Siapa yang tidak tahu kisah seorang gadis cantik dan baik hati bernama Cinderella. Ia tinggal bersama ibu tiri dan kakak-kakak tirinya namun mereka memperlakukannya sebagai pelayan. Tapi satu hari, ia bertemu pangeran. Lalu mereka hidup bahagia bersama selamanya.
Tapi Eun Ha Won (Park So Dam) menganggap cerita itu tidak relevan lagi di masa sekarang. Cinderella jaman sekarang tidak punya waktu bertemu pangeran karena sibuk bekerja paruh waktu. Dan “Pangeran” jaman sekarang hanyalah para pemuda brengsek yang menganggap diri mereka Casanova (pemikat wanita) dan arogan.
Karena itu ia bertekad untuk tidak menunggu “Pangeran” bodoh dalam kehidupannya melainkan bergantung pada dirinya sendiri untuk bertahan hidup.
Eun Ha Won adalah seorang gadis periang dan optimis yang selalu mengendarai skuter merah putihnya ke manapun ia pergi. Impiannya adalah menjadi mahasiswi.
Suatu ketika ia melihat seorang pengendara motor dengan wajah tertutup helm berkelahi dan merebut sebuah tas dari sekelompok orang. Lalu pria itu pergi begitu saja.
Ha Won mengejarnya habis-habisan karena mengira pria itu orang jahat. Namun ternyata ia menemukan kalau si pengendara motor itu hanya merebut kembali tas seorang wanita dari kawanan begal dan mengembalikannya.
Karena ia melihat dari belakang, ia tidak melihat wajah pria itu. Pastinya cukup tampan karena si wanita pemilik tas terpesona setelah melihatnya dan menjulukinya pangeran. Ha Won bergidik saat wanita itu berkata kalau tasnya adalah sepatu kaca. Tapi Ha Won tersenyum karena setidaknya masih ada pria baik di luar sana.
Park Hye Ji (Son Na Eun) terlihat menunggu seseorang dengan penuh harap. Ia terkejut saat melihat sepasang pria dan wanita lewat di depannya dengan bergandengan tangan.
“Hyun Min!” panggilnya.
Kang Hyun Min (Ahn Jae Hyun) bertanya pada pasangannya apakah ia mengenal Hye Ji. Wanita itu tergagap mengatakan tidak. Tapi jelas itu bohong. Hye Ji kesal karena Hyun Min mengencani temannya.
Dengan cuek Hyun Min berkata baginya hanya ada 2 macam wanita di dunia ini. Satu, gadis yang pernah dikencaninya. Dua, gadis yang akan dikencaninya. Kenapa ia harus membuat kriteria satu macam lagi hanya karena gadis itu teman Hye Ji?
Hye Ji marah dan bertanya apakah Hyun Min perlu bersikap sejauh ini.
“Kau memiliki selera buruk soal pria,” kata Kang Ji Woon (Jung Il Woo) yang baru saja tiba dan mendengar percakapan mereka. Ia adalah si “Pangeran” pengendara motor tadi.
Jelas mereka saling mengenal. Dan tadi Hye Ji sedang menunggu kedatangan Ji Woon. Ji Woon mengajak Hye Ji pergi.
“Kukira kau tidak tertarik pada Grup Haneul,” sindir Hyun Min. “Jadi kenapa kau terus berkeliaran di sini? Apa kau semakin menginginkan perusahaan dan hotel ini? Kau tidak sedang berkhayal menjadi pewaris atau semacamnya, kan? Kau terlalu serius menanggapi gurauan. Apa kau seperti ini karena tidak tahu tempatmu? Jangan salah sangka. Kau ini hanya sampah.”
Ji Woon tersenyum sambil menarik kerah Hyun Min.
“Kau kira aku mengacau? Bagaimana jika aku mengacau wajahmu?”
“Bagaimana bisa kau menarik kerah Hyung-mu (kakak). Kau harus bersikap hormat sebagaimana mestinya.”
“Hyung siapa? Aku tidak punya anggota keluarga sepertimu,” Ji Woon melepas kerah Hyun Min dan menyuruhnya pergi.
Hyun Min melirik Hye Ji lalu pergi. Teman Hye Ji mengejarnya. Hye Ji menegur Ji Woon karena selalu bertengkar dengan Hyun Min setiap kali mereka bertemu. Ji Woon berkata ia juga tidak senang bertemu dengan Hyun Min.
“Kalau begitu jangan bertemu dengannya.”
“Kenapa kau tidak mengikuti nasihatmu sendiri? Seleramu benar-benar payah soal pria. Pastikan kau mendapat persetujuanku untuk pria yang akan kaunikahi.”
Keduanya tersenyum. Mereka pun pergi untuk makan siang.
Selain bekerja berbagai paruh waktu, Ha Won juga sangat hemat dalam berbelanja. Untuk makan malam, ia pergi ke minimarket langganannya untuk membeli makanan yang akan kadaluarsa hari ini. Daripada dibuang, iya kan?
Dan seperti Cinderella, Ha Won juga memiliki ibu tiri dan kakak tiri (meski hanya satu). Mereka tidak memberi Ha Won makanan mereka dan menyuruhnya melakukan setiap pekerjaan rumah. Ha Won mengerjakan semuanya tanpa mengeluh dan selalu tersenyum. Ibu tirinya mengeluh Ha Won tidak pernah bekerja dengan benar.
“Turunan ibunya yang sudah tiada, jelas..” ujar kakak tirinya, Choi Yoo Na.
Meski sangat sedih, Ha Won tidak menanggapi mereka.
