Kamis, 14 Desember 2017

Sinopsis While You Were Sleeping Episode 30

snap-00188

Jae Chan menjemput Hong Joo yang baru saja keluar dari rumah sakit. Bukan hanya itu, ia juga sudah meminta polisi untuk melindungi Hong Joo karena ia saksi penting. Siapa tahu Yoo Bum mengincarnya lagi.

Tak perlu menebak siapa polisi yang dihubunginya. Jae Chan bertanya apa Woo Tak satu-satunya polisi di daerah ini. Begitu kebetulan. Woo Tak tersenyum dan berkata ia juga terkejut mendapat tugas ini. Kebetulan sekali.

“Kebetulan apanya,” sergah Kyung Han. “Entah Jaksa Jung yang meminta kita atau Letnan Han yang mengajukan diri.”

Jae Chan berkata ia tidak pernah meminta hal itu. Woo Tak balas berkata ia juga tidak mengajukan diri. Kyung Han berkata salah satu dari mereka pasti sedang pura-pura untuk membodohi mereka. Menurutku keduanya pura-pura. Jae Chan memang meminta Woo Tak sekaligus Woo Tak memang mengajukan diri.

snap-00150snap-00153

Jae Chan kembali ke kantor untuk mempersiapkan persidangan. Jaksa Lee mengamatinya dan bertanya bagaimana Jae Chan bisa setenang itu padahal Hong Joo hampir mati. Jika terjadi pada dirinya, ia pasti sudah mendatangi Yoo Bum dan paling tidak menarik kerah bajunya.

“Apa aku terlihat tenang?” tanya Jae Chan. “Aku sama sekali tidak tenang. Aku sangat marah. Setiap saat aku membayangkan aku menarik kerahnya, membentaknya dan memukulinya.”

Ternyata Jae Chan pernah bermimpi ia memukuli Yoo Bum dan akhirnya ia dikeluarkan dari kasus itu oleh Pak Park.

Jae Chan berkata melampiaskan kemarahannya seperti itu hanya akan berakibat buruk. Ia akan dikeluarkan dari kasus itu dan tidak bisa melakukan apapun. Ia juga akan dilarang mendekat. Semuanya akan hancur.

Karena itu ia menahan kemarahannya. Rahanya sampai sakit setiap pagi karena menggertakkan gigi kuat-kuat pada malam hari. Jaksa Lee berkata ia punya pelindung mulut.

“Kenapa kau baru mengatakannya sekarang? Besok bawa ya,” kata Jae Chan.

Jaksa Lee mengiyakan sambil mengeluh semua miliknya sekarang jadi milik Jae Chan juga. Sama seperti mobilnya.

snap-00159snap-00161

Ada yang bermimpi dalam persidangan Pak Choi ditanyai Pengacara Ko mengenai tulisan tangannya pada dokumen bukti kasus pembunuhan berantai. Lalu Hong Joo diminta membaca sesuatu olehnya. Hong Joo berkata Woo Tak tak boleh membuat kesalahan.

Hingga akhirnya Woo Tak ditanyai Jae Chan mengenai warna payung. Dan Woo Tak mengakui kalau ia tidak bisa membedakan warna dalam persidangan itu.

Ternyata itu mimpi Woo Tak. Ia terbangun dan bertanya apa yang harus ia lakukan. Karena sepertinya kesaksiannya akan menghancurkan semuanya.

snap-00169snap-00173

Hari persidangan pertama. Jaksa Lee dan Jae Chan memasuki gedung. Jaksa Lee menyuh Jae Chan rileks karena hari ini mereka hanya menyusuri daftar bukti. Di dalam mereka melihat Yoo Bum dan Pengacara Ko sudah tiba.

Pengacara Ko menyalami mereka dan meminta mereka bersikap lunak hari ini. Ia memuji Jaksa Lee sudah menyelidiki semuamya dengan teliti.

“Kalau begitu jangan terlalu banyak tidak menyetujui bukti-vukti tersebut. Itu akan menyulitkan kedua belah pihak,” kata Jaksa Lee.

Pengacara Ko setuju. Ia juga tidak suka persidangan yang lama.

Yoo Bum tersenyum sinis meremehkan Jae Chan. Namun Jae Chan tidak terpengaruh dan tetap tenang.

