Bukan hanya kenyataan bahwa ada orang yang mengaku sebagai ayah kandungnya yang membuat Ha Won terpukul, tapi kemungkinan kalau ibunya yang sangat dibanggakannya adalah seorang istri yang tidak setia pada suaminya. Karena itu ia pergi ke rumah abu.
“Itu tidak benar kan, Bu?” tanyanya penuh harap. Tapi ibunya tidak ada untuk menjawab pertanyaan itu.
Ji Woon pergi ke rumah abu dan menemukan Ha Won duduk menangis sendirian. Ha Won terkejut melihat Ji Woon dan seperti biasa berupa menutupi kesedihannya. Ia berkata ia tidak apa-apa dan hanya ingin mengunjungi ibunya sebentar.
Tapi Ji Woon tahu perasaan Ha Won yang sebenarnya tidak seperti itu. Ia memeluk Ha Won dan menyuruh Ha Won menangis sepuasnya.
“Aku akan terus berada di sisimu.”
Ha Won menangis tersedu-sedu. Ji Woon menepuk pelan punggungnya.
Hyun Min dan Seo Woo juga sudah tahu mengenai kedatangan seorang pria yang mengaku sebagai ayah Ha Won tapi Ha Won memanggilnya “Paman”. Dan setelah itu Ha Won pergi dari rumah.
Ha Won dan Ji Woon bertukar cerita bagaimana mereka dikejutkan dengan munculnya orang yang mengaku sebagai keluarga mereka. Ji Woon bercerita bagaimana setahun lalu Yoon Sung menemuinya dan memberitahunya kalau ia adalah cucu dari Presdir Grup Haneul, dan namanya adalah Kang Ji Woon.
Ia tidak pernah mendengar apalagi melihat orang yang katanya adalah ayahnya dari ibunya. Apa yang ia rasakan saat itu mungkin sama dengan apa yang dirasakan saat ini. Karena itu ia sedikit banyak bisa mengerti betapa shocknya Ha Won atas semua ini.
Ha Won bertanya apakah Ji Woon waktu itu bisa menerima apa yang dikatakan Yoon Sung. Tidak, jawab Ji Woon. Seumur hidupnya ia adalah Han Ji Woon lalu tiba-tiba muncul seseorang mengatakan hal seperti itu. Bagaimana ia bisa percaya?
Ha Won juga merasa begitu meski ia mengakui ia juga penasaran. Awalnya ia mengira ayahnya mengatakan kalau ia bukan puteri kandungnya hanya karena sedang sangat marah. Tapi ia juga ingin tahu jika ia memiliki ayah kandung, yang lain orang seperti apa ayah kandungnya itu.
Dan tiba-tiba Kang Young Jin muncul. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ji Woon berkata Ha Won tidak perlu memaksakan diri untuk percaya. Itu hanya akan mempersulit diri. Sebaiknya Ha Won menunggu sampai siap untuk menerima kenyataan.
Ha Won berterimakasih. Ia sebenarnya tadi sangat ketakutan sendirian dan Ji Woon muncul di saat yang tepat.
“Kau pasti sangat bahagia melihatku kalau begitu,” gurau Ji Woon.
“Yah, ternyata ada saatnya Kang Ji Woon bisa membantu,” Ha Won balas bergurau.
Ji Woon tersenyum dan berkata sekarang Ha Won sudah menjadi dirinya kembali.
Ia jadi super baik pada Ha Won. Ketika tiba di rumah, tanpa diminta Ji Woon membukakan pintu kamar Ha Won. Setidaknya Ha Won bisa melupakan kegundahannya.
Yoo Na berkata ia tidak perlu lagi Kang Hyun Min yang berselera buruk soal wanita. Ibunya setuju. Yoo Na yang menolak Hyun Min dan bukan sebaliknya.
“Jadi kita bisa menyerah mengenai Grup Haenul, bukan?”
“Kita tidak bisa melakukannya. Aku akan pindah ke Kang Seo Woo. Lihat saja, aku akan membuatnya jadi milikku.”