Kamarnya adalah kamar sempit yang juga berfungsi sebagai gudang. Selama ini ia giat bekerja paruh waktu untuk mengumpulkan uang agar ia bisa masuk perguruan tinggi. Uang yang ia butuhkan adalah 4 juta won, dan hanya sedikit lagi ia bisa mencapai jumlah tersebut. Ia yakin ia bisa mencapainya pada waktunya dan bertekad mencari pekerjaan lain.
Ji Woon, Hyun Min, dan Kang Seo Woo (Lee Jung Shin) sedang mengendarai mobil mewah mereka saat mereka mendapat pesan teks bersamaan. Pesan itu menyuruh mereka berkumpul tepat jam 6 sore karena ada perkembangan terbaru mengenai kakek. Namun bukan pesan itu yang membuat mereka menurut, melainkan kalimat selanjutnya.
“Jika kau tidak datang, aku akan memblokir semua kartu kreditmu.” – pada Hyun Min.
“Jika kau tidak datang, aku tidak akan membuka rahasia kelahiranmu selamanya.” – pada Ji Woon.
Maka mereka pun berkumpul tepat jam 6. Meski begitu, tidak ada tegur sapa di antara mereka. Ketiganya masuk bagai model di catwalk, diiringi tatapan terpesona orang-orang yang melihat mereka. Begitu melihat Sekretaris Lee Yoon Sung (Choi Min), mereka langsung menanyakan keadaan kakek mereka.
Hyun Min: “Apa kakek bangkrut?”
Seo Woo: “Apa Kakek pingsan?”
Ji Woon: “Di mana Kakek?”
Tak berapa lama kemudian ketiganya menatap sebuah kartu undangan di tangan mereka masing-masing. Dan ketiganya kesal karena mereka diminta datang hanya untuk hal seperti ini.
Dengan tenang Yoon Sung berkata hanya dengan cara ini ia bisa mengumpulkan mereka bertiga sekaligus. Hyun Min membuka undangan tersebut dan melihat foto kakeknya bersama seorang wanita.
“Ini undangan pernikahan kakek?!” ujarnya tak percaya.
Dengan dingin Ji Woon berkata ia tidak akan datang. Hyun Min berkata bukan hanya Ji Woon yang tidak ingin datang. Tapi Yoon Sung berkata mereka tiga bersaudara harus hadir.
Ketiganya langsung protes ketika disebut bersaudara. Hyun Min berkata sebelumnya muncul seorang sepupu secara tiba-tiba (Ji Woon), dan sekarang ia mendapat seorang nenek yang seusia dengan ibunya? Jelas hubungan Hyun Min dan Ji Woon yang paling buruk di antara mereka bertiga. Ji Woon melempar kartu itu dan berbalik pergi.
“Kang Ji Woon!” panggil Yoon Sung.
“Kang Ji Woon siapa? Aku adalah Han Ji Woon,” tegasnya. Lalu ia pergi.
Seo Woo menghela nafas panjang dan ikut pamit karena jadwalnya yang padat. Tinggal Hyun Min. Yoon Sung berkata Hyun Min harus datang.
“Tentu saja. Ini kan pernikahan ke-5 Kakek. Aku bahkan akan membawa hadiah,” katanya sambil tersenyum. Ia pun pergi.
Yoon Sung teringat ketika ia pertama kali membawa Ji Woon ke rumah tempat para cucu Presdir Kang (kakek mereka ) tinggal. Hyun Min mengira Ji Woon adalah petugas kebersihan yang baru. Ji Woon tersinggung dan marah.
Untunglah Yoon Sung datang dan menjelaskan kalau mereka berdua adalah saudara sepupu. Ia berkata Ji Woon adalah putera dari Tuan Muda Suk Chul.
Hyun Min tak percaya. Pamannya itu tidak menikah jadi bagaimana bisa punya anak? Ia bertanya ibu Ji Woon berasal dari keluarga mana. Apa Ji Woon selama ini tinggal di luar negeri? Sekolah di mana?
“Aku tinggal di panti asuhan setelah ibuku meninggal dunia 10 tahun lalu. Dan aku dikeluarkan dari SMA (artinya tidak kuliah). Memangnya kenapa?”
“Ah, padahal aku sudah khawatir,” desah Hyun Min. Maksudnya Ji Woon bukan saingan sepadan untuknya. Ia bertanya apa sekarang Kakeknya punya hobi mengumpulkan cucu baru atau semacamnya. Bahkan belum lama ini kakeknya memungut anak pengamen dari jalanan (maksudnya pasti Seo Woo). Satu hal yang pasti: kakeknya seorang yang menarik.
Benar-benar pertemuan pertama yang meninggalkan kesan buruk. Yoon Sung menghibur Ji Woon kalau ia akan segera terbiasa dengan keadaan di tempat ini. Tapi jelas Ji Woon tidak berminat untuk menjadi “terbiasa”.
Presdir Kang seorang pebisnis yang handal. Ia bahkan menangani sendiri rumor yang beredar mengenai para cucunya dan pernikahannya. Tapi ia tak berdaya menangani para cucunya itu. Yoon Sung melapor kalau ketiganya sepertinya tidak akan datang dalam pernikahan kakek mereka.
“Jadi tidak ada satupun dari mereka yang mengerti perasaanku. Aku tidak bisa melakukan semua ini sendirian lebih lama lagi. Aku memerlukan penerus untuk memimpun Grup Haneul,” katanya kecewa.
Yoon Sung berkata mereka bertiga masih muda. Kakek yakin ia akan bisa menemukan siapa dari mereka bertiga yang pantas menjadi penerusnya dengan mengamati bagaimana mereka hidup bersama.
