Raja Seonjo tentu
saja tak percaya Heo Jun bisa menyembuhkannya di saat tabib terbaik Joseon pun
tak bisa melakukannya.
Tapi Heo Jun
berkata penyakit Raja bukanlah penyakit yang bisa disembuhkan tabib. Ilmu
pengetahuan tidak bisa menyembuhkannya.
"Jadi sihir hitam
Hong Joo penyebabnya?” tanya Raja.
Heo Jun
membenarkan karena ia juga pernah menjadi korbannya. Itulah sifat asli Hong Joo
dan ia yakin penyakit Raja disebabkan olehnya.
Tapi Raja berkata ia tidak percaya pada Hong Joo dan ia juga tidak
percaya pada Jun. Ia menyuruh Heo Jun pergi sekarang juga jika tidak ingin
mati.
“Apa yang akan
Yang Mulia lakukan jika penyakit Yang Mulia tidak sembuh meski sudah
mengorbankan Puteri?” tanya Jun. Good question!!
Ia berkata jika
itu yang terjadi maka Raja akan mati dalam menahan sakit dari penyakitnya. Ini
adalah satu-satunya kesempatan untuk menyembuhkan penyakitnya. Bukankah Raja
bersedia menemuinya sekarang merupakan bukti Raja juga sudah putus asa?
“Satu hari. Aku
hanya akan memberimu waktu 1 hari. Jika kau tidak bisa, aku akan membunuhmu dan
Hong Joo,” kata Raja akhirnya.
Jun meminta Raja
membantunya menahan Hong Joo selama 1 hari agar tidak bisa menggunakan sihir
hitam.
Poong Yeon merasa
pusing setelah menyalakan lilin dengan api suci. Hong Joo mendekatinya dan
bertanya apakah ia tidak apa-apa. Apa yang kaulakukan padaku, tanya Poong Yeon.
“Aku hanya menguji
kemampuanmu. Tampaknya kekuatan Tuan Choi (Hyun Seo) telah diturunkan padamu
jadi aku hanya membangkitkan energimu. Aku yakin tubuhmu memerlukan waktu untuk
menyesuaikan diri karena ini pertama kalinya kau menggunakan kekuatan Tao.”
Poong Yeon tak
mengerti. Hong Joo berkata Poong Yeon memiliki kekuatan untuk menimbulkan api
suci. Dan api suci memiliki kekuatan untuk mengalahkan kutukan. Dengan kata
lain, hanya Poong Yeon yang bisa menyelamatkan Yeon Hee dengan menyingkirkan
kutukannya. Ia menyuruh Poong Yeon bertanya pada Hyun Seo untuk meminta nasihat.
Maka Poong Yeon
menemui ayahnya dan menjelaskan peristiwa yang dialaminya. Ia berkata ia tidak
tahu bagaimana seharusnya ia menggunakan kekuatan yang baru ia ketahui ini.
Seperti diduga,
Hyun Seo yang dalam pengaruh sihir hitam Hong Joo mengatakan kalau Poong Yeon
bisa mematahkan kutukan Yeon Hee dengan api suci tersebut.
“Apakah benar
hanya kutukan jahat Yeon Hee yang akan terluka oleh api ini?” tanya Poong Yeon.
Hyun Seo
mengangguk.
“Aku seharusnya
sejak dulu membunuh puteri dengan api suci tapi aku tidak bisa melakukannya.
Tapi kita bisa mematahkan kutukannya tanpa membunuhnya. Aku menyesal tidak
menyelesaikan pekerjaanku bertahun-tahun lalu.”
Poong Yeon
terkejut Hyun Seo pernah hendak membunuh Yeon Hee.
“Tapi ketika Ayah
membawa Yeon Hee ke Hutan Hitam….” Poong Yeon tak melanjutkan perkataannya dan
menatap ayahnya dengan heran. Ia bertanya apa yang harus ia lakukan sekarang.
“Bantu Hong Joo
membunuh puteri yang dikutuk dan selamatkan Yeon Hee. Itulah alasan kau
mewarisi kekuatanku.”
“Membantu Hong
Joo? Apakah itu yang Ayah benar-benar inginkan untuk kulakukan?”
tanya Poong
Yeon. Hyun Seo berkata ini yang terbaik untuk keluarga kerajaan.
Keesokan harinya
Raja menolak dirawat oleh Hong Joo dan memintanya masuk sel untuk hari ini
saja. Hong Joo terkejut dan bertanya apa alasannya. Raja berkata ia akan
menurut pada Hong Joo jika Hong Joo melakukan itu untuknya. Hong Joo terlihat
kesal namun ia bersedia masuk sel tanpa lupa mengatakan kalau hari ini rasa
sakit yang ditanggung Raja akan lebih parah.
