Berita di televisi menayangkan Olimpiade Athena 2004 cabang olahraga menembak di mana sedang dilangsungkan babak final. Peserta dari Korea, Kang Chul (Lee Jong Suk) tanpa diduga tampil dengan baik. Padahal ia masih duduk di kelas 11, usianya 17 tahun. Tentu saja warga Korea mengharapkannya dapat mengatasi tekanan dan memenangkan medali emas.
Babak final dimulai dan sudah berlangsung 7 sesi menembak. Saat ini Kang Chul dalam posisi memimpin. Di antara lawannya adalah peringkat 1,2 , dan 3 dunia. Dan ini pertama kalinya Kang Chul menjadi tim nasional.
Sesi ke-8. Kang Chul kembali memimpin dan membuat jarak lebih jauh dengan peringkat 2 di papan nilai. Pelatihnya memberi tanda agar ia tetap tenang dan fokus. Pelatihnya tak lain adalah ayahnya sendiri yang juga mantan atlet menembak. Dan ia melatih Kang Chul hingga berhasil hanya dalam waktu 3 tahun.
Sesi ke-9. Entah bagaimana tembakan Kang Chul meleset cukup jauh hingga mendapat skor yang kecil. Akibatnya sekarang ia dalam posisi 2 dengan perbedaan nilai hanya 0,2 dengan posisi pertama. Hanya tersisa 1 sesi lagi untuk menentukan pemenangnya.
Sesi ke-10 dan terakhir. Para atlet telah menembak sasaran tapi Kang Chul belum juga menembak. Sementara peringkat pertama telah menembak dan mendapat nilai tinggi. Untuk memenangkannya, Kang Chul harus mendapatkan nilai di atas 10,7.
Waktu untuk menembak tersisa 75 detik lagi tapi Kang Chul belum juga menembak. Ayahnya mulai khawatir dan berbisik agar Kang Chul menembak. Waktu terus berjalan. Kang Chul menatap sasaran tembak. Ia menembak pada detik terakhir dan tepat pada pusat sasaran. Nilai 10,9.
Kang Chul pemenang medali emas. Ia langsung memeluk ayahnya dan mereka bersorak gembira. Keduanya tampaknya memiliki hubungan yang sangat baik.
Sebuah keluarga menonton pertandingan sepak bola (sepertinya pertandingan sepak bola World Cup 2006). Itu adalah keluarga Kang Chul yang terdiri dari ayah, ibu, adik perempuan dan adik laki-lakinya. Mereka sedang asyik menonton ketika terdengar suara pintu dibuka.
Ibu beranjak untuk menyambut puteranya dan bertanya kenapa ia terlambat. Ayah berseru Kang Chul ke mana saja hingga melewatkan pertandingan penting.
Ibu melihat orang yang datang dan terkejut. Terdengar suara benda jatuh. Ayah berjala menuju pintu dan melihat istrinya terkapar di lantai. Darah mengalir dari kepalanya.
Sebuah senjata diacungkan ke arah ayah. Sebuah tembakan tepat mengenai dahinya. Ayah jatuh ke lantai. Tak bernyawa lagi.
Kedua anaknya tidak mendengar suara letusan senjata maupun suara jatuhnya kedua orangtua mereka karena suara televisi yang keras. Mereka menjadi korban berikutnya.
Dengan segera peristiwa pembunuhan itu menjadi berita nasional. Dan tersangka utama pelakunya adalah...Kang Chul. Ia ditangkap karena keberadaannya pada hari kejadian tersebut tidak jelas. Senjata pembunuh ditemukan di tempat sampah 500 meter dari TKP. Pada senjata tersebut ditemukan noda darah korban dan sidik jari Kang Chul. Itu adalah senjata yang sama yang digunakan Kang Chul pada Olimpiade Athena.
Namun masih banyak yang meragukan ia pelakunya mengingat adegan Kang Chul memeluk ayahnya setelah memenangkan medali emas. Dan lagi apa motifnya? Tapi rumor beredar kalau ia bersitegang dengan ayahnya sejak ia berhenti jadi atlet menembak setelah olimpiade dan memutuskan belajar ilmu komputer.
Kang Chul diinterogasi oleh Penuntut Umum. Ada dua orang yang mengaku melihat Kang Chul di depan gedung rumah mereka. Seminggu sebelum kejadian, Kang Chul bertengkar dengan ayahnya. Dan Kang Chul berkata pada temannya saat minum-minum bahwa ia berharap ayahnya menghilang.
“Tidak, itu tidak benar, ” jawab Kang Chul panik.
Penuntut Umum berkata ia mengerti Kang Chul ingin hidup bebas. Ia mendekati Kang Chul dan mengintimidasinya. Berkata kalau ia tidak seharusnya menembak ayahnya. Belum lagi ibunya. Ia menuduh Kang Chul kehilangan kendali dan menembak semua anggota keluarganya. Ia menekan kepala Kang Chul ke meja dan bertanya kenapa.
