Ksatria tidur Hyun Min terkejut saat bangun tidur. Apakah ia bermimpi? Di mana ia berada?
“Kang Hyun Min!” panggil Ha Won.
Hyun Min menoleh dan melihat Ha Won melambai padanya. Hyun Min melompat kaget dan mendapati dirinya berada dalam pesawat pribadi. Selain dirinya dan Ha Won, ada pula Yoon Sung, Ji Woon, Seo Woo, Ja Young, dan Hye Ji. Mereka semua acuh tak acuh melihat kebingungan Hyun Min.
Hyun Min berusaha protes tapi para awak pesawat mengangkatnya dan menaruhnya kembali di kursi. Hyun Min hanya bisa merajuk seperti anak kecil.
Mereka tiba di rumah peristirahatan Grup Haneul. Seo Woo protes ini bukan Thailand. Ha Won minta maaf sambil tersenyum. Seo Woo juga protes karena Ha Won mengajak Ja Young.
“Lebih banyak lebih ramai,” ujar Ha Won polos.
Ha Won berkata Hyun Min juga pasti senang kan datang ke sini. Hyun Min menunjuk pakaian tidur yang dikenakannya, untuk apa ia senang dengan penampilan seperti ini?
“Kenapa? Kau terlihat keren,” kata Ha Won.
Mereka siap bubar jalan ke kamar masing-masing namun Ha Won menghentikan mereka. Ia mengeluarkan jaket yang sudah dibordir nama masing-masing di bagian belakang, juga jadwal kegiatan liburan mereka. Seperti liburan sekolah saja XD
Ha Won berkata mereka harus makin saling mengenal dan perjalanan ini akan menjadi training tim untuk mereka semua. Tidak ada yang bersedia mengenakan jaket tersebut maupun mengikuti jadwal Ha Won. Satu per satu meninggalkannya. Hye Ji permisi masuk ke dalam. Yoon Sung beralasan ia lebih nyaman mengenakan jasnya.
“Teman, ini tidak betul,” Ja Young menasihati sebelum masuk ke kamarnya.
Yoon Sung menelepon Kakek untuk melapor kalau mereka sudah tiba. Kakek berkata Yoon Sung tidak perlu melaporkan setiap detil. Ia menyuruh Yoon Sung rileks dan menikmati liburan itu juga.
Yoon Sung curiga dan bertanya apakah Kakek sehat. Ia minta maaf karena seharusnya ia mendampingi Kakek. Kakek berkata ia baik-baik saja dan menyuruh Yoon Sung memanfaatkan waktu ini untuk beristirahat.
Kakek ternyata memang berada di rumah sakit dan hanya ditemani Madam Ji. Madam Ji berkata seharusnya para cucu Kakek diberitahu. Mereka pasti akan merasa tak enak hati jika tahu mereka liburan saat Kakek mereka sakit. Kakek beralasan ia melakukannya agar bisa bersama istrinya.
Tapi sebenarnya ia tidak yakin apakah para cucunya akan mengkhawatirkannya kalaupun mereka tahu. Dan ia tidak ingin mereka datang ke rumah sakit menjenguknya seandainya mereka khawatir pun. Madam Ji tersenyum dan berkata ia yang akan mengkhawatirkan Kakek menggantikan para pemuda itu.
Yoon Sung mendapat pesan dari ibunya yang mengatakan kalau ia tidak akan meneleponnya lagi tapi sebagai gantinya ibunya ingin makan bersamanya. Yoon Sung tidak membalas pesan tersebut.
Hyun Min membaringkan dirinya di tempat tidur dan melihat langit-langit kamar itu masih dihiasi hiasan bintang dari masa kecilnya dulu. Ia bergumam tempat ini tak berubah sedikitpun.
Ha Won tidak menyerah. Ia menempelkan jadwal kegiatan buatannya di seluruh pintu dan dinding. Lalu ia berdiri di ruang tengah dan berteriak, “RAPAAAAT!!!”
Hening....
Ia menemui Seo Woo yang asyik bermain musik sendirian di kamarnya. Ha Won bertanya apa ia tidak bosan sendirian. Tapi bagi Seo Woo inilah liburan yang menyenangkan baginya. Sebagai selebritis, ia bahkan tidak memiliki waktu cuti sampai 10 hari dan hari ini adalah satu hari dari 10 hari tersebut. Ia meminta Ha Won tidak mengganggunya. Ha Won pergi dengan kesal.
Mendengar Seo Woo tidak mau makan, Ja Young juga tidak mau makan. Ha Won menghela nafas panjang.
Hye Ji berjalan-jalan sendirian ke taman menuju sebuah bangku kayu. Ia melihat di bangku tersebut masih terukir tulisan: Hyun Min cinta Hye Ji.
Ha Won menemukan Hyun Min duduk di pinggir kolam renang. Hyun Min memejamkan matanya pura-pura hendak tidur. Ha Won bertanya apa Hyun Min marah karena ia menculiknya ke sini.
“Aku minta maaf karena sudah membuatmu jadi bahan tertawaan seluruh negeri dan membawamu ke sini tanpa seijinmu. Aku minta maaf untuk semuanya,” Ha Won membungkukkan badan.
