Senin, 26 Desember 2016

Sinopsis Legend of The Blue Sea Episode 10

snap-00469

Joon Jae tertegun melihat lukisan pria yang sering muncul dalam mimpinya. Ia membaca tulisan yang tertera pada lukisan tersebut (hmm...Joon Jae bisa bahasa Cina juga ya?). Isinya sama dengan kata-kata yang diucapkan Dam Ryeong saat mereka bertatap muka dalam mimpi Joon Jae. Bahwa semua terulang kembali, termasuk takdir buruk. Dan agar Joon Jae melindungi wanita itu dari orang yang berbahaya.

Di jaman Joseon, Dam Ryeong menyuruh pelayannya (suami Jin Joo di kehidupan lalu) untuk mengubur kotak berisi lukisan dirinya sedalam 3 meter di halaman belakang rumahnya. Ia mewanti-wanti agar kotak itu tidak dibuka dan tetap dibiarkan di sana meski terjadi sesuatu pada dirinya. Pelayannya bertanya memangnya apa yang akan terjadi pada Dam Ryeong. Dam Ryeong terdiam mengingat catatan sejarah yang dibaca Joon Jae.

snap-00007snap-00013

“Kau ini apa? Siapa yang berbahaya? Siapa wanita itu? Siapa kau? Apa kau adalah...aku?” tanya Joon Jae frustrasi. “Bukan mimpi tapi benar-benar aku?”

Shi Ah menggedor pintu dan berkata pada Joon Jae kalau listrik padam. Joon Jae akhirnya keluar. Shi Ah memanfaatkan kesempatan untuk berpegangan pada Joon Jae dan berkata ia takut sendirian.

Ting! Lampu menyala kembali. Joon Jae melepaskan diri dari pegangan Shi Ah. Ia mengajak Shi Ah pergi. Shi Ah bingung, ia juga ingin melihat peninggalan itu. Joon Jae beralasan di luar hujan dan sudah malam, bukankah sebaiknya mereka pulang?

Tapi Shi Ah berkata ia tidak apa-apa. Ia dengar dari kurator kalau pria dari jaman Joseon itu setampan penyanyi K-Pop. Karena itu ia ingin melihatnya.

snap-00018snap-00019

Ia ternganga melihat lukisan di hadapannya. Joon Jae mengajaknya pergi karena Shi Ah sudah melihat. Shi Ah berkata Joon Jae juga pasti merasakan kalau orang dalam lukisan itu sangat mirip dengan Joon Jae.

“Mirip denganku? Apa memiliki mata besar dan berwajah tampan membuat mereka mirip denganku?” kilah Joon Jae.

Shi Ahe berkeras Dam Ryeong sangat mirip dengan Joon Jae. Joon Jae berkata menurutnya ia lebih tampan. Shi Ah bertanya mungkinkah Dam Ryeong adalah leluhur Joon Jae. Tapi marga mereka tidak sama.

Ia meminta Joon Jae melihat jejak leluhurnya karena ia merasa aneh dengan semua ini. Belum lagi alasan kenapa Joon Jae sangat tertarik dengan Kim Dam Ryeong. Mungkin saja ada hubungan darah?

Joon Jae meminta Shi Ah merahasiakan kedatangan mereka ke sini malam ini. Alasannya ia sebenarnya bukan orang yang berwenang masuk dan ia khawatir Shi Ah mendapat masalah karenanya. Ia berkata lebih baik hanya Shi Ah yang tahu. Shi Ah tentu saja senang karena memiliki rahasia bersama Joon Jae.

snap-00022snap-00027

Dae Young terbangun dari tidurnya dengan berkeringat dingin. Ia bertanya-tanya kenapa ia terus memimpikan hal yang sama. Dan ia tidak suka dengan mimpi itu.

Chung tidak bisa tidur karena Joon Jae belum pulang juga setelah menemui Shi Ah. Ketika ia mendengar suara dari kamar Joon Jae, ia langsung turun dan memarahi Joon Jae yang pulang jam 11 malam.

“Itu melewati batas waktu jam 8, kan? Kau menyuruhku pergi jika aku melewati batas waktu.”

Joon Jae berkata peraturan itu hanya berlaku untuk orang yang numpang gratis di rumahnya, bukan untuknya yang adalah pemilik rumah. Chung bertanya apa biasanya memang seperti itu. Joon Jae mengiyakan, semua harus sesuai dengan keinginan pemilik rumah.

“Jika kau merasa tidak adil, beli saja rumah sendiri dan tinggal di sana,” ujarnya. Ia naik ke tempat tidur dan mengeluh sangat lelah.

snap-00039snap-00046

Sesuatu membuatnya menoleh dan berguling kaget. Chung sedang duduk di dekat tempat tidur sambil mendelik galak ke arahnya. Joon Jae menyuruhnya berhenti karena terlihat seperti hantu. Chung berkata ia akan terus seperti itu. Kenapa?

“Karena ini mataku. Dan karena aku pemiliknya, aku yang memutuskan apakah aku akan memelototimu atau melihatmu dengan biasa. Ini aturanku, memelototimu saat aku marah tapi tidak ada yang bisa dikatakan.” Bwahahaha XD

Joon Jae tertawa geli. Ia bertanya untuk apa Chung terus melihatnya. Chung berkata untuk mengganti waktu di mana ia tidak bisa melihat Joon Jae. Joon Jae terdiam dan seperti biasa diam-diam tersenyum. Ia mempersilakan Chung melakukan apa yang ia mau karena lama-lama Chung akan pusing. Benar juga, Chung mengejap-ngejapkan matanya.

snap-00051snap-00060

Joon Jae berkata ada sesuatu yang ingin ia tanyakan. Ia berkata Chung pernah mengatakan bahwa ia bermimpi setelah mengalami kecelakaan dan dirawat di IGD. Ia bertanya mimpi seperti apa hingga Chung mengatakan ia telah menyelamatkannya.