“Apa kau tiba-tiba taku mati setelah menembak mereka? Kau melarikan diri dan kembali, menangis di depan foto orangtuamu. Apa kau tahu orang menyebutmu apa? Sampah. Kau seharusnya dilenyapkan dari masyarakat. Itu adalah tugasku. Apa kau paham?”
Kang Chul memejamkan matanya lalu menangis.
Seorang kerabat mengunjunginya dan memberitahunya kalau Penuntut Umum Han Chul Ho yang menangani kasus Kang Chul memiliki ambisi menjadi politikus dan berniat menggunakan kasus ini untuk menjadi terkenal. Ia juga memberitahu kalau keluarga Kang Chul sudah dimakamkan karena tidak bisa ditunga lagi.
Saat itulah Kang Chul tidak bisa menahan air matanya. Ia satu-satunya yang tertinggal dari keluarga mereka namun ia tidak bisa memakamkan orangtuanya dan adik-adiknya sendiri. Kerabatnya berkata ia memastikan mereka dikubur di tempat yang terkena sinar matahari dan meminta Kang Chul tidak khawatir.
Pundak Kang Chul bergetar menahan tangis. Kerabatnya meminta Kang Chul tetap kuat. Ia akan melakukan apapun yang ia bisa jadi Kang Chul harus bertahan. Kang Chul tak tahan lagi dan menangis tersedu-sedu.
Dalam sidang, Penuntut Umum menuduh Kang Chul sudah merencanakan pembunuhan tersebut. Karena itu ia mengajukan hukuman seberat-beratnya untuk Kang Chul. Para pengunjung sidang bertepuk tangan. Kang Chul lepas kendali dan bangkit berdiri hendak menyerang Penuntut Umum. Tapi ia langsung diamankan petugas.
“Kau gila! Bagaimana bisa kau melakukan ini?!! Kau brengsek!!” seru Kang Chul marah.
Terdengar dering ponsel tanpa henti di kamar istirahat dokter jaga Rumah Sakit Myung Sei. Ada dua dokter yang sedang tidur di sana. Tanpa membuka matanya, Dokter Yeon Joo menyuruh Dokter Seok Beom mengangkat ponselnya. Tapi Seok Beom tidak bangun.
Kesal mendengar dering telepon yang terus mengganggu, Yeon Joo akhirnya bangun dari tempat tidur dan meraih ponsel Seok Beom. Peneleponnya dinamai “Anjing Gila”. Yeon Joo melempar ponsel itu pada Seok Beom yang langsung bangun begitu mendengar siapa yang menelepon.
“Mampus kau. Teleponmu berdering lebih dari 10 kali,” olok Yeon Joo.
Seok Beom mengangkat teleponnya dan langsung disembur oleh Profesor Park karena membuatnya menelepon berkali-kali. Tapi kemudian Profesor Park bertanya di mana Yeon Joo. Yeon Joo yang hendak tidur lagi langsung membuka matanya lebar-lebar.
“Yeon Joo ada di dekatku. Aku juga tidak tahu kenapa ia tidak menjawab telepon saat di ambang kematian.”
Yeon Joo langsung memeriksa ponselnya. Ada 10 missed call dari “Anjing Gila”. Ia terkejut dan bertanya kenapa ponselnya dalam kondisi “silent mode”.
“Jika ada 10 missed calls....maka itu adalah hukuman mati,” olok Seok Beom.
Yeon Joo langsung mengenakan sepatunya dan berlari keluar mencari Profesor Park. Tapi ia tidak tahu di mana Profesor Park berada. Ia mencari di berbagai divisi tapi ia tidak ada di sana. Ia bertanya apakah ada pasien serangan jantung tapi tidak ada juga. Yeon Joo semakin bingung untuk apa Profesor Park mencarinya.
Akhirnya ia pergi ke kantor Profesor Park. Setelah berusaha menenangkan diri, ia memberanikan diri mengetuk pintu. Masuk! Terdengar seruan dari dalam. Yeon Joo masuk dengan takut-takut.
“Apa kau tahu berapa lama waktu yang kauhabiskan untuk sampai ke sini? Apa kau mau mati?”
Yeon Joo cepat-cepat minta maaf dan berkata ia tidak tahu kalau Profesor Park menunggu di kantor. Profesor Park memarahinya karena tidak mengangkat telepon. Apa Yeon Joo sekarang meremehkannya? Yeon Joo berulang kali meminta maaf dan berjanji hal ini tidak akan terulang lagi.
“Apa kau puteri dari penulis Oh Seung Moo? Aku tidak tahu kalau kau adalah puterinya,” kata Profesor Park.
Yeon Joo bingung dengan pertanyaan tak terduga itu namun ia membenarkan kalau Oh Seung Mo adalah ayahnya.