Lain di mulut, lain di tindakan. Karena dalam sidang itu, Pengacara Ko banyak tidak menyetujui bukti yang diajukan jaksa. Termasuk bukti pernyataan Hong Joo, Pak Choi, dan Woo Tak. Artinya mereka bertiga harus hadir dalam persidangan untuk ditanyai langsung oleh pengacara dan jaksa.

Jaksa Lee dan Jae Chan tahu Pengacara Ko berniat mengempaskan kredibiltas ketiga orang tersebut dalam persidangan. Ini akan menjadi persidangan yang panjang.

snap-00294snap-00297

Jae Chan mengajak Woo Tak minum bersamanya dan Hong Joo. Sebagai rasa terima kasihnya karena sudah mengawal Hong Joo beberapa hari ini. Woo Tak bergurau Jae Chan selalu pelit saat mengungkapkan rasa terima kasih.

“Tidak, dia cukup ekspresif denganku,” kata Hong Joo.

Layar ponsel Woo Tak menyala. Hong Joo melihat homescreen ponsel Woo Tak adalah bayangan 2 orang pria dan wanita. Si wanita seperti bersandar pada Woo Tak.

“Siapa ini?” kata Hong Joo.

Woo Tak gugup an tak tahu bagaimana menjawabnya.

“Astaga, pasti dia kan? Kecenganmu, benar kan?”

“Benarkah? Ini bayangan wanita yang kausukai?” tanya Jae Chan.

snap-00178snap-00179

Woo Tak terpaksa mengiyakan. Hong Joo berkata wanita itu pasti cantik, berwajah polos dan pintar.

“Apa kau sedang membicarakan dirimu sendiri?” tanya Jae Chan.

“Bukan, orang ini,” Hong Joo menunjuk foto itu.

Bagaimana bisa kau mengetahuinya hanya dengan melihat bayangannya, sergah Jae Chan. Hong Joo berkata ia jelas bisa melihatnya dan berkata ada yang salah dengan mata Jae Chan., Lalu ia menjauh untuk mengangkat telepon dari Du Hyun.

“Dia itu tidak bisa mengomeliku. Dia bahkan tidak tahu kalau itu adalah bayangannya,” gerutu Jae Chan pada Woo Tak.

Woo Tak tertawa dan berkata Jae Chan rupanya sudah tahu. Jae Chan balas berkata Woo Tak sebenarnya sudah tahu kalau ia tahu. Woo Tak tersenyum membenarkan lalu menunduk.

Melihat itu Jae Chan tersenyum dan berkata mereka sebaiknya tidak canggung satu sama lain.

“Aku akan berpura-pura tidak tahu, jadi mari tetap berteman.”

“Kau sangat pengertian. Kalau begitu apa sekarang kita bisa bercakap-cakap seperti teman (menggunakan banmal)?”

“Tidak, aku tidak sepengertian itu.”

Hong Joo bergabung kembali dengan mereka. Ia berkata besok akan banyak reporter yang datang di persidangan. Ia berharap ia tidak membuat kesalahan. Woo Tak berkata ia sangat gugup.

“Kau tidak mungkin lebih gugup daripadaku. Aku merasa sakit jantung,” kata Jae Chan.

Namun ketiganya tidak membiarkan rasa gugup itu menguasai mereka. Mereka tertawa dan bercanda bersama.

snap-00185snap-00186

“Kemarin...hari ini...dan besok... Kami terbiasa menjalani setiap hari seperti hari-hari lainnya. Tapi sebuah hari yang khusus akan dimulai...”

Yoo Bum menjemput Pak Choi untuk pergi ke persidangan bersama. Dengan berat hati Pak Choi mengiyakan.

“Untuk beberapa orang, hari ini akan membawa kegembiraan....atau kemarahan...”

Seung Won menemani Dae Gu di persidangan. Du Hyun dan para reporter lain sedang bersiap.

“Dan beberapa orang akan mengingat hari ini sebagai hari sedih untuk waktu yang lama.”

Woo Tak mengenakan seragam polisi formalnya untuk bersaksi di persidangan.