Chung jelas ingat mimpinya di mana ia mengulurkan tangan pada Joon Jae (Dam Ryeong) yang berdiri di atas perahu dan Joon Jae menyambut tangannya.

Joon Jae memberikan contoh menyelamatkan orang, seperti memegangi ketika akan jatuh atau mengangkat Chung keluar dari luibang. Ia bertanya tepatnya apa yang ia lakukan untuk menyelamatkan Chung. Chung hanya diam.

“Kau tidak ingat? Baiklah. Bagaimana dengan jamannya? Jaman apa? Mungkin aku mengenakan pakaian tradisional seperti dalam drama tentang pangera?”

Chung berkata ia tidak ingat. Ha, ia berbohong dengan sangat baik karena tidak gugup, tidak menyentuh kuping dan bibir, juga tidak menyilangkan tangan di dada dan yang terpenting ia mengatakannya sambil menatap Joon Jae.

Joon Jae percaya karena Chung saja bahkan tidak mengingat namanya sendiri, bagaimana bisa mengingat mimpi itu. Ia berkata Chung boleh naik ke atas. Serta merta Chung langsung naik ke kamarnya. Membuat Joon Jae sedikit kecewa karena tadi Chung berkata akan terus melihatnya semalaman.

Chung menutup pintu dan memegangi jantungnya yang berdebar kencang. Ia baru tahu rasanya berbohong.

“Untunglah Heo Joon Jae tak bisa mendengar suara asliku.”

snap-00071snap-00074

Joon Jae kembali bermimpi. Kali ini tentang Se Hwa yang tak sadarkan diri dalam sebuah gudang dengan sekeranjang mutiara di dekatnya. Dam Ryeong menemukannya dan meminta maaf karena datang terlambat. Dam Ryeong menggendong Se Hwa dan menyelamatkannya.

Joon Jae terbangun. Ia turun ke dapur dan melihat Nam Doo di sana sedang minum bir. Ia ikut minum bersamanya dan berkata ia merasa aneh akhir-akhir ini. Nam Doo bertanya apakah Joon Jae lagi-lagi bermimpi menjadi Dam Ryeong. Tidak,. Sangkal Joon Jae.

“Joon Jae, apa kau tahu apa yang seharusnya paling aneh menurutmu? Chung.”

Ia bertanya apa Joon Jae tidak merasa Chung itu aneh. Joon Jae berkata sejak awal Chung memang sedikit aneh. Nam Doo berkata lagi-lagi Joon Jae menganggap remeh hal itu.

“Chung memang cantik dan baik hati. Tapi ia aneh seakan berasal dari dunia lain,” kata Nam Doo.

snap-00083snap-00090

Ia mengaku ia membawa hasil rontgen Chung ke dokter kenalannya. Awalnya Joon Jae marah karena Nam Doo melakukan hal itu. Nam Doo berkata rumah sakit mengira hasilnya tertukar tapi ia tidak merasa demikian. Dan Joon Jae yang biasanya pasti akan mencurigai hal itu. Tapi Joon Jae malah tidak mempermasalahkannya.

Joon Jae bertanya apa hasilnya. Nam Doo berkata dokter memastikan kalau itu hasil rontgen dari orang yang sama. Patah tulang mungkin belum sembuh sepenuhnya dalam jangka waktu 6 minggu tapi Chung sembuh dalam waktu kurang dari seminggu dan ssangat aktif seperti biasanya. Bukankah itu aneh?

Ia juga menunjukkan mutiara yang ia curi dari kantung plastik Chung. Bukankah aneh seorang yang tidak memiliki pekerjaan dan keterampilan mempunyai mutiara seperti itu dalam kantung plastik? Mengatakan akan menjual semuanya dan memberikan uangnya pada Joon Jae.

Joon Jae baru pertama kali mendengar hal itu. Ia mengamati mutiara tersebut dan teringat pada mimpinya tadi. Ia bertanya darimana Chung mendapatkannya. Nam Doo berkata ia tidak tahu. Namun ia yakin Chung dan Joon Jae bertemu di Spanyol meski Joon Jae tidak ingat sampai sekarang.

“Kau bilang itu alasanmu membiarkan Chung tinggal dalam rumah ini. Tapi sekarang kau bahkan tidak ingin tahu lagi, bukan?”

“Lalu bagaimana denganmu, Kak? Kenapa kau ingin tahu?”

Nam Doo berkata ia takut Joon Jae kembali menjadi orang baik. Dengan susah payah ia membuat Joon Jae jadi orang tidak baik dan akhirnya Joon Jae berguna. Setelah bertemu Chung sepertinya Joon Jae ingin menjadi pria baik hingga ia khawatir.

“Jika kau menjadi orang baik, kau akan meninggalkan aku.”

Joon Jae berkata Nam Doo berbicara melantur. Nam Doo berkata ia penasaran ingin tahu Chung itu sebenarnya siapa dan ia akan mencari tahu. Setelah Nam Doo pergi, Joon Jae bergumam ia harus menjadi yang pertama tahu siapa Chung sebenarnya.

snap-00092snap-00100

Detektif Hong memeriksa kasus-kasus lama Ma Dae Young dan melaporkannya pada atasannya. Selama ini Ma Dae Young dituntut atas 13 kasus yang sebagian besar merupakan kasus kekerasan karena tidak bisa mengendalikan amarah.

Tapi pada tahun 1988-1989 (sekitar usia Joon Jae ditinggalkan ibunya dan ayahnya menikah dengan Nyonya Kang), Dae Young dilaporkan melakukan lebih dari 30 kasus perampokan di sebuah mall di Seongnam. Dan pada masa itu Dae Young memiliki seorang kekasih.

Penglihatan Presdir Heo makin memburuk hingga ia kesulitan mengambil makanan yang ada di hadapannya. Chi Hyun bertanya apa ayahnya tidak apa-apa. Presdir Heo berkata akhir-akhir ini ia sering pusing.

