Jun berlari
mengejar pria bertopeng yang menculik Yeon Hee. Penculik itu, yang kita ketahui
kalau itu adalah Poong Yeon, menunggang kuda hingga Jun tidak bisa mengejarnya.
Namun ia sempat melemparkan panah melewati Jun. Pada panah itu tersemat sebuah
kertas. Jun membaca isi kertas itu.
Poong Yeon
memanggul Yeon Hee yang tak sadarkan diri ke dalam hutan. Anak buah Hong Joo
diam-diam mengikutinya. Tapi Poong Yeon tahu. Ia menyuruh mereka melapor pada
Hong Joo.
Begitu anak buah
Hong Joo pergi, Poong Yeon berbelok ke arah lain. Ia menaruh Yoen Hee di dalam sebuah
gubuk kosong. Yeon Hee sadarkan diri dan panik melihat dirinya dalam keadaan
terikat. Ia terkejut saat melihat Poong Yeon yang menculiknya. Poong Yeon
meninggalkannya seorang diri.
Poong Yeon keluar
dan menutup pintu. Ia teringat 5 tahun lalu saat ia dan Yeon Hee melihat
festival lentera. Ketika itu dalam hatinya Poong Yeon mengucapkan keinginannya
agar Yeon Hee menjalani hidup yang indah tanpa kekhawatiran. Ia ingin Yeon Hee menghindari
hal buruk dan kotor dalam dunia ini, dan hanya melihat hal-hal indah. Ia ingin
jalan yang dilewati Yeon Hee selalu memancarkan keharuman. Sigh….sungguh
kenyataan saat ini berbanding terbalik dengan keinginan Poong Yeon waktu itu.
Untuk sesaat Poong
Yoen terpaku di depan pintu yang tertutup. Hong Joo memintanya menyalakan api
suci.
“Kau tidak bisa?
Tuan Choi juga selalu ragu pada saat-saat menentukan…dan lihat bagaimana
akhirnya. Lihatlah dia, seorang anak yang begitu berharga seperti bunga telah
berubah. Jangan tahan dirimu. Hanya kau satu-satunya yang bisa menyelamatkan
Yeon Hee dari penderitaan ini.”
Poong Yeon berkata
ia harus melakukannya untuk mengetahui apakah Hong Joo berbohong atau tidak.
“Lakukan. Jika kau
melakukannya, Yeon Hee yang sangat kaurindukan akan kembali.”
Maka Poong Yeon
mulai membakar gubuk tersebut. Hong Joo tersenyum puas melihat api berkobar
membakar tempat itu.
Yeon Hee meronta
dan meronta. Ia sangat ketakutan dan terus menangis. Tapi ia tidak bisa
melakukan apapun karena tangan dan kakinya diikat. Mulutnya disumpal hingga ia
tak bisa berteriak.
Gubuk hampir
terbakar habis. Hong Joo tiba-tiba merasa ada yang aneh. Ia melihat tangannya.
Duri masih tumbuh di tangannya. Ia berusaha mendekati gubuk, tapi kobaran api
suci menghalanginya untuk mendekat dan tangannya malah menghitam.
Poong Yeon diam
saja melihat semua itu. Hong Joo melihatnya dengan curiga.
Yeon Hee akhirnya
pingsan tak sadarkan diri. Dalam keadaan utuh di gubuk lain. Jun tiba dan menolongnya.
Yeon Hee sadar dan terpana seakaan tak percaya melihat Jun. Ia menangis dalam
pelukan Jun.
Setelah api mulai padam,
Hong Joo berusaha melihat ke dalam puing-puing gubuk yang tersisa. Ia bertanya
apa yang terjadi.
“Bukankah kau
bilang Puteri ada di dalam sana? Apa kau benar-benar membawanya ke sini?”
tanyanya pada Poong Yeon.
“Anak buahmu
melihat sendiri, tanyakan saja pada mereka,” jawab Poong Yeon dingin.
Hong Joo bertanya
di mana Yeon Hee. Poong Yeon berkata ia tidak tahu.
“Kau harus
membunuh Puteri dengan api sucimu. Aku menyuruhmu membakarnya sampai mati! Jadi
ke mana dia di saat ia seharusnya ada di sana?” ujar Hong Joo tak sabar.