Saat berjalan
menuju sel, anak buah Hong Joo berbisik bahwa Jun memasuki kediaman Raja. Hong
Joo melarang anak buahnya melakukan apapun karena ini bukan hal besar.
Jun meminta ijin
memeriksa keadaan tubuh Raja. Raja awalnya menolak membuka jubahnya tapi
akhirnya menurut. Jun memeriksa dengan seksama apakah ada tanda guna-guna pada
tubuh Raja. Ia tidak menemukannya.
Dengan jujur ia
mengakui kalau ia tidak menemukan tanda jelas kalau penyakit Raja disebabkan
oleh sihir hitam. Tentu saja Raja berang dan menuduh Jun telah membohonginya.
“Yang Mulia,
seorang murid yang tidak percaya pada gurunya tidak akan bisa mempelajari apapun.
Seorang pasien yang tidak percaya pada tabibnya tidak bisa sembuh. Saya tabib
Yang Mulia untuk hari ini jadi percayakan pada saya.”
Raja berkata ia
akan memenggal Jun dan melempar kepalanya pada Yeon Hee jika Jun terus
berbicara omong kosong.
Hong Joo memang di
dalam sel. Tapi Hyun Seo melakukan apa yang diinginkan Hong Joo. Ia mencekik Yo
Gwang dan bertanya apa yang direncanakan Jun. Yo Gwang berusaha menyadarkan
Hyun Seo untuk melawan sihir hitam yang mengendalikannya.
“Yeon Hee bisa
mati, Tuan…”
Untuk sesaat Hyun
Seo tampak sadar. Tubuhnya gemetar saat ia berusaha bertahan melawan sihir
hitam yang hendak mengendalikan tubuhnya. Saat itulah Jun masuk dan melihatnya.
Yo Gwang
menjelaskan Hyun Seo kehilangan semua kekuatannya saat membuat jimat untuk Yeon
Hee dan sekarang dikendalikan oleh sihir hitam. Jun terkejut.
Yo Gwang berkata
Hyun Seo belum sepenuhnya dikendalikan sihir hitam dan sedang berusaha
melawannya. Tapi tidak ada yang mereka bisa lakukan untuk membantunya.
Jun memberitahu Yo
Gwang kalau ia tidak menemukan tanda guna-guna di tubuh Raja. Tadinya ia hendak
bertanya pada Hyun Seo tapi ternyata Hyun Seo dalam keadaan seperti itu.
Tidak ada waktu
banyak bagi mereka. Mereka pun pergi mencari tahu dari buku-buku mengenai
guna-guna. Yo Gwang menemukan dalam sebuah buku mengenai guna-guna yang
digunakan tanpa meninggalkan jejak terlihat. Caranya adalah dengan mengucapkan
mantra.
Kilas balik:
Saat Raja Seonjo masih remaja, Hong Joo
mendatanginya. Ketika itu Raja dalam keadaan tidur nyenyak. Hong Joo
membisikkan kata-kata di telinganya.
“Semua orang ingin membunuhmu. Semua orang
memandang rendah padamu. Semua orang diam-diam mengutukimu. Tak peduli seberapa
kerasnya pun kau berusaha, kau tidak akan bisa melepaskan diri dari rasa sakit
ini.”
Dan sejak itu Raja menderita penyakit
tersebut.
Yo Gwang berkata
satu-satunya cara yang ia ketahui untuk mematahkan guna-guna adalah
menghancurkan akarnya. Tapi dalam kasus ini akar guna-guna tersebut tidak
terlihat. Ia yakin Hyun Seo seharusnya
tahu caranya.
Bukan Jun namanya
jika ia mudah menyerah. Ia pergi menemui Hyun Seo dan mengatakan kalau Hong Joo
mengguna-guna Raja dengan akar tak terlihat. Ia bertanya apakah ada cara untuk
mematahkan guna-guna seperti itu.
“Tidak ada
caranya,” kata Hyun Seo.
Jun berkata nyawa
Yeon Hee taruhannya dan memohon agar Hyun Seo memikirkannya lagi. Hyun Seo
berkata ia juga ingin menyelamatkan Yeon Hee tapi apa yang bisa mereka lakukan
jika memang tidak ada caranya. Mereka hanya bisa menerima nasib.
Jun menatap Hyun
Seo.