Nyonya Kang pura-pura khawatir menyuruh suaminya minum obat (yang sudah ia tukar) setelah makan dan menyarankah agar tidak masuk kerja.

“Jika ada yang penting katakan saja padaku, aku akan menyampaikannya pada sekretaris Kim,” katanya.

Chi Hyun melihat pada ibunya dengan curiga. Presdir Heo mengangguk. Akhirnya Chi Hyun membantu ayahnya mengambilkan makanan.

snap-00110snap-00114

Yoo Na bangun di apartemen yang kosong karena ibunya sudah berangkat kerja. Di meja ada sebungkus roti dan sekotak susu untuk sarapannya, disertai catatan agar Yoo Nae pergi les make-up setelah pulang sekolah. Yoo Na terlihat sedih.

Chung kembali mencoba untuk mendapatkan boneka gurita pink di mesin permainan. Ia berkali-kali gagal meski sudah berhasil menjepit boneka tersebut. Hingga ia berteriak kesal.

“Apa yang akan kakak lakukan jika mendapatkan boneka gurita pink itu?” terdengar seorang anak bertanya.

Chung menoleh dan tersenyum melihat Yoo Na. Ia bertanya bagaimana Yoo Na bisa tahu tempat ini. Yoo Na berkata ia tidak sekolah hari ini tapi jadi tidak punya tempat tujuan. Karena ia ingat Chung pernah berkata tinggal di daerah sini, ia mencoba datang ke sini.

“Tapi kenapa kau tahu pikiranku bahwa aku harus mendapatkan bonek gurita pink bagaimanapun caranya?”

“Karena Kakak mengatakannya.”

“Aku tidak mengatakannya. Itu bukan suara yang bisa kaudengar.”

Yoo Na berkata pokoknya ia dengar Chung mengatakan itu. Ia mengajak Yoo Na melihat bagaimana ia bermain.

snap-00118snap-00119

Di rumah, Joon Jae mencari-cari Chung. Ia naik ke kamar atas tapi Chung tidak ada. Ia melihat di samping tempat tidur Chung ada wadah kaca yang seperempatnya berisi butiran air mata eh mutiara.

“Darimana ia mendapatkan semua ini? Tapi kenapa ia bilang akan mencari uang dan memberikannya semua padaku? Kapan aku meminta uang darinya?”

Nam Doo sedang sibuk berbicara dengan Jin Joo yang terus menerus menelepon untuk menanyakan apakah Nam Doo sudah bicara dengan Kim Jae. Nam Doo berkata ia sudah mengungkitnya tapi meminta Jin Joo tidak berharap banyak.

Sementara miliuner Kim Jae sibuk lari ke seluruh pelosok rumah. Setelah menutup telepon, Nam Doo bertanya apa yang sedang Joon Jae lakukan. Mencari Chung?

“Bukan, di mana Tae Oh?” Pffft...

Tae Oh menoleh dari tempatnya biasa bermain game.

“Apa kau ini benar-benar penipu? Kenapa kau begitu buruk dalam berbohong?” ujar Nam Doo.

snap-00129snap-00131

Pintu dibuka, Chung masuk diiringi Yoo Na. Joon Jae langsung menegurnya karena ia sudah memberitahu Chung agar mengecas ponselnya.

“Kenapa kau membawanya ke mana-mana dalam keadaan padam? Apa itu dekorasi? Senjata?”

“Ini mati,” Chung menggoyangkan ponselnya.

Joon Jae membetulkan kalau ponsel itu tidak mati tapi padam. Ia berkata Chung harus memberi ponsel itu makan.

“Kau tidak pernah terlewat satu kali makan pun dan makan banyak. Apa kau tidak berpikir kalau ia akan kelaparan?”

“Ponsel itu dicas, bukan lapar,” ujar Yoo Na.

Barulah Joon Jae menyadari kehadiran Yoo Na. Chung berkata Yoo Na adalah temannya.

“Kenapa semua temanmu seperti itu? Sebelumnya seorang pengemis dan sekarang anak SD,” gerutu Joon Jae.

“Ahjuushi (Paman atau Oom – bukan om telolet om ya) adalah seorang pengangguran,” balas Yoo Na.

“Siapa yang Ahjusshi dan siapa yang pengangguran? Kau ini salah dua-dua-nya,” ujar Joon Jae.

Yoo Na berkata pada jam seperti ini orang biasanya pergi bekerja tapi Joon Jae bermalas-malasan di rumah, berbaring nonton TV (Nam Doo), dan main game (Tae Oh). Itu disebut pengangguran.

Joon Jae berkeras ia bukan pengangguran. Ia berkata ia seorang pekerja lepas. Ia mengerjakan pekerjaan khusus yang bisa ia kerjakan dari rumah. Chung membenarkan. Ia berkata Joon Jae bekerja bagi negara bahkan lebih keras dari seorang pegawai negeri. Joon Jae juga menyebarkan kekayaan.

“Jadi setelah besar nanti kau harus menjadi seperti Heo Joon Jae.”

“Jangan!” Seru Joon Jae. Ia tersadar reaksinya terlalu berlebihan. Ia beralasan tidak semua orang bisa menjadi seperti dirinya.

snap-00135snap-00147

Nam Doo bertanya apa liburan musim dingin sudah dimulai, kenapa Yoo Na tidak sekolah. Kau bolos sekolah?! Seru Joon Jae. Yoo Na menunduk.

Pihak sekolah sepertinya menelepon ibu Yoo Na tapi ibu Yoo Na sedang sibuk bekerja.

Yoo Na diinterogasi oleh Joon Jae. Ia bertanya kenapa Yoo Na tidak pergi sekolah. Nam Doo mengingatkan kalau Joon Jae berhenti sekolah dan pergi dari rumah juga (meski akhirnya mengikuti ujian persamaan). Joon Jae membela diri ketika itu ia sudah SMA sedangkan Yoo Na masih SD. Ia berkata Yoo Na harus sekolah untuk belajar.