Hyun Min bertanya mengapa Ha Won menyuruhnya melihat apa yang ada dalam hatinya. Memangnya ada bedanya ia benar-benar menyukai Ha Won atau tidak? Banyak sekai bedanya, jawab Ha Won. Pria dan wanita bisa saling mencintai dan mulai berpacaran.
“Apa kau seorang mossol? Mossol itu seorang yang punya selera buruk mengenai pria dan memiliki standar kuno dalam berpacaran,” Hyun Min menjelaskan.
Ha Won protes dan berkata ia bukan seorang mossol. Hyun Min menyuruh Ha Won pergi saja. Ia bukan tipe yang terlalu serius dan Ha Won sudah membuatnya merasakan stres yang tak pernah ia rasakan selama beberapa hari ini. Ha Won memukuli Hyun Min dengan gemas lalu pergi sambil mengomel.
Setelah Ha Won pergi, Hyun Min kembali berbaring dan memejamkan matanya. Terdengar suara seseorang masuk dalam kolam. Ia mengira Ha Won kembali tapi ternyata Hye Ji yang sedang berenang.
Hye Ji keluar dari kolam dan bertanya apakah Hyun Min ingat dulu mereka sering berenang di sini. Dan dulu Hyun Min jauh lebih lamban darinya. Hyun Min berkata ia tidak ingat.
Hye Ji mengajaknya berenang tapi Hyun Min beralasan ia tidak mengenakan pakaian renang dan berjalan pergi. Terdengar suara Hye Ji mencebur ke kolam.
“Hyun Min!” teriaknya.
Hyun Min berbalik dan melihat Hye Ji hampir tenggelam. Perasaan baru sedetik deh nyeburnya tapi Hye Ji sudah di tengah kolam ;p
Tanpa pikir panjang Hyun Min langsung masuk dalam kolam menyelamatkan Hye Ji. Ia membawa Hye Ji keluar dari kolam dan memijat kaki Hye Ji yang kram. Ia tahu persis bagian mana kaki Hye Ji yang sering kram. Hye Ji berterimakasih. Hyun Min tiba-tiba kembali judes dan berkata semua orang juga akan melakukan hal yang sama jika berada dalam posisinya.
Meski terlihat cuek, Ji Woon ternyata membaca jadwal Ha Won. Ja Young tiba-tiba keluar saat ia sedang berada di depan kamar Ha Won. Ia bertanya apa Ji Woon mencari Ha Won.
“Tidak. Eh, apa dia pergi ke suatu tempat?”
Ja Young berkata Ha Won belum lama pergi dan ia tidak tahu ke mana.
Ibu tiri dan Yoo Na merencanakan agar ayah kandung Ha Won membawa Ha Won pergi. Mereka yakin Ha Won meninggalkan Rumah Langit jika ayah kandungnya muncul. Dan hubungan Ha Won dengan mereka pun akan selesai. Termasuk dengan ayah Ha Won.
Ibu tiri mendapatkan alamat Kang Young Jin dari orang yang mengirim pesan pada ayah. Ia berencana menemuinya. Ia akan mendapatkan kembali uang yang telah ia habiskan untuk membesarkan Ha Won.
Karena tak ada yang mau mengikuti jadwalnya, Ha Won pergi melakukannya sendirian. Ia memberi makan domba-domba dan bergumam mereka pasti senang karena memiliki banyak teman untuk makan bersama.
Ha Won teringat ia pernah pergi piknik bersama ayah dan ibunya. Ia dan ayahnya berebut irisan terakhir kimbap, tapi akhirnya ibunya yang berhasil mendapatkannya dengan mengalihkan perhatian mereka. Berikutnya ayahnya yang berhasil mengecup mereka berdua setelah mengalihkan perhatian mereka.
Ha Won menghela nafas sedih mengingat masa itu. Ia lalu membuka kertas jadwalnya. Berikutnya adalah pengalaman berkuda. Ia memutuskan untuk bermain sendiri saja.
Sesuai jadwal tersebut, Ji Woon menuju istal dan menemukan Ha Won sedang memberi makan kuda dengan takut-takut.
“Apa ini yang namanya berkuda?” ledeknya.
“Bagiku ini sudah termasuk berkuda,” kata Ha Won.
Ji Woon mengajak Ha Won pergi berkuda yang sesungguhnya. Ha Won ketakutan menghentikan Ji Woon yang hendak membuka kandang kuda.
“Kau akan melanggar jadwal yang dibuatmu sendiri?” ujar Ji Woon siap menarik pintu kandang.
“Tidak, kumohon...ampuni aku,” kata Ha Won mengkeret ketakutan.
Manajer Seo Woo menelepon dan bertanya apakah Seo Woo senang menikmati kebebasannya. Seo Woo mengomel ia sedikit kesal karena manajernya dan Ha Won sudah mengerjainya. Tapi sudah lama ia tidak istirahat dan rasanya menyenangkan.
Manajernya bertanya apakah ia tahu bagaimana ia bisa mendapatkan kebebasannya. Ia berkata Seo Woo menukar imagenya demi kebebasannya itu. Seo Woo terkejut melihat foto-foto dirinya yang dikirim manajernya.