“Sudah kubilang
aku tidak tahu. Kenapa kau begitu panik?” tanya Poong Yeon tenang.
Hong Joo berkata
Poong Yeon harus segera menemukan Yeon Hee dan membakarnya sebelum ia tahu
kalau kakaknya yang ia percayai berusaha hendak membunuhnya. Lalu ia pergi
dengan kesal.
Apa yang
menyebabkan Poong Yeon akhirnya tidak mempercayai Hong Joo? Karena ia merasa
aneh dengan kata-kata ayahnya agar ia membantu Hong Joo. Dan ia teringat Hyun
Seo pernah berkata agar Poong Yeon tidak mempercayainya jika suatu saat nanti ia
menjadi ancaman untuk Yeon Hee.
Jun membawa Yeon
Hee keluar dari gubuk. Ia berkata Poong Yeon yang memberinya peta ke tempat ini
agar ia bisa menyelamatkan Yeon Hee.
Poong Yeon
menghampiri mereka. Yeon Hee langsung mundur begitu melihat kakaknya. Jun
bertanya apa yang Poong Yeon lakukan pada Yeon Hee.
Poong Yeon
bertanya apakah Yeon Hee tidak apa-apa. Ia berkata ia sudah mengetahui apa
tujuan Hong Joo sebenarnya.
“Ia hendak
membunuhmu dengan menggunakan api suciku.”
Yeon Hee terkejut ada
cara lain karena yang ia tahu hanyalah Pangeran Mahkota yang bisa membunuhnya.
Poong Yeon meminta maaf karena tidak memberitahunya lebih dulu. Tapi ia
menenangkan kalau sekarang ia yang memiliki kekuatan itu jadi Hong Joo tidak
akan bisa mencelakai Yeon Hee lagi.
“Itukah sebabnya
Hong Joo mendekati kakak? “ tanya Yeon Hee. Poong Yeon mengangguk.
Yeon Hee bercerita
kalau Hong Joo pernah datang ke sel tempatnya ditahan bersama ayahnya. Jun
berkata Hong Joo tidak akan membiarkan Yeon Hee begitu saja. Ia akan menemukannya
dan menangkapnya.
“Aku tahu di mana
ia berada,” kata Poong Yeon.
Hong Joo kembali
ke tempat persembunyiannya dengan kesal. Ia bertambah kesal saat melihat Hyun
Seo sedang berusaha melawan kendali sihir hitamnya.
“Kenapa kau
membuat jimat untuk Puteri?!” ujarnya marah. “Jika saja kau tidak kehilangan
kekuatanmu karena membuat jimat itu, kita sudah bisa membunuhnya!”
Hyun Seo
menatapnya marah. Hong Joo melunak dan berkata Hyun Seo yang menyebabkan semuanya.
Ia juga tidak ingin membuat Hyun Seo menjadi seperti ini. Hyun Seo memohon….sepertinya
ia memohon agar Hong Joo mengakhiri penderitaannya dengan membunuhnya saja.
Tapi Hong Joo
kembali menambahkan sihir hitam untuk mengendalikan Hyun Seo. Ia berkata hanya
tersisa satu hal yang harus dilakukan Hyun Seo untuknya.
“Patahkan jimat
yang kau buat untuk Puteri dengan menyerahkan nyawamu. Karena kau yang
membuatnya, hanya kau yang bisa mematahkannya. Agar Heo Jun jatuh sakit akibat
kutukan dan rambut Puteri menjadi putih untuk dilihat dunia. Dengan begitu ia
tidak ada lagi tempat untuk bersembunyi.”
Hong Joo belum
tahu kalau Poong Yeon sebenarnya tidak berpihak padanya. Ia mengira Yeon Hee
selamat karena jimat yang dibuat Hyun Seo. Karena itu ia menyuruh Hyun Seo
merusak jimat tersebut dan Poong Yeon tidak akan gagal lagi.
Di penjara Heo Ok
berteriak-teriak agar ia dipertemukan dengan Raja. Ia juga berkata ibunya bisa
memenuhi kantung para penjaga penjara dengan uang. Tapi kali ini kekayaan dan
kedudukannya tidak berguna sama sekali. Ia menangis memanggil ibunya.