Seseorang mengirim pesan pada Jaksa Lee bahwa hari ini adalah hari yang penting dan ia akan hadir untuk mendukungnya. Dari siapa ayo?^^

“Di penghujung hari, kita akan mendengar kata-kata terakhir seseorang: Jangan menangis...Salahkan dirimu, sebentar saja. Tapi jangan lupakan apa yang terjadi...”

snap-00192snap-00194

Saat berjalan menuju gedung sidang, Jaksa Lee dan Jae Chan berpapasan dengan Pak Choi dan Yoo Bum. Pak Choi membungkuk pada Jae Chan. Lalu ia pergi lebih dulu bersama Jaksa Lee.

“Cobolah rileks. Orang akan berpikir kau tersangkanya, dan aku jaksanya,” kata Yoo Bum. Ia berkata Jae Chan tidak perlu mempersulit persidangan. Jawabannya sudah jelas jika Jae Chan berpikir hal yang masuk akal.

“Pengacara berkomplot dengan pembunuh berantai untuk membunuh seorang reporter....atau pembunuh berantai berusaha membunuh pengacara dan reporter. Mana yang lebih masuk akal bagimu?”

“Kurasa pernyataan kami akan lebih masuk akal,” jawab Jae Chan.

“Benarkah? Aku penasaran pihak mana yang lebih kredibel menurut hakim.”

“Aku juga penasaran. Siapa yang akan lebih dipercayai hakim kali ini,” kata Jae Chan tenang.

Dan Yoo Bum tidak nampak seyakin tadi.

snap-00196snap-00199

Hong Joo dan Woo Tak tiba di ruang sidang. Hong Joo menghampiri Pak Choi dan menyapanya. Pak Choi menanyakan keadaannya. Hong Joo berkata ia sudah benar-benar pulih., Ia meraih tangan Pak Choi dan menggenggamnya dengan hangat.

“Lama tak bertemu, Ahjusshi.”

Pak Choi tercekat dan mengangguk sambil menggenggam tangan Hong Joo.

“Aku benar-benar ingin bertemu lagi dengan Ahjusshi,” kata Hong Joo.

“Aku juga.”

Jae Chan melihat keduanya lalu tersenyum. Sederhana banget tapi kok jadi pengen nangis ya T_T

snap-00203snap-00207

Sidang dimulai. Pak Choi menjadi saksi pertama yang ditanyai oleh Pengacara Ko. Menurut Pengacara Ko, jaksa menuduh Yoo Bum membunuh Ha Ju Won untuk menutupi kalau ia sudah memalsukan bukti saat menangani kasus pembunuhan infus. Karena itu kunci kasus ini adalah apakah Yoo Bum memalsukan bukti atau tidak.

Ia bertanya apakah Pak Choi setuju kalau bukti 3 botol obat Vecaron dalam kasus pembunuhan infus merupakan bukti yang dimanipulasi. Masalahnya Pak Choi yang menambahkan bukti ketiga botol tersebut. Sebenarnya apa yang terjadi?

Pak Choi menceritakan kalau ia membuat daftar bukti yang ditemukan lalu menelitinya kembali saat kembali ke kantor dengan membandingkan bukti nyata yang mereka temukan. Dan ketiga botol itu tadinya tidak ada namun ia mengira ia memang terlewat memasukkan bukti tersebut.

Pak Choi menunjukkan daftar bukti itu dan bertanya tulisan tangan siapakah itu. Pak Choi mengakui itu tulisan tangannya. Woo Tak mulai merasa semua ini seperti mimpinya.

snap-00212snap-00215

Pengacara Ko berkata Pak Choi yang menyelidiki dan menahan barang bukti, lalu membuat daftarnya. Dan Pak Choi juga yang menambahkan ketiga botol tersebut dalam daftar.

“Jadi menurut pendapat saksi, siapa yang seharusnya dicurigai pertama kali karena memalsukan bukti?”

Jaksa Lee protes pada hakim kalau pertanyaan itu tidak tepat karena berdasarkan asumsi. Tapi Hakim memperbolehkan pertanyaan tersebut. Meski begitu Pak Choi juga berhak menolak menjawab pertanyaan tersebut. Pak Choi memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan itu. Akibatnya orang-orang akan beranggapan kalau Pak Choi yang memalsukan bukti.

Giliran Jae Chan. Ia bertanya di mana pengecekan kembali daftar bukti itu dilakukan. Di kantor lama Yoo Bum. Jae Chan meminta Pak Choi menyebutkan nama orang-orang yang membantunya mengecek daftar tersebut. Selain ia dan Yoo Bum, ada satu orang lagi yang membantu mereka.

