Pada suatu masa
Joseon, energi matahari dikatakan melemah. Awan tebal menutupi matahari,
membawa kekeringan dan wabah. Rakyat menderita dan keluarga kerajaan hampir
kehilangan kemuliaan mereka.
Untuk itu pendeta
Tao istana, Choi Hyun Seo (Lee
Sung Jae), memanjatkan doa pada langit. Memohon pada dewa-dewa untuk
mengirimkan matahari aga membuat negeri damai dan sejahtera.
Ratu In Sun (Jang Hee Jin) memanggil Hyun Seo ke
kediamannya karena ia bermimpi aneh. Ia bermimpi burung Vermiliion (makhluk
mitos) hitam datang ke rahimnya semalam. Itu mimpi tentang kehamilan, bukan?
Tanya Ratu penuh harap.
Tapi Hyun Seo tampak
waspada mendengar mimpi tersebut. Ratu berkata burung itu sangat besar hingga
menutupi langit. Begitu burung itu lewat, langit yang terang benderang langsuung
menjadi gelap. Melihat ekspresi Hyun Seo, Ratu bertanya ada apa. Tapi Hyun Seo
tidak mengatakan apapun.
Memang Ratu sampai
sekarang belum berhasil hamil. Dan itu menjadi bahan gunjingan di istana.
Termasuk di divisi shamanisme. Divisi shaman iri karena Ibu Suri
menganakemaskan divisi ritual (Tao) yang dipimpin Hyun Seo. Akibatnya divisi
shaman sering diabaikan.
Seorang shaman
muda bernama Hae Ran (Jung
In Sun) tiba-tiba berdiri dan melihat ke langit. Sepertinya ini bukan
pertama kalinya karena teman-temannya langsung menghentikan kegiatan mereka dan
melihat Hae Ran dengan penuh rasa ingin tahu.
Ibu Suri menegur
Raja dan Ratu karena telah lebih dari lima tahun mereka menikah, mereka belum
juga dikaruniai keturunan. Ia bahkan bertanya-tanya mengenai jadwal tidur
bersama Raja dan Ratu. Memastikan ke mana mereka harus menghadap dan posisi apa
yang harus mereka lakukan.
Raja nampak
tertekan tapi ia tidak mengatakan apapun…sampai pada Ibu Suri berkata akan
melihat sendiri Raja dan Ratu pada malam mereka tidur bersama. Bukan hanya
dirinya dan para kasim, para tabib istana pun akan diharuskan hadir. Ia harus
melihat sendiri apa masalahnya.
Raja meminta Ibu
Suri menghentikan ini. Karena Ibu Suri bersikap seperti ini maka orang-orang
mengatainya sebagai raja boneka. Sebenarnya siapa Raja di negeri ini?
Ibu Suri marah dan
mengingatkan apa yang sudah dilakukannya dan penderitaan apa yang harus
ditanggungnya demi membuat Raja duduk di atas tahta. Raja berkata semua itu
bukan untuknya tapi untuk Ibu Suri sendiri. Raja pergi dengan kesal. Ratu yang
tak berani mengatakan apapun sejak tadi, cepat-cepat menyusul suaminya.
Ibu Suri
memerintahkan kasim memanggil Shaman Hong Joo. Kasim tersentak kaget tapi ia
melakukan perintah Ibu Suri. Ia pergi ke hutan tempat shaman Hong Joo tinggal.
Meski di depan Ibu
Suri, Raja berkata demikian, Raja tidak bisa menolak ketika dalam rapat istana
Ibu Suri ikut campur. Bahkan ketika Ibu Suri membuat keputusan sendiri, Raja
terpaksa menurutinya.
Saat berlangsung
rapat, tiba-tiba pintu dibuka dan seorang wanita masuk. Para menteri menegurnya. Tapi Ibu Suri keluar
dari tempatnya dan menyambut wanita itu. Ia berkata ia yang memanggil wanita
tersebut. Shaman Hong Joo (Yeom
Jung Ah).
Ibu Suri menyambut
kedatangan Shaman Hong Joo dengan hangat. Jelas Hong Joo pernah menjadi shaman
istana. Ia sudah tahu kenapa ia dipanggi. Ia meminta Ibu Suri tidak khawatir
karena ia akan memastikan Ibu Suri menimang Putera Mahkota. Ibu Suri senang
mendengarnya.
Hong Joo menemui
Ratu dan memperkenalkan diri sebagai Kepala divisi shaman yang baru. Ia meminta
Ratu memerintahkan agar para dayang keluar dari ruangan. Itu adalah perintah
Ibu Suri. Ratu menurutinya.
Hong Joo langsung
memberi isyarat pada anak buahnya. Anak buahnya memegangi Ratu dan melucuti
pakaiannya hingga tersisa pakaian dalam. Hong Joo menempel secarik kertas jimat
ke perut Ratu. Kemudian anak buah Hong Joo memecut Ratu. Ratu sangat terkejut dan marah.
