Hong Joo diminta kaptennya untuk meliput tugas malam di kantor kejaksaan. Asisten Kepala Park terkejut saat tahu Jae Chan yang akan bertugas malam ini menggantikan Jaksa Lee. Jaksa Son dan Hee Min juga ada janji malam ini. Jaksa Son meminta Pak Park memberi kesempatan pada Jae Chan karena sudah berusaha keras.
“Aku tahu ia berusaha, tapi tidak ada hasilnya setelah ia berusaha siang dan malam,” keluh Pak Park.
Hm...kira-kira apa Hong Joo benar-benar memang disuruh kaptennya atau ia melihat dalam mimpi kalau Jae Chan akan tugas malam.
Jae Chan sendiri terkejut begitu diberitahu akan diliput malam ini. Ia panik dan meminta Hyang Mi membawa sebagiann dokumen kasusnya ke kantor Jaksa Lee. Ia tidak mau kelihatan tidak kompeten karena begitu banyaknya tumpukan dokumen kasus tak terselesaikan di mejanya.
Pak Choi tertawa melihat Jae Chan heboh. Ia berkata sebaiknya Jae Chan menjadi dirinya sendiri saja.
“Aku akan mempermalukan seluruh kantor,” kata Jae Chan.
“Setidaknya ia tahu itu,” gumam Hyang Mi.
Jae Chan mengendus jubah jaksanya yang tidak pernah dicuci. Ia makin panik. Sama sekali tak menyadari sejak tadi Hong Joo merekamnya di dekat pintu masuk. Di belakang Hong Joo, Pak Park melambai-lambaikan tangan berusaha memberi tanda pada Jae Chan.
“Pak Choi, kamera tidak bisa merekam bau kan?” tanya Jae Chan.
Ia menoleh dan berseru kaget melihat Hong Joo.
“Terima kasih sudah membiarkanku merekam harimu yang dinamis saat bekerja, Jaksa Jung,” kata Hong Joo tersenyum.
Orang yang ditangkap Woo Tak berkata ia disuruh si pemilih ponsel untuk mencari ponselnya. Jadi ia yang menemui si pencuri ponsel. Ia berkeras ia adalah korban di sini.
Lalu bagaimana dengan uang 10 juta won? Pria itu berkata ia kira ponsel itu memang seberharga itu. Polisi yang menanyainya tertawa dan bertanya kenapa ponsel yang begitu berharha itu dilempar ke sungai? Bukankah ponsel itu bukan miliknya. Pria itu berkilah ia tidak membuang ponsel itu tapi ponsel itu tergelincir dari tangannya.
Tapi Woo Tak dan Kyung Han tidak percaya. Pasti ada sesuatu dalam ponsel itu. Masalahnya mereka tidak bisa menemukan ponsel itu.
Di meja lain, si pencuri ponsel diam-diam memasukkan sebuah USB ke dalam kaus kakinya. Saat ditawari video call dengan jaksa, ia memilih bertemu langsung.
Dan jaksa yang bertugas malam itu adalah Jae Chan. Ia berusaha terlihat gaya saat mengangkat telepon dengan memutar kursinya, tapi ia malah terjatuh. Tapi Jae Chan tetap Jae Chan yang menutupi rasa malunya dengan berpose....pose sakit pinggang XD
Si pencuri ponsel dibawa Pak Choi ke kantor Jae Chan. Pak Park yang sejak tadi mengawasi liputan Hong Joo, merasa familiar dengan wajah pencuri ponsel.
Jae Chan menjelaskan di depan kamera bahwa biasanya para jaksa menanyai para tersangka melalui telepon atau video call. Tapi tersangka ini ingin berbicara langsung dengannya. Ia akan menanyainya sebelum memutuskan akan menahan orang itu atau tidak.
Pencuri ponsel duduk di hadapan Jae Chan. Jae Chan membaca namanya. Park Dae Young. Ia berkata namanya sama dengan nama Asisten Kepala Jaksa.
Pak Park yang mendengarnya langsung teringat kalau orang itu adalah orang yang sudah mempermalukan namanya.
Park Dae Young, si pencuri ponsel, bercerita kalau ia dulu juga PNS sama seperti Jae Chan. Suatu hari adiknya terkena masalah dan ia kehabisan uang saat berusaha membantunya. Isterinya juga meninggalkannya.
Ia memiliki seorang puteri, tapi puterinya mengalami kecelakaan saat berusia 9 tahun dan cedera tulang belakang. Puterinya sulit bergerak bahkan untuk minum sekalipun.
