Merasa kesepian,
Nyonya Han mencari Yi Ji. Ia merasa heran melihat ahjusshi turun dari lantai
atas yang merupakan area kamar Yi Ji dan In Sang. Ahjusshi berkata ia hanya
memeriksa apakah ada bagian yang lembab di lantai atas. Nyonya Han berkata itu bagus.
Melihat Nyonya Han
naik ke atas, Ahjusshi buru-buru mengirim sms
memberitahukan kalau Nyonya naik ke atas.
Nyonya Han
terkejut melihat Yi Ji tidak ada di kamarnya. Ternyata Yi Ji ada di kamar In
Sang sedang membereskan barang-barang kakaknya. Ia langsung menyembunyikan tas
In Sang begitu ibunya masuk.
Yi Ji beralasan ia
sedang mencari buku untuk dibaca. Nyonya Han sempat curiga melihat ahjumma dan
Sekretaris Lee juga ada di sana. Mereka beralasan sedang beres-beres. Padahal
mereka sedang membantu Yi Ji mengemas barang-barang In Sang.
Kenapa kau belum
pulang, tanya Nyonya Han pada Sekretaris Lee. Sekretaris Lee berkata ia
membantu ahjumma karena di rumah juga tidak ada kerjaan. Nyonya Han menyuruhnya
berkencan saja dengan Guru Park. Sekretaris Lee berkata ia tidak bisa berkencan
tiap hari.
“Kumpulkan semua
baju In Sang dan jual,” kata Nyonya Han.
Yi Ji hendak
protes tapi ibunya berkata In Sang pasti sudah punya rencana saat memutuskan
lari dari rumah tanpa membawa apapun. Pokoknya mereka harus menurut.
Ia juga menyuruh
Ahjusshi mencabut tulisan “Harap Tenang” yang tergantung di depan ruang belajar.
Seakan ia tidak mau lagi ada tanda-tanda keberadaan In Sang dan Bom di
rumahnya.
In Sang pulang ke
rumah membawa kejutan. Ia membawa Hyun Soo dan Jae Min bersamanya. Hyun Soo dan
Jae Min nampak takjub dan terus melihat berkeliling. Sepertinya baru kali ini
mereka melihat rumah sesederhana itu (padahal masih ada yang lebih sederhana
dan kumuh dari ini).
Mereka ikut karena
mereka membawakan pakaian-pakaian In Sang yang dititipkan oleh Yi Ji. Bom
berterimakasih pada mereka.
Setelah
melihat-lihat, Hyun Soo memutuskan meskipun sederhana, rumah itu memiliki apa
yang mereka butuhkan. Jae Min berkata seakan berada di tempat syuting film.
Hyun Soo bergurau
mereka harus berterimakasih padanya karena sudah berkata sangat terus terang
pada Nyonya Han. Tapi In Sang pesimis ibunya sudah menyerah.
“Kurasa beliau
menunggu sampai berapa lama In Sang bisa bertahan,” kata Bom.
Jae Min dengan
jujur berkata ia juga sama. Memangnya In Sang tidak akan lelah dengan kehidupan
seperti ini?
“Jangan lepaskan
In Sang. Aku senang melihat para ibu speechless,” kata Hyun Soo. Mereka harus
membuat para ibu mereka benar-benar menyerah.
Tapi Bom tidak
yakin itu mungkin. Kita harus membuatnya jadi mungkin, ujar In Sang.
In Sang dan Bom
sangat senang dengan kiriman Yi Ji meski In Sang khawatir mertuanya merasa
tersinggung. Orangtua Bom tidak marah. Mereka menyadari mereka tidak bisa
memenuhi kebutuhan In Sang secara matero, tapi mereka memberikan hati mereka
untuknya.
Meski begitu,
ketika sudah kembali ke kamar mereka, orangtua Bom tampak khawatir apakah In
Sang dan Bom dapat terus bertahan. Mereka tahu keluarga Han tidak akan
mudah menyerah.
Ibu lebih suka
jika In Sang dan orangtuanya bisa saling mengunjungi tapi keduanya benar-benar
memutuskan hubungan mereka satu sama lain.
Tuan Han
memerintahkan agar semua orang tidak memperhatikan In Sang. Ia yakin In Sang
lebih cepat kembali jika mereka tidak menunjukkan perasaan mereka.
“Jangan telepon,
dan jangan temui dia sama sekali!.”
“Tentu saja,”
jawab Nyonya Han.
In Sang dan Bom
bekerja di minimarket yang sama bergantian. Mereka nampak bahagia meski Bom
mengkhawatirkan In Sang akan kelelahan dengan tetap bersekolah dan juga harus
bekerja.
In Sang semakin
bisa beradaptasi dengan kehidupan keluarga Bom. Ia bahkan terbiasa menggunakan
toilet umum di luar rumah. Ia bersemangat mencari tahu banyak hal mengenai
pekerjaan dan mencari nafkah.