Soon Deuk melompat
memanggil Yo Gwang yang sedang berjalan sambil melamun. Yo Gwang terkejut dan
mengomel saat melihat Soon Deuk. Soon Deuk bertanya apa Yo Gwang melihat Jun
karena sepertinya Jun dikejar-kejar orang.
Yo Gwang berkata
Jun baik-baik saja. Lalu ia mulai curhat kalau banyak peristiwa buruk yang
terjadi pada oran-orang yang seharusnya ia lindungi dan ia tidak bisa membantu
mereka.
“Membosankan,”
ujar Soon Deuk sambil berjalan pergi.
“Hei, kau mau ke
mana? Kau kan yang memulai percakapan!” Yo Gwang menariknya.
Soon Deuk mengomel
ia tidak suka laki-laki yang suka menempel. Yo Gwang malah melanjutkan
curhatnya kalau waktu terus berlalu dan mereka harus menyalakan lilin tapi Yeon
Hee bertambah lemah dan ia tidak tahu Hyun Seo pergi ke mana.
Soon Deuk hanya
mengangguk-angguk.
“Dan kau tahu…pada
malam hari,” Yo Gwang terdiam saat melihat Soon Deuk menatapnya. Ia menyuruh
Soon Deuk pergi.
Giliran Soon Deuk
yang tidak mau pergi karena mengira Yo Gwang merendahkannya. Atau Yo Gwang
menyukainya atau semacamnya?
“Tidak!” seru Yo
Gwang.
Soon Deuk mengangguk
mengerti. Ia berkata sepertinya Yo Gwang sudah banyak masalah jadi tidak usah
ditambah dengan menyukainya. Nanti bisa-bisa Yo Gwang patah hati. Ia berlalu
pergi.
“Bukan! Hei, bukan
begitu!” seru Yo Gwang. “Aku cuma suka gadis yang tinggi!” Pffft….
Ia pergi ke kuil
Chungbing dan melihat Jun di sana. Jun berkata Hong Joo lagi-lagi hendak membunuh
Yeon Hee. Yo Gwang berkata ia sudah dengar apa yang terjadi.
“Jadi Tuan Muda
Poong Yeon mewarisi kekuatan api suci. Itu adalah kekuatan yang dimiliki Tuan
Choi dan kupikir Yeon Hee sudah pasti aman karenanya.”
Jun berkata Yeon
Hee bisa mati jika mereka terus membiarkan Hong Joo seperti sekarang. Ia
bertanya apakah ada cara agar Hong Joo tidak bisa lagi menggunakan sihir
hitamnya. Yo Gwang tidak tahu apakah ada caranya atau tidak. Jun yakin pasti
ada caranya dan ia akan menemukannya.
Poong Yeon pergi
ke tempat persembunyian Hong Joo. Karena Hong Joo tidak ada, ia diam-diam masuk
ke ruangan khusus altar. Ia sempat melihat sebuah kotak kayu. Namun saat ia
hendak menyentuhnya, tangannya berubah menjadi hitam.
Hong Joo tiba-tiba
muncul dan bertanya apa yang Poong Yeon lakukan di sini. Poong Yeon berkata ia
datang untuk mencari Hong Joo. Ia ingin tahu apa rencana Hong Joo selanjutnya.
Hong Joo berkata
tentu saja ia harus menangkap Yeon Hee dan Hyun Seo akan membantu mereka. Poong
Yeon terkejut.
“Kau tahu ayahmu
berada di pihak kita, kan?”
“Apa yang
kaulakukan pada ayahku?”
“Aku
menghidupkannya kembali dengan sihir hitam ketika ia mati karena Puteri.”
“Di mana ayahku
sekarang?”
“Ia sedang menemui
puterinya.”
Poong Yeon cepat-cepat
pergi. Ia berlari ke istana. Di saat yang sama Jun dan Yo Gwang juga kembali ke
istana.
Hyun Seo menemui
Yeon Hee yang sedang berdoa di markas divisi Tao. Hyun Seo berkata Yeon Hee
nampak kurang sehat.
“Apakah karena
hari menghilangnya Bintang Utara semakin mendekat?”
