya dan buru-buru pergi.
Sekretaris Min
diminta menghadap Sekretaris Yang begitu ia tiba di kantor. Sekretaris Yang
menemui Sekretaris Min dalam kantor tertutup. Ia berkata ia baru saja menemui
kakak Sekretaris Min.
“Ia sudah membuat
keputusan. Kau bisa memeriksanya,” Ia menyodorkan sebuah dokumen.
Sekretaris Min
membacanya. Itu adalah kontrak damai. Kakak Sekretaris Min akan menerima 800
juta won (8 M..wow). Sebagai gantinya kakak Sekretaris Min berjanji tidak akan
pernah membuka kasus ini di masa yang akan datang. Dokumen itu ditandatangani
dan diberi stempel sah.
Sekretaris Min
tertegun membaca kontrak tersebut. Sekretaris Yang berkata uang tersebut sudah
dikirim ke rekening kakak Sekretaris Min.
Sekretaris Min kembali
tenang dan berkata ia akan menemui Tuan Han. Tapi Sekretaris Yang bertanya apa
yang akan dikatakan Sekretaris Min pada Tuan Han. Seharusnya Sekretaris Min
mengerti apa maksud tindakan ini.
“Ini barulah
permulaan,” katanya.
Sekretaris Min
tetap menghadap Tuan Han. Tuan Han berkilah ia sama sekali tidak berhubungan
dengan kasus ini. Hansong (saat ini) bukanlah kuasa hukum perusahaan yang dulu
memperkerjakan kakak Sekretaris Min.
Sekretaris Min
berkata ia akan membuktikan kalau kontrak damai itu dibuat atas paksaan.
“Kau harus
mengerti apa arti “paksaan”,” kata Tuan Han, “Kuharap kau mengerti betapa aku
peduli padamu.”
Sekretaris Min
pamit dengan alasan ia banyak pekerjaan. Tapi mereka tahu sama tahu kalau
Sekretaris Min hendak mencari kebenaran di balik adanya kontrak damai tersebut.
Dan Tuan Han membiarkannya.
Sekretaris Min
sempat berpapasan dengan Pengacara Yoo. Ia memberi pesan agar Pengacara Yoo
membuka semuanya saja, tidak perlu berhati-hati. Maksudnya, Tuan Han sudah tahu
semuanya.
Tuan Han menyindir
apakah Pengacara Yoo masih ada pekerjaan hingga masuk kerja. Biasanya pegawai
yang mengundurkan diri diberi cuti sebelum pemberhentiannya diputuskan.
Pengacara Yoo berkata Tuan Han pasti tahu keluarnya ia dari perusahaan tidak
akan sederhana. Bagaimana pun juga ia mengetahui banyak rahasia Hansong.
Pengacara Yoo
menelepon Je Hoon dan memberitahunya kalau Tuan Han sudah memulai pembersihan
besar-besaran. Dimulai dari kakak Sekretaris Min. Ia menduga langkah selanjutnya Tuan Han
adalah mengubur jejak perusahaan kosong (seperti Panama Papers^^).
“Kurasa kita bisa
mendapatkan sesuatu dari Song Jae Won. Perlakukan ia dengan hati-hati.”
Je Hoon masih
mengungsi di tempat Jae Won. Ia berkata Jae Won tidak akan menyesal jika Jae
Won mendengar kata-katanya. Ia meminta Jae Won mengungkapkan semuanya.
Namun sebelum itu,
ia harus buru-buru pergi menemui Sekretaris Min dan Paman Bom untuk sama-sama
ke rumah sakit tempat kakak Sekretaris Min dirawat.
Sekretaris Min
memberitahu mereka apa yang terjadi dalam perjalanan. Je Hoon berkata kakak Sekretaris Min tidak
dalam kondisi yang mampu mengenali adanya ancaman. Ia bertanya apakah mungkin
ibu Sekretaris Min yang menandatangani kontrak.