“Pastikan mereka setidaknya memperlihatkan wajah mereka pada acara pernikahanku. Akan ada banyak orang melihat kita hari itu. Jika aku membiarkan mereka untuk kesalahan mereka hanya karena mereka masih muda, mereka akan memiliki kepribadian yang buruk dan pada akhirnya akan menghancurkan Grup Haneul.”
“Saya mengerti.”
Ji Woon sedang memperbaiki mobilnya di sebuah bengkel ketika seorang pelanggan datang marah-marah karena mobilnya kembali rusak. Pemilik bengkel berusaha menghadapinya dengan tenang.
Seorang montir memberitahu Ji Woon kalau pelanggan itu adalah seorang blogger. Ia mengubah bagian mobilnya sendiri namun menyalahkannya pada bengkel mereka dan mengancam akan menulis review buruk tentang bengkel mereka.
Pelanggan itu semakin tak sopan terhadap pemilik bengkel. Ji Woon menjalankan mobilnya...lalu menabrak mobil pelanggan tersebut. Pelanggan itu marah-marah.
Ji Woon menyuruh pemilik bengkel memperbaiki kedua mobil tersebut dan ia yang akan membayarnya. Tapi pelanggan itu harus meminta maaf pada pemilik bengkel (yang dipanggil Kakak oleh Ji Woon) dan tidak pernah kembali lagi ke bengkel tersebut. Pelanggan itu nampak malu.
Itu sekilas kehidupan sehari-hari Ji Woon. Sementara Seo Woo seorang idola yang sedang naik daun, namun ia cenderung lebih suka menyendiri membuat musik dan bermain musik.
Hyun Min....tiada hari tanpa masalah wanita. Saat seorang wanita marah karena Hyun Min memutuskannya melalui sms, dengan enteng ia berkata ia sudah mengirim emoticon sedih bersama pesan putus itu. Baginya semua wanita di dunia adalah wanitanya. Dan itu membuatnya cukup sibuk.
Tapi ternyata para wanita itu bukan hanya mengejar Hyun Min, melainkan apa yang diberikan Hyun Min setelah putus. Menurut rumor, Hyun Min akan mengabulkan satu permintaan mereka bila Hyun Min memutuskannya. Dan begitulah...entah sudah berapa mobilnya yang ia berikan pada para wanita yang sudah diputuskannya.
Sepertinya Hyun Min mengikuti jejak kakeknya. Presdir Kang sedang mabuk kepayang karena calon istri kelimanya, Madam Ji Hwa Ja. Dan ia benar-benar ahli memikat wanita. Tapi apakah ia tahu kalau Madam Ji ini memiliki niat lain di balik pernikahan mereka? Sepertinya Madam Ji bersekongkol dengan orang lain untuk sebuah rencana.
Saat nongkrong di sebuah club, Hyun Min mengeluh pada teman-temannya kalau nenek barunya dan ibunya sebaya. Bisa-bisa ia memiliki paman bayi. Temannya tertawa dan berkata itu akan menjadi pohon keluarga yang rumit. Hyun Min merasa kakeknya tidak peduli pada apa yang ia pikirkan. Ia tidak bisa duduk diam tanpa melakukan apapun mengenai hal itu.
Temannya bertanya apa yang akan Hyun Min lakukan. Pernikahan itu akan dilangsungkan besok malam. Hyun Min memutuskan untuk mengacau di pernikahan kakeknya. Caranya adalah dengan membawa gadis pertama yang melewati pintu club ke acara pernikahan tersebut. Err....cara yang aneh...
Temannya berkata gadis yang datang ke tempat ini bukanlah gadis yang mudah. Hyun Min tidak peduli. Akan lebih menyenangkan lagi kalau gadis itu psikopat.
Dan sudah bisa diduga siapa yang melewati pintu tersebut...
“Pesanan pizza Anda sudah tibaaaa!!!!” seru Ha Won begitu ia melangkah melewati pintu club. Ia mengenakan jas hujan dan basah kuyup.
Hyun Min terbelalak kaget. Teman-temannya tertawa terbahak-bahak.
Ha Won mendekati dua orang pria yang melambaikan tangan padanya. Tapi ketika Ha Won menaruh pizza pesanan mereka di meja, mereka bertanya apa Ha Won datang ke tempat yang benar. Ha Won merasa tidak ada yang salah.
Pembeli itu menunjuk pesan tambahan pada pesanan mereka: kirimkan gadis pengantar tercantik. Ha Won berkata pesan itu dimaksudkan untuk pesan lebih serius seperti : gunakan tangga karena lift sedang rusak atau tinggalkan pesanan di depan pintu karena tidak ada orang di rumah.
Pembeli itu tidak terima. Mereka meminta gadis tercantik tapi gadis jelek seperti Ha Won yang datang. Bukankah wajar kalau mereka menyatakan ketidakpuasan mereka sebagai pelanggan?
Meski marah, Ha Won tetap sopan meminta pembayaran atas pizza-pizza tersebut. Hyun Min mulai terkesan dengan keberanian Ha Won. Pembeli itu berkata ia sangat kesal hingga tak ingin makan lagi. Tapi Ha Won dengan tegas meminta mereka membayar pizzanya selama ia masih berbaik hati menyebut mereka pelanggan.
Mereka malah membuang pizza-pizza itu ke lantai. Lalu mendorong-dorong dahi Ha Won dengan jari mereka dan menyebutnya hama pengantar.
Ha Won mengepalkan tangannya dengan marah dan menundukkan kepala. Hyun Min melangkah maju tapi temannya menahannya mengira Hyun Min hendak berkelahi dengan para pembeli kurang ajar itu.