“Itu bukanlah
sesuatu yang akan dikatakan Tuan Choi,” katanya.
Hong Joo tersenyum
dalam selnya. Ia berkata dengan sinis kalau Jun sedang main dokter-dokteran.
Meski Jun tahu caranya, tidak ada yang bisa ia lakukan. Sementara itu Raja
merasakan rasa sakitnya semakin menjadi.
“Menurutmu siapa
yang berbicara jika bukan aku?” tanya Hyun Seo (dengan kendali Hong Joo).
“Hanya ini yang kutahu.”
Jun berkata Hyun
Seo selalu ingin melindungi Yeon Hee dan itulah permintaan Hyun Seo padanya
ketika Hyun Seo tidak bisa melakukannya sendiri. Hyun Seo terlihat berusaha melawan kendali
Hong Joo tapi sihir hitam itu terlalu kuat dan menyuruh Jun mencari caranya
sendiri jika tidak percaya padanya.
Hyun Seo terus
berjuang. Jun melihatnya dengan khawatir. Hyun Seo menoleh dengan tatapan memohon.
“Carilah di
Mauigeumseo…” bisiknya.
Sekejap kemudian
matanya kembali berubah dan ia kembali dalam kendali Hong Joo. Jun berkata ia
mengerti dan pergi.
Yo Gwang
menggunakan jimat untuk mengubah dirinya menjadi penjaga sel Yeon Hee. Ia dan
Jun pergi menemui Yeon Hee. Yo Gwang mengingatkan kalau mereka tidak punya
waktu banyak.
“Apa kau baik-baik
saja? Apa kau terluka?” tanya Jun khawatir.
Yeon Hee
menggeleng dengan mata berkaca-kaca. “Aku tidak apa-apa.”
Jun berkata ia
merasa bisa membuktikan kalau penyakit Raja disebabkan oleh sihir hitam. Dan
Hyun Seo mengatakan jalan keluarnya ada di Mauigeumseo. Yeon Hee agak ragu
mendengar nama ayahnya.
Jun berkata sihir
hitam masuk dalam hati manusia melalui kelemahan mereka. Dan ia yakin itu
setelah melihat sikap Raja. Yeon Hee berpikir dan berkata mereka harus membuat
Raja harus jujur para perasaannya sendiri. Ramuan kejujuran.
Mereka mungkin
bisa mematahkan guna-guna Raja dengan ramuan tersebut. Tapi ramuan itu tidak
akan berpengaruh jika orang yang meminumnya tidak mengatakan kejujuran. Jun
berkata mereka tetap harus mencobanya.
Yo Gwang memberi
isyarat kalau mereka harus pergi. Yo Gwang hendak membebaskan Yeon Hee tapi
Yeon Hee menolak pergi. Ia tidak bersalah dan ia lelah bersembunyi. Ia akan
membuktikan kalau ia tidak bersalah dan keluar dari sana dengan percaya diri.
Jun menggenggam
tangan Yeon Hee. “Baiklah. Percayalah padaku dan tunggu.”
Yeon Hee bertanya
apakah ayahnya yang benar-benar menolong mereka. Ia bercerita bagaimana ayahnya
datang bersama Hong Joo dan bersikap aneh. Jun meminta Yeon Hee tidak khawatir,
mereka akan segera membebaskannya.
Tabib Jun membuat
ramuan dibantu oleh perawat Yo Gwang. Tapi perawat Yo Gwang amatir banget. Kayanya lebih cepat kalau tidak dibantu deh
;p
Perawat Yo Gwang
berusaha melihat lebih dekat ramuan yang dibuat Jun. Tapi asapnya malah
membuatnya batuk-batuk sampai Jun harus menutupi mulutnya dengan wajah seperti
mau menangis.
Ramuan itu tidak
menetes. Jun bingung apa yang salah. Yo Gwang bertanya apakah Jun mulai
kehilangan ingatannya. Jun hendak membuat dari awal tapi Yo Gwang lalu melihat ramuan itu mulai menetes.
Ibu Suri memanggil
Jun untuk menghadap. Sama seperti Raja,
ia tidak percaya Jun bisa menyembuhkan penyakit Raja.
“Jangan sombong
dan menaruh Yeon Hee dalam bahaya. Jangan lakukan apapun.”
Tapi Jun berkata
hanya ini jalan keluar untuk mereka sekarang ini. Ibu Suri marah karena itu
sama saja mempercayakan nyawa Yeon Hee pada Jun. Jun berkata pengetahuannya
mungkin saja bisa menyelamatkan Yeon Hee. Ia akan mencobanya.