Paman Bom dan Sekretaris
Min berpendapat tidak mungkin, karena ibu Sekretaris Min jauh lebih marah
darinya atas keadaan yang menimpa kakaknya.
Mereka tiba di
rumah sakit. Dokter mengatakan kakak Sekretaris Min sempat menyapanya pada pagi
itu (kakak Sekretaris Min hanya sesekali sadar). Paman bertanya apakah tamu datang
setelah kedatangan dokter. Dokter tidak terlalu ingat mengenai hal itu.
Saat Paman dan Je
Hoon berbicara dengan dokter, Sekretaris Min mendapat keterangan dari ibunya
bahwa kakaknya menandatangani kontrak itu dengan tangannya sendiri. Sekretaris
Min tidak percaya.
“Kau tidak dengar
kata dokter? Kakakmu menyapa dokter.”
“Ibu, Ibu tahu
lebih dari siapapun saat-sat paling menyakitkan dalam kehidupan kakak. Kakak
sudah sakit ketika ia menulis laporan dalam penyamaran. Ketika ia tahu
kebenaran tapi tidak bisa mengatakannya, ia jarang sekali bisa tidur.
Tapi yang terburuk
adalah setelah kebakaran itu terjadi. Mungkin kakak masih koma karena ia tidak
bisa menghadapi kenyataan bahwa orang-orang tersebut tidak mendapatkan
permintaan maaf. Mungkin Kakak menolak untuk sadar.”
Ibu berkata ia
tahu tapi kenyataannya puteranya hanya berbaring seperti itu.
Je Hoon dan Paman
kembali menemui mereka. Je Hoon mengusulkan untuk mengajukan tuntutan bahwa
tidak mungkin kakak Sekretaris Min menandatangani kontrak tersebut dalam keadaan
sadar, karena kakak Sekretaris Min tidak sadar selama 3 hari ini.
Tapi ibu mendadak
marah dan berkata ia sudah muak dengan urusan hukum. Ia benci dengan kenyataan
ia menggantungkan hidupnya dari gaji yang diperoleh Sekretaris Min karena
bekerja di Hansong. Namun semua itu
sebanding karena ia tidak diikuti, tidak disadap, tidak dipanggil untuk
diinterogasi. Dan ia tidak mau lagi melakukan semua itu. Ia lelah.
Akhirnya ia
mengaku ia yang menandatangani kontrak itu. Ia memegang tangan puteranya dan
menandatangani kontrak itu.
Sekretaris Min
memeluk ibunya dan berusaha menenangkannya. Setelah itu ia menemui Je Hoon dan
Paman. Ia meminta maaf pada mereka, terutama pada Paman dan rekan-rekan
kerjanya. Ia meminta uang penyelesaian damai kakaknya dijadikan bukti. Je Hoon
berkata Sekretaris Min tidak perlu terlalu keras pada dirinya sendiri karena
mereka mengerti situasinya.
Di depan mereka ia
tidak kehilangan ketenangannya. Tapi ia tak tahan lagi dan menangis sendiri di
toilet.
Nyonya Han mulai
melancarkan aksinya untuk mendapatkan pengganti Bom bagi In Sang. Ia menelepon
Young Ra dan mengajaknya minum teh sambil melihat bunga. Ia juga mengundang
Hyun Soo.
Young Ra jual
mahal dengan mengatakan ia tidak tahu apakah Hyun Soo bisa datang atau tidak
karena akhir-akhir ini Hyun Soo sibuk mengerjakan PR.
“Aku tidak sibuk. Aku
punya banyak waktu luang,” ujar Hyun Soo, “Kapan terakhir kali ibu melihatku
mengerjakan PR-ku sendiri?”
Young Ra
cepat-cepat mengakhir pembicaraan dengan mengatakan ia akan menelepon kembali.
Ia berkata pada
puterinya adalah lebih baik untuk menolak undangan sekali atau dua kali pada
awalnya. Mereka bisa menikmati saat-saat ini.