Ayah sebenarnya
menginginkan Bom dan In Sang tetap meneruskan pendidikan mereka. In Sang
berkata ia sedang melamar pekerjaan paruh waktu sebagai guru les. Setidaknya
bayarannya akan lebih baik dari pekerjaan di minimarket.
“Bukankah akan
lebih baik jika pemerintah mengurus semua itu? Mereka seharusnya membantu
orangtua yang masih pelajar! Itu akan menyemangati orang-orang untuk memiliki
lebih banyak anak,” ujar Ayah. Err....ngga salah?
In Sang merasa
kasihan pada ibu Bom yang harus mengurus Jin Young saat ia dan Bom bekerja. Ibu
Bom tidak keberatan karena cucunya sangat lucu. Ayah malah merasa kasihan Tuan
dan Nyonya Han tidak bisa menikmati kelucuan Jin Young. Mereka pasti
merindukannya.
Nyonya Han heran
mengapa sampai sekarang belum ada respon dari In Sang. Sekretaris Lee diam
saja. Nyonya Han memintanya memberikan pendapat yang jujur.
“Ehmm…baiklah,
saya akan menunjukkan dua kesalahan Nyonya dan suami Nyonya. Pertama, kalian
berusaha diam-diam memberikan uang pada besan kalian. Kedua, mengubah isi
kontrak perceraian benar-benar perbuatan tidak terhormat. Maaf, semua itu
terlalu berlebihan.”
Nyonya Han tidak
bisa membalas karena Tuan Han sudah duduk di mejanya. Ia berbisik pada
Sekretaris Lee untuk menyisihkan waktu pergi ke suatu tempat.
Sekretaris Lee
mengirim pesan pada Bom agar berhati-hati karena tampaknya Tuan dan Nyonya akan
berbuat sesuatu.
Di kantor, Tuan
Han berceramah mengenai calon PM yang baru. Ia berkata dulu rakyat marah jika
menemukan sedikit saja kesalahan calon PM. Tapi sekarang rakyat tidak
mengharapkan kesempurnaan. Rakyat tidak peduli mengenai transaksi gelap atau
masalah wamil. Karena mereka tahu semua orang yang kaya di negeri ini
melakukannya. Malah mereka juga ingin melakukan yang sama, bukannya marah.
“Orang-orang yang
dulu teracuni dengan pengetahuan dangkal mengenai bagaimana dunia ini berjalan,
sekarang semua tidur.Aku tidak perlu berusaha sangat keras. Jadi aku tidak
perlu membayar uang untuk mendapatkan informasi darimu.”
Ternyata Tuan Han
sedang berbicara dengan Sekretaris Min. Dan sekarang ia memecatnya. Sekretaris
Min menyindir Tuan Han merasa terintimidasi olehnya hingga akhirnya memecatnya.
Tuan Han berkata Sekretaris Min baru boleh pergi setelah PM yang baru
ditetapkan.
Biasanya
Sekretaris Min yang melakukan pekerjaan mencari informasi kelemahan calon PM,
sekecil apapun itu. Tapi kali ini tugas itu diberikan pada Sekretaris
Yang. Sekretaris Kim membocorkan pada
Sekretaris Min kalau Sekretaris Yang sudah membuat kesepakatan dengan Tuan Han.
“Tuan Han akan
bersikap pura-pura tidak tahu atas penggelapan dana Sekretaris Yang.”
Sekretaris Min
berterimakasih atas informasi tersebut.
Masalahnya,
ternyata calon PM yang baru benar-benar koruptor. Bukan hanya dirinya, tapi
seluruh anggota keluarganya terlibat dalam korupsi. Bahkan Tuan Han saja muak melihat
daftar korupsi orang tersebut.
“Mereka belajar
hukum untuk menjadi 1% orang teratas di Korea. Mereka seharusnya tahu batas. Hati
nuraninya tertutup karena orang seperti kita terus melindunginya!” serunya
kesal.
Sekretaris Yang
mengingatkannya untuk tetap fokus. Tuan Han membenarkan, ia harus melupakan
emosinya demi hal lebih besar.
Sekretaris Yang
kembali ke kantor dan meminta maaf karena sudah mengambil pekerjaan Sekretaris
Min, walau wajahnya tidak menunjukkan itu. Ia berkata selama 32 jam terakhir ia
tinggal di rumah calon PM untuk menggali semua hal.
Ia merasa tidak
perlu melakukan penyelidikan seperti yang biasa dilakukan Sekretaris Min. Ia
hanya perlu meminta calon PM mengaku semuanya.
“Sama seperti yang
biasa dikatakan Tuan Han: orang yang mengaku akan dibebaskan dari hukuman.
Tidak ada yang tahu benar dosa kita selain diri kita sendiri.”