Tapi Hong Joo
berkata itu perintah Ibu Suri dan ia sedang mengeluarkan roh jahat yang
menempel pada tubuh Ratu. Bukankah Ratu
harus segera hamil Putera Mahkota untuk menjadi ratu sejati?
Mendengar itu Ratu
mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Membiarkan tubuhnya dipecut hingga penuh luka
dan akhirnya ia jatuh lemas hampir pingsan. Hong Joo melihat kertas jimat yang
tertempel di perut Ratu seperti terbakar sebagian. Ia tersenyum.
Hong Joo melapor
pada Ibu Suri kalau Ratu tidak mungkin mengandung. Ratu tidak bisa memiliki
anak (mandul). Ibu Suri terkejut. Tapi Hong Joo berkata ada cara lain. Ibu Suri
bingung, cara apa? Ia terpikir sesuatu dan menatap Hong Joo dengan takut.
Hong Joo berkata
tidak ada cara lain. Ibu Suri berkata jika terjadi kesalahan, Hong Joo tidak
tahu apakah suatu hal buruk akan terjadi lagi. Lagi?
Hong Joo berkata
yang terpenting adalah memiliki Putera Mahkota. Tapi semuanya ia serahkan pada
Ibu Suri. Ia hanya mengikuti sesuai perintah. Ibu Suri memikirkan hal itu.
Akhirnya ia setuju. Memiliki Putera Mahkota adalah yang terpenting saat ini dan Ratu yang harus mengandung Putera Mahkota.
Akhirnya ia setuju. Memiliki Putera Mahkota adalah yang terpenting saat ini dan Ratu yang harus mengandung Putera Mahkota.
Hae Ran
bergerak-gerak gelisah dalam tidurnya. Iaterbangun dan segera berlari keluar.
Hyun Seo
berpapasan dengan Hon Joo. Hong Joo menyapanya. Hyun Seo bertanya bagaimana
bisa Hong Joo kembali ke istana. Apa karena Ibu Suri memanggilnya lagi?
Hong Joo berkata
Hyun Seo setiap hari mengadakan ritual tapi Ratu belum juga mengandung, jadi
Ibu Suri tidak senang. Karena itu ia datang. Hyun Seo berkata ada hal-hal yang
bahkan tidak bisa dilakukan oleh langit.
Hong Joo
membenarkan, Ratu mandul. Hyun Seo menyuruhnya memelankan suara agar tidak
terdengar orang lain. Hong Joo berkata bukannya tidak ada cara. Ia akan melakukan apa yang tidak bisa
dilakukan langit.
Hyun Seo terkejut
menyadari apa yang dilakukan Hong Joo. Ia mengingatkan bahwa akibat kejadian 5
tahun lalu belum pergi dari negeri ini dan sekarang Hong Joo hendak melakukan
hal mengerikan lagi di istana.
Hong Joo berkata
ia dan Hyun Seo sama-sama berdoa untuk negeri ini. Hyun Seo marah. Mereka tidak
sama. Ia berdoa pada langit sementara Hong Joo melayani roh-roh.
“Itukah sebabnya
kau berdoa pada langit yang tidak menjawab satu kalipun setiap harinya? Untuk
membuat bunga mekar dari batu? Kau benar-benar naif,” ejek Hong Joo.
Saat melewati Hyun
Seo, ia mengulurkan tangan hendak menyentuhnya. Ia berkata ia sudah sangat
terluka. Hyun Seo memegang tangan Hong Joo untuk menghentikannya. Ia berkata kali ini ia tidak akan tinggal diam
jika Hong Joo berusaha melawan kehendak langit lagi.
Mereka berjalan ke
arah berlawanan. Hae Ran berlari memanggil Hong Joo. Ia berlutut dan dengan
panik berkata orang itu dalam bahaya.
Hyun Seo menemui
Ibu Suri untuk memprotes kembalinya Hong Joo ke istana. Bukankah Ibu Suri sudah
berjanji tidak akan memanggil kembali Hong Joo ke istana?
Ibu Suri
mengingatkan bahwa ia sudah mempertahankan divisi Ritual meski ditentang para
cendekiawan, tapi kenapa Hyun Seo mengkhianatinya? Ia marah Hyun Seo sudah tahu
Ratu mandul tapi tidak memberitahunya.
Ia tahu tidak ada
orang lain selain Hyun Seo yang menginginkan kedamaian dalam istana. Tapi
memiliki pewaris juga akan membuat kedamaian dalam istana. Bagaimana bisa Hyun
Seo membodohinya?
Hyun Seo bertanya
apa yang akan terjadi jika ia mengatakan yang sebenarnya. Ratu mungkin akan
kehilangan nyawanya…sama seperti Raja sebelumnya.
Ibu Suri sangat
marah mendengar Hyun Seo menyinggung masalah tersebut. Ia berkata ia tidak bisa
lagi percaya pada divisi Ritual dan akan menyerahkan semua tanggungjawab doa
pada Hong Joo. Ia memecat Hyun Seo.
Hyun Seo berkata
tidak masalah apapun yang dilakukan Ibu Suri padanya, tapi Hong Joo tidak boleh
dibiarkan. Ibu Suri berkeras. Karena energi matahari lemah, di luar sana banyak
pemberontak, jadi kenapa tidak boleh?
