Rabu, 21 Desember 2016

Sinopsis Legend of The Blue Sea Episode 9

snap-00018

“Jangan pergi,” kata Joon Jae.

“Jangan pergi?” tanya Chung terharu.

Joon Jae mengiyakan. Ia meraih tangan Chung dan mengajaknya pulang. Tapi tiba-tiba ia meringis kesakitan lalu jatuh pingsan. Chung panik dan terus memanggil namanya sambil menangis. Wah, yang nemu mutiaranya beruntung banget...

Dalam keadaan tak sadar itu, Joon Jae bermimpi ia berada dalam sebuah ruangan penuh cermin. Tiba-tiba muncul sosok lain di belakangnya. Ia berbalik dan menatap orang yang selama ini muncul dalam mimpinya. Orang yang berwajah sama dengannya. Keduanya nampak terkejut.

Dam Ryeong akhirnya memperkenalkan dirinya. Ia berkata jika Joon Jae adalah dirinya di kehidupan yang akan datang maka ia ingin Joon Jae mengingat perkataannya setelah terjaga nanti.

“Semua terulang dengan sendirinya. Takdir yang terjadi di sini juga terjadi di sana. Termasuk takdir buruk. Lindungi wanita itu dari orang yang berbahaya.”

snap-00009snap-00020

Joon Jae terbangun. Ia melihat dirinya sudah dikerumuni banyak orang sementara Chung dan petugas berusaha menyadarkannya. Joon Jae bangkit berdiri dan menenangkan mereka kalau ia baik-baik saja. Chung berkali-kali bertanya apakah Joon Jae baik-baik saja. Joon Jae meyakinkannya kalau ia tidak apa-apa.

Tanpa berpikir lagi, Chung memeluk Joon Jae erat-erat. Joon Jae menepuk-nepuk punggungnya sambil berkata ia baik-baik saja.

snap-00030snap-00033

Dalam perjalanan pulang, Joon Jae teringat kalau Chung juga mengeluh sakit sebelumnya. Chung berkata ia tidak sakit lagi. Joon Jae bertanya apa Chung berniat pergi diam-diam setelah selama ini terus merongrongnya.

“Kau ini menakutkan. Jika kau pergi, ke mana? Dengan siapa? Pegawai negeri itu?” omelnya.

“Jeong Hoon sudah pergi,” kata Chung sedih.

“Kenapa? Dia pergi ke mana?”

“Jauh.”

“Jadi kau juga berencana menyusulnya ke tempat yang jah? Apa dia mnegajakmu pergi jauh untuk makan ramyun (bermalam)?” Joon Jae makin cemburu.

Chung akhirnya berkata kalau Jeong Hoon bukanlah orang yang memasakkan ramyun untuknya. Joon Jae terkejut. Ada pria lain lagi? Ia bertanya siapa pria itu. Chung berkata ia tidak bisa mengatakannya.

snap-00039snap-00041

Joon Jae membawa Chung ke mesin permainan capit boneka di depan sebuah minimarket. Di dalamnya terdapat banyak boneka dan ia menyuruh Chung memilih salah satu. Chung memilih boneka gurita pink. Joon Jae berkata Chung harus mendapatkan boneka gurita itu bagaimanapun caranya.

Chung mencoba menangkap boneka gurita dan berhasil. Tapi saat mendekati lubang, boneka itu terlepas dari kaitannya.

“Aku hampir melakukannya,” katanya kecewa.

“Kau benar, hampir bukan? Tapi tidak benar-benar keluar. Sama seperti kehidupan, bisa berhasil bisa tidak. Tapi jika kau menyerah di sini, maka gurita pink yang kaupilih tidak akan pernah bisa keluar. Cobalah lagi.”

Chung mencobanya lagi tapi lagi-lagi boneka itu jatuh sebelum keluar. Ia berkata sepertinya tidak akan berhasil. Kau akan menyerah lagi, tanya Joon Jae.

“Jika kau sudah memutuskan, kau tidak boleh menyerah sampai itu menjadi milikmu. Entah itu gurita atau....yang lainnya.” Gurita pink = Joon Jae XD

Chung berkata ia akan mencoba lagi. Dan lagi...dan lagi...sampai setumpuk koin. Joon Jae akhirnya berkata sepertinya ada yang salah dengan mesin itu. Sepertinya ada sekrup yang sengaja dilonggarkan pada pengaitnya. Ia mengajak Chung pulang.

“Dan menyerah?” tanya Chung.

“Ini bukan menyerah. Tapi berhenti sementara waktu.”

“Sampai lain kali?” tanya Chung mengikuti kalimat akhir drama yang pertama ia tonton.

Joon Jae tersenyum dan mengusap kepala Chung. Ia memuji Chung sekarang pintar. Ia berkata pokoknya Chung tidak boleh menyerah atas apa yang sudah dipilihnya.

snap-00054snap-00062

Mereka tiba di rumah. Nam Doo dan Tae Oh sudah menunggu. Nam Doo langsung memberondong Joon Jae dengan pertanyaan mengenai pria yang menyerangnya. Karena mereka memiliki banyak musuh, ia kesulitan menemukan siapa pelakunya.

Tapi mata Joon Jae terpaku pada layar TV yang sedang menyiarkan berita. Berita mengenai Ma Dae Young yang tertangkap kamera CCTV dalam penyamaran. Ia berkata itu orangnya.

“Dia melepas topinya hari ini,” celetuk Chung.

Joon Jae bertanya apakah Chung mengenalnya juga. Orang yang datang ke rumah mengenakan seragam polisi. Chung berkata Dae Young juga mengenakan topi hitam.

“Kau melihatnya lagi setelah hari itu?” tanya Joon Jae kaget.

“Iya, saat aku membagikan brosur.”