Madam Ji tiba-tiba datang ke kantor Kakek karena Kakek hari ini tidak sarapan. Kakek berkata ia ada rapat. Seperti biasa Madam Ji merajuk. Namun Kakek tidak seperti biasanya. Bukannya bergurau untuk merayu Madam Ji, kali ini Kakek hanya meminta maaf dengan singkat.
Madam Ji jelas merasakan hal itu. Ia bertanya apakah Kakek sakit. Ia merasa Kakek jadi lebih pendiam akhir-akhir ini. Kakek mengaku ia sudah membohongi Madam Ji. Sebenarnya ia tidak ada rapat pagi ini dan pergi ke tempat pemandian bersama temannya. Ia berbohong karena Madam Ji tidak suka ia pergi ke tempat pemandian.
Madam Ji tertawa dan berkata tidak apa Kakek pergi sekali-sekali. Tapi Kakek berubah serius. Ia berkata ia sudah bersikap jujur jadi Madam Ji juga harus jujur padanya.
“Apakah ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku? Aku akan memaafkanmu asal kau mengakuinya sekarang.”
Madam Ji nampak bingung dan berkata tidak ada yang ia sembunyikan.
Ha Won ditelepon oleh pengelola rumah abu yang memberitahukan ada orang lain yang juga membayarkan sewa rumah abu ibu Ha Won. Ha Won terkejut saat mendengar Kang Young Jin yang membayarnya.
Seo Woo memasak khusus untuk Ha Won karena kejadian kemarin. Ha Won selalu berusaha membantu masalah keluarga mereka tapi ia merasa keluarga mereka belum melakukan apapun untuk membantu Ha Won.
“Aku tidak apa-apa kemarin, karena Ji Woon datang,” kata Ha Won sambil tersenyum.
“Kang Ji Woon?” Seo Woo terkejut juga nampak kecewa.
“Iya, dia selalu menyuruhku pergi tapi di dalam hatinya ia seorang yang baik. Terlebih lagi bintang besar Kang Seo Woo memasak untukku. Tampaknya bekerja di Rumah Langit tidaklah sia-sia,” ia memuji masakan Seo Woo.
Saat Ha Won kembali ke kamarnya, ia menemukan Hyun Min sedang bersandar ke tembok sambil komat-kamit. Hyun Min melompat kaget ketika Ha Won menegurnya.
Entah apa yang sebenarnya ia lakukan. Ia bertanya apa Ha Won sudah makan lalu bergumam kalau Ha Won bukan tipe yang suka melaparkan diri. Ia juga berkata kalau Seo Woo mengkhawatirkan Ha Won jadi ia bilang kalau Ha Won bermental kuat.
Hyun Min seperti menunggu seseorang dan tidak pergi-pergi bahkan ketika Ha Won masuk ke kamar. Ia sempat melihat pakaian Ha Won yang dikenakan Hye Ji kemarin dan melarang Ha Won mengenakannya lagi karena terlalu norak. Ha Won benar-benar bingung dengan sikap Hyun Min yang tidak jelas itu. Aku juga...tapi Hyun Min lucu XD
Ji Woon merasa tak enak hati karena sudah meninggalkan Hye Ji kemarin. Karena itu ia menemui Hye Ji dan meminta maaf. Hye Ji berkata tidak apa-apa karena ia dengar terjadi sesuatu pada Ha Won kemarin.
“Ternyata kau memiliki sisi lembut. Kau terlihat keras di luar tapi kau tidak bisa mengabaikan orang yang membutuhkan dan merasa harus membantu mereka agar mereka merasa lebih baik.”
“Aku pergi pada Ha Won bukan karena seperti itu. Aku memiliki perasaan khusus pada Ha Won,” kata Ji Woon.
“Jika kau pergi padanya karena kau memiliki perasaan terhadapnya, lalu kenapa kau datang padaku waktu itu? Apa kau mengasihaniku? Kenapa kau baik padaku kalau begitu? Seharusnya kau membiarkanku menanganinya sendiri. Kenapa kau membuatku terlihat menyedihkan lebih dari yang kurasakan?” tanya Hye Ji marah.
Ji Woon berkata Hye Ji adalah orang pertama yang membuka hati untuknya sejak ia datang ke sini jadi ia ingin bersikap baik pada Hye Ji. Ia minta maaf jika ia telah menyinggung perasaan Hye Ji.