“Siapa bilang aku akan menggunakan tinjuku?” ujar Hyun Min sambil mengacungkan dompetnya.
Tiba-tiba terdengar suara pukulan dan si pembeli melayang tepat di depan mereka. Berikutnya Ha Won melayang sambil melayangkan tinjunya. Ia membuka tudung jas hujannya. Kali ini Hyun Min melihatnya dengan tatapan berbeda.
Para pembeli itu ketakutan dan akhirnya membayar pesanan mereka. Ha Won menyuruh pembeli yang ia pukul untuk meminta maaf karena sudah menyebutnya hama pengantar. Pembeli itu meminta maaf dengan terpaksa.
Ha Won berkata banyak orang yang menjadi kurir dengan motor mereka bahkan sampai larut malam demi para pelanggan. Berani-beraninya orang itu menyamakannya dengan serangga. Pembeli itu meminta maaf dengan lebih tulus.
“Berhentilah hidup seperti itu,” kata Ha Won. Ia lalu meminta maaf pada para pengunjung club yang lain atas keributan tersebut dan membungkuk ke arah mereka.
Teman Hyun Min bertanya apa Hyun Min benar-benar akan membawa gadis itu. Memangnya bisa? Hyun Min berkata ia adalah pria sejati Korea. Ia selalu menepati perkataannya. Jika ada niat pasti ada jalan.
Ia berlari keluar mengejar Ha Won tapi Ha Won sudah pergi dengan skuternya. Hyun Min berhasil memotretnya.
Kakak tiri Ha Won, Yoo Na, tidak diterima di universitas manapun. Ibunya mengeluh ia sudah memasukkan Yoo Na ke sekolah mahal dan memberinya guru les anak orang kaya agar bisa bertemu Hyun Min. Tapi apa hasilnya? Setidaknya ia berharap Yoo Na bisa masuk perguruan tinggi. Yoo Na kesal karena ibunya memarahinya.
Ha Won pulang. Ibu tirinya menegurnya karena masih mengenakan seragam sekolah meski hampir lulus. Orang-orang akan mengatainya berasal dari keluarga miskin, dan ia yang akan merasa terhina...bukan Ha Won. Ha Won beralasan pakaian itu nyaman. Ia meminta maaf saat ibu tirinya itu kesal karena Ha Won tidak menurut padanya.
Melihat laptop kakak tirinya, Ha Won bertanya apakah ia boleh menggunakan komputer satu kali saja. Yoo Na tertawa mengejek dan bertanya apakah Ha Won mendaftar ke perguruan tinggi. Ha Won mengangguk.
“Baiklah, cek saja,” kata Yoo Na sombong.
Ibu tirinya terkejut karena Ha Won mendaftar ke UniversitasPendidikan Nasional Hankook. Ha Won berkata ia ingin menjadi guru sesuai keinginan almarhumah ibunya. Ibu tirinya menyindir apa gunanya ia mengurus Ha Won jika yang Ha Won pikirkan hanyalah ibunya yang sudah tiada.
“Kau seharusnya tidak bermimpi terlalu besar, tahu? Kau hanya akan berakhir kecewa. Bermimpilah sesuai dengan derajatmu.”
Ejekan itu berbalik sendiri ketika ternyata Ha Won diterima di universitas tersebut. Ibu dan kakak tirinya masih belum puas. Ha Won memerlukan uang untuk kuliah. Ha Won berkata ia sudah mengumpulkan uang yang cukup untuk uang pangkal. Sisanya akan ia bayar sambil bekerja paruh waktu saat kuliah.
Ia bergegas ke kamarnya dan bersorak pelan agar tidak terdengar oleh ibu dan kakak tirinya. Ia melihat liontin di lehernya dan melapor pada ibunya kalau ia sekarang mahasiswi. Ia sangat gembira.
Presdir Kang pergi ke rumah cucu-cucunya ditemani Yoon Sung. Tidak ada orang di sana dan keadaan di sana sangat berantakan. Ia terkejut melihat lukisan dirinya “dihiasi” serbet.
Mereka masuk ke ruang makan. Terdengar suara aneh tapi tidak ada orang di sana. Tiba-tiba ada benda jatuh dari atas. Mereka mendongak dan terkejut melihat pengurus rumah tertempel di langit-langit. Yup, ditempel dengan lakban di sekujur tubuhnya. Iklan lakban?
Setelah mendarat kembali, pengurus rumah berkata ia mengundurkan diri. Para cucu Presdir Kang itu iblis...iblis. Ia langsung menutup mulutnya begitu melihat Presdir Kang melotot padanya.
“Tidak apa-apa...memang sudah keturunan,” sergah Presdir Kang. Ia marah karena tidak ada kedamaian 1 hari pun dalam rumah itu.
Yoon Sung menenangkan dengan berkata Presdir Kang pasti sudah bisa menduga ini akan terjadi jika mereka bertiga tinggal dalam satu atap bersama.
“Tapi mereka sudah 1 tahun tinggal bersama. Aku tidak bisa lagi membiarkan mereka seperti ini,” kata Presdir Kang.
Yoon Sung berkata ia akan menemukan pengurus rumah baru secepatnya. Presdir Kang berkata Yoon Sung hanya perlu menggunakan uang untuk mencari pengurus rumah baru. Jika yang baru berhenti, mereka akan cari yang lebih mahal lagi. Ia mengeluh siapa yang bisa ia pekerjakan untuk menyadarkan para cucunya itu.
