Ha Won dan Ji Woon dalam perjalanan pulang dengan hati berbunga-bunga. Ha Won bertanya apakah tidak sebaiknya mereka pulang masing-masing. Kenapa, tanya Ji Woon., mereka kan tidak berbuat dosa. Ha Won tersenyum dan memutuskan untuk tidak memikirkan hal lain selain mereka berdua.
Tapi kegembiraan mereka hanya sesaat karena beberapa detik kemudian Ja Young menelepon Ha Won dan menegurnya karena sudah mengencani Seo Woo tanpa berkata apapun padanya. Ji Woon mendengar perkataan Ja Young dan menatap Ha Won menginginkan penjelasan.
Ia meminggirkan mobil. Ha Won membuka ponselnya dan melihat berita gosip kalau tokoh utama dalam lagu terbaru Seo Woo adalah tunangan Hyun Min, alias dirinya. Lengkap dengan foto-foto kedekatan Ha Won dan Seo Woo. Ji Woon langsung cemberut melihat semua itu.
Ha Won berusaha menjelaskan kalau berita itu tidak benar. Tapi Ji Woon merajuk dan berkata Seo Woo dan Ha Won memang terlihat dekat dalam foto-foto itu. Ia tetap seperti itu bahkan sampai mereka tiba di rumah.
Ha Won berkata itu bukan hal yang penting saat ini. Ia meminta Ji Woon merahasiakan hubungan mereka berdua tak peduli apapun. Ji Woon berkata skandal ini bukan tentang mereka tapi tentang Ha Won dan Seo Woo. Ha Won harus menjelaskan dulu padanya apa yang terjadi.
Ha Won berkata ia sudah menjelaskan kalau berita itu tidak benar bahkan tidak layak untuk dijelaskan. Ia sekali lagi meminta Ji Woon merahasiakan hubungan mereka. Terutama dari Kakek.
Mereka masuk ke rumah dan mendapati Kakek sudah menunggu mereka. Ia nampak tidak senang dan menyuruh keduanya duduk. Seo Woo juga sudah duduk di sana.
Kakek menegur mereka dan menanyakan mengapa ada skandal seperti ini. Seo Woo berkata semua berita itu tidak benar. Ha Won membenarkan kalau itu semua salah paham.
“Apa kalian berdua bersekongkol untuk menipuku?” tanya Kakek masih curiga.
“Kakek,” Ji Woon angkat suara. Tapi Ha Won cepat-cepat menmberi isyarat agar Ji Woon merahasiakan hubungan mereka. Untunglah Ji Woon menurut.
Seo Woo dan Ha Won terus berusaha meyakinkan Kakek kalau berita itu tidak benar. Seo Woo berkata Kakek terlalu berlebihan menyikapi skandal ini. Kakek akhirnya bertanya pada Yoon Sung dan Yoon Sung membenarkan kalau tidak ada yang terjadi di sini.
“Baguslah kalau begitu. Bisa saja ini saat terakhir kita melihat Nona Ha Won tergantung dengan apa yang kaukatakan, Seo Woo. Benar-benar tidak ada apa-apa di antara kalian, bukan?” tanya Kakek.
“Sudah kubilang....tunggu, kenapa ini akan menjadi saat terakhir kita melihatnya?” tanya Seo Woo. Ji Woon juga nampak terkejut.
Kakek berkata itu adalah kesepakatan mereka saat ia mengijinkan Ha Won tinggal di Rumah Langit. Jika Ha Won melanggar aturan “tidak boleh berpacaran” maka Ha Won harus meninggalkan ruman dan tidak boleh lagi menemui orang-orang yang tinggal di rumah ini lagi.
Kakek bahkan memperlihatkan kontrak yang telah ditandatangani Ha Won. Ji Woon nampak kesal dan berkata Kakek berbuat semaunya. Seo Woo juga berpendapat ini berlebihan. Apa salahnya mengencani Ha Won?
“Tidak boleh! Aku tidak membawanya ke sini agar kalian bisa mengencaninya. Jangan salah paham hanya karena ia tinggal di sini maka ia menjadi sama dengan kita. Kalian tidak berkhayal seperti itu, bukan?”
Ha Won terlihat sedih. Seo Woo menegur Kakeknya. Ji Woon berdiri dan berkata semua ini tidak ada apa-apanya untuk orang seperti Kakek yang membeli orang dengan uang.
“Anggota keluarga hanya alat bisnis baginya jadi akan buruk baginya jika kita mengencani seseorang yang tidak ia anggap pantas.”
Ja Young menanti Seo Woo di luar agensinya. Saat bertemu dengan Seo Woo ia berkata fans lainnya mungkin menentang Seo Woo mengencani seseorang. Tapi ia tidak sepeti itu.