Jae Chan nampak prihatin dan bertanya apa puteri Dae Young ada di rumah sendirian sekarang. Pak Park yang mendengar dari luar tak percaya Jae Chan begitu mudah percaya pada perkataan Dae Young.
Dae Young berkata ia tidak bisa mendapat pekerjaan karena harus terus merawat puterinya. Karena itu ia mencuri ponsel. Ia berkata ia tidak pantas dimaafkan. Ia akan bekerjasama dalam penyelidikan dan persidangan, karena itu ia memohon agar ia tidak ditahan. Ia berkata puterinya akan meninggal jika ia tidak ada.
“Ia mungkin sedang melipat bangau origami, menungguku pulang ke rumah membawa kue. Ia pikir jika ia melipat 1000 bangau origami...” ia bercerita sambil menangis.
“Ia pikir jika ia melipat 1000 bangau, ia akan bisa berjalan kembali. Iya, kan?” Pak Park masuk ke dalam kantor. “Hampir 10 tahun berlalu tapi ceritamu tidak berubah sama sekali. Dia berbohong. Jangan biarkan dia menipumu. Tahan saja dia.”
Jae Chan bertanya apa Pak Park mengenal Dae Young. Pak Park berkata tentu saja ia kenal. Sepuluh tahun lalu Dae Young juga melakukan pencurian yang sama dan ia menahannya. Jadi tahan saja dia.”
Jae Chan bertanya apakah puteri Dae Young saat ini benar-benar sendirian. Dae Young mengiyakan.
Pak Park menegur Jae Chan di ruangan lain. Ia bertanya kenapa Jae Chan seperti amatiran. Apa Jae Chan tidak tahu kalau Dae Young sedang berbohong?
“Sepuluh tahun lalu ia berkata puterinya berumur 9 tahun. Memangnya ia tidak menud?” kata Pak Park.
Jae Chan berkata ia tidak bermaksud membebaskan Dae Young. Tapi ia ingin pergi ke rumah Dae Young untuk memastikan apakah perkataannya benar atau tidak.
Pak Park berkata kasus ini hanya perlu diselesaikan dalam waktu 5 menit tapi Jae Chan membuatnya jadi 2 jam. Ia berkata apa yang dilakukan Jae Chan seperti ini hanya dilakukan oleh para pemula.
“Kau seperti dokter yang menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk memberi perban luka goren di lutut saat ada pasien sekarat di ruang IGD. Kau selalu mempercayai kebohongan tersangka dan membuang-buang waktu. Itu sebabnya kasusmu yang tak selesai sangat banyak. Tidak perlu cari alasan lagi. Tahan dia sekarang juga!”
Jae Chan terpaksa mengiyakan. Ketika ia keluar dari ruangan itu, Hong Joo dan Pak Choi sudah menunggunya. Mereka jelas mendengar teguran Pak Park.
Hong Joo menanyakan keadaannya. Jae Chan berkata ia tidak apa-apa dan berjalan lesu ke kantornya. Hong Joo merasa kasihan padanya.
Pak Choi salah mengerti dan berkata Jae Chan tidak dimarahi seperti ini tiap hari. Jadi Hong Joo jangan terlalu kecewa.
Hong Joo bertanya apa Pak Choi merasa Jae Chan pantas dimarahi seperti tadi hanya karena ia dibodohi seseorang.
“Maksudku, mempercayai orang lain bukanlah hal buruk.”
Woo Tak akhirnya bertanya pada Kyung Han apa Kyung Han tahu kalau ia buta warna sebagian. Kyung Han berkata ia tahu. Woo Tak bertanya kenapa Kyung Han tidak mengatakan apapun. Itu bisa dijadikan alasan untuk ia dikeluarkan dari kepolisian.
“Apa kau berbohong saat kau bergabung dengan kepolisian?”
“Tidak, ada kesalahan saat tesnya.”
Bagi Kyung Han itu sudah cukup. Selama ia tutup mulut, tidak akan ada yang terjadi. Ia berkata bukankah Woo Tak yang mengangkap pria itu tadi. Ia berkata masalah pada penglihatan Woo Tak tidak sebanding dengan perutnya yang besar. Ia terlalu lamban sebagai seorang polisi dan ia lebih pantas diberhentikan. Woo Tak terharu mendengarnya.
Hong Joo pergi membeli kue di suatu tempat. Sementara Jae Chan pergi ke rumah Dae Young. Ia mengetuk-ngetuk rumah Dae Young dan berteriak memanggil puterinya. Seorang wanita keluar dari rumah sebelah. Jae Chan bertanya apa wanita itu mengenal Dae Young. Wanita itu berkata ia sering memberi kimchi untuk Dae Young.
