Hyun Min mendekatkan wajahnya lalu mencium Ha Won.
Tapi semua itu hanya mimpi. Ia membuka matanya dan terkejut melihat Ha Won sedang menatapnya. Ia bertanya apa yang Ha Won lakukan di sini. Rasa malu menyergapnya. Untuk menutupi rasa malunya ia tersenyum.
“Apa hal pertama yang ingin kaulakukan di pagi hari adalah melihatku?”
Seperti biasa Ha Won tidak menanggapi rayuan gombalnya. Ia mengajak sarapan bersama. Tapi Hyun Min berkata ia tidak pernah makan di rumah.
“Itulah sebabnya aku berusaha agar kau memulainya sekarang. Manusia harus makan untuk bertahan hidup.”
“Jadi kau sedang main rumah-rumahan? Baiklah, berbaringlah di sini,” Hyun Min menepuk-nepuk kasur di sampingnya lalu memegang tangan Ha Won.
Tapi Ha Won dengan segera menepisnya lalu mengacungkan jarinya. “Cepat ke ruang makan.”
Sebenarnya apa yang terjadi semalam? Tepat sebelum bibir Hyun Min menyentuh Ha Won, Ha Won sudah menendangnya lalu kabur keluar dari kamar. Hyun Min makin penasaran.
Di sisi lain Hye Ji sedang galau mengingat sikap Ji Woon semalam. Ji Woon mengajaknya pergi dan berjanji akan menjawab pertanyaan Hye Ji nanti. Hye Ji sama sekali tidak melihat apa yang terjadi di kamar Hyun Min.
Ha Won menanti ketiga pemuda itu tapi tidak ada satupun yang terlihat. Ia mengeluh lebih susah mencari mereka daripada makan bersama mereka. Dan ia mulai merasa lapar.
Ia pergi mencari Ji Woon dan menemukannya di kolam renang tertutup di area Rumah Langit. Ha Won agak jengah melihat Ji Woon tak berpakaian tapi ia memberanikan diri untuk mengajaknya makan bersama.
“Aku tidak mengenakan pakaian renang saat ini, apa kau masih ingin aku keluar?” tanya Ji Woon. “Aku berenang sendirian di rumah jadi untuk apa aku repot-repot mengenakan pakaian renang? Tapi jika kau mau, aku akan keluar.”
Ha Won berlari keluar dengan panik saat Ji Woon bergerak menuju tepi kolam. Tapi tiba-tiba pintu dibuka kembali dan Ha Won kembali sambil menutupi wajahnya dengan papan renang. Di tangannya yang satu lagi ia menggenggam ponsel Ji Woon. Ia akan mengembalikan ponsel itu jika Ji Woon makan bersamanya.
Ia mengancam akan menjatuhkan ponsel Ji Woon ke kolam jika Ji Woon mendekatinya. Lalu ia cepat-cepat kabur. Psst...Ji Woon mengenakan celana renang kok^^
Berikutnya adalah Seo Woo yang berada di ruang audio. Seo Woo tidak tidur semalaman karena sibuk membuat lagu.
“Tapi seniman juga perlu makan, kan?” kata Ha Won. Ia mengajak Seo Woo makan bersama.
Sambil menunggu mereka, Ha Won pergi ke dapur. Ia melihat Ahjumma sedang memasak dan ingin membantu. Awalnya ahjumma melarangnya tapi karena Ha Won memaksa akhirnya ia memberikan spatula dan menyuruhnya menggoreng telur. I like this ahjumma^^
Sarapan telah siap. Ha Won duduk di ruang makan. Hyun Min yang pertama muncul dan langsung merangkul Ha Won.
“Jangan sentuh aku,” Ha Won menepuk tangan Hyun Min.
Ia membuat sarapan ini karena baginya tidak ada yang “gratis”. Hyun Min mengajaknya pergi kencan setelah makan tapi Ha Won berkata ia harus mencuci piring dulu. Hyun Min sangat heran dan bertanya apa Ha Won harus melakukannya. Ha Won berkata ia berbeda dengan “seseorang” dan ia memang terbiasa melakukannya sendiri. Hyun Min berusaha memegang tangan Ha Won tapi Ha Won lagi-lagi menepisnya.
Seo Woo masuk ruang makan dan bertanya ada apa. Hyun Min menatap Ha Won dan berkata ia sedang mengekspresikan perasaannya pada Ha Won. Padahal yang dimaksud Seo Woo adalah kenapa Ha Won memanggilnya ke ruang makan padahal ada Hyun Min di sana.
Senyum Hyun Min langung menghilang.
“Mari makan bersama. Kalian kan keluarga,” kata Ha Won.
“Siapa yang kaubilang keluarga?” sergah Ji Woon yang baru muncul. “Tidak ada keluargaku di sini.”
Ha Won mengajak Ji Woon duduk tapi Ji Woon hanya datang untuk mengambil ponselnya. Keadaan makin suram saat Hyun Min berkata ia tidak akan makan bersama Ji Woon.
“Kudengar kalian bertiga tidak pernah makan bersama. Keluarga seperti apa itu?” kata Ha Won.