Ibu Suri berkata
ia tidak akan memaafkan Jun jika Yeon Hee berada dalam bahaya karena Jun.
Saat Jun dan Yo
Gwang menghadap Ibu Suri, Hyun Seo menghampiri botol ramuan Kejujuran yang
dibuat Jun. Asap hitam masuk ke dalam botol tersebut.
Tanpa menyadari
apa yang terjadi, Jun membawa botol ramuan tersebut pada Raja. Raja berkata
waktu yang ia berikan sudah berakhir. Jika ibat Jun membuatnya celaka atau ia
tidak sembuh maka ia akan mengeksekusi Jun dan Yeon Hee.
Para pengawal
kerajaan dipanggil masuk untuk berjaga-jaga. Jun menuangkan ramuan dan
menyajikannya. Raja bertanya siapa yang membuat ramuan tersebut. Jun berkata ia
yang membuatnya.
“Kau menyuruhku
minum obat yang kaubuat sendiri meski kau bukan seorang tabib?” tanya Raja tak
percaya.
“Bukankah Yang
Mulia sudah mempercayakan kesehatan Yang Mulia pada hamba?”
Raja berkata ia
menyuruh Jun membuktikan kalau penyakitnya disebabkan oleh sihir hitam. Ia
tidak pernah mengatakan bersedia minum ramuan misterius yang mungkin saja
beracun.
Jun berkata ia
mengerti kewaspadaan Raja tapi ia benar-benar memikirkan nasib Yeon Hee. Dan ia
membuat ramuan itu dengan sepenuh hati demi Yeon Hee. Kasim melarang Raja
meminumnya karena Jun tidak bisa dipercaya. Tapi Raja meminum ramuan tersebut.
Muncul tanda kejujuran di belakang telinga Raja.
Tiba-tiba Raja
memegangi lehernya seperti tercekik. Dalam kesakitannya ia berseru agar Jun
dibunuh. Kasim memerintahkan agar Jun ditangkap.
Jun ditangkap dan
dimasukkan dalam sel. Ia sempat memberitahu Yo Gwang kalau Raja pingsan.
Untunglah Raja
tidak mati dan sadarkan diri. Tapi penyakitnya juga tidak sembuh.
Yeon Hee dibawa
keluar dari sel. Hong Joo menemuinya dan mengejeknya karena semua berakhir
dengan menyedihkan. Yeon Hee berkata semua belum berakhir karena Hong Joo masih
hidup.
“Apa kau tidak
mengerti? Kau yang akan mati sekarang,” Hong Joo tertawa.
Yeon Hee berkata
itu tidak akan terjadi. Ia bertanya apa yang dilakukan Hong Joo pada ayahnya.
“Ia membuat jimat
untukmu dan akhirnya kehilangan nyawanya. Aku menyelamatkannya. Tuan Choi dan
aku satu pikiran dan satu tubuh sekarang. Jika kau membunuhku maka ia juga akan
mati. Ingatlah kalau ia akan mati pelan-pelan di sisiku setiap kali kau
menyalakan sebuah lilin.”
“Aku akan
mengembalikan ayahku seperti semula dan kau tidak akan pernah bisa menyentuhnya
lagi.”
“Coba saja,”
tantang Hong Joo.
Jun diperhadapkan
pada Raja. Raja berkata kesepakatan mereka berakhir dan sekarang Jun harus
menanggung akibatnya.
Yeon Hee dibawa
menghadap Raja. Raja berkata Puteri sudah menyerangnya dan Jun hendak
meracuninya. Ia menghukum mereka berdua ditenggelamkan sampai mati.
Ibu Suri menerobos
masuk dan berkata Raja tidak boleh membunuh Yeon Hee. Kutukan terhadap keluarga
kerajaan akan semakin buruk jika Yeon Hee dibunuh. Raja menyuruh Ibu Suri
kembali ke kediamannya karena berikutnya Ibu Suri yang akan dieksekusi.
“Apa Yang Mulia
takut pada puteri? Atau takut pada Hong Joo?” tanya Jun tiba-tiba.
“Apa Yang
Mulia takut kehilangan tahta? Apa yang begitu ditakuti Yang Mulia hingga
menyerah seperti ini? Yang Mulia paling berkuasa di antara kami yang ada di
sini!!”
Raja Seonjo tentu
saja tidak mau mengakui kalau ia takut. Ia berkata ia tahu semua orang
menuduhnya sebagai seorang tiran kejam. Bukankah itu sebabnya Puteri hendak
membunuhnya.