Tuan Han, mantan
PM Baek, dan calon PM membicarakan sesi wawancara yang harus dilalui calon PM
sebelum ditetapkan sebagai PM baru. Tuan Han berkata pihak oposisi juga harus
memainkan peranan agar wawancara itu berhasil.
Mantan PM Baek
berkata mereka harus menemui PM Song (ayah Jae Won) setidaknya sebelum PM Song
meninggalkan jabatannya. Tuan Han tidak berani mengangkat wajahnya saat ia
berkata mereka sebaiknya memikirkan ulang mengenai Jae Won. Ia berkata
sebaiknya mereka tidak melibatkan Jae Won.
Mantan PM Baek
heran, mengapa tiba-tiba Tuan Han berubah pikiran. Tuan Han hanya mengatakan
lebih baik mereka menjalankan mereka serahasia mungkin. Calon PM setuju. Ia
akan melakukan yang terbaik untuk membantu mereka begitu ia menjadi PM. Tuan
Han berkata ia akan mempercayakan semuanya pada calon PM.
Sekretaris Min
membeberkan rencana Tuan Han untuk membuat PM baru terpilih. Alih-alih menutupi
semua korupsinya, calon PM akan mengakui semuanya dan tim Hansong menyiapkan
alasan-alasan di balik korupsinya. Dengan begitu tidak akan ada yang bisa
menanyakan hal yang berbobot. Semua itu karena Tuan Han.
Je Hoon merasa
kesal mendengar itu. Ia kesal Tuan Han menganggap semua orang tidur. Ia berkata
mereka tetap harus membuat keributan untuk masalah ini.
Bagaimana dengan
partai oposisi? Sekretaris Min berkata ada tiga orang anggota komite dari
partai oposisi yang cukup bersih. Je Hoon mengenal salah satu dari mereka dan
berusaha menghubunginya.
Di sisi lain, Tuan
Han memerintahkan Sekretaris Yang untuk mendekati tiga orang tersebut. Tentu
saja untuk membuat mereka membantu penetapan calon PM baru meski berada di
pihak oposisi.
Je Hoon harus
berpacu dengan waktu sebelum Sekretaris Yang menemui mereka. Ia bahkan tidak
sempat memakan sarapan yang dibawakan oleh Noo Ri.
Noo Ri akhirnya
menawarkan makanan itu pada Pengacara Yoo yang baru datang. Pengacara Yoo
berkata berpacaran dengan pria seperti Je Hoon pastilah penuh resiko. Noo Ri
menyadarinya.
“Atau kau bisa
mengambil resiko lebih besar untuk mendapat yang lebih besar,” gurau Pengacara
Yoo. Noo Ri menggeleng sambil tersenyum.
Yi Ji senang
sekali bisa bertemu dengan keponakannya. Ia menemui Bom, Jin Young, dan ibu Bom
di tempat bermain. Yi Ji tak henti-hentinya mengambil foto mereka atas pesanan
para staf yang merindukan mereka.
Bom menanyakan
keadaan para staf. Depresi, kata Yi Ji. Rumah terasa hampa.
Sekretaris Lee
mengirim sms pada ibu Bom bahwa Nyonya Han ingin melihat Jin Young. Ibu tidak
memberitahu Bom. Ia membalas bahwa Sekretaris Lee harus meminta ijin pada Bom
dan In Sang untuk itu.
Yi Ji bertanya
tidak bisakah Bom dan In Sang kembali lalu memohon pada orang tuanya. Ia yakin
orangtuanya juga bisa melunak. Bom hanya diam.
“Lupakan….masalah
sebenarnya adalah apapun yang muncul setelah memohon,” kata Yi Ji. Ia menyadari
meski Bom dan In Sang kembali, tidak akan menyelesaikan masalah. Semua akan
terulang.
Ia berkata tidak
ada cara yang baik keluar dari masalah ini. Bom berkata anggap saja ia dan In Sang keluar dari rumah
adalah jalan keluarnya. Yi Ji menyerah. Setidaknya Bom dan In Sang bisa
menikmati hidup mereka selagi mereka bisa. Ia yakin orangtuanya pada akhirnya
akan berubah pikiran.
Nyonya Han dan
Sekretaris Lee diam-diam pergi ke tempat bermain untuk melihat Jin Young.
Sekretaris Lee sempat melihat Yi Ji dan menyuruhnya segera pergi sebelum Nyonya
Han melihat. Yi Ji cepat-cepat kabur.
Nyonya Han dan
Sekretaris Lee mengendap-endap mencari Jin Young. Mereka melihat ibu Bom sedang
asyik membacakan buku untuk Jin Young.
“Aku juga bisa
melakukannya,” ujar Nyonya Han sombong. Ia menyalahkan In Sang yang bodoh
hingga ia tidak bisa bertemu cucunya.
