Agustus 1586, Gangwon-do
Sebuah badai besar melanda desa nelayan di pinggir pantai. Warga panik berusaha menyelamatkan diri, atap rumah beterbangan. Puncaknya, sebuah ombak raksasa menghantam pantai.
Tapi setelah badai mereda dan langit kembali cerah, penduduk menemukan beratus-ratus ikan terdampar di pantai. Suatu berkah bagi mereka yang menggantungkan hidup dari hasil laut. Tanpa perlu melaut mereka sudah mendapatkan banyak ikan. Maka mereka berbondong-bondong memunguti ikan-ikan yang menggelepar di pasir.
Sekelompok penduduk menemukan sisik-sisik aneh di dekat sebuah gua. Sisik berukuran besar dan berwarna emas. Mereka melongok ke dalam gua dan melihat sesuatu di sana. Mereka terkesiap. Seekor...seorang (?) puteri duyung cantik melihat mereka dengan takut-takut dan waspada.
“Itu manusia atau ikan?!” tanya seorang dari mereka.
Puteri duyung itu hanya bisa menatap mereka tanpa berdaya. Ia tidak bisa bergerak dari sana karena terhimpit bebatuan.
Penduduk menangkapnya dan menyerahkannya pada bangsawan terkaya di sana, bangsawan Yang. Bangsawan Yang sangat senang melihat puteri duyung asli dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh puteri duyung itu.
Tapi budaknya mengingatkannya untuk berhati-hati. Ada legenda mengatakan bahwa jika seeorang menyentuh puteri duyung dengan sembarangan, puteri duyung itu akan mengambil jiwa orang tersebut dan menghapus ingatannya. Ia dengar itu adalah cara puteri duyung melindungi diri mereka dari manusia. Dan kabarnya beberapa nelayan jadi gila karena menyentuh puteri duyung.
Bangsawan Yang menarik tangannya dan berkata itu tidak masalah. Karena ia tidak akan menggunakan tangannya untuk menyentuh puteri duyung itu.
“Aku akan menggunakan pedang.”
Puteri duyung itu menoleh setelah mendengar perkataan Bangsawan Yang hingga mereka bertanya-tanya apakah puteri duyung mengerti perkataan mereka.
Bangsawan Yang merasa ini saat yang tepat karena malam ini ia akan mengadakan pesta untuk menyambut walikota yang baru. Walikota baru bersama rombongannya sedang dalam perjalanan menuju desa. Ia mengenakan sebuah gelang giok dengan ukiran sebuah nama di atasnya.
Malam itu diadakan pesta meriah untuk menyambut walikota Dam Ryeong (Lee Min Ho) yang baru saja tiba. Bangsawan Yang memujinya sebagai walikota tertampan dibandingkan walikota-walikota sebelumnya. Dam Ryeong tersenyum dan memuji dirinya sendiri kalau ia selalu juara satu dalam hal penampilan saat ia belajar di Sungkyunkwan.
Bangsawan Yang diam-diam merasa sebal dengan walikota yang narsis ini. Ia tersenyum prihatin dan menyayangkan kenapa orang sehebat Dam Ryeong menjadi duda secepat ini. Ia berkata Dam Ryeong bisa meluluhkan hati para gadis di desa.
Ia bertanya apakah Dam Ryeong pernah mendengar tentang puteri duyung. Salah satu anak buah Dam Ryeong berkata ia mendengar dari orang-orang di perahu bahwa puteri duyung akan mendapatkan kaki manusia saat mereka ke darat. Bahkan menurut legenda ada dari mereka yang menikah dengan manusia.
Seorang yang lain berkata memang ada rumor mengenai keberadaan puteri duyung tapi tidak ada seorang pun yang benar-benar pernah melihatnya. Ia menganggap legenda itu sama saja dengan cerita hantu yang menyebabkan orang-orang berkhayal.
Bangsawan Yang tertawa dan berkata ia akan menunjukkan hal yang paling langka. Beberapa orang membawa obor mengelilingi taman. Dam Ryeong melangkah ke balkon....dan melihat puteri duyung itu.
Puteri duyung itu menatapnya. Tangannya dalam keadaan terikat. Sementara para pelayan bangsawan Yang menyodok-nyodok punggungnya dengan batang bambu. Bangsawan Yang berkata itu adalah puteri duyung betulan yang ia tangkap sendiri.
Dam Ryeong berjalan ke taman sementara puteri duyung itu terus menatapnya dengan sedih. Ia bertanya apa yang hendak Bangsawan Yang lakukan dengan puteri duyung itu.
“Ada api yang tidak pernah padam di makam Qin Shi Huang. Apa kau tahu rahasianya? Minyak puteri duyung. Minyak yang diperoleh dari puteri duyung adalah yang berkualitas terbaik bahkan tidak bisa dibandingkan dengan minyak ikan paus. Tidak akan membusuk meski dibiarkan dalam waktu lama. Harganya tak ternilai. Setelah mengerjakan kewajibanku dan menjalani hidup dalam kebaikan, kurasa akhirnya keberuntungan menghampiriku,” kata Bangsawan Yang.
Dam Ryeong berbisik ia sudah memeriksa latar belakang Bangsawan Yang sebelum ia menduduki jabatannya di tempat ini. Dan ia tahu Bangsawan Yang sengaja membayar pajak lebih dulu untuk mendapatkan kedudukan di pemerintahan lalu menarik tiga kali lipat jumlah tersebut dari para nelayan.
“Itu adalah kejahatan yang sangat buruk. Dan semakin buruk karena Raja memerintahkan bahwa siapapun yang mengambil keuntungan dari pajak dan membuat rakyat menderita haruslah dihukum berat. Biasanya dihukum 100 pukulan...tapi kali ini sepertinya mengambil nyawa seseorang...sangat disayangkan....”