Yeon Hee berkata
ia tidak hendak membunuh Raja. Bagaimana bisa ia membunuh Raja negeri ini? Ia
hanya ingin melindungi Raja dari rencana jahat Hong Joo.
“Lihat, bahkan ada
orang yang ingin melindungi Yang Mulia,” ujar Jun.
Raja sesaat nampak
bimbang tapi kemudian ia menggelengkan kepalanya. Semua orang ingin
membunuhnya. Semua orang ingin mengambil kekuasaannya. Dan mereka juga sama.
“Kalau begitu
kenapa Yang Mulia mempercayai hamba?” tanya Jun. Ia berkata Raja membiarkannya
tinggal di istana dan meminum obat yang ia buat. Padahal Raja bisa dengan mudah
membunuhnya atau mengabaikannya. Itu
sudah membuktikan kalau Raja sudah putus asa hingga percaya padanya. Bukankah
semua itu dilakukan Raja demi melindungi tahtanya? Atau Raja hendak menyerahkan
tahtanya?
Raja marah dan
berkata ia akan membunuh Jun jika terus berbicara. Tapi Jun tidak peduli. Ia
berkata Raja hendak membunuh mereka untuk dijadikan contoh pada mereka yang
mengatakan kalau ia tidak berhak menjadi Raja.
“Yang Mulia ingin
diakui sebagai pemimpin yang pantas untuk negeri ini.”
Tampaknya itu
kebenaran yang dikatakan Jun karena tanda Kejujuran di belakang telinga Raja
bersinar sesaat.
“Benar, aku ingin
diakui oleh orang lain. Apa kau pikir aku menjadi Raja karena menginginkannya?
Kau tidak tahu berapa banyak tekanan dan rasa takut yang timbul bersama
kedudukan ini. Orang-orang memandangku rendah karena aku hanya kerabat tiri keluarga
kerajaan (Raja Seonjo adalah anak dari kakak tiri Raja Myeongjeong…tambahan
lagi, ayah Raja Seonjo dilahirkan dari selir). Mereka menyebarkan rumor jahat
mengenaiku dan mengolok-olokku. Dan berusaha membunuhku,” kata Raja penuh
emosi.
Ia berkata ia juga
ingin melakukan yang terbaik. Ia ingin diakui. Ia ingin menjadi Raja yang baik.
“Tapi seberapa
kerasnya pun aku mencoba, tidak berhasil. Jadi apa yang harus kulakukan?
Sekarang tidak ada lagi yang bisa kulakukan karena penyakitku. Tidak ada lagi
yang bisa kulakukan untuk negeri ini!” serunya sambil menangis.
Mereka melihatnya dengan sedih. Raja berjalan
lunglai ke tahtanya. Tiba-tiba ia terjatuh dan terbatuk-batuk. Ia memuntahkan
gumpalan hitam dan asap hitam. Raja terkejut. Tanda kejujuran hilang dari
belakang telinganya.
Raja membuka
lengan bajunya. Duri-duri dan luka di tangannya lenyap tak berbekas. Jun berkata
itu adalah sihir hitam yang menguasai Raja selama ini.
Sebuah lilin di
kuil Chungbing menyala. Hong Joo berteriak kesakitan. Guna-guna yang ia berikan
pada Raja berbalik padanya. Tangannya tumbuh duri.
Ia ditangkap dan
dibawa ke hadapan Raja. Tapi Hong Joo bersikap seolah-olah tidak tahu kenapa
mereka menangkapnya. Ratu bertanya apa Hong Joo pura-pura tidak tahu kalau ia
telah melakukan guna-guna pada keluarga kerajaan.
“Bagaimana bisa
seorang shaman biasa berani melakukannya? Hamba hanya menggunakan kekuatan
hamba untuk keluarga kerajaan seperti keinginan para Yang Mulia. Jika kalian
percaya kalian tidak bersalah, silakan hukum hamba dengan bebas,” ujarnya.
Ia mengingatkan
kalau Ibu Suri yang menginginkan keturunan tak peduli bagaimanapun caranya. Lalu
ia mengingatkan Raja kalau Raja yang memintanya menyembuhkannya meski harus
membunuh Puteri.
“Jadi sebenarnya
apa kesalahanku?”
Mereka mengerti
Hong Joo hendak menjatuhkan keluarga kerajaan. Jika Hong Joo mengatakan semua
ini di depan para pejabat maka keluarga kerajaan yang akan dipermalukan. Mereka
tidak bisa menggunakan kasus sihir hitam untuk menghukum Hong Joo (karena
berkaitan dengan aib keluarga kerajaan).
