Bom pulang ke
rumah. Ayah berkata In Sang mengirim sms pada Ibu. Mereka membacanya:
“Ini In Sang. Aku
baru saja menemui Bom. Tolong jangan bantu merawat Jin Young. Tolong usir dia
bersama Bom. Kumohon.” Saking frustrasinya >,<
Ibu berkata orang
yang tak punya perasaan seperti Tuan dan Nyonya Han saja tidak bisa mengusir
anak mereka. Bagaimana bisa ia mengusir puteri dan cucunya sendiri?
Sekretaris Min
berpapasan dengan Tuan Han yang baru masuk kantor. Ia berkata laporannya sudah
ia taruh di meja Tuan Han. Tuan Han melihat di depan laporan tersebut ada
postnote dari Sekretaris Min.
“Jika Bapak
menginginkan lebih banyak informasi, saya bisa memberi persyaratannya.”
Tuan Han nampak
geram.
In Sang menemui Je
Hoon di tempat Jae Won dan curhat padanya. Termasuk kata-katanya bahwa ia tidak
pernah pamer kekayaan.
“Tidak pamer?
Keberadaanmu sendiri sudah merupakan bentuk
pamer kekayaan,” kata Je Hoon.
Ia berkata ia
tidak tahu bagaimana cara menghasilkan uang sebanyak itu. Ia juga tidak punya
kekuasaan untuk menelanjangi struktur yang sudah ada. Tapi ia tidak ingin orang
seperti In Sang mendapatkan warisan seperti itu.
“Aku tidak mau
mencari nafkah dengan cara membantu hal-hal seperti itu.”
In Sang bertanya
apa rencana Je Hoon. Je Hoon akan mencari pekerjaan di firma hukum publik.
Gajinya 2 juta won sebulan. In Snag
bertanya bagaimana cara Je Hoon bertahan dengan gaji sekecil itu….errr ya kalau
dibandingin dengan 30 juta won sebulan sih ;p
Ia bertanya apa Je
Hoon sudah membicarakannya dengan Noo Ri. Apa mereka berpisah? Je Hoon berkata
In Sang sebaiknya urus masalahnya sendiri lebih dulu. Saat ini In Sang hanya
bisa memilih salah satu.
“Kau harusnya
berkorban jika mencintaiku. Kau harus mengalah jika mencintaiku. Itu adalah
omong kosong. Apa menurutmu itu mungkin? Sudah jelas kau menunjukkan rasa jijik
pada orang-orang sepertinya.”
In Sang terdiam.
Jae Won datang dan
menanyakan keadaan orang tua In Sang. In Sang berkata mereka baik-baik saja. Je
Hoon berkata Jae Won juga menderita karena Tuan Han. Jae Won tidak mau
membahasnya. Ia dengar hidup In Sang akhir-akhir ini kacau.
“Aku produk gagal
Han Jeong Ho (Tuan Han),” ujar In Sang getir.
Jae Won menghibur
tidak semua chaebol menjadi orang sukses, hanya bisa dihitung dengan tangan.
“Jika kau bisa
membuktikan bahwa kau bisa hidup dengan uang di bawah 2 juta won sebulan, maka
kau akan jadi mahakarya Han Jeong Ho,” olok Je Hoon.
Jae Won menegur Je
Hoon. Tapi In Sang membenarkan kata-kata Je Hoon, ia memang tidak bisa.
“Kenapa tidak bisa?
Coba saja,” tantang Je Hoon.
Pengacara Yoo
sudah mengosongkan kantornya dan pergi dari Hansong. Tuan Han menyuruh
Sekretaris Yang menempatkan orang baru di kantor bekas Pengacara Yoo dan Je
Hoon. Sekretaris Yang berkata mereka belum berpengalaman. Aku akan mengajari
mereka, kata Tuan Han.
Mantan PM Baek
menemui Tuan Han untuk membicarakan kandidat PM pengganti ayah Jae Won. Tuan
Baek beranggapan kandidat yang diajukan Tuan Han kurang baik karena terlalu
banyak rumor mengenainya. Hal itu pasti akan dijadikan bahan keributan oleh
orang-orang yang keluar dari Hansong (seperti Je Hoon dan pengacara Yoo). Ia
berkata Tuan Han harus mengendalikan situasi sejak awal.