“Lalu bagaimana kau bisa seperti ini? Ayahmu adalah Oh Seung Mo yang hebat dan kau hanya..... seorang Oh Yeon Joo.”
“Saya minta maaf...karena hanya menjadi seorang Oh Yeon Joo.”
Profesor Park terus bertanya-tanya mengenai orangtua Yeon Joo. Apakah mereka tinggal bersama dan apakah Yeon Joo sering bertemu ayahnya. Yeon Joo berkata orangtuanya sudah bercerai dan ia tinggal bersama ibunya. Ia bertemu ayahnya sesekali. Ia bertanya kenapa Profesor Park terus bertanya mengenai ayahnya.
“Beri aku spoiler,” ujar Profesor Park. Yeon Joo bengong.
Profesor Park mengeluarkan beberapa tumpuk buku komik. Ia mengaku akhir-akhir ini ia terobsesi dengan komik berjudul W yang ditulis oleh ayah Yeon Joo. Ia dengar minggu ini adalah minggu episode terakhir jadi ia bergegas ke toko buku dan membeli semua 33 episode komik tersebut. Gara-gara komik tersebut ia tidak tidur 2 hari 2 malam.
Yeon Joo merasa lega karena alasan Profsor Park memanggilnya bukan karena ia melakukan kesalahan atau semacamnya, melainkan hanya karena komik.
Profesor Park berkata ia sangat menyukai karakter utama komik tersebut, Kang Chul. Seorang yang gigih, bahkan pria pun menganggapnya keren.
“Wanita juga menganggapnya keren,” kata Yeon Joo.
“Apa kau juga penggemarnya?” tanya Profesor Park.
“Tentu saja! Siapa yang tidak akan menyukai Kang Chul? Ia tampan, berbakat, beretika, dan tatapannya sangat seksi,” Yeon Joo berceloteh penuh semangat.
“Seksi?”
“Maaf, aku terlalu bersemangat...” kata Yeon Joo pelan.
Profesor Park bangkit berdiri sambil mengangkat tangannya. Yeon Joo mengkeret mengira Profesor Park akan menjitaknya. Tapi Profesor Park malah mengajaknya high-five. Yeon Joo tertawa senang.
Seok Beom masuk dan bingung melihat keduanya. Ia mengira Profesor Park sedang memarahi Yeon Joo namun keduanya malah tertawa-tawa. Ia meminta Profesor Park menandatangani sesuatu tapi Profesor Park mengacuhkannya.
Ia bertanya pada Yeon Joo siapa penjahat sebenarnya dalam W. Yeon Joo berkata ia juga tidak tahu. Profesor Park sangat penasaran. Komik itu akan berakhir minggu ini namun penjahatnya belum terungkap juga. Ia bertanya apa Yeon Joo tidak mendengar apapun dari ayahnya.
Yeon Joo berkata ayahnya tidak pernah membicarakan cerita komik itu dengannya. Bahkan pada puterinya sendiri. Profesor Park kecewa karena ia sangat menginginkan spoiler. Seok Beom berkata ia mengenal ayah Yeon Joo sedikit dan beliau seorang yang galak.
Profesor Park menempuh cara lain. Ia akan memberi kesempatan pada Yeon Joo melakukan bedah jantung (hanya mengiris dada pasien saja) jika Yeon Joo mencari tahu siapa penjahat sesungguhnya.
“Benarkah?” Yeon Joo tertarik dengan tawaran itu. Tapi ia berkata ayahnya benar-benar tidak akan memberitahunya.
“Aku juga akan mengijinkanmu menutupnya (menjahit kembali setelah operasi).”
“Aku akan mendapatkan spoilernya sekarang juga!” ujar Yeon Joo cepat.
Profesor Park berkata Yeon Joo akan mendapat akibatnya jika berani-berani membawa spoiler yang tidak benar. Tidak usah khawatir, kata Yeon Joo. Ia pergi dengan sangat gembira.
Seok Beom protes pada Profesor Park kalau ia merasa ini tidak adil. Bahkan para senior Yeon Joo belum diijinkan mengoperasi.
“Begitukah? Jika kau merasa diperlakukan tidak adil, kau seharusnya memiliki ayah penulis komik juga,” jawab Profesor Park enteng. Seok Beom speechless...
Yeon Joo tak menyangka Profesor galak itu menyukai komik. Jika saja ia tahu sejak dulu, hidupnya pasti lebih mudah. Tapi setidaknya sekarang ia tahu. Ia segera menelepon ayahnya. Tapi ia berubah pikiran karena tahu ayahnya tidak akan memberitahunya. Ia memutuskan menelepon Park Soo Bong, asisten ayahnya.
Ia berkata ia tahu mereka sedang sibuk sekarang karena hari ini batas waktu penyelesaian komik W tapi ia membutuhkan bantuannya. Soo Bong memotong perkataan Yeon Joo kalau ia baru saja hendak menelepon Yeon Joo.