“Berhentilah meminta maaf. Kau yang selalu ada di sisiku setiap kali Hyun Min menyakitiku. Aku selalu merasa tidak enak. Jadi apa yang harus kulakukan jika kau terus meminta maaf padaku? Aku benar-benar ingin bergantung padamu kali ini.”
“Tidak, kau hanya terbiasa memilikiku di sisimu. Apa kau benar-benar berpikir aku bisa mengisi kekosongan di hatimu yang ditinggalkan olehnya?” tanya Ji Woon.
Hye Ji terdiam. Mereka tidak tahu kalau Hyun Min mendengar percakapan mereka dari dalam kamarnya.
Semua itu berawal ketika ia kembali ke Korea dan Hye Ji memeluknya dengan gembira. Hye Ji berkata ia merindukan Hyun Min. Tapi Hyun Min bersikap dingin padanya dan berkata ia tidak merindukan Hye Ji. Hye Ji mengira Hyun Min bergurau tapi Hyun Min menegaskan ia tidak pernah merindukan Hye Ji satu kali pun. Melihat pakaian Hye Ji dan tempat mereka berbicara, itu adalah saat di mana Ji Woon pertama kali bertemu Hye Ji. Ketika itu Hye Ji sedang menangis, yang sekarang jelas karena sikap Hyun Min yang buruk padanya
Kang Young Jin lagi-lagi datang ke Rumah Langit. Ia membawa buku tabungannya yang isinya sudah berkurang karena membayar sewa rumah abu ibu Ha Won. Ia berpikir tidak apa-apa berkorban lebih dulu untuk mendapat yang lebih besar. Ia bertanya-tanya kenapa Ha Won belum juga meneleponnya.
Ji Woon keluar dan teringat ia pernah melihat pria itu pada hari Ha Won bertemu ayah kandungnya. Dan Kang Young Jin mengenali Ji Woon sebagai pria yang pernah mengantar Ha Won. Ketika Ji Woon menanyainya, ia langsung mengiyakan kalau ia adalah ayah Ha Won.
Mereka pergi minum bersama. Kang Young Ji bersikap sangat hormat pada Ji Woon karena tahu ia salah satu cucu pemilik Grup Haneul. Ji Woon berkata ia bukan orang hebar, ia hanya teman Ji Woon.
“Teman seperti apa? Apa kalian bertunangan?”
“Aku menganggap Ha Won sebagai bagian dari keluarga.”
Kang Young Jin berterimakasih karena Ji Woon sudah merawat Ha Won dengan begitu baik, sesuatu yang tidak bisa dilakukannya. Ji Woon berkata ia sudah mendengar semuanya dari Ha Won.
Maka Kang young Jin mulai menceritakan keadaannya yang penuh hutang dan ia hendak membawa Ha Won saat ia sudah bisa memenuhi keperluan Ha Won. Masalahnya keadaan keuangannya tidak membaik dan ia merasa ia tidak akan bisa berkumpul dengan Ha Won. Ia mengatai dirinya ayah yang buruk, yang tidak bisa membelikan makanan maupun pakaian untuk Ha Won.
Merasa tersentuh, Ji Woon memberikan beberapa lembar uang pada Kang Young Jin. Kang Young Jin awalnya menolak. Tapi Ji Woon berkeras memberikannya agar Kang Young Jin bisa membelikan Ha Won makanan dan pakaian. Young Jin menerima uang itu dan berkata demi Ha Won. Ji Woon juga memberikan nomor teleponnya agar Young Jin bisa menghubunginya jika membutuhkan bantuan.
Yoon Sung memata-matai Madam Ji dan terkejut melihat orang yang ditemuinya adalah Pengacara Kim. Sebelum Pengacara Kim masuk ruangan, Yoon Sung sengaja meneleponnya. Tapi Pengacara Kim sengaja tidak mengangkat telepon itu, tanpa tahu kalau Yoon Sung melihat apa yang ia lakukan.
Yoon Sung menguping di luar ruangan dan mendengar Madam Ji meminta sesuatu dari Pengacara Kim. Pengacara Kim memberikan salinan surat wasiat Kakek pada Madam Ji.