Sekretaris Yang
menasihati Sekretaris Min agar tidak bertindak lebih jauh. Sekretaris Min mengingatkan
bahwa Tuan Han yang terlalu jauh bertindak.
Sekretaris Yang
berkata Tuan Han dan Sekretaris Min sebenarnya memiliki relasi yang bisa saling
menguntungkan. Sekretaris Min harusnya mengalah kali ini demi bisa mendapatkan
yang lebih besar. Sekretaris Min berkata ia harus menggunakan Tuan Han sampai
akhir.
“Kau akan kalah
jika melawannya,” kata Sekretaris Yang.
“Sudah terlambat,”
jawab Sekretaris Min tenang.
Sekretaris Lee
memeriksa kamar Jin Young. Ia melapor pada Nyonya Han bahwa mainan Jin Young tidak
bergerak di dalam sana. Nyonya Han berkeras mainan itu mungkin sudah berhenti
bergerak begitu Sekretaris Lee masuk kamar.
Sekretaris Lee
berkata ia tidak mendengar apapun ketika ia berjalan di lorong menuju kamar. Ia
berkata mungkin Nyonya Han salah dengar. Mana mau Nyonya Han ngaku salah. Ia
berkata pasti ada orang yang menyalakan mainan itu. Sekretaris Lee nampak
khawatir dan menyarankan agar Nyonya Han tidur lebih awal.
Nyonya Han
menyuruh Sekretaris Lee menyingkirkan mainan itu. Lalui tiba-tiba dia marah dan
bertanya apa yang dipikirkan Bom sebenarnya.
“Apa dia tidak
peduli pada barang-barang yang dikenal bayinya? Dia dekat denganmu, apa dia
tidak mengatakan apapun? Tidak ada telepon?”
“Jika aku jadi
dia, aku bahkan tidak akan melihat ke arah sini,” gumam Sekretaris Lee. Ups…
Ia cepat-cepat
berkata ia akan membantu Nyonya Han tidur nyenyak. Nyonya Han menyuruh
Sekretaris Lee membawakan mainan Jin Young pada Bom. Ia akan membeli yang baru
jika Jin Young kembali nanti.
Sementara itu Jae
Won berada dalam posisi yang makin sulit. Ia heran mengapa teman-temannya tidak
datang. Sebaliknya, Je Hoon juga hendak meninggalkan tempat Jae Won.
Sebelum pergi ia
bertanya apakah Jae Won sudah memikirkan sarannya. Jae Won bertanya bagaimana
ia bisa tahu apakah ia aman atau tidak setelah memberitahu Je Hoon mengenai
informasi yang ia dengar dari Nyonya Han.
Je Hoon
memperdengarkan rekaman Jae Won. Ia berkata ia akan menghapus rekaman itu jika
Jae Won memberitahunya informasi investasi apa yang didengarnya dari Nyonya Han.
Ini adalah caranya untuk membalas kemurahan hati Jae Won membiarkannya tinggal
di sini.
Jae Won berkata Je
Hoon tidak perlu membalasnya dan jangan ungkit lagi. Jangan harapkan apapun
darinya.
“Kau tetap tidak
aman meski tidak bekerjasama dengan kami,” kata Je Hoon. “Begitu kau tahu apa
yang Tuan Han pikirkan mengenai dirimu…”
“Kau pergi saja,”
Jae Won memotong kata-kata Je Hoon.
“Baiklah. Telepon
aku jika kau berubah pikiran.”
Je Hoon dan
pengacara Yoo menyewa apartemen untuk membuat kantor baru milik mereka sendiri,
juga tempat tinggal Je Hoon. Sekretaris Min dan Paman mengunjungi mereka.
Mereka membahas cara yang dilakukan Tuan Han pada kakak Sekretaris Min dan juga
Bom.
“Kita harus
menunjukkan padanya kalau usahanya sia-sia, bahwa ia tidak bisa lagi mengurung
orang seenaknya seperti biasanya,” kata Je Hoon.