“Kami dalam masalah,” katanya. “Bapak menghilang. Aku tidak melihatnya sejak semalam dan ia tidak bisa dihubungi.”
Yeon Joo tidak menganggapnya aneh. Ayahnya bisa saja pergi minum bersama teman-temannya. Tapi Soo Bong berkata ia sudah menelepon tempat langganan ayah Yeon Joo tapi ia tidak ke sana. Teman-teman ayah Yeon Joo juga tidak tahu di mana ayah Yeon Joo. Anehnya lagi ayah Yeon Joo tidak membawa ponselnya, dompetnya, kunci mobilnya. Semuanya.
Yeon Joo mulai merasa aneh. Soo Bong berkata deadline yang diberikan pada mereka adalah jam 4 sore hari ini tapi ayah Yeon Joo belum memberikan arahan apapun pada mereka. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan padahal ayah Yeon Joo tidak pernah melewati deadline. Ia bertanya apa yang harus mereka lakukan.
Yeon Joo pergi ke tempat ayahnya. Soo Bong dan 2 anak buah ayahnya yang lain sudah menunggunya. Soo Bong berkata belum ada kabar dari ayah Yeon Joo.
Yeon Joo masuk ke kantor ayahnya. Soo Bong bertanya apakah Penulis Oh juga tidak menelepon Yeon Joo. Yeon Joo berkata akhir-akhir ini ia sangat sibuk hingga belum berbicara dengan ayahnya lagi. Soo Bong hendak menghubungi editor tapi Yeon Joo menyarankan agar mereka menunggu sebentar lagi. Masih ada waktu hingga deadline.
Yeon Joo melihat-lihat kantor ayahnya. Soo Bong berkata yang aneh adalah mereka semua bekerja seharian kemarin dan ayah Yeon Joo tidak pernah keluar dari ruangan kantornya. Jam 9 malam, Soo Bong menawarkan kopi. Ayah Yeon Joo sedang menggambar dan menyuruh Soo Bong membawakan kopi jam 10 malam.
Tapi ketika jam 10 malam ia membawakan kopi, Penulis Oh sudah tidak ada. Mereka semua semalaman bekerja di luar ruangan dan tidak melihat Penulis Oh keluar. Mereka takut Penulis Oh jatuh dan mulai mencari di sekitar rumah. Tidak ada jejak keberadaan Penulis Oh.
Yeon Joo mengakui itu memang aneh. Soo Bong panik dan bertanya apakah mereka sebaiknya melapor pada polisi. Yeon Joo berkata belum 24 jam sejak kepergian ayahnya, jadi mereka sebaiknya menunggu sebentar lagi. Mungkin saja kan ayahnya terlalu banyak pikiran jadi pergi keluar mencari udara segar.
“Pergi begitu saja tengah malam? Tanpa uang dan ponsel?” kata Sooo Bong.
“Ayahku juga manusia. Mungkin ia sedih karena harus berpisah dengan karakter utama yang sudah digambarnya selama 10 tahun ini.”
“Siapa? Penulis Oh? Beliau tidak sedih sama sekali. Ia selalu berkata kalau ia merasa muak dan sangat ingin membunuhnya.”
“Membunuh? Membunuh siapa?”
“Kang Chul...Beliau berkata akan membunuh Kang Chul pada adegan terakhir.”
Yeon Joo tertawa tak percaya. Tidak mungkin ayahnya membunuh “karakter” Kang Chul. Tapi Soo Bong berkata ia melihatnya sendiri. Ia mengajak Yeon Joo untuk melihatnya dan mewanti-wanti agar Yeon Joo tidak memberitahu siapapun. Ia menyalakan papan gambar digital di meja ayah Yeon Joo.
Muncul gambar Kang Chul tergeletak di lantai bersimbah darah. Yeon Joo terkejut.
“Kenapa kau membunuh Kang-Chulku?” tanyanya panik.
“Aku tidak membunuhnya. Karena itu aku tanya kenapa dia membunuh Kang Chul. Ini tidak masuk akal.”
Soo Bong berkata lihat saja genangan darah itu. Bagaimana bisa seseorang tetap hidup setelah mengeluarkan darah sebanyak itu? Ia berkata mereka sudah menentang ide tersebut. Padahal ia tidak pernah menentang ide ayah Yeon Joo. Bahkan Seon Mi, rekan kerjanya, sampai menangis.
“Tapi Guru bersikeras. Ia bilang akan membunuhnya tak peduli apapun...dengan cara yang mengerikan. Itu adalah keinginan hidupnya!”
Yeon Joo menatap gambar itu terus menerus, masih tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Soo Bong berkata semua akan habis jika gambar ini sampai di internet. Semua orang berharap Kang Chul menemukan penjahatnya pada episode terakhir dan berhasil membalas dendam, namun malah mati terbunuh.
Yeon Joo melihat gambar berikutnya, di mana jauh di belakang gambar Kang Chul yang terbaring di tanah nampak seseorang berbaju hitam bertudung berdiri memandangi Kang Chul.