Ji Woon berkata itu bukan urusan Ha Won. Ha Won bertanya sesulit itukah untuk makan bersama keluarga.
“Jika kami memang keluarga, iya. Tapi satu-satunya kesamaan kami hanyalah alamat rumah. Mereka adalah orang asing.”
Bahkan Hyun Min yang biasanya menurut pada Ha Won pun berkata ia memiliki batasan dalam hal ini. Ia bangkit berdiri dan pergi. Ia berkata tidak menyenangkan makan bersama Ha Won jika bukan hanya mereka berdua.
“Jangan berusaha terlalu keras,” kata Seo Woo, “Kami bertiga tidaklah sedekat itu. Dan lagi pada waktu-waktu seperti ini aku mendapat inspirasi.”
Ia mencomot sepotong roti lalu kembali ke ruangan audionya.
Ji Woon menagih ponselnya. Ha Won bertanya apa Ji Woon lebih mementingkan ponselnya daripada keluarga.
“Jangan berbicara seolah kau mengenal kami,” kata Ji Woon.
“Kalian adalah keluarga jika kalian bisa makan bersama.”
Ji Woon menarik pinggang Ha Won mendekat. Ha Won terkejut dan panik bertanya apa yang Ji Woon lakukan. Ji Woon merebut ponselnya sambil berkata, “ Berhentilah mengacau.”
Saat Yoon Sung melaporkan hal tersebut pada Kakek, Kakek malah tertawa terbahak-bahak. Ia berkata mereka bertiga adalah keluarga dan memiliki kesamaan sifat. Yoon Sung berkata tugas ini berat dan satu minggu dirasa kurang. Tapi kakek berkata Ha Won tidak bisa mundur secepat ini. Masih terlalu awal.
Madam Ji setuju Kakek terlalu keras pada Ha Won.Tapi Kakek berkata sudah sewajarnya keluarga makan bersama dan ia ingin tahu bagaimana Ha Won menyelesaikan misi ini.
Ha Won pergi menemui Ja Young dan curhat padanya. Ja Young berkata Ha Won pasti senang tinggal di Rumah Langit. Ha Won menegaskan ia datang untuk bekerja, bukan bermain. Ja Young tetap menganggap Ha Won beruntung karena bisa bekerja sambil melihat wajah Kang bersaudara setiap hari.
Ia bertanya sebenarnya pekerjaan seperti apa yang Ha Won kerjakan di sana. Ha Won menanyakan pendapat Ja Young bagaimana caranya untuk mengajak Seo Woo makan bersama.
“Waaah, kau juga akan makan bersama Seo Woo, kesayanganku?!” ujar Ja Young yang adalah fans berat Seo Woo.
Ha Won menjelaskan kalau misinya adalah membuat mereka bertiga duduk makan bersama.
“Yah....mission impossible,” kata Ja Young sambil menggeleng. “Apa kau tidak tahu? Mereka bertiga memiliki hubungan yang sangat buruk.”
Ha Won baru tahu. Ja Young berkata menurut rumor masih beruntung mereka bertiga tidak saling membunuh. Mereka bertiga tinggal bersama sejak setahun lalu dan tidak pernah ada hari tenang di Rumah Langit sejak saat itu. Ia berkata misi itu tidak akan mudah.
Ha Won mulai merasa ia terlalu meremehkan misinya. Ja Young berkata hanya satu cara yang akan berhasil.
“Taktik pamungkas Eun Ha Won: tekad yang sangat kuat!”
Ha Won tersenyum mendengar pujian temannya. Ja Young berkata Ha Won memiliki semangat lebih dari semua orang yang ia kenal.
“Hadapi para pemuda kaya sok itu dan lihat siapa pemenangnya! Fighting!”
Dengan semangat baru, Ha Won mulai menyusun rencana. Rencana pertama: membuat mereka lengah.
Tiba-tiba Ha Won muncul di depan Hyun Min dengan gerakan seperti burung bangau. Sepertinya semacam permainan suten namun dengan gerakan. Hyun Min otomatis membuat gerakan juga. Ia bertanya apa yang Ha Won lakukan. Ha Won berkata Hyun Min harus makan bersama jika kalah. Hyun Min menegaskan ia tidak akan makan bersama Ji Woon dan Seo Woo.
Ha Won mengganti taktiknya. Ia mengancam Hyun Min memilih dipukul atau makan bersama mereka. Hyun Min mengacuhkannya tapi malah kena jitak Ha Won. Tak terima kalh, Hyun Min meminta suten diulang. Tapi lagi-lagi kalah.
Ha Won mencegat Seo Woo lalu mengajaknya main gunting-batu kertas. Ia mengajak Seo Woo bermain sampai ke puncak anak tangga. Pemenangnya bisa mengajukan keinginannya. Seo Woo tertantang dan ikut bermain.
Ujung-ujungnya ia kalah. Ha Won berkata ia ingin mereka bertiga makan bersama. Seo Woo tidak mau. Ia berkata tidak sopan Ha Won memaksanya melakukan apa yang tidak ingin ia lakukan. Tapi Ha Won berkata ia tidak memaksa. Itu karena Seo Woo kalah dengannya barusan.