Nam Doo berkata ia sampai merinding. Ma Dae Young menguntit Chung? Kenapa?

snap-00079snap-00081

Joon Jae malah memarahi Chung karena tidak memberitahunya. Ia bertanya apa Chung bodoh. Chung bingung kenapa Joon Jae tiba-tiba marah.

Nam Doo membela Chung yang tidak tahu siapa Dae Young. Sama seperti mereka yang juga baru tahu. Jadi kenapa Joon Jae menyalahkan Chung? Tae Oh ikut memelototi Joon Jae. Joon Jae naik ke atas dengan kesal. Khawatir dia bro ;p

snap-00086snap-00088

Nam Doo menyusulnya. Joon Jae tak habis pikir kenapa Dae Young menguntit Chung. Nam Doo mengingatkan kalau Joon Jae juga diikuti, bahkan dipanggil dan hampir dibunuh. Joon Jae berkata itu sebabnya ia tak habis pikir kenapa Dae Young menyasar Chung juga.

Tiba-tiba ia teringat kata-kata Dam Ryeong bahwa takdir buruk juga terulang lagi. Agar ia melindungi Chung dari orang berbahaya. Ia akhirnya memberitahu Nam Doo kalau ia bermimpi ia hidup dalam jaman Joseon dan mengenakan gelang Dam Ryeong itu.

“Jadi dalam mimpimu kau adalah Kim Dam Ryeong? Mungkin saja karena aku juga bermimpi aku adalah Jenderal Lee Sun Shin setelah menonton Roaring Currents,” ujar Nam Doo.

Joon Jae berkata ia tidak membicarakan mimpi tak masuk akal macam itu. Tapi Nam Doo berkata justru mimpi Joon Jae yang tak masuk akal. Ia bertanya apa rasanya sepertinya melihat kehidupan terdahulu Joon Jae.

“Rasanya tidak seperti kehidupan terdahulu, tapi seperti dunia yang paralel. Diriku dalam dunia yang lain.”

Nam Doo makin menganggap itu tak masuk akal. Ia berkata itu karena ia terus membicarakan gelang itu dan Shi Ah memberitahu soal relik dari kapal. Itulah yang menyebabkan mimpi Joon Jae.

“Kenyataan mengatur mimpi. Kau yang mempelajari ilmu pikiran. Bagaimana bisa kau tidak menyadarinya?”

Joon Jae menganggap perkataan Nam Doo masuk akal. Ia merasa dirinya tidak fokus akhir-akhir ini. Nam Doo menghiburnya ini mungkin pertanda kalau aksi besar mereka akan berhasil. Proyek Ahn Jin Joo.

snap-00103snap-00109

Jin Joo sedang ngerumpi bersana temannya di telepon. Mereka membicarakan Yoo Na. Jin Joo mendengar dari temannya kalau ibu Yoo Na ingin memasukkan Yoo Na dalam tim renang sekolah mereka. Tapi teman Jin Joo menolak permintaan itu. Jin Joo tentu saja senang.

Setelah selesai menelepon, Jin Joo bertanya pada suaminya mengenai perkembangan dengan Presdir Heo. Suaminya mengeluh ia sudah mengundang Presdir Heo makan malam bersama tapi selalu sibuk dan tidak membuat janji bertemu. Jin Joo ikut mengeluh ia sudah mengirim banyak makanan untuk Presdir Heo.

Suaminya berkata Presdir Heo bukan orang yang mudah. Jika ada investasi menguntungkan pasti akan dilakukan sendiri dan tidak akan memberitahu mereka. Jin Joo berkata itu sebabnya mereka berusaha keras agar Presdir Heo mau berbagi investas dengan mereka. Ia sudah kesulitan mencari cara untuk menyembunyikan dananya. Ia sangat berhati-hati agar tidak tertangkap auditor atau dinas pajak. Mereka menyimpannya dengan darah dan keringat mereka. Mereka bertekad tidak akan menyia-nyiakan usaha mereka. Padahal dana penggelapan >,<

snap-00118snap-00122

Ma Dae Young menyamar menjadi pegawai pos agar bisa menemui Nyonya Kang. Nyonya Kang marah-marah karena Dae Young berani muncul di rumahnya. Tapi Dae Young berkata ia kedinginan, kelaparan dan kehabisan uang. Nyonya Kang memberinya segepok uang dalam amplop.

Dae Young berkata Joon Jae bukan sasaran mudah karena tiap kali berhasil lolos. Nyonya Kang memberitahunya kalau Presdir Heo hendak mengesahkan surat wasiatnya. Bisa-bisa ia kehilangan segalanya dan apa yang bisa mereka lakukan jika Presdir Heo memberikan semuanya pada Joon Jae.

Chi Hyun pulang. Nyonya Kang cepat-cepat menyuruh Dae Young pergi. Chi Hyun agak curiga pegawai pos datang selarut ini. Nyonya Kang beralasan ini akhir tahun jadi pekerjaannya menumpuk.

snap-00129snap-00133

Mereka masuk ke dalam. Chi Hyun bertanya apakah ibunya mendengar kabar soal Joonn Jae. Nyonya Kang berkata ia tidak tahu. Chi Hyun berkata ia tidak sengaja bertemu Joon Jae baru-baru ini.

Nyonya Kang bertanya apakah Chi Hyun memberitahu ayahnya. Chi Hyun memastikan ia memberitahu ibunya lebih dulu. Nyonya Kang terlihat lega. Ia berkata sebaiknya Chi Hyun tidak memberitahu ayahnya dulu untuk sementara karena akhir-akhir ini Presdir Heo sedang stress.

“Apa Ibu sudah tahu di mana Joon Jae tinggal?”

“Sudah kubilang aku tidak tahu.”