“Ha Won telah cukup menderita.,” katanya sedih.
Ia berceloteh kalau Ha Won sangat suka diskon dan promo buy 1 get 1 karena Ha Won tumbuh dalam keluarga miskin. Ha Won juga seorang yang bertindak sebelum berpikir hingga terkadang bisa sedikit kasar.
“Jika ia marah padamu, terima saja pukulannya. Itu adalah pilihan termudah. Dan kau tidak akan pernah bisa memakan sesuatu sendirian saat kau bersamanya. Kalau ada promo makan bersama, kau harus memberitahunya.”
Seo Woo tersenyum geli. Ia berkata tidak ada apa-apa antara dirinya dengan Ha Won. Semua berita itu tidak benar. Ia akan segera mengeluarkan berita sanggahan. Ja Young tersenyum senang.
Setelah Kakek pergi, Ha Won mencari Ji Woon di kamar gudangnya. Ia menemukan Ji Woon berbaring tak mau mengatakan apapun. Ha Won berusaha membujuknya.
Ji Woon bangkit berdiri dan mengeluarkan kekesalannya. Bagaimana bisa Ha Won menandatangani kontrak seperti itu seenaknya? Apa Ha Won tidak akan menemuinya lagi jika mereka ketahuan?
Ha Won tersenyum membujuk dan berkata kalau ia tidak tahu keadaan akan menjadi seperti ini di antara mereka. Ji Woon berkata Ha Won benar-benar membuatnya khawatir padahal ia hanya ingin fokus dengan hubungan mereka berdua saat ini.
“Tapi keadaan semakin kacau karena kontrak dan aturan itu. Semuanya gara-gara seseorang. Apa kau tidak apa-apa tidak akan pernah menemuiku lagi? Tidak, bukan? Jadi ayo cepat batalkan kontrakmu. Aku bahkan tidak tahu apakah kau benar-benar ingin berpacaran denganku atau tidak. Bagaimana bisa seorang gadis sembarangan menandatangani kontrak?”
Ha Won membela diri bagaimana ia terpikir suatu saat akan mengencani Ji Woon di saat Ji Woon tidak bersikap baik padanya saat ia pertama datang ke tempat ini. Waktu ia pertama datang, Hyun Min dan Ji Woon membuatnya gila.
“Oh begitu, jadi itu sebabnya kau bersandar pada Kang Seo Woo?”
“Yah, setidaknya ia memperlakukanku sebagai manusia, tidak seperti kalian berdua.”
Ji Woon bertanya apa sekarang Ha Won menyalahkannya. Ha Won mengeluarkan unek-uneknya selama ini. Ia bertanya apakah benar-benar tidak ada apa-apa antara Ji Woon dan Hye Ji. Mereka bahkan pergi berkencan berdua. Ji Woon berkata itu tidak benar.
“Apa kau bahkan memikirkan bagaimana perasaanku melihat kalian berdua selama ini?”
“Apa kau cemburu padanya?” Ji Woon tertawa geli.
“Terserah, bagaimana denganmu? Sepertinya kau cemburu aku memiliki skandal dengan bintang besar.”
Ji Woon bertanya apa Ha Won sedang mengajak bertengkar. Memangnya aku tidak bisa, sahut Ha Won kesal lalu pergi meninggalkan Ji Woon. Meski mengomel, Ji Woon tersenyum juga mengetahui selama ini Ha Won cemburu.
Yoon Sung membuntuti Madam Ji. Ia melihat Madam Ji masuk ke sebuah toko dan membeli banyak sekali pakaian anak-anak. Untuk apa semua itu? Setelah itu ia melihat ibunya pergi ke panti asuhan. Anak-anak di panti tersebut langsung menyambut Madam Ji dan memanggilnya “Ibu”.
Madam Ji sangat senang melihat mereka. Ia berkata ia membawakan hadiah untuk mereka semua seperti yang sudah ia janjikan. Kepala panti ikut menyambut Madam Ji dan mengatakan anak-anak tersebut sudah menanti-nanti kedatangannya.
Yoon Sung menemui kepala panti dengan alasan hendak memberikan sumbangan. Ia menyinggung perihal seorang nyonya yang tadi dilihatnya datang membawa banyak hadiah. Kepala panti berkata Madam Ji cukup sering datang ke panti itu. Anak-anak memanggilnya “ibu” dan mengikutinya ke mana-mana.
“Mereka memanggilnya ibu?”
“Ia kehilangan puteranya saat masih muda dan ingin menunjukkan pada anak-anak di sini cinta yang tidak bisa ia berikan pada puteranya. Ia bilang ia ibu yang buruk, yang bahkan tidak bisa merawat puteranya sendiri. Tapi aku yakin seberapa banyak pun panggilan ibu dari anak-anak di sini, tidak bisa dibandingkan dengan panggilan ibu dari puteranya sendiri.”’