Hyun Seo berkata
sihir hitam Hong Joo akan membawa energi jahat dan pada akhirnya keluarga
kerajaan akan berada di tangan Hong Joo. Tapi Ibu Suri berkata ia tidak akan
bisa dipermainkan oleh seorang shaman. Ia mengusir Hyun Seo dari istana dan
tidak boleh kembali lagi. Hyun Seo terpaksa pergi.
Seorang kasim
masuk dengan panik memberitakan Raja sakit parah. Ibu Suri bergegas ke kediaman
Raja. Para tabib berkata Raja sepertinya terkena sakit pencernaan akut tapi
untungnya cepat ketahuan hingga segera ditangani. Ibu Suri menarik nafas lega.
Ia bertanya bagaimana para tabib bisa segera tahu?
Ternyata Hae Ran
yang memberitahu Hong Joo. Hong Joo bertanya bagaimana Hae Ran bisa tahu. Hae
Ran dengan takut-takut berkata ia juga tidak tahu.
Ia hanya mendengar
suara-suara yang tidak bisa didengar orang lain dan seiring waktu berlalu apa
yang didengarnya benar-benar terjadi. Hong Joo tertarik dan bertanya sejak
kapan Hae Ran mengalami itu.
Sejak masih kecil,
kata Hae Ran. Hong Joo menatap Hae Ran. Ia berkata Raja akan memberinya hadiah
besar karena sudah melakukan tugas sebagai shaman dengan baik.
Setelah Hae Ran
pergi, Hong Joo tersenyum. Ia merasakan aura luar biasa dari Hae Ran. Ia yakin
itu bukanlah energi manusia biasa.
Hae Ran dihadiahi
kesempatan pulang kampung untuk menemui ibu dan adiknya. Dengan naik tandu
bahkan dibawakan banyak hadiah dari Ratu untuk ibu dan adiknya. Hae Ran sangat
senang.
Ratu masih
terbaring sakit akibat pukulan cambuk yang diterimanya. Ia bangun dan terkejut
melihat Hong Joo duduk di hadapannya.
Hong Joo dengan
terus terang mengatakan Ratu tidak bisa hamil karena mandul. Ratu terkejut. Ia
bertanya apakah Ibu Suri juga tahu. Hong Joo mengangguk. Ratu nampak ketakutan.
Hong Joo bertanya
apakah Ratu benar-benar ingin hamil. Jika Ratu menurut padanya maka ia bisa
membantu Ratu untuk hamil. Ratu berkata ia akan melakukannya. Ia memohon Hong
Joo menolongnya. Apa yang harus ia lakukan?
Hari sudah malam
ketika para penandu tiba-tiba berhenti dan berkata mereka sudah tiba. Hae Ran
keluar dengan gembira. Tapi beberapa wanita berpenutup wajah malah menculiknya
dan membawanya ke tempat lain.
Ia dibawa
menghadap Ratu. Ratu berkata mulai sekarang Hae Ran harus menuruti perintahnya.
Ia berkata Hae Ran harus tidur dengan Raja.
Hae Ran shock. Bagaimana
ia bisa melakukannya? Ratu berkata istana dan divisi shaman sudah menyetujuinya
jadi Hae Ran harus taat.
Hae Ran berkata ia
adalah seorang shaman yang melayani roh-roh. Ia tidak bisa melayani pria lain.
Plak! Ratu menamparnya. Pria itu bukan pria sembarangan, tapi Raja Joseon! Ia
berkata Hae Ran harus melakukannya untuk membersihkan energi buruk Raja.
Hae Ran masih
berusaha hendak menolak. Ratu berkata jika Hae Ran menurut, ia akan merawat ibu
dan adik Hae Ran selamanya. Tapi jika Hae Ran menolak…. Hae Ran terpaksa
menurut.
Ratu sendiri yang
memandikan Hae Ran dan mempersiapkannya. Dengan lembut ia memberitahu Hae Ran
untuk tidak memandang wajah Raja secara langsung. Tidak boleh bersuara keras
dan tidak membuat kesalahan. Juga tidak boleh melukai tubuh Raja. Ia memeluk
Hae Ran dengan perasaan bersalah sebelum melepasnya pergi.
Malam Raja
menghampiri Hae Ran diawasi oleh para kasim dan dayang. Mereka memastikan Raja
melakukan tugasnya. Hae Ran menahan tangisnya. Ratu melihat semuanya sambil
menangis.
Ratu sangat
memperhatikan Hae Ran. Ia segera membawa tabib istana untuk memeriksa Hae Ran
begitu mendengar Hae Ran tidak nafsu makan. Hae Ran berusaha menenangkannya
kalau ia tidak apa-apa.
Tapi Ratu berkata
tubuh Hae Ran bukan milik Hae Ran sendiri lagi, melainkan milik Raja Joseon. Hae
Ran tersenyum. Ia meminta maaf dan berkata ia jadi teringat ibunya yang
memiliki ekspresi sama seperti Ratu jika ia sakit.