Ia pergi mendatangi Ja Young dan menunjukkan foto-foto tersebut. Ja Young terkejut hingga air minum di mulutnya tersembur keluar mengenai Seo Woo. Dan Ja Young tidak menyangkal saat Seo Woo bertanya apakah ia yang mengirim foto-foto itu pada Ha Won. Tapi percakapan mereka terhenti saat Yoon Sung menaruh peralatan barbeque di tangan Seo Woo.
Seo Woo bertanya kenapa mereka harus repot-repot memasak. Bukankah lebih baik membeli saja? Yoon Sung menunjuk jadwal di belakang Seo Woo. Seo Woo menghela nafas panjang. Yoon Sung pergi untuk membeli lebih banyak bahan makanan.
Ha Won akhirnya menunggang kuda untuk pertama kalinya. Meski ia tidak sendirian dan menunggangi satu kuda bersama Ji Woon, ia nampak tegang. Tapi lama kelamaan ia bisa menikmati pengalaman baru tersebut.
Mereka berjalan-jalan setelah berkuda. Ha Won menyadari kalungnya hilang. Pasti terjatuh saat berkuda tadi. Ia menyuruh Ji Woon kembali lebih dulu sementara ia mencarinya.
“Ah, kenapa ia selalu membuatku khawatir,” gumam Ji Woon. Ia berlari menyusul Ha Won.
Ha Won berusaha mencari kalungnya di padang rumput yang luas itu. Ji Woon bertanya apa kalung itu penting. Ha Won berkata itu adalah kalung ibunya. Ji Woon bertanya apa yang akan Ha Won lakukan untuknya jika ia menemukan kalung itu.
“Jika aku menemukannya lebih dulu, kau harus mengabulkan satu permintaanku.”
Ha Won protes tapi Ji Woon sudah memikirkan kira-kira apa yang akan ia minta.
Seo Woo menyiapkan bahan barbeque dibantu oleh Seo Woo. Ia tidak marah lagi karena Ja Young hanya memperlihatkan foto-foto itu pada Ha Won. Ia bertanya seberapa dekat Ja Young dengan Ha Won.
“Kami bersahabat sejak SMP. Tidak ada yang tidak kuketahui mengenai dirinya,” kata Ja Young.
Seo Woo bertanya apa keadaan keluarga Ha Won separah itu. Ja Young berkata mereka tidak supermiskin tapi ibu tiri Ha Won tidak pernah memberi Ha Won uang hingga Ha Won memiliki begitu banyak pekerjaan paruh waktu.
“Dan mengenai kakaknya, Yoo Na. Mengapa dia begitu aneh?”
“Choi Yoo Na? Ugh, dia itu memang sesuatu. Dia gila-gilaan memanfaatkan Ha Won, persis seperti kakak tiri dalam cerita dongeng.”
Seo Woo bertanya apa ayah Ha Won diam saja tidak melakukan apapun. Ja Young berkata ayah Ha Won sangat jarang di rumah karena sering keluar kota.
“Tapi yang terburuk dari semua itu adalah ibu tirinya berkata Choi Yoo Na pantas mendapatkan kamarnya sendiri dan Ha Won dipaksa tidur di balkon.”
“Apa?! Balkon?!!” Seo Woo berseru marah sambil membanting tusuk sate yang dipegangnya.
Ia sendiri terkejut dengan reaksi dirinya. Ia menenangkan dirinya dan berkata itu sangat buruk. Ja Young membenarkan, mereka terlalu kejam pada Ha Won.
“Apa Ha Won sering berpacaran?” tanya Seo Woo pelan.
“Berpacaran? Ia tidak pernah melakukannya,” kata Ja Young.
“Benarkah? Lalu tipe idealnya...,” Seo Woo cepat-cepat merubah nada bicaranya yang terlalu bersemangat. “Eh, seperti apa tipe idealnya?”
Ja Young berkata Ha Won tidak pernah memikirkan hal seperti itu karena terlalu sibuk bertahan hidup. Ia berkata Seo Woo sepertinya sangat tertarik pada Ha Won.
“Hah? Oh, itu karena kami tinggal bersama,” kilah Seo Woo. Untunglah Ja Young percaya dan tidak bertanya lebih jauh. Ia meminta Seo Woo bersikap baik pada Ha Won.
Ha Won masih sibuk mencari kalungnya dibantu oleh Ji Woon. Melihat Ji Woon ikut sibuk, ia meminta maaf.
“Kau datang ke sini hanya karena Hye Ji, kan?”
“Dan siapa yang memanfaatkan hal tersebut untuk keuntungannya sendiri?” Ji Woon bertanya balik.
“Bukan seperti itu,” Ha Won menjelaskan. Ia bercerita bagaimana Hye Ji menampungnya semalam saat ia meninggalkan Rumah Langit. Ia merasa sangat berterimakasih jadi mengajaknya ikut.
“Itu pertama kalinya aku menginap di rumah teman. Aku merasa kami sudah benar-benar menjadi teman dan itu membuatku senang. Bukan karena misi dari Presdir. Aku benar-benar hanya ingin ia ikut bersama kita.”
Giliran Ji Woon yang merasa bersalah karena salah menuduh. Saat ia menunduk ia melihat benda berkilau terkena sinar matahari. Liontin kalung Ha Won!
