Sebelumnya:
Do Do Hee adalah
teman sekelas Ye Rim yang dikenal dengan kecantikannya. Terlebih lagi karena ia
pacaran dengan siswa terpopuler di sekolah, Lee Jeong Suk. Mereka pernah
menjadi model iklan SMA Yosan tahun lalu.
Namun semua
berubah ketika berhembus kabar bahwa Jeong Suk dekat dengan Cheon Yoo Na, murid
kelas 1 yang menjadi model iklan SMA Yosan tahun ini bersama Jeong Suk. Dan
Jeong Suk meminta waktu pada Do Hee untuk memikirkan hubungan mereka kembali.
Percaya kalau
Jeong Suk memang berpaling hati pada Yoo Na yang lebih cantik dan muda, Do Hee
malah memutuskan Jeong Suk. Do Hee mulai merasa kalau ia tidak cantik lagi. Dan
ini menjadi celah bagi Guru Han untuk menjeratnya.
Ia mengirim
aplikasi MyCam Perfect ke ponsel Do Hee. Do Hee mencobanya. Aplikasi itu
ternyata bisa mempercantik dirinya sesuai dengan keinginannya. Dan Jeong Suk
pun kembali padanya. Merasa aplikasi ini jalan keluar baginya, ia panik saat
tahu ia hanya mendapat trial version.
Untuk mendapat
full versionnya, sudah bisa ditebak Do Hee harus membuat kontrak dengan Guru
Han. Sementara itu Ye Rim semakin curiga pada Guru Han.
Cerita
selengkapnya bisa dibaca di Kheartbeat
Sinopsis
Episode 10:
Para siswa semakin
terpesona dengan kecantikan Do Hee. Tapi Guru Han berkata tidak ada yang
gratis. Kalau Do Hee ingin mempertahankan kecantikannya, Do Hee harus berusaha.
Usaha seperti apa?
Guru Han berkata
Do Hee harus mengecas ponselnya. Jika aplikasi tidak digunakan maka efeknya
akan hilang.
“Dan hati-hati
menggunakannya, baik hape maupun keinginanmu.”
“Iya, akan saya
ingat,” kata Do Hee.
Ia tidak
menceritakan tentang aplikasi itu pada teman-temannya. Ia memberikan tips umum
pada mereka jika mereka bertanya apa rahasia kecantikannya. Seperti minum
banyak air putih, tidur nyenyak, memikirkan hal menyenangkan dan rajin
membersihkan wajah.
Teman-temannya
agak heran melihat Do Hee selalu memegangi ponselnya. Itu disebabkan karena Do
Hee selalu khawatir ponselnya kehabisan baterai. Dan baterai akan lebih cepat
habis jika makin sering digunakan, bukan begitu?
Ye Rim dan Sang
Woo menyelinap ke Ruang Bk saat Guru Han tak ada. Sang Woo khawatir karena Guru
Han biasanya sudah kembali pada jam itu.
Ye Rim membuka
laci meja untuk mencari map berisi kontrak.
Ia membaca nama-nama yang tertera di sana. Nama-nama yang tidak
dikenalnya. Nama Jae Su belum lama ia lihat di salah satu bangku baris pertama
kelasnya. Tapi nama terakhir tentu saja mereka kenal. Do Do Hee.
Tiba-tiba Ye Rim
mendengar suara berdesing yang membuat telinganya sakit. Ia menutupi kedua
telinganya hingga Sang Woo khawatir karena ia tidak mendengar apa-apa.
Ye Rim menengadah
dan terkejut melihat sosok persis dirinya muncul dari lukisan di dinding.
“Kang Ye Rim, sok
tahu sekali kau ini. Belajarlah menjadi pemimpin. Kau malah membuang-buang waktu
untuk hal seperti ini. Apa kau tak lelah?” ujar gadis itu tersenyum sinis.
Gadis itu tidak membuka mulutnya namun Ye Rim seakan bisa membaca pikiran gadis
tersebut.
Gadis itu
menghilang menyisakan sinar yang menyilaukan. Ye Rim terduduk lemas. Sang Woo yang
tak melihat apa-apa, terkejut melihatnya. Ye Rim berdiri dan melihat di lukisan
tersebut tidak ada apa-apa, tidak ada siapa-siapa. Ia cepat-cepat mengajak Sang
Woo pergi dari Ruang BK.
Hubungan Jeong Suk
dan Do Hee kembali memburuk. Jeong Suk merasa Do Hee lebih mementingkan
ponselnya daripada dirinya. Do Hee merasa tak enak hati. Tapi saat melihat
bateri ponselnya tinggal 5%, ia cepat-cepat pergi meninggalkan Jeong Suk.
Ia pergi mencari
steker dan tidak peduli meski steker itu sedang dipergunakan oleh Yoon Ah
(pembully Seul Gi di episode 1). Ia mengecas ponselnya namun ponselnya tidak
menyala, malah memunculkan bayangan seram wajahnya.
Do Hee memekik
kaget. Ia berlari keluar membawa ponselnya dan mencari steker lain. Ia menghela
nafas lega saat melihat ponselnya kembali
menyala dan terisi.