Pengacara Yoo
berkata bukti untuk kasus kakak Sekretaris Min dan Seo Bom adalah sama. Kedua
kasus itu buktinya tertulis dan mengarah pada orang yang sama. Pengacara Yoo
meminta Paman menyemangati Bom.
Paman berkata ia
terus terpikir ibu Sekretaris Min. Berperang seperti ini benar-benar
menghabiskan energi. Sekretaris Min menenangkan itu adalah kekhilafan ibunya,
juga salahnya. Ia hanya fokus pada bertahan, seharusnya ia lebih sering
mengingatkan ibunya bahwa ia tidak sendirian.
Je Hoon mengiyakan
bahwa merasa sendirian adalah bagian yang paling menakutkan dalam perang ini.
Noo Ri mengunjungi
mereka. Je Hoon memperkenalkannya pada Pengacara Yoo. Mereka menggoda Noo Ri
bahwa Je Hoon sekarang hanya pria berpenghasilan 2 juta won sebulan. Je Hoon
ikut menggoda kalau Noo Ri memiliki tujuan jelas untuk kriteria kekasih yang
diinginkan.
Noo Ri malu saat
diingatkan hal itu. Ia mengaku ia memiliki standar tinggi dan merasa bingung.
Buatlah plihan yang benar, kata Je Hoon. Noo Ri berkata ia sering merasa
bingung dengan siapa dirinya.
Di rumah ayah dan
ibu berbicara dari hati ke hati. Ayah berkata ia berpuluh-puluh kali memikirkan
apa yang akan terjadi jika ia mengambil uang dari Tuan Han, dan apa yang
terjadi jika ia tidak mengambilnya.
Sekretaris Yang
pintar berkata-kata dengan mengatakan tidak ada persyaratan apapun. Tapi jika
ia menerimanya, ia akan terikat secara hukum hingga pada suatu saat akan
memaksanya menyerahkan Jin Young. Tapi jika ia tidak menerimanya, ia takut
tidak bisa membesarkan Jin Young dengan baik.
Ibu mengerti itu
pasti sangat sulit bagi ayah. Ayah teringat dulu mereka lebih memliki
keberanian untuk bertahan. Ibu berkata dulu mereka tidak banyak berharap.
Mereka hanya menginginkan Bom melahirkan dengan selamat.
Ayah lebih memilih
memiliki besan yang sama dengan mereka. Meski mungkin akan lebih sering bertengkar
atau saling melukai perasaan, tapi itu terasa lebih baik. Ayah menertawakan
dirinya yang selama ini merendah-rendah di depan Tuan Han.
Noo Ri diam-diam menangis
mendengar percakapan orangtuanya.
Bom terkejut saat
melihat Sekretaris Lee mengunjunginya di tempatnya bekerja. Ia menanyakan kabar
para staf. Sekretaris Lee berkata mereka semua baik. Ia datang untuk memberikan
mainan Jin Young.
Bom sangat senang.
Ia meminta Sekretaris Lee berhenti memanggilnya nyonya kecil, rasanya aneh.
Sekretaris Lee ingin lebih sering bertemu dengan Bom. Ia merasa sedih melihat
Bom seperti ini.
Bom berkata ia tak
apa-apa. Ia merasa tak enak hati saat bosnya (pemilik minimarket) masuk dan
melihat Sekretaris Lee terus memanggilnya Nyonya Kecil. Tapi Sekretaris Lee
tidak mengubah sikap dan panggilannya.
Ia begitu hormat pada Bom hingga bos Bom heran.
Bom langsung
menelepon In Sang. In Sang berkata bukan dia yang mengirim Sekretaris Lee. Ia
sudah lelah menggunakan trik semacam itu.
Sekretaris Lee melaporkan pada Nyonya Han bahwa Bom
sangat tenang dan tegar. Tentu saja Nyonya Han tidak senang mendengarnya.
Ahjumma langsung
menanyakan keadaan dan kesehatan Bom. Sekretaris Lee berkata Bom merindukan
mereka dan Bom tidak nyaman saat ia memanggilnya nyonya kecil.