“Sudah kubilang aku akan menemukan kalungmu. Jadi pikirkan apa yang akan kaulakukan untukku,” Ji Woon memungut kalung itu lalu menyembunyikannya dalam genggamannya.
“Membersihkan kamarmu? Mencucikan pakaianmu?”
Ji Woon pura-pura kesal dan bangkit berdiri.
“Tunggu! Aku akan melakukan apapun yang kausuruh,” kata Ha Won.
“Benarkah?” Ji Woon berjongkok di depan Ha Won.
Ia mengulurkan tangannya lalu melepas kalung itu. Ha Won sangat gembira sampai menerjang Ji Woon. Mereka jatuh bersama dalam keadaan setengah berpelukan. Keduanya terkejut dan cepat-cepat bangkit berdiri.
Ibu tiri pergi ke alamat yang dikirim padanya. Ternyata itu tempat konstruksi bangunan yang belum selesai. Ia terkejut saat melihat Kang Young Jin adalah seorang kuli bangunan....yang tampaknya bahkan lebih miskin dari keluarga mereka.
Ia menemui Kang Young Jin dan berkata ia ibu tiri Ha Won yang sudah membesarkan Ha Won selama ini. Pria itu kebingungan tak mengerti apa yang dibicarakan ibu tiri Ha Won. Membesarkan siapa?
“Eun Ha Won, puterimu!”
“Dengar ya Nyonya, kenapa Nyonya menyebut aku memiliki puteri padahal aku seorang bujangan!” protes Kang Young Jin.
“Apa? Kau masih belum bisa melupakan Park Ok Sun hingga kau tidak menikah?” ujar ibu tiri. Ih ini orang senang mengambil kesimpulan sendiri deh >,<
Tapi Kang Young Jin terkejut saat mendengar nama ibu Ha Won. Park Ok Sun?
“Benar, Park Ok Sun! Wanita yang bekerja bersamamu mengurus dojo Taek Won Do 10 tahun lalu. Aku bahkan tidak tahu ia adalah puterimu dan membesarkannya selama ini!”
“Siapa yang bilang ia puteriku?” ujar Kang Young Jin tak terima.
Ibu tiri Ha Won berkeras Ha Won adalah puterinya dan Kang Young Jin tidak perlu pura-pura bodoh.
“Kau dan ibu Ha Won memiliki hubungan seperti itu kan? Suamiku seorang pria yang baik hingga ia melupakan 10 tahun itu dan membesarkan Ha Won sebagai puterinya sendiri. Tapi setelah aku tahu sekarang, aku tidak akan diam lagi!”
“Ehm..kurasa ada kesalahpahaman...”
“Aku yang disalahpahami!!!” potong ibu tiri. “Apa kau tahu berapa banyak biaya yang kami habiskan untuk membesarkannya di saat kami sangat miskin? Aku sangat kesal aku ternyata membesarkan anak orang lain dan akan meminta ganti rugi darimu. Tapi kurasa itu tidak baik. Bawa sajalah anak itu!”
“Sudah kubilang bukan begitu!”
“Kuberitahu ya, sekarang bukan waktunya kau menyangkal kenyataan. Anak itu ingin mencari jalan sendiri dan masuk ke Grup Haneul, dan berusaha menjadi istri dari orang kaya!! Sementara ia tidak tahu ayahnya bahkan dalam keadaan seperti ini! Meski kalian tidak saling mengenal sebelumnya, kau adalah ayah kandungnya yang masih hidup. Jadi kau harus membawanya keluar dari Rumah Langit!” Ibu tiri Ha Won mengoceh panjang lebar lalu pergi dengan kesal karena tidak berhasil mendapatkan uang yang ia inginkan.
Ia akan cukup senang jika Ha Won bisa keluar dari Rumah Langit.
Kang Young Jin masih bingung dengan kedatangan ibu tiri Ha Won yang tiba-tiba. Ia mendapat telepon dari penagih hutang dan berkata ia akan membayar hutangnya akhir bulan ini. Nampaknya ia memikirkan sesuatu dengan perkataan ibu tiri Ha Won tadi.
Ha Won berterimakasih karena Ji Woon berhasil menemukan kalungnya. Sebagai rasa terimakasih, ia membelikan Ji Woon susu. Ji Woon sedikit mengomel tapi meminum susu itu.
Ia bertanya ada apa dengan kalung itu. Ha Won memperlihatkan sebentuk cincin yang berada di dalam liontinnya. Ia tidak merasa cincin itu cincin pernikahan orangtuanya karena ayahnya tidak memiliki cincin seperti itu. Tapi ia merasa cincin itu sangat penting bagi ibunya karena ibunya memegang erat cincin itu saat meninggal dunia.
“Ibuku tidak meninggalkan apapun, “ kata Ji Woon.
“Kau adalah peninggalan ibumu,” kata Ha Won.
Ji Woon terdiam lalu bergurau kalau perkataan Ha Won tadi membuatnya merinding.
Hye Ji telah berganti pakaian dan menemukan pakaian basah Hyun Min di meja. Ia tahu Hyun Min tidak membawa pakaian lain. Hyun Min keluar dari kamar mandi mengenakan jubah mandi dan merebut pakaiannya dari tangan Hye Ji. Ia berkata ia akan mengeringkannya dan menggunakannya lagi.