Nam Doo berkata pasti ada alasannya dan meminta Yoo Na memberitahu mereka. Chung bertanya apa teman-temannya menggganggunya lagi. Yoo Na berkata setiap kali ia persi sekolah, tiba-tiba ia memiliki kekuatan super. Nam Doo menertawakannya. Kekuatan super apa?

snap-00156snap-00163

“Aku menjadi orang tak terlihat. Anak-anak itu tidak bisa melihatku. Mereka juga tidak bicara padaku. Jadi aku tak perlu pergi ke sekolah karena tidak ada seorangpun yang tahu aku ada atau tidak.”

Joon Jae sepertinya mengerti apa yang dirasakan Yoo Na. Nam doo bertanya mengapa anak lain seperti itu.

“Karena aku berbeda dari anak lain. Tempat tinggalku berbeda dan aku aku hanya tinggal bersama ibuku. Kurasa itu sebabnya. Bukankah orang biasanya tidak menyukai orang yang berbeda dengan mereka?”

“Aku juga berbeda. Heo Joon Jae mungkin tidak akan menyukaiku juga jika ia tahu aku berbeda. Dia juga mungkin akan meninggalkanku, kan?” tanya Chung dalam hati.

Joon Jae tersentak dan menoleh seakan bisa mendengar pikiran Chung tadi. Ia semakin kaget mendengar perkataan Yoo Na.

snap-00175snap-00177

“Kenapa Kakak berbeda? Jika Kakak berbeda, kenapa ahjusshi Heo Joon Jae tidak akan menyukaimu dan meninggalkanmu?”

Chung menatap Yoo Na. Nam Doo bingung dengan apa yang dikatakan Yoo Na. Yoo Na berkata Chung baru saja mengatakan demikian. Tapi Tae Oh dan Nam Doo tidak mendengar apapun. Nam Doo berkata mungkin Yoo Na terllau gugup karena bolos hingga mendengar hal-hal yang tak ada. Yoo Na berkeras ia mendengarnya.

Chung cepat-cepat mengajak Yoo Na ke kamarnya. Setelah mereka pergi, Joon Jae bertanya pada Nam Doo dan Tae Oh apakah mereka benar-benar tidak mendengar kata-kata yang tadi Yoo Na ucapkan. Mereka berdua tidak mendengar apapun.

snap-00180snap-00182

Setelah hanya berdua, Chung bertanya apakah Yoo Na benar-benar bisa mendengar suara hatinya. Ia mengetes dengan meminta Yoo Na mengucapkan apa yang ia pikirkan.

“Aku datang dari tempat yang jauh.”

Yoo Na mengucapkan kalimat itu sama persis.

“Jadi aku juga kesepian. Aku datang jauh-jauh ke sini hanya tertuju pada satu pria.”

Yoo Na mengatakannya denganm tepat hingga Chuung akhirnya percaya kalau Yoo Na bisa mendengar suara aslinya. Yoo Na bertanya apakah orang lain tidak bisa mendengarnya.

“Iya, tapi jangan katakan hal ini pada orang lain,” pinta Chung. “Kau sendiri tadi bilang kalau orang membenci orang yang berbeda dengan mereka. Akan ada masalah besar jika Joon Jae tidak menyukaiku. Jadi jangan katakan pada siapapun.”

Yoo Na berjanji tidak akan mengatakan pada siapa-siapa.

snap-00192snap-00193

Joon Jae bergegas ke rumah sakit begitu mendengar kabar tentang Manajer Nam. Manajer Nam telah sadar dari komanya. Tapi ia hanya bisa membuka matanya, tidak bisa bicara maupun menggerakkan tubuhnya. Begitu melihat Joon Jae, air matanya mengalir seakan ada yang ingin ia katakan. Joon Jae menenangkan istri Manajer Nam kalau Manajer Nam akan baik-baik saja karena sudah melewati masa kritis.

Istri Manajer Nam mengantar Joon Jae keluar kamar. Ia bertanya apakah Joon Jae sudah mendengar kabar dari ibunya. Joon Jae heran kenapa istri Manajer Nam tiba-tiba menanyakan ibunya. Ia bertanya apakah istri Manajer Nam mendengar sesuatu tenatnag ibunya.

“Sebenarnya, dulu aku terkadang mendapat telepon dari ibumu,” kata istri Manajer Nam dengan tak enak hati.

“Ibu menelepon?” tanya Joon Jae kaget.

Istri Manajer Nam meminta maaf tidak memberitahu Joon Jae karena dilarang oleh ibunya. Joon Jae bertanya di mana ibunya. Istri Manajer Nam tidak tahu. Ibu Joon Jae terakhir menelepon beberapa tahun lalu.

Setiap kali menelepon ia pasti menanyakan kabar Joon Jae, tapi istri Manajer Nam tidak sanggup memberitahunya ketika Joon Jae pergi dari rumah. Jadi ia berkata pada ibu Joon Jae agar tidak khawatir karena Joon Jae pergi kuliah di universitas yang bagus dan melanjutkan studi di luar negeri.

snap-00210snap-00217

Perbincangan mengenai ibunya tersebut, membuat Joon Jae murung dan minum sendirian di kamarnya. Chung membuka pintu kamar atas dan bertanya apa yang sedang ia lakukan. Joon Jae melarangnya turun. Chung mengiyakan....sambil menuruni tangga.

Ia bertanya apakah Joon Jae minum minuman beralkohol. Ia banyak melihat di TV saat orang minum alkohol mereka tertawa, menangis, berbicara, bertengkar, bahkan tidur di jalan. Joon Jae berkata itu semua dilakukan Nam Doo saat mabuk.