Jae Chan bertanya apa wanita itu juga tahu puteri Dae Young. Wanita itu berkata Jae Chan pasti salah alamat karena Dae Young tinggal sendirian.
Jae Chan merasa kecewa karena ia sudah dibohongi. Ia merasa aneh karena di matanya Dae Young terlihat tulus.
Hong Joo duduk di sebelahnya sambil menenteng kue. Jae Chan terkejut. Kenapa Hong Joo tahu ia ada di sini? Apa hong Joo mimpi lagi? Tidak, jawab Hong Joo. Ia tidak perlu mimpi lagi untuk tahu apa yang Jae Chan pikirkan. Ia bisa merasakan Jae Chan akan ke sini. Jae Chan menunduk sedih dan menolak kue yang ditawarkan Hong Joo.
Hong Joo berkata Jae Chan pasti kecewa karena sudah dibohongi. Jae Chan berkata hari ini ia terlihat menyedihkan. Ia membiarkan dirinya dibodohi seorang tersangka dan dimarahi Pak Park. Ia meminta Hong Joo mengedit liputan dirinya hari ini. Ia tidak ingin mempermalukan seluruh divisinya.
Hong Joo berkata ia sudah bertanya pada nenek penjual kue di dekat rumah Dae Young. Nenek itu berkata kalau Dae Young memang memiliki seorang puteri, sepuluh tahun lalu. Seorang anak perempuan berumur 9 tahun dengan cedera tulang belakang karena kecelakaan.
Pekerjaannya adalah tukang pos. Namun ia tidak bisa bekerja lagi karena harus merawat puterinya. Karena itu ia berhenti kerja dan menjadi pencuri ponsel. Dia tertangkap. Puterinya tertinggal di rumah sendirian dan akhirnya diselamatkan. Tapi gadis itu meninggal dunia saat ayahnya di penjara. Sejak itu Dae Young tinggal sendirian.
“Jika ia bertemu jaksa sepertimu dan bukannya Pak Park 10 tahun lalu, puterinya mungkin masih hidup sekarang,” kata Hong Joo. Ia berkata Jae Chan tidak perlu khawatir karena ia akan mengediut seluruh bagian Jae Chan agar tidak ada seorangpun melihatnya.
“Jika semua ini tersiar, semua wanita di dunia akan jatuh hati padamu. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi.”
Jae Chan membungkamnya dengan ciuman. Akhirnya ia bisa tersenyum lagi dan meminta kue yang dibeli Hong Joo. Saat itulah ia melihat cincin pemberiannya di jari Hong Joo. Hong Joo pura-pura kesal karena Jae Chan baru menyadarinya sekarang. Keduanya tersenyum.
Keesokan paginya Jae Chan menemui Dae Young di tahanan. Dae Young bertanya apakah sekarang ia bisa keluar dari sel itu dan menemui puterinya. Jae Chan berkata ia sudah mengeluarkan surat perintah penahanan Dae Young dan interogasi akan dilakukan hari ini.
Dae Young nampak marah karena tadinya ia pikir Jae Chan akan menolongnya. Jae Chan berkata semalam ia ke rumah Dae Young. Dae Young bertanya apa itu sebabnya Jae Chan menahannya. Karena ia membohongi Jae Chan?
Jae Chan berkata ia dengar apa yang terjadi pada puteri Dae Young 10 tahun lalu. Mereka seharusnya menolong Dae Young 10 tahun lalu tapi mereka tidak melakukannya.
“Aku tahu tidak ada artinya meminta maaf padamu mewakili mereka, tapi aku tetap ingin meminta maaf padamu.” Jae Chan membungkuk dalam-dalam tanda permintaan maaf.
Dae Young tampaknya tersentuuh dengan perkataan Jae Chan. Ia memanggil Jae Chan saat Jae Chan hendak pergi. Ia berkata ia sudah menggunakan puteirnya sebagai alasan dan menangis enam kali hanya untuk menghindari penahanan. Tapi hanya Jae Chan yang mengunjungi rumahnya. Sebagai ungkapan terima kasih ia ingin memberikan sesuatu.
Ia mengambil USB dari kaus kakinya dan memberikannya pada Jae Chan. Ia tidak tahu apa isinya, tapi pasti ada yang penting di sana.
Jae Chan kembali ke kantornya dan memeriksa isi USB itu. Ia sudah tahu kalau USB itu berisi data dari ponsel yang bernilai 10 juta won bagi pemiliknya. Tapi isinya hanya foto-foto biasa, seperti makanan dan anjing peliharaan. Hyang Mi berkata Jae Chan lagi-lagi dibodohi.