“Yang Mulia Ratu,
terima kasih karena selalu memperhatikanku. Besok aku akan lebih baik dan
begitu aku bangun aku akan berdoa untuk kehamilan Yang Mulia,” kata Hae Ran
sungguh-sungguh.
Ratu hanya diam. Segurat
perasaan bersalah menyusup dalam hatinya. Ia teringat akan percakapannya dengan
Hong Joo malam itu. Cara yang diajukan Hong Joo adalah membuat orang lain hamil
menggantikan Ratu.
Orang lain yang
hamil tapi Ratu yang akan melahirkan. Ratu bertanya siapa orang lain.
“Seorang shaman
yang memiliki kekuatan sihir terkuat. Ia akan menerima sihir hitam. Saya akan
memastikan semuanya berjalan baik, jadi Yang Mulia jangan khawatir.”
“Apa lagi?”
Tabib melaporkan
pada Ibu Suri kalau Hae Ran sudah hamil. Hae Ran sendiri tidak tahu kalau ia
hamil, ia mengira dirinya flu biasa. Hong Joo berkata waktunya sudah tiba. Ratu
menyerahkan barang-barang Hae Ran, di antaranya potongan rambut Hae Ran dan
pakaiannya.
“Yang
Mulia, kuatkan hatimu. Malam ini akan menjadi malam yang panjang bagi kita
semua,” kata Hong Joo.
Malam itu Hong Joo
mulai memanggil roh-roh jahat untuk menjalankan sihir hitamnya.
Hyun Seo dan para
anak buahnya menyusup ke dalam istana. Hyun Seo masuk ke ruangan Hong Joo dan
menghunus pedang ke lehernya.
“Apa kau tidak
puas setelah mengubah matahari Joseon lima thaun lalu?” tanyanya.
Hong Joo berkata
tugasnya adalah mengubah roh matahari yang melemah. Apa salahnya hanya mengubah
satu Raja? Kali ini ia akan membuat Raja dengan tangannya sendiri.
Hyun Seo berkata
sihir hitam itu akan mengundang roh-roh jahat. Apa Hong Joo tidak tahu? Hong
Joo menjawab ia sangat tahu bahayanya. Ia sendiri bisa mati saat menggunakan
sihir itu.
“Jangan pikir hanya
kau yang peduli pada negeri ini. Aku juga peduli dan melayani negeri ini hingga
sanggup menyerahkan nyawaku sendiri.”
“Bukankah kau yang
membenci negeri ini lebih dari siapapun?” ujar Hyun Seo.
Hong Joo tidak
membantahnya. Ia bertanya apa yang akan Hyun Seo lakukan. Mengusirnya seperti 5
tahun lalu atau membunuhnya dengan pedang ini?
Hyun Seo memberi
peringatan terakhir agar Hong Joo menghentikan sihir hitamnya. Tapi Hong Joo
menantang Hyun Seo untuk membunuhnya karena ia tidak akan berhenti. Hyun Seo
mengangkat pedangnya dan siap mengayunkannya.
Tapi tiba-tiba Ibu
Suri berteriak menghentikannya. Ia marah karena Hyun Seo berani kembali ke
istana. Hyun Seo memohon agar Ibu Suri menghentikan semua ini. Tapi Ibu Suri
berkata yang terpenting saat ini adalah memiliki Putera Mahkota. Jika Hyun Seo
menghalangi berarti Hyun Seo memberontak.
Ia memerintahkan
para pengawal menangkap Hyun Seo. Hyun Seo melawan mereka. Tapi ia kalah jumlah
dan akhirnya tertangkap.
Sementara itu Hong
Joo meneruskan sihir hitamnya. Ia melempar barang-barang Hae Ran ke dalam bara
api yang dipergunakan untuk memanggil roh-roh jahat. Asap hitam membumbung
tinggi membentuk gumpalan asap mengerikan. Gumpalan tersebut melayang-layang
dan keluar dari ruangan dengan suara memekik.
Hyun Seo meronta
dan melepaskan diri dari cengkeraman para pengawal. Ia berlari keluar mengikuti
gumpalan asap tersebut. Ibu Suri memerintahkan para pengawal untuk mengejar dan
menangkapnya.
Gumpalan asap
tersebut melayang-layang dan masuk ke dalam kamar Hae Ran melalui celah-celah
pintu. Lalu masuk ke dalam perut Hae Ran. Hae Ran kejang-kejang. Ia merasa
seperti tercekik dan perutnya kesakitan. Saking sakitnya, jari-jari tangannya
menegang sampai kukunya patah.
Tubuh Hae Ran
terangkat melayang ke udara. Hae Ran menggeliat-geliat lalu lemas. Gumpalan
asap itu keluar. Tubuh Hae Ran terhempas ke lantai.
Hyun Seo melihat
gumpalan asap itu melayang menuju kediaman Ratu. Ia melemparkan tanda ke udara.
Anak buahnya melihat tanda tersebut. Mereka segera mengeluarkan perisai
masing-masing dan siaga pada posisi mereka.