“Lalu kenapa Ibu tidak bertanya lebih banyak? Apa Ibu tidak penasaran setelah aku bertemu dengannya?”

Nyonya Kang berkata ia dan Presdir Heo sangat terluka karena Joon Jae. Akan aneh kelihatannya jika ia tertarik soal Joon Jae sementara Presdir Heo tak ambil peduli. Chi Hyun berkata mungkin saja ayahnya tidak melakukan itu karena memperhatikan perasaan mereka berdua.

Nyonya Kang berkata ia menyesal hubungan Presdir Heo dan Joon Jae memburuk. Tapi ia mengakui ia tidak yakin apakah ia menginginkan Joon Jae kembali. Ia bertanya apa mereka bisa mempertahankan keadaan sekarang jika Joon Jae kembali. Apa Chi Hyun bisa mempertahankan apa yang dimilikinya saat ini?

“Ibu, aku ingin melindungi Ibu,” kata Chi Hyun.

“Puteraku yang baik. Tapi tugaskulah untuk melindungi kita berdua.”

Chi Hyun nampak sedih mendengar kata-kata ibunya dan menghela nafas panjang.

snap-00146snap-00154

Joon Jae dkk sedang mengamati rekaman CCTV di mana Dae Young terlihat di kamera namun wajahnya tersembunyi di balik topi. Mereka mengakui ia piawai mengelabui kamera CCTV hingga polisi tidak berhasil menangkapnya sampai saat ini.

Joon Jae menerima telepon dari nomor tak dikenal. Ia tidak tahu Chi Hyun yang meneleponnya namun ia curiga karena Chi Hyun bertanya apa ia mengenal Manajer Nam. Malah Chi Hyun lebih dulu yang mengenali suara Joon Jae. Ia sedang menelepon orang-orang yang berada dalam daftar catatan telepon Manajer Nam.

Joon Jae dengan ketus bertanya bagaimana Chi Hyun bisa tahu nomor teleponnya. Chi Hyun berkata itu tidak penting. Ia memberitahu mengenai keadaan Manajer Nam dan memberitahunya kalau nomor telepon Joon Jae adalah nomor telepon terakhir yang dihubungi Manajer Nam.

snap-00157snap-00165

Mendengar kabar kecelakaan Manajer Nam, Joon Jae langsung pergi. Namun sebelum pergi ia menyadari Chung tidak ada di rumah. Nam Doo dan Tae Oh juga tidak tahu Chung ke mana. Joon Jae memarahi mereka karena membiarkan Chung pergi di saat pembunuh gila berkeliaran. Nam Doo bertanya kenapa ia yang dimarahi.

Ia berusaha menelepon Chung tapi ponselnya belum aktif juga. Akhirnya Joon Jae melacak keberadaan Chung melalui GPS yang terpasang. Ia menyadari Chung sangat sering pergi ke sana.

Chung sedang mengunjungi temannya si gelandangan Hong. Ia menceritakan kalau Joon Jae akhirnya berencana untuk menyukainya. Masih ngga ngerti sih suka kok rencana-rencanaan XD

snap-00169snap-00172

Gelandangan Hong berkata ini baru hari pertama, yang terpenting adalah membuat Joon Jae tergila-gila pada Chung. Chung bertanya bagaimana caranya karena itu satu-satunya cara ia bisa tinggal di sini tanpa menderita.

Gelandangan Hong berkata cinta itu ada 3 tahap. Cinta romantis, cinta panas, dan “cinta kotor”. Ia biasanya langsung ke tahap akhir tapi Chung harus mulai dari yang romantis.

“Bagaimana cinta romantis itu?”

“Minum teh, makan bersama, nonton bioskokp, antar pulang, saling mengirim pesan, mengunduh emoji baru, pergi melihat bintang, membuat acara untukmu, bersikap tarik ulur, dan menyatakan cintanya padamu. Semua ini pada akhirnya mengarah pada yang kotor.”

“Aku penasaran dengan yang kotor.”

Gelandangan Hong berkata belum saatnya untuk Chung. Shung hanya perlu menembakkan cinta.

“Tembak? Itu bisa mengakibatkan kematian,” kata Chung terkejut.

“Yah, mereka memang sangat menyukainya sampai mati. Lihat anak-anak muda itu,” ia menunjuk ke arah pasangan muda. Sang pria sedang sibuk “menembakkan” panah asmara pada kekasihnya.”

Ia bertanya apa Chung dan Joon Jae sudah memiliki nama julukan masing-masing yang hanya mereka berdua yang tahu. Ia bercerita pacar pertamanya menjulukinya “mong mong”(suara anjing) tapi akhirnya berpisah setelah mereka bertengkar. Jadi ia sarankan jangan menggunakan nama binatang karena tidak akan berakhir baik.

“Puteri duyung?” tanya Chung.

“Puteri duyung? Kau harus menggunakan yang ada di dunia ini.”

“Memangnya puteri duyung tidak ada?”

“Kenapa kau berbicara seakan (Han Christian) Andersen hidup kembali? Memangnya ada?” Gelandangan Hong balik bertanya.

snap-00182snap-00187

Mobil Joon Jae berhenti di depan mereka. Joon Jae turun dan menegur Chung karena tidak menjawab teleponnya. Ia berhenti saat melihat Chung duduk dengan siapa.

“Sapa dia, dia temanku,” kata Chung.

Gelandangan Hong mengulurkan tangan sambil menyapa. Joon Jae tersenyum sambil menyentuh tangan gelandangan Hong sekilas. Ia menggaet Chung dan berbisik apakah Chung datang ke tempat ini tiap hari untuk bermain dengan pengemis.

“Aku bisa mendengarnya, tahu!” kata Gelandangan Hong tersinggung. “Aku bukan pengemis! Aku ini gelandangan! Orang jalanan!”