Berikutnya Ji Woon. Tapi Ji Woon tidak bergeming. Ikut main pun tidak. “Enyah,” ujarnya singkat. Rencana pun gagal.
Lanjut ke rencana B. Ha Won menyelidiki masakan kesukaan ketiga pemuda tersebut. Ji Woon menyukai samgyeopsal yang masih ada kulitnya. Hyun Min menyukai iga domba dari restoran berbintang Michelin. Dan Seo Woo menyukai ramyun.
Ha Won pergi membeli samgyeopsal, iga domba di restoran berbintang Michelin, dan ramyun di minimarket. Lalu ia duduk menggelar meja di tengah ruang tamu dan mulai memasak makanan-makanan tersebut.
Ketiga pemuda itu sedang menyendiri di kamar mereka masing-masing dengan perut lapar. Dan bau harum masakan yang menyebar membuat mereka keluar dari kamar menuju ruang tengah.
Yoon Sung sedang duduk bersama Ha Won menyantap samgyeopsal yang sedang dimasak. Ketiganya menelan air liur melihat makanan kesukaan mereka di hadapan mereka. Ha Won menawari mereka makan.
“Ah, tidak bisa!” Seo Woo yang pertama bersuara. “Aku ada syuting besok. Kau ini monster.”
Ia masuk kembali ke kamarnya.
Hyun Min menatap Yoon Sung yang sedang asyik menikmai iga domba favoritnya. Sampai-sampai Ha Won harus mengingatkan Yoon Sung untuk berkata sesuatu.
“Mari makan bersama,” kata Yoon Sung singkat dengan mulut penuh.
“Kenapa kau begitu terobsesi membuat kami makan bersama?” tanya Hyun Min.
“Ini adalah misi pertamaku,” kata Ha Won.
Hyun Min berkata semua ini tidak akan berhasil. Ia menyuruh Yoon Sung berhenti makan lalu kembali ke kamarnya.
“Apa itu enak?” tanya Ji Woon yang masih berdiri dekat pintu.
“Enak sekali,” kata Ha Won.
Ji Woon berjongkok di dekat Ha Won. Ha Won membungkus daging dengan selada lalu menyodorkannya ke mulut Ji Woon. Ji Woon membuka mulutnya.
“Enyahlah,” ujarnya. Ia pun kembali ke kamarnya.
Ha Won kesal karena lagi-lagi rencananya gagal. Yoon Sung berkata sejak awal ini adalah misi yang tak mungkin. Menjadi keluarga bagi mereka bertiga justru adalah sumber luka hati mereka. Jadi apa yang mudah bagi kebanyakan orang justru sangat sulit untuk mereka. Ha Won menghela nafas panjang.
Ahjumma terkejut melihat Ha Won mencuci piring. Ha Won meminta ahjumma berhenti memanggilnya “nona” dan memanggilnya dengan nama. Ahjumma mengingatkan kalau Ha Won adalah tamu sedangkan ia pegawai di Rumah Langit.
“Siapa peduli,” kata Ha Won. “Orang lebih penting daripada rumah.”
Ahjumma tersenyum dan akhirnya setuju. Mereka menjadi lebih akrab sejak itu;
Ha Won menceritakan kegagalan rencananya. Ahjumma berkata mereka bertiga memang kaya tapi hidup mereka cukup menyedihkan. Hyun Min sejak kecil selalu makan sendirian jadi ia merasa canggung makan bersama orang lain. Itu karena ayahnya meninggal dan ibunya selalu pergi seharian. Hyun Min mengalami masa sulit hingga Kakek mengirimnya sekolah ke luar negeri pada usia 10 tahun.
“Aku yakin di sana ia juga selalu makan dan tidur sendirian. Memikirkannya membuat hatiku sakit untuknya.”
Seo Woo adalah seorang selebritis, jadi harus selalu menjaga imagenya. Karena itu Seo Woo tidak suka makan banyak. Padahal ia membutuhkan energi banyak untuk bernyanyi dengan kuat.
Ji Woon jarang terlihat di dalam rumah. Dan saat di rumah, Ji Woon selalu mengurung diri di kamar sendirian. Ahjumma berpendapat itu karena Ji Woon tidak bisa terbiasa dengan kehidupan di rumah ini. Belum setahun sejak Ji Woon mengetahui kalau ia adalah cucu Kakek dan itu pastilah hal yang sulit untuk diterima dan dimengerti. Jika ia menjadi Ji Woon, ia juga mungkin tidak akan mau duduk makan bersama yang lainnya.
Mendengar itu semua membuat Ha Won lebih mengerti situasi apa yang sedang ia hadapi. Namun ia tidak menyerah. Ia pelan-pelan memulai rencana barunya.
Ia meninggalkan susu untuk Seo Woo di mobilnya. Seo Woo dengan senang hati meminumnya meski ia tidak biasa minum susu sebelum syuting.
Lalu ia mencari Ji Woon di tempat persembunyiannya. Ji Woon memergokinya dan marah karena Ha Won menyentuh barangnya. Ia menyuruh Ha Won pergi.
“Kenapa kau selalu menyuruhku pergi padahal aku tidak memiliki tempat untuk pergi,” kata Ha Won. Ia bertanya apa Ji Woon semarah itu karena ia pindah ke tempat ini.