Setelah Pengacara Kim pergi, Yoon Sung menemui ibunya dan berkata ia tahu ibunya menemui Pengacara Kim. Madam Ji baru menyadari kalau Yoon Sung memata-matainya. Yoon Sung merebut amplop dari tangan ibunya dan membaca isinya. Ia bertanya apa yang hendak ibunya lakukan dengan surat wasiat tersebut. Kakek pasti akan mengetahui hal ini.
Madam Ji berkata Kakek tidak akan tahu jika Yoon Sung tutup mulut sampai ia memperoleh apa yang ia inginkan. Yoon Sung tak menyangka ibunya berpura-pura tak mengenal anak kandungnya sendiri yang sudah tak dilihatnya selama 10 tahun hanya demi uang.
“Ini semua demi kau!” ujar Madam Ji. “Kau mendedikasikan seluruh hidupmu untuk Grup Haneul. Apa kau akan mengalah pada semua anak nakal itu setelah Presdir tidak ada lagi? Ini semua demi kau.”
“Jangan munafik!” kata Yoon Sung marah.
Tapi Madam Ji tidak peduli apapun yang Yoon Sung katakan. Ia akan meneruskan rencananya sampai akhir. Di mana akhirnya, tanya Yoon Sung. Ia berkata seharusnya ibunya tidak perlu mencarinya setelah membuangnya. Jika benar-benar ingin muncul di hadapannya pun seharusnya tidak dalam keadaan menyedihkan seperti ini.
Setelah Yoon Sung pergi, Madam Ji malah menelepon seseorang untuk mengatur pertemuannya dengan direksi.
Ha Won membaca pesan sms dari Young Jin: “Apa kau pulang dengan selamat semalam? Dari Ayah.”
Ha Won teringat saat kecil ia pernah membantu temannya yang diganggu seorang anak laki-laki bertubuh besar. Ha Won menegur anak laki-laki itu dan menyuruhnya meminta maaf pada temannya. Anak itu tidak mau hingga Ha Won menendangnya. Anak itu mengancam akan memanggil ayahnya.
Ha Won berkata ia juga punya seorang ayah tapi ayahnya sedang pergi dan baru akan kembali 10 hari lagi. Anak itu menuduh Ha Won berbohong. Young Jin kebetulan ada di dekat sana dan melihat apa yang terjadi. Ia memanggil Ha Won dan berpura-pura menjadi ayahnya. Ha Won mengikuti sandiwara itu dan memanggil Young Jin dengan sebutan ayah. Mereka membuat anak laki-laki itu lari ketakutan.
Mengingat itu Ha Won lalu menelepon Young Jin dan bertanya apakah ia sudah makan. Young Jin berkata ia belum makan dan masih bekerja. Padahal ia sedang main permainan judi dengan uang yang Ji Woon berikan. Ha Won mengajaknya makan malam bersama.
Ha Won memperhatikan Young Jin yang makan dengan lahap. Ia menyinggung masalah pembayaran sewa rumah abu ibunya. Young Jin berkata ia melakukan yang seharusnya.
Ha Won bertanya apakah yang dikatakan Young Jin kemarin benar adanya. Young Jin bercerita kalau ia dan ibu Ha Won pernah kuliah bersama lalu membuka dojo bersama. Mereka menyadari perasaan mereka terlalu terlambat. Ha Won bertanya mengapa baru sekarang Young Jin mencarinya.
Young Jin berkata ia kehilangan tempat tinggal dan mata pencahariaan setelah apartemen itu terbakar. Ia memiliki banyak hutang dan dalam keadaan sangat sulit. Ia berpikir untuk mencari Ha Won setelah keadaannya lebih baik tapi waktu berlalu dan keadaannya belum berubah.
Ia memegang tangan Ha Won dan berkata betapa Ha Won sudah besar. Mengingatkan dulu mereka sering main bersama. Ha Won melihat jaket Young jin yang sudah sobek-sobek. Ia berkata ia akan pergi sebentar untuk mengambil sesuatu dari temannya.