Bangsawan Yang terlihat takut dan bertanya apa yang harus ia lakukan. Ia akan memenuhi semua permintaan Dam Ryeong.
“Semua?” tanya Dam Ryeong.
“Semua....” Bangsawan Yang melirik penuh arti ke arah puteri duyung.
Puteri duyung itu dilepaskan ke laut. Ia berenang dengan anggun menjauhi perahu yang dinaiki Dam Ryeong. Di pantai, Bangsawan Yang terlihat marah karena Dam Ryeong telah mempermalukannya. Ia berkata puteri duyung tidak akan bisa bertahan jika meninggalkan laut. Ia akan menangkap puteri duyung iyu lagi dan ia akan menyingkirkan Dam Ryeong dengan tangannya sendiri.
Puteri duyung itu berbalik lalu muncul di permukaan air. Lalu ia berenang kembali menghampiri perahu Dam Ryeong dan mengulurkan tangannya pada Dam Ryeong.
Bangsawan Yang melihat itu dan bertanya-tanya apakah puteri duyung itu hendak menarik Dam Ryeong ke dalam laut untuk mengambil jiwanya dan menghapus ingatannya.
“Orang-orang bilang puteri duyung hanya menghapus ingatan yang mereka ingin hapus. Meski begitu lebih baik tidak menyambut tangan itu. Dunia manusia dan puteri duyung jelas berbeda. Entah itu takdir baik atau buruk, apa gunanya?” ujar budak Bangsawan Yang.
Dam Ryeong membungkuk lalu menyambut tangan puteri duyung itu...
Seoul, 2016
Seorang pria muda tampan dengan seenaknya menekan tombol berhenti bis padahal seorang gadis cilik sangat ingin menekannya. Pria muda itu memasang tampang cuek seakan tak bersalah meski dipelototi si anak kecil tadi.
Dan pria muda yang sama mengaku ia seorang pengacara pada seorang wanita di bar, membuatnya terkesan dengan kemampuannya bermain sulap. Dari gulungan tissue berbentuk mawar, dibakar dan plop...jadi setangkai mawar merah asli.
Pada lain kesempatan ia menjadi seorang pria culun yang hendak membeli barang antik. Tapi diam-diam dengan kecepatan tangannya ia menyembunyikan kontrak jual-beli yang baru saja dicapnya. Ia menyerahkan koper berisi uang pada si penjual setelah mendapatkan barang antik yang ia inginkan. Ketika si penjual membuka koper, isinya terbakar menyisakan setangkai bunga mawar.
Ia adalah seorang penipu ulung bernama Heo Joon Jae. Dan ia menjalankan aksinya tidak sendirian, ia ditemani Jo Nam Doo (Lee Hee Jun) dan Tae Oh (Shin Won Ho). Nam Doo seorang yang banyak bicara sedangkan Tae Oh seorang yang sangat irit bicara namun ahli IT. Mereka selalu sukses menjalankan penipuan mereka.
Nam Doo berkata Joon Jae itu seperti Harry Potternya para penipu. Tidak, Joon Jae lebih baik dari Harry Potter karena lebih tampan. Dan Joon Jae tidak menampik pujian tersebut.
Tempat mereka melakukan aksi berikutnya adalah kantor penuntut umum. Mereka menyamar menjadi tukang memperbaiki lift dan memanfaatkan waktu saat penuntut umum asli pergi makan siang.
Mereka baru saja berhasil melewati para satpam penjaga dengan aman ketika tiba-tiba salah seorang penjaga memanggil mereka dan bertanya dengan curiga di mana petugas Oh karena biasanya ia yang datang.
Dalam keadaan genting, Joon Jae dengan cepat menganalisis si penjaga tersebut dari caranya berpakaian, sikap tubuhnya, dan gerakan matanya. Ia memutuskan si penjaga sangat sensitif pada hipnosis.
Dengan santai ia mengeluarkan pemantik api lalu memainkannya di tangannya. Ia melakukan hipnotis dengan memutar pemantik api itu berulang-ulang di depan mata di penjaga.
“Dia di sana,” katanya pada si penjaga sambil menunjuk ke depan lift.
Si penjaga yang terhipnotis melihat ke arah lift dan melihat petugas Oh yang ditanyakannya. Ia beralasan tidak mengenali petugas Oh tadi karena hari ini Petugas Oh mengenakan kacamata. Kecurigaannya lenyap dan ia membiarkan mereka bertiga lewat.
Padahal “petugas Oh berkacamata” yang dilihat penjaga itu adalah seorang wanita berkacamata yang merupakan salah satu pegawai di gedung tersebut.
Joon Jae dan Nam Doo masuk ke kantor penuntut umum dan membuka pakaian tukang mereka dengan cepat. Joon Jae menyamar menjadi si penuntut umum sedangkan Nam Doo sebagai asistennya. Tae Oh naik ke atap gedung untuk mengawasi situasi.
Sepasang suami istri menemui mereka. Tentunya mereka tidak tahu kalau mereka menemui penuntut umum palsu. Dan mereka adalah target penipuan Joon Jae dkk.
Sang istri ternyata adalah pemilik perusahaan saham ternama. Mereka datang karena seorang murid SMA bunuh diri dan meninggalkan surat bunuh diri dengan nama putera mereka tertulis di dalamnya. (Bukan Kim Tan kan nama anaknya? ;p nyonya ini cameo Kim Sung Ryung yang menjadi ibunya Lee Min Ho di The Heirs^^)
Si istri mengomel tidak seharusnya puteranya mengalami hal semacam ini karena kematian seorang yang bodoh dan gila. Kalau mau mati, mati saja sendirian. Ia berkata puteranya akan segera masuk perguruan tinggi jadi sangat penting untuk menjaga kesehatan mentalnya. Joon Jae tampak tak suka mendengar perkataan si nyonya kaya itu.