Yeon Hee berkata
seharusnya ia tidak menerima jimat dari ayahnya. Hyun Seo berkata semua itu
masa lalu.
“Ayah, ada yang
ingin kutanyakan karena itu aku mencari Ayah. Ketika Ayah menemuiku bersama
Hong Joo, Ayah berusaha membunuhku. Benarkah?”
Hyun Seo
menyangkal. Untuk apa ia membunuh Yeon Hee? Yeon Hee berkata ia tahu Hyun Seo
menjadi korban sihir hitam Hong Joo.
“Ayah tidak akan
pernah bisa membunuhku. Jadi kumohon kembalilah pada kami, Ayah.”
Tiba-tiba sinar
mata Hyun Seo berubah. Yeon Hee terhenyak. Ia berjalan mundur saat melihat
ayahnya mendekatinya dengan tatapan menakutkan.
Sayangnya ia tidak
berlari ke pintu melainkan mundur ke altar. Ia sempat berhasil membuat mundur
Hyun Seo dengan kekuatannya, tapi kemudian kekuatannya melemah.
Hyun Seo
berjalan mendekatinya dan mengulurkan tangannya ke kepala Yeon Hee.
Yeon Hee terlihat
kesakitan.
Poong Yeon melihat
Yeon Hee tidak ada di kamarnya. Sementara itu tanda kutukan Jun kembali muncul.
Poong Yeon sempat melihat itu dan terus berlari. Jun menyuruh Yo Gwang mencari
Yeon Hee.
Untunglah Poong
Yeon tiba sebelum Hyun Seo berhasil. Ia menarik ayahnya menjauhi Yeon Hee dan
memintanya sadar. Tapi Hyun Seo malah melempar Poong Yeon.
Yo Gwang berdiri
di depan Yeon Hee untuk melindunginya. Hyun Seo terus mendekati mereka. Jun
tiba dan berusaha menarik Hyun Seo tapi ia juga terlempar.
Tak punya pilihan
lain, Poong Yeon menggunakan kekuatan api sucinya pada ayahnya. Hyun Seo
terlempar mundur dan jatuh pingsan.
Hong Joo melihat
tanda ikatannya dengan Hyun Seo di telapak tangannya bersinar. Ia menyadari
sesuatu terjadi pada Hyun Seo.
Hyun Seo diikat di
kursi. Ia masih dalam keadaan tak sadar. Yeon Hee duduk di dekatnya dengan
khawatir.
Jun memastikan
pada Yo Gwang kalau Hyun Seo mungkin tahu bagaimana caranya untuk mencegah Hong
Joo melakukan sihir hitam. Jika mereka bisa membuat Hong Joo tidak bisa
mengendalikan Hyun Seo, maka Hyun Seo bisa sadar untuk sementara. Ia berencana pergi
ke tempat Hong Joo untuk mengalihkan perhatiannya dari mengendalikan Hyun Seo. Tapi
Poong Yeon berkata Hong Joo percaya ia berada di pihaknya, jadi ia yang akan
pergi. Maka Poong Yeon pun pergi.
Yeon Hee bertanya
apa yang akan terjadi pada ayahnya jika Hong Joo tidak bisa melakukan sihir
hitam lagi. Ayahnya bergerak karena sihir hitam, jika tidak ada sihir hitam….
Jun dan Yo Gwang tidak tega menjawabnya.
Hong Joo
menggunakan kekuatannya kembali untuk mengendalikan Hyun Seo. Hyun Seo
pelan-pelan sadar. Ia menoleh pada Yeon Hee dan mengejeknya. Yo Gwang berusaha
menyadarkannya, tapi Hyun Seo menatapnya dengan dingin.
“Apa yang harus
kulakukan agar kau mendengarku?” kata Yo Gwang frustrasi.
“Kalian yang
tinggal di sisi Puteri juga akan menghadapi kematian,” Hyun Seo tersenyum
sinis.
“Hong Joo! Ini
kau, bukan?” ujar Yeon Hee.
Jun berjongkok di
hadapan Hyun Seo. Sepertinya ia berusaha mengulur waktu agar Poong Yeon sempat
tiba untuk mengalihkan perhatian Hong Joo.