Setelah Ha Won pergi, Young Jin mengeluh ia belum membicarakan masalah uang.
Ternyata Ha Won pergi membelikan jaket baru untuk Young Jin. Saat ia kembali, ia melihat sesuatu yang membuatnya bersembunyi. Diam-diam ia melihat Young Jin ternyata sedang mengorek-ngorek isi tasnya seperti seorang pencuri.
Ia pura-pura tidak melihat itu dan duduk kembali. Ia bertanya apakah Young Jin masih bermasalah dalam keuangan. Young Jin berkata keadaannya belum berubah. Ia bekerja di proyek bangunan dan mendapat upah harian. Ia mengaku ia sedih karena tidak memiliki rumah untuk mereka tinggali bersama.
“Jika kau memberiku uang untuk itu...”
“Aku juga tidak memiliki uang,” kata Ha Won.
“Kalau kau tidak bisa, bagaimana dengan meminta pada cucu Presdir Kang? Siapa namanya, Kang Ji Woon? Bisakah kau minta padanya?” Iiih....ini orang ngga tahu malu ya >,<
Ha Won terkejut dan bertanya bagaimana Young Jin mengenal Ji Woon. Young Jin berkata ia pergi ke Rumah Langit dan tak sengaja berpapasan dengannya. Ia merasa Ji Woon menganggap Ha Won sangat spesial bahkan sangat murah hati hingga memberinya uang untuk membelikan makanan untuk Ha Won.
Ha Won tersentak dan bertanya berapa banyak uang yang Young Jin terima dari Ji Woon. Ia berkata ia akan bertanya langsung pada Ji Woon. Ia pergi tanpa memberikan jaket itu pada Young Jin.
Hye Ji minum sendirian di bar, memikirkan perkataan Ji Woon. Apakah Ji Woon benar-benar bisa mengisi kekosongan hati Hye Ji yang ditinggalkan oleh Hyun Min? Seorang teman prianya menyapanya dan duduk di sampingnya. Hye Ji mengajak temannya minum bersamanya. Temannya terkejut karena biasanya Hye Ji tidak mempedulikan siapapun kecuali Hyun Min. Ujung-ujungnya ia mengajak Hye Ji kencan dengannya.
Teman Hyun Min melihat semua itu dan menelepon Hyun Min untuk melaporkan apa yang terjadi. Ia memanas-manasi kalau Joon Soo, teman Hye Ji tadi yang juga adalah teman mereka, sedang merayu Hye Ji. Hyun Min pura-pura tidak peduli.
Ji Woon sedang memikirkan bagaimana cara memberikan hadiahnya pada Ha Won. Ia merasa sekarang bukan saat yang tepat mengingat Ha Won sedang galau mengenai masalah ayah kandungnya. Young Jin meneleponnya dan ia keluar setelah menerima telepon tersebut.
Di pekarangan, Hyun Min nampak gelisah. Saat ia melihat Ji Woon keluar ia bertanya apakah Ji Woon hendak menjemput Hye Ji. Ji Woon sama sekali tidak tahu Hye Ji ada di mana. Akhirnya ia meminta Hyun Min menghentikan semua ini. Ia mengembalikan kunci loker barang-barang Hye Ji dan menyuruhnya melakukan apa yang ia inginkan.
“Jika kau begitu peduli padanya, uruslah dia sendiri.”
Ji Woon keluar dan melihat Ha Won baru pulang. Ha Won nampak serius dan bertanya apa Ji Woon mengasihaninya. Ia berkata ia dengar Ji Woon memberikan uang untuk Young Jin.
Ia mengira Ji Woon mengerti perasaannya karena mereka mengalami hal yang sama, tapi sepertinya ia terlalu berlebihan. Ia tidak seberuntung Ji Woon yang ternyata terlahir dari keluarga kaya. Ia tidak bisa mengeluh kalau ia dilahirkan seperti ini meski sulit baginya menjalani hari demi hari.
“Aku benci diriku sendiri yang memikirkan bagaimana aku menjalani hidupku jika pria seperti itu benar-benar ayahku. Karena hal itulah yang pertama kali dipikirkan olehku. Jadi kenapa kau membuatku semakin berada dalam posisi menyedihkan?”