Yoon Sung merenungkan perkataan kepala panti.
Ha Won mulai menyesal telah bertengkar dengan Ji Woon dan menyinggung soal Hye Ji. Tapi ia juga tidak mau kalah karena Ji Woon yang mengungkit soal Seo Woo duluan.
Ji Woon masuk ke kamar gudangnya dan melihat Hye Ji sedang membereskan barangnya. Ji Woon berkata Hye Ji boleh menyimpan barang-barangnya di sini karena tidak ada tempat lain. Tapi Hye Ji memutuskan tidak akan lagi menerima bantuan dari Ji Woon. Ji Woon minta maaf.
Hye Ji bertanya apakah Ji Woon sudah bertemu Ha Won. Ji Woon mengiyakan dan juga memberitahu kalau mereka sekarang pasangan. Ia merasa harus memberitahu Hye Ji dan belum ada lagi yang tahu soal ini.
Ia juga akhirnya memberitahu Hyun Min lah yang memberikan kunci kontainer padanya dan menyuruhnya membawa Hye Ji ke sana untuk mengambil barang-barangnya. Ia berkata Hyun Min sebenarnya sangat mengkhawatirkan Hye Ji.
Ha Won masih minder soal Hye Ji dan mulai was-was jangan-jangan ia dan Ji Woon tidak cocok. Ia mengeluarkan ponselnya dan mencoba sebuah aplikasi untuk memeriksa kecocokan mereka. Hasilnya? Cocok 90%. Lah untung cocok...kalau ngga cocok memangnya mau udahan? >,<
Ji Woon menghampirinya dan duduk di sampingnya. Ia langsung pasang tampang jutek. Ji Woon berkata ia sudah memikirkannya dan ada hal yang lupa ia katakan pada Ha Won.
“Aku minta maaf karena sudah bersikap kasar padamu saat kau pertama datang.”
Ha Won tertawa geli melihat Ji Woon yang terlihat malu. Ia bertanya apakah begitu sulitnya untuk meminta maaf. Ji Woon berkata hubungannya dengan Hye Ji berbeda dengan yang ia miliki bersama Ha Won. Ha Won hendak menjelaskan perihal Seo Woo tapi Ji Woon menghentikannya. Ia menggenggam tangan Ha Won dan mengakui kalau ia sudah bersikap berlebihan. Ha Won tersenyum.
Tiba-tiba perutnya berbunyi. Ia tertawa malu. Ji Woon mengajaknya ke dapur dan mulai memasak. Ha Won bertanya memangnya Ji Woon suka memasak. Ji Woon menjawab ia mencoba untuk menikmati memasak mulai sekarang karena kekasihnya memiliki selera makan besar.
Ha Won tersenyum. Ia lalu membantu Ji Woon. Ji Woon memeluknya dari belakang. Ha Won khawatir ada yang melihat mereka. Ji Woon berkata semalam ini tidak mungkin ada yang datang. Ha Won mengingatkan kalau ia memegang pisau. Ji Woon menyerah dan melepaskan pelukannya. Tapi tak lupa mengecup pipi Ha Won.
Makanan sudah tersaji. Ji Woon mengambil paha ayam dan memberikannya pada Ha Won yang langsung memakannya dengan lahap (KFC mana KFC ??!! *mendadak lapar*). Ha Won berharap ia bisa memakan ayam itu dengan bir.
“Jangan minum. Jika kau mabuk.....ah sudahlah.”
“Kau cukup cute saat mabuk. Kepribadianmu benar-benar berubah ketika kau mabuk. Kapan sebaiknya aku membuatmu mabuk lagi?”
“Siapa bilang aku mabuk?” tanya Ji Woon.
Ha Won mengingatkan Ji Woon pada acara mereka di rumah peristirahatan. Ia berkata Ji Woon sangat mabuk hingga tak ingat apa yang terjadi. Ji Woon menyangkal dan berkata ia ingat semua. Ha Won tak percaya dan menyuruh Ji Woon mengatakan apa yang terjadi.
Ji Woon memonyongkan bibirnya. “Kita melakukan ini...cup,” Ji Woon melakukan gerakan mengecup.
Ha Won protes karena Ji Woon waktu itu mengatakan tak ingat lalu bersikap sangat galak padanya. Ji Woon berkata ia khawatir Ha Won merasa canggung jadi ia pura-pura lupa. Ha Won pura-pura kesal dan berkata pria memang tidak bisa dipercaya.
Ha Won melihat Seo Woo keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang makan. Panik, ia mendorong Ji Woon dengan keras agar bersembunyi di bawah meja.