Hye Ji menyarankan agar Hyun Min meminjam pakaian Ji Woon atau lainnya. Dengan ketus Hyun Min menolak saran itu dan menyuruh Hye Ji menghabiskan waktu bersama Ji Woon saja. Bukankah Hye Ji datang ke sini karena Ji Woon?
“Aku datang ke sini karena kau,” kata Hye Ji. “Sudah 10 tahun berlalu sejak kita terakhir kali datang ke sini. Apa kau tidak merasakan apapun datang ke sini bersamaku?”
“Tidak. Semua ini tidak ada artinya bagiku,” sahut Hyun Min.
Hye Ji berkata bangku kayu itu masih ada. Ia kecewa Hyun Min tidak berubah padahal ia sangat ingin kembali ke sini.
“Benar, karena itu kau harus menghentikan ini,” kaya Hyun Min.
Hye Ji pergi dengan sedih.
Ha Won dan Ji Woon tiba di rumah peristirahatan. Ji Woon tersenyum saat melihat Hye Ji dan terus menatapnya. Semua ini tak lepas dari pengamatan Ha Won yang terlihat kecewa. Ia cepat-cepat pamit dan masuk ke dalam rumah.
Ji Woon bertanya kenapa Hye Ji berwajah seserius itu. Hye Ji berkata ia datang ke sini karena mengharapkan beberapa hal. Ia belum melakukan apapun tapi merasa sedih karena Hyun Min tak pernah melihat padanya. Semua tidak berjalan seperti yang ia inginkan.
Ji Woon berkata Hye Ji sudah cukup cantik apa adanya. Jadi Hye Ji cukup menjadi Hye Ji.
Pengacara Kim, kuasa hukum Kakek, menemui Kakek dan berkata semua persiapan sudah selesai. Tapi Kakek berkata belum waktunya. Anggota keluarganya bertambah dan keadaan menjadi lebih rumit.
“Kurasa aku harus mengubah wasiatku.”
Kakek tahu banyak eksekutif perusahan mencari Pengacara Kim akhir-akhir ini. Pengacara Kim nampak gugup. Ia tidak menyangkal dan berkata sebaiknya Kakek membuat keputusan secepat mungkin karena masa depan perusahaan menjadi taruhannya. Kakek berkata ia akan menunjuk pewarisnya secepat mungkin.
Diam-diam Madam Ji menguping di luar pintu. Ketika Pengacara Kim keluar, ia pura-pura tidak tahu siapa Pengacara Kim. Pengacara Kim memperkenalkan dirinya. Madam Ji mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dan berkata mulai sekarang mereka akan sering bertemu. Pengacara Kim terlihat tak nyaman dengan kata-kata tersebut namun menyambut uluran tangan Madam Ji dengan sopan.
Karena Madam Ji tidak datang terapi, ibu tiri Ha Won melayani pelanggan lain yang juga para nyonya kaya. Mereka bergosip ingin menikahkan puteri-puteri mereka dengan pada cucu Presdir Kang. Tentu saja dibalik pernikahan itu ada merger dan akuisisi perusahaan.
Salah satu dari mereka merasa enggan menikahkan puterinya dengan salah satu cucu Grup Haneul karena Madam Ji. Menurut rumor, Madam Ji pernah menikah sebelum menikah dengan Kakek. Tapi di luar, orang-orang membicarakan Kakek menikah dengan seorang perawan.
Nyonya itu berkata Madam Ji membohongi Kakek demi menikahinya. Ia dengar rumor tersebut dari pengurus rumah tangga sebuah keluarga kaya yang pernah bertetangga dengan Madam Ji. Saat bertetangga itu, Madam Ji adalah seorang pengantin baru. Ibu tiri Ha Won tersenyum penuh arti mendengar rumor tersebut.
Yoon Sung telah pulang berbelanja dan membereskan belanjaannya dibantu Ja Young. Pengurus rumah tersebut menemuinya dan memberinya dua botol besar berisi cairan putih. Botol bertutup merah berisi makgeolli (arak beras), sementara yang bertutup kuning berisi susu segar. Ja Young memasukkan kedua botol itu ke dalam kulkas.
Ji Woon teringat saat tadi ia hampir berpelukan dengan Ha Won dan ia tidak bisa menahan senyumnya. Sementara Ha Won masih memikirkan Ji Woon yang langsung berubah tatapannya begitu melihat Hye Ji. Tapi melihat kalungnya yang sudah ditemukan Ji Woon, ia kembali tersenyum.
Ji Woon lupa di mana ia menaruh ponselnya. Ia teringat ia baru mencuci wajah dari kamar mandi dan masuk ke dalam.
Sementara itu Ha Won masuk ke shower (dalam kamar mandi yang luas itu terdapat ruang kaca untuk shower...yang untungnya kacanya diburamkan ;p). Ia terkejut saat mendengar suara Ji Woon dan berdiri di sudut dengan panik.
Ji Woon mengira Hyun Min yang ada di dalam ruang shower. Ia heran melihat “Hyun Min” berdiri di sudut. Ia bertanya apa yang sedang “Hyun Min” lakukan. Ha Won makin panik.