Jadi hanya ada tiga orang dan tiga orang itu yang berpeluang memalsukan bukti. Namun hanya satu dari tiga orang yang menerima penghargaan dari Jaksa Agung akibat selesainya kasus ini. Hanya Yoo Bum yang menerimanya.

Jae Chan bertanya kenapa hanya Yoo Bum yang menerima penghargaan itu. Pak Choi berkata karena ia dan temannya hanya penyidik. Semua tanggungjawab dan kehormatan ditujukan pada jaksa.

Jae Chan bertanya kapan Yoo Bum mendapat tawaran dari Firma Hukum Hae Kwang. Sesudah menerima penghargaan tersebut. Lalu apakah Pak Choi menerima penghargaan atau hadiah apapun? Tidak.

Mengapa Jae Chan menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu? Ia berkata dari ketiga orang yang mungkin memalsukan bukti, siapa pelakunya bisa ditemukan dengan mengajukan sebuah pertanyaan. Siapa dari mereka bertiga yang diuntungkan dari pemalsuan bukti itu? Siapa yang paling diuntungkan?

Pak Choi mengerti. Ia menunjuk Yoo Bum.

“Pengacara Lee Yoo Bum.”

Tidak ada pertanyaan lagi.

snap-00229snap-00230

Berikutnya giliran Hong Joo.

Jaksa Lee berkata hal terpenting untuk menentukan apakah Yoo Bum melakukan pembelaan diri atau pembunuhan adalah bagaimana Hong Joo bisa sampai di atap.

“Pengacara berkeras Ha Ju Won menggendongmu di punggungnya. Apa kau ingat apa yang terjadi?”

Hong Joo berkata ia ingat apa yang terjadi, bahwa Yoo Bum lah yang telah menggendongnya ke atap. Jaksa Lee berkata Yoo Bum tidak bisa menggendong Hong Joo karena diberi obat.

“Tidak. Ia tidak di bawah pengaruh obat apapun hingga kami di atap.”

Jaksa Lee bertanya kenapa Hong Joo bisa seyakin itu. Hong Joo berkata saat di atap, ia melihat dua orang memegang payung. Ia jelas melihat mereka memegang payung. Jika Ha Ju Won menggendongnya seperti yang dikatakan Yoo Bum, dia tidak mungkin bisa membawa payung juga.

“Jika terdakwa berada di bawah pengaruh obat, dia tidak akan terpikir untuk membawa dua payung. Kedua payung itu bisa dijelaskan jika dia dalam keadaan sadar. Dia pasti membawaku ke atap dan Ha Ju Won mengikutinya dengan membawa dua payung.”

Jaksa Lee berkata Yoo Bum berkeras ia tidak bisa melakukannya karena diberi obat yang sama seperti yang diminum Hong Joo. Dan obat itu juga ditemukan dalam hasil tes darah Yoo Bum.

“Dia mungkin memakannya setelah membunuh Ha Ju Won. Agar bisa menyatakan kalau itu adalah pembelaan diri.”

Jaksa Son heran Pengacara Ko tenang-tenang saja mendengar pernyataan Hong Joo padahal pernyataan itu baru asumsi Hong Joo. Apa itu artinya mereka mengakui asumsi Hong Joo?

snap-00234snap-00236

Jaksa Lee berkata menurut Hong Joo Ha Ju Won membawa dua buah payung. Untuk apa ia melakukannya?

“Kurasa itu menunjukkan kalau ia bermaksud meninggalkan tempat itu bersama terdakwa,” kata Hong Joo. Artinya Ha Ju Won tidak memiliki niat untuk membunuh Yoo Bum seperti yang dinyatakan Yoo Bum.

“Dengan kata lain terdakwa mendorong Ha Ju Won dan membunuhnya padahal Ha Ju Won tidak berniat membunuhnya. Itu bukan pembelaan diri. Itu pembunuh,” kata Hong Joo berapi-api.

Giliran Pengacara Ko menanyai Hong Joo. Ia mengeluarkan botol obat berisi obat yang sama dengan yang disuntikkan pada Hong Joo dan dimakan Yoo Bum. Ia menyuruh Hong Joo membacakan efek samping obat tersebut dengan alasan penglihatannya kurang baik karena ia sudah tua.

