Aku senang topeng Yoo Bum sedikit demi sedikit terbuka di depan orang-orang yang selama ini menghormatinya. Puas rasanya melihat ia terjebak sendiri oleh kata-katanya. Membuktikan bahwa orang yang selalu menuduh orang lain melakukan hal yang tidak benar padahal tidak ada buktinya, biasanya karena ia sendiri melakukan perbuatan tak benar tersebut. Karena ia sendiri melakukannya maka ia percaya orang lain juga melakukan hal yang sama.
Pertemuan kembali Chestnut dan Jae Chan sayangnya terasa antiklimaks…meski diakhiri adegan kiss^^ Tapi penulis drama ini memang biasanya lebih menonjolkan pesan dari suatu rangkaian peristiwa dibandingkan dengan peristiwa itu sendiri.
Penulis menghubungkan perasaan Hong Joo dengan perasaan ayah korban hingga lebih terasa efeknya ketika ayah korban menangis setelah Jae Chan menjelaskan mengapa puterinya tidak dibunuh oleh Hak Young. Mereka sama-sama orang yang sangat terluka karena kehilangan orang yang sangat mereka cintai. Biasanya mereka membutuhkan orang untuk dipersalahkan.
Hong Joo marah pada kakak tentara karena tentara itu sendiri sudah tiada. Sementara ayah korban marah pada Jae Chan karena sudah membebaskan Hak Young. Kan heran kenapa ayah korban tidak langsung memburu Hak Young saja?
Mungkin karena ayah korban sebenarnya dalam hati kecilnya menyadari kalau puterinya tidak dibunuh. Tapi ia membutuhkan orang untuk disalahkan. Dan Jae Chan sudah merusak semuanya. Karena itu ia malah memburu Jae Chan.
Jae Chan menyadari itu. Ia sendiri pernah mengalaminya. Karena itu ia memilih untuk tidak menyalahkan ayah korban yang sudah menembaknya, tapi menjelaskan mengapa ia membebaskan Hak Young. Tidak dengan bukti-bukti yang sudah ia kumpulkan…tapi dengan satu bukti yang sudah pasti disadari juga oleh orangtua korban. Bahwa puteri mereka orang baik yang tidak akan menimbulkan kemarahan orang. Sebuah bukti yang tidak mungkin bisa dipalsukan dan dimanipulasi.
Satu lagi adegan yang kusukai adalah saat Jaksa Son menceritakan perasaannya sebagai seorang ibu dari anak yang sakit dan membutuhkan donor organ. Di satu sisi ia mengetahui banyak orang sedih dan terluka karena keluarga atau teman mereka meninggal, tapi bagi orang sepertinya itu adalah sebuah harapan. Derita bagi orang lain mungkin kebahagiaan baginya. Pikiran yang seringkali menakutkan baginya tapi tak bisa dihindarinya.
I really love your comment mbak...like always haha. Actually i didnt intend too ^^"
BalasHapusYg diomongin mbak fan itu sih (perkembangan karakter jaksa son, yol bum) yg bikin masih lengket sama drama ini. Meski ya bener, romancenya kayak berasa dipaksain di episode 19-20 yg tiba tiba hong joo dibuat merasa bersalah dg jae chan dan ga ngaku dia chestnut. Belum dapet feelnya sih ke saya. Jadi ga nyampe. Untungnya mbak fan bilang kalo yg diceritain bukan romance tp eventnya. Event masa lalu yg mau diangkat swnim. Thats the point. Saya suka. Soalnya udah pernah dibuai romance yg bkn tipe saya sih 2 drama belakang. Lebih sreg di sini sama dream high yg natural :p
Soal momen jaechan yg ngejelasin ke ayah soo kyunh itu bagus banget. Penonton digiring ke bagaimana jaechan sampai di keputusan keputusan itu sama seperti epispde episode sebelumnya. Jaechan memosisikan diri dengan baik bila dia menjadi orang lain...