“Apa kau tahu kenapa ia dijuluki Anjing Nam Doo (maaf), karena ia menjadi seperti anjing jika minum. Bersikap cute, menelepon mantan pacar atau pacarnya dan mengganggu mereka. Terus menerus mengulang perkataannya dan selalu menyangkal kalau ia mabuk. Itu karena salah belajar mengenai alkohol sejak awalnya.”

Ia berkata ia tidak begitu suka minuman beralkohol jadi ia bisa menikmatinya tanpa dikendalikan olehnya. Chung meminta Joon Jae mengajarinya minum.

snap-00219snap-00221

Mereka pindah ke dapur. Joon Jae menuangkan minuman ke dalam gelas. Belum selesai ia bicara, Chung sudah menenggak isinya lebih dari separuh. Joon Jae berkata Chung tidak bisa meminumnya seperti itu. Mereka harus tos dulu. Joon Jae mengajarinya tos dan Chung sangat senang hingga terus mengulangnya.

Hingga 4 botol kemudian (ngga kembung apa ya???)...Chung mulai mabuk. Ia menatap gurita kering dan menangisinya.

“Manusia sangat kejam. Bagaimana bisa mereka memasak, memotong, mengeringkan kalian. Kalian sangat menyedihkan.”

“Kata orang yang tergila-gila pada sashimi,” ujar Joon Jae.

“Dia berbeda. Bagiku gurita itu seperti anjing bagi kalian manusia. Kau tidak tahu mereka itu sangat pandai menempel” rengek Chung.

“Kalian manusia? Apa kau bukan manusia?”

“Tentu saja bukan. Aku adalah put...” Chung terdiam.

Lalu dalam beberapa detik kemudian ia tersadar dan bertanya apakah tadi dia mabuk. Joon Jae terkejut bagaimana orang mabuk bisa secepat itu sadarnya. Chung mengaku ia tadi merasa pusing tapi sekarang ia sudah sadar sepenuhnya. Ia mengajak tos lagi.

snap-00232snap-00244

Setelah 6 botol....Joon Jae berkata Chung beruntung karena belajar minum darinya. Ia bukan orang yang suka alkohol jadi ia menikmati tanpa dikendalikan. Chung berkata tadi Joon Jae sudah mengatakan hal yang sama. Tapi Joon Jae malah terus mengulang perkataan yang sama.

Setelah 10 botol...Joon Jae mulai tertawa sendiri tanpa sebab. Ia merebahkan kepala di meja. Chung memanggilnya dan ia langsung bangkit kembali. Ia berkata pada sekelilingnya kalau tidak ada seorangpun yang boleh pulang ke rumah.

“Tapi di sini adalah rumah,” kata Chung.

“Terutama kau,” Joon Jae menunjuk Chung. Ia berkata berkali-kali Chung tidak boleh pergi. Cung berkata ia tidak pergi dan ia tidak punya tempat tujuan jika ia pergi.

Joon Jae mengambil ponselnya dan melarang Chung mematikan ponselnya. Ia berkata jika tidak sedang di rumah, Chung harus selalu berada di sisinya.

“Tapi kau tidak mengerti. Kau tidak mendengarkan.”

snap-00267snap-00269

Ia menelepon ponsel Chung. Chung hendak mengambilnya tapi Joon Jae melarangnya beranjak dari tempat duduknya. Setelah itu ia mengomel Chung lagi-lagi tidak menjawab teleponnya dan selalu mengabaikan teleponnya.

“Shim Cheong!!! Shim Cheong!! Shim Cheongg!!1” teriaknya pada ponselnya. Ha...jadi definisi mabuk Nam Doo sebenarnya mabuknya Joon Jae? XD

Ia kembali menelepon Chung. Chung menoleh dan diam-diam hendak beranjak. Tapi Joon Jae melarangnya bergerak.

Joon Jae duduk di samping Chung lalu menatapnya. Dan tak disangka-sangka memeluk Chung.

“Kau tidak boleh pergi ke mana-mana,” ujarnya.

“Aku tidak akan pergi, Heo Joon Jae,” kata Chung senang dipeluk. Ia berkata alkohol benar-benar bagus.

“Jangan pergi. Meski kita berbeda, meski kita snagat berbeda, aku tidak akan meninggalkanmu,” gumam Joon Jae. Lalu ia tertidur.

Chung berharap Joon Jae tidak berbohong akan kata-katanya itu.

snap-00297snap-00302

Keesokan paginya, Joon Jae bolak balik ke kamar mandi untuk memuntahkan minuman semalam. Chung jadi khawatir dan bertanya pada Nam Doo apakah Joon Jae akan mati. Nam Doo menenangkannya Joon Jae tidak akan mati. Ia bertanya bagaimana ceritanya sampai Chung minum dengan Joon Jae.

“Katanya penting belajar pada orang yang tepat.”

“Kau seharusnya belajar dariku,” kata Nam Doo.

Chung menceritakan apa yang dikatakan Joon Jae semalam tentang Nam Doo yang masuk. Nam Doo membenarkan tapi ia juga yang mengajari Joon Jae minum. Pantes >,<

Chung bertanya apakah yang dikatakan orang saat mabuk merupakan kebenaran atau kebohongan. Sebagian, kata Nam Doo. Tapi dalam kasus Joon Jae, semua yang dikatakannya sepenuhnya kebohongan. Anggap saja percakapan mereka saat Joon Jae mabuk adalah percakapan omong kosong. Chung nampak kecewa.

Nam Doo bertanya apa yang dikatakan Joon Jae saat mabuk, tapi Chung tidak menjawabnya.

snap-00310snap-00313

Tae Oh memberitahu Nam Doo kalau hari ini Jin Joo akan datang ke petshop. Nam Doo segera beraksi.

Jin Joo akhir-akhir ini sering ke petshop untuk mencari Nam Doo hingga ia kesulitan untuk mencari alasan. Kali ini ia mengeluh anjingnya selalu menggoyangkan ekornya. Ia bertanya apakah mungkin anjingnya sakit jiwa. Padahal ujung-ujungnya ia menanyakan apakah Nam Doo juga datang ke petshop.