Jae Chan tidak menyerah. Jika ada sesuatu di dalam USB itu, ia boleh langsung menyelidikinya, kan? Pak Choi tertawa dan berkata tidak semudah itu untuk memulai suatu penyelidikan meski Jae Chan mengenali sebuah kasus. Prosedurnya sangat rumit.
“Jangan menambah pekerjaan untuk dirimu sendiri. Mari kita selesaikan kasus yang sudah kita miliki,” katanya.
Tapi Jae Chan masih penasaran. Hong Joo muncul dengan kameranya dan bertanya apa mungkin isinya informasi rahasia perusahaan. Jae Chan berkata Hong Joo tidak boleh meliputnya.
Pak Choi meneruskan melihat foto-foto itu saat Jae Chan berusaha menghalangi Hong Joo. Ia terkejut ketika mulai melihat foto-foto beberapa orang. Mereka adalah pasien rumah sakit dari berbagai usia, anak-anak hingga lanjut usia, perempuan dan laki-laki. Dalam foto-foto itu sebagian besar pasien nampak tersenyum.
Jae Chan bertanya mungkinkan pemilik ponsel itu seorang dokter. Tapi Pak Choi tahu lebih dari itu. Ia mengenali para pasien dalam foto-foto itu sebagai korban.
“Korban kasus pembunuhan menggunakan infus.”
Mereka semua terkejut.
Pria yang ditangkap Woo Tak sudah dibebaskan. Ia sedang berbicara dengan pemilik ponsel di telepon. Ia berkata pemilik ponsel tidak usah khawatir karena ia sudah melempar ponsel itu ke sungai. Mereka tidak akan bisa menemukannya. Ia juga sudah memberitahu polisi kalau ia tidak mengenal si pemilik ponsel. Ia berjalan menuju sebuah trailer di tempat terpencil.
Hyang Mi bertanya mungkinkah foto-foto itu berasal dari ponsel Myung Yi Suk, ayah Dae Gu yang dituduh sebagai pembunuhnya. Hong Joo berkata itu tidak mungkin karena Myung Yi Suk sudah masuk penjara lebih dari setahun yang lalu.
Pak Choi yang paling gelisah mengenai hal ini. Ia bertanya ada berapa foto pasien di sana. Ada 19 foto pasien. Dalam kasus pembunuhan itu ada 11 orang korban. Lalu siapa 8 orang lainnya?
“Aku jadi takut. Delapan orang itu masih hidup, kan?” kata Hyang Mi.
Hong Joo bertanya-tanya apakah Myung Yi Suk memiliki kaki tangan. Atau ia bukan pembunuh sebenarnya? Jae Chan berkata mereka harus bertemu dulu dengan si pemiulik ponsel.
Pria yang ditangkap Woo Tak masuk ke dalam trailernya sambil terus meyakinkan si pemilik ponsel kalau polisi tidak akan bisa menangkap mereka. Ia tidak melakukan kesalahan. Ia terkejut saat melihat si pemilik ponsel ternyata ada di dalam rumahnya. Firasat buruk nih....
Jae Chan memperlihatkan foto-foto itu pada Pak Park. Pak Park memarahinya karena ia membuang-buang waktu melihat isi ponsel yang dicuri. Jae Chan berkata ia tidak membuang waktu percuma.
“Orang itu menawarkan 10 juta won untuk mendapatkan kembali ponselnya dan ponsel itu berisi foto-foto korban pembunuhan berantai. Sepertinya seseorang mengambil foto mereka sebelum mereka meninggal. Orang itu mungkin kaki tangan atau pembunuh sebenarnya.”
Pak Park mengingatkan kalau Dae Young ada penjahat kambuhan yang memiliki kebiasaan berbohong. Akhirnya Jae Chan memberitahu Pak Park kalau Dae Young benar-benar memiliki seorang puteri 10 tahun lalu meninggal. Puterinya sakit tapi jaksa beranggapan ia berbohong dan tidak memeriksanya lebih dulu. Ia memohon tapi mereka tidak melepaskannya.
“Aku tidak ingin menjadi jaksa seperti itu.”
Pak Choi teringat kata-kata Yoo Bum bahwa seorang jaksa bisa memalsukan bukti. Ia pergi menemui Yoo Bum dan tanpa basa-basi langsung menanyakan apakah Yoo Bum memalsukan bukti dalam kasus Myung Yi Suk.
Yoo Bum tertegun. Pak Choi berteriak meminta Yoo Bum menjawabnya.
“Pak Choi bersamaku hari itu,” akhirnya Yoo Bum menjawab.