Di luar, si penuntut umum asli hendak menyeberang jalan untuk kembali ke kantornya. Tapi Tae Oh membajak lampu lalu lintas hingga lampu untuk menyeberang selalu merah. Karena sudah berkali-kali ia memberi peringatan pada Nam Doo dan Joon Jae agar keluar dari sama dalam waktu semenit.
Nam Doo segera mengajak mereka pergi makan siang. Sang nyonya terpaksa mengikuti mereka. Di dalam lift, Joon Jae berkata ia tidak bisa melakukan banyak untuk mereka. Nyonya itu meminta Joon Jae tidak melibatkan puteranya dalam kasus tersebut dengan mengimingi ia memiliki akun rahasia di dekat Virgin Island.
Joon Jae berkata menyimpan di Virgin Island itu tidak aman. Semua orang tahu itu temapt penyimpanan pajak yang digelapkan. Bukankah seharusnya rahasia tapi kenapa tempat itu sangat terkenal? Sang nyonya terlihat ketakutan mendengar itu.
Saat mereka keluar gedung, mereka melewati sebuah mobil polisi yang membawa seorang tersangka dalam keadaan diborgol. Orang itu melihat Joon Jae dkk dan sepertinya mengenali mereka meski mereka tidak melihat orang itu. Dan orang itu sepertinya reinkarnasi dari Bangsawan Yang.
Joon Jae menyarankan pada nyonya itu untuk memindahkan dana rahasianya ke sebuah pulau di dekat laut Mediterania.
Dan berikutnya, mereka bertiga ada di bandara. Nam Doo sibuk meyakinkan si nyonya kalau ia sudah mendapatkan dana tersebut dan mereka sekarang dalam satu pihak. Jika dana itu terungkap pastinya penuntut umum akan turun dari jabatannya sementara perusahaan nyonya tersebut akan diaudit habis-habisan. Dengan kata lain ia meminta nyonya tersebut tidak khawatir dan tetap tutup mulut. Sementara dana itu? Tentu saja tidak ada di sebuah pulau di dekat laut Mediterania.
Aksi berhasil sukses. Tanpa bicara Tae Oh meninggalkan mereka berdua dan hanya melambaikan tangan. Joon Jae protes.
“Biarkan saja dia. Dia tidak tahu bagaimana berpamitan tapi ia bisa membuka pintu hanya dalam waktu 2 detik,” ujar Nam Doo.
“Aku paling benci kalau dia pergi tanpa berpamitan,” kata Joon Jae sambil berjalan pergi. Tanpa berpamitan pada Nam Doo. Nam Doo mengomel Joon Jae yang paling tidak tahu sopan santun dari mereka bertiga.
Joon Jae meneruskan perjalanannya sendirian untuk berlibur (kali ini sepertinya benar di sebuah pulau dekat laut Mediterania). Di pesawat ia berkenalan dengan seorang pramugari (cameo Krystal) dan mengaku ia seorang herbalis. Dengan gaya meyakinkan ia berkata keringat adalah cairan jantung, berdasarkan buku tabib kerajaan jaman Joseon. Berkeringat banyak artinya mungkin ada masalah pada jantung.
Pria tampan dan pintar jelas menarik perhatian banyak wanita, termasuk si pramugari. Karena pesawat hendak mendarat, pramugari itu membuka tutup jendela pesawat. Ia berkata tidak ada laut seindah tempat itu. Joon Jae menoleh ke jendela dan membenarkan.
Pramugari itu bercerita ia pernah mendengar dari seorang kakek yang sudah lama tinggal di tempat itu bahwa puteri duyung masih tinggal di perairan tersebut. Joon Jae tertawa tidak percaya.
Pramugari itu berkata dulu puteri duyung tinggal di semua lautan tapi sekarang kebanyakan dari mereka sudah menghilang dan sisa puteri duyung yang masih ada di bumi ini tinggal di perairan tersebut.
Di dalam perairan yang ditunjuk pramugari, beberapa puteri duyung berenang dengan tenang. Salah satu dari mereka adalah puteri duyung yang pernah ditangkap Bangsawan Yang. Ia memisahkan dari rekan-rekannya karena ia melihat sesuatu yang berkilau di dasar laut.
Ia berenang ke antara bebatuan dan mengambil benda berkilau tersebut. Ternyata itu adalah sebuah gelang giok dengan hiasan emas. Sepertinya itu giok Dam Ryung. Kok bisa terbawa ke laut itu ya dari Joseon...mungkin waktu 430 tahun telah membuat gelang giok itu berkelana sampai ke sana sama seperti si puteri duyung...
Puteri duyung membawa gelang tersebut ke permukaan dan tersenyum melihat indahnya gelang itu. Ia lalu mengenakannya. Di dekat sana ada sebuah kapal pesiar. Seorang anak kecil melihatnya dan memberitahu ibunya. Tapi ibunya tidak percaya. Puteri duyung itu tersenyum lalu kembali ke dalam laut.
Tiba-tiba air laut bergejolak, puteri duyung melihat ikan-ikan berenang menjauh. Rupanya terjadi badai. Joon Jae sudah tiba di tempat penginapan dan ia duduk merenung memandangi lautan yang luas dari bebatuan di tepi pantai. Badai itu terjadi jauh di tengah lautan hingga ia tidak memperhatikannya.