“Bawa mereka
masuk!” seru Raja.
Jun masuk membawa
Sol Gae. Hong Joo terkejut melihat Sol Gae masih hidup. Sol Gae berlutut di
hadapan Raja. Raja bertanya apa kejahatannya.
“Hamba membunuh
orang atas perintah ketua shaman Seongsucheong. Hamba membawa jantung orang
padany untuk digunakan dalam sihir hitam,” kata Sol Gae.
“Apa kau masih
mengatakan dirimu tak bersalah?” ujar Raja.
“Lalu memangnya
apa yang akan kalian lakukan? Merobek-robekku?” tanya Hong Joo tanpa rasa takut
sama sekali. Ia berkata Raja yang meminta pertolongannya.
“Kalian keluarga
kerajaan selalu melakukan ini padaku. Kalian lemah, rapuh dan pengecut. Kalian
tidak pernah berubah meski waktu berlalu,” ia menoleh pada Jun. “Kau juga
berhati-hatilah. Mereka menyimpanmu karena mereka memerlukanmu saat ini. Tapi
kau juga akan disingkirkan seperti anjing liar.”
Raka sangat marah
dan memerintahkan agar Hong Joo ditangkap. Ia akan menghukumnya di hadapan
semua orang.
Hong Joo dan Sol
Gae dibawa pergi. Mereka berpapasan dengan Poong Yeon. Poong Yeon terkejut saat
melihat Sol Gae mengenakan jubah merah dan membawa topeng Si Jubah Merah.
Heo Ok membual
pada teman-temannya kalau ia menangkap Jun karena berusaha meracuni Raja dan Jun akan dihukum mati. Ia berkata
seandainya Jun menurut padanya, tidak akan terjadi hal seperti ini.
Tiba-tiba para
pengawal kerajaan masuk ke tempat itu dan menangkap Heo Ok. Ia ditangkap karena
sudah membohongi Raja mengenai si Jubah Merah. Heo Ok diseret ke penjara dan
kali ini ia tidak bisa lagi menggunakan kedudukan maupun kekayaannya untuk
membebaskan dirinya.
Yeon Hee bergegas
ke markas Divisi Tao namun Hyun Seo tidak ada. Ia berkata Hong Joo
memberitahunya kalau ayahnya sebenarnya sudah mati beberapa waktu lalu.
“Itu bohong, kan?”
tanyanya.
Yo Gwang dan Jun
menatapnya dengan sedih . Yo Gwang berkata Hyun Seo tidak lagi bisa bergerak
sesuka hatinya. Jika mereka menyingkirkan sihir hitam yang mengendalikannya, ia
mungkin kembali normal.
Tapi sihir hitam
itu yang menggerakkan tubuh mati Hyun Seo. Jadi jika sihir hitam itu
dilepaskan, Hyun Seo akan mati di tempat.
“Jadi maksud dari
perkataan Hong Joo kalau mereka satu tubuh dan satu pikiran….” Yeon Hee tak
sanggup meneruskan.
“Jika Hong Joo
mati, Tuan Choi juga akan mati,” kata Yo Gwang.
Yeon Hee menangis.
Seorang pria
bertopeng merobohkan para pengawal penjara dan menerobos masuk. Ia membuka
topengnya. Poong Yeon.
Sol Gae terkejut
melihat Poong Yeon. Poong Yeon bertanya apakah Sol Gae benar-benar Si Jubah
Merah selama ini. Sol Gae menunduk dan meminta maaf.
Poong Yeon terhenyak.
Ia sangat kecewa dan bertanya apakah ia bahan olokan untuk Sol Gae. Apakah lucu
membantunya mencari Si Jubah Merah padahal Sol Gae sendiri si Jubah Merah? Apa
ia terlihat bodoh di mata Sol Gae?
“Aku tidak
bermaksud begitu…aku hanya….”
“Aku
mempercayaimu. Aku menganggapmu teman dekat dan bersyukur untuk semua usahamu,
tapi kau…kau…. Apa selama ini kau bersamaku karena maksud terselubungmu itu?
Siapa yang bisa kupercayai sekarang?”
“Tolong jangan
maafkan aku,” kata Sol Gae.
Tapi Poong Yeon
membuka pintu sel Sol Gae. Ia berkata Sol Gae tetap pernah menjadi temannya dan ini adalah
tindakan terakhirnya sebagai seorang teman. Lalu ia pergi. Sol Gae menangis.