Pintu terbuka dan Nam Doo masuk bersama anjingnya. Jin Joo langsung menyapanya dan berkata ia kesulitan menghubungi Nam Doo. Nam Doo beralasan ia sibuk akhir-akhir ini karena anjingnya jadi ketua kelas, karena anjingnya tidak menggigit temannya dan buang air di tempat yang benar. Ia datang untuk membelikan kudapan bagi teman-teman anjingnya.

Jin Joo memuji anjing Nam Doo tapi anjing Nam Doo malah menggonggong dengan galak. Nam Doo berkata anjingnya terus menggonggong jika melihat orang yang kotor atau cerewet.

Jika dalam keadaan biasa Jin Joo pasti sudah tersinggung, tapi tujuannya bertemu Nam Doo adalah untuk menanyakan Kim Jae. Nam Doo berkata ia sudah menyinggung soal itu pada Kim Jae tapi jadwalnya sangat padat. Ia berbohong saat ini Kim Jae sedang di Jepang bersama kekasihnya sedang makan sushi.

Jin Joo berusaha membujuk agar Nam Doo mengusahakan pertemuan mereka karena ia sudah berusaha keras menabung uangnya untuk investasi. Ia lalu memberikan sekantung makanan anjing yang dibuat sendiri.

snap-00324snap-00333

Di rumah ia menceritakannya pada Shi Ah. Shi Ah tetap berkeyakinan kalau Kim Jae adlaah penipu. Jin Joo bertanya kenapa mereka terus menolaknya jika penipu. Itu strategi, kata Shi Ah.

Yoo Ran menghampiri mereka dan meminta maaf karena sudah mengganggu. Ia meminta Shi Ah memilah pakaian sebelum dimasukkan ke keranjang agar ia tidak bekerja ekstra. Shi Ah kesal dan berkata mereka memang menggaji Yoo Ran untuk melakukan pekerjaan ekstra itu.

Yoo Ran berkata ia tahu, tapi berharap Shi Ah lebih pengertian agar pekerjaannya jadi lebih mudah.

“Aku sudah ingin mengatakannya sejak, memangnya siapa majikannya di sini? Memangnya kau mertuaku? Rasanya seperti tinggal bersama mertua.”

“Saya juga tidak menginginkannya. Saya juga tidak berpikir untuk menjadi mertua Nona,” kata Yoo Ran sebelum pergi untuk melakukan pekerjaannya.

Shi Ah protes pada kakak iparnya untuk memecat Yoo Ran. Jin Joo berkata mereka harus menunggu sampai acara makan malam itu jika ingin memecatnya sekalipun.

“Ahjumma itu punya anak laki-laki, kan? Aku merasa kasihan pada orang yang akan menjadi menantunya,” gerutu Shi Ah. Ah...pasti memuaskan rasanya setelah Shi Ah tahu siapa Yoo Ran sebenarnya ;p

Jin Joo jadi ikut kesal karena mereka bertengkar di rumahnya dan ia yang harus pengertian. Tapi kekesalannya berubah jadi kegembiraan ketika ia mendapat telepon dari Nam Doo untuk acara makan bersama.

snap-00346snap-00348

Dan hari besar itu pun tiba. Jin Joo sibuk mencari pakaian yang akan dikenakannya pada hari itu. Ia tidak bisa meminta pendapat suaminya yang bahkan tidak tahu apakah istrinya berganti pakaian atau tidak.

Akhirnya ia meminta pendapat Yoo Ran. Yoo Ran menyampaikan pendapatnya dengan jujur setiap kali mengkritik busana Jin Joo...terlalu kolot...terlalu biasa....tapi selalu diakhiri dengan kalimat: “Kenakan saja pakaian yang Nyonya suka.”

Akhirnya ia berkata pakaian Jin Joo bisa diterima dan menyarankan Jin Joo tidak mengenakan banyak aksesoris, cukup satu saja. Jin Joo hendak mengenakan gelang tapi Yoo Ran menyarankan kalung.

Hingga Jin Joo kembali merasa ia selalu pada akhirnya mengikuti perkataan Yoo Ran. Ia merasa terganggu tapi makin kesal karena Yoo Ran selalu benar.

Sebaliknya, Chung sibuk berganti pakaian karena Joon Jae yang selalu protes jika pakaian Chung dinilai kurang tertutup.

snap-00353snap-00360

Jin Joo menasihati suaminya agar tidak bersikap mendesak melainkan menunjukkan ketulusan mereka. Suami Jin Joo masih ragu karena ia terus teringat pendapat Shi Ah kalau orang-orang itu adalah penipu.

Jin Joo berkata Shi Ah tidak tahu apa-apa karena berada di laboratorium setiap waktu mempelajari benda-benda kuno. Ia mewanti-wanti suaminya agar tidak menginterogasi tamu mereka. Suami Jin Joo tersinggung dan berkata ia tidak akan melakukan itu di depan tamu mereka. Ia akan melakukannya diam-diam.

Ia bertanya di mana Shi Ah. Jin Joo berkata ia sedang dalam perjalanan pulang.

Joon Jae dkk tiba di rumah Jin Joo. Joon Jae melarang Chung memanggilnya dengan nama asli selama di rumah itu, namanya sekarang adalah Kim Jae Chung bertanya mengapa ia harus melakukan itu. Nam Doo berkata tak sabar kalau Chung hanya perlu menganggap ini masalah bisnis. Ia menekan bel.

snap-00363snap-00367

Yoo Ran hendak membukakan pintu tapi Jin Joo berkata ia dan suaminya yang akan menyambut mereka. Mereka bergegas keluar bersama puteri mereka, Elizabeth.