Seo Woo bertanya apa Ha Won makan sendirian. Ha Won dengan gugup membenarkan dan menunjuk ayam di meja. Satu ekor untuk sendirian? Wow^^
Seo Woo duduk dan berkata akan menemani Ha Won makan. Ha Won berkata tiak usah tapi Seo Woo dengan tulus ingin menemani Ha Won. Ha Won terpaksa membiarkannya. Ia memberi paha ayam satu lagi untuk Seo Woo. Seo Woo berkata ia lebih suka sayap ayam.
“Kau boleh mendapatkan kedua sayap ayam itu,” kata Ha Won.
“Kau tahu, aku berencana menikahi wanita yang mengijinkan memakan kedua sayap ayam,” gurau Seo Woo.
“Benarkah, aku berencana menikah dengan pria yang membiarkanku memakan kedua paha ayam,” sahut Ha Won.
Seo Woo dengan senang hati memberikan paha ayam pada Ha Won. Sementara Ji Woon menderita di bawah meja.
Ayah Ha Won ditelepon oleh orang yang marah-marah karena belum dibayar meski sudah memberi informasi mengenai Kang Young Jin. Ayah kebingungan. Orang itu berkata ia sudah mengirimkan info tersebut pada istri ayah. Ayah terkejut dan menanyakan lagi di mana Kang Young Jin sekarang.
Ia langsung menemui Kang Young Jin. Ia bertanya sinis bagaimana reuni ayah-anak antara Ha Won dan Kang Young Jin. Kang Young Jin bertanya apa ayah Ha Won benar-benar percaya kalau Ha Won adalah puterinya.
“Kenapa kau terus menyia-nyiakan waktu dengan omong kosong itu?” ujarnya kesal. Ia berkata tidak ada apa-apa antara dirinya dan ibu Ha Won.
Tapi ayah Ha Won tidak percaya. Kang Young Jin berkata ia dan ibu Ha Won hanya membuka dojo bersama.
“Kalau begitu kenapa ibu Ha Won meninggal di apartemenmu? Kalian hendak melarikan diri bersama tapi ibu HaWon meninggal jadi kau melarikan diri sendirian. Itu kan yang terjadi?” desak ayah Ha Won. Ia juga tahu kalau Young Jin berencana menjual dojonya waktu itu.
“Seharusnya kau lebih mengenal ibu Ha Won itu orang seperti apa daripada aku. Aku menjual dojo tanpa memberitahu ibu Ha Won. Aku dikejar-kejar penagih hutang dan kehilangan akal hingga aku menjual dojo. Ibu Ha Won mengetahui hal itu dan datang untuk membicarakannya denganku. Tapi lalu ia meninggal.”
Ayah terkejut. Kang Young Jin berkata ia memang pantas mati tapi ia merasa sangat bersalah pada ibu Ha Won yang meninggal karena hal itu. Ketika hari itu ia pulang, gedung apartemennya sudah dilalap api. Ibu Ha Won berusaha menyelamatkan wanita yang tinggal di sebelah tapi tidak sempat keluar pada waktunya.
“Wanita tetangga meminta cincinnya diserahkan pada puteranya, tapi..... Apa kau akan terus meragukan wanita malang yang meninggal saat berusaha menyelamatkan nyawa orang lain?”
Ayah Ha Won sangat menyesal karena selama ini membenci ibu Ha Won dan Ha Won yang menjaga cincin itu sebagai peninggalan ibunya.
Ha Won melihat Ji Woon baru kembali dari olahraga pagi. Ia menyusulnya ke ruang makan. Karena ada ahjumma di sana, Ha Won tidak bisa bicara dengan bebas. Ia terus berdehem sementara Ji Woon mengacuhkannya.
Ahjumma bertanya apa Ha Won sakit tenggorokan. Ha Won cepat-cepat menyangkal. Ia mengirim pesan teks pada Ji Woon agar menemuinya di kamar gudang.
Ji Woon akhirnya menemui Ha Won di kamar gudang. Ia tidak suka mereka harus sembunyi-sembunyi seperti ini dan menyalahkan kakeknya. Ha Won bertanya mengapa Ji Woon sangat membenci kakek.
Ji Woon berkata ibunya adalah wanita yang sangat biasa hingga orang akan bertanya-tanya bagaimana ibunya bisa mengenal ayahnya. Ibunya juga tidak pernah membicarakan ayahnya jadi Ji Woon jakin mereka tidak berpisah baik-baik. Ia datang ke Rumah Langit karena ia memiliki banyak pertanyaan.