Ji Woon berkata ia sama sekali tidak bermaksud seperti itu. Tapi Ha Won telanjur kecewa dan meminta Ji Woon tidak ikut campur lagi urusannya.
Setelah Ha Won masuk ke dalam rumah, Ji Woon memikirkan telepon dari Young Jin tadi. Ternyata Young Jin menelepon untuk meminta apartemen di Seouk agar ia bisa hidup bersama Ha Won. Ji Woon bertanya apakah Ha Won tahu kalau Young Jin meminta hal seperti ini. Young Jin berkata tentu saja Ha Won tahu.
“Ia merasa tak enak meminta sendiri padamu jadi memintaku yang menanyakannya.”
Jelas sekarang Ji Woon tahu kalau Young Jin berbohong. Meminta apartemen apanya? Ji Woon memberi uang saja sudah membuat Ha Won marah seperti itu.
Ha Won semakin sedih dan kecewa. Apakah ibunya benar-benar mencintai pria seperti Young Jin?
Keesokannya, Ji Woon diam-diam memata-matai Young Jin. Young Jin terlihat menraktir kopi teman-temannya bahkan pernah menraktir mereka makan dengan alasan ia mendapat pendukung yang sangat hebat. Setelah Young Jin kembali bekerja, Ji Woon memungut cangkir plastik yang baru saja digunakan Young Jin. Tes DNA!!
Dalam wawancara radio, Seo Woo menceritakan cinta pertamanya berlangsung saat ini namuun tak berbalas. Saat ditanya siapa wanita itu, Seo Woo menceritakan ciri-ciri Ha Won.
“Ia seorang yang cenderung menggunakan tinjunya lebih dulu daripada kata-kata. Ia menggunakan sampel kosmetik untuk tiga hari. Dia selalu menggunakan sweater tapi ketika ia mengenakan gaun ia sangat cantik. Meski seorang pria sepertiku menyatakan perasaan padanya, ia tidak berkedip dan hanya memandang pria yang ia cintai.”
Saat ia keluar dari stasiun radio, para fansnya langsung memburunya. Salah satu dari mereka tentu saja Ja Young....dan Yoo Na. Yoo Na bertanya dengan judes kenapa Ja Young ada di sini. Ja Young berkata ia fans Seo Woo. Yoo Na malah mengejeknya.
“Oppa!!! Oppa!!” teriak Ja Young manja pada Seo Woo yang sedang sibuk memberi tanda tangan pada fansnya.
“Oh, hei, Seragam!!” sapa Seo Woo tersenyum saat melihat Ja Young.
“Dia ini kakak Ha Won. Itu lho...Yoo Na, yang berkepribadian buruk,” Ja Young memperkenalkan Yoo Na.
“Tutup mulutmu,” gumam Yoo Na sambil tersenyum dibuat-buat pada Seo Woo.
Seo Woo menghampiri mereka lalu menulis sesuatu di buku Yoo Na. Yoo Na nampak senang sementara Ja Young terlihat kecewa. Seo Woo menepuk pundak Ja Young lalu masuk ke dalam van-nya.
Yoo Na membaca tulisan Seo Woo: Baik-baiklah pada Ha Won!
Ja Young langsung tertawa mengejek dan berkata itu sebabnya Yoo Na harus bersikap baik pada Ha Won. Yoo Na merobek tulisan itu dan menyalahkan Ha Won. Doenk...
Hyun Min teringat pada masa kecilnya. Ketika itu ia dan kaka Hye Ji sedang bermain tembak-tembakkan. Saat mengejar Hyun Min ke seberang jalan, kakak Hye Ji tertabrak dan meninggal. Hal itu yang membuat Hyun Min menjauhi Hye Ji.
Ha Won mengambil uang dari tabungannya dan memberikannya pada Young Jin untuk mengembalikan uang sewa rumah abu ibunya. Ia berkata ia tidak memiliki alasan untuk menerima uang tersebut.
“Aku tidak bisa menerima Paman sebagai ayahku.”
“Siapa yang peduli kau terima atau tidak. Kita ini berhubungan darah! Apa kau pikir aku berbohong?”