Perisai-perisai
tersebut digunakan untuk memantulkan cahaya bulan sehingga cahaya bulan
menaungi seluruh kediaman Ratu. Ketika gumpalan itu menerjang lingkaran cahaya
tersebut, mereka terpental dan berteriak keras.
Hong Joo
memuntahkan darah. Urat-urat tangannya menghitam. Ia mengumpulkan kekuatannya
dan melemparkan abu untuk memperkuat gumpalan roh tersebut. Gumpalan itu terus
berusaha menyerang.
Hong Joo
mengucapkan mantra-mantra hingga cahaya bulan tertutup awan. Belum lagi para
anak buahnya muncul menembakkan panah ke arah anak buah Hyun Seo. Anak buah
Hyun Seo berusaha bertahan dalam formasi mereka sambil berusaha menangkis
tembakan-tembakan panah tersebut.
Tapi salah satu
dari mereka, Yo Gwang (Lee
Yi Kyung), tertembak dan jatuh. Perisainya pecah. Perisai yang lain
satu per satu mulai pecah. Cahaya bulan pergi menyisakan kegelapan. Persis seperti yang dilihat Ratu dalam
mimpinya.
Hyun Seo tiba di
halaman kediaman Ratu dan melihat gumpalan asap itu masuk ke kediaman Ratu. Ia
langsung teringat pada mimpi Ratu yang pernah diceritakan padanya.
Gumpalan itu masuk
ke kamar di mana Ratu berbaring menunggu. Gumpalan itu masuk ke dalam tubuh
Ratu yang sudah dipasangi kertas jimat. Ratu menggeliat-geliat kesakitan lalu
jatuh pingsan.
Hyun Seo jatuh
berlutut di halaman. Dalam hatinya ia bertanya-tanya apakah ini takdir yang tak
bisa dihentikannya. Para pengawal istana menangkapnya.
Keesokan paginya
tabib istana memeriksa Ratu dan memastikan kehamilannya. Ibu Suri sangat
gembira dan memuji Hong Joo. Ia berjanji akan memberikan hadiah yang besar.
Tapi Hong Joo berkata ini semua belum selesai.
Hae Ran tidak
mati. Ia bangun dan terkejut melihat keadaan tubuhnya. Ia menyadari ia sudah
dikenai sihir hitam. Ia berteriak ketakutan.
Sementara itu Ratu
sangat bahagia dengan kehamilannya. Namun ia teringat pada Hae Ran.
Anak buah Hong Joo
diam-diam menyusup ke dalam kamar Hae Ran pada waktu malam. Ia menusukkan
pedang ke balik selimut. Tapi di balik selimut tidak ada Hae Ran.
Hae Ran muncul
dari tempat persembunyiannya menyerang orang itu. Tapi ia bukan tandingannya.
Beberapa anak buah Hong Joo lain masuk menghunus pedang, diikuti Hong Joo. Hong
Joo menyuruh Hae Ran ikut dengannya. Ia akan mendoakan Hae Ran agar bisa
dilahirkan kembali setelah mati.
“Kepala shaman
yang seharusnya mendoakan kesejahteraan negeri jatuh ke dalam sihir hitam dan
membawa roh jahat dalam keluarga kerajaan. Apa kau tidak takut dengan
akibatnya? Karena sihir hitam, Joseon akan hancur. Raja akan sakit terus
menerus dan mati. Garis keturunan kerajaan akan rusak hingga akan terjadi
pertumpahan darah,” kata Hae Ran.
Hong Joo tidak
peduli dan memerintahkan anak buahnya membunuh Hae Ran. Hae Ran berlari keluar
kamar. Ia berpapasan dengan Ratu dan langsung berlutut memohon Ratu
menyelamatkannya. Jika ia mati, ibu dan adiknya akan sangat menderita.
Hong Joo berkata
Hae Ran tidak perlu mengkhawatirkan mereka. Ibu dan adik Hae Ran digirng ke
hadapan mereka. Mereka memohon diselamatkan. Tapi Hong Joo memberi isyarat pada
anak buahnya.
Ibu dan adik Hae Ran
ditebas di hadapan Hae Ran. Ratu terkejut melihat peristiwa mengerikan itu.
Hae Ran shock. Ia
menghambur ke tubuh ibu dan adiknya yang sudah tidak bernyawa lagi dan meratapi
kematian mereka. Hong Joo sama sekali tidak bergeming.
Hae Ran menoleh
dengan penuh amarah. Ia bertanya kenapa Hong Joo membunuh ibu dan adiknya yang
tak bersalah. Dalam kemarahannya ia melompat menerjang Hong Joo.
Anehnya, tibat-iba
ia memiliki kekuatan yang sangat besar. Ia melayang dan mencekik Hong Joo hingga
Hong Joo terangkat dari tanah.
“Mati kau, mati!!”
seru Hae Ran.
Hong Joo berusaha
meronta tapi Hae Ran lebih kuat. Anak buah Hong Joo maju menyerang. Hae Ran
menoleh dan mereka semua terlempar hingga jatuh ke tanah. Ratu kaget dan takut
melihat kekuatan Hae Ran.