“Apakah ini pembunuhnya? Siapa dia?” tanya Yeon Joo.
“Aku juga tidak tahu. Beliau tidak memberitahuku. Ia menggambar sampai di sini lalu menghilang.”
Yeon Joo masih tidak bisa percaya kalau ayahnya benar-benar menginginkan kematian Kang Chul tapi Soo Bong berkata sebaliknya aayah Yeon Joo sangat bertekad melakukannya. Ia berkata ia melihat ayah Yeon Joo tersenyum saat menggambar gambar tersebut....seakan sangat menikmatinya. Yeon Joo masih tak habis pikir bagaimana ayahnya bisa gembira membunuh karakter utamanya.
Soo Bong berkata ia tidak tahu apa yang ada di pikiran ayah Yeon Joo. Yeon Joo berpikir bagaimana jika ada seorang penggemar berat komik ayahnya yang tahu endingnya akan seperti ini hingga nekat menculik ayahnya. Seperti dalam film Misery (film Hollywood tahun 90-an di mana seorang penggemar menculik dan melukai seorang novelis setelah tahu novelis tersebut membunuh karakter utama noval favoritnya).
Yeon Joo kali ini memutuskan mereka harus menelepon polisi. Soo Bong setuju. Ia keluar dari ruangan untuk menelepon.
Yeon Joo melihat catatan-catatan yang ada di meja ayahnya untuk menemukan petunjuk apapun. Ia menemukan sebuah gambar mengerikan yaitu gambar Fransisco de Goya berjudul Saturn Devouring His Son, di mana dalam gambar tersebut Saturnus memakan anaknya sendiri karena takut anaknya menggulingkan kedudukannya. Di balik gambar tersebut terdapat tulisan: Aku lebih baik memakan daripada dimakan.
Tiba-tiba layar papan gambar ayah Yeon Joo bergerak. Yeon Joo tidak melihatnya. Ia membalikkan tubuhnya untuk melihat rak. Tapi tiba-tiba ia berhenti seakan ada yang menahannya. Ia mengulurkan tangannya ke belakang, mengira pakaiannya tersangkut.
Ia merasakan sesuatu lalu melihat tangannya. Tangannya berlumuran darah. Yeon Joo terbelalak ketakutan. Ia menoleh pelan-pelan dan melihat ada tangan yang memegangi bajunya. Belum sempat ia berteriak, tangan itu menariknya. Lukisan Goya jatuh ke lantai.
Saat Yeon Joo sadarkan diri, ia sudah berada di atap sebuah gedung tinggi. Ia bingung tempat apa itu dan mengapa ia di sana. Saat ia berjalan ia tersandung sesuatu. Ia terkejut saat melihat seorang pria tergeletak bersimbah darah di hadapannya. Perut pria itu terluka.
Yeon Joo berusaha menyadarkan pria tersebut. Namun pria itu tetap tidak bergerak. Untunglah ia seorang dokter. Ia membuka pakaian pria itu dan melihat luka tikaman di bagian perut. Ia hendak mencari pertolongan dengan menggunakan ponsel orang tersebut tapo ponsel itu dilengkapi pemindai sidik jari dan jari orang itu berlumuran darah hingga tak terdeteksi.
Yeon Joo berlari menuruni tangga. Sepertinya tempat itu sebuah hotel. Ia tiba di bagian dapur dan meminta mereka menelepon telepon darurat segera. Meski terkejut dengan kemunculan Yeon Joo yang tiba-tiba, staf dapur memutuskan menghubungi manajer.
Seorang dari mereka mengikuti Yeon Joo ke atas dan terkejut melihat sosok bersimbah darah tersebut. Yeon Joo memintanya menyalakan senter ponsel karena di sana gelap. Orang itu berkata ada konferensi ahli bedah di lantai bawah dan mereka akan naik. Yeon Joo bertanya tempat apa ini.
“Ini hotel Seoul Promenade. Apa kau tahu apa yang kaulakukan? Mari kita tunggu sampai dokter tiba.”
“Aku juga seorang dokter...meski tidak terlalu berbakat.”
Tiba-tiba pria yang terluka itu bergerak dan terlihat sesak nafas. Yeon Joo melihat adanya pembengkakan di paru-paru orang tersebut. Ia harus melubangi dada orang tersebut. Ia sempat melihat bolpen si petugas hotel. Yeon Joo ketakutan karena terlalu berbahaya untuk melakukannya sendiri. Jika ia melakukan kesalahan orang itu akan mati dan ia yang akan disalahkan.
Petugas hotel jadi meragukan apakah Yeon Joo benar-benar seorang dokter. Jika Yeon Joo tidak percaya diri sebaiknya tunggu orang lain saja. Yeon Joo mengakui ia tidak pernah percaya diri karena ia tidak berbakat. Tapi bagaimana bisa ia membiarkan orang itu mati?