Woo Tak ingat ia melihat hal ini dalam mimpinya dan ia mulai tertekan karena jika seperti ini maka berikutnya ia yang harus maju jadi saksi.

Hong Joo mulai membaca lalu terdiam selama beberapa saat. Namun ia meneruskan membaca.

“Dilaporkan ada kemungkin bermcam-macam efek samping termasuk pikiran tidak normal dan perubahan perilaku. Efek samping yang dilaporkan termasuk halusinasi visual, halusinasi pendengaran, dan perubahan kepribadian. Jadi menurut Anda, saya berhalusinasi?” kata Hong Joo marah.

Pengacara Ko berkata ia tidak mengatakan seperti itu. Ia hanya menyatakan efek samping yang mungkin terjadi. Hong Joo berkata ia tidak mengalami efek samping tersebut pada saat itu.

“Kebanyakan orang yang mengalami efek samping seperti itu akan mengatakan hal yang sama. Bahwa mereka baik-baik saja,” kata Pengacara K.

Hong Joo terlihat sangat kesal.

snap-00241snap-00244

Jaksa Son berkata ternyata ini sebabnya Pengacara Ko tadi tidak menyatakan keberatan mereka atas asumsi Hong Joo. Mereka berniat menghancurkan kredibilitas pernyataan Hong Joo.

Hong Joo berkata ia ingat jelas apa yang terjadi. Ia ingat Yoo Bum membopongnya ke atap. Lalu Yoo Bum memegang payung dan bersekongkol dengan Ha Ju Won untuk membunuhnya.

Tapi Pengacara Ko berkata semua ingatan itu adalah setelah Hong Joo diberi obat tersebut 9obat yang dimasukkan dalam kopi oleh Yoo Bum). Jae Chan bangkit berdiri dan berakta bukan hanya Hong Joo yang minum obat itu.

Jika kesaksian Hong Joo dianulir karena obat itu maka semua pernyataan Yoo Bum juga harus dianulir karena ia di bawah pengaruh obat yang sama.

“Dia menyatakan kalau ia berusaha menyelamatkan nyawa Nona Nam dan mendorong Ha Ju Won karena Ha Ju Won menyerangnya. Ia berkeras kalau itu pembelaan diri tapi semua itu mungkin saja efek halusinasi dari obat tersebut.” Yes!!

Saking marahnya, Hong Joo sampai meneteskan air mata. Seung Won tersenyum lega. Pak Choi melihat Jae Chan dengan bangga.

Jae Chan kembali duduk dan mengangguk pada Hong Joo untuk menenangkannya. Kyung Han berkata kesaksian Woo Tak akan menjadi kunci penyelesaikan kasus ini. Woo Tak sangat gugup dan gelisah.

snap-00247snap-00249

Para jaksa mengadakan rapat singkat sebelum sidang dilanjutkan. Jaksa Son khawatir kesaksian Woo Tak akan dipatahkan juga oleh pihak lawan. Jaksa Lee protes kenapa Jaksa Son berkata seperti itu.

Hee Min berkata itu tidak akan terjadi karena mereka memiliki bukti kedua payung yang sudah dipastikan ada sidik jari Yoo Bum dan Ha Ju Won. Menurutnya Woo Tak bahkan tidak perlu bersaksi.

Masalahnya kedua payung itu ditemukan di taman depan gedung, bukan di atap. Hee Min berkata itu pasti karena angin. Hari itu sangat berangin. Tapi Pak Park berkata itu tidak bisa dibuktikan. Pihak lawan bisa saja mengatakan kalau mereka memang meninggalkan payung itu di lantai dasar. Mereka memerlukan saksi yang menyatakan melihat kedua payung itu di atap.

Jae Chan menenangkan mereka kalau Woo Tak adalah seorang polisi dan juga orang yang pertama tiba di TKP. Ia pasti bisa bersaksi.

snap-00258snap-00261

Padahal Woo Tak sedang sangat kebingungan. Sidang akan dimulai 15 menit lagi. Apa yang akan ia lakukan? Yoo Bum akan lepas jika ia melakukan kesalahan.

Hong Joo berlari menghampirinya.