“Itu adalah pilihanmu. Datang ke sini tanpa tahu tempat seperti apa ini juga adalah pilihanmu. Tapi tinggalkan aku sendiri.”
“Apa kau sedang mengancamku? Tapi kau tahu, aku memiliki tekad sekuat baja. Jadi ancaman seperti itu tidak berhasil untukku. Dan aku selalu melakukan yang terbaik dalam mengerjakan tugas yang diberikan padaku, jadi aku tidak bisa berjanji kalau aku akan membiarkanmu sendiri.”
Ji Woon menyuruh Ha Won pergi ke tempat lain jika ingin main rumah-rumahan. Ha Won balik bertanya apakah Ji Woon pernah menganggap tempat ini sebagai rumahnya. Apakah Ji Woon pernah mencoba memikirkan untuk menerima orang-orang di sini sebagai keluarganya?
“Kau hanya peduli pada perasaanmu sendiri jadi kau tidak peduli jika kau menyakiti perasaan orang lain. Kau tidak akan mendapatkan keluarga hanya dengan duduk di tempat gelap sendirian.”
Ha Won berterimakasih Ji Woon sudah menemukan buketnya dan mengembalikannya. Lalu ia pergi.
Kemudian Ha Won menemui Hyun Min yang sedang bermain di kamarnya. Bukan permainan game biasa tapi permainan mengasah otak. Ha Won tak menyangka Hyun Min menyenangi permainan seperti itu.
“Kaupikir aku hanya peduli pada wanita, kan?”
Ha Won tidak menyangkal. Hyun Min berkata Ha Won tidak bisa lepas dari karismanya.
“Aku bahkan belum menemukan pintu menuju karisma yang kaubilang itu,” balas Ha Won.
Ia menemukan rubik di meja dan mengambilnya. Ia sering memainkannya waktu kecil. Hyun Min berkata tidak akan mudah menyelesaikan rubik itu. Ha Won berkata Hyun Min harus menurut padanya jika ia bisa menyelesaikannya. Hyun Min setuju asal hanya dalam waktu 2 menit.
Ha Won gagal menyelesaikannya. Giliran Hyun Min. Gerakannya sangat cepat dan kurang dari 2 menit berhasil menyelesaikan rubik tersebut. Ha Won melongo. So…Hyun Min is a genius??
Ji Woon merenungkan perkataan Ha Won barusan dan teringat kata-kata menyakitkan yang pernah ia ucapkan pada Ha Won. Apakah ia mulai menyesalinya?
Hyun Min pergi berkencan namun ia merasa kencannya sangat membosankan (dibandingkan dengan Ha Won). Ia melihat gadis itu makan sangat sedikit. Tidak bisa meninju karena tinjunya lemah. Bahkan tidak mau memukulnya ;p Tidak menyenangkan sama sekali. Ia langsung memutuskan gadis tersebut.
Ibu tiri Ha Won masih tak percaya Ha Won sekarang tinggal di Rumah Langit. Lebih tepatnya ia tidak mau percaya bagaimana seorang Ha Won bisa tinggal di rumah itu. Ia menduga Ha Won hanya menjadi pencuci piring di sana dan mengambil foto saat berkeliaran di sana.
Yoo Na berkata Sekretasis Haneul Grup sendiri yang mengatakan kalau Ha Wondiundang oleh Presdir Kang. Ibu tiri berkeras mungkin Presdir mengundang Ha Won karena Ha Won terlihat seperti pegawai yang baik.
“Gadis itu memang pekerja ajaib kalau mengenai cuci piring. Lihat saja piring-piring kita berkilau semua.”
“Ibu!” ujar Yoo Na tak sabar,” Apa Ibu pikir Sekretaris Grup Haneul akan datang sendiri mengambil barang-barang seorang gadis yang akan tinggal di sana?”
Ibu tiri Ha Won merasa itu ada benarnya juga. Tapi Yoo Na belum puas kalau belum melihat dengan mata kepalanya sendiri.
Hyun Min menelepon Ha Won setelah ia meninggalkan gadis membosankan tadi dan mengajaknya bermain. Ha Won berkata ia sedang sibuk. Jika Hyun Min tidak mau membantunya sebaiknya tinggalkan dia sendiri.
“Aku akan membantumu. Aku mengenal mereka lebih daripada kau.”
“Benarkah? Apa kau punya rencana?” tanya Ha Won bersemangat.
“Tentu saja,” kata Hyun Min.
Yoo Na tiba di Rumah Langit dengan menyamar. Walau tetap saja aku tidak mengerti mengapa orang luar bisa semudah itu masuk ke sana. Ia melihat Hyun Min tiba dan Ha Won keluar dari rumah lalu masuk dalam mobilnya. Semua itu terlalu mengejutkan bagi Yoo Na.
Hyun Min malah membawa Ha Won ke butik. Ia berkata Ha Won harus menurut padanya mulai sekarang. Ha Won bertanya apa pria kaya memang senang berpura-pura sedang dalam film Pretty Woman. Ia terpaksa menurut demi menyelesaikan misinya. Rencananya adalah: membuat hati para pemuda itu berdebar.