Akhirnya ia nekat menancapkan bolpen di dada orang tersebut. Orang tersebut tersentak dan membuka matanya menatap Yeon Joo, lalu kembali jatuh pingsan. Petugas hotel ketakutan mengira orang itu mati.
Dokter dan ambulans tiba. Dokter mengatakan semua sudah ditangani dan orang itu harus dibawa segera ke rumah sakit. Namun saat membahayakan sudah lewat.
Yeon Joo duduk menghela nafas lega di sisi gedung. Ia berpikir seharusnya Profesornya melihat aksinya tadi. Apakah ia sebenarnya dokter yang berbakat alami?
Manajer hotel menghampirinya dan berterimakasih. Akan sangat berbahaya jika terjadi pembunuhan di hotel tersebut. Yeon Joo berkata ini sudah tugasnya sebagai dokter. Manajer memintanya memberi keterangan jika polisi tiba nanti. Yeon Joo mengiyakan.
Manajer menanyakan namanya. Yeon Joo memberikan kartu namanya yang agak kusut. Manajer bertanya apakah Yeon Joo tinggal di hotel tersebut. Yeon Joo menggeleng. Manajer jadi bingung kenapa Yeon Joo bisa ada di atas sini. Yeon Joo terdiam karena ia juga tidak tahu. Ia ingat terakhir ia berada di kantor ayahnya.
Petugas hotel tadi memberitahu manajer kalau orang yang terluka adalah Presdir mereka. Presdir Kang Chul. Manajer tersebut tersentak kaget dan buru-buru menghampiri orang yang terluka itu.
Yeon Joo berpikir nama itu sama dengan nama karakter utama komik ayahnya. Atau mungkin itu Kang Chul selebriti, si penyanyi.
“Eh...bukan, itu namanya Kang Ta.”
Yeon Joo mulai merasa ada kemiripan antara orang terluka bernama Kang Chul tadi dengan gambar terakhir komik ayahnya. Tidak mungkin, gumamnya. Ia memberanikan diri untuk mendekat.
Kang Chul mulai sadarkan diri dan dibawa dengan tandu. Ia menatap Yeon Joo saat dibawa pergi oleh paramedis.
Setelah Kang Chul dibawa pergi tiba-tiba Yeon Joo melihat sebuah tulisan terbentuk di hadapannya. Tulisan : “Bersambung”.
Dalam sekejap Yeon Joo kembali ke kantor ayahnya. Ia mencoba menyentuh layar papan gambar ayahnya. Namun layar itu keras.
Soo Bong tiba-tiba masuk hingga Yeon Joo berteriak kaget. Yeon Joo bertanya apa yang baru saja terjadi. Ia tadi menghilang.
“Menghilang? Kapan?” tanya Soo Bong bingung.
“Tadi aku di sini sendirian. Kau keluar menelepon polisi...”
“Kak, aku tidak jadi menelepon polisi,” potong Soo Bong, “Ayahmu.... baik-baik saja!!”
Dengan gembira ia berkata ayah Yeon Joo sudah menyelesaikan tugasnya sebelum deadline. Ia tidak tahu darimana ayah Yeon Joo mengirim gambar tersebut tapi ia baru saja mengirimkan lanjutannya.
“Dan Kang Chul baik-baik saja. Kakak benar, beliau mungkin galau memutuskan akan membunuh Kang Chul atau tidak dan pergi keluar untuk menjernihkan pikiran. Aku bodoh telah menelepon Kakak.”
Yeon Joo bertanya di mana ayahnya. Soo Bong tidak tahu tapi ia yakin ayah Yeon Joo akan segera kembali.
Ia dengan bersemangat memperlihatkan lanjutan komik ayahnya. Para pegawai lain senang karena Kang Chul tidak jadi mati dan komik itu tidak berakhir seperti rencana ayahnya semula.
Yeon Joo melihat lanjutan komikl ayahnya dan terkejut melihat dirinya dalam komik tersebut. Persis seperti yang terjadi di atas atap hotel Seoul Promenade.
“Tidak mungkin....,” gumamnya.
Soo Bong berkata muncul karakter baru dalam komik tersebut dan tokoh itu bernama Oh Yeon Joo seperti Yeon Joo. Yeon Joo terpaku melihat gambar komik dirinya di bagian akhir.
Kang Chul, tokoh utama komik W, diceritakan lahir di Seoul pada tahun 1987. Ia adalah Co-CEO JN Global, sebuah bisnis perdagangan elektronik. Dengan aset pribadi ratusan juta dolar, ia termasuk super milioner.
Cerita berawal ketika Kang Chul muda memenangkan medali emas Olimpiade 12 tahun lalu dan menjadi bintang nasional. Ia terpuruk setelah keluarganya dibunuh secara misterius dan ia ditangkap sebagai tersangkanya. Masalahnya tidak ada tersangka lain selain dirinya.