Joon Jae cepat-cepat membawa Chung naik ke mobil sementara gelandangan Hong berteriak. Seorang yang lewat memasukkan sekeping uang pada cangkir bekas minuman gelandangan Hong. Hong protes ia bukan pengemis dan tidak menerima gratisan. Tapi siapa yang peduli?

snap-00193snap-00201

Joon Jae menjenguk Manajer Nam. Istri Manajer Nam terus menangis memberitahu kedatangan Joon Jae pada suaminya yang masih belum sadar.

“Suamiku...ini Joon Jae. Joon Jae yang kau perhatikan melebihi anakmu sendiri. Kau selalu mengatakan Joon Jae kita, Joon Jae kita. Bangunlah,” isaknya.

Joon Jae berkata Manajer Nam tidak pernah minum-minum lalu mengemudi. Ia menanyakan kotak hitam. Istri Manajer Nam berkata tidak ada rekaman kotak hitam pada hari itu. Sepertinya rusak. Namun kecurigaan Joon Jae langsung terarah pada Dae Young yang memiliki ponsel Manajer Nam.

snap-00202snap-00204

Presdir Heo memeriksakan diri ke dokter langganannya. Ia didagnosa katarak traumatis dan ada luka kecil di korneanya. Dokter bertanya apakah Presdir Heo pernah mengucek mata dengan keras atau tertusuk sesuatu. Tidak, jawab Presdir Heo. Hanya saja akhir-akhir ini penglihatannya buram dan meredup. Ia menduga karena usianya yang lanjut.

Dokter memberinya resep obat dan menasihatinya agar menjaga kesehatannya. Jika kondisi mata Presdir Heo memburuk, tidak ada cara lain selain transplantasi.

snap-00206snap-00207

Chung menunggu Joon Jae di luar kamar rawat Manajer Nam. Chi Hyun menghampirinya. Chung langsung mengenalinya sebagai “keluarga Joon Jae”. Chi Hyun tersenyum dan berkata setidaknya hanya Shim Chung yang menyebutnya keluarga Joon Jae. Ia bertanya apa Chung datang bersama Joon Jae.

Chung mengangguk tapi ia mengingatkan kalau ia tidak akan putus dengan Joon Jae. Chi Hyun tertawa dan berkata ia mengerti. Ia berkata mereka berdua pasti dekat, apa mereka akan menikah?

“Untuk sekarang, kami masih merencanakan.”

“Merencanakan apa?”

“Banyak hal.”

Chi Hyun mengangguk, sepertinya mengira Chhung benar-benar akan menikah dengan Joon Jae. Chung berkata sebuah keluarga saling menjaga, bersikap manis dan hangat. Tapi kenapa Chi Hyun dan Joon Jae tidak seperti itu?

“Ada apa dengan kalian?” tanyanya.

Chi Hyun tidak sempat menjawab karena terkejut melihat kedatangan ayahnya. Presdir Heo heran melihat Chung. Mendengar Chi Hyun memanggil “ayah” pada Presdir Heo, Chung bertanya apakah ia juga keluarga Joon Jae. Presdir Heo terkejut Chung mengenal Joon Jae. Chi Hyun hendak menjelaskan tapi pintu kamar Manajer Nam terbuka dan Joon Jae melangkah keluar.

Akhirnya ayah dan anak itu bertemu setelah sekian tahun lamanya.

snap-00214snap-00220

Keduanya duduk di kantin dengan canggung. Presdir Heo mengenang saat-saat bahagianya bersama Joon Jae kecil. Sebaliknya yang diingat oleh Joon Jae adalah ketika ia ditinggalkan sendirian dalam keadaan sakit sementara ayahnya, Nyonya Kang, dan Chi Hyun pergi makan di luar.

Ketika itu Presdir Heo mengajak keluarganya makan di luar. Namun ketika ia pulang, ia hanya melihat Nyonya Kang dan Chi Hyun. Saat ia menanyakan Joon Jae, Nyonya Kang berkata Joon Jae sudah tidur jadi mereka sebaiknya membawakan makanan saja saat mereka pulang nanti. Presdir Heo tidak memeriksa puteranya lebih dulu dan langsung pergi bersama mereka. Padahal di dalam kamar, Joon Jae yang sedang demam menangis memanggil ayahnya.

snap-00226snap-00233

Presdir Heo bertanya ada apa dengan wajah Joon Jae (bekas luka perkelahian dengan Dae Young). Ia bertanya apa yang dilakukan Joon Jae hingga terluka seperti itu. Ia menyalahkan Joon Jae yang meninggalkan rumah lalu menderita.

Joon Jae menyindir ayahnya yang baru ingin mengetahui keadaannya sekarang. Ia berkata ia bukan meninggalkan rumah tapi meninggalkan ayahnya.

“Dan aku tidak banyak menderita. Jika dibandingkan dengan saat tinggal dalam rumah itu, ini jauh lebih baik. Aku juga merasa seolah beban berat diangkat dari pundakku.”

Ayahnya bertanya apa sebenarnya kesalahannya. Lebih mengurus Chi Hyun daripadanya? Bagaimana bisa seorang anak tidak mengetahui perasaan ayahnya sendiri? Apa Joon Jae pikir ia lebih menyukai Chi Hyun hingga lebih mengurusnya?

“Kau adalah puteraku karena itu aku sengaja....”

snap-00237snap-00238

“Ayah menyerah..mengenai ibu dan aku. Dan Ayah membuang semua kenangan kita bersama. Tanpa melihat ke belakang lagi. Karena Ayah menyerah dan memilih yang lain, jangan menahan yang sudah Ayah lepaskan dan lupakan.”