“Terserah, aku mau
pergi,” Hyun Soo hendak menghubungi Nyonya Han.
Young Ra terpaksa
mengikuti kemauan puterinya dan menyuruh Hyun Soo bersiap-siap. Dengan cuek
Hyun Soo berkata ia hanya akan gosok gigi. Young Ra menelepon Nyonya Han dan
berkata mereka akan datang sore ini.
Young Ra
memilihkan pakaian untuk Hyun Soo. Ia mengingatkan Hyun Soo untuk berbicara
dengan nada dan etika yang sopan. Mereka harus menguasai keadaan dan
mengendalikan Nyonya Han.
“Tentu saja,”
jawab Hyun Soo.
Young Ra terkejut
dan bertanya bagaimana caranya. Lihat saja nanti, kata Hyun Soo.
In Sang dan Min
Jae mengobrol di sekolah. Min Jae berkata jika jika uang Hyun Soo terkait
dengan penggelapan yang dilakukan ayahnya, maka uang itu mungkin diambil pihak
berwajib. Dan Hyun Soo mungkin tahu ia tidak bisa mengklaim akun bank luar
negeri sebagai miliknya.
“Kabarnya klub Paman
Jae Won juga menjadi sasaran. Ayahmu tidak ingin orang-orang pergi ke sana
sekarang. Ia ingin menghentikan arus informasi. Lihat, saham yang
direkomendasikan oleh Pama Jae Won semua turun.”
In Sang jadi
teringat perkataan Guru Park bahwa semua yang terjadi berpusat pada Tuan Han.
Uang yang diinginkan In Sang juga berasal dari sana. Meski In Sang hanya ingin
mengambil apa yang ia perlukan, tetap saja itu uang kotor.
Karena In Sang
tidak naik mobil ke sekolah, Min Jae menelepon Hyun Soo. Tapi Hyun Soo tidak di
sekolah karena sedang ke rumah In Sang bersama ibunya. Mendengar itu, In Sang
lalu cabut.
Di rumah, Nyonya
Han sedang berusaha menjalin kedekatan dengan Hyun Soo. Ia memperlihatkan
koleksi lukisannya dan menanyakan pendapatnya karena Hyun Soo sekolah di
jurusan seni. Ia ingin memperlihatkan
lebih banyak lukisannya tapi Hyun Soo ingin minum teh.
Young Ra berkata
koleksi Nyonya Han mungkin bukan tipe Hyun Soo. Nyonya Han mempersilakan Hyun
Soo mengungkapkan pendapatnya.
“Akan lebih buruk
jika kau tidak memiliki pendapat,” katanya.
“Aku tidak yakin
dengan lukisan-lukisan…tapi yang pasti Tante bukan tipeku,” kata Hyun Soo.
Kedua ibu
terkejut. Young Ra berkata Hyun Soo tidak perlu sekasar itu. “Tidak ada yang
menyuruhmu hidup dengannya.”
“Tidak?”
“Astaga, jangan
merasa tertekan. Aku hanya peduli padamu,” kata Nyonya Han.
“Kurasa Tante
tidak mengenalku dengan baik. Ini adalah penghinaan buatku. Begitu juga dengan
Ibu. Aku tidak mau lagi ditempatkan di antara In Sang dan Seo Bom. Orang-orang
seperti kalian masih bertanya-tanya bagaimana cinta mereka itu mungkin, tapi kalian
tidak akan pernah tahu karena kalian tidak pernah mengalami cinta seperti itu dan
tidak pernah menerima cinta seperti itu.
Mereka saling
memberikan segalanya dalam masa tersulit kehidupan mereka. Mereka saling
memberikan jiwa dan raga mereka. Apa Ibu pernah melakukannya?”