“Dan lagi kenapa
kau memanggilnya seperti itu. Kau kan bisa lebih ramah,” kata Ahjumma.
“Seharusnya
begitu. Tapi aku ingin tahu apakah gelar tersebut akan membuatnya teringat masa
lalu (dan kembali). Itu adalah harapanku.”
Bom membawa pulang
mainan-mainan itu dan bermain gembira bersama Jin Young. Ibu bertanya-tanya
apakah Jin Young akan mengenali kakek-neneknya jika bertemu mereka. Bom
terdiam.
Sekretaris Yang
melaporkan kalau Bom akan mewakili dirinya sendiri dalam sidang perceraian
dengan In Sang meski didampingi oleh Je Hoon dan Pengacara Yoo.
Tuan Han berkata
ayah Bom sudah kalah dari puterinya sendiri. Sekretaris Yang menyalahkan
dirinya sendiri untuk itu.
“Tidak. Memang itu
yang akan terjadi. Orangtua yang tidak memiliki apa-apa tidak akan pernah
menang dari anak mereka.” Well…lihat saja nanti, mister^^
Tapi bukan hanya
itu kabar buruk yang dibawa Sekretaris Yang. Ia melaporkan kalau Sekretaris Min
juga belum bergeming. Tugas dari Tuan Han tetap dilaksanakan tapi ia tetap
berada di pihak berlawanan.
Sekretaris Yang
berkata Je Hoon dan Pengacara Yoo akan menekankan bahwa penyelesaian kasus
kakak Sekretaris Min adalah atas paksaan, tapi tidak akan ada bukti. Ia sudah
menghubungi pihak berwajib dan pengadilan setempat dan mereka bersedia
bekerjasama.
Mengapa mereka
bersedia bekerjasama? Karena Tuan Han sudah melobi mereka di masa lalu. Hanya
dengan semangkuk makgeolli (arak beras) dan “semangat” dari Tuan Han, mereka
sudah takluk.
“Orang-orang itu
mengalami masa sulit dalam karir mereka. Mereka langsung berlutut di kakiku
begitu aku mengatakan betapa mereka selama ini tidak dihargai,” kata Tuan Han
sombong.
Sekretaris Yang
bertanya apakah Jae Won tidak perlu diberitahu kalau mereka sudah tahu apa
kesalahannya. Tuan Han menyuruh Sekretaris Yang membocorkan pada Jae Won siapa
yang akan menjadi calon PM.
“Begitu ia tahu
siapa yang akan menggantikan ayahnya, ia akan menyadari apa yang sedang
terjadi.”
Sebelum Sekretaris
Yang pergi, Tuan Han kembali menyinggung masalah Han Trust (perusahaan
manajemen abal-abal yang didirikan Tuan Han namun dikelola oleh kakak
Sekretaris Yang). Ia berkata masalah itu akan mereka bicarakan setelah semua
masalah selesai. Sekretaris Yang terlihat gugup dan buru-buru berkata kalau
tidak ada masalah serius, seremeh kuku jari kaki dan tangan. Iiiihh…coba cabut
satu kuku jari, masih bilang remeh???
Diberi
“peringatan” samar seperti itu, Sekretaris Yang langsung panik dan berusaha
mendekati Sekretaris Min. Tapi Sekretaris Min menolak.
Ia memilih makan
malam bersama Yi Ji. Ia bergurau Tuan dan Nyonya Han bisa pingsan melihat Yi Ji
menyuguhkan makanan untuknya. Yi Ji berkata ia lebih suka ayah ibunya pingsan
beberapa hari agar ia bisa mendapatkan kedamaian dan ketenangan.
Sekretaris Min
menyarankan agar Yi Ji sekolah ke luar negeri dengan mempersiapkannya
diam-diam. Tuan dan Nyonya Han tidak akan memperbolehkannya dekat dengan Yi Ji.
Entah ia keluar atau dipecat, suatu saat ia akan meninggalkan Hansong.
Yi Ji bertanya apa
Sekretaris Min akan balas dendam pada ayahnya. Sekretaris Min tidak menyangkal.