Presdir Heo menghela nafas panjang. Ia berkata Joon Jae akan tahu pada saatnya nanti kalau hidup tidak berjalan seusai yang harapan. Ia sudah tua dan sudah waktunya menyelesaikan masalah warisan. Ia ingin Joon Jae pulang.

Tapi Joon Jae menolak. Ia tidak akan menerima apapun dari ayahnya, baik itu uang maupun cara hidup atau cara mencampakkan orang. Ia tidak mau menerima apapun dari ayahnya, tidak mau terlibat dengannya dan tidak mau lagi bertemu dengan ayahnya.

“Tapi sehatlah selalu....”

Joon Jae bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan ayahnya. Presdir Heo memanggil puteranya tapi tiba-tiba penglihatannya menjadi kabur. Joon Jae sempat berhenti namun ia tidak menoleh dan pergi.

snap-00256snap-00259

Tanpa bicara ia berjalan melewati Chung dan Chi Hyun yang sedang menunggu. Dalam perjalanan pun Joon Jae diam seribu bahasa. Chung hanya menatapnya, seakan tahu kalau Joon Jae saat ini sedang memikirkan banyak hal.

Setibanya di rumah, Chung terus mengikuti Joon Jae. Joon Jae berkata Chung boleh meninggalkannya juga kalau mau. Ketika ia menyuruh Chung tidak menyerah atas pilihan yang sudah ia pilih, itu semua adalah omong kosong.

“Mana ada hal seperti itu? Aku juga lebih nyaman dan tenang saat kau tak di sini.”

Joon Jae naik ke kamarnya dan langsung membaringkan diri. Ingatan saat ia menangis sendirian dan kesepian dalam keadaan sakit terus terngiang di benaknya. Dan sekarang ia juga sakit.

snap-00272snap-00274

Tapi kali ini ia tidak sendirian karena Chung terus berada di sisinya memegangi tangannya dan mengompres dahinya. Ia baru tahu setelah ia bangun. Chung bertanya apa ia baik-baik saja. Ia melihat cara mengompres di TV. Ia meraba dahi Joon Jae dan berkata sekarang Joon Jae tidak sepanas tadi.

Joon Jae masih dalam keadaan bad mood. Ia menyuruh Chung naik ke kamar langit-langit. Tapi Chung hanya menatapnya.

“Kau mengatakan itu tapi sebenarnya kau berharap aku berada di sisimu, bukan? Tak peduli kau menyuruhmu menyerah, kau berharap aku mengatakan aku tidak akan menyerah, bukan?

Tidak, aku tidak akan menyerah. Apapun yang kaukatakan, aku akan terud berada di sisimu tanpa menyerah. Jadi jangan marah karena kau tidak bisa mengatakan apa yang kauinginkan. Katakan apa yang ingin kaukatakan.”

snap-00282snap-00286

Pertahanan Joon Jae runtuh dan ia mengakui kalau ia tidak bisa mengatakan apa yang benar-benar ingin ia katakan pada ayahnya. Ia tidak bisa mengatakan bagaimana beratnya kehidupannya setelah meninggalkan rumah. Ia membenci ayahnya tapi ia berpikir ayahnya akan mencarinya hingga ia tidak mengubah nomor teleponnya selama beberapa waktu. Tapi pada akhirnya ayahnya tidak pernah menelepon satu kali pun.

“Aku mengikuti ujian persamaan sendirian. Pergi kuliah sendiri dan hidup sendirian. Betapa aku merindukannya. Aku sangat merindukannya,” Joon Jae menangis.

Chung meraih Joon Jae agar bersandar di pundaknya dan Joon Jae menumpahkan seluruh kesedihannya.

snap-00295snap-00297

Setelah sesi curhat selesai,. Joon Jae nampak canggung. Chung bertanya apa ia sudah membaik. Joon Jae mengiyakan. Ia malu karena tadi menangis di hadapan Chung dan ia beralasan ia tadi minum obat sebelum tidur jadi pikirannya sedang tidak benar. Ia bahkan tidak mau disebut menangis, hanya mengeluarkan air mata. Ia berkata Nam Doo dan Tae Oh tidak perlu tahu soal ini.

“Aku mudah lupa, jangan khawatir Heo Joon Jae. Mulai sekarang kau bisa mengatakan padaku apa yang tak bisa kaukatakan pada orang lain. Aku akan mendengarkan semuanya dan melupakan semuanya,” kata Chung.

Ia beranjak untuk naik ke kamarnya tapi Joon Jae menahannya.

“Kau benar-benar akan melupakan semuanya?” tanya Joon Jae. “Kalau begitu lupakan ini juga.”

Ia mencium Chung.

snap-00304snap-00315

Keesokan paginya, mood Joon Jae sangat baik. Paling baik sejak episode 1. Ia memasak dengan riang, bahkan menghias pasta masakannya. Nam Doo berkata ia lebih suka nasi dan Chung yang suka pasta. Joon Jae berkilah ia memasak untuk dirinya sendiri. Nam Doo tak habis pikir untuk apa Joon Jae menghias makanan yang akan dimakannya sendiri.

Sementara itu Chung mencoba mengenakan make up dan tampil berseri. Nam Dooo memuji kecantikannya. Joon Jae diam-diam tersenyum senang.

snap-00319snap-00327

Tae Oh memotret Chung dan berkata itu karena Chung cantik. Joon Jae langsung merebut ponsel Tae Oh.

“Apa maksudmu can...” ia terdiam lalu tersenyum. Ia berkata Tae Oh tidak boleh mengambil foto tanpa seijin orangnya. Itu tidak sopan.

Chung berkata ia tidak apa-apa. Tae Oh berusaha merebut kembali ponselnya dan membela diri Chung sudah memberi ijin. Tapi Joon Jae tanpa ampun menghapus foto itu.