Hae Ran berkata
seorang shaman bisa meramal takdir orang lain tapi tidak bisa meramal takdirnya
sendiri. Begitu juga dengan Hong Joo.
“Mati kau. Sihir
yang kaugunakan akan membunuh dirimu sendiri. Tubuhmu akan tercabik-cabik dan
menjadi makanan anjing. Kau akan mati dengan cara seperti itu. Mati kau, mati!!”
kutuk Hae Ran.
Tiba-tiba ia
tersentak. Ia melepaskan Hong Joo. Ratu sudah menusuk tubuhnya dengan pedang
dari punggung hingga tembus ke perut. Hae Ran berbalik menatap Ratu, menyadari
bahwa selama ini Ratu sudah berkomplot dengan Hong Joo.
Ia jatuh lemas ke
tanah. Ia mendengar suara tangis bayi. Dua bayi. Hae Ran tersenyum.
“Selamat, Yang
Mulia. Mereka kembar yang cantik. Tapi ketika anak-anakmu yang cantik memasuki
usia 17 tahun, mereka akan mati. Jika mereka bisa menghindari kematian entah
bagaimana caranya, hidup mereka akan menderita lebih dari kematian. Semua yang
mencintai anak-anak itu akan mati. Dan semua yang mereka cintai juga akan mati,”
Hae Ran merangkak menyentuh perut Ratu.
Ia tercekat. Hong
Joo sudah menusuknya. Hae Ran jatuh ke tanah mati dengan mengeluarkan air mata darah.
Beberapa waktu
kemudian Ratu melahirkan. Bayinya yang pertama adalah laki-laki, sementara yang
kedua perempuan. Ratu ketakutan menyadari perkataan Hae Ran menjadi kenyataan. Ia
langsung memerintahkan untuk memanggil Hong Joo.
Note: pada masa itu, anak kembar dianggap
tidak baik terutama kembar anak laki-laki dan perempuan. Mereka percaya kembar
laki-laki dan perempuan adalah suami-istri dalam kehidupan terdahulu mereka. Karena
itu dianggap tidak etis membesarkan keduanya bersama-sama. Biasanya bayi
perempuan yang dikorbankan (dibiarkan mati) atau dibuang. Sumber: thetalkingcupboard
Hong Joo mengamati
kedua bayi tersebut. Ia melihat tanda lahir merah di belakang telinga kedua
bayi. Ia berkata itu adalah kutukan. Kedua bayi itu membawa kutukan dalam tubuh
mereka.
Ratu ketakutan dan
bertanya apa yang harus ia lakukan untuk menyelamatkan anak-anaknya.
“Pindahkan kutukan
pada satu anak dan bunuh anak itu,” kata Hong Joo.
Ratu terkejut.
Bagaimana bisa ia membunuh anaknya sendiri. Ia menganggap itu tidak masuk akal.
Ia menolak cara tersebut.
Tapi Hong Joo
berkata jika puteri dibunuh maka Ratu bisa memperoleh Putera Mahkota. Bukankah
sejak awal Ratu hanya menginginkan Putera Mahkota? Ia berkata Ratu harus
memutuskan. Kehilangan keduanya atau hanya memiliki Putera Mahkota. Ratu
menangisi kedua anaknya.
Hong Joo membawa
kedua bayi itu ke tempatnya. Dengan sihirnya, ia memindahkan kutukan dari bayi
laki-laki ke bayi perempuan. Tanda merah di belakang telinga bayi perempuan
membesar.
Ibu Suri datang melihat
kedua bayi tersebut. Hong Joo menunjuk bayi perempuan yang menanggung kutukan.
Ia berkata bayi itu harus mati. Ibu Suri sama sekali tidak merasa kasihan. Ia
berkata mereka harus melakukannya jika
memang anak itu penyebab kemalangan.
Hong Joo berkata
anak itu tidak mudah dibunuh karena membawa kutukan. Satu-satunya orang yang
bisa membunuh anak yang dikutuk itu adalah saudara kembarnya sendiri, Sang
Putera Mahkota.
Ibu Suri bingung.
Putera Mahkota kan masih bayi. Apakah tidak ada cara lain.
Hong Joo berkata
cara lain adalah bayi ikut dibakar dengan kekuatan batin yang memurnikan
kutukan tersebut. Dan ritual itu hanya bisa dilakukan oleh divisi Ritual. Hanya
Hyun Seo yang bisa melakukannya.
Hong Joo pergi ke penjara
menemui Hyun Seo. Ia memberitahu kelahiran Putera Mahkota. Seorang pengawal
menyerahkan bayi puteri ke dalam gendongan Hyun Seo.
“Ini adalah
saudara kembar Putera Mahkota, sang puteri. Tapi sesuatu telah terjadi. Anak
ini membawa kutukan,” kata Hong Joo.
Hyun Seo terkejut.
Hong Joo berkata untuk mencapai tujuan besar harus ada pengorbanan. Mereka membutuhkan
bantuan Hyun Seo untuk mematahkan kutukan tersebut. Ia meminta Hyun Seo
membunuh bayi tersebut.