Poong Yeon lalu
mendatangi sel Hong Joo. Hong Joo
tersenyum melihatnya.
Jun memeriksa
kondisi Raja. Ia berkata semua duri sudah menghilang dan tidak meninggalkan
bekas. Raja berterima kasih tapi lalu ia terlihat canggung dan tak bisa menatap
Jun.
Jun melihat
sekeliling. Tak ada orang lain di dekat mereka. Wajah seriusnya menghilang. Ia
menghampiri Raja dan bertanya apakah Raja bisa membantunya.
“Bukankah aku
sudah melepaskan Puteri?” ujar Raja.
Jun berkata itu
memang sudah seharusnya karena mereka tidak bersalah. Raja mengangguk. Ia
tiba-tiba menarik pedangnya, lalu memasukkannya lagi.
“Saat aku berpikir
betapa kau mempermalukan aku (ketika ia curhat sampai menangis di depan Jun,
Yeon Hee dan Ibu Suri), aku ingin memenggalmu,” omelnya. Ia menyuruh Jun pergi.
Jun berbalik pergi
sambil menggerutu tak bersuara.
“Ehem…katakan apa
yang kauinginkan,” kata Raja.
Jun tersenyum
senang. Ia berkata ia belum terpikir hendak meminta apa. Jadi bolehkah ia
simpan untuk nanti?
“Dasar cerdik….berhenti tersenyum,” kata Raja
pelan. Jun tersenyum makin lebar.
Jun keluar dan
melihat Yeon Hee sudah menunggunya. Yeon Hee berkata ia tidak tahu bagaimana
cara mencari ayahnya. Yo Gwang berlari menemui mereka dan mengatakan kalau Hong
Joo telah melarikan diri.
Hong Joo berterimakasih atas bantuan Poong Yeon.
Poong Yeon berkata Hong Joo jangan salah paham. Setelah Yeon Hee kembali
normal, ia akan membuat Hong Joo membayar semua dosanya. Ia bertanya apa yang
harus ia lakukan.
“Kau hanya perlu
mengeluarkan api sucimu setelah persiapanku lengkap.”
“Apa Yeon Hee
benar-benar akan kembali normal setelah aku membakarnya?”
Hong Joo bertanya
apakah Poong Yeon masih belum mempercayainya. Ia berkata Poong Yeon akan tahu
setelah mencobanya.
“Apa pertemuan
pertamaku dengan Sol Gae juga merupakan bagian dari rencanamu?”
“Ya.”
“Kau benar-benar
orang yang menakutkan.”
Hong Joo berkata setiap
orang harus melihat gambaran besarnya sebelum melakukan revolusi besar. Dan
revolusi harus dilakukan tanpa melibatkan perasaan.
“Kau harus
memastikan Sol Gae adalah orang terakhir di mana kau menunjukkan kelemahanmu.”
Ibu Suri telah
mendengar kaburnya Hong Joo. Ia yakin Hong Joo merencanakan sesuatu untuk
mencelakai Yeon Hee. Ia akan memberikan beberapa penjaga dekat kediaman Yeon Hee.
Yeon Hee berkata ia tidak apa-apa.
Tapi Ibu Suri
mengingatkan kalau Yeon Hee sekarang bagian dari keluarga kerajaan. Yeon Hee
harus ingat kalau keadaannya terkait dengan keadaan negeri ini.
“Dan jaga jarak
dengan pria itu, Heo Jun. Aku tahu ia telah banyak membantumu dan aku cukup
berterimakasih padanya untuk itu. Tapi kau seorang puteri. Kau tidak bisa
membiarkan rakyat biasa seperti dirinya menemanimu seperti sebelumnya. Aku akan
melakukan yang terbaik untuk memberikan posisi yang tepat untuknya.”
Yeon Hee berkata
ia telah memberikan hatinya untuk Jun. Ibu Suri mengerti perasaan Yeon Hee untuk
Jun cukup dalam. Tapi itu bukan berarti ia memperbolehkan mereka bersama. Ia
hanya memberi waktu untuk Yeon Hee menjauhkan diri dari Jun.
Yeon Hee tak
banyak bicara setelah bertemu dengan Ibu Suri. Jun bisa melihat kalau Yeon Hee
banyak pikiran. Atau mungkin ia sudah menduga apa yang dikatakan Ibu Suri? Karena
ia kemudian berkata kalau ia harus mencari jalan untuk mencari nafkah sekarang.
Jadi ia tidak akan bisa sering-sering bertemu dengan Yeon Hee.