Ia menoleh melihat Chung dan langsung teringat kiss semalam. Ia jadi salah tingkah dan menyuruh Chung makan. Chung bersikap biasa saja dan langsung duduk di meja makan. Nam Doo tersenyum simpul saat melihat Joon Jae cepat-cepat meninggalkan mereka.

snap-00340snap-00353

Joon Jae diam-diam mengintip dan melihat Chung seperti biasa seakan tidak terjadi apapun semalam. Ia jadi kesal karena sendiri yang merasa kikuk. Namun ia kembali tersenyum saat melihat foto Chung yang tadi diambil Tae Oh. Rupanya ia tadi sempat mengirim foto Chung ke ponselnya sebelum menghapusnya.

snap-00367snap-00365

Shia Ah datang berkunjung dan ia sengaja mengajak Joon Jae berbicara di tempat lain agar tidak terlihat Chung. Chung mengikuti mereka tapi Shi Ah menutup semua jendela dan pintu agar tidak terlihat dari ruangan lain.

Shi Ah memperlihatkan pada Joon Jae foto lokasi sebuah pembangunan apartemen yang dihentikan karena ditemukan situs jaman Joseon dan ternyata itu adalah situs rumah keluarga Dam Ryeong.

Shi Ah berkata mereka akan mengadakan pameran setelah memulihkan peninggalan dari bangkai kapal Dam Ryeong. Akan lebih hebat jika ditemukan peninggalan lain dari situs yang baru ditemukan tersebut. Joon Jae menatap foto lokasi penggalian itu.

snap-00382snap-00383

Dan itu pula yang terlihat dalam mimpi Dam Ryeong. Ia menyadari hanya 19 hari lagi waktu yang tersisa sebelum bulan purnama (sebelum hari kematiannya menurut sejarah). Ia bertanya-tanya apa yang harus ia lakukan agar Joon Jae percaya akan keberadaannya.

Tak lama kemudian para penggali menemukan sebuah kotak terkubur di dalam situs rumah keluarga Dam Ryeong.

snap-00390snap-00562

Nyonya Kang diam-diam menukar obat Presdir Heo. Ia pura-pura khawatir dan bertanya apa yang dikatakan dokter. Ia menyuruh Presdir Heo minum obat. Ia lalu mengusulkan untuk mencari pengganti Manajer Nam dan ia menawarkan diri untuk mencarikan. Tapi Presdir Heo berkata sebaiknya mereka menunggu karena mungkin Manajer Nam akan sembuh.

snap-00392snap-00395

Proyek Ahn Jin Joo berlanjut. Kali ini Nam Doo pergi ke pet shop langganan Jin Joo sambil membawa anjing bernama Goo Bek (900 won). Ia sengaja datang berdekatan dengan waktu Jin Joo membawa anjingnya, Oh Bek (500 won). Nam Doo memulai percakapan dengan berkata anjingnya diberi nama 900 won karena ia menghabiskan 9 juta won untuk anjingnya tiap bulannya.

Jin Joo bertanya untuk apa menghabiskan uang sebanyak itu. Dengan uang 5 juta won ia sudah bisa melakukan semua yang ia perlukan untuk anjignya. Ia bahkan mengirim anjingnya ke Sekolah Anjing prestisius. Nam Doo berkata ia membawa anjingnya melakukan kegiatan ekstrakurikuler.

Misalnya membangkitkan rasa percaya diri anjing dan mempelajari etika budaya Inggris. Ia berkata di Korea anjing terlalu banyak diberi perintah sedangkan cara Inggris adalah menunggu. Jin Joo berterimakasih karena ia belajar sesuatu hari ini.

snap-00400 snap-00402

Tujuan pertemuan itu adalah agar Jin Joo memiliki kesan yang baik terhadap Nam Doo. Berikutnya, menyebarkan rumor melalui calo Gangnam yang sudah ia sewa untuk menyebarkan rumor pada sebuah perkumpulan sosial para wanita kaya yang rutin dihadiri Jin Joo.

Calo itu disuruh menyebarkan rumor mengenai miliuner Kim Jae yang baru kembali ke Korea. Kim Jae disebut memiliki gedung 57 lantai di Dubai dan memiliki usaha lapangan golf. Tahun kemarin Kim Jae menolak menemui Nyonya sebuah perusahaan konstruksi terkenal yang ingin berinvestasi dengan membawa uangnya. Kim Jae juga sibuk membangun kondominium di Singapura dan buru-buru kembali ke Korea karena tunangannya. Tunangannya tinggal di Seoul tapi Kim Jae tak bisa berpisah dengannya.

Para nyonya itu bertanya-tanya siapa gerangan sang tunangan. Selebritiskah? Calo itu berkata ia tidak tahu sejauh itu karena semuanya dirahasiakan. Hanya saja saat ini setiap hari Kim Jae memborong semua barang di mall-mall Gangnam untuk tunangannya. Jin Joo tertarik mendengar informasi itu.

snap-00411snap-00410

Joon Jae tentu saja akan menjadi Kim Jae. Lalu siapa yang akan menjadi tunangannya?” Tae Oh muncul dengan wig panjang dan rok. Mereka sepakat tidak akan berhasil.

Nam Doo mengusulkan Chung. Dan lagi akhir-akhir ini Joon Jae sangat berhati-hati hingga membawa Chung kemanapun ia pergi. Apakah Joon Jae sekarang akan meninggalkan Chung sendirian? Joon Jae masih ragu dan bertanya bagaimana bisa ia membawa Chung ke sana.

snap-00419snap-00421

Chung bergabung bersama mereka dan bertanya ia hendak dibawa ke mana. Nam Doo menjelaskan kalau orang di TV bukanlah orang kecil. Chung berkata ia sudah tahu. Mereka syuting di studio dan membuat drama. Joon Jae tersenyum bangga dan mengusap kepala Chung sambil memujinya pintar.