Puteri duyung berusaha menghindari badai tapi ia terseret arus air yang sangat deras dan akhirnya dihempaskan ombak hingga ke tepi pantai. Ia terdampar di atas bebatuan dalam keadaan tak sadarkan diri.
Saat ia terbangun (eh puteri duyung tidur juga ya?) ia melihat di sebelah bebatuan itu ada kolam renang. Karena penasaran, ia mengangkat tubuhnya untuk melihat lebih dekat. Tanpa sadar ia sudah berdiri di pinggir kolam.
Saat ia melangkah ia terkejut dan melihat ke bawah. Ia baru menyadari kalau ekornya telah berganti menjadi sepasang kaki manusia. Ia tidak terlihat takut malah terlihat penasaran melihat kakinya. Lalu ia terjun ke dalam kolam renang. Saat ia masuk kolam, kakinya kembali berubah menjadi ekor puteri duyung.
Joon Jae keluar dari kamarnya. Puteri duyung itu langsung bersembunyi ke dalam kolam saat melihat Joon Jae. Tapi ia sangat penasaran dan diam-diam muncul di permukaan untuk mengamati Joon Jae saat Joon Jae tidak melihat. Sementara itu teman-teman puteri duyung mulai menyadari menghilangnya satu teman mereka.
Joon Jae terbangun saat mendengar suara keras dari ruangan lain. Ia menuju ke sana dan melihat sisa makanan berserakan. Ia mengira ada pencuri masuk ke kamarnya. Ia menyusuri jejak sisa-sisa makanan itu hingga ke ruang ganti. Pakaiannya juga berserakan.
Ia memunguti pakaiannya untuk membereskannya. Tiba-tiba di lihatnya sepasang kaki manusia. Ia berteriak kaget dan melompat ke belakang.
Pelan-pelan ia mendekati rak pakaian dan menyingkap si pemilik kaki. Puteri duyung terkejut melihat ia ketahuan. Mulutnya belepotan sisa makanan. Ia menyembunyikan wajahnya di balik pakaian Joon Jae yang lain. Joon Jae menarik nafas lega saat ia melihat seorang wanita yang nampaknya tidak berbahaya.
“Siapa kau? Apa kau chinese? Japanese? Tidak, kau terlihat Korea,” ujarnya.
Ia terkejut dan mengomel saat melihat si penyusup itu mengenakan pakaian favoritnya. Ia mengeluh soal keamanan hotel tersebut dengan suara keras. Puteri duyung terkejut mendengar bentakan Joon Jae dan langsung memasang pose berkelahi dengan mengepalkan kedua tangannya.
Joon Jae hendak mengambil pakaiannya tapi puteri duyung menendangnya.. Joon Jae pun terlempar beberapa meter ke belakang dan mendarat di lantai dengan sukses. Sementara puteri duyung menggantungkan kembali pakaiannya ke tiang gantungan dan bersembunyi di balik pakaian Joon Jae.
Joon Jae bangkit berdiri hingga puteri duyung kembali memasang kuda-kuda. Joon Jae melihat ada sesuatu dalam genggaman penyusup itu. Ia menyuruh puteri duyung membuka genggamannya dan menyerahkan apa yang dipegangnya. Puteri duyung kembali menendangnya. Kali ini lebih keras hingga Joon Jae mendarat...untungnya di sofa.
Merasa malu dijatuhkan dengan mudah oleh seorang wanita, Joon Jae beralasan ia belum sempat peregangan tadi pagi. Namun sekarang ia sudah siap. Siap apanya? Ia mundur ketakutan begitu melihat puteri duyung keluar dari ruang ganti. Ia beralasan ia tidak mau berkelahi di pagi hari.
Ia hanya ingin penyusup itu meletakkan apapun yang digenggamnya dan ia akan menganggap semua ini tidak pernah terjadi. Puteri duyung melihat ke arah jendela dan mellihat lautan luas tempat tinggalnya.
Tanpa ragu ia berlari sekencang-kencangnya ke arah jendela. Joon Jae melongo.
Bruk!!! Puteri duyung itu menabrak jendela lalu jatuh pingsan. Joon Jae mempergunakan kesempatan itu untuk mengikatnya dan melapor ke pihak hotel agar menelepon polisi.
Puteri duyung sadarkan diri dan nampak kebingungan. Joon Jae menguliahinya agar tidak mempermalukan negara. Puteri duyung itu hanya menatapnya dengan pandangan tak mengerti. Joon Jae mengambil fotonya dan tangan mengepal penyusup itu.
Ia berusaha membuka genggaman tangan si penyusup untuk melihat apa yang dicurinya. Ceri. Joon Jae tertawa tak percaya. Sementara puteri duyung dengan cuek memungut ceri dari lantai lalu memakannya. Ia melihat berkeliling seakan mencari cara bagaimana agar ia bisa kembali ke lautan.
Polisi datang dan membawa puteri duyung pergi. Joon Jae melihat mereka memborgolnya. Ia merasa tak tega dan merasa itu tidak perlu. Tapi polisi berkata itu untuk mencegah puteri duyung kabur. Joon Jae berkata puteri duyung tidak mencuri apapun. Polisi dengan enteng berkata Joon Jae beruntung karena banyak pencuri di sekitar sini belakangan ini dan si puteri duyung menjadi tersangka utamanya.
Puteri duyung terus melihat ke arah lautan. Polisi membawanya pergi. Puteri duyung itu sempat menoleh melihat Joon Jae. Joon Jae menunduk dan melihat kaki puteri duyung yang lecet-lecet. Ia sepertinya merasa kasihan tapi ia melawan perasaan itu dan kembali ke kamarnya.