“Kau tahu, aku
tidak ingin melihatmu. Kau sangat kejam hingga aku tidak ingin bicara denganmu.”
“Jadi kau yang
membuat Jubah Merah mengkhianatiku. Bagaimana kau tahu cara menyembuhkan Raja?”
“Jadi itu yang
ingin kauketahui,” Jun tertawa. “Mereka bilang sihir hitam menggunakan titik
terlemah hati manusia, jadi aku berusaha mengetahui apa isi hati Raja. Aku juga
ingin mengetahui sesuatu. Apa kelemahan Tuan Choi yang kaugunakan untuk sihir
hitammu padanya?”
Hong Joo berkata
Jun tidak akan bisa menyingkirkan sihir hitam dari tubuh Hyun Seo. Jun bertanya
apa yang hendak Hong Joo lakukan pada Hyun Seo.
“Itu yang ingin
kutanyakan pada kalian. Apa kalian bisa menghadapinya? Kalian tidak akan bisa
membunuhnya maupun menyelamatkannya. Kalian hanya bisa melihatnya mati perlahan
di hadapan kalian.”
“Melihatmu
melakukan sejauh ini padanya, pasti kau juga tidak menginginkan kematiannya,”
kata Jun.
Sesaat Hong Joo
terdiam mendengar kata-kata Jun. Pada saat itulah Poong Yeon masuk dan
mengulurkan tangannya ke lehar Hong Joo. Hong Joo terlihat ketakutan. Ia
berlari mengambil belatinya di altar.
Poong Yeon
melawannya. Hong Joo merasa kesakitan karena kekuatan api suci Poong Yeon. Tapi
dengan sekuat tenaga ia mengayunkan belatinya hingga melukai Poong Yeon. Poong
Yeon jatuh pingsan.
Hong Joo berusaha
memadamkan api yang membakar lengan bajunya. Pada saat itulah Hyun Seo
tersadar.
“Yeon Hee…”
panggilnya.
“Ayah….”
Yo Gwang berkata
sepertinya Poong Yeon berhasil melukai Hong Joo. Jun tidak mau menyia-nyiakan
kesempatan itu. Ia bertanya apakah ada cara untuk menghilangkan kemampuan sihir
hitam Hong Joo.
“Kau harus
menemukan Belati Sihir Hitamnya. Itu adalah benda yang pertama kali
digunakannya saat ia menggunakan sihir hitam. Sumber sihir hitamnya ada di
dalam belati tersebut. Kau harus membakarnya dengan api suci.”
Jun teringat pada
belati yang digunakan Hong Joo untuk menikamnya di Kuil Chungbing. Belati yang
membuatnya kehilangan tanda jimat.
Hong Joo berhasil
memadamkan api dan kembali pulih. Ia kembali mengendalikan Hyun Seo.
“Apa yang kaulakukan
pada kakakku?” tanya Yeon Hee khawatir.
“Jangan khawatir.
Ia masih bernafas. Jika kau ingin melihatnya lagi, kau harus menemuiku
sendirian, Puteri. Datanglah ke Hutan Seoyang.”
Ibu Suri tidak
melihat Yeon Hee di kamarnya. Ia datang
ke divisi Tao dan melihat Hyun Seo dalam keadaan terikat. Ia baru menyadari
kalau Hyun Seo tidak lagi berpihak pada mereka.
Yeon Hee berkata
ia akan menyelamatkan Hyun Seo. Ia sudah menemukan sumber kekuatan Hong Joo dan
ia akan berusaha agar Hong Joo tidak bisa lagi melakukan sihir hitam.
“Apakah itu
sebabnya pria itu, Heo Jun, kembali ke istana?” tanya Ibu Suri.
Tepat saat itu Jun
tak sengaja mendengar percakapan mereka. Ibu Suri berkata ia berterima kasih
karena Jun sudah menyelamatkan Yeon Hee, tapi apakah Yeon Hee harus terus
menanganinya sendiri. Ia khawatir Yeon Hee terus berada dalam bahaya.
Ia berkata banyak
orang yang mengawasi Yeon Hee saat ini jadi Yeon Hee harus hati-hati dalam
bersikap. Ia akan memberikan pasukan pada Jun jika Jun memerlukannya.