Young Ra terkejut
dengan kata-kata Hyun Soo. Begitu juga dengan Ahjumma dan Sekretaris Lee yang
diam-diam mendengar percakapan mereka. Tapi yang paling shoclk adalah Nyonya
Han, terutama setelah mendengar kata-kata Hyun Soo berikutnya.
“Aku tidak tahu
kenapa Tante menikahi Tuan Han. Tapi kurasa Tante tidak pernah mengalami saat
menyenangkan dengannya. Karena itu Tante pikir cinta mereka hanyalah gurauan
dan membuatku tampak seperti orang bodoh.”
Young Ra sampai
harus menyeret Hyun Soo pergi. Hyun Soo masih mengomel sepanjang perjalanan ke
pintu.
“Benar-benar
memuakkan….apa dia pikir dia bisa mengendalikan semuanya?”
“Diam..kau
benar-benar membuat keributan besar,” tegur ibunya.
Mereka berpapasan
dengan In Sang yang baru tiba di rumah.
“Jangan khawatir,
aku bukan boneka. Ini demi Seo Bom,” kata Hyun Soo. Bravo Hyun Soo^^
Meski sudah
berjanji pada In Sang tidak akan menghubungi ayah dan ibu Bom secara terpisah,
Tuan Han tetap menyuruh Sekretaris Yang untuk membujuk ayah agar menerima
tunjangan, bahkan meminta nomer rekening ayah. Ayah mulai bimbang.
Sementara itu Tuan
Han tidak habis pikir kenapa Ayah tidak langsung menerima tawarannya. Apa karena
ayah Bom tidak mau mengakui kekurangannya.
“Ia takut
kehilangan hal yang lebih besar jika ia menerima uang itu,” kata Sekretaris
Yang.
Tuan Han berkata
ia tidak punya pilihan lain dan menyuruh Sekretaris Yang melakukan sesuai yang
sudah diperintahkan.
“Aku
berterimakasih untuk kerja kerasmu, Sekretaris Yang.”
Sekretaris Yang
berkata ini adalah caranya untuk berterimakasih atas kesempatan yang diberikan
Tuan Han (setelah Tuan Han membeberkan bahwa ia tahu Sekretaris Yang korupsi),
dimulai dengan penyelesaian kakak Sekretaris Min. Tapi ia tidak terlalu percaya
diri untuk tugas yang ini.
Saat Tuan Han
hendak keluar kantor, ia berpapasan dengan Sekretaris Min. Mereka berbicara
seakan tidak ada yang terjadi. Tuan Han menyuruh Sekretaris Min menemui
Sekretaris Yang untuk tugas berikutnya.
Melihat sikap
Sekretaris Min yang tetap tenang, Sekretaris Yang berkata Sekretaris Min hampir
sekeras Tuan Han.
“Kaupikir aku akan
dipecat?” tanya Sekretaris Min.
“Tidak. Ia tidak akan
melepaskanmu. Ia akan menggunakanmu sampai akhir.”
Ia berkata tugas
Sekretaris Min adalah mencari tahu siapa saja yang dihubungi mantan PM Baek Dae
Hyun akhir-akhir ini.
Sekretaris Min
menyadari Tuan Han sedang berusaha menghalangi rencana Je Hoon. Sekretaris Yang
berkata itulah hebatnya Tuan Han. Tahu bahwa Sekretaris Min sekongkol dengan Je
Hoon, namun malah membocorkan informasi.
Sekretaris Min
tidak mau kalah. Ia berkata uang yang ditransfer ke rekening kakaknya akan ia
simpan sebagai barang bukti.
“Kita lihat apakah
uang itu akan menjadi bukti atau jerat leher,” tantang Sekretaris Yang.
Tuan Han bertemu
dengan mantan PM Baek Dae Hyun. Mantan PM Baek khawatir mendengar situasi yang
semakin rumit, apalagi melibatkan keluarga Bom. Tuan Han meminta pendapat
mantan PM Baek.