Yi Ji sudah dengar ayahnya memaksa memberi uang pada kakak Sekretaris Min.
Sekretaris Min berkata ibunya yang mengambil uang itu tapi mereka tidak akan
menggunakannya dan akan menjadikannya barang bukti.
“Kalau begitu
rencana ayahku tidak berhasil.”
“Sepertinya
begitu. Ia ingin kami membeli mobil bagus dan pakaian bagus dengan uang itu.”
“Ayah berpikir
semua orang sama. Kurasa itulah kelemahan terbesar ayahku, hampir seperti
penyakit.”
In Sang tampaknya
makin murung. Ia bahkan menghentikan pelajaran yang belum selesai karena sulit
berkonsentrasi. Guru Park berkata obat depresi salah satunya adalah dengan
mengingat pelajaran. In Sang berkilah ia sedang depresi.
Sekretaris Lee
memberikan titipan pesan dari pengacara In Sang. Sampai proses perceraian
selesai, In Sang harus berbicara dengan pengacara lebih dulu jika ingin
mengatakan sesuatu pada Bom.
Sekretaris Lee
mengungkapkan penyesalannya karena tidak bisa membantu apa-apa. Ian Sang
berkata para staf sudah sangat membantu mereka.
Melihat In Sang
tidak seperti biasanya, Guru Park bertanya apakah In Sang sakit. Tidak, kata In
Sang. Ia menyarankan agar Guru Park dan Sekretaris Lee pulang lebih awal untuk berkencan.
Guru Park akhirnya setuju.
Para staf berkata
In Sang pasti terlalu banyak pikiran. Sekretaris Lee khawatir In Sang akan
meledak dan membuat keributan. Tapi Guru Park berkata itu malah bagus untuk
kesehatan mentalnya.
“Aku yakin ayahnya
tidak akan membiarkannya,” sahut Ahjusshi.
Tuan Han dan
mantan PM Baek bertemu dengan calon PM baru. Sang calon menyatakan
keterkejutannya dipilih menjadi kandidat PM. Tuan Han berkata ia benar-benar
pantas menjadi PM>
Calon PM berkata
tadinya ia pikir mantan PM Baek yang akan maju lagi. Mantan PM Baek berkata ia
tidak mau dan sudah menolak.
“Sejujurnya, aku
harus meminta maaf daripada memberi ucapan selamat,” kata Tuan Han.
Sang calon
membenarkan. Saat ini pemerintah dalam masalah dan ia tidak tahu apakah ia sanggup
menjalankan tanggungjawab itu. Tuan Han menyarankan agar calon PM membersihkan
kiri kanannya dan memberitahu mereka jika ada sesuatu yang mereka perlu
ketahui.
“Kau sudah tahu
semuanya tentang aku,” kata calon PM.
Tuan Han berkata
tidak sulit menetapkan sang calon karena ia sudah dikenal dengan integritasnya.
Lalu ia menyinggung sebidang tanah yang diterima sang calon ketika masih
menjadi penuntut umum, namun didaftarkan atas nama berbeda. PM Baek berkata
hal-hal seperti itu lebih baik diungkapkan sekarang. Sang calon meyakinkan
tidak ada lagi.
Tuan Han berkata akan lebih baik juga jika si
calon mengurus warisan sejak sekarang. Si calon berkata ia sedang mengurusnya.
Melihat tatapan kurang percaya Tuan Han, ia menegaskan tidak ada lagi yang perlu
dibersihkan sebelum pencalonannya.
“Begitu kau
menjadi PM, aku ingin kau membentuk satuan tugas langsung di bawah kantormu
yang berpusat menangani tuntutan hukum terhadap pemerintah atau masalah
investasi. Itu adalah misi utamamu. Kami sudah menyiapkan danannya dan kami
membuat strategi menjadi kuasa hukummu di luar (di luar jabatan PM). Kami perlu
kau mengakhiri rumor Supernova (kasus yang melibatkan kakak Sekretaris Min,
Paman Bom, dan banyak karyawan lainnya).,” kata Tuan Han.
“Tentu saja, aku
akan melakukannya.”