“Ini adalah
masalahku,” kata Yeon Hee. “Dan ia mempertaruhkan nyawanya untukku meski ini
bukan urusannya. Dan aku juga ingin melindunginya.”
“Kalau begitu ia
seharusnya tidak keluar masuk istana untuk urusan pribadi. Sekarang sudah
beredar rumor kalau pria tak berkedudukan masuk dalam kamarmu. Kau adalah
seorang Puteri. Kau mungkin hidup di luar dalam waktu lama tapi kau tidak bisa
mengubah takdir kelahiranmu. Kau harus membawa dirimu sesuai kehidupan di
istana dan menjauhkan diri dari pria itu. Apa kau mengerti?”
Yeon Hee hanya
diam. Jun nampak sedih mendengar semua itu.
Tak cukup sampai
di sana, Ibu Suri menemui Raja dan memintanya mengganti pimpinan divisi Tao. Ia
berkata Hyun Seo tidak lagi cocok menduduki posisi tersebut.
“Apakah lagi-lagi
Hong Joo yang berada di balik semua ini?” tanya Raja.
Ibu Suri
membenarkan. Raja marah. Bagaimana bisa seorang shaman biasa memanipulasi
negeri seperti ini. Ibu Suri berkata Puteri dan keluarga kerajaan adalah
prioritasnya saat ini jadi ia ingin menunjuk pimpinan baru.
Ia mengajukan
Poong Yeon sebagai pengganti Hyun Seo. Raja tidak yakin Poong Yeon setuju. Ibu
Suri berkata Poong Yeon akan setuju karena ayahnya sakit.
Raja masih sakit
hati atas pengkhianatan Poong Yeon dan mengira Poong Yeon sekarang dekat dan
berpihak pada Ibu Suri. Astaga Raja ini masih berpikiran negatif deh….
Ibu Suri berkata
ia dengar Poong Yeon seorang yang setia seperti ayahnya. Bukankah itu juga
alasan Raja dekat dengan Poong Yeon begitu lama? Ia berkata hanya Poong Yeon
yang bisa melindungi Yeon Hee saat ini. Raja berkata ia akan memikirkannya
lebih dulu.
Yeon Hee tak tahan
berdiam diri tanpa melakukan apapun. Ia memutuskan pergi menemui Hong Joo. Jun tidak
setuju karena Hong Joo sudah pasti hendak mencelakainya. Ia yang akan pergi.
Tapi Yeon Hee
berkata Jun tidak akan bisa melakukannya sendirian. Ia akan mengalihkan
perhatian Hong Joo sementara Jun mencari belati sihir hitam Hong Joo.
“Bagaimana aku
bisa bergerak bebas setelah mengirimmu padanya. Aku tidak ingin kau terluka.
Apa yang akan kulakukan jika terjadi hal buruk padamu?”
Yeon Hee menatap
Jun
“Aku tidak akan
terluka, Jun. Dia tidak bisa melakukan apapun padaku. Tak ada seorang pun yang
bisa melukai kita,” Yeon Hee menggenggam tangan Jun. “Aku pergi padanya karena
aku percaya padamu. Jadi percayalah juga padaku dan pergilah mencari belati
sihir hitam Hong Joo.”
Jun masih ragu
tapi Yeon Hee menatapnya memohon. Akhirnya Jun membiarkan Yeon Hee pergi. Yo Gwang
pergi bersama Yeon Hee.
Poong Yeon
terbaring tak sadarkan diri di tempat persembunyian Hong Joo. Hong Joo berkata
ia bisa pergi menangkap Yeon Hee berkat Poong Yeon. Setelah itu Poong Yeon
harus sadar dan menggunakan api sucinya pada Yeon Hee.
Jun hendak pergi
ketika tiba-tiba Hyun Seo sadar (mungkin karena Hong Joo pergi) dan meminta Jun
berhati-hati.
“Sihir hitam
adalah hal yang berbahaya. Jika kau tidak berhati-hati saat memegang belati
tersebut, kau bisa terpengaruh oleh sihir hitam. Karena sihir hitam menyelami
kelemahan dalam hatimu, kau harus menguatkan hatimu. Jika kau goyah, kau akan
terpengaruh. Jangan biarkan hatimu goyah apapun caranya.”