Plak!! Seseorang menaruh amplop di atas meja.
“Benar atau tidaknya kau ayahnya ada di dalam amplop ini,” ujar Ji Woon.
Young Jin menggeser amplop itu menjauhi Ha Won dan bertanya apakah Ha Won tak percaya padanya. Ji Woon menggeser kembali amplop itu dan bertanya perlukah ia yang membuka amplop itu.
Ha Won mengambil amplop itu lalu merobeknya. Ia bangkit berdiri. Ji Woon terkejut. Ha Won berkata ia tidak perlu melihat isinya.
“Aku percaya pada ibuku. Tidak mungkin ibuku mencintai seorang pria seperti orang ini.”
Ha Won berkata pada Young Jin kalau ia salah mencari orang kalau menginginkan uang. Ia tidak memiliki uang dan hanya bekerja paruh waktu di Rumah Langit. Mereka tidak memiliki alasan lagi untuk bertemu.
Ha Won berbalik pergi. Young Jin berkata jika bukan karena apartemennya kebakaran, hidupnya tidak akan hancur seperti ini. Mendengar itu, Ha Won berusaha menahan kemarahannya.
“Hidup Paman hancur? Apa Paman tahu pada hari itu berapa banyak orang yang kehilangan nyawa mereka, seperti ibuku? Menurut Paman seperti apa hidupku sejak saat itu? Meski begitu aku tidak pernah satu kalipun menganggap hidupku jadi rusak. Orang yang merusak hidup Paman adalah Paman sendiri.”
Ji Woon terlihat bangga mendengar kata-kata Ha Won. Ia berjalan mengikuti Ha Won yang berjalan tertunduk sedih. Ji Woon meraih tangannya dan mengajak Ha Won pergi meneruskan jalan-jalan mereka yang terhenti waktu itu.
Hyun Min berpapasan dengan Hye Ji yang hendak keluar rumah. Hye Ji tidak mempedulikannya dan mengangkat telepon dari Joon Soo. Mereka janji bertemu di sebuah kafe. Hyun Min mendengar semuanya.
Joon Soo bertanya apakah Hye Ji dan Hyun Min benar-benar sudah berakhir. Hye Ji berkata mereka hanya teman. Tapi tiba-tiba Hyun Min muncul dan mengajak Hye Ji pergi.
Joon Soo menghalanginya. Hyun Min menanyakan kabar wanita yang ditemui Joon Soo semalam. Berani-beraninya Joon Soo menipu Hye Ji. Hye Ji terkejut. Joon Soo langsung pergi.
Hye Ji bertanya kenapa Hyun Min ke sini. Tanpa bicara Hyun Min menarik Hye Ji dan menyuruhnya masuk ke dalam mobilnya. Ia bertanya kenapa Hye Ji menemui pria seperti itu. Bukan urusanmu, kata Hye Ji.
“Jika kau ingin berpacaran dengan seseorang setidaknya carilah orang yang pantas.”
“Jika kau ingin berbaik-baik padaku setidaknya perlakukan aku dengan manusiawi,” balas Hye Ji.
Hyun Min berkata ia tadinya ingin berhenti ikut campur tapi Hye Ji terus saja menemui priapria aneh setelah ditolak Ji Woon. Hye Ji kesal dan menyuruh Hyun Min menghentikan mobil.
Hyun Min menghentikan mobilnya lalu keluar dan masuk ke minimarket. Hye Ji ikut keluar. Ia melihat Hyun Min membeli sekaleng bir lalu meminumnya sampai habis. Karena ia minum minuman beralkohol, ia tidak bisa mengemudi. Ia masuk mobil dan duduk di kursi penumpang. Hye Ji terpaksa mengemudi.
Sebuah gosip baru kalau Seo Woo memiliki kekasih membuat manajer Seo Woo ditelepon oleh atasannya. Ia sibuk mengatakan kalau itu tidak benar. Akhirnya manajernya bertanya pada Seo Woo. Seo Woo berkata ia tidak memiliki waktu untuk berpacaran dan berkata apa yang dikatakannya dalam wawancara radio adalah sedikit kebohongan.