Ia melihat foto-foto puteri duyung dan baru menyadari gelang giok yang melingkari tangan puteri duyung. Sebagai seorang ahli, ia tahu itu bukan benda sembarangan.
Sementara itu puteri duyung yang dibawa dalam mobil polisi malah seperti anak kecil yang diajak piknik. Ia menoleh ke sana ke sini dengan penuh antusias. Ia menirukan bunyi klakson dan bunyi decitan rem mobil. Ia terbengong-bengong saat berhadapan dengan pintu otomatis yang membuka menutup sendiri. Polisi yang tak sabar akhirnya mendorongnya masuk. Ia melihat akuarium berisi ikan. Ia mendesis dan semua ikan itu kabur.
Joon Jae mengirimkan foto gelang pada Nam Doo untuk menyelidikinya. Gelang itu mirip dengan benda yang pernah ia lihat. Ia memberitahu kalau pemilik gelang itu tidak normal.
Puteri duyung kebingungan melihat keadaan sekelilingnya. Sementara polisi yang menginterogasinya mulai tidak sabar karena pertanyaannya diabaikan sama sekali dna mulai marah-marah. Puteri duyung terlihat tidak suka dengan nada bicara si polisi.
Tapi lalu ia melihat polisi lain mengambil tissue dari kotak tissue. Menurutnya kotak tissue itu jauh lebih menarik daripada si polisi galak. Maka ia pun mulai mengambil tissue meniru si polisi. Baginya itu hal yang menyenangkan dan ia mulai mengambili tissue terus menerus sambil tertawa.
Polisi bertambah marah dan menggebrak meja. Puteri duyung mengayunkan tangannya. Polisi itu terlempar ke belakang membentur pintu. Para polisi lain membantunya.
Puteri duyung mengambil senjata api di lantai. Para polisi langsung tiarap apalagi puteri duyung mengarahkannya pada mereka.
Tapi....kotak tissue lebih menarik bagi puteri duyung. Ia membuang senjata api itu lalu kembali duduk dan mengambil tissue seperti anak kecil yang sedang bermain.
Joon Jae berkencan dengan pramugari yang ia kenal di pesawat. Pramugari itu berkata ia sebenarnya seorang wanita yang berprinsip “hubungan yang dibuat di pesawat berakhir di pesawat, tidak ada pertemuan pribadi di darat”.
“Tapi kau membuatku melanggar janji pada diriku sendiri.”
Joon Jae tersenyum dan berkata ia pasti cukup terkesan pada pramugari itu. Ia bertanya kenapa tangannya sangat kecil. Ia menempelkan tangannya pada tangan pramugari itu lalu saat menariknya, seuntai kalung menggantung di tangannya (kalung yang sudah ia siapkan sebelumnya). Pramugari itu terlihat kagum dan bertanya bagaimana Joon Jae bisa melakukannya.
Joon Jae berdiri hendak mengalungkan kalung itu. Tapi tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponselnya. Ia membaca pesan dari Nam Doo tersebut.
“Gelang itu sedikitnya berusia 400 tahun atau 99% murni tapi aku yakin benda itu 100% asli. Jika asli maka nilainya lebih dari 6 miliar won. Untuk sekarang mari kita periksa dulu. Siapa pemilik gelang itu? Apa kau bersamanya?”
Joon Jae terbatuk karena terkejut dan duduk kembali tanpa mengalungkan kalung itu. Pramugari itu berkata kalung itu cantik dan apakah Joon Jae hendak memberikan kalung itu padanya.
“Tidak,” kata Joon Jae. Ia bilang ia hanya menunjukkan kalung itu untuk melihat apakah kalung itu cantik. Ia berbohong kalung itu untuk ibunya yang menyukai emas putih (orangtua biasanya lebih suka emas kuning). Lalu ia buru-buru pamit meninggalkan si pramugari yang kesal di-php.
Melalui telepon, Nam Doo menjelaskan lebih lanjut bahwa ada tulisan di gelang tersebut dalam huruf Cina: Dam Ryeong. Ia menduga itu nama seseorang. Ekspresi Joon Jae berubah saat mendengar nama Dam Ryeong dan ia tidak mempedulikan lagi celotehan Nam Doo mengenai betapa beruntungnya Joon Jae.
Joon Jae pergi ke kantor polisi dan menemukan puteri duyung tertidur di atas lantai sel sambil memeluk kotak tissue yang sudah kosong. Tissue berserakan di sekitar tubuhnya. Joon Jae memperhatikan kaki puteri duyung yang tidak mengenakan apapun. Ia meminta polisi melepaskan puteri duyung karena ia tidak mencuri apapun.
Tapi polisi itu tidak suka dan marah mendengar permintaan Joon Jae. Joon Jae langsung menganalis si polisi dan mengetahui kalau polisi itu baru menikah dan kurang kewaspadaan. Maka ia memutuskan untuk menggunakan situasi yang sama demi membujuk si polisi.
Ia mengeluarkan pemantik apinya dan mulai menghipnotis si polisi. Ia berkata puteri duyung bukanlah orang asing melainkan istrinya.
“Kami baru menikah. Lihat, ia mengenakan gaun pengantin,” Joon Jae menoleh pada puteri duyung yang sudah bangun dan bengong melihat mereka. “Kami harus pergi bulan madu tapi tidak bisa karena ia terkurung di sana.”
Polisi itu menoleh dan melihat puteri duyung itu mengenakan gaun pengantin. Joon Jae menjentikkan jarinya dan seluruh kantor polisi berubah seperti taman. Setidaknya dalam pikiran si polisi yang terhipnotis.