Awalnya Ibu Suri
juga ragu Hyun Seo mau melakukannya. Tapi Hong Joo tahu betul bagi Hyun Seo
negeri ini lebih penting dari apapun juga.
Hyun Seo tidak bisa tidak melakukannya jika ini untuk kepentingan negeri
ini.
Hong Joo berkata
jika kutukan itu mulai berjalan maka nyawa Putera Mahkota, yang mereka peroleh
dengan susah payah, akan lenyap. Jika Hyun Seo keras kepala lagi seperti 5
tahun lalu, maka Hyun Seo akan menghancurkan garis keturunan Raja.
“Anak itu harus
mati bagaimanapun juga demi negeri ini.”
Akhirnya ia
melakukan ritual tersebut. Dengan dilihat Hong Joo dan para anak buahnya, Hyun
Seo membawa bayi tersebut ke sebuah bukit batu. Ia meletakkan bayi itu di atas
tumpukan jerami. Dengan berat hati, Hyun Seo menyalakan api dengan kekuatan
spiritualnya. Api mulai menyala.
Hyun Seo membalikkan
tubuhnya. Bayi itu menangis dengan keras…hingga tak terdengar suaranya lagi.
Hong Joo terlihat puas.
Epilog:
Seorang gadis
memainkan layangan di atas pohon.
“Kakakku
mengatakan tidak ada seorangpun yang tidak seharusnya dilahirkan dalam dunia
ini. Tidak peduli seperti apa dirimu atau pada keluarga mana kau dilahirkan,
kau dilahirkan sakit atau tidak, setiap orang dilahirkan dengan alasan mengapa
mereka dilahirkan untuk membantu dunia ini entah bagaimana caranya,” kata gadis
itu.
Gadis itu bernama
Yeon Hee. Dan di belakang telinganya ada tanda merah. Ia memiliki kekuatan
melebihi manusia biasa.
“Hidup adalah
untuk menemukan tujuan tersebut. Jadi janganlah bersedih karena aku yakin pasti
ada alasan mengapa kau dilahirkan,” ia meneruskan.
Seorang pemuda
berkuda menembus hutan dan terjatuh dari tebing. Namun tubuhnya melayang
sebelum menghempas ke tanah. Itu semua karena kekuatan gadis tersebut.
Komentar:
Wow…what an
intense first episode…
Drama ini
mengingatkan pada drama The Moon That Embrace The Sun yang juga ada sihir
hitamnya pada episode-episode awal. Apalagi Ibu Surinya sama hehehe…
Mengenai kutukan
pada umur 17 tahun kok kaya Sleeping Beauty ya^^
Jika kutukan itu
ditimpakan pada sang puteri apakah itu artinya putera mahkota tidak lagi
menanggung kutuk? Jadi Putera Mahkota akan selamat melewati usia 17 tahun?
Sementara bagaimana dengan puteri? Jelas di akhir episode kita diperlihatkan kalau Puteri selamat dan tumbuh besar. Apakah ia menanggung kutukan dua kali lipat karena ia juga menanggung kutukan saudara kembarnya?
Sementara bagaimana dengan puteri? Jelas di akhir episode kita diperlihatkan kalau Puteri selamat dan tumbuh besar. Apakah ia menanggung kutukan dua kali lipat karena ia juga menanggung kutukan saudara kembarnya?
Meski Ratu yang
melahirkan, kedua anak itu sebenarnya anak Hae Ran. Mengingat Hae Ran adalah
seorang shaman yang memiliki kekuatan luar biasa, mungkinkah mereka juga
menuruni kemampuan ibu mereka? Tragis banget ya nasib Hae Ran. Tapi Jung In
Sung memerankannya dengan sangat bagus.
Mengenai shaman bisa dilihat dalam postinganku: Shaman - Menjembatani Manusia dan Para Roh
Mengenai shaman bisa dilihat dalam postinganku: Shaman - Menjembatani Manusia dan Para Roh
Meski drama ini
fiksional, tapi drama ini diilhami oleh buku Donguibogam (The Mirror of
The Eastern Medicine) yang ditulis Heo Jun. Heo Jun adalah karakter yang diperankan Yoon Shi Yoon dalam drama
ini (si pemuda yang jatuh dari tebing dalam epilog).
Heo Jun adalah
karakter nyata dalam sejarah yang merupakan tabib terkenal jaman Joseon. Drama
ini mengisahkan kehidupan Heo Jun saat masih muda secara fiksional.
Raja yang
diceritakan dalam episode pertama ini adalah Raja Myeongjong. Dalam sejarah,
Raja Myeongjong naik tahta menggantikan kakak tirinya, Raja Injong yang masih
muda.
Ada legenda yang
menyebutkan Raja Injong mati dibunuh dengan racun oleh ibu tirinya, Ibu Suri
Munjeong, hanya 9 bulan setelah naik tahta (Sumber: Wikipedia) . Dalam drama ini, sepertinya Ibu
Suri Munjeong menggunakan sihir hitam Hong Joo untuk menjadikan puteranya
sendiri naik tahta 5 tahun lalu. Itu yang menyebabkan ia diusir dari istana 5 tahun lalu.