Yeon Hee menatap
Jun. Jun berkata ia akan terus menjaga Yeon Hee sampai semua lilin menyala dan
sampai Yeon Hee sepenuhnya aman.
Yeon Hee
mengangguk. Untuk sesaat Jun terlihat kecewa. Tapi ia lalu tersenyum dan
menyuruh Yeon Hee pergi beristirahat.
Yeon Hee menurut
dan masuk ke dalam kediamannya. Jun berbalik pergi dengan wajah sedih.
Seseorang
menyergap Yeon Hee di tengah kegelapan lalu membawanya pergi. Jun belum pergi
terlalu jauh hingga mendengar saat orang itu merobohkan para penjaga. Jun
terkejut melihat orang itu menculik Yeon Hee. Yeon Hee dalam keadaan tak sadar.
Jun berusaha
mengejar tapi orang itu melarikan Yeon Hee dengan menunggang kuda.
Yeon Hee dibawa ke
sebuah gubuk kosong dalam keadaan terikat dan mulut tersumpal. Sebuah jimat
juga ditempelkan di tubuhnya agar ia tidak bisa menggunakan kekuatannya.
Yeon Hee mulai
sadarkan diri. Ia terkejut saat melihat orang yang menculiknya adalah Poong
Yeon. Ia berusaha meronta tapi Poong Yeon
meninggalkannya tanpa mengatakan apapun. Yeon Hee menangis tak berdaya.
Poong Yeon menutup
pintu. Sejenak ia nampak ragu. Lalu ia mengangkat tangannya ke arah pintu.
Pintu mulai terbakar oleh api suci.
Poong Yeon
berjalan pergi menghampiri Hong Joo yang berdiri tak jauh dari tempat itu. Hong
Joo tersenyum melihat api yang terus membesar.
Jun menerobos
hutan mencari keberadaan Yeon Hee. Ia nampak terkejut dengan apa yang
dilihatnya.
Komentar:
Akhirnya Raja
sembuh juga. Sihir hitam Hong Joo memang membuat Raja hampir membunuh Jun dan
Yeon Hee, tapi Jun berhasil membuat Raja jujur dengan perasaannya sendiri.
Sepertinya ini
akan menjadi awal kedekatan Raja dan Jun.
Dan lama-lama Raja akan menunjuk Jun sebagai tabib pribadinya. Karena
dalam sejarah Heo Jun memang dikenal sebagai tabib Raja Seonjo.
Frustrasi rasanya
melihat Poong Yeon. Kalau ia benar-benar membakar Yeon Hee dan percaya
perkataan Hong Joo, itu artinya ia benar-benar bodoh. Jika memang api suci bisa
menyelamatkan Yeon Hee tanpa melukai Yeon Hee, kenapa Hyun Seo tidak
melakukannya sejak dulu? Dan lagi sejak kapan Hyun Seo mendukung Hong Joo?
Apalagi Poong Yeon sekarang tahu kalau Hong Joo ada di balik pembunuhan kejam
Jubah Merah. Kuharap apa yang terlihat bukanlah yang benar-benar terlihat.
Meski agak kesal
dengan Ibu Suri, aku bisa memahami kalau status Yeon Hee sebagai puteri akan
menjadi penghalang hubungan Jun dan Yeon Hee. Jun sendiri tampaknya memahami
itu karena itu ia nampak kecewa ketika Yeon Hee tidak memintanya terus berada
di sisinya saat ia berkata hanya akan menjaga Yeon Hee sampai kutukan Yeon Hee
terangkat.
Tapi bagi Yeon Hee
mungkin hubungan mereka berdua berada di urutan kesekian dibandingkan dengan
kutukannya dan juga masalah ayahnya. Apalagi waktu semakin terbatas. Tanpa
peringatan dari Ibu Suri pun mereka selalu diperhadapkan pada bahaya yang
mengancam nyawa mereka berdua. Namun yang kusukai adalah mereka berdua selalu
memikirkan yang terbaik untuk yang lainnya, tanpa egois memikirkan diri mereka
sendiri.
Ga sabar nunggu lanjutannya
BalasHapusSemangat terus mba fanny...
Semakin seru ya mba.. duh.. pengen segera tau lanjutannya.. tiap hari liatin blognya mba Fanny trs.. :D
BalasHapusBaca tulisan mba fan soal tabib jun dan perawat yoo gwang bikin ngakak maksimal..😂😂😂
BalasHapusSemakin seru ya mba.. duh.. pengen segera tau lanjutannya.. tiap hari liatin blognya mba Fanny trs.. :D
BalasHapus