“Nyonya dan suami
Nyonya yang menyebabkan kebodohan itu,” Sekretaris Lee mengingatkan. Nyonya Han tidak terima, ia menyalahkan Bom
yang menyebabkan In Sang pergi.
Tapi ternyata
bukan mereka saja yang ke sana hari itu. Tuan Han juga ke sana bersama
Sekretaris Kim dengan alasan melihat-lihat tempat itu untuk program bakti
sosial Hansong. Padahal sebenarnya ia juga ingin melihat Jin Young.
Nyonya Han dan
Sekretaris Lee cepat-cepat sembunyi agar tidak ketahuan Tuan Han. Begitu juga
ibu Bom yang langsung membawa Jin Young sembunyi begitu melihat Tuan Han.
Mereka tak sengaja bertemu.
Bom sedang mencuci
muka di toilet, ia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Namun begitu keluar
dari toilet, ia berpapasan dengan Tuan Han. Ia langsung teringat dengan
peringatan dari Sekretaris Lee.
Sekretaris Kim
menjelaskan bahwa kedatangan Tuan Han ke sini adalah untuk program bakti sosial
Hansong. Tuan Han bertanya di mana Jin Young, kenapa Bom hanya sendirian. Bom
berkata Jin Young sedang bersama ibunya.
Tuan Han mengajak
Bom bicara karena toh mereka sudah bertemu. Sekretaris Lee hampir tak bisa
menahan tawa melihat Tuan Han duduk di bangku anak-anak.
Tuan Han berkata
ia yakin Bom benar-benar kekurangan insting keibuan. Sebagai ibu Jin Young, Bom
tidak tahu apa yang sedang dilakukannya pada Jin Young saat ini. Hal yang
normal adalah menunjukkan Jin Young padanya.
“Apa kau berharap
puteramu tidak mengenal kakeknya?”
“Ini karena Bapak
tidak menepati janji. Bapak bisa melihat Jin Young lagi hanya saat aku dan In
Sang percaya bahwa Bapak bisa dipercaya lagi.”
“Dan kau yang
menilainya? Ada perbedaan besar antara apa yang bisa kautawarkan untuk Jin
Young dan apa yang bisa kutawarkan. Bukankah begitu?”
Tidak, jawab Bom.
Ia akan mengatakan yang sejujurnya karena saat ini tidak ada orang yang melihat
mereka. Ia tahu anak-anak yang dibesarkan dengan segalanya yang terbaik adalah sangat
beruntung. Tapi ia berharap anak-anak dengan kakek yang tidak kaya pun bisa
menjadi seorang yang sukses.
“Orang berpikir ia
sudah murah hati setiap kali ia melakukan sesuatu untuk orang lain. Tapi sistem
tidak berpikir demikian.”
“Maksudmu aku
sedang pamer?”
Maafkan saya, kata
Bom membenarkan. Tuan Han tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia berkata daya
khayal Bom lebih buruk dari wabah dan ia harap tidak akan bertambah parah. Ia
pergi dengan kesal.
Bom mengirim pesan
pada Yi Ji kalau ia tidak memberitahu Tuan Han mengenai kedatangannya tadi.
Sementara itu
Nyonya Han juga pergi. Ia kesal karena Bom sama sekali tidak menunjukkan
penyesalan. Ia khawatir ibu Bom akan memberitahu Bom mengenai kedatangannya.
Tentu saja ibu Bom
memberitahu. Ia merasa khawatir dan merasa perlu dibuat aturan. Bom berkata itu
tidak akan ada gunanya, karena bagi Tuan dan Nyonya Han, merekalah yang membuat
aturan.
“Mereka seharusnya
bilang saja terus terang kalau mereka kangen pada Jin Young,” ujar ibu. “Apa
mereka pikir Ibu akan mengabaikan perasaan mereka pada Jin Young? Ibu mengerti
mereka juga kangen seperti yang pernah ibu rasakan dulu.”
Malamnya, Yi Ji
sengaja bertanya keras-keras pada ibunya ke mana ibunya pergi hari ini. Nyonya
Han mengalihkan pembicaraan dengan menyuruh Yi Ji memberitahu Sekretaris Lee
agar pulang.
Yi Ji
memperlihatkan foto-foto Bom dan Jin Young pada para staf. Mereka
bertanya-tanya sebenarnya apa yang Tuan dan Nyonya Han lakukan pada Jin Young.
Jika mereka menyayangi Jin Young, bukankah mereka seharusnya menyingkirkan
harga diri mereka demi Jin Young?
Nyonya Han
bertanya pada suaminya mengenai penetapan calon PM baru karena orang-orang
banyak membicarakannya. Tuan Han berkata semua rumor itu akan segera berhenti
karena orang-orang hanya memiliki otak sebesar otak burung.
“Otakmu sebesar
apa?” tanya Nyonya Han dengan nada menyindir. “Aku melihatmu pergi dengan
tangan kosong setelah begitu penuh perhitungan. Lupakan jika kau tidak tahu apa
yang kukatakan.”