“Apa kau tidak apa-apa?” tanya Ji Woon sambil membuka pintu.
Ha Won langsung melempar sabun yang dipegangnya ke arah Ji Woon dan tepat mengenai dahi Ji Woon hingga Ji Woon mundur sambil berteriak kesakitan. Ji Woon hendak marah namun terkejut saat mendengar suara Ha Won yang meminta maaf dan memintanya keluar.
Ji Woon mondar mandir di depan kamar mandi. Ha Won keluar dan mereka sama-sama malu. Ji Woon beralasan ia berjaga di sana agar tidak ada orang lain yang bisa masuk. Keduanya berpisah jalan dengan sangat gugup.
Ja Young heran melihat Ha Won begitu berkeringat. Ha Won beralasan ia baru saja mandi. Ja Young berkata ada susu segar di kulkas. Ha Won segera menuju ke dapur. Ja Young sempat berteriak memberitahu kalau yang bertutup kuning adalah susu.
Tapi Ha Won tidak mendengar dan langsung menenggak isi botol bertutup merah. O-ow.....
Persiapan makan malam sudah selesai. Yoon Sung hendak memanggil semuanya untuk ke halaman di mana Seo Woo sedang memanggang berbagai makanan. Ia terkejut saat melihat Ha Won melompat ke arahnya sambil membawa botol kosong.
Ia bertanya apa Ha Won tidak enak badan. Ha Won membenarkan sambil bergoyang ke kanan ke kiri. Apa masalahnya, tanya Yoon Sung sopan.
“Kau, Ahjusshi. Kenapa Ahjusshi selalu berbicara formal padaku?”
“Eh itu karena...perintah Presdir,” jawab Yoon Sung bingung.
Sementara itu yang lain sudah tiba di dekat pintu dan mereka tersenyum melihat tingkah aneh Ha Won.
Ha Won menyuruh Yoon Sung berbicara tak formal padanya.
“Akan kaulakukan? Atau tidak?” Ha Won melambaikan botol kosong di depan Yoon Sung. Yoon Sung menunduk dan berkata ia akan berusaha sebisanya.
“Jangan, jangan hanya berusaha!!” sergah Ha Won. “Lakukan saja! Lakukan! Ayo ayo katakan Ha Won!
“Ha....Won....” Yoon Sung terbata-bata.
“Ada apa dengannya? Dia seperti mabuk,” kata Ja Young.
“Ini bau makgeolli,” kata Yoon Sung mengambil botol yang dipegang Ha Won.
*btw dua orang ini bisa dibungkus dibawa pulang ngga yaaaa^^
Hyun Min dan Seo Woo tak bisa menahan tawa. Ha Won bertanya apa begitu lucu bagi Seo Woo.
“Iya, kau lucu sekali sekarang,” kata Seo Woo.
“Ah, jadi bermain sendirian itu sangat menyenangkan? Aku tidak senang bermain sendirian, “ keluh Ha Won.
“Jadi kau harus bermain sendirian, Nona Selebritis (panggilan akrab Seo Woo untuk Ha Won)?” tanya Seo Woo dengan wajah pura-pura prihatin.
“Iya! Kalian semua tidak mau bermain denganku jadi aku harus main sendirian,” Ha Won menunjuk mereka sambil cemberut. “Impianku adalah bepergian bersama teman-temanku. Aku tidak pernah melakukannya. Jadi aku sangat menantikannya. Tapi kalian tak mau bermain denganku. Tapi kau tak mau main denganku!”
Seo Woo protes ia mengikuti jadwal Ha Won hingga mempersiapkan barbeque. Ha Won berkata impiannya juga adalah mengenakan jaket seragam bersama teman-teman satu jurusan dan pergi retreat bersama. Lalu ia bergoyang-goyang sendiri.
Beberapa saat kemudian, mereka duduk makan malam bersama....dengan mengenakan jaket yang disiapkan Ha Won. Aww...
Ha Won masih dalam keadaan mabuk dan mengajak bermain. Awalnya hanya Ja Young dan Seo Woo yang ikut bermain.
Lama kelamaan yang lain ikut bermain, bahkan Hyun Min dan Ji Woon meski mereka kalah.
Dan tak lama kemudian mereka semua mabuk. Yoon Sung dalam keadaan mabuk akhirnya memanggil nama Ha Won lalu terkapar. Seo Woo dan Ja Young bermain gitar dengan kakinya. Mereka lalu membantu Yoon Sung duduk kembali.
Permainan berikutnya, mereka harus meneruskan kalimat “aku mencintaimu” pada teman di sebelahnya. Aturan permainannya adalah mereka harus mengatakan “aku mencintaimu” pada teman sebelahnya atau mengatakan “enyahlah” untuk memutar balik arah permainan. Dan mereka harus mengatakannya dengan wajah tanpa ekspresi.
Seo Woo yang pertama memulai mengatakan “aku mencintaimu” pada Hye Ji. Hye Ji meneruskannya pada Hyun Min, meski terlihat bukan sekedar permainan baginya. Hyun Min meneruskannya pada Ji Woon, berusaha tak terpengaruh dengan kesungguhan di balik kata-kata Hye Ji. Sepertinya hanya Hyun Min dan Hye Ji yang tidak mabuk.