Mantan PM Baek berkata
pertama-tama Tuan Han harus berhati-hati dengan dana gelap yang berada di bawah
perusahaan abal-abal yang terdaftar di tax havens (negara surga pajak, tempat
berlindungnya para pembayar pajak agar bisa menghindari membayar pajak). Jika
informasi itu terkuak, para investor luar akan ramai-ramai menuntut pemerintah.
Saat ini semua
yang terjadi sangat dirahasiakan, tapi bayangkan apa yang terjadi jika
kasus-kasus lain mulai mencuat (kasus selain kasus paman Bom). Ia khawatir
koneksi elit Hansong akan terbongkar.
Untuk itu ia
menyarankan agar Tuan Han menghilangkan jejak lalu menyelesaikan masalah dengan
reshuffle sebagian kabinet. Dan nama yang diutarakannya adalah Jae Won, putera
PM yang sekarang.
Tuan Han tersenyum
licik. Ia berkata sebenarnya ia merasa kesulitan menyebut nama itu sendirian
namun ternyata mereka berpikiran sama. Mereka memberikan beberapa informasi
pada PM Song sebelum menjadi penasihat Hansong.
Dan berbekal
informasi itu, PM Song melakukan berbagai investasi atas nama Jae Won. Jae Won membagikan
informasi-informasi tersebut pada orang-orang dekatnya (termasuk So Jung dan
Young Ra). Masalahnya PM Song terlalu protektif pada puteranya.
Tuan Han berkata
Jae Won itu sangat norak, “Lihat saja cara berpakaiannya. Dia tidak akan punya
teman lagi jika tidak bisa membagikan informasi investasi lagi. Song Jae Won
adalah jejak yang akan ditutup dan reshuffle kabinet adalah mengganti PM Song.”
Tapi bagaimana
dengan penggantinya? Tuan Han bertanya apa mantan PM Baek ingin menjabat lagi.
PM Baek menggeleng. Ia tidak mau dalam situasi sulit seperti sekarang ini. Ia
akan naik lagi jika keadaan sudah baik. Tuan Han mengerti, ia meminta mantan PM
Baek memikirkan siapa yang akan menjadi pengganti PM Song.
Bom melihat ayah
dan pamannya agak aneh. Ayah memang terlihat gugup. Sementara Paman nampak
murung. Paman tidak menceritakan apa yang dialami Sekretaris Min pada Bom. Ia
hanya berpesan agar Bom memberitahunya jika ada yang mencurigakan.
Nyonya Han masih
shock. Sekretaris Lee memijatnya. Nyonya Han berkata ia tidak tahu bagaimana
cara Bom merayu In Sang. Sekretaris Lee berkata hanya Bom dan In Sang yang
tahu.
“Jawaban yang
sederhana.”
“Jawaban yang
lebih panjang hanya akan membuat Anda bingung,” kata Sekretaris Lee.
Nyonya Han meminta
Sekretaris Lee mengatakannya.
Tuan Han memanggil
In Sang dan Guru Park untuk menghadapnya. Ia berkata ia sudah mengajukan
dokumen perceraian In Sang jadi In Sang bisa fokus pada pelajarannya. Ia juga
mewanti-wanti Guru Park untuk melakukan yang terbaik.
Guru Park
menyinggung soal kejadian sore tadi bersama Hyun Soo. Tuan Han berkata itu
bukan urusan Guru Park. Ia berkata In Sang tidak boleh menyalahkan ibunya
karena itu hanya inside kecil saat merencanakan masa depan In Sang.
Para staf dan Yi
Ji membicarakan apa yang terjadi pada Sekretaris Min. Yi Ji berpikir semua ini
sudah keterlaluan. Bukan manusia yang tinggal di rumah ini, tapi monster. Ia
merasa sangat malu.
Ia bertanya apa
Ahjumma menyukai rumah ini. Apa Ahjumma tidak ingin keluar? Aku bisa pergi ke
mana, tanya Ahjumma.