“Kau melihatku?
Sudah kubilang jangan ke sana!” kata Tuan Han marah.
Nyonya Han berkata
In Sang itu menurun bodohnya dari Tuan Han.
In Sang mencari
pekerjaan sebagai guru les privat. Temannya tak habis pikir mengapa In Sang
mencari pekerjaan seperti itu. Semua orang tahu In Sang sedang belajar untuk
ujian hukum dengan bantuan guru Park, sang guru bintang. In Sang beralasan ia menundanya untuk alasan
pribadi.
Ia mengaku ia
sedang berpikir untuk mengubah rencana masa depannya. Temannya menduga In Sang
mengalami tekanan cukup tinggi karena Tuan Han. Karena itu ia akan membantu In
Sang mencari murid yang bersedia membayar banyak sesuai permintaan In Sang.
Ia memberi In Sang
alamat sebuah keluarga yang membutuhkan guru les privat untuk putera mereka
yang duduk di kelas 10. Bayarannya tertinggi tapi ibu anak itu cukup pemilih.
In Sang pergi ke
alamat tersebut dan bertemu dengan sang nyonya. Nyonya itu sudah memeriksa data
In Sang dari sekolah dan mengetahui kalau ayah In Sang adalah seorang
pengacara.
In Sang menjawab
dengan jujur setiap pertanyaan. Bahwa ayahnya seorang pengacara dengan kantor
pribadi di daerah Gwanghamun. Alamatnya juga di Jalan Hangang No. 1, yang
merupakan rumah pribadi. Nyonya itu jelas tahu kalau jalan tersebut terletak di
kawasan elit (mungkin tetanggaan sama Kim Tan ya^^).
Ia bertanya
bagaimana cara belajar In Sang selama ini. In Sang berkata ia belajar dengan
caranya sendiri. Sang nyonya berkata ia ingin In Sang mengulang hari itu
sebelum memulai lesnya dan membantu pekerjaan rumah. Les akan dimulai jam 11
malam, selama 2 jam. Ia akan memberi ongkos taksi untuk In Sang karena
pulangnya sangat larut. Gaji akan diberikan secara teratur dan akan ada bonus
bulanan tergantung dari pendapat guru sekolah anaknya.
In Sang
menceritakan pengalamannya itu pada Bom dan Guru Park. Guru Park berkata
kompetisi untuk masuk perguruan tinggi barulah awalnya. Rasanya seperti perang.
Orang berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Dan orang-orang seperti
keluarga In Sang yang bersedia membayar berapapun untuk guru les privat, yang
menciptakan fenomena ini. Memberikan harapan palsu pada para orang tua.
In Sang berkata
meski ini bukan salahnya tapi ia merasa bertanggungjawab untuk itu. Bom berkata
sebaiknya In Sang tidak menjadi guru les jika merasa tidak nyaman. Guru Park
membenarkan.
Ia sendiri tidak
akan kembali mengajar karena sistem ujian juga akan diubah. In Sang langsung
menanyakan apa rencana Guru Park ke depannya.
“Kurasa pernikahan
lebih dulu.”
Apa? Dengan siapa?
Tanya Bom dan In Sang terkejut
.
“Dia di sini,”
ujar Guru Park sambil tersenyum pada seseorang.
Bom dan In Sang
menoleh. Mereka terkejut melihat Sekretaris Lee. Keduanya segera memberi
selamat.
Mereka bertanya
apakah para staf tahu. Tentu saja, kata Sekretaris Lee. Tapi Nyonya Han belum
tahu dan ia akan segera diberi tahu. Sekretaris Lee berkata ia akan
mengundurkan diri.
“Kami berdua ingin
melakukan hal lain,” kata Guru Park.
Apa itu, tanya In
Sang penasaran. Guru Park bisa melihat In Sang sangat tertarik dengan pekerjaan
akhir-akhir ini. Sekretaris Lee bertanya apakah keduanya berencana untuk
melanjutkan studi atau tidak. Keduanya
berhenti? Atau keduanya akan melanjutkan? Atau hanya salah satu yang
melanjutkan sementara yang lain mendukung?
“Beritahu kami
begitu kalian sudah membuat keputusan,” kata Guru Park.
Bom dan In Sang
sama sekali belum memikirkan itu sebelumnya. Ini adalah kesempatan bagi mereka
tapi mereka harus memutuskan yang terbaik. In Sang berkata ia ingin melanjutkan
studi. Ia akan lulus ujian dan menjalani jalan yang berbeda dengan ayahnya.
Bom berkata ia
juga mengatakan hal yang sama pada Tuan Han. Barulah ia menceritakan perihal
kedatangan Tuan Han ke tempat bermain untuk melihat Jin Young.