Nam Doo berbohong pada Chung dengan mengatakan mereka akan syuting semacam drama dan peran Joon Jae adalah seorang yang kaya dan keren.

“Presdir? CEO? Semua pria keren di drama berperan seperti itu,” kata Chung.

“Tepat sekali! Dan kau berperan sebagai tunagannya. Mereka akan menikah,” kata Nam Doo.

Chung tersenyum dan berkata ia menyukai peran itu. Joon Jae menyerah dan membiarkan Chung mengambil peran itu tapi ada tiga hal yang tidak boleh dilakukan Chung. Jangan bicara, jangan tertawa, dan jangan makan.

Chung merasa yang terakhir akan sedikit sulit. Joon Jae berjanji akan memberinya makanan yang lebih enak setelah selesai.

snap-00429snap-00440

Maka mereka mulai berkeliling di mall-mall mewah, berperan sebagai miliuner dan tunangannya yang menawan. Memborong barang-barang bermerek tak peduli berapa banyaknya. Hal itu mereka lakukan tiap hari. Chung keren banget.

Jin Joo kesal ketika pelayan toko berkata ia tidak bisa menggunakan ruang VVIP sekarang padahal tadi katanya bisa. Pelayan itu meminta maaf karena ada tamu yang baru saja menyewa tempat itu beberapa saat lalu. Jin Joo marah karena ia juga tamu dan kenapa ia yang dinomorduakan.

Pelayan itu tidak mempedulikannya dan tersenyum menyambut tamu yang datang di belakang Jin Joo. Kim Jae dan sang tunangan.

Jin Joo menoleh dan terpesona melihat keduanya. Namun ia merasa familiar saat melihat Chung dan menyadari Chung adalah wanita yang melindungi Yoo Na.

snap-00449snap-00464

Pelayan menyapa Kim Jae. Kim Jae berkata tunangannya tidak memakai sepatu yang sama dua kali. Karena itu mereka datang lagi. Ia mengeluh Seoul tidak senyaman Dubai. Gedungnya terlalu berdekatan hingga mereka tak bisa naik jet pribadi mereka.

Mendengar kata Dubai, otak Jin Joo langsung bekerja. Ia mengenali Nam Doo dan langsung memanggilnya sebagai ayah Goo Bek. Nam Doo pura-pura kaget melihat Jin Joo.

Jin Joo bertanya apakah Nam Doo datang bersama Kim Jae dan rombongannya. Nam Doo berkata ia memiliki perusahaan investasi dan beberapa tamu VIP datang dari luar negeri. Ia pura-pura ingin cepat masuk menyusul tamunya.

“Tunggu, apa orang itu datang dari Dubai? Memiliki gedung 57 lantai dan lapangan golf? Siapa ya namanya? Kim Jae dan tunangannya yang sangat ia cintai.”

“Di mana kau dengar semua itu?” tanya Nam Doo pura-pura terkejut seakan rahasia besar sudah terungkap. Ia meminta Jin Joo tidak memberitahu orang lain. Pokoknya tidak boleh ada orang lain yang tahu. Jin Joo mengiyakan.

snap-00478snap-00479

Setelah berbelanja, Chung berbisik pada Joon Jae kalau ia lapar. Joon Jae berkata keras-keras kalau komentar Chung selalu bagus seperti biasanya.

“Aku ingin makan teobokki,” bisik Chung lagi.

“Itu yang kusukai darimu.”

“Dan soondae.”

“Standarmu selalu tidak tertandingi. Kita beli itu juga kalau begitu.”

Nam Doo mengikuti mereka tapi tiba-tiba Jin Joo menghentikannya. Ia ingin Nam Doo merencanakan makan malam untuknya dan Kim Jae. Nam Doo nampak keberatan karena ia juga sedang berusaha menyenangkan tamunya jadi ia sulit mengajukan permintaan.

Jin Joo berkata ia dan suaminya sangat tertarik pada investasi dan ingin berbicara sedikit. Nam Doo berkata sebenarnya Kim Jae sudah lama berada di luar Korea dan sempat mengatakan ingin masakan Korea rumahan. Sedangkan ia sendiri belum menikah.

Jin Joo langsung bersemangat mengatakan makanan rumahan di rumahnya sangat luar biasa. Karena mereka memiliki Baek Jong Won wanita (Baek Jong Won adalah koki terkenal yang banyak muncul dalam acara TV).

snap-00482snap-00488

Di rumah, Jin Joo memberitahu suaminya dengan antusias saat mereka makan malam. Yoo Ran tersenyum mendengar cerita Jin Joo. Sementara Jin Joo terlihat tak terkesan.

“Kau tidak berpikir kalau ia seorang penipu?” tanyanya. Ia bisa menduga kalau orang itu penipu hanya dengan mendengar cerita Jin Joo saja.

Jin Joo tidak terima. Ia berkata ia sudah memastikan pada nyonya pemilik konstruksi yang datang ke Dubai untuk menemui miliuner itu namun ditolak. Shi Ah makin yakin itu penipuan.

“Kalau kau tidak mau membantu setidaknya jangan merusaknya,” kata Jin Joo kesal. Ia berkata Kim Jae bahkan tidak akan menoleh meski mereka menyodorinya miliaran won.

“Dan itu yang terjadi dalam skema penipuan. Ia menarik investor seakan ia bisa melakukan apapun tapi ia tidak membiarkan semua orang ikut, hingga membuatmu makin berambisi untuk ikut,” kata Shi Ah tenang.

“Kalau begitu ketika kami mengundangnya ke sini, kau bisa melihatnya sendiri dan menilainya,” kata Jin Joo yang mulai ragu.