Ha Won mencoba berbagai pakaian. Butuh beberapa kali mencoba hingga akhirnya Hyun Min puas. Ha Won bertanya apakah ini benar-benar akan membantu misinya. Tentu saja, jawab Hyun Min.
Ia bahkan hampir membelikan semua pakaian di toko itu untuk Ha Won. Yoo Na yang diam-diam menguping terkejut mendengarnya. Ha Won bertanya apa Hyun Min sedang pamer. Hyun Min berkata itu hadiah untuk Ha Won dan semua terserah padanya.
Tiba-tiba perut Ha Won berbunyi. Ha Won menunduk malu. Hyun Min tersenyum dan mengajaknya makan. Ha Won berkata sekarang bukan saatnya untuk makan dengan santai. Tapi Hyun Min berkata ia akan memberitahu caranya meyakinkan para pemuda itu. Dan Ha Won dengan polosnya mengikuti Hyun Min meski sempat mengancam akan memukulnya jika berbohong.
Setelah Ha Won dan Hyun Min pergi, Yoo Na mendekati penjaga toko sambil berpura-pura menjadi orang kaya. Ia menanyakan pakaian yang tadi dibelikan Hyun Min untuk Ha Won kenakan. Ia shock saat melihat harga pakaian itu 5 juta won lebih (50 juta lebih booo XD). Sambil pura-pura mengangkat telepon, ia mengembalikan pakaian tersebut pada penjaga toko.
Ji Woon pergi menemui Hye Ji setelah Hye Ji meneleponnya. Tapi Hye Ji tertidur. Ji Woon teringat saat ia pertama kali datang ke Rumah Langit dan tertidur di depan gudang peralatan, Hye Ji menyelimutinya dengan jaket. Sekarang ia melakukan hal yang sama.
Hye Ji terbangun dan meminta maaf karena ia tertidur padahal ia yang meminta Ji Woon datang. Ji Woon mengajak pergi makan. Hye Ji berkata ia ingin membicarakan pertanyaan yang Ji Woon janji akan menjawabnya menggantikan Hyun Min. Ji Woon nampak sedikit kecewa namun ia tersenyum dan memohon agar mereka pergi makan dulu karena ia lapar.
Hye Ji mengalah. Ji Woon membawanya pergi ke restoran mewah dan berkata Hye Ji boleh memesan makanan yang paling mahal di tempat itu. Ia akan menraktir. Hye Ji bergurau ia akan memesan apapun yang ia mau.
“Kenapa kau selalu berusaha bersikap seperti seorang kakak padaku? Tapi aku senang kau adalah temanku dan bukan kakakku. Jadi aku bisa menganggapmu setara,” ujarnya.
Sayangnya suasana santai mereka terganggu karena Hyun Min membawa Ha Won ke restoran yang sama. Hyun Min langsung mengajak Ha Won pergi tapi sayangnya Ha Won tidak peka akan situasi dan menganggap itu adalah kesempatan untuk mereka makan bersama.
Ha Won mengusulkan agar mereka bergabung. Hye Ji mengiyakan. Ia berkata Ha Won nampak berbeda dengan pakaian seperti itu. Ha Won mengakui ia merasa canggung mengenakannya.
“Apa Hyun Min yang membelikannya? Tidak semua orang bisa membelinya. Ia memilih yang bagus.” Entah apa itu pujian atau sindiran.
Ha Won menganggapnya pujian dan ia sama sekali tidak tahu kalau pakaian yang ia kenakan sangat mahal. Hyun Min berkata Hye Ji hanya iri karena ia membelikan Ha Won pakaian baru.
Hye Ji bertanya bagaimana rasanya tinggal di Rumah Langit. Ha Won bingung bagaimana menjawabnya.
“Tentu saja menyenangkan,” ujar Hyun Min. “Ia tinggal di sana sebagai tunanganku.”
Hye Ji menelan kekecewaannya.
Saat makanan datang, Hye Ji mengusulkan agar kerangnya dimasak lebih lama. Ji Woon bertanya bukankah Hye Jin tidak menyukai kerang yang terlalu matang.
“Kau tidak bisa memakan kerang jika tidak dimasak dengan sangat matang, kan?” Hye Ji malah bertanya pada Hyun Min. “Sejak kecil kau seperti itu. Apa kau ingat waktu SD kau tak sengaja makan kerang mentah dan masuk rumah sakit.”
Kali ini Ji Woon yang menelan kekecewaannya. Kenyang duluan kalau begitu terus sih hehehe...biar aku yang makan aja *lapar*
“Tidak usah. Aku hanya tidak perlu memakan mereka,” ujar Hyun Min ketus.
Ha Won yang tidak tahu harus bagaimana, berusaha membantu memasak steak. Tapi tangannya terkena pinggan panas. Hyun Min serta merta memegang tangannya namun tidak sengaja menyenggol jus jeruk hingga tumpah mengenai pakaian baru Ha Won. Hyun Min mengkhawatirkan Ha Won tapi Ha Won malah mengkhawatirkan pakaiannya yang terkena jus jeruk.
“Pakaian ini mahal, kan?” katanya panik.
“Bukan pakaian itu yang penting sekarang,” kata Hyun Min lembut.