In Sang menyusuri
lorong-lorong dalam rumahnya. Ia teringat ayahnya mengatakan orangtua Bom cukup miskin. Awalnya mereka keluarga eklas menengah namun
sekarang tinggal di rumah hampir runtuh. In Sang ketika itu tidak ingin
membicarakannya. Tapi ayahnya berkata In
Sang harus menahan diri dari perasaan simpati.
“Itu adalah
karakter pewaris yang kuinginkan.”
Lalu ia pergi ke
Sungai Han. Ia ingat ia hendak masuk ke sungai namun pada akhirnya mencelupkan
kakinya saja ia sudah menggigil kedinginan. Bom yang hamil tua malah masuk ke
air untuk menunjukkan apa yang seharusnya In Sang lakukan jika ingin mati. In
Sang tersenyum kecil.
Ia mengingat
betapa hebohnya mereka kala itu. Ia lalu masuk ke dalam air dan terus ke
tengah. Tiba-tiba ia terpeleset dan basuk ke dalam air. Cepat-cepat ia berenang
ke tepi dan ditolong orang yang lewat.
Bom langsung
berlari keluar begitu In Sang meneleponnya mengatakan kalau ia basah kuyup.
Ternyata In Sang sudah di luar rumah, yang langsung disambut oleh orangtua Bom
dengan membawa selimut dan handuk lebar.
Mereka cemas
sekaligus kesal melihat tindakan bodoh In Sang. In Sang berkata mereka harus
menerimanya karena ia tidak memiliki tempat lain untuk dituju. Semua terdiam.
“Kau menyuruhku
untuk datang. Inilah aku…dengan tangan kosong.”
Bom langsung
memeluk In Sang.
Keesokan paginya,
Sekretaris Yang datang ke rumah Tuan Han. Ia bersikap sangat ramah menyapa
Sekretaris Lee tapi Sekretaris Lee menanggapinya dengan dingin. Sekretaris Yang
ingin berbicara dengannya setelah memberi laporan pada Tuan Han.
Guru Park diam-diam
memanggil Sekretaris Lee ke ruang belajar dan memberi isyarat untuk melihat
sesuatu di meja. Ada secarik amplop. Guru Park berkata ia terlalu takut untuk
membukanya.
Sekretaris Lee
jadi gugup dan terlihat saat ia membawakan teh untuk Nyonya Han. Nyonya Han
menanyakan tentang keadaan Sekretaris Yang tapi Sekretaris Lee malah menjawab
In Sang mungkin pergi ke sekolah lebih awal.
Guru Park membaca
isi amplop tersebut. Surat dari In Sang.
“Aku tidak ingin
menghakimi ayahku lagi. Aku tidak punya alasan lainnya. Aku hanya tidak ingin
kehilangan kesempatan. Tentu saja hidup bersamanya bukan berarti akan menyelesaikan
semua masalah. Aku akan bertengkar dengannya, membuatnya menangis, dan
melukainya lagi.
Tapi, karena itu
aku harus bersamanya. Kami tidak bisa mengalami semua ini dalam keadaan
terpisah. Untuk sementara aku akan menjadi beban bagi orangtua Bom dan Kak Noo
Ri. Tapi aku akan berusaha yang terbaik untuk menghidupi keluargaku sendiri.
Aku merasa buruk
atas semua kekhawatiran yang kutimbulkan untuk orangtuaku sampai sekarang. Aku
ingin berterimakasih pada mereka karena sudah membesarkanku. Dan tolong
sampaikan pada ayahku bahwa meski aku tidak mengikuti rencananya, aku tidak
akan menjadi sebuah kegagalan.”
Guru Park
menyerahkan surat itu pada Tuan Han. Ia berkata ia harus mendukung In Sang,
jadi ia juga mengundurkan diri. Ia meminta maaf karena tidak bisa menyelesaikan
kontraknya.
Sekretaris Yang
berusaha menenangkan para staf bahwa hal seperti ini sering terjadi. Malah akan
lebih buruk jika dianggap serius. Tapi Sekretaris Lee dan yang lainnya sudah
tidak mau dengar lagi kata-kata Sekretaris Yang.