Ahjumma mengobrol
dengan Sekretaris Lee. Ia berkata ia tidak tahu apa yang dipikirkan In Sang.
Terkadang ia merasa In Sang berusaha keras agar tidak membuat orangtuanya
marah. Apakah In Sang harus menyerahkan semua warisannya jika ketahuan oleh
pihak yang berwajib. Guru Park berkata In Sang bisa bangkrut. Tapi hal itu
tidak akan pernah terjadi di Korea.
“Aku tidak mau
hidup seperti ini sementara bekerja di sini. Yi Ji benar. Tempat ini bukan
tempat untuk manusia,” kata Ahjumma.
“Di luar musim
panas, tapi di sini membeku seperti musim dingin,” Sekretaris Lee setuju.
Ahjussi
berpendapat Bom harus kembali dan memikirkan masa depannya. Tapi Guru Park
berkata itu tidak mungkin, karena sama saja dengan menyuruh In Sang melepaskan
semuanya (warisannya, kekayaannya, keluarganya).
Setelah Guru Park
dan Sekretaris Lee pulang, Ahjumma bertanya apakah suaminya pernah berpikir apa
yang akan mereka lakukan jika mereka pergi. Ahjusshi mengaku ia sering
memikirkannya, tapi pada akhirnya itu hanya pemikiran tak berujung.
In Sang menatap
tulisan di kamarnya. Hukum tidak adil bukanlah hukum. Ia teringat impian dan
cita-citanya bersama Bom untuk melihat tulisan asli pepatah tersebut di luar
negeri. Betapa Bom sangat gembira dan mereka sangat bahagia waktu itu.
Ia mengirim pesan
pada Bom agar tidak melupakan bahwa mereka pernah memiliki impian yang sama
bersama. Jawaban Bom: “Tidak, terima kasih.”
Surat perceraian
sudah sampai di rumah Bom. Ayah masih nampak bimbang mengingat penawaran Tuan
Han melalui Sekretaris Yang. Ia menyerahkan surat tersebut pada Bom.
Bom membacanya. Dalam
dokumen tersebut memang disebutkan hak asuh anak pada Seo Bom. Tapi terlampir
satu dokumen tambahan.
“Bila terjadi
konflik dalam hal pendidikan dan pengasuhan anak, semua pihak terkait akan
mengikuti proses hukum yang sah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tapi jika
tidak tercapai penyelesaian dan hak asuh anak diubah oleh keputusan pengadilan,
pengasuh baru akan memberi kompensasi pada pengasuh lama untuk mengganti biaya
yang digunakan selama membesarkan anak tersebut.” (Jika ada konflik, hak asuh
anak bisa berganti pada keluarga Han dan sebagai gantinya keluarga Han akan
memberi kompensasi)
Bom terkejut. Ia
berkata itu semua jebakan. Ayah berusaha menenangkannya untuk menerima
persyaratan tersebut. Adalah hal yang wajar mengeluarkan biaya dalam
membesarkan anak. Tapi Bom lebih takut puteranya diambil daripadanya.
Ia langsung
memotret dokumen-dokumen tersebut dan mengirimkannya pada Je Hoon. Paman
berpendapat dokumen tersebut dibuat tanpa sepengetahuan In Sang.
In Sang marah
besar begitu tahu ayahnya menipunya. Ia sampai harus dipegangi oleh Ahjusshi
dan Guru Park. Sekretaris Lee, Ahjumma, dan Yi Ji berusaha menenangkannya. Mereka
berkata In Sang harus bersabar hingga mendapatkan warisannya. Tidak mungkin
melawan Tuan Han saat ini.
Ahjusshi berkata
tahukah berapa pengeluaran In Sang selama 1 bulan. Keperluan rumah tangga,
makan, gaji pegawai, gaji guru, pakaian, sekolah dan biaya-biaya lainnya mencapai
30 juta won sebulan. Wow….300 juta rupiah sebulan dong (bisa beli mobil baru
tiap bulan -_-)
Guru Park berkata
ia mengerti In Sang sangat memiliki alasan untuk marah. Ayahnya sudah menipunya,
juga menambahkan persyaratan lain tanpa sepengetahuannya.