Hye Ji lagi-lagi hanya bisa menatap Hyun Min dengan patah hati. Ha Won berkata ia bisa-bisa terkena malnutrisi bila makan dengan pakaian mahal seperti ini. Hyun Min dengan enteng mengatakan ia bisa membelikan lebih banyak pakaian untuk Ha Won. Ha Won menolak, ia akan mengembalikan semua pakaian itu. Ji Woon bisa melihat kemarahan Hye Ji yang terpendam.
Ha Won pergi ke toilet untuk berusaha membersihkan noda di pakaiannya. Saat mengangkat kepalanya ia terkejut Ji Woon berdiri di dekat pintu toilet wanita. Ji Woon bertanya apa Ha Won senang dibelikan pakaian mahal oleh Hyun Min dan dibawa ke tempat mahal seperti ini.
Ha Won mengeluh mengapa Ji Woon lagi-lagi mengatakan hal seperti itu. Ji Woon mendekati Ha Won dan berkata ia juga bisa melakukannya.
“Jika hanya ini tujuanmu dengan datang ke Rumah Langit maka ini sedikit menyedihkan.”
“Kau benar-benar meremehkanku. Aku tidak memiliki tujuan sedangkal itu. Tujuan dan harapanku untuk pekerjaan ini jauh lebih besar dari itu. Kudengar kalian saudara sepupu tidak pernah makan bersama. Aku akan membuat kalian menjadi keluarga betulan.”
“Satu kali lagi kaukatakan keluarga aku akan membuatmu menyesalinya,”
“Tidak peduli seberapapun kau membencinya, kalian tetap sepupu dan keluarga...”
Bam! Ji Woon mendekati Ha Won sambil memukul tembol di belakangnya. Ia berkata hanya sejauh ini yang bisa ia terima dari Ha Won. Ha Won terkejut. Setelah Ji Woon pergi, ia mengeluh pekerjaan ini dari neraka.
Ji Woon teringat ketika ia bertanya pada kakeknya bagaimana bisa ia menjadi Kang Ji Woon dalam semalam. Seumur hidupnya ia adalah Han Ji Woon. Kakek bertanya apakah ia selamanya akan hidup sebagai Han Ji Woon yang hanya memperbaiki mobil. Ia menyuruh Ji Woon memutuskan hubungan dengan orang-orang di bengkel karena Ji Woon berbeda dengan mereka sekarang.
Ji Woon tidak mau membuang semua yang ia miliki. Selama ini ia tinggal bersama mereka dan mereka bagaikan keluarga untuknya. Mereka ada di sisinya saat keadaan sulit. Bagaimana bisa Kakek menyuruhnya membuang keluarganya?
“Keluarga? Orang-orang itu bukan lagi keluarga atau temanmu. Bagi mereka kau sekarang hanyalah seorang pria yang bisa mereka gerogoti. Aku tidak bisa menerimamu sebagai keluarga jika kau terus hidup sebagai Han Ji Woon,” ujar Kakek.
Lalu ia tidak sengaja mendengar percakapan ibu Hyun Min dan Hyun Min. Ibu Hyun Min berkata Hyun Min adalah pewaris Grup Haneul meski Kakek membawa Ji Woon ke tempat ini dan menyebutnya keluarga. Ia berkata Hyun Min harus melindungi posisinya.
“Aku tidak memiliki keluarga,” jawab Hyun Min. “Aku yakin anak itu juga akan menyadarinya segera. Sepertinya ia datang dengan senang karena kakeknya yang kaya menemukannya, tapi ia tidak akan bertahan satu hari pun di sini.”
Hye Ji dan Hyun Min menyantap makanan mereka dalam keheningan. Hye Ji akhirnya menanyakan hal yang ingin ia tanyakan. Apakah Hyun Min yang membawa Ha Won ke Rumah Langit?
“Tentu saja,” jawab Hyun Min. “Siapa lagi yang mengundang kekasihku ke rumahku?”
“Kurasa ia berbeda dengan gadis-gadis lainnya.”
“Apa kau tidak lihat? Dia benar-benar berbeda.”
Hye Ji tak tahan lagi dan pergi. Hyun Min menatap kepergiannya.
Ji Woon kembali ke meja dan bertanya apa yang Hyun Min katakan hingga Hye Ji pergi sebelum menghabiskan makanannya. Hyun Min berkata ia tidak mengatakan apa-apa. Tapi Ji Woon tidak percaya.
“Kau itu ahlinya dalam menyakiti hati Hye Ji.”
“Dan kau yang ahli menyembuhkannya. Selalu seperti itu sejak kau datang ke Rumah Langit.”
Ji Woon berkata sepertinya Hyun Min tidak suka. Hyun Min berkilah dan berkata untuk apa ia peduli.
“Karena kau masih menganggap Hye Ji sebagai wanitamu.”
“Tidak pernah,” jawab Hyun Min.
Ji Woon bertanya apa Hyun Min sungguh-sungguh mengatakan itu. Hyun Min berkata ia tidak peduli pada hal omong kosong semacam itu. Ia tidak memiliki kesungguhan sedikitpun karena begitu seseorang sungguh-sungguh maka ia akan mulai terobsesi pada berbagai hal. Untuk apa ia merepotkan dirinya dengan hal seperti itu? Itu menghilangkan kesenangan dalam hidup.