Ha Won sedang bekerja paruh waktu di sebuah minimarket. Ia melihat buku tabungannya. Tabungannya sudah mencapai 4 juta won. Ia bergumam 4 juta...4 juta...
“Kurasa kau salah harga. Apa ini harganya 4 juta?” tanya seseorang sambil mengulurkan es krim. Suara Hyun Min.
Ha Won meminta maaf dan berkata itu harganya 1500 won dan termasuk one-plus-one. Hyun Min tak mengerti. Beli satu gratis satu, kata Ha Won. Hyun Min pura-pura terkejut. Ia hanya ingin makan satu.
Maka ia memberi satu pada Ha Won. Ha Won memakannya dengan cepat karena itu es krim gratis. Ia berbicara dalan banmal (bahasa informal) karena Hyun Min yang memulainya duluan.
“Tapi aku tetap pelanggan.”
“Tapi kau sudah bayar,” jawab Ha Won enteng.
“Dasar preman...Tapi kurasa orang sepertimu sangat cocok. Aku mau minta bantuanmu. Berikan waktumu malam ini dari jam 9 malam sampai tengah malam. Hanya 3 jam.”
Ha Won mengira Hyun Min hanya bergurau. Hyun Min berkata ia akan membayar Ha Won. Satu juta....bagaimana kalau 2 juta?
“Apa es krimmu basi?” ujar Ha Won masih mengira Hyun Min sedang mengerjainya.
Hyun Min berkata ia punya uang. Ha Won bertanya apa itu artinya Hyun Min hendak membeli orang dengan uang. Kenapa tidak, tanya Hyun Min. Menurutnya lebih baik menyelesaikan masalah dnegan uang daripada dengan pertengkaran dan kekerasan. Bukankah lebih menyenangkan dan damai untuk semua orang yang terlibat?
“Jadi menggunakan uang untuk menutupi masalah dan bukan menyelesaikan masalah?” tanya Ha Won, “Kalau begitu buktikan padaku kau bisa membeli waktuku.”
Beberapa waktu kemudian semua barang dalam minimarket itu menghilang. Hyun Min menaruh tumpukan uang di hadapan Ha Won. Ia yang membeli semua barang itu. Ha Won terkejut.
“Aku sudah buktikan kan?” tanya Hyun Min.
Ha Won mengiyakan. Ia bertanya apa Hyun Min perlu bon-nya. Ia meminta nomor telepon Hyun Min.
“Wah orang sekarang menggunakan cara lucu untuk mendapatkan nomor telepon,” Hyun Min tersenyum geli. “Kau kehilangan kata-kata karena aku terlalu keren kan?”
Ia menuliskan nomor teleponnya di tangan Ha Won dan menyuruhnya meneleponnya.
Hye Ji adalah seorang perancang busana. Sepertinya ia masih kuliah. Namun ia seorang yang tekun dan berbakat.
Ji Woon pergi ke bengkel langganannya dan berkata akan menraktir mereka makan. Ia pergi ke minimarket terdekat yang kebetulan dijaga oleh Ha Won (minimarket yang berbeda dengan yang sebelumnya). Ia membeli beberapa makanan dan meminta Ha Won menghangatkan semua makanan itu. Karena ia lupa membawa dompet, ia kembali ke bengkel sebentar.
Tapi di luar bengkel ia mendengar para montir membicarakannya. Rupanya ia dulu salah satu dari mereka dan salah satu montir kecewa karena Ji Woon memperlakukan mereka dengan payah. Ji Woon kan sekarang kaya jadi apa salahnya berbagi dengan mereka? Rupanya ia sedang memiliki masalah keuangan.
Pemilik bengkel menegur montir tersebut. Ia mengingatkan kalau Ji Woon meminta mereka agar tidak berubah dalam memperlakukannya. Itu artinya Ji Woon tidak ingin membicarakan uang dengan mereka.
“Tapi dulu kita semua memiliki hutang bersama (termasuk Ji Woon),” kata montir tersebut. “Sejujurnya, apa ia tidak keterlaluan? Kita sudah saling mengenal selama bertahun-tahun!”
“Berhenti berbicara seperti itu! Hanya satu momen saja bisa menghancurkan hubungan dengan seseorang,” tegur pemilik bengkel.
Ji Woon pergi dengan sedih.
Ha Won sudah selesai menghangatkan semua makanan itu. Ia melihat Ji Woon berjalan melewati minimarketnya. Ia mengejarnya keluar dan memintanya membayar. Ji Woon nampak bingung. Ha Won berkata ia sudah membuka semua makanan itu dan menghangatkannya.
Ji Woon berkata ia akan membayarnya besok. Ha Won mengeluh mengapa ia diserang dari berbagai arah hari ini. Ia bertanya bagaimana ia bisa mempercayai Ji Woon. Ji Woon berkata ia pasti akan membayar besok.
“Kau seperti ini hanya supaya kau tidak perlu membayar, kan?”
“Aku memiliki terlalu banyak uang untuk menipumu,” Ji Woon tersenyum getir.
Ha Won jadi kesal dan berkeras meminta Ji Woon membayar. Ji Woon membuka jam tangannya dan mengulurkannya pada Ha Won. Ha Won bertambah kesal karena Ji Woon bahkan tidak meminta maaf.
“Pastikan kau membayarnya besok,” ujarnya tanpa mengambil jam Ji Woon.
Hye Ji mendapat telepn dari temannya kalau Hyun Min akan membawa seorang gadis pada pernikahan kakeknya. Sebaiknya Hye Ji bersiap. Karena konsentrasinya teralih, jari Hye Ji tertusuk jarum. Ia mengaduh.