“Kukatakan padanya
dengan jelas. Aku katakan aku tidak tahu apa yang ia maksud dengan ia melakukan
banyak hal untuk Jin Young. Kukatakan bahwa jika aku bisa, aku akan menunjukkan
anak-anak bisa berhasil tanpa memiliki kakek yang kaya raya.”
Ia berkata pasti
menyenangkan jika mereka bisa melanjutkan studi bersama. Masalahnya mereka
harus mencari uang untuk keluarga mereka. Dan Bom hanya bisa belajar jika ibu
Bom merawat Jin Young.
Bom setuju.
Rasanya tidak mungkin mereka bisa melanjutkan berdua.
In Sang berkata
jika mereka harus memilih salah satu, menurutnya Bom lebih memiliki kesempatan
lulus dibandingkan dirinya. Dalam ujian percobaan, Bom lebih banyak menjawab
pertanyaan sulit dengan benar. Bom berkata itu bukan indikasi yang tepat.
Akhirnya mereka
memutuskan untuk memikirkannya lebih lanjut sebelum mengambil keputusan.
Tuan Han dan para
sekretaris menonton acara wawancara calon PM baru. Berbeda dengan yang sudah
direncanakan sebelumnya, calon PM menyangkal semua perbuatan korupsinya. Bahkan
mengatakan tidak tahu menahu mengenai masalah Supernova. Meski begitu, hasil
voting menetapkan calom PM tersebut menjadi PM yang baru.
Tuan Han dan
Sekretaris Yang jelas tidak senang dengan melencengnya jawaban PM baru dari
rencana. Tapi setidaknya, untuk sementara masalah Han Trust akan aman. Tuan Han memuji Sekretaris Yang. Sekretaris
Yang dan kakaknya aman dari masalah ini. Tapi entah kenapa pujiannya terasa
tidak tulus.
Sekretaris Min
mengucapkan selamat pada Sekretaris Yang. Tadinya ia khawatir kakak Sekretaris
Yang akan menjadi kambing hitam begitu akun luar negeri keluarga Han terungkap.
Sekretaris Yang berkata ia melakukan segalanya agar itu tidak terjadi.
“Kau berhasil
melindungi kakakmu. Kau pasti senang,” ujar Sekretaris Min getir.
Sekretaris Kim
berkata seharusnya Sekretaris Yang menahan diri untuk tidak menunjukkan
kegembiraannya seperti itu.
“Tidak apa-apa,”
kata Sekretaris Min. “Semua ini belum berakhir.”
Sekretaris Yang
berkata ia ingin melindungi uangnya, sementara Sekretaris Min ingin
mengembalikan nama baik kakaknya. Mereka akan lihat siapa yang lebih kuat.
Pengacara Yoo dan
Je Hoon juga merasa terpukul dengan terpilihnya PM baru tersebut. Mereka tahu
ini semua perbuatan Sekretaris Yang yang menunjukkan semua kelemahan para
anggota dewan hingga mereka akhirnya menyetujui penetapan calon baru tersebut.
“Ia menunjukkan ia
tahu kapan mereka pergi ke panti pijat dan tempat hiburan. Kapan mereka
berselisih dengan rakyat, tunggakan lewat jatuh tempo, dll…” kata Je Hoon.
“Kita tidak bisa
mengungkap korupsi yang 100 kali lebih besar karena mereka takut hal-hal remeh
seperti itu diketahui orang lain,” kata Pengacara Yoo.
Je Hoon mendapat
telepon dari Jae Won. Jae Won memberitahu Je Hoon alasan ia lolos dari
cengkeraman Tuan Han. Ia hanya mengatakan satu hal dan Tuan Han langsung
mengubah kambing hitamnya.
“Apa kau pikir aku
akan pernah tunduk pada orang itu? Aku hanya berjanji akan memenuhi dahinya yang kosong. Aku
memperkenalkannya pada dokterku yang ahli dalam transplantasi rambut.”
Ia menasihati Je
Hoon untuk tidak melawan Tuan Han. Tidak perlu buang waktu dan energi. Mereka
tinggal tutup mata dan hidup dengan bahagia.
Je Hoon berkata ia
memiliki kehidupan yang lebih bahagia dari Jae Won. Dan ia menduga kalau
masalah rambut itu hanyalah gurauan.
Jae Won bisa lolos
dari Tuan Han karena selama ini Jae Won memperlakukan para kriminal dengan
baik. Dan para kriminal itu yang melindunginya.
Lalu bagaimana Je
Hoon bisa berteman dengan Jae Won? Karena keduanya memiliki hobi yang sama,
koleksi figurin. Melalui tempat Jae Won, ia bisa mengetahui lebih banyak kelas elit di Korea. Juga semua mengenai
keluarga Han.
Tapi Jae Won
benar-benar memperkenalkan Tuan Han pada dokternya. Tuan Han akan menjalani
transplantasi itu akhir bulan ini dengan menutupinya sebagai liburan.