Jun mengerti. Ia
membungkuk hormat lalu pergi.
Hong Joo pergi
menemui Yeon Hee yang sudah menunggu di Hutan Seoyang. Sementara itu Jun masuk
ke dalam tempat persembunyian Hong Joo. Ia tahu tempat itu karena Poong Yeon
pernah memberitahunya.
Jun menemukan
Poong Yeon yang terbaring tak sadarkan diri. Ia berusaha membangunkannya tapi
Poong Yeon tidak bergerak.
Jun berjalan ke
altar dan melihat kotak di sana. Kotak itu terbuka sendrii diiringi seruan roh.
Jun sejenak ragu namun ia mengulurkan tangannya untuk meraih belati tersebut.
Tiba-tiba
terdengar berbagai bisikan-bisikan roh jahat di sekitarnya.
“Kau tidak akan
pernah bisa melarikan diri dari statusmu. Pada akhirnya kau akan berakhir tanpa
memiliki apapun karena orang-orang memandang rendah padamu. Dan gadis yang
kaucintai pada akhirnya akan meninggalkanmu juga.”
Jun berusaha
menguatkan dirinya dengan mengingat perkataan Hyun Seo. Ia mengambil belati
tersebut. Tapi serangan itu semakin kuat. Matanya sempat berubah seperti Hyun Seo.
Oh nooo!!!
Jun teringat
bagaimana Poong Yeon berkata tidak ada yang bisa Jun lakukan. Lalu perkataan
ibu Heo Ok agar Jun menjalani hidup seperti orang mati. Bagaimana ibunya
menyuruhnya berlutut minta maaf padahal ia tidak bersalah. Lalu perkataan Ibu
Suri yang tidak menyetujui hubungannya dengan Yeon Hee.
Serangan itu
berlanjut dengan tuduhan Heo Ok bahwa Jun yang membunuh ibunya sendiri. Jun
berusaha melawan semua itu…tapi kemudian ia jatuh pingsan.
Tangannya meraih
belati itu dengan kuat. Matanya bersinar seperti Hyun Seo.
Hyun Seo berhasil
melepaskan ikatannya dan melarikan diri.
Hong Joo melihat
Yo Gwang memegang pedangnya. Ia berkata satu gerakan ceroboh saja maka Poog
Yeon akan mati. Ia menyuruh Yeon Hee mengikutinya tanpa melawan.
Yeon Hee berkata
itu yang akan ia lakukan. Ia berterimakasih karena Hong Joo menyelamatkan ayahnya
dengan sihir hitam.
“Tentu saja, ia
tidak akan mati jika bukan karenamu.”
“Sihir hitammu
benar-benar menakutkan hingga bisa menyelamatkan manusia.”
“Dan juga bisa
membunuh,” kata Hong Joo tersenyum.
Yeon Hee bertanya
apakah Hong Joo tahu caranya agar ayahnya bisa kembali hidup. Hong Joo balik
bertanya apakah Yeon Hee bersedia menyerahkan nyawanya jika ia berkata Yeon Hee
harus mati agar ayahnya bisa hidup.
“Ayahmu
menyerahkan nyawanya untukmu tanpa ragu.”
“Karena itulah aku
datang.”
“Kau benar-benar
akan menyerahkan nyawamu?” tanya Hong Joo. Tapi lalu ia tersadar kalau Jun
tidak ikut bersama Yeon Hee.
Ia terlihat
curiga. Yeon Hee berkata untuk apa Jun ikut dengannya jika ia datang untuk mati.
Tapi Hong Joo tidak bisa mengenyahkan kecurigaannya. Ia berbalik pergi.
Yeon Hee terkejut.
Anak buah Hong Joo mulai menyerang. Yo Gwang berusaha melawan mereka. Yeon Hee
menggunakan kekuatannya untuk menjatuhkan semua anak buah Hong Joo. Ia menyusul
Hong Joo bersama Yo Gwang.
Hong Joo tiba di
tempat persembunyiannya. Ia melihat Jun duduk di lantai seperti orang tak sadar
dengan memegangi belatinya. Yeon Hee dan Yo Gwang terkejut melihat keadaan Jun.