Ji Woon yang baru tiba cepat-cepat masuk begitu mendengar suara Hye Ji. Ia khawatir melihat jari Hye Ji berdarah. Yaelah cuma setetes doang >,<
Ha Won pulang ke rumah. Ia membuka kotak berisi kenangan ibunya. Ia hampir menangis melihat foto ibunya karena ia sungguh merindukannya.
Ia mengirim pesan pada ayahnya, menanyakan apakah ayahnya sedang sibuk. Mereka sudah tidak bertemu selama 6 bulan. Ia bertanya kapan ayahnya pulang. Besok adalah hari peringatkan kematian ibunya. Tidak bisakah ayahnya pulang? Tidak ada jawaban.
Keesokan harinya Ha Won pergi ke rumah abu. Ia terkejut melihat rak tempat abu ibunya kosong. Petugas berkata pembayaran tempat itu sudah lewat jatuh tempo selama 5 tahun dan mereka tidak bisa menghubungi penyewa tempat itu (ayah Ha Won),
Ha Won mengira abu ibunya dibuang. Petugas berkata mereka tidak membuangnya tapi menaruhnya di gudang. Ha Won tidak rela abu ibunya ditaruh di gudang. Ia protes apakah orang yang sudah mati harus terkena imbasnya hanya karena tidak bisa membayar sewa. Petugas berkata itu sudah aturan di tempat ini.
Ha Won bertanya berapa hutang mereka. Lima juta won. Ha Won terhenyak.
Ji Woon juga datang ke rumah abu itu dan meminta keheningan. Petugas meminta maaf dan mengajak Ha Won bicara di luar. Ji Woon mendekati rak tempat abu ibunya, yang berada tepat di atas rak abu ibu Ha Won yang kosong.
Ketika ia keluar, ia melihat Ha Won berlutut di depan petugas, memohon agar ia mengeluarkan abu ibunya dari gudang. Ia mengenali Ha Won sebagai penjaga minimarket semalam.
Saat hendak pulang, ia melihat Ha Won berdiri sambil memegangi buket mawar putih yang tadinya hendak ia taruh di depan abu ibunya. Ha Won menangis tanpa suara. Ji Woon tidak mengatakan apapun dan berlari ke motornya meski hujan sangat lebat.
Ha Won menatap buket bunga mawar putih itu. Ia teringat dulu ia pernah memberikan bunga yang sama pada ibunya karena gurunya berkata mawar putih diberikan pada orang yang mereka hormati. Ketika itu ibunya memeluknya dan berkata Ha Won harus menjadi guru yang dihormati.
Ha Won bingung menentukan pilihan. Ia memiliki uang untuk menebus abu abunya tapi harapan ibunya adalah ia masuk perguruan tinggi. Dan ia hanya memiliki uang cukup hanya untuk salah satunya.
“Ibu...keinginan ibu aku masuk perguruan tinggi, bukan? Jadi aku akan kuliah, ya? Aku boleh kuliah, kan? Aku puteri Ibu yang Ibu banggakan, jadi aku bisa kuliah, kan?” tanyanya pada langit.
Tentu saja tak ada jawaban. Namun meski ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri, akhirnya ia tak sanggup.
“Maafkan aku, Ibu. Maaf...kurasa aku tidak perlu kuliah. Lupakan apa yang baru saja kukatakan. Maafkan aku ibu...” katanya sambil menangis memegangi liontinnya. “Hanya saja semua begitu berat bagiku saat ini. Aku sangat merindukan Ibu...maafkan aku, Ibu..”
Hye Ji menunjukkan rancangan gaun yang akan digunakannya pada pernikahan Presdir Kang kepada Ji Woon. Tapi Ji Woon berkata ia tidak akan menghadirinya karena tidak ada yang menginginkan kehadirannya.
Hye Ji terdiam beberapa saat. Lalu ia memberitahu kalau Hyun Min akan datang bersama seorang gadis. Ia meminta Ji Woon menemaninya.
“Aku biasanya membantumu, tapi...”
“Aku mengerti...maafkan aku.”
“Jadi kenapa kau meminta bantuan yang kautahu tidak bisa kulakukan? Itu tidak baik,” kata Ji Woon lembut.
Untuk menebus abu ibunya, Ha Won masih membutuhkan 1 juta won lagi. Akhirnya ia menghubungi Hyun Min. Ia bertanya apakah tawaran itu masih berlaku. Ia membutuhkan uang tunai dan tidak bisa memberi kuintansi.
Hyun Min setuju, tapi ia juga meminta ekstra. Ia meminta Ha Won berpura-pura menjadi tunangannya selama 3 jam. Ha Won terkejut. Hyun Min berkata Ha Won tidak akan pernah lagi mendapat kesempatan untuk memperoleh uang sebanyak itu dalam waktu 3 jam.
“Kenapa kau membutuhkan tunangan untuk 3 jam?” tanya Ha Won.
“Oh, itu karena kakekku. Ia sakit dan sangat ingin melihatku menikah sebelum ia meninggal. Salah satu kerabatku menikah hari ini. Dan hari ini adalah hari terakhir kakekku diperbolehkan keluar dari rumah sakit,” Hyun Min pura-pura sedih menahan tangis.
Ha Won jadi bersimpati. Ia sebenarnya tidak ingin ikut dalam kebohongan Hyun Min memiliki tunangan tapi untuk sekarang ia setuju. Tapi ia tidak akan diam saja jika Hyun Min macam-macam.
Hyun Min mengangguk senang dan memperkenalkan dirinya. Ha Won menyebut namanya dan mereka pun bersalaman.