Ji Woon meneruskannya pada Ha Won. Tanpa disangka Ha Won mengatakan “enyahlah” pada Ji Woon.
“Enyahlah?” Ji Woon cemberut. Ia menoleh pada Hyun Min (permainan berbalik arah) lalu berkata “aku mencintaimu” sambil memonyongkan bibirnya. Hahaha...Ji Woon ternyata mabuk berat juga XD
Hyun Min sampai bergidik dan pindah ke sebelah Ha Won. Errr...atau karena ia tidak mau mengatakan “aku mencintaimu” pada Hye Ji?
Dalam keadaan mabuk Ha Won bertanya kenapa Hyun Min memanggilnya pacar padahal mereka tidak benar-benar tunangan. Baginya Hyun Min adalah majikannya. Hye Ji menatap mereka.
“Tunggu, jadi kalian berdua tidak benar-benar bertunangan?” tanya Seo Woo yang hanya setengah mabuk.
Ha Won berkata ia juga korban. Gara-hara Hyun Min semua orang di dunia tahu wajahnya dan mengenalinya di jalan. Mereka menyebutnya si gila yang menolak Kang Hyun Min. Ha Won memukuli Hyun Min dengan gemas. Ia mengeluh hidupnya sendiri sudah sangat sulit dan Hyun Min malah mempermainkan orang.
“Dasar nakal!!” ia menepuk tangan Hyun Min.
Tiba-tiba Yoon Sung seperti mual, lalu memuntahkan isi perutnya pada duo malang Seo Woo dan Ja Young yang duduk di sebelahnya. Eew...
Semua berteriak. Hyun Min langsung kabur ke dalam. Ji Woon ternganga menyaksikan pemandangan di hadapannya.
Untunglah mereka berbaik hati membawa Hyun Min masuk ke dalam, meski tidak sebaik itu untuk membersihkannya juga dari sisa-sisa muntahannya.
Karena terkena muntahan, Ja Young dan Seo Woo harus membersihkan diri dan mereka tidak mabuk lagi.
Ja Young masuk ke kamar Seo Woo dan membaca lirik lagu Seo Woo di meja. Wajahnya nampak tidak senang.
Seo Woo keluar dan menegurnya karena sudah membaca lirik lagu barunya. Tapi Ja Young malah bertanya apa Seo Woo mulai memiliki perasaan terhadap seseorang.
“Lirikmu berbeda dari sebelumnya.”
“Bagaimana kau tahu padahal aku belum selesai membuatnya?” tanya Seo Woo heran.
Ja Young berkata tidak ada yang tidak ia ketahui mengenai Seo Woo. Ia sudah menjadi fans Seo Woo sejak Seo Woo masih bernyanyi di jalanan.
“Kau dicintai oleh banyak orang, jadi jangan berpacaran dengan siapapun ya? Kau tidak bisa menyukai siapapun juga, mengerti?”
Ia bangkit berdiri dan pergi.
Seo Woo bertanya-tanya kenapa sikap Ja Young seperti itu. Ia membaca liriknya:
Aku tidak tahu di saat kau tersenyum , aku ikut tersenyum..
Senyummu seperti mawar putih yang kunantikan tiap pagi..
Kakiku terus melangkah ke arah di mana kau berada..
Ia membuka lipatan di bawah kertas itu. Di sana tertera sub judul lagu itu: Kepada Ha Won. (Ja Young tidak tahu karena ia tidak membuka lipatan itu)
Hye Ji berjalan ke bangku kayu di taman. Ia melihat Hyun Min duduk di sana. Hyun Min langsung bangkit berdiri begitu melihat Hye Ji. Hye Ji memintanya duduk sebentar saja bersamanya. Hyun Min duduk kembali. Mereka tidak mabuk karena tidak minum banyak.
Hye Ji berterimakasih karena Hyun Min menyelamatkannya di kolam tadi. Hyun Min berkata semua orang juga akan melakukan hal yang sama.
“Apa keadaan benar-benar akan sama jika itu terjadi pada orang lain?” tanya Hye Ji.
Hyun Min tidak menjawab. Ia tadi memang tidak berpikir lagi dan langsung terjun ke dalam kolam menolong Hye Ji. Hye Ji tersenyum dan berkata sebaiknya ia melakukan pemanasan lebih dulu lain kali. Hyun Min setuju daripada membuat orang lain merasa tak nyaman.
“Kita benar-benar sering datang ke sini waktu kita kecil. Keluargaklu dan keluargamu datang bersama. Ayahmu membuatkan kita ayunan kayu di sana tapi sekarang sudah tidak ada. Tapi ini masih di sini,” Hye Ji menyentuh tulisan di bangku.
Hyun Min melihat tulisan tersebut. Hye Ji bertanya apa Hyun Min ingat kakaknya, Jung Hyun, selalu menggoda mereka dengan mengatakan mereka kekanakkan karena melakukan hal seperti itu (mengukir tulisan di bangku).
“Dia selalu cemburu karena kedekatan kita.”
“Namun dia yang paling kekanakkan di antara kita,” Hyun Min tersenyum.
Hye Ji berkata akhir-akhir ini ia ingin kembali ke masa itu. Hyun Min berkata ia bahagia dengan masa sekarang.