Ji Woon menoleh dan melihat Ha Won yang baru keluar. Apakah itu artinya Hyun Min juga tidak sungguh-sungguh mengenai Ha Won?
Ia pergi menyusul Hye Ji. Hye Ji menyeberang tanpa mempedulikan keadaan di sekitarnya. Sebuah truk melaju cepat ke arahnya. Untunglah Ji Woon dengan tangkas meraihnya dan membawanya ke tempat aman.
Ia memarahi Hye Ji karena bersikap seperti itu. Hye Ji bertanya apa yang harus ia lakukan.
“Aku mengatakan ini sebagai teman. Pada akhirnya kau yang akan terluka. Kenapa kau seperti ini padahal kau tidak bisa mengatakan apapun padanya.”
“Aku tidak menginginkan banyak. Aku hanya ingin gadis itu pergi dari sisi Hyun Min,” kata Hye Ji.
Ha Won bertanya mengapa Hye Ji pergi begitu saja. Ji Woon pergi sih sudah biasa, tapi aneh jika Hye Ji ikut pergi. Urus urusanmu sendiri, ujar Hyun Min. Ha Won bertanya kenapa Hyun Min begitu ketus pada Hye Ji.
“Kau menyukainya, kan?”
“Tidak.”
“Aku merasa kau membawaku ke pernikahan itu karena Hye Ji, bukan karena Presdir. Kenapa terus menerus menganggu orang yang kausuk? Seperti anak kecil saja.”
Hyun Min bertanya apa Ha Won cemburu. Ha Won tidak meladeni Hyun Min lagi.
Hyun Min membawa Ha Won melihat sebuah rumah. Ia berkata ini adalah rumah Ha Won. Tidak mungkin Ha Won menyelesaikan misinya dan pasti akan diusir. Bahkan jika Ha Won sukses karena beruntung, tetap saja pada suatu saat akan diusir.
“Kenapa kau yang menentukan nasibku?” tanya Ha Won.
“Karena aku akan mengencanimu. Jadi aku berhak, kan? Biasanya aku memenuhi permintaan gadis saat aku memutuskan hubungan, tapi aku memberikannya sekarang,” kata Hyun Min. Ia berkata tidak ada pria sehebat dia. Ia membelikan makanan, pakaian, bahkan rumah seandainya Ha Won diusir.
Ha Won menelikung tangan Hyun Min dan berkata ia sama sekali tidak ada niat untuk berpacaran dengan Hyun Min. Jika Hyun Min membohonginya lagi seperti kali ini, Hyun Min akan merangkak pulang. Hyun Min lagi-lagi kalah.
Ha Won mencuci pakaian barunya di bathtub. Ia mengeluh yang satu selalu bersikap sesuka hatinya sementara yang lain menggunakan kekuatan fisik. Bagaimana bisa mereka bertindak tanpa berpikir lebih dulu.
“Tidak bisa. Aku harus menghadapi mereka secara langsung.”
Ha Won membuat grup text untuk mengajak mereka makan bersama. Mereka harus datang ke halaman dalam waktu satu jam. Ia berkata ini adalah terakhir kalinya ia meminta mereka. Ketiganya membaca pesan Ha Won dan langsung left grup tanpa mengatakan apapun.
Ha Won tidak menyerah. Ia pergi ke dapur untuk mempersiapkan segala sesuatu dibantu oleh ahjumma.
Seo Woo keluar dari kamarnya untuk mencari udara segar. Saat ia keluar ia menemukan sebuah kupon diskon terjatuh. Ternyata Ha Won menjemur barang-barang miliknya di sana (barang-barang yang terjatuh di sungai). Di antara barang-barang tersebut terdapat sobekan-sobekan agenda.
Seo Woo menemukan sobekan agenda dengan tulisan “ulang tahunku” dan mencocokkannya dengan agenda yang terbuka. Merasa cocok, ia yakin hari ini adalah hari ulang tahun Ha Won.
Err...padahal kalau dilihat dengan teliti, sobekan itu tanggalnya tidak pas. Tanggal 5 hari Rabu di sobekan kertas agenda adalah hari ulang tahun Ha Won, tapi agenda yang ia cocokkan menunjukkan hari Rabu 2 minggu kemudian adalah tanggal 18. Harusnya kalau sobekan itu tepat maka hari Rabu 2 minggu kemudian menunjukkan tanggal 19.
Seo Woo mendapat ide. Ia mencari-cari sesuatu di lemari. Yoon Sung bertanya apa yang sedang ia lakukan. Seo Woo mencari peralatan pesta dan memberitahu kalau hari ini hari ulang tahun Ha Won dan ia ingin mengadakan pesta untuknya.
“Kau juga tidak tahu, kan?”
“Aku tidak tahu,” kata Yoon Sung seakan bingung mengapa ia tidak tahu.