“Aku merasa
sedih…kita kan seperti keluarga di sini,” bujuk Sekretaris Yang.
“Aku tidak
mengakuinya sebagai anak!!!” tiba-tiba terdengar suara Tuan Han menggelegar
dari ruang kerja.
Nyonya Han
terkejut. Ia bertanya apakah Tuan Han akan membiarkan saja. Lalu bagaimana
dengannya, apa ia tidak perlu melakukan apapun? Bertahan, kata Tuan Han.
Bom membangunkan
In Sang dengan membawa Jin Young. In Sang terbangun dan menyadari ia
benar-benar di rumah Bom. Ia langsung memeluk puteranya.
Ayah, ibu, dan
Paman sedang sibuk mencari pakaian-pakaian yang mungkin bisa dipakai In Sang
untuk sementara. In Sang keluar hanya dengan kaus dalam.
Meski menyambut In
Sang dengan hangat, Noo Ri tetap merasa khawatir. Begitu juga keluarga Bom yang
mengingatkan bahwa kenyataan berbeda dengan apa yang dibayangkan.
Dari biaya pulsa,
listrik, gas, makan, transportas, susu, dan lain-lain. Hidup dalam rumah kecil
berdesakan juga cukup mengganggu. Mereka harus lari ke toilet di taman jika
kamar mandi antri. Belum lagi makanan yang mereka makan pasti berbeda.
“Kalian
menakutiku,” kata In Sang.
“Lebih baik takut
di awal,” kata Bom.
“Jika kau tetap
ingin melakukannya, kami akan menerimamu. Tapi jika kaupikir kau tidak bisa
melakukannya, pulanglah sekarang. Orang bilang kau masih muda dan polos, tapi
ini bukan mengenai dirimu lagi. Ini mengenai kami juga,” kata Ayah
.
Keadaan di rumah
keluarga Han sangat murung hingga Nyonya Han kesal dan memarahi para staf.
Nyonya Han mengomel Bom tidak menelepon satu kalipun.
Sementara itu
Young Ra masih ngambek akibat ulah Hyun Soo. Ia menyalahkan Hyun Soo yang sudah
membuat In Sang lari dari rumah selamanya. Menurutnya, Hyun Soo yang sudah
memprovokasi In Sang.
“Ibu juga harus
bebas. Berhentilah berusaha menyelamatkan aset ibu dengan bersatu dengan
keluarga In Sang. Dan berhentilah berpartisipasi dalam drama kebangsawanan ibu
In Sang. Itu merendahkan martabat,,” kata Hyun Soo. Ia lebih suka mereka
menjauh dari keluarg Han.
Young Ra
menganggap Hyun Soo tidak dewasa. Terbalik sih kayanya ;p
Hyun Soo berkata
ibunya sangat mempesona kecuali dalam masalah ini. Young Ra membalas bahwa
seorang janda tak ber-uang harus menjual pesonanya. Ia bahkan tidak tidur
berhari-hari karena sangat takut kehilangan segalanya. Hyun Soo melihat ibunya
dengan prihatin.
Young Ra dan So
Jung pergi ke tempat Jae Won. Mereka menunggu Nyonya Han tapi Nyonya Han tidak
muncul. Mereka terkejut saat mendengar Jae Won akan pergi ke luar negeri.
Jae Won berkata ia
diminta meninggalkan Korea setahun. Dengan begitu ia tidak akan masuk penjara.
Young Ra dan So Jung ikut pusing mendengarnya.
Tuan Han
memerintahkan agar calon PM baru diumumkan besok. Ia mendengar laporan dari
Sekretaris Yang bahwa Jae Won menerima saran untuk ke luar negeri. Ia bertanya
apakah ada orang yang bisa menggoyahkan Jae Won dan membuatnya berubah pikiran.
“Dia memiliki
banyak teman, tapi sepertinya mereka tidak berpengaruh padanya,” kata
Sekretaris Yang.
Tuan Han berkata
itu artinya tugas Sekretaris Yang yang tersisa adalah memastikan tidak ada yang
mencurigakan mengenai Han Trust.