Ketika para pria masuk ke dalam rumah, Jin Joo sedikit menahan Chung dengan tujuan untuk menyelesaikan perselisihan mereka sebelumnya karena Yoo Na. Ia menyuruh Elizabeth memberi salam pada Chung. Elizabeth memberi salam dengan sopan.

“Annyeong, tolong jaga Yoo Na. Dia teman favoritku,” ujar Chung.

Jin Joo berkata ia sudah mendidik Elizabeth dengan keras. Mulai sekarang sahabat Elizabeth adalah Yoo Na. Chung sama sekali tidak tertarik dengan celotehan Jin Joo.

snap-00372snap-00373

Joon Jae, Nam Doo, dan suami Jin Joo saling bertukar kartu nama. Joon Jae berkata ia memberikan kartu nama dari kantor cabang Jepang, kanotr yang paling sering ia datangi.

Shi Ah tiba di depan rumah namun Jin Joo meneleponnya dan menyuruhnya membelikan sesuatu. Shi Ah mengomel karena ia sudah sampai, tap akhirnya ia menurut dan pergi. Fiuhhh...

Suami Jin Joo diam-diam menelepon kantor cabang Jepang yang disebutkan Joon Jae tadi. Tae Oh menerima telepon itu dengan berbahasa Jepang dan memastikan akalu Kim Jae sedang ada di Korea untuk urusan pribadi. Suami Jin Joo langsung percaya. Lagian...masa penipu kasih kartu nama orang asli, ya pasti kartu nama palsu lah >,<

snap-00377snap-00378

Yoo Ran telah selesai memasak. Ia hendak membawakan makanan keluar tapi Jin Joo bersikeras ia yang akan membawakannya sendiri.

Joon Jae berbicara tentang investasi tanah. Suami Jin Joo berkata ia juga tertarik dengan hal itu. Tapi Nam Doo mengingatkan agar mereka tetap pada ropik ringan untuk perkenalan. Sementara Chung sibuk mencoba berbagai masakan di meja. Yoo Ran sempat keluar dari dapur namun Joon Jae duduk membelakangi hingga mereka tak saling melihat.

Suami Jin Joo memuji Joon Jae dan Chung sangat serasi dan bertanya kapan mereka akan menikah. Tahun depan, kata Joon Jae, di Dubai atau Eropa. Tapi Chung menoleh karena tahu Joon Jae berbohong dan sama sekali tidak terlihat senang.

snap-00393snap-00394

Suasana menjadi canggung. Jin Joo berusaha memperkenalkan masakan di meja. Joon Jae mengambil sepotong telur gulung dan memakannya. Ia terdiam...sama seperti ketika ia mencoba sup rumput laut yang dibawa Shi Ah. Ia berkata masakan itu enak, mirip dengan masakan ibunya.

Jin Joo berseru meminta Yoo Ran membawakan telur gulung lagi. Yoo Ran membawakannya tapi lagi-lagi mereka tidak saling melihat karena Yoo Ran berdiri di belakang Joon Jae. Joon Jae sempat menoleh setelah mendengar suara Yoo Ran, namun Yoo Ran sudah berjalan kembali ke dapur.

snap-00404snap-00406

Jin Joo akhirnya pulang. Untunglah kali ini Tae Oh melihatnya dan langsung panik. Ia menghentikan Shi Ah yang baru saja hendak menekan bel. Shi Ah terkejut melihat Tae Oh. Ia bertanya apa yang dilakukan Tae Oh di sini. Tae Oh balik bertanya bagaimana dengan Shi Ah.

“Ini rumahku,” kata Shi Ah.

“Ah, aku ke sini karena ini rumah Noona (kakak),” Tae Oh tanpa sadar terus berkedip saking gugupnya. Untung Shi Ah tak menyadarinya.

Tae Oh berkata ada yang ingin ia katakan pada Shi Ah. Shi Ah berkata ia ada tamu di rumah jadi ia tak bisa bicara sekarang. Apa penting? Tae Oh mengangguk. Shi Ah hendak menekan bel lagi. Tae Oh cepat-cepat memegang pundaknya.

“Aku mencintaimu, Kak.” Whaaaa XD

Shi Ah terkejut.

snap-00412snap-00420

Untungnya ia bersedia berbicara dengan Tae Oh di sebuah kedai kopi. Tae Oh terus menunduk. Shi Ah bertanya sejak kapan Tae Oh menyukainya. Tae Oh diam seribu bahasa.

“Baiklah, kau benar..cinta memang tidak bisa direncanakan. Tapi kau tahu bagaimana hubunganku dengan Joon Jae. Pikirkan Joon Jae, bagaimana bisa kau mencintaiku?”

Tae Oh menghela nafas panjang.

“Dasar bodoh, angkat kepalamu. Apa mencintai itu sebuah kejahatan?”

Tae Oh akhirnya mengangkat kepalanya. Shi Ah terkejut dan berkata betapa kurusnya Tae Oh sekarang. Ia bertanya apa Tae Oh bisa menenangkan diri.

“Bisakah aku pergi sekarang?”

Tae Oh menggeleng keras-keras.

“Apa yang harus kulakukan padamu?” ujar Shi Ah prihatin. “Joon Jae adalah satu-satunya untukku. Ini benar-benar menghancurkan hati. Sejak kapan perasaanmu bertumbuh terhadapku? Sebenarnya, bukannya aku tidak tahu....Kau pasti sangat terluka, apa kau baik-baik saja?”

Sementara Shi Ah terus mengoceh, Tae Oh diam-diam mengirim pesan pada Nam Doo untuk keluar sekarang juga karena itu rumah Shi Ah.

snap-00423snap-00427

Nam Doo sangat terkejut menerima pesan itu dan berbisik pada Joon Jae. Joon Jae langsung meminta maaf dan berkata ada masalah darurat hingga mereka harus pergi sekarang juga. Jin Joo dan suaminya bingung dan bertanya apa mereka melakukan kesalahan.