Dalam
sejarah dicatat Raja Myeongjeong naik tahta pada usia 12 tahun (artinya dalam
cerita ini besar kemungkinan ia berusia 17 tahun), ibunya yang mewakilinya dalam pemerintahan. Istri
Raja Myeongjeong adalah Ratu Insun yang dalam sejarah tercatat hanya memiliki seorang
putera, Putera Mahkota Sunhoe. PM Sunhoe tercatat meninggal dunia pada usia 12
tahun.
Raja Myeongjeong meninggal
pada usia 22 tahun dan digantikan oleh keponakannya, Raja Seonjo. Heo Jun
tercatat sebagai tabib pada jaman Raja Seonjo.
Aku tidak tahu
apakah dalam drama ini Putera Mahkota yang selamat dari kutuk adalah PM Sunhoe
(yang dalam sejarah meninggal pada usia 12 tahun) ataukah Seonjo. Mungkin di
episode 2 akan dijelaskan^^
Hihihi maklum mbak fanny ngerecap ini fantasi banget. Beneran inget tmets mbak sampe kekuatan hitam itu dan shaman yang dibunuh juga. Ibu surinya pengatur pula hhhhh. Cuma kaget david lee yang jadi raja myungjong pasangan sama jang hee jin? Apa usia raja emang segitu mudanya :p
BalasHapusCantik yah namanya yeon hee. Kali ini ada ga ya terjemahnya buku itu bagaimana bisa menginspirasi drama ini? ^^"
Btw mereka kembar kan? Jadi udah umur berapa si yeon hee dari sana bisa tahu apa itu putra mahkota yang dimaksud atay bukan. Tapi dari deskripsi sih ksr memerankan gadis 16 tahun ya, jadi kayaknya fiksi deh *main ramal ramalan ini namanya
Btw mbak fanny baca thetalkingcupboard juga? Enak ya mbak...sebenrnya pingin tahu ttg myungjong jg dari sana krn kayak pernah denger di drama tapi mungkin belun ketemu artikelnya
Buku itu panduan pengobatan jadi isinya bukan cerita fiksi drama ini hehe...yang mengilhami hanya judulnya saja :)
HapusAku jarang baca thetalkingcupboard. Kemarin pas mencari referensi untuk drama ini malah nemu di sana :) Dulu sih enak ada dramatomy yang suka bahas tuntas drama-drama sageuk sampai ke pemilihan hanbok dan ornamen rambut segala^^
Horee mb fanny nulis sinopx...semngat terus ya mb..semoga bisa sampek tamat...hehehehe..ini project duo apa sendiri mb?!
BalasHapusSemoga mb fanny sehat selalu..aminnn
Thank you^^ ini proyek sendiri :)
Hapustragis bgt kematian hae ran smp nangis baca nya, suka sm ceritanya
BalasHapusMksih bgt ya mba,suka deh ama fusion sageuk apalagi klo mba fanny yg nulis sinopsnya.btw mba,ratu munjeong itu bukanjya yg jg ada di dramanya jang geum y?ditunggu lanjutannya y mba..
BalasHapusBetul, Ratu Munjeong adalah istri Raja Jungjong, Raja pada jaman Jaeng Geum^^
Hapusthank you mbaj^^
Hapusflower in lrison juga pake jama ini nggak sih?
Yup, flower in prison jg menggunakan jaman yg sama
HapusWah...hari tayang sama, jaman sama, bisa dibandingin ga ya? Hihithank u mbak fan :)
HapusLanjut mba fanny...
BalasHapusAda terjemahan bukunya dlm bhs inggris ndak ya? Jadi penasaran sama bukunya
BalasHapusBuku tersebut isinya panduan pengobatan tradisional yang ditulis Heo Jun saat ia menjadi tabib. Jadi yang mengilhami drama ini hanya judulnya saja^^
HapusAkhirnya ada sinopsisnya juga, lanjut terus ya mbk, bagus banget sinopnya.. :-)
BalasHapusmantapp juga neh Drama
BalasHapusyang semangat mbak ;)
sampek brpa episode neh ?
Makasih mbak... Seneng bacanya... Makin penasaran di tunggu kelanjutannya
BalasHapussenang banget baca sinop ni. Kyknya ceritanya dark intense ya
BalasHapuscerita awalnya gabungan drama the moon that embrace the sun & queen Seondeok. kutukan bayi kembar dan salah satunya harus dibuang itu sih sama bgt kaya cerita queen seondeok.
BalasHapusrequest sinopsis doctors min
BalasHapusMakasih mba fany sinopsis nya💖 sehat selalu
BalasHapusHai mbak fanny...
BalasHapusSaya pengikut baru d sini.
Seneng bgt ada sinopsis2 kayak gini. Jd semangat baca.
Semangat juga buat mb fanny
Link atau situs untuk nonton sub indo nya apa mbak. Kasih tau dong
BalasHapus