Pada persidangan pertama, Kang Chul dijatuhi hukuman maksimal. Pada persidangan kedua, dia dijatuhi hukuman seumur hidup. Namun di Mahkamah Agung ia dibebaskan karena kurangnya bukti.
Kebebasannya setelah 1 tahun dipenjara bukan berarti penderitaannya berakhir. Ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa ia tidak memiliki keluarga lagi. Dan publik terlanjur mencap dirinya sebagai pembunuh keluarganya sendiri.
Setelah setahun ia hidup sebagai orang terbuang, ia memutuskan untuk mati. Ia pergi ke jembatan dan bersiap untuk terjun ke sungai. Terbayang ketika ia menemukan seluruh keluarganya telah tewas.
Tidak pernah dalam hidupnya yang singkat ia berpikir hidupnya akan berakhir seperti ini. Ia marah dan merasa hidupnya sia-sia. Pada saat terakhir ia hendak mengakhiri hidupnya, ia tiba-tiba terpikir satu hal. Sama seperti ketika ia memenangkan olimpiade, ia bisa mendapatkan kemenangan meski dari kekalahan.
Ia memilih untuk berjuang daripada membunuh dirinya sendiri. Ia tidak akan bisa mendapatkan kembali hidupnya sampai ia menemukan pembunuh sebenarnya. Ia akan menangkapnya tak peduli bagaimanapun juga.
Di dunia W...
Kang Chul dirawat di rumah sakit setelah dua kali dioperasi. Orang-orang berkerumun di luar karena mengkhawatirkannya. Polisi sedang mencari siapa pelakunya namun belum menemukan petunjuk dan bukti. Manager hotel melaporkan seorang saksi yang menyebutnya dirinya dokter tapi identitasnya belum terungkap. Polisi masih mencari saksi tersebut.
Bukan hanya polisi yang mencari si saksi alias Yeon Joo, Kang Chul juga dengan mengutus Yoon So Hee, sekretarisnya. So Hee melapor ia sudah mengerahkan orang untuk mencari di mana-mana tapi belum menemukannya, rekaman CCTV juga memberikan hasil.
So Hee berkata wanita itu aneh. Yeon Joo memberitahu manajer bahwa ia akan memberi pernyataan pada polisi namun saat mereka naik ke atap Yeon Joo sudah menghilang. Selain itu ia menyebut kalau ia dokter di RS Myeongsei tapi tidak ada RS seperti itu di Korea. So Hee menduga identitas wanita itu palsu.
Ia menyerahkan kartu nama Yeon Joo pada Kang Chul dan berkata kartu itu pasti palsu. Telepon dan alamat email juga palsu. Polisi menduganya sebagai komplotan si pelaku. Tapi Kang Chul tidak sependapat.
So Hee bertanya bagaimana Kang Chul bisa yakin padahal Kang Chul tak ingat apa yang terjadi hingga ia terluka.
“Intuisi? Bagaimanapun aku harus menemukannya. Kurasa ia memiliki kunci hidupku.”
So Hee dan Seo Do Yoon, bodyguard Kang Chul, terkejut mendengar pernyataan aneh tersebut. Kang Chul hanya tersenyum. Soo Hee berkata polisi sedang membuat sketsanya dan berkata wanita itu cukup cantik.
“Ia tidak cantik. Jika ia cantik maka semua orang cantik,” ujar Kang Chul.
“Tapi dia kunci hidupmu?”
“Kaupikir aku mengatakan itu karena ia cantik?”
So Hee mengira Kang Chul jatuh cinta pada pandangan pertama pada Yeon Joo. Kaipikir aku siapa, tanya Kang Chul. Playboy, jawab So Hee singkat.
“Apa kau pernah melihat seorang sekretris berbicara seperti ini poada bosnya? Kak, apa kau pernah?” tanya Kang Chul pada Do Yoon.
“Tidak,” jawab Do Yoon tersenyum.
So Hee makin tak mengerti mengapa Kang Chul menyebut Yeon Joo sebagai kunci hidupnya.
“Alasan keberadaanku. Kurasa ia orang yang akan memberitahuku alasan kenapa aku ada. Apa kau puas?”
“Ini menggelikan. Aku juga bisa. Sederhana. Kau ada karena orangtuamu saling mencintai...lalu telur dan....”
Kang Chul memotong kata-kata So Hee agar menyuruh polisi tidak membuat sketsa yang cantik. Mereka tidak akan menemukan Yeon Joo. Ia juga mengingatkan So Hee hanya boleh bicara tak formal padanya hanya saat mereka berdua. Dengan segera sikap So Hee berubah hormat...untuk menyindir Kang Chul.
Setelah So Hee pergi, Do Yoon berkata Yeon Joo pastilah wanita yang sangat cantik. Sudah kubilang tidak, jawab Kang Chul sambil tersenyum. Ia kembali menatap kartu nama Yeon Joo di tangannya.