Joon Jae memberi isyarat pada Chung agar segera ikut dengannya. Nam Doo menenangkan tuan rumah dan berkata akan menelepon kembali. Jin Joo dan suaminya tak rela mereka pergi karena mereka bahkan belum membicarakan investasi.

snap-00440snap-00441

Joon dkk, minus Tae Oh, pulang ke rumah. Joon Jae menyalahkan Nam Doo yang tidak teliti memeriksa latar belakang keluarga Jin Joo. Mereka hampir saja terkena masalah. Nam Doo membela diri kalau daftar keluarga tidak mencantumkan sampai saudara ipara segala, jadi bagaimana ia bisa tahu. Chung mendengarkan percakapan mereka.

“Satu saja kesalahan dan kita bisa ditangkap,” kata Nam Doo.

“Ditangkap apa?” tanya Chung.

“Bukan apa-apa,” kata Nam Doo kesal.

Chung bertanya apanya yang hampir tertangkap dan kenapa mereka hampir terkena masalah. Joon Jae tidak berani menatap Chung.

“Heo Joon Jae, apa kau seorang penipu? Seorang yang jahat?” tanya Chung dalam pikirannya.

Joon Jae bisa mendengar itu. Ia menatap Chung.

snap-00455snap-00456

“Kenapa kalian bertatapan seperti itu dan hanya saling menatap? Itu menakutkan,” kata Nam Doo.

“Apa semuanya adalah kebohongan?” batin Chung.

“Benar. Aku adalah pembohong. Aku membohongi orang lain untuk mendapatkan uang. Benar, aku orang seperti itu. Itu adalah rahasiaku. Apa rahasiamu?”

Nam Doo terkejut Joon Jae mengaku.

“Rahasiaku adalah...aku berbeda darimu. Aku adalah puteri duyung,” batin Chung menjawab.

Joon Jae terkejut. Ia teringat lukisan di keramik dan pertama kali (setelah hilang ingatan) bertemu Chung di akuarium. Ketika itu ia menyangka Chung hanya melakukan atraksi puteri duyung.

“Kenapa kalian hanya lomba menatap dan tidak bicara?” tanya Nam Doo. Ia menyarankan sebaiknya mereka beristirahat.

“Jika kau tahu siapa aku, kau akan terkejut. Kau akan terluka dan takut. Kau akan meninggalkanku, karena itu aku berusaha sebaik-baiknya agar tidak tertangkap.”

snap-00470snap-00474

Chung akhirnya masuk ke dalam. Joon Jae bertanya apa Nam Doo mendengar apa yang baru saja Chung katakan. Nam Doo sama sekali tidak mendengar pengakuan Chung. Ia berkata apa yang bisa ia dengar jika mereka hanya saling menatap dan tidak bicara satu sama lain.

Chung duduk menatap toples berisi butiran air mutiara yang hampir penuh. Ia menyentuh dadanya yang tiba-tiba terasa sakit.

Joon Jae mengamati lukisan pria dan puteri duyung di ponselnya. Bagaimana ia merasa pria dalam lukisan itu adalah dirinya. Pengakuan Chung terus terngiang. Karena itu ia naik ke kamar Chung dan terkejut melihat kamar itu kosong.

snap-00485snap-00492

Ia keluar rumah untuk mencari Chung, namun tiba-tiba ia teringat mimpinya. Dan bukan hanya itu saja, ingatannya mulai kembali bersama ingatan Dam Ryeong. Ia ingat seluruh kisah yang terjadi antara Dam Ryeong dan Se Hwa. Sekarang ia tahu wanita yang dimaksud Dam Ryeong adalah Chung.

Dan akhirnya ia ingat bagaimana Chung menyelamatkannya di dalam air. Semua ingatannya bersama Chung di Spanyol telah kembali.

snap-00517snap-00519

Komentar:

Akhirnya Joon Jae mengetahui siapa Chung sebenarnya. Dan Chung juga mengetahui apa pekerjaan Joon Jae sebenarnya. Satu hal yang pasti Joon Jae bisa membaca pikiran Chung, tapi tidak bisa sebaliknya. Karena itu Chung belum tahu kalau Joon Jae sudah mengetahui siapa dirinya. Kalau begitu kenapa ia pergi?

Gemes rasanya waktu melihat Joon Jae di rumah Shi Ah. Di satu sisi aku ingin Joon Jae menemukan ibunya, tapi di sisi lain aku juga tidak ingin identitas Joon Jae terbongkar di depan ibunya sendiri. Sooo close....sedikit lagi saja mereka bisa bertemu.

Tak disangka Tae Oh menggunakan taktik pengakuan cinta untuk mengalihkan perhatian Shi Ah. Dan Shi Ah langsung percaya bahkan berkata ia sudah merasa Tae Oh menyukainya, LOL^^ Entah apa yang akan terjadi jika tahu Joon Jae ternyata seorang penipu. Tapi kalau ia tidak tahu memangnya selama ini ia menyangka apa pekerjaan Joon Jae dkk? Apa ia tidak pernah menanyakannya?

Adegan mabuk Joon Jae cute banget... tapi kenapa Nam Doo berkata apa yang dikatakan Joon Jae saat mabuk adalah kebohongan. Apakah ia sedang mencoba memisahkan Joon Jae dan Chung?

4 komentar:

  1. Ah...aktor sekelas LMH punya adegan mabuk yang cute banget ya teh. Aku ga henti ketawa ngakak, sama adegan waktu Joon Jae pulang kemaleman trus Chung marah2... ah epik pisan euy...

    BalasHapus
  2. Soalnya nam doo pikir joon jae bakalan ngungkapin pekerjaan mereka. Makanya dia kaget waktu denger pengakuan joon jae kan kak?

    BalasHapus
  3. Maksud komentarku di atas waktu nam doo bilang saat joon jae mabuk itu omongannya bohong lho...

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)