Ternyata Hye Ji pengemudi yang sangat payah. Hyun Min nampak pucat berpegangan pada sabuk pengaman. Hye Ji terus saja bertanya apa yang harus ia lakukan sekarang. Seharusnya ia pindah jalur tapi ia terlalu gugup untuk bisa melakukannya.
“Sampai kapan kau akan berjalan lurus?” tanya Hyun Min.
“Apa yang harus kulakukan? Ini pertama kalinya aku mengemudi sejak mendapat SIM.”
“Baiklah, baiklah...terus saja berjalan lurus. Kurasa suatu saat nanti kita akan sampai karena bumi berbentuk bulat.” Pffft.... terus dia nyanyi-nyanyi sedih gitu XD
Ha Won nampak sudah melupakan kesedihannya. Ji Woon bertanya apakah Ha Won masih marah padanya. Ia meminta maaf karena sudah ikut campur padahal Ha Won bisa menanganinya sendiri. Ha Won juga minta maaf karena sudah bersikap terlalu keras pada Ji Woon.
“Aku cukup terguncang seperti yang kau tahu. Aku bingung tidak tahu apakah harus percaya pada orang itu. Aku memikirkannya dengan sangat keras. Tapi ketika kau muncul dengan amplop itu, aku tahu jawabannya. Aku tidak perlu tahu isi amplop itu karena aku percaya pada ibuku.”
Ji Woon tersenyum dan membelai kepala Ha Won. Ha Won jadi gugup dan berkata ini sedikit membosankan. Ji Woon langsung tancap gas. Ha Won berteriak penuh semangat.
Ji Woon membawanya melihat-lihat pemandangan indah. Ha Won sangat senang dan berkata tak pernah ada seorangpun yang membawanya ke tempat seperti ini.
Mereka berjalan-jalan di padang rumput yang luas. Ji Woon berkata ini juga pertama kalinya dalam hidupnya ia menemukan seseorang yang menurutnya mirip dengannya.
“Aku juga. Tapi kau benar-benar memiliki kepribadian yang aneh. Kau tidak berusaha dekat dengan siapapun dan hanya marah. Kau mengunci gerbang hatimu dan terus saja menyuruhku pergi. Kenapa kau selalu menyuruhku pergi? Hmph...” Ha Won mengomel.
“Aku seperti itu?”
“Iya, kau itu seperti tembok baja.”
Ji Woon tersenyum lalu menyerahkan hadiah White Day pada Ha Won. Ha Won tersenyum. Tapi ia cemberut saat melihat isinya.
“Apa ini?”
“Kau tidak lihat? Itu perasaanku padamu.”
Ha Won makin cemberut dan berjalan pergi dengan kesal.
“Ha Won, aku membeli permen pada White Day untukmu.”
Kalau begitu apa ini, tanya Ha Won sambil memperlihatkan isi kotak yang kosong melompong.
“Itu karena permennya mencair,” Ji Woon berusaha menjelaskan. “Bukan Hye Ji, tapi kau yang memiliki hatiku. Terima kasih karena sudah mendekat padaku. Diamlah di sana, mulai sekarang aku yang akan mendekat padamu.”
Ji Woon menghampiri Ha Won lalu menciumnya.
Komentar:
Akhirnyaaaa..... tapi bagaimana dengan peraturan tidak boleh berpacaran di Rumah Langit?
Madam Ji ini aneh banget ya...kok bisa-bisanya menginginkan harta orang lain. Meski Yoon Sung bekerja sudah lama di Haneul Grup, tetap saja hak Kakek sebagai pemilik untuk menyerahkan perusahaannya pada siapa. Aneh deh >,<
Syukurlah Young Jin bukan ayah kandung Ha Won. Tapi terus siapa ayahnya? Apa itu artinya ayah Ha Won salah paham atau mengatakan hal seperti itu hanya karena sedang marah?
Hiburan besar dalam drama ini adalah melihat rencana ibu tiri Ha Won dan Yoo Na yang selalu gatot^^ Tapi yang paling besar adalah Hyun Min…duh lucu banget sih XD
nggak bisa di copi ya minn sinopsis nya .... ?
BalasHapuspengen ngopi buat simpenan ?