Polisi itu meminta maaf lalu melepaskan puteri duyung. Beberapa orang berpakaian pesta bertepuk tangan. Joon Jae menyerahkan buket bunga pada si polisi sebagai hadiah. Polisi itu berterimakasih dan mengucapkan selamat.
Padahal orang-orang yang bertepuktangan itu adalah para tahanan lainnya yang hendak kabur memanfaatkan pintu sel yang terbuka . Polisi lain cepat-cepat menutup kembali sel.
Di luar kantor polisi, Joon Jae meminta maaf pada puteri duyung sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Puteri duyung bingung melihat tangan Joon Jae yang terulur. Joon Jae mengira puteri duyung belum memaafkannya. Ia berkata mereka bisa pelan-pelan melakukannya.
Ia hendak menyentuh gelang yang dikenakan si puteri duyung. Puteri duyung langsung memasang pose siap berkelahi.
“Gelang itu cantik,” Joon Jae mundur untuk sementara. “Cantik.”
Puteri duyung menurunkan tangannya dan bergumam menirukan ucapan Joon Jae. “Can....tik?”
Joon Jae mengajak puteri duyung pergi. Sebagai permintaan maafnya, ia akan membelikan hadiah. Menyadari puteri duyung itu belum mempercayainya, ia menarik baju puteri duyung agar ikut dengannya.
Saat hendak menyeberang, puteri duyung melangkah begitu saja. Joon Jae cepat-cepat menariknya dan menunjuk lampu lalu lintas berwarna merah. Puteri duyung melihat lampu merah berbentuk orang yang merentangkan kedua tangan dan kaki. Ia menirukan pose tersebut dengan wajah serius.
Joon Jae tertawa dan bertanya-tanya siapa sebenarnya puteri duyung. Lampu hijau. Puteri duyung tidak bergeming sampai Joon Jae harus menarik bajunya.
Mereka masuk ke dalam mall. Joon Jae naik ke eskalator. Puteri duyung hendak mengikuti tapi takut saat lantai di bawahnya bergerak. Ia langsung berbalik mundur. Joon Jae kembali dan menggendongnya untuk naik eskalator. Orang-orang yang melihat mereka bertepuk tangan mengira mereka pasangan yang sangat romantis.
Joon Jae melihat kaki puteri duyung yang dipenuhi luka. Maka ia langsung menuju toko sepatu dan mendudukkan puteri duyung di sofa. Ia memilihkan sepatu dan menyuruhnya mencobanya.
Puteri duyung malah menaruh tangannya ke dalam sepatu dan menempelkannya ke dadanya, lalu ke telinganya. Dikira kerang apa ya?
Joon Jae mengambil sepatu itu lalu memakaikannya ke kaki puteri duyung. Puteri duyung bingung melihat Joon Jae tapi sepertinya ia bisa merasa kalau Joon Jae baik padanya.
Berikutnya Joon Jae membawa puteri duyung ke toko pakaian. Puteri duyung keluar dari kamar ganti dengan pakaian menutupi hanya bagian kepala. Pelayan toko sampai tak bisa menahan tawanya.
Joon Jae terpaksa ikut masuk ke kamar ganti untuk mengajarinya. Saat menunggu puteri duyung berpakaian, ia mendapat telepon dari Nam Doo. Tak mau terdengar puteri duyung, Joon Jae keluar dari toko.
Puteri duyung akhirnya selesai berpakaian. Ia terpesona pada cermin hingga berkali-kali bolak balik untuk berpose. She’s so cute^^
Ia melihat para pegawai sedang melayani pelanggan namun Joon Jae tidak ada di mana-mana. Maka ia berjalan keluar dari toko. Ia berhenti saat melihat dua badut melakukan atraksi di depan anak-anak. Ia ikut terpukau dan tanpa sadar mengikuti mereka.
Joon Jae kembali ke toko pakaian dan terkejut mendapati puteri duyung menghilang. Pelayan toko mengira puteri duyung masih di ruang ganti. Tapi ruang ganti sudah kosong.
Joon Jae pergi mencari “si enam miliar”, dan menemukannya di bagian anak hilang sedang asyik memakan permen yang sangat besar. Ia tertawa lega.
“Kenapa kau orang dewasa ada di sini?” ujarnya. Ia menegur puteri duyung karena tidak menunggunya. “Apa kau tidak tahu artinya menunggu? Jika kau pergi tanpa bilang-bilang, aku akan sangat terkejut. Apa kau tidak apa-apa? Kau tidak terluka?”
Puteri duyung itu sepertinya bisa merasa kalau Joon Jae mengkhawatirkannya. Joon Jae melihat gelang yang melingkari tangan puteri duyung dan kembali fokus pada apa yang diincarnya.
Puteri duyung menatap Joon Jae lalu tersenyum.
“Apa ini? Kau tahu bagaimana caranya untuk tersenyum,” kata Joon Jae balas tersenyum.
Puteri duyung tersenyum semakin lebar.
Joon Jae mengajaknya pergi makan. Lagi-lagi puteri duyung menaik perhatian orang-orang karena cara makannya yang sangat tidak biasa.
Puteri duyung memakan spaghetinya dengan tangan dan berusaha menyeruput helaian-helaian panjang spagheti ke dalam mulutnya. Joon Jae menghela nafas pasrah. Ia pindah tempat duduk ke sebelah puteri duyung.
“Apa kau dari hutan? Apa kau serigala jadi-jadian?” tanyanya bergurau sambil mengelap mulut puteri duyung yang belepotan.
Ia mengambil garpu lalu mengajari puteri duyung cara makan yang benar. Ia menyuapi puteri duyung dan menyuruhnya mencobanya sendiri. Puteri duyung mencoba menyendokkan spagheti dan memasukannya ke dalam mulutnya.