“Pergunakan dengan
bijak. Kalau terlalu sering akibatnya tidak stabil,” Guur Han mengirim sms.
Do Hee bertanya
apa yang harus ia lakukan jika aplikasi itu tidak stabil. Guru Han berkata
mesin bisa diperbaiki dengan mudah.
“Bukan aplikasinya
yang mudah rusak, tapi kau. Kalau aplikasinya tidak kaugunakan, lebih baik
hapus saja. Kau bisa menghapusnya sendiri, kan?”
Do Hee menganggap
itu saran yang tidak masuk akal.
Tiba-tiba ia mendengar
namanya disebut seseorang.
“Karena Kak Do
Hee, kan?”
Do Hee melihat ke
bawah tangga. Ia melihat Jeong Suk sedang berbicara dengan Yoo Na. Yoo Na
berkata baginya hanya ada Jeong Suk.
“Kak Do Hee cantik
dan sangat populer. Kakak juga berpikir ia cantik, kan?”
“Tidak, bagiku Yoo
Na lebih cantik.” Kata Jeong Suk. “Kau tulus padaku.”
Yoo Na tersenyum.
Jeong Suk mengusap kepalanya.
Tiba-tiba air membasahi
kepala Yoo Na. Mereka menengadah dan melihat Do Hee mencurahkan air dari botol
minumnya.
“Dasar playboy,”
umpatnya.
Karena peristiwa
itu, Do Hee semakin bernafsu mempercantik wajahnya untuk mengalahkan Yoo Na.
Tapi entah kenapa wajah Do Hee dalam aplikasi tersebut mulai berubah. Wajah Do
Hee dalam aplikasi itu terlihat rusak.
Ia terkejut namun
cepat-cepat menyembunyikan ponselnya ketika Ye Rim duduk di sebelahnya. Ye Rim
memuji Do Hee sangat cantik dan bertanya apa rahasianya. Diam-diam Sang Woo mengambil
foto mereka.
“Kau pernah ke
Ruang BK, ya?” tanya Ye Rim, “Apa kau sudah membuat kontrak dengan Pak Bong Gu?”
Do Hee pura-pura
tidak tahu mengenai kontrak. Ye Rim berkata ia hanya mengkhawatirkan Do Hee dan
memintanya bercerita. Tapi Do Hee berkata ia tidak tahu apa-apa dan buru-buru
pergi meninggalkan Ye Rim.
Ye Rim bertanya
apakah Sang Woo sudah mendapatkan fotonya. Sang Woo berkata ia berusaha memfoto
dengan baik namun ia memfoto dari belakang, jadi hanya tampak keduanya dari
samping.
“Apakah Do Do Hee
benar-benar akan hilang?” tanyanya.
Ye Rim berkata
sebentar lagi semua akan terbongkar apakah ilusi yang mengecoh mereka atau hal
yang tak masuk akal ini benar-benar terjadi pada mereka.
Do Hee mengamati
wajahnya di cermin dengan puas. Ia berhasil mempercantik dandanannya lagi. Dua
orang temannya datang dan meminta Do Hee membagi rahasianya.
“Di ponselmu ada
aplikasi bagus, kan? Lihat, dong,” temannya berusaha mengambil ponsel Do Hee.
Do Hee memegang
ponselnya erat-erat di punggungnya. Ia meronta dan meminta temannya melepasnya.
Temannya jadi kesal karena menganggap Do Hee pelit dan tak mau berbagi. Keduanya
berusaha merebut ponsel Do Hee.
Ponsel Do Hee
terjatuh. Layarnya padam dan retak. Do Hee mengambil ponselnya dan melihat di
cermin wajahnya retak seperti layar ponselnya. Ia berteriak histeris dan
berlari keluar toilet. Kedua temannya heran melihat sikap Do Hee.
Di lorong sekolah,
banyak siswa yang ingin memotret Do Hee. Do Hee menutupi wajahnya dengan
tangannnya dan melarang mereka memotret. Ia
berteriak-teriak histeris. Dan semakin histeris ketika melihat pantulan
wajahnya di kaca sekolah. Retaknya bertambah parah.
Semua orang
bingung karena wajah Do Hee sama sekali tidak apa-apa. Hanya Do Hee yang
melihat wajahnya retak.
Do Hee pergi ke
auditorium untuk mengecas ponselnya. Tapi ponselnya tidak mau mengecas.
Sang Woo dan Ye
Rim menyusulnya. Do Hee berdiri membelakangi mereka dan melarang mereka
mendekat.
“Do Hee, kau
mungkin akan menghilang sama seperti teman-teman lain yang pergi ke Ruang BK,”
kata Ye Rim.
“Hilang?”
“Sebenarnya
kontrak apa itu?”
Do Hee berkata ia
tidak tahu. Ia hanya menggunakan aplikasi ponsel.
“Tapi apa maksudmu
dengan teman-teman menghilang?”
Sang Woo bertanya
apakah ada hal aneh yang diingat Do Hee. Dari perkataan Guru Han misalnya.