Hong Joo kembali ke kantor SBC dan tak bisa menahan tawa saat melihat Du Hyun mengenakan alat pencoba hamil (halah istilah apa ini ;p). Ia ingat Du Hyun dekat dengan polisi yang menginterogasi pria yang ditangkap Woo Tak karena mengira pria itu penadah ponsel curian. Ia ingin Du Hyun membantu mencarikan alamat pria tersebut. Ia akan membuktikan kalau Jae Chan tidak dibodohi.
Jae Chan berkata pada Hyang Mi kalau ia tidak akan ikut makan malam bersama. Ia harus menyelidiki di luar jam kantor karena Pak Park tidak mengijinkannya menyelidiki kasus tersebut.
Hong Joo tiba di trailer tempat pria itu tinggal. Sementara itu seorang pria nampak berlari menuju rumah tersebut.
Hong Joo masuk ke dalam trailer yang tidak dikunci. Jae Chan berdiri dengan kaget. Mereka sama-sama terkejut karena bertemu di tempat ini. Hong Joo berkata ia mencari si pemilik ponsel. Jae Chan juga sama.
“Tapi kurasa tidak akan mudah menemukannya. Karena orang yang mengetahui keberadaannya sudah mati,” kata Jae Chan sambil melihat ke tempat tidur.
Di sana terbaring tubuh pria yang ditangkap Woo Tak.
Tiba-tiba seseorang mengunci trailer tersebut dari luar. Lalu menyiramkan bensin dan menyalakannya. Api berkobar dalam trailer itu. Karena ruangannya sempit, dengan segera asap memenuhi ruangan tersebut.
Sementara itu seorang pria terus berlari ke trailer tersebut dan berusaha membuka trailer itu. Kilas balik saat Hong Joo dan Jae Chan menyelamatkan ahjusshi polisi dari dalam danau. Astaga...pria itu adalah ahjusshi polisi? Pak Choi?
Di dalam trailer, Hong Joo hampir tak sadarkan diri karena kehabisan nafas. Pak Choi terus memukul gembok yang mengunci trailer itu. Berhasil! Ia menerobos ke dalam lalu menyelamatkan mereka. Termasuk membawa keluar tubuh pria yang ditangkap Woo Tak.
Jae Chan dan Hong Joo terbatuk-batuk dan mulai bisa bernafas kembali. Pak Choi terlihat emosional melihat mereka.
“Apa kalian bisa mengenaliku?”
Jae Chan dan Hong Joo bingung. Pak Choi memeluk mereka sambil menangis.
“Syukurlah....syukurlah...aku senang kalian selamat...”
Meski bingung, Hong Joo dan Jae Chan menepuk punggung Pak Choi untuk menenangkannya.
Kilas balik saat ahjusshi polisi membela Jae Chan ketika 13 tahun lalu dimarahi ayahnya akibat memalsukan nilai rapor. Nama polisi tersebut yang tertera pada seragamnya adalah... Choi Dam Dong.
Komentar:
Astaga sama sekali tidak menyangka Pak Choi adalah ahjusshi polisi tersebut. Awalnya sempat mengira si pencuri ponsel karena ia juga mengatakan adiknya bermasalah. Tapi ngga yakin karena rasanya aneh jika Dae Young menjadi pencuri setelah nyawanya diselamatkan.
Pertanyaannya adalah apakah mimpi itu baru sekali ini dialami Pak Choi? Jae Chan bermimpi tentang Hong Joo ketika bertemu kembali dengannya. Bagaimana dengan Pak Choi? Bukankah ia juga mengirim uang ke alamat rumah Jae Chan?
Kalau melihat reaksinya, ia seperti baru tahu kalau Jae Chan adalah anak komandannya dulu. Tapi jika ia tahu alamat Jae Chan, rasanya aneh jika ia sama sekali tidak satu kalipun pergi ke alamat tersebut untuk melihat keadaannya meski secara diam-diam. Bukankah ia seorang penyidik? Pasti memiliiki banyak cara untuk mengetahui keberadaan Jae Chan dan Hong Joo termasuk seperti apa mereka sekarang.
Entah kenapa ada yang terasa tidak pas hehe....mungkin di episode selanjutnya dijelaskan^^
Salam kenal mbak fanny...
BalasHapusMbak fanny yg udah jadi suhu kdrama aja bilang gak pas kalo ahjussi polisi itu pak choi. Q juga ngrasa gitu, kalo dari awal pak choi tau jae chan itu anak bosnya plus yg udah nyelamatin dia dari percobaan bunuh dirinya dulu, kenapa pas awal2 episode pak choi kayak gak suka gitu sama jae chan