Joon Jae memujinya sambil tersenyum. Puteri duyung menoleh pada Joon Jae dengan bangga setiap kali ia berhasil menyendokkan spagheti ke mulutnya.
Saat puteri duyung menggenggam kue di kedua tangannya dan melahapnya, Joon Jae nampak termenung. Ia berkata sepertinya mereka sekarang suda menjadi dekat.
Ia mulai melakukan sulapnya dengan menaruh tangannya di belakang kepala puteri duyung. Lalu ia menyalakan pemantiknya di depan wajah puteri duyung. Puteri duyung terkejut.
Joon Jae menarik tangannya dari belakang kepala puteri duyung dan menurunkan seutas tali. Ia membakar tali itu dengan api dari pemantiknya. Tali itu berubah menjadi kalung. Kalung yang tadinya hendak ia berikan pada si pramugari.
Joon Jae memakaikan kalung itu ke leher puteri duyung dan memuji kalau itu terlihat cantik. Puteri duyung memandangnya dengan bingung. Joon Jae menyuruhnya meneruskan makan. Puteri duyung tersenyum dan melanjutkan makan.
Joon Jae terlihat tak enak hati. Di tangannya ia memegang gelang giok puteri duyung yang entah kapan ia lepaskan.
Setelah itu ia membawa puteri duyung kembali masuk ke dalam mall. Ia mendudukkannya di sebuah sofa dekat lift dan menyuruhnya menunggu. Lalu ia masuk ke dalam lift. O-ow...ia akan meninggalkannya setelah mendapatkan yang ia ingikan, bukan?
Joon Jae kembali ke hotel dan mengemas barang-barangnya. Ia sedang berbicara melalui telepon dengan Nam Doo. Nam Doo bertanya ke mana Joon Jae akan pergi dengan meninggalkan benda yang begitu berharga.
“Ke ujung dunia,” kata Joon Jae sambil menaruh foto Menara Herkules (Spanyol) dalam kopernya. Sepertinya itu tempat tujuannya berikutnya. Nam Doo terus mengomel tapi Joon Jae menyuruhnya menunggu seminggu.
Sebelum pergi, ia sempat menoleh melihat ceri di lantai. Lalu ia meninggalkan hotel itu.
Puteri duyung terus menanti Joon Jae. Ia menoleh setiap kali ada orang yang keluar dari lift namun Joon Jae tidak ada. Akhirnya seorang pegawai memintanya pergi karena sudah waktunya tutup. Puteri duyung berjalan pergi.
Hujan turun dengan lebat. Joon Jae melihat lampu lalu lintas dan teringat puteri duyung yang berpose.
Puteri duyung menanti di tempat anak hilang. Dua pegawai menemukannya dan menggiringnya keluar. Mereka kesal karena puteri duyung membuat mereka pulang lebih malam. Karena puteri duyung hanya menatap mereka dengan bingung, mereka menganggap puteri duyung gila.
Dengan sedih puteri duyung berbalik dan berjongkok di depan mall.
Joon Jae melihat itu semua. Ia menghampiri puteri duyung dan memayunginya. Fiuh...syukurlah, kalau tidak bisa-bisa kaki puteri duyung berubah di sana >,<
Puteri duyung tersenyum lalu mengulurkan tangannya kepada Joon Jae. Joon Jae menyambut uluran tangannya. Persis seperti yang terjadi 430 tahun lalu.
Epilog:
Di bagian anak hilang, puteri duyung mendekati anak yang sedang asyik makan permen. Anak itu terus bergeser hingga ke ujung bangku untuk menghindari puteri duyung tapi puteri duyung terus menempel padanya.
“Cantik,” ujar puteri duyung sambil melihat permen itu.
Lalu ia menyambar permen itu dan menjilatinya. Anak itu protes kalau permen itu miliknya.
“Tunggu,” ujar puteri duyung tanpa mempedulikan si anak yang mulai menangis.
Ibu anak itu datang dan membawanya pergi.
Puteri duyung: “Tunggu adalah sebuah kata yang berarti sesuatu yang baik akan terjadi. Sebuah kata di mana ketika aku pergi sebentar, temanku akan menemukanku kembali. Sebuah kata di mana ketika ada sesuatu yang menakutkan seperti hiu berkeliaran, kau tidak perlu merasa takut atau mencari-cari.”
Joon Jae muncul dan menegurnya karena sudah pergi tanpa bilang-bilang. Puteri duyung mengamati wajah khawatir Joon Jae dan tersenyum.
“Sebuah kata yang berarti temanku berharap aku tidak terluka. Sebuah kata yang membuat hati terasa hangat. Sebuah kata yang berarti sesuatu yang baik akan terjadi.”
Komentar:
I like it^^
Mungkin karena berasal dari penulis yang sama, terasa ada beberapa hal yang familiar seperti epilog di akhir episode.
Berbeda dengan alien yang jenius ketika tiba di bumi, puteri duyung benar-benar sangat polos seperti anak kecil yang baru mengenal dunia. Dan Jeon Ji Hyun memerankan perannya dengan sangat baik. Dan sangat cantik^^
Sebenarnya aku lebih tertarik dengan lanjutan kisah mereka di masa lalu. Apa yang terjadi setelah Dam Ryeong menyambut uluran tangan puteri duyung. Apakah cinta mereka sempat bersemi? Atau apakah ingatan Dam Ryeong hilang?
Puteri duyung juga nampaknya tidak mengingat Joon Jae yang sepertinya reinkarnasi atau keturunan Dam Ryeong melihat wajah mereka yang sama. Berbeda dengan Joon Jae yang sepertinya tahu siapa Dam Ryeong.