Sekretaris Yang
berbicara dengan Sekretaris Min. Ia berkata semua yang ada di bawah Jae Won
juga akan dibersihkan. Calom PM yang baru akan membersihkan semuanya. Ijin pengacara
Je Hoon dan Pengacara Yoo paling tidak akan dibekukan.
“Melihat bagaimana
dia (Tuan Han) ingin menciptakan awan ketakutan di seluruh negeri, tampaknya
Han Trust cukup penting baginya sebagai pusat dana gelap keluarga Han,” ujar
Sekretaris Min.
Sekretaris Yang
menyuruh Sekretaris Min untuk memberitahu Je Hoon dan Pengacara Yoo agar tidak
mengotak-atik Han Trust. Sekretaris Min menduga ini Tuan Han akan memaafkan
segala kesalaahan Sekretaris Yang jika Sekretaris Yang bisa membuatnya
menyetujui hal ini.
“Untuk apa aku
melakukannya?”
“Skenario terburuk
kau bisa masuk penjara karena memata-matai seara ilegal. Uang yang digunakan
untuk mendapatkan informasi itu memang berasal dari Hansong, tapi tidak ada
bukti tertulis.”
Hanya itu, tanya
Sekretaris Min. Sekretaris Yang berkata Sekretaris Min harus bertahan lebih
lama di Hansong jika ingin menggunakan Tuan Han sampai akhir.
“Aku sedih kita
tidak bisa berada di pihak yang sama,” kata Sekretaris Min, menyatakan
penolakannya.
In Sang bekerja di
tempat yang sama dengan Bom. Ia akan mulai bekerja besok. Ia mendapati kartu
kreditnya ditutup. Itu adalah kartu kredit keluarga dan namanya dihapus. Ia
baru benar-benar merasadihapus dari keluarganya. Tapi ia tidak merasa sedih,
sekarang ia sama dengan Bom.
Ia hendak mencium
Bom ketika orangtua Bom pulang. Bom cepat-cepat mendorongnya. Ibu tersenyum
geli. Ia berkata In Sang boleh menunjukkan perasaan sayangnya pada Bom. In Sang
malu dan berkata ia akan lebih hati-hati. Ayah mengajak In Sang minum bersama.
Di rumah keluarga
Han, Yi Ji menangis karena tadinya ia ingin pergi lebih dulu. Tapi
kesempatannya terlewati. Ahjumma berusaha menghiburnya.
Nyonya Han tak
henti-hentinya menangis.
Komentar:
Akhirnya In Sang
berani menceburkan diri ke dalam air. Dengan kata lain ia berani memilih Bom.
Ironis sekali Tuan
Han berkata orang yang tidak memiliki apa-apa tidak akan menang melawan anaknya.
Ayah Bom bukan menang melawan Bom, tapi melawan dirinya sendiri.
Sebenarnya orang
yang tidak memiliki apa-apa itu Tuan Han. Kekuasaan yang diperolehnya adalah karena ia
memegang rahasia kotor orang lain. Kekayaannya berasal dari pekerjaannya membela
orang-orang kaya dan berkuasa meski merugikan orang banyak. Istri dan
anak-anaknya tidak benar-benar disayanginya. Sahabat, ia tidak punya. Bawahan setia,
ia tidak punya.
Yi Ji saja tahu bahwa tidak semua orang sama. Tidak semua menganggap uang adalah segalanya. Aneh...anak-anak dalam drama ini malah berpikiran lebih dewasa dari orang-orang dewasanya^^
Sebaliknya, ayah Bom
memiliki keluarga yang hangat. Ia bisa tertawa dan menangis bersama istrinya.
Ia bisa bercanda bersama anak cucunya. Dan
sekarang ia bisa minum-minum bersama menantunya. Manakah yang lebih bahagia?
Mereka memang
mengalami masa sulit. Tapi menghadapi kesulitan bersama-sama bukankah terasa
lebih ringan, dan lebih mendekatkan satu
sama lain?
Bukan berarti
miskin artinya lebih baik dari menjadi orang kaya. Tapi seringkali orang lupa
bahwa yang menjadikan seseorang kaya bukanlah uang.