“Woo Tak, kau tidak tahu warna payung-payung itu kan? Dengar baik-baik. Satu berwarna hijau, satu lagi merah. Mereka akan menanyakan seperti apa payung-payung itu. Jika kau tidak bisa menjawabnya, mereka akan tahu kau buta warna dan kau harus meninggalkan kepolisian. Jadi ingatlah, payung yang panjang berwarna hijau, yang dilipat berwarna merah.”

Woo Tak tertegun. Ia bertanya bagaimana Hong Joo bisa tahu. Hong Joo berkata itu tidak penting sekarang.

“Pokoknya kau tidak boleh membuat kesalahan, mengerti?”

snap-00266snap-00269

Woo Tak hanya menatapnya. Hong Joo menggeleng. Ia berkata lupakan yang ia katakan. Ia menyuruh Woo Tak berbohong dengan mengatakan ia sakit dan pulang. Pengacara itu pasti akan terus menanyai Woo Tak dan akhirnya Woo Tak menyerah hingga buta warnanya ketahuan.

“Kau pergi saja sekarang. Aku akan mengatakan pada mereka kalau kau pingsan.”

“Lee Yoo Bum mungkin akan dibebaskan,” kata Woo Tak.

Hong Joo berkata itu tidak penting. Woo Tak tidak bisa meninggalkan kepolisian. Ia tahu Woo Tak tidak ingin meninggalkan kepolisian. Jika kondisi Woo Tak yang sebenarnya ketahuan, Woo Tak harus menyerahkan segalanya.

“Jadi pergilah saat tidak ada siapapun. Aku akan menjelaskannya nanti pada Jae Chan. Jadi kau sebaiknya....”

Woo Tak menarik Hong Joo dalam pelukannya. Hong Joo terkejut.

snap-00273snap-00276

“Aku tidak akan melarikan diri. Aku tidak akan membuat kesalahan. Jangan khawatir,” katanya pelan.

Maka ia berdiri di ruang sidang dan mengucapkan sumpahnya sebagai seorang saksi. Kyung Han dan Hong Joo nampak mencemaskannya.

snap-00278snap-00280

Epilog:

Woo Tak melihat Hong Joo sendirian menunggu bisa. Jae Chan sedang kembali ke rumah karena ponselnya ketinggalan. Mereka menunggu bis bersama. Saat menoleh, Woo Tak melihat bayangannya dan bayangan Hong Joo. Diam-diam Woo Tak mengambil ponselnya dan memotret bayangan mereka berdua di mana bayangan Hong Joo seperti sedang bersandar padanya. Aaaaa....Woo Tak :’(

snap-00284snap-00285

Komentar:

Antara sedih dan senang melihat episode ini. Senang karena banyak Woo Tak nya, sedih karena cinta Woo Tak yang bertepuk sebelah tangan. Tapi melegakan karena persahabatan mereka sudah sangat teruji melewati bayang-bayang maut. Ketiganya sudah gantian masuk rumah sakit kan ;p

Bagi seorang yang lurus seperti Woo Tak, memang rasanya tidak masuk akal jika ia sampai menghindari memberi kesaksian. Tapi bagaimana jika kesaksiannya yang membuat Yoo Bum bebas? Seandainya ia memilih tidak bersaksi, bukankah Yoo Bum juga mungkin dibebaskan?

Menurutku yang paling janggal sebenarnya kenapa Hong Joo repot-repot dibawa ke atap di saat hujan. Jika Ha Ju Won memang berniat membunuh keduanya seperti pernyataan Yoo Bum, toh keduanya sudah diberi obat (menurut versi Yoo Bum). Tinggal disuntik keduanya...beres. Repot banget ya Ha Ju Won harus menggendong Hong Joo ke atap ;p

Lebih masuk akal Yoo Bum yang menggendong Hong Joo ke atap karena ia memang berniat menjatuhkan Ha Ju Won dari sana. Menurutku sih ya lebih sederhana seperti itu hahaha XD

Tapi aku apresiasi banget sih sidangnya karena menunjukkan kepintaran Jae Chan dan Hong Joo dalam menghadapi persidangan itu^^

1 komentar:

  1. halo mbak fany, aku awalnya mikirnya hongjoo capek-capek dibawa ke atap, mungkin mau dijatuhin, jadi biar kayak bunuh diri ._.

    BalasHapus

Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)