Ha Won menasihati agar Ji Woon menanyakan langsung pada Kakek semua yang ingin ia tanyakan. Ji Woon memperlihatkan kamera tua yang ia temukan di kamar gudang ini. Jejak pertama yang ia temukan mengenai ayahnya karena nama ayahnya terukir di kamera tersebut. Tapi hanya ada kamera, tanpa ada foto.
Ha Won mengambil kamera itu dan pura-pura memotret mereka berdua untuk melaporkan kalau mereka saling menyukai. Ji Woon kembali tersenyum.
Tak lama kemudian Ha Won ditelepon oleh ayahnya sendiri. Ayahnya menjemputnya. Ha Won nampak sedih melhiat peralatan ayahnya di truk tersebut. Seakan ayahnya menghabiskan hidupnya di truk itu. Tapi pada ayahnya ia berkata ia menyukai bau bensin karena begitulah bau ayahnya. Ia menganggap ayahnya keren mengemudikan truk sebesar itu.
Ayah semakin merasa bersalah. Ia meminta maaf karena sudah salah paham. Ha Won berkata ia percaya ibunya tidak akan melakukan semacam itu. Ayah berkata seharusnya ia juga seperti Ha Won dan mempercayai istrinya.
“Ayah juga percaya pada Ibu. Aku memikirkan mengapa selama ini ayah tidak bekerja dan terus mencari Ahjusshi Young Jin meski ayah bilang aku bukan puteri Ayah. Ayah merasa bersalah karena tidak bisa berada di sisi Ibu pada waktu itu ketika ia dalam kesulitan dan ingin menemukan Ahjusshi untuk meminta maaf, bukan?”
“Ayah minta maaf padamu dan ibumu. Ibumu...dia....” kata ayah menahan tangis.
Ha Won menggenggam tangan ayahnya dan berkata ayahnya tidak perlu minta maaf. Ia mengajaknya pulang. Ayah berkata ia tidak tahu bagaimana perlakuan ibu tiri Ha Won dan Yoo Na selama ini. Ia berkata Ha Won akan susah jika pulang sekarang. Tapi ia juga tidak bisa mencampakkan mereka karena bagaimanapun ibu tiri Ha Won adalah orang yang ia pilih untuk ia nikahi. Ha Won mengangguk sambil tersenyum mengerti.
Ayah meminta waktu. Ia akan membuat keluarga mereka menjadi keluarga betulan. Ha Won berkata ia juga masih memiliki hal yang harus ia kerjakan.
Ibu tiri dan Yoo Na menyambut kepulangan ayah dengan gembira. Mereka langsung mengkeret begitu ayah menanyakan apakah ibu tiri Ha Won menemui Kang Young Jin. Ibu tiri mengaku. Ia berkata akan lebih baik jika Ha Won tinggal dengan ayah kandungnya. Ia juga mengaku berusaha mendapatkan uang sebagai kompensasi telah membesarkan Ha Won.
Ayah langsung membentak ibu tiri dengan keras. Ia berkata Ha Won adalah puteri kandungnya. Ia bertanya bagaimana selama ini mereka memperlakukan Ha Won. Keduanya langsung berlutut meminta maaf. Tampaknya mereka mengakui semua perbuatan mereka karena berikutnya mereka disuruh tinggal di balkan tempat biasa Ha Won tidur.
Mereka mengeluh sangat dingin. Yoo Na bertanya bagaimana Ha Won bisa tidur di sini. Ibu tiri berkata Ha Won memiliki banyak lemak lebih jadi bisa bertahan di cuaca dingin lebih baik. Memangnya beruang kutub? Mereka menangis ketakutan akan diusir ayah.
Hyun Min teringat saat pertama kali ia mengenal Hye Ji. Sebelumnya ia sudah bersahabat dengan kakak Hye Ji dan memberikan hadiah ulangtahun untuknya. Hye Ji muncul sambil menangis menanyakan hadiahnya. Kakak Hye Ji memperkenalkan Hye Ji pada Hyun Min.
Hyun Min menghibur ia memberikan hadiah pada kakak Hye Ji karena berulangtahun. Hye Ji berkata hari ini juga hari ultahnya. Ternyata mereka kembar. Hyun Min meminta maaf dan berjanji akan memberikan hadiah pada ultah Hye Ji berikutnya. Ia akan memberi hadiah ultahpada Hye Ji setiap tahun. Hye Ji akhirnya tersenyum.
Hyun Min menghela nafas panjang karena besok ultah Hye Ji.
Keesokan paginya ia menanti Hye Ji keluar dari kamar. Ia bertanya Hye Ji hendak pergi ke mana. Hye Ji berkata ia banyak rencana hari ini.