“Kang Hyun Min dulu adalah seorang anak yang baik. Kenapa aku selalu merasa kau selalu menyimpan rahasia dariku?”
“Aku tidak mengerti apa yang kaubicarakan. Hidup sudah cukup rumit. Untuk apa menyimpan rahasia?”
“Kalau begitu kenapa kau pura-pura lupa mengenai tempat ini?”
Hyun Min berkata ia berjalan-jalan karena tidak bisa tidur lalu tiba di situ. Sama sekali tidak ada arti lain. Hye Ji tidak menyerah. Ia meraih tangan Hyun Min lalu menggambar wajah smile. Ia bertanya apa Hyun Min ingat mereka selalu menggambar gambar tersebut di tangan yang lainnya jika mereka tidak bisa tidur agar mereka tidak bermimpi buruk.
Hyun Min teringat saat kecil ia menggambar gambar yang sama di tangan Hye Ji. Lalu ia mencium Hye Ji. Weiss...mereka kan masih kecil >,<
Hyun Min ingat itu semua tapi ia berkata ia tidak ingat. Hye Ji mendekatkan wajahnya lalu mencium Hyun Min. Untuk sesaat Hyun Min memejamkan mata seolah larut di dalamnya.
Hanya sesaat...ia bangkit berdiri dan nampak terguncang. Hye Ji bertanya apa Hyun Min masih tidak ingat. Hyun Min berkata ia tidak ingat.
“Kalau begitu apa aku boleh menyukai pria lain?”
“Mengapa kau meminta ijinku?” sergah Hyun Min.
“Meski orang itu adalah Kang Ji Woon?”
Hyun Min terdiam.
Ha Won dan Ji Woon masih di halaman dalam keadaan mabuk berat. Ji Woon masih penasaran dengan permainan tadi. Ia berkali-kali mengucapkan “aku mencintaimu” sambil membuat tanda cinta dengan tangannya. Gosh...why are you so cute^^
“Aku mencintaimu!!!” serunya.
“Benarkah?” tanya Ha Won.
“Iya...”
Mereka bertatapan lalu tertawa bersama. Kemudian Ji Woon mengecup Ha Won.
“Hei....” tegur Ha Won tidak sungguh-sungguh.
“Kenapa kau begitu kaget?” tanya Ji Woon tersenyum.
Ha Won tertawa. Ji Woon mengambil gelas wine di tangan Ha Won lalu menenggaknya sampai habis. Minumnya juga serampangan hingga tumpah ke pakaiannya sebagian.
“Itu minumanku,” gumam Ha Won.
Ji Woon merengkuh wajah Ha Won lalu mencium bibirnya.
“Apa yang baru kaulakukan? Apa kau menciumku?” tanya Ji Woon.
“Bukan, kau yang menciumku,” Ha Won tertawa.
“Baiklah, mari kita lakukan sekali lagi.”
Dan Ji Woon pun kembali mencium Ha Won.
Komentar:
Bisakah mereka semua terus mabuk? Hahaha XD Atau Ji Woon aja juga ngga apa-apa…lucu banget sih dia di episode ini^^
Sudah mulai ada tanda-tanda Ji Woon menyukai Ha Won nih^^ IIa juga mulai lebih banyak tersenyum. Dan Hyun Min nampaknya mulai tidak alergi dengan Hye Ji ;p
Sebenarnya aku tidak suka Hye Ji selalu memaksa Hyun Min bernostalgia masa lalu. Tapi setelah melihat episode ini aku mulai merasa mungkin ini yang dibutuhkan Hyun Min agar ia keluar dari topeng “playboy” yang selama ini dikenakannya.
Sepertinya apa yang dirasakan Hye Ji benar, bahwa Hyun Min merahasiakan sesuatu darinya. Dan aku menduga rahasia itu berkaitan dengan kakak Hye Ji. Mungkin ia menjauhi Hye Ji karena rahasia tersebut.
Poor Seo Woo..ia mulai jatuh cinta pada Ha Won padahal Ha Won sudah memiliki perasaan pada orang lain. Seo Woo sama Ja Young aja deh^^
Duh Kakek jangan kenapa-kenapa ya...itu para cucu Kakek belum siap jadi pewaris semua >,<
Anehnya aku tidak terlalu tertarik dengan siapa ayah Ha Won sebenarnya. Siapapun ayahnya, ia sudah memiliki orang-orang yang peduli padanya tanpa mereka sadari. Di luar mereka seperti selalu mengacuhkan keinginan Ha Won, tapi diam-diam mereka melakukan semuanya demi Ha Won. She’s a very lucky girl^^
Lucky girl banget tuh si neng Ha Won,,
BalasHapusAhh drakor tu selalu bikin baper, gak sabar buat episode berikutnya, semangat mbak!!
mba rekap drama gong hyo jin dong mbaa,,, jealousy incarnate...please mba, kalau susah recap bikin review nya aja tiap episode juga gpp mba,, aku pengen bnget denger komentar2 mba dan penjelasan mba fanny soal drama ini,,, aku suka bngt ma komentar2 mba fanny disetiap dramanya gong hyo jin... please ya mbaa,,, : ) ....
BalasHapus