Di dalam mobil, Hyun Min berusaha mendekati Ha Won. Karena toh mereka “bertunangan”. Tapi Ha Won bukan tipe gadis seperti itu. Ketika Hyun Min mengingatkannya kalau mereka harus benar-benar terlihat seperti pasangan dan memberi kecupan jauh, Ha Won malah mengacungkan tinjunya dan berkata semua akan berakhir begitu tengah malam tiba.
Para tamu mulai berdatangan ke tempat pesta. Hampir semua media meliput acara tersebut. Dan orang-orang bertanya-tanya apakah ketiga cucu Presdir Kang akan hadir. Hyun Min hadir dengan Ha Won. Para fans Hyun Min terkejut melihat ia datang bersama seorang gadis dengan seragam SMA. Hyun Min merangkul Ha Won dengan penuh percaya diri dan masuk ke dalam.
Berikutnya, Seo Woo ikut hadir dengan senyum cerianya. Bagaimana dengan Ji Woon?
Hyun Min membawa Ha Won ke kamar suite di mana ia sudah mempersiapkan segala perlengkapan dan bantuan untuk menjadikan Ha Won tunangannya. Terdengar suara ketukan di pintu. Hyun Min membukanya den melihat Hye Ji. Ia keluar lalu menutup pintu di belakangnya.
Hye Ji bertanya apakah Hyun Min datang bersama seseorang. Siapa orang itu? Hyun Min berkata Hye Ji tidak mengenalnya.
“Gadis seperti apa dia?” tanya Hye Ji ingin tahu.
“Apa kau tidak lelah terobsesi padaku? Ini tidak ada hubungannya denganmu jadi urus saja urusanmu sendiri,” ujar Hyun Min. Lalu ia kembali masuk ke dalam.
Hye Ji sakit hati mendengar kata-kata Hyun Min.
Ha Won berganti pakaian tanpa menyadari ada Seo Woo di dalam kamar itu. Seo Woo melihat Ha Won. Ia bersembunyi di balik ranjang. Tanpa sengaja ia salah mengambil ponsel Ha Won. Wow...ponsel Ha Won dan Seo Woo memangnya sama?
Make over time^^
Yoo Na, kakak tiri Ha Won, rupanya hadir juga dalam acara tersebut. Bukan sebagai tamu, tapi sebagai penyanyi latar dalam pesta.
Madam Ji memegang buket bunganya. Dalam hatinya ia berkata,” Sudah separuh jalan...” Sementara Presdir Kang lebih dari siap untuk pernikahan ini.
Kakek dan Madam Ji tampil menemui para undangan. Mereka berjalan menyusuri balkon menuju panggung diiringi tepuk tangan pada hadirin. Di balkon sisi lain, Hyun Min muncul bersama Ha Won yang mengenakan gaun putih. Akibatnya perhatian para undangan teralih pada mereka. Mereka mulai berbisik-bisik dan bertanya-tanya apa yang terjadi.
“Apa yang sedang kita lakukan?” tanya Ha Won bingung.
“Kita akan menikah.”
“Apa? Apa kau gila? Ioni berbeda dengan apa yang kaukatakan padaku,” protes Ha Won.
“Hanya sedikit berbeda,” Hyun Min menenangkan.
Ha Won tidak mau melanjutkan karena ini tidak benar. Hyun Min malah menggendong Ha Won menuruni balkon dan berjalan menuju panggung. Mereka tiba bersamaan dengan pasangan Kakek dan Madam Ji.
“Kakekku sayang, aku memberikan hadiah untuk Kakek. Tunanganku,” kata Hyun Min.
Kakek hampir tak bisa menahan amarahnya. Madam Ji bertanya darimana asal Ha Won. Ha Won dengan polos berkata ia murid SMA. Para hadirin tertawa.
“Hei, sapalah. Ini adalah istri kelima Kakekku,” kata Hyun Min.
Kakek marah karena Hyun Min tidak sopan. Madam Ji terlihat kesal. Ha Won membungkuk meminta maaf. Ia tidak bermaksud merusak hari bahagia mereka.
“Kau ini sedang apa?” Hyun Min menyikut Ha Won.
“Harusnya aku yang bertanya,” ujar Ha Won galak. “Kau memberontak pada kakekmu di tempat seperti ini? Kau ini bukan anak-anak! Ayo minta maaf!”
“Untuk apa?”
“Cepat!”
“Tidak mau.”
Siut, Ha Won memiting tangan Hyun Min dan membuatnya berlutut di depan Kakek. Ji Woon yang baru tiba terlihat tidak senang melihat apa yang terjadi.
Ha Won meminta maaf lalu mendorong kepala Hyun Min agar menunduk pada Kakeknya. Kakek bukannya malah marah nampak tertarik, begitu juga Yoon Sung dan Seo Woo. Hyun Min terlihat shock. Ia menoleh dengan kesal tapi berhadapan dengan tinju Ha Won.
Ha Won pergi dengan kesal diikuti Hyun Min. Hye Ji ada di sana dengan seorang teman yang menghiburnya. Seo Woo mengikuti mereka dan bertanya apakah Ha Won benar-benar tunangan Hyun Min.
“Tentu saja, “kata Hyun Min. Ia memperkenalkan Seo Woo pada Ha Won. Hye Ji yang mendengar itu nampak terpukul.
Teman Hye Ji berkata apakah Hyun Min tidak keterlaluan pada Hye Ji. Barulah Ha Won menyadari kehadiran mereka. Hyun Mion berkata ia tidak memiliki hubungan apapun dengan Hye Ji.
“Jadi jangan bersikap berlebihan di depan wanitaku,” Hyun Min merangkul Ha Won.