Lalu siapa kambing
hitam yang baru menggantikan Jae Won? Kakak Sekretaris Yang. Dan ternyata
Sekretaris Yang sendiri yang memberitahu Tuan Han untuk menangkap kakaknya
sendiri jika masalah Han Trust mencuat ke permukaan.
So Jung dan Young
Ra yang mendengar hal itu mengatakan kalau sejak awal harusnya seperti ini.
Tidak perlu Jae Won yang dijadikan kambing hitam. Paling-paling kakak
Sekretaris Yang diberi kompensasi yang sangat besar setelah dipenjara 1-2
tahun, atau bahkan tidak perlu dipenjara sama sekali jika membayar denda.
Jae Won hendak
memanggil Nyonya Han untuk bergabung bersama mereka tapi Young Ra merasa belum
waktunya. Nyonya Han pasti masih merasa malu setelah ucapan Hyun Soo waktu itu.
Je Hoon tetap
optimis. Pihak Tuan Han mungkin menjadi terlalu rileks setelah kemenangan baru
mereka. Tujuan mereka adalah lanjut terus sampai akhir. Mereka akan mengaitkan
Han Trust dengan pemilihan presiden dan akun luar negeri.
Apalagi seseorang
yang tak disangka-sangka bergabung dengan mereka. Guru Park. Awalnya mereka
tidak tahu siapa Guru Park. Tapi begitu ia menyebut In Sang, mereka langsung
tahu.
“Pelariannya dari
rumah memberiku kesempatan untuk mengganti karirku,” ujarnya sambil tersenyum.
Ibu Bom melihat In
Sang tidur lelap karena kelelahan dan tak tega membangunkannya. Ia memberitahu
Bom. Bom terkejut karena In Sang seharusnya sekolah. Ibu merasa kasihan pada In
Sang dan berkata lebih baik mereka membiarkannya beristirahat hari ini. Bom
mengerti.
Ayah dan Paman
kedatangan tamu yang mengatakan area rumah keluarga Bom dan sekitarnya akan
dijual dan dibangun kembali. Harga belinya 1,5 kali lebih tinggi dari harga
pasar. Tapi mereka harus mengosongkan rumah dalam batasan waktu tertentu begitu
menandatangani kontrak jual beli. Meski begitu mereka tidak dipaksa untuk
menjual rumah mereka.
Ayah jadi menyesal
telah menjual properti peninggalan ayahnya (kakek Bom). Jika ia bisa
mempertahankan properti itu, anak-anaknya pasti hidup lebih baik.
Tuan
Han mendengar perihal Guru Park bekerja pada Je Hoon dan Pengacara Yoo.
Sekretaris Yang berkata Tuan Han harus tetap berpikiran logis meski kesal. Tuan
Han bertanya apa Sekretaris Yang takut, atau ingin ia merasa takut?
Sekretaris
Yang berkata mereka akan terus membuat keributan dengan berbagai cara. Tapi
orang-orang lama-lama akan merasa muak. Tuan Han berkata ia tidak peduli pada
mereka. Ia hanya merasa terganggu.
Nyonya
Han menghampiri mereka dan bertanya apakah In Sang masih bertemu dengan Guru
Park. Tuan Han dengan marah berkata ia akan benar-benar tidak mengakui In Sang
sebagai anaknya, jika In Sang masih bertemu Guru Park.
Nyonya
Han langsung memanggil Sekretaris Lee untuk menanyakannya. Tapi Sekretaris Lee
malah menyodorkan surat pengunduran dirinya.
Sekretaris
Yang berkata sudah sewajarnya Sekretaris Lee juga pergi. Tuan Han baru tahu
kalau keduanya berpacaran.
Yi
Ji berkata pada ahjumma kalau ahjumma hanya boleh pergi setelah ia pergi. Ia
akan pergi ke luar negeri. Sementara
ahjusshi berkata ia akan pergi ke manapun isterinya pergi.
“Bertanggungjawablah!”
terdengar suara Tuan Han menggelegar.
Mereka
tidak akan menahan Sekretaris Lee tapi Sekretaris Lee hanya boleh pergi setelah
ada penggantinya. Tuan Han menyuruh Sekretaris Yang mengurus itu.
Tapi
para staf sama sekali tidak menganggap Sekretaris Yang lagi dan menanggapinya
dengan dingin.
“Suamiku,
ini adalah pengkhianatan, bukan?” tanya Nyonya Han shock. Tuan Han terlihat
marah.
Komentar:
Satu
per satu orang-orang mulai meninggalkan Tuan Han. Sayang sekali Tuan Han tidak
menyadari kalau kesetiaan tidaklah bisa dibeli dan tidak bisa melalui ancaman.