Do Hee akhirnya berbalik
dan memperlihatkan aplikasi di ponselnya. Ia bercerita ia menggunakan aplikasi
di ponselnya untuk mengubah penampilannya. Kalau jelek, bisa diatur ulang. Tapi
sekarang ponselnya rusak.
“Aku….wajahku
berubah jadi monster….”
“Tidak…wajahmu
tidak kenapa-kenapa,” kata Ye Rim, “Masih cantik seperti sebelumnya. Kemarilah.
Kita ke kelas. Kau jangan sendirian di sini.”
Do Hee menggeleng.
Ia menoleh dan melihat pantulan wajahnya di permukaan piano. Ia kembali
histeris karena yang dilihatnya wajahnya penuh coretan seperti retakan.
Ia berlari menuju
pintu namun tersandung dan jatuh. Jeong Suk menghambur dengan khawatir untuk
membantunya.
Tapi Do Hee
menepisnya dan menyuruhnya pergi.
“Kalau kau lihat
wajahku, akan kubunuh kau.”
“Do Do Hee,
kumohon berhentilah bersikap seperti ini!”
“Lee Jeong Suk! Bukankah
kau hanya menyukai gadis cantik? Kupikir kau akan semakin suka padaku jika aku
lebih cantik.”
Jeong Suk tak
mengerti. Ia berkata Do Hee masih cantik. Tapi Do Hee menuduh Jeong Suk
berbohong.
“Do Hee, apa kau
tahu apa yang membuatku kecewa? Kau tak tulus menyukaiku,” kata Jeong Suk.
“Aku tak tulus
menyukaimu? Jangan bercanda.”
“Akuilah! Bukankah
kau selalu ingin menjadi ratu? Dan aku mainan yang tepat untuk posisi tersebut.
Aku kehilangn Do Do Hee yang dulu….yang tulus…”
Do Hee menangis
mendengar semua itu. Ia menunduk dan teringat bagaimana ia dulu bersama Jeong
Suk. Do Hee yang polos dan selalu tersenyum.
“Do Hee,
tenanglah. Kau sekarang dalam jerat kutukan Pak Bong Gu,” ujar Ye Rim.
“Aku bukan
monster, kan?” tanya Do Hee sambil menatap ponselnya.
“Apa maksudnya kau
monster?” kata Sang Woo menenangkan.
“Kau kan bidadari
di kelas,” Ye Rim ikut membujuk.
Do Hee tersenyum.
Ia menekan tombol “Hapus” pada aplikasi My Cam Perfect di ponselnya.
Wajah Do Hee
menghilang. Lalu Do Hee ikut menghilang.
Ponselnya jatuh ke lantai. Ye Rim berjongkok
untuk memungutnya. Pada saat yang sama seseorang juga hendak memungutnya. Guru
Han.
Ingatan Ye Rim
mengenai semua teman-temannya yang hilang telah kembali. Ia ingat Seul Gi, Ki
Chul, Si Yeon, dan Jae Su. Bahkan keberadaan mereka di dalam cermin. Ia menatap
Guru Han.
Keduanya duduk
berhadapan di Ruang BK.
“Pak, saya mulai
ingat semuanya. Siapa yang hilang dari kelas dan kenapa mereka hilang, saya
ingat semuanya.”
Sementara itu, Do
Hee tertawa di dalam cermin sambil menatap ponselnya.
Komentar:
Whoaaa…apakah kali
ini giliran Ye Rim? Apa saja yang diingat Ye Rim? Dan siapa gadis persis
seperti dirinya yang muncul dalam lukisan di Ruang BK?
Aku merasa Guru
Han semakin terburu-buru menjerat korbannya. Buktinya sebelum memberitahu Do
Hee mengenai persyaratannya, ia langsung membuat Do Hee tanda tangan kontrak.
Perkataan Jeong
Suk menarik. Sebenarnya Do Hee benar-benar tulus menyukai Jeong Suk atau ia
hanya tidak mau dikalahkan oleh gadis lain? Melihat Jeong Suk ingin memikirkan
hubungan mereka, sepertinya Do Hee memang sudah berubah sebelum ia mendapat
aplikasi kutukan itu.
Tapi di sisi lain
aku juga merasa Jeong Suk bersalah. Jika seorang wanita merasa dicintai, kurasa
ia akan merasa nyaman dengan keberadaan dirinya. Bukan hanya Jeong Suk yang
merasa Do Hee tidak tulus, Do Hee juga merasakan hal yang sama. Ia merasa Jeong
Suk menyukainya hanya karena ia cantik. Buktinya dengan mudah ia percaya Jeong Suk
sudah pindah ke lain hati dan memutuskan hubungan mereka. Jeong Suk juga dengan mudahnya pindah ke lain hati.
Dan lagi apa sih
ukuran cantik dan tambah cantik? Ada yang tahu cara menilainya? Pada akhirnya
ketika kita tulus menyukai dan mencintai seseorang, kita akan lebih melihat
hatinya daripada fisiknya. Kalau tulus lho yaaa^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)