Hye Ji bangkit berdiri menghampiri mereka.
“Jadi kau adalah tunangan Hyun Min?” tanyanya pada Ha Won. Ha Won terpaksa mengiyakan.
Hye Ji berkata ia sudah berteman dengan Hyun Min sejak mereka masih anak-anak. Ia mengulurkan tangan untuk bersalaman. Ha Won menyalaminya.
Ji Woon menarik tangan Hye Ji dan menegurnya karena sudah menyalami Ha Won. Apa Hye Ji tidak punya harga diri?
“Apa kau begitu membutuhkan uang?” tanya pada Ha Won dengan marah. Ia mengeluarkan segepok uang lalu menjatuhkannya di hadapan Ha Won. Ha Won terhenyak.
Komentar:
Mian...sinopsis drama ini terlambat keluar karena terjerat kesibukan sehari-hari hehe^^
Drama ini benar-benar tipikal drama Korea romcom beberapa tahun lalu, semacam Boys Over Flower, You’re Beautiful, dsb. Plot besarnya juga mudah ditebak. Tapi ada beberapa hal yang membuatku menyukai drama ini.
Pertama, aku memang membutuhkan drama ringan setelah Mirror of The Witch yang misterius dan W (yang juga akan kubuat reviewnya). Aku sedang tidak ingin menonton drama beralur berat. Kedua, aku menyukai karakter Ha Won. Tipikal gadis miskin dalam Kdrama namun ia memiliki kekuatan tersendiri dalam dirinya.
Sebenarnya aku menantikan penampilan Jung Il Woo karena sudah lama aku tidak menonton dramanya. Tapi terus terang aku paling kecewa dengan karakternya untuk saat ini. Ji Woon seorang yang berlatarbelakang sama dengan Ha Won. Ia tahu bagaimana Ha Won membutuhkan uang untuk menebus abu ibunya. Ia sendiri seorang yang kehilangan ibunya. Ia tahu Ha Won bekerja paruh waktu untuk mendapatkan uang.
Tapi kenapa ia yang paling tidak bisa memahami Ha Won? Apa hanya karena ia tidak ingin Hye Ji tersakiti? Lalu pantaskah ia menyakiti Ha Won? Tanpa mengetahui semua permasalahannya, ia langsung menilai Ha Won sebagai gadis matre.
Anehnya, karena itu juga aku sangat ingin melihat Ji Woon menyesali penilaiannya yang sembarangan pada Ha Won dan akhirnya jatuh cinta setengah mati padanya hahaha XD
Hyun Min tampaknya sengaja bersikap playboy untuk menghindari Hye Ji. Entah apa yang terjadi dulu antara mereka, tapi aku merasa Hyun Min sengaja menjauhi Hye Ji demi Hye Ji sendiri. Sayangnya Hye Ji terlalu terobsesi pada Hyun Min meski pada dasarnya tampaknya ia seorang gadis yang baik.
Semoga Hye Ji tidak menjadi tipikal second lead female Kdrama biasanya: suatu saat nanti ia akan menyadari kalau Ji Woon lebih baik dari Hyun Min namun terlambat karena Ji Woon telanjur jatuh cinta pada Ha Won. Lalu ia kesal karena baik Ji Woon dan Hyun Min sama-sama menyukai Ha Won. Tipikal banget kan kalau begitu? Mudah-mudahan tidak ya^^
Kekurangan dalam drama ini adalah ketidakkonsistenan dalam penempatan alurnya. Sepertinya ada kesalahan dalam penempatan adegan Hyun Min-Ha Won di minimarket dengan adegan Ji Woon-Ha Won saat Ji Woon lupa membawa dompet.
Adegan di klub terjadi pada malam hari dan teman Hyun Min berkata besok adalah hari pernikahan Presdir Kang. Adegan di minimarket jelas keesokan harinya (pagi/siang) karena Hyun Min meminta waktu Ha Won “malam ini. Sementara adegan Ji Woon tidak membawa dompet terjadi malam hari, lalu Ha Won pulang ke rumah dan berkata besok adalah hari peringatan kematian ibunya.
Seharusnya adegan Ji Woon-Ha Won lebih dulu, barulah adegan Hyun Min-Ha Won di minimarket. Sebenarnya kesalahan yang tidak mengubah cerita cuma cukup membingungkan saat menontonnya hehe^^
Ma kasih Mbk fanny sinopsis nya blm baca dr awal udh momen. Suka sm komentar Mbk fanny
BalasHapusTypo komen bukan momen
BalasHapusAsikk...mbak Fanny bikin sinopsis ini, saya sudah nonton tapi tetap baca sinopsis yg mbak buat, suka banget baca komentar mbak Fanny di akhir sinopsis :)
BalasHapusTeruskan
Maaff.....belum selesai komen udah di publish :D
BalasHapusWalaupun telat sinopsisnya....saya tetap setia menantikannya hehehehe....fighting
hallo mbak Fanny..kenalkan sy maya..sebenernya sy selalu baca sinopsis mbak fany tp ga tau gmn caranya comment..hehe..sy setuju banget dg mbak fanny..sy ga suka sama karakter jung il woo di sini..seharusnya dia org yg paling bs memahami ha won
BalasHapusdan akhirnya berhasil juga sy comment di sini..hehe
BalasHapusUdah nonton flm nya..tp msh pengen bc sinkpsis nya mbak fany..hahahaha..penasaran siih..
BalasHapusUdah nonton flm nya..tp msh pengen bc sinkpsis nya mbak fany..hahahaha..penasaran siih..
BalasHapus6 mei 2018. Aku baru melihatnya. Hehehehe
BalasHapus