Benar apa yang dikatakan Bom, perbuatan baik Tuan Han sama sekali tidak tulus
tapi hanya untuk pamer dan terlebih lagi untuk meminta imbalan jika satu waktu
ia membutuhkannya.
Makin
gemes nih sama Sekretaris Yang. Ngga nyangka dia seserakah itu sampai tega
mengorbankan kakaknya. Tapi keduanya memang salah sih sudah mencuri uang Tuan
Han.
Mungkin
masih banyak yang bingung mengenai Han Trust. Jadi Han Trust adalah perusahaan
abal-abal yang dibuat Tuan Han untuk mengatur gaji para stafnya pada awalnya.
Tapi sebenarnya itu adalah kedok untuk menyimpan uangnya yang tidak legal.
Misalnya dalam kasus Supernova yang melibatkan Paman Bom.
Selain
itu ia juga memiliki akun-akun luar negeri untuk menyimpan uangnya demi
menghindari pajak.
Han
Trust dikelola oleh kakak Sekretaris Yang. Tapi diam-diam uang Tuan Han dikorupsi
oleh Sekretaris Yang dan kakaknya. Tuan Han sudah tahu hal itu, dan
menggunakannya untuk membuat Sekretaris Yang melakukan perintahnya sebaik
mungkin.
Tapi
tekad Je Hoon dkk untuk terus mengusik masalah Supernova dan Han Trust membuat
Tuan Han harus mencari kambing hitam demi meredam kasus tersebut. Karena Jae
Won berhasil membuat transaksi dokter transplantasi rambut dengan Tuan Han,
kakak Sekretaris Yang akhirnya jadi kambing hitam.
Kenapa
Jae Won? Karena Jae Won menggunakan informasi investasi dari Nyonya Han untuk
membuat bisnis investasinya sendiri. Padahal informasi tersebut adalah
informasi rahasia. Tidak mungkin Tuan Han mengorbankan istrinya. Untuk itu Jae
Won diancam masuk penjara jika tidak bersedia menjadi kambing hitam. Untung Jae
Won kenal dokter transplantasi rambut ;p
Ada
dua hal yang menggelitik hati dalam episode kali ini. Pertama adalah perkataan
ayah Bom bahwa seharusnya pemerintah memberi tunjangan pada pasangan pelajar
yang memiliki anak. Bukankah itu akan mendorong orang memiliki anak?
Hmm…bukannya
itu malah akan menambah masalah baru? Mengapa harus pemerintah yang menanggung
di saat yang membuat kesalahan adalah pribadi masing-masing? Seandainya
benar-benar pemerintah memberi tunjangan seperti itu, bayangkan berapa banyak
pelajar yang terjerumus seperti In Sang dan Bom. Masalahnya pelajar belum bisa
berpikir panjang dan lebih mungkin mengikuti kata hatinya daripada memikirkan
hari depan.
Apa
yang dialami Bom dan In Sang seharusnya sudah cukup membuka mata bahwa usia
pelajar tidak tepat menjadi orangtua. Masa depan mereka terganggu, begitu juga
masa depan anak mereka. Mereka kehilangan waktu untuk bermain bersama
teman-teman sebaya, mereka kehilangan waktu untuk mencari pengetahuan
seluas-luasnya, mereka kehilangan waktu untuk menggali potensi mereka sebaik
mungkin.
Kedua,
mengenai guru privat les yang seakan-akan menjadi jaminan seorang anak bisa
masuk perguruan tinggi atau tidak, akan menjadi murid terbaik atau tidak.
Bukan
masalah anak diikutsertakan les privat selama anaknya enjoy-enjoy saja, tapi
yang lebih kutekankan adalah ambisi orangtua untuk menjadikan anaknya yang
terbaik. Sepertinya orangtua berlomba-lomba (atau perang, seperti kata Guru
Park) demi membuat anaknya yang terhebat. Padahal yang terpenting adalah membentuk karakter si
anak dan prestasi akan mengikuti.
Apalagi
setiap anak memiliki kelebihan masing-masing. Akan lebih baik meningkatkan
potensi anak sesuai minat dan bakatnya, maka anak itu akan berhasil dan bahagia
(seperti Jin Mok dalam drama Page Turner).
Seperti
nyonya yang ditemui In Sang. Bayangkan anaknya masih harus les jam 11 malam sampai
jam 1 subuh. Kapan anak itu beristirahat? Kapan anak itu bermain? Bukankah
malah menjadikan anak itu tertekan dan stress? Kesehatan anak itu juga bisa terganggu,
bukan? Dan semua demi apa? Demi orangtua atau demi anak?
utk ttg les privat, kalo ga slh sih di korea itu memang terobsesi dg belajar. para pelajar berlomba2 jd yg terbaik dg belajar sampai larut baik dirumah maupun disekolah/perpus. kdg sampe stres, bunuh diri. cmiiw. pernah baca di sebuah blog sih...
BalasHapus