“Kau benar-benar
bodoh. Kau menyentuh sihir hitam dengan kemauanmu sendiri?” Hong Joo tersenyum
takjub.
Jun bangkit
berdiri. Ia melihat Yeon Hee dan Yo Gwang namun mengabaikan mereka. Yeon Hee
mulai menangis.
Jun mendekati Hong
Joo seperti robot. Hong Joo tersenyum.
Tiba-tiba Jun
tersenyum sinis. “Kau pikir aku adalah kau?”
Hong Joo terkejut.
Jun melirik ke samping. Poong Yeon muncul dari balik tirai. Ia menyalakan api
suci di tungku. Jun tersenyum lalu melempar belati itu ke dalam api.
Tidaaaak!!!! Hong
Joo berteriak histeris. Ia berusaha mengambil belatinya tapi ia tidak bisa
mendekati api suci.
Ia
berteriak-teriak kesakitan lalu memuntahkan darah. Asap hitam keluar dari dalam
tubuhnya dan masuk ke dalam api. Hong Joo terlihat lemas. Ia melotot menatap
Jun.
Komentar:
Walau aku bisa
mengerti mengapa Ibu Suri melarang hubungan Yeon Hee dan Jun, tapi tidak
bisakah Ibu Suri memikirkan kebahagiaan Yeon Hee setelah semua penderitaan yang
dialami Yeon Hee selama ini? Di saat Yeon Hee berjuang melawan kutukannya, ia
malah lebih memikirkan rumor buruk tentang Yeon Hee dan Jun. Sigh…padahal
sebelumnya ia sama sekali tidak peduli pada nasib Yeon Hee.
Syukurlah karena
Poong Yeon tidak bodoh. Keterlaluan banget kalau ia dengan sadar membakar Yeon
Hee hanya karena kata-kata Hong Joo.
Menurutku
kata-kata Hong Joo lebih berbahaya dari sihir hitamnya. Jika sihir hitam
menggunakan kelemahan hati manusia, maka kemampuan terhebat Hong Joo adalah
memperkuat kelemahan itu. Ia menanamkan keraguan, kecemburuan, iri hati, dan
hal-hal negatif lainnya.
Sementara Jun dan
Yeon Hee adalah orang-orang yang tidak membiarkan diri mereka dikuasai
kelemahan hati mereka. Mereka memiliki kelemahan juga tapi mereka tidak membiarkan
kelemahan dalam hati mereka menguasai diri mereka. Karena itu Jun bisa melawan
sihir hitam yang berusaha mengendalikan dirinya.
Setelah Hong Joo
kehilangan sihir hitamnya, apa yang akan terjadi? Apakah Hyun Seo akan mati?
Apakah belati itu benar-benar sudah kehilangan kekuatan sihir hitamnya? Masih ada 4 episode lagi, masih banyak hal yang bisa terjadi....
Kakaaakk, ceritanya seru bangeett.dan hong jo itu, bener-bener kejam banget kata katanya. Dia bener-bener ngejatuhin lawan lewat kata kata😤😤. Semangat ya kaa nulisnya. Aku selalu mendukungmu🙌🙌
BalasHapusSemangat min bikin sinopsisnya,mudah2an akhirnya happy ending
BalasHapusomaigat omaigat omaigaaaaaat....!!!! keren sekali bingiiiiiits!!!
BalasHapusWaw.. 4 episode lagi yah mba.. aku akan sabar menunggu sinopsis selanjutnya mba :D
BalasHapusWah makin seru dan makin nambah episodnya biar selalu bisa liatin yoon shi yoon... 😆😆
BalasHapusTetep semangat min... selalu menunggu sinopsismu tak pernah lelah...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMakin geregetan sama si Hong Joo !
BalasHapusMakasih mb Fanny buat sinopnya.
Duuh ga sbar nnggu 4 episode trkhr...
BalasHapusKira" ending'a gmna ea??
Kak fanny smnagt ea bkin sinopsis'a...
Duuh ga sbar nnggu 4 episode trkhr...
BalasHapusKira" ending'a gmna ea??
Kak fanny smnagt ea bkin sinopsis'a...