“Tapi kau bisa
melawannya hanya jika kau bisa hidup tanpa 30 juta won sebulan, barulah kami
akan mendukungmu.”
Yi Ji tidak
setuju. Kakaknya membutuhkan uang itu untuk melarikan diri bersama Jin Young
dan Bom. Apa In Sang akan meninggalkan keluarganya begitu saja? In Sang
meronta.
Tuan dan Nyonya
Han mengetahui kemarahan In Sang. Tuan Han berkata nanti In Sang akan berterima
kasih padanya. Sementara Nyonya Han kesal karena kemarahan In Sang artinya In Sang
tidak tahu berterimakasih.
Ibu Bom berkata ia
sudah menduga hal seperti ini akan terjadi meski selama ini ia berusaha
menyemangati mereka. Orang tua seperti Tuan dan Nyonya Han harus selalu
mengendalikan semua hal dalam kehidupan anak mereka. Akan sangat sulit keluar
dari bayangan orang tua seperti itu. Jadi ia harap Bom tidak marah pada In
Sang.
“Ada orang-orang
yang juga bersedia membantu. Jadi jangan putus asa.”
Bom mengiyakan
perkataan ibunya. Ibu tersenyum. Ia juga tidak akan putus asa.
Keesokan paginya
In Sang sudah menunggu di luar minimarket. Ia memanggil Bom. Bom mengungkapkan
kekecewaannya karena In Sang pada akhirnya akan mengikuti keputusan
orangtuanya.
“Mereka ingin aku
menerima uang dan menyerahkan Jin Young. Aku benar-benar kecewa padamu. Aku tak
mau mengatakan apapun lagi. Aku akan berdebat dengan pengacaramu di pengadilan.”
“Jangan seperti
itu, kembalilah bersamaku.”
“Dan hidup seperti
wanita yang tak terlihat?”
In Sang berkata
Bom hanya perlu sedikit berkompromi. Ia minta Bom memikirkan apa yang sudah ia
lakukan untuk Bom. Ia tidak pernah merendahkan keluarga Bom. Ia tidak pernah
pamer kekayaan di depan Bom. Ia tidak pernah berhenti mencintai Bom.
“Aku tidak pernah
begitu peduli pada orang lain dalam seluruh hidupku, jadi berkorbanlah untukku
juga.”
Bom tidak
mengatakan apapun dan pergi. In Sang berteriak ia tidak bisa hidup seperti ini.
Komentar:
Hyun Soo TOP banget
lah kali ini hahaha XD Puas banget dengan kata-katanya pada Nyonya Han^^
Nyonya Han
benar-benar harus disadarkan…meski ngga yakin juga sih dia akan sadar ;p
Tuan Han terus
saja beranggapan bahwa uang bisa menyelesaikan segalanya. Ia tidak peduli apa
yang dilakukannya benar atau salah. Semua orang ia perlakukan seperti bidak
catur yang bisa ia kendalikan semaunya. Termasuk puteranya sendiri. Yi Ji dan
Bom benar, Tuan Han itu monster….
In Sang terlalu naif mengira bisa menang dari ayahnya dan mendapatkan apa yang ia inginkan. Orang-orang sebenarnya sudah menduga bahwa Tuan Han tidak mungkin sebaik itu membiarkan Bom dan In Sang mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Wah thor ga sabar nunghu yang selanjutnya kemarin2 kok menghilang thor , padahal selalu nunggu sinopnya semoga pisode selanjutnya ga break lagi sinopnya thor
BalasHapusSlam kenal biasanya silent rider
Semangat ya thor hwaiting chingu , gomawo buat siopsinya 😊☺
Mohon dilanjutkan terus yaa sinopsisnya.. semangat!!!
BalasHapus