Seo Woo berkata Ha Won diusir dari rumahnya jadi tidak ada yang merayakan ulang tahunnya. Pasti Ha Won sedih. Dan lagi sepertinya keluarganya juga tidak menghubunginya. Ah...this cutie pie^^
Seo Woo menemukan peralatan pesta yang ia cari. Ia berkata Ha Won menyuruh mereka menemuinya di halaman satu jam lagi jadi sebaiknya mereka bergegas. Yoon Sung membantu Seo Woo.
Ji Woon memikirkan bagaimana Hyun Min berkata ia tidak pernah menganggap Hye Ji sebagai wanitanya dan ia tidak pernah bersungguh-sungguh pada siapapun. Ia juga mengingat keinginan Hye Ji adalah Ha Won pergi dari sisi Hyun Min. Belum lagi kata-kata merendahkan Hyun Min yang selalu dilontarkan padanya.
Ia bangkit berdiri dan melihat Hyun Min berjalan menuju dapur. Ia sengaja mengikuti Hyun Min. Setiap kali Hyun Min mengambil minuman dari kulkas, ia merebutnya. Sekali dua kali Hyun Min membiarkannya. Ketiga kalinya, Hyun Min mengelak ketika Ji Woon hendak merebut minumannya.
Ji Woon kembali bertanya apa Hyun Min benar-benar tidak memiliki kesungguhan akan apapun. Ia menyuruh Hyun Min datang ke halaman karena ia akan menunjukkan sesuatu yang menarik.
Hyun Min tidak peduli dengan kata-kata Ji Woon. Tapi rupanya ia mendengar perbincangan Yoon Sung dan Seo Woo di dapur tadi. Dan sepertinya ia akan datang ke halaman untuk itu.
Seo Woo dan Yoon Sung telah hampir menyelesaikan semuanya. Yoon Sung bertanya apa Seo Woo sudah memberitahu Ji Woon dan Hyun Min. Belum sempat Seo Woo mengirim pesan pada mereka, Ha Won melangkah ke halaman. Akibatnya ia dan Yoon Sung segera lari bersembunyi.
Saat Ha Won hendak membereskan meja, seseorang memeluknya. Ha Won menyuruh Hyun Min tidak menyentuhnya lagi. Tapi ia terkejut saat melihat yang memeluknya adalah Ji Woon.
“Kenapa kau harus menjadi milik Kang Hyun Min?” sindir Ji Woon sambil menoleh.
Hyun Min sedang melihat mereka. Ia menghampiri keduanya. Ji Woon berkata ia akan mencuri tunangan Hyun Min. Hyun Min menarik baju Ji Woon dengan marah.
“Hentikan kalian berdua!” Ha Won melerai mereka.
Kembang api mewarnai langit di belakang mereka. Bad timing, Seo Woo-ya....bad timing...
Komentar:
Sigh....Kang Ji Woon....what are you doing?? Apa ia sedang mencoba merebut Ha Won dari Hyun Min sesuai dengan keinginan Hye Ji sekaligus untuk balas dendam pada Hyun Min yang selalu merendahkannya? Lalu bagaimana jika Ha Won benar-benar jadi jatuh cinta? Apa Ji Woon kemudian akan mencampakkannya? Memangnya jika tidak ada Ha Won maka Hyun Min akan berbaikan dengan Hye Ji? Apa salah Ha Won pada mereka?
Terus terang aku paling tidak bisa mengerti Hye Ji dan Ji Woon. Keduanya terobsesi dengan cara yang salah. Dan mereka terlalu mementingkan perasaan mereka sendiri. Oke, mungkin Ji Woon terlalu mementingkan perasaan Hye Ji >,<
Tidak sabar rasanya menunggu Ji Woon mengetahui latar belakang Ha Won dan bagaimana kehidupannya dalam keluarganya agar ia tidak menerus menghakimi Ha Won sebagai seorang cewe matre yang hanya mencari keuntungan dari Hyun Min. Rasanya menyakitkan melihat Ha Won yang begitu tegar dan penuh semangat selalu disalahartikan oleh Ji Woon.
Aku sepenuhnya berpihak pada Ha Won. Hidup Ha Won!!
Menurutku ketika Hyun Min mengatakan pada ibunya kalau ia tidak memiliki keluarga adalah sebuah sindiran pada ibunya sendiri. Ibunya menyuruhnya tidak menganggap Ji Woon sebagai keluarga padahal sejak kecil ia tidak pernah berada di sisi Hyun Min. Sejak kecil Hyun Min tidak merasakan arti sebuah keluarga.
Karena itu Hyun Min berkata Ji Woon akan mengerti itu setelah tinggal di Rumah Langit. Selama keadaan tetap seperti itu, maka mereka tidak akan memiliki keluarga. Dan kurasa Kakek berperan besar membuat cucu-cucunya seperti sekarang ini. Mungkin Kakek sudah menyadari kesalahannya hingga mempekerjakan Ha Won? Ha Won sendiri berasal dari keluarga yang tidak menerimanya, tapi Ha Won mengerti arti keluarga.
Lebih dari aku berharap Ha Won menemukan ksatria sejatinya, aku berharap para ksatria kesepian dan terluka itu menemukan keluarga yang sesungguhnya. Dengan begitu mereka membahagiakan Cinderella mereka.
Makasih Mbak Fanny sinopsisnya....:D
BalasHapus