Aku juga ingin tahu bagaimana masa lalu Joon Jae dkk hingga mereka menjadi komplotan penipu. Dan ke mana uang hasil penipuan mereka yang jumlahnya pasti sangat besar? Apa mereka menggunakannya untuk keperluan mereka sendiri? Atau mereka masing-masing memiliki impian lain seperti Healer yang bercita-cita membeli pulau?
Walau mungkin bergelimang uang, sepertinya tidak memenuhi kekosongan di hati Joon Jae. Terlihat dari ia berkelana seorang diri. Saat menipu ia tampak tidak peduli dengan korban, tapi aku sempat melihat ada kemarahan ketika ia mendengar cerita nyonya kaya tentang puteranya yang tidak berhak tersangkut kasus bunuh diri temannya. Ia juga terlihat melembut dan bergelut dengan hati nuraninya saat hendak meninggalkan puteri duyung setelah berhasil mendapatkan gelangnya.
Seandainya puteri duyung tidak memakai gelang bernilai besar itu, apakah mungkin Joon Jae pergi ke kantor polisi untuk melepaskannya? Sangat mungkin. Karena toh ia kembali pada puteri duyung pada akhirnya. Takdir? Mungkin saja.
Kisah dua dunia seperti ini selalu membuat was-was di bagian akhir karena seringkali sulit membuat happy ending yang memuaskan. Tapi penulis sudah membuktikannya melalui You Who Came From The Stars jadi kita bisa dengan tenang menikmati ketampanan Lee Min Ho dan kecantikan Jeon Ji Hyun^^
menurutku gelang itu bukan di temukan si duyung, tapi emang dia simpan disana, mungkin di kisah masalalu si dam ryeong ngasih gelang itu ke duyung,, perkiraan aja sih ya.. hehehe
BalasHapusmakasih sinopsisnya, meskipun udah nonton terkadang ada beberapa hal yang kurang paham dan disini dijelasin secara detail :)
Iya betul..ak jg merasa putri duyung menyimpan gelang itu disana dan spt nya mmg ada 'sesuatu' yg trjadi antara dam ryeong dan putri duyung dimasa lalu..^^ aura my love from the stars dan the heirs juga terasa banget unnie fanny..^^
HapusIya betul..ak jg merasa putri duyung menyimpan gelang itu disana dan spt nya mmg ada 'sesuatu' yg trjadi antara dam ryeong dan putri duyung dimasa lalu..^^ aura my love from the stars dan the heirs juga terasa banget unnie fanny..^^
Hapusbisa jadi...tadinya aku sempat berpikir begitu, cuma merasa aneh kenapa baru dipakai sekarang. Atau mungkin dia cuma sekali-sekali pakai ya^^
HapusAkhirnya Teh Fanny bikin ulasan sinopsisnya...aku barusan selesai nonton epi 1 dan emang spt yg Teteh bilang msh bnyk yg blom terungkap..so..aku jd penasaran sm epi 2, cm emang kudu sabar secara baru besok bs dpt download yg udah subindo...hehe...(penasarannya engga separah MLSHR koq...)
BalasHapusTp knp yah Teh, koq aku agak engga sreg sm JJH unnie...pd wkt ketangkep di era Joseon ekspresinya bagus banget tp kemudian di era modern kesan takjubnya engga dapet gt...malah agak komedi slapstick...apa karena arahan PDnimnya...ya mungkin perasaan aku aja kali yaaa...too high expectation...setelah adegan ditinggalin di mall trus diusir pramuniaga tuh baru deh feelingnya dpt...nongkrong dipinggir toko trus disamperin sm LMH oppa...duhhh...mak jleb...hehe...
Wah seneng nyah--
BalasHapuskdramatized membuat full sinopsis LOTBS
Yeyyy mba fanny bikin sinop ini... suka suka sukaaaaa... aku sllu jadi silent reader mba fanny loohhh dan baru kali ini comment d sini... semangaattt mba di tunggu next episode nyaaa ya 😉😉
BalasHapusIni drama yang aku tunggu2 setelah W. Dan seneng banget mbak fanny bikin sinopnya. Semangat ya mbak...
BalasHapusHore 👏👏👏
BalasHapusAkhirnya ada fily yng di bintangi lgy
oleh Oppa Kes Lee Min Ho 👍👍👍👍👍
Lee Min Ho Is the Best
Aww... Suka banget sa jun ji hyun ��
BalasHapusEntah kenapa dia selalu dapet peran yg seperti itu....
Apakah ketemu lg sama orang yg berwajah sama karna dulu dam ryoeng pegang tangannya putri duyung? Apa karna ituu...
Mulai frustasi nunggu sampai episode terakhir qiqiqii
Sudah lebih dari dua tahun gak baca sinopsis drama korea #kangen
BalasHapusMaaf kak fanny baru komen setelah sekian tahun jadi penggemarmu (saya gaptek gak ngerti cara komen dulunya hehe...) terima kasih sinopsisnya. Saya usahakan mulai hari ini tiap kali masuk untuk baca akan meninggalkan jejak...
Suka bangt drama INI sejuta rasa buat Ku para idol main brng plus cerita dua dunia begini yg aku suka Karna fantasy Kata MGIG and MLFTS itu msh bekas bngt ceritanya moga ending nya bahagia,, gomawo mba funny
BalasHapusAku suka baca sinopsis di blog ini karena beda sama blog lain. Selain alur ceritanya jelas juga disertai gambar yg membuat memperjelas cerita. penginnya sih di blog ini ada semua sinopsis drakor hehe
BalasHapusHalo, aku suka dengan artikel ini, penulisan bagus, rapi dan mudah dimengerti
BalasHapus