Terserah, jawab Shi Ah. Ia mengangkat panggilan telepon dan nampak terkejut.

snap-00495snap-00502

Joon Jae dkk sedang dalam perjalanan pulang. Nam Doo memuji Chung yang melakukan perannya dengan sangat baik. Chung senang mendengarnya. Joon Jae awalnya bersikap cuek tapi kemudian malah membanggakan Chung yang pintar dan cepat menangkap saat diajari.

“Memangnya ini pertemuan orang tua dan kau sedang membanggakan anakmu?” ujar Nam Doo.

Chung berkata ia juga senang hari ini karena bisa membantu Joon Jae dalam perbuatan baiknya. Ia lalu bercerita tentang mesin boneka yang pemiliknya adalah seorang penipu. Ia terus berusaha mendapatkan boneka itu tapi tidak bisa hingga ia bertanya pada orang di sekitar. Orang-orang mengatakan kalau pemilik mesin itu seorang penipu.

“Orang jahat,” kata Chung.

snap-00507snap-00509

Joon Jae dkk tertawa canggung. Nam Doo berkata tidak semua penipu itu orang jahat. Terkadang ada orang jahat yang menipu orang yang lebih jahat.

“Tetap saja mereka membohongi orang lain,” kata Chung.

Nam Doo bertanya memangnya Chung tidak pernah berbohong sama sekali. Tidak memiliki rahasia yang tidak bisa dikatakan pada mereka? Ia merasa Chung memiliki rahasia seperti itu.

Chung terdiam. Joon Jae menyuruh Nam doo berhenti menyudutkan Chung. Nam Doo berkata pada Tae Oh kalau ia merasa aneh Joon Jae selalu membela Chung.

“Apa di antara kalian ada perubahan status atau semacamnya?” tanyanya.

Chung berkata iya, dan di saat yang sama Joon Jae menjawab tidak. Chung terlihat kecewa. Nam Doo bertanya jawaban apa yang benar. Joon Jae melarang mereka mengobrol lagi.

Ia menerima telepon dari Shi Ah dan berkata ia akan segera ke sana. Ia meminta Nam Doo menurunkannya karena ada sesuatu yang hendak ditunjukkan Shi Ah padanya.

snap-00523snap-00526

Joon Jae bertemu dengan Shi ah di museum. Shi Ah berkata ia sendiri belum melihatnya tapi menurut para penggali yang menemukan benda itu, benda itu sangat spesial. Biasanya peninggalan keramik, lukisan, atau tulisan yang ditemukan dari rumah tidak dalam kondisi baik. Tapi yang satu ini terkubur dalam kotak yang sepenuhnya terkunci seakan seseorang ingin benda itu ditemukan di masa yang akan datang.

Mendengar itu Joon Jae bertanya pada Shi Ah apakah ia bisa melihatnya sendirian sebentar saja. Shi Ah memperbolehkannya.

snap-00531snap-00536

Joon Jae masuk ke dalam ruangan berisi peninggalan-peninggalan yang sudah ditemukan. Pandangannya tertuju pada sebuah lukisan di dinding. Gambar diri seorang pria.

Tiba-tiba petir menyambar hingga semua lampu dalam gedung itu padam. Joon Jae menyalakan pemantiknya lalu mendekati gambar tersebut. Ia terpana melihat gambar seorang pria berpakaian jaman Joseon dengan wajah sama seperti dirinya.

snap-00547snap-00550

Epilog:

Dam Ryeong berpikir apa yang harus ia lakukan agar Joon Jae mempercayai keberadaannya. Ia memanggil seorang seniman untuk melukis dirinya dan memastikan agar gambar itu bertahan sangat lama.

snap-00554snap-00557

Komentar:

Nyonya Kang jahat banget ya...tega-teganya mencelakai suami sendiri demi harta. Sepertinya ia hendak membuat Presdir Heo buta agar bisa menandatangani wasiat palsu yang menyerahkan seluruh harta Presdir Heo padanya dan Chi Hyun.

Meski aku merasa kata-kata Joon Jae pada ayahnya cukup keras, tapi aku juga mengerti perasaan Joon Jae sebagai seorang anak yang merasa diabaikan. Masalah mereka klasik sih.....kurang komunikasi. Jika saja Presdir Heo memahami kalau Joon Jae saaat itu masih kecil dan baru ditinggalkan ibunya, dan pastinya membutuhkan kehadiran ayahnya.

Tapi Presdir Heo malah memilih bersikap keras pada Joon Jae dan bersikap sebaliknya pada Chi Hyun. Belum lagi Presdir Heo sama sekali tidak mencurigai istri barunya. Juga kenapa Presdir Heo waktu itu sama sekali tidak mencari puteranya. Apa karena Nyonya Kang juga? Presdir Heo sendiri menyadari perbedaan sikapnya pada Chi Hyun dan Joon Jae, lalu kenapa ia melakukannya?

Chi Hyun bisa mengerti mengapa ayahnya tidak mencari Joon Jae demi ibunya dan demi dirinya. Sepertinya ia tidak sejahat yang diperlihatkan masa remajanya, mungkin karena kebaikan hati ayahnya. Sampai saat ini ia tidak melakukan hal yang jahat. Hanya saja ia ingin melindungi ibunya. Dan kurasa untuk melindungi orang sejahat Nyonya Kang sulit jika tidak melakukan cara kotor.

Hmmm...makan malam di rumah Jin Joo maka peluang Joon Jae bertemu ibunya akan semakin besar. Tapi bertemu Shi Ah bisa membuat semuanya berantakan >,<

Dalam episode ini Se Hwa tidak muncul. Apa ia masih dalam masa pemulihan? Atau ia sudah kembali ke laut?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)