Madam Ji menyadari Yoon Sung masih mengawasinya. Ia tidak mengerti apa salahnya. Kenapa Kakek terus mencurigainya? Yoon Sung berkata ia juga tidak tahu. Madam Ji bertanya apakah Yoon Sung juga berpikir kalau ia berselingkuh. Yoon Sung menjawab ia tidak memiliki hak untuk menilai hal itu.
Madam Ji bertanya apakah mereka bisa makan bersama. Yoon Sung meminta maaf sebagai tanda menolak. Madam Ji menyerahkan sebuah kotak. Ia berkata ia tahu ia tidak berhak meminta Yoon Sung menraktirnya dengan gaji pertamanya, tapi ia benar-benar ingin membelikan dasi jika Yoon Sung diterima bekerja. Walau sudah sangat terlambat ia berharap Yoon Sung menerimanya.
Hye Ji berusaha mencari tempat tinggal baru yang murah. Penyewa menawarkan tempat kos pelajar atau kamar di bawah tanah. Pada akhirnya Hye Ji tidak mendapatkannya.’
Hyun Min menelepon dan bertanya ia ada di mana. Hye Ji bertanya untuk apa Hyun Min peduli ia ada di mana. Karena hari ini hari ultahmu, jawab Hyun Min. Hye Ji berkata ia akan berkumpul bersama teman-temannya hari ini dan segera menutup telepon. Ia tidak tahu kalau Hyun Min sebenarnya ada di dalam mobil tak jauh dari tempatnya berdiri.
Saat mobilnya berhenti di lampu merah, Kakek melihat sepasang muda-mudi sedang berangkulan dan terlihat sangat bahagia. Ia tertawa melihat para pemuda itu. Namun senyumnya lenyap begitu ia melihat kalau mereka adalah Ha Won dan Ji Woon. O...ow...kamu ketauan...
Bukan hanya Kakek yang memergoki mereka berdua. Ketika sudah tiba di rumah, Ha Won dan Ji Woon berdebat siapa yang masuk rumah lebih dulu. Rasanya berat bagi mereka untuk berpisah sebentar saja. Bahkan Ji Woon kembali memeluk Ha Won.
Dan Seo Woo melihat mereka. Ah...poor Seo Woo. Tapi ia memang sangat baik. Bahkan dalam keadaan patah hati, ia masih berusaha melindungi Ha Won. Begitu melihat Yoon Sung, ia segera mengalihkan perhatian Yoon Sung agar tidak melihat Ha Won dan Ji Woon yang sedang berpelukan. Untungnya usahanya itu berhasil.
Seo Woo mengalami kesulitan membuat lagu baru. Perkataan Kakek bahwa Ha Won harus pergi dan tidak menemui mereka lagi jika melanggar aturan dilarang berpacaran terus terngiang di benaknya. Maka ia pergi ke dapur membuat kopi. Ia juga membuatkan secangkir untuk Ha Won yang masuk ke ruang makan.
Melihat Ha Won terus tersenyum, Seo Woo bertanya apakah terjadi hal baik pada Ha Won akhir-akhir ini karena Ha Won terlihat lebih banyak tersenyum dari biasanya. Ha Won terlihat gugup.
Ha Won berkata teman dari temannya berpacaran untuk pertama kali dan tidak tahu hadiah apa yang bisa ia berikan untuk kekasihnya. Ia menanyakan saran Seo Woo.
“Pria tidak memerlukan hadiah. Cukup berada di sisinya dan tersenyum dengannya...seperti yang kaulakukan sekarang.”
“Dasar kau ini lagi-lagi menulis lagu cinta,” ujar Ha Won tersenyum. Ia tidak melihat raut sedih di wajah Seo Woo.
Malam itu Kakek menelepon meminta Ha Won menemuinya.
Hyun Min mencari Hye Ji di kamar Ha Won tapi Hye Ji belum pulang. Ia melihat sehelai catatan kecil di atas pakaian Ha Won yang pernah dipinjam Hye Ji. Ia membaca catatan itu: “Terima kasih untuk semuanya dan maafkan aku. Aku benar-benar ingin mengatakan ini padamu.”
Hyun Min segera pergi mencari Hye Ji ke mana-mana. Ia juga berusaha menelepon Hye Ji tapi teleponnya tidak aktif.
Ha Won pergi menemui Kakek. Kakek berkata ia kecewa pada Ha Won. Ia percaya pada Ha Won tapi ia membohonginya terang-terangan. Ha Won meminta maaf. Kakek bertanya apa yang akan Ha Won lakukan sekarang. Ia memberi 2 pilihan. Masa depan Ha Won atau Ji Woon.
“Lupakan mengenai Ji Woon, aku dan waktu yang kauhabiskan di Ruang Langit. Dan pergilah. Jika kau melakukannya, aku akan memberimu semua tunjangan yang sudah kujanjikan. Aku akan membayar biaya kuliahmu dan membayar gajimu. Tapi kau tidak bisa mendapatkan Ji Woon.”