Dan semua peristiwa itu menjadi komik yang sedang dibaca Yeon Joo. Belum selesai rasa terkejutnya, Profesor Park menerobos masuk dan protes kenapa karakter baru yang muncul dalam komik W bernama Oh Yeon Joo juga. Bagaimana ia bisa membacanya.
Ia menunjukkan bagian komik di mana tertera kartu nama Yeon Joo lengkap dengan nama rumah sakit tempat mereka bekerja. Bagaimana ia bisa mendalami ceritanya jika seorang amatiran seperti Yeon Joo yang menyelamatkan Kang Chul?
“Oh Yeon Joo seorang gadis cantik?” ia tertawa kesal.
Yeon Joo sama sekali tidak bisa berkonsentrasi mendengar kata-kata Profesor Park. Ia masih mencerna apa yang baru saja dibacanya. Tapi Profesor Park terus berceloteh menuduh Yeon Joo yang meminta ayahnya memasukkan dirinya sebagai karakter komik. Bukannya mendapat spoiler, Yeon Joo malah merusak cerita.
Yeon Joo tak tahan lagi dan meminta Profesor Park pergi. Ia mendorong Profesor Park keluar lalu mengunci pintunya.
Lalu ia menelepon Soo Bong dan bertanya apakah Soo Bong sudah lihat.
“Kang Chul mencariku. Aku tidak percaya ini. Dia mencariku!”
“Ya, dia memang mencari kakak,” jawab Soo Bong cuek.
Yeon Joo berkata itu kartu namanya yang ia berikan pada manajer hotel. Itu adalah kartu namanya sungguhan. Soo Bong mengakui ia juga merasa aneh kenapa ayah Yeon Joo sekarang fokus pada karakter baru. Tapi ayah Yeon Joo belum kembali.
Yeon Joo berkata bukan ayahnya yang menggambar komik ini. Kang Chul seharusnya mati tapi hidup kembali. Jadi komik itu membuat ceritanya sendiri.
Tentu saja Soo Bong tidak bisa mengerti apa yang dikatakan Yeon Joo. Yeon Joo berkata ia juga tidak mengerti dan ia terdengar seperti orang gila.
“Kang Chul hidup dan mencariku. Ada dunia lain bernama W. Dunia di mana Kang Chul hidup di dalamnya.”
Soo Bong meminta Yeon Joo tenang. Yeon Joo tak tahan lagi dan menutup telepon. Ia menatap gambar Kang Chul dan bertanya kenapa Kang Chul mencarinya. Apa yang akan dilakukan Kang Chul padanya? Kenapa ia kunci kehidupan Kang Chul?
Komentar:
Wow...interesting^^
Aku tahu aku tertinggal sangaaaaat banyak, tapi aku tetap tertarik untuk menontonnya. Dan aku baru menonton episode 1, jadi please please please untuk tidak memberi spoiler ya ;)
Sesuai janji, aku akan memberi review W. Namun karena aku terlanjut membuat setengah sinopsisnya dan sayang untuk menghapusnya (hasil ngetik berjam-jam), maka aku putuskan untuk meneruskan sinopsis eps 1 ini saja. Untuk seterusnya aku hanya membuat review singkat.
Menurutku yang menarik dalam drama ini tentunya adalah dunia paralel W yang berjalan beriringan dengan dunia yang ditinggali Yeon Joo. Berbeda dengan perjalanan lintas waktu, dua dunia ini berjalan bersamaan di waktu yang sama. Bahkan mungkin tempat yang sama dengan setting berbeda. Mudah-mudahan penulis bisa menjelaskan kedua dunia ini dengan baik hingga tidak membingungkan.
Salah satu yang paling menarik perhatianku selain komik yang bisa membuat ceritanya sendiri adalah mekanisme berpindahnya Yeon Joo dari dunia nyata ke dunia W. Mengapa Yeon Joo tiba-tiba terserap ke dalam dunia tersebut? Kenapa Kang Chul bisa menembus layar namun ia tidak ingat ia melakukannya? Apakah ada hubungannya dengan gambar Goya yang Yeon Joo temukan? Atau ia hanya tiba-tiba berpindah dunia dan kembali lagi sesuka komik tersebut.
Begitu banyak misteri dalam episode 1 ini, jadi komentar lainnya akan aku simpan untuk episode-episode berikutnya. Biar tidak bosan hahaha XD
Mb fani ♡
BalasHapusTetep syukaa sma nih drama krn ak jg ga nton krn ngirit kuota..hahaha..sbnernya emg dah nunggu sinopsis dr mbk fani..tp berhubung voting yg menang adl cinderella..jd pasrah aja W nya cm dibuat recap nya aja ðŸ˜ðŸ˜..gakpapa deh..te2p setia nunggu recapnya mbk fany..jadi..semangat yaa unie....!fighting!figtiingg!!😘
BalasHapus