Kakek berkata mereka bisa saja tetap bertemu secara sembunyi-sembunyi. Itu bukan hal yang tidak mungkin. Tapi bisa bertahan berapa lama? Beberapa bulan? Beberapa tahun? Ha Won nampak terguncang. Ia membungkuk hormat pada Kakek lalu keluar.
Sementara itu Kakek teringat pada peristiwa beberapa tahun lalu. Ketika itu sekretaris yang selama ini setia mendampinginya berpamitan padanya. Kakek berkata tidak usah berpamitan. Tapi sekretaris itu berterima kasih pada Kakek atas kesempatan untuk melayaninya selama ini. Kakek malah menyuruhnya segera pergi.
Puteri sekretaris, yang adalah ibu Ji Woon, tidak terima ayahnya diperlakukan seperti itu. Penyebab mereka diusir adalah karena ibu Ji Woon menjalin kasih dengan ayah Ji Woon. Ibu Ji Woon bertanya bagaimana bisa Kakek bersikap seperti itu pada ayahnya yang selama hidupnya bekerja melayaninya.
“Dan apa salahku?”
“Keberadaanmu sendiri sudah merupakan suatu kesalahan,” jawab Kakek.
Setelah ibu Ji Woon dan ayahnya pergi, ayah Ji Woon menemui Kakek karena tahu mereka diusir. Kakek berkata ayah Ji Woon tahu alasan ia mengusir mereka. Ayah Ji Woon berkata ia mencintai ibu Ji Woon. Tapi Kakek tertawa.
“Sepertinya ia tidak memiliki perasaan yang sama melihat kenyataan bahwa ia mengambil uang yang kuberikan dan pergi. Inilah sebabnya aku menyuruhnya untuk berhati-hati pada orang sepertinya. Inilah sebabnya mengapa aku melarangmu memiliki perasaan pada orang yang tidak mampu seperti dia.”
“Apa Ayah tahu Ayah seperti seorang pengecut karena mempermainkan perasaan orang dengan uang Ayah yang terkutuk itu?” Like father like son....
“Uang terkutuk? Semua yang kauinginkan tidak akan menjadi mungkin tanpa uang terkutuk itu!” kata Kakek tersinggung.
Ayah Ji Woon berkata ia tidak membutuhkan uang. Dengan sinis Kakek berkata lihat saja nanti seberapa seriusnya perkataan ayah Ji Woon tadi. Ayah Ji Woon pergi dengan marah.
Kakek membuka laci meja kerjanya dan mengeluarkan kotak cincin. Cincin di dalamnya mirip dengan cincin yang dimiliki Ha Won. Kakek teringat perkataan Ji Woon bahwa Kakek membeli orang dengan uang dan bertindak sesuka hatinya.
Hyun Min pergi ke taman bermain tempat ia pertama kali berkenalan dengan Hye Ji. Hye Ji ada di sana. Hye Ji menyuruh Hyun Min pergi karena teman-temannya akan segera datang.
“Teman? Teman yang mana?” ujar Hyun Min.
“Urus urusanmu sendiri. Ini tempat yang tepat untuk mengucapkan perpisahan kita selamanya.”
Ketika mereka kecil, di tempat bermain yang sama, dan di jungkat-jungkit yang sama, Hyun Min kecil memberikan hadiah cincin berbentuk hati pada Hye Ji. Lalu melamarnya. Hye Ji berkata ia akan menjawab lamaran itu 10 tahun lagi.
Dan sekarang sudah 10 tahun berlalu. Hye Ji berkata ia akan menjawab lamaran itu sekarang.
“Jawabanku adalah tidak. Kita tidak akan berhasil dengan baik.”
“Baiklah, tapi kembalilah ke Rumah Langit. Jika kau merasa tidak nyaman di sana, aku yang akan pergi. Jangan berkeliaran melakukan hal bodoh dan kembalilah.”
Tapi Hye Ji tidak berniat kembali hingga Hyun Min frustrasi karena Hye Ji tidak menurut padanya. Hye Ji berkata ia tidak memiliki alasan untuk menuruti Hyun Min dan ia jelas tidak memiliki alasan untuk kembali ke Rumah Langit. Ia berkata ia akan tinggal di rumah pamannya.
“Jangan bohong. Apa kau akan tinggal di tempat kos pelajar? Kau mencari temapt seperti itu karena kau tidak punya uang.”
Hye Ji marah karena Hyun Min ternyata memata-matainya. Ia menuduh Hyun Min sekarang mengasihaninya hingga menyuruhnya kembali ke Rumah Langit. Apakah itu juga sebabnya Hyun Min mendapatkan barang-barangnya setelah semua barangnya disita? Hyun Min berkata bukan itu sebabnya.
Hye Ji mengeluarkan unek-uneknya selama ini. Dulu Hyun Min pergi menghilang meninggalkannya seakan tak akan menemuinya lagi hingga ia sangat merindukannya. Tapi ketika kembali, Hyun Min menatapnya dengan dingin. Meski begitu ia tetap berusaha mendekati Hyun Min namun Hyun Min sangat melukai perasaannya hingga hatinya terasa dicabik-cabik.
“Apa menyenangkan bagimu mempermainkan perasaan orang lain?”
“Apa menyenangkan bagiku? Ketika kau merindukanku, aku merindukanmu ratusan kali lebih banyak. Aku ingin menyentuhmu saat kau menatapku. Aku ingin memelukmu setiap kau mendekatiku. Aku ingin melakukannya ratusan....bukan, ribuan kali lebih dari padamu. Aku lebih menghargaimu dan lebih mencintaimu. Tapi kita berdua tak bisa bersama.”
Ia akhirnya menceritakan kalau 10 tahun lalu ia ada di sana saat kakak Hye Ji ditabrak lari. Tapi ia sangat takut dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan ketika itu hingga ia melarikan diri.
“Inilah aku yang brengsek dan pengecut. Karena itu kau dan aku tidak akan pernah bisa bersama.”
“Jadi itu alasannya kau menjauhiku selama ini. Kau menipuku. Mari kita perjelas sekarang. Entah itu sengaja atau tidak, jangan pernah kita bertemu lagi. Kita tidak akan pernah berada di tempat dan waktu yang sama lagi.”
Hye Ji pergi meninggalkan Hyun Min sendirian.
Kakek bertanya bagaimana hasil penyelidikan Yoon Sung. Yoon Sung berkata tidak ada hal yang bisa ia laporkan. Kakek berbalik dan nampak limbung. Yoon Sung mengkhawatirkannya, tapi Kakek menyuruhnya pulang karena ia akan diantar supir. Yoon Sung mengenakan dasi merah pemberian Madam Ji. Apakah Kakek mengenali dasi itu?
Ji Woon berusaha menelepon Ha Won tapi tidak diangkat. Ia tidak sengaja menjatuhkan ponselnya ke bagian dalam gudang yang terkunci. Ia membobol kunci tersebut dan masuk. Di sana ia menemukan sebuah album foto lama. Ia terkejut saat melihat foto kemesraan ibu dan ayahnya. Juga foto ibunya di depan Rumah Langit.
“Ibu pernah tinggal di Rumah Langit?”
Yoon Sung akhirnya mengikuti keinginan Madam Ji untuk makan bersama. Madam Ji menggenggam tangan Yoon Sung dan berterima kasih karena sudah bersedia. Kakek datang dan melihat itu. Ia langsung kolaps.
Sementara itu Ha Won mengemas barang-barangnya.
Komentar:
Sigh....puteranya sudah meninggal tapi kok Kakek ngga kapok ya >,<
Mungkin Kakek sendiri tidak mengenal apa itu cinta hingga ia sendiri menikah sampai 5 kali. Atau ia telah terlalu banyak dikecewakan oleh para wanita yang mendekatinya hanya untuk hartanya? Kalau begitu kenapa ia berkali-kali menikah? Jika ia tidak mempercayai cinta, untuk apa ia menikah?
Lihat saja Madam Ji yang bak malaikat di matanya, tapi juga punya maksud lain di belakangnya. Aku rasa Kakek salah paham mengira Madam Ji selingkuh dengan Yoon Sung hingga ia sangat shock.
Setelah ia kehilangan ayah Ji Woon pun, ia tampaknya belum sadar juga dan mengulangi kesalahan yang sama pada hubungan Ha Won dan Ji Woon. Mungkin pendapat Kakek benar kalau hubungan mereka tidak bisa bertahan karena perbedaan status yang besar, tapi tetap saja bukan haknya untuk memisahkan mereka dengan tidak adil.
Untunglah kesalahpahaman ayah Ha Won telah terselesaikan. Entah apakah ibu tiri dan Yoo Na bisa merubah sikap mereka pada Ha Won. Mereka terlalu penuh kepura-puraan hingga sulit untuk melihat apakah mereka bisa berubah.
Frustrasi melihat hubungan Hye Ji dan Hyun Min. Hye Ji sudah terlalu terluka oleh sikap Hyun Min selama ini dan Hyun Min seolah membenarkan diri kalau ia melakukan semua itu demi Hye Ji. Apapun alasannya, hati Hye Ji sudah sangat terluka.
Ah sudahlah...aku shipperin Ja Young dan Seo Woo aja XD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)