Hee Joo akhirnya pulang ke rumah. Nenek lega mendengar Jin Woo sudah sadar. Ia juga heran Hee Joo sudah kembali padahal Jin Woo tidak ada yang merawat. Hee Joo berkata istri Jin Woo sudah datang. Nenek berkata itu hal yang baik.
Tapi ada hal tidak baik yang terjadi yang tidak Nenek ketahui. Yu Ra hampir pergi ketika Jin Woo dibopong masuk dalam kamar setelah ditemukan di halaman rumah sakit. Yu Ra terkejut melihat keadaan Jin Woo. Ia bingung apakah ia harus meneruskan tuntutan cerainya atau tidak. Bukan karena kasihan pada Jin Woo tapi karena akan merusak imagenya.
Ia melarang Hee Joo masuk ke kamar Jin Woo. Ia menuduh Hee Joo dibayar untuk membohonginya. Ia merendahkan Hee Joo serakah hanya karena uang berjumlah kecil. Lalu ia mengusir Hee Joo dengan kasar sampai mendorongnya.
Sekretaris Seo yang melihat hal itu membela Hee Joo. Tapi Yu Ra malah menendang kakinya. Hee Joo bertanya apa Sekretaris Seo tidak apa-apa. Sekretaris Seo menenangkannya dan menyarankan agar Hee Joo pulang saja. Karena itu Hee Joo pulang.
Jin Woo sadar dan melihat Yu Ra. Ia tidak nampak senang dan berharap itu hanya mimpi. Sekretaris Seo menyarankan agar Yu Ra kembali sja ke lokasi syuting. Mereka terus berdebat mengenai siapa yang seharusnya menemani Jin Woo. Tapi Jin Woo kembali mendengar suara gemuruh badai dan terlihat ketakutan.
Hee Joo tidak bisa tidur mengingat apa yang terjadi sore tadi di halaman rumah sakit. Akhirnya ia pergi ke dapur untuk menenangkan dirinya dengan minum anggur. Terdengar suara ketukan di pintu. Hee Joo membukanya dan kaget melihat Jin Woo.
Jin Woo mengendarai mobil sendiri ke sana. Ia mengingatkan harusnya Hee Joo bertanggungjawab karena sudah membawa “wanita itu” ke sini. Bagaimana bisa Hee Joo pulang begitu saja? Hee Joo berkata ia pikir ia tidak bisa membantu apa-apa meskipun tinggal di sana. Ia bertanya apa Jin Woo melarikan diri dari istrinya hingga ke sini?
Jin Woo meminta Hee Joo mengambilkan kotak lensa kontaknya di kamarnya karena ia tidak bisa naik sendiri. Ia sendiri memilih menunggu di dalam mobil...karena ia merasa lebih aman daripada berada di dalam rumah.
Hee Joo masuk dan menelepon Sekretaris Seo kalau Jin Woo menemuinya. Sekretaris Seo sebenarnya sedang mencari Jin Woo karena ia sempat meninggalkan kamar sebentar tapi Jin Woo menghilang lagi. Hee Joo berkata Jin Woo menginginkan ia mengambil sesuatu.
Sekretaris Seo berkata ia akan segera menyusul ke sana dan meminta Hee Joo menuruti saja semua permintaan Jin Woo meski perkataannya aneh. Dokter berkata Jin Woo menderita stress hingga berhalusinasi paranoid.
“Ia melihat dan mendengar sesuatu. Ia berkata orang yang sudah mati terus menerus muncul sambil membawa pedang...seperti hantu.”
“Maksudmu pria yang meninggal kemarin?” tanya Hee Joo.
Sekretaris Seo mengiyakan. Bahkan tadi Jin Woo sempat kambuh lagi setelah Hee Joo pulang. Ketika itu Jin Woo tiba-tiba menjatuhkan dirinya dari tempat tidur seakan menghindari sesuatu. Mereka harus memberinya obat penenang untuk menenangkannya. Dokter tidak tahu sampai kapan Jin Woo akan berhalusinasi. Bisa saja ia sembuh setelah beristirahat selama beberapa hari. Karena itu mereka sebaiknya menuruti Jin Woo meski ia terdengar tak masuk akal. Menentangnya hanya akan memperburuk keadaannya.
Saat menunggu Hee Joo, Jin Woo tiba-tiba log in ke dalam dunia game. Hyeong Seok muncul di depan mobilnya. Jin Woo mengunci pintu mobil.
Hee Joo berlari keluar. Ia menepuk kaca jendela mobil dan memanggil-manggil Jin Woo. Tapi Jin Woo hanya menatap lurus ke depan dengan waspada dan mengulurkan tangannya ke jendela agar Hee Joo menunggu sebentar. Hee Joo menyadari Jin Woo sedang mengalamai “halusinasi” lagi.
Setelah 1 menit berlalu dan Hyeong Seok menghilang barulahia membuka kaca jendela. Jin Woo mengambil lensa kontaknya dan memakainya. Ia melihat peta dalam game lalu menyalankan mobilnya.
Hee Joo panik dan bertanya Jin Woo hendak ke mana, ia yang akan mengemudi. Jin Woo bahkan tidak tahu jalan. Jin Woo menenangkan kalau ia tahu jalan dan Hee Joo sebaiknya tidur saja.
Hee Joo marah dan bertanya bagaimana bisa ia tidur sekarang. Bagaimana bisa ia meninggalkan Jin Woo seperti ini. Ia pasti khawatir. Ia berkata ia merasa kasihan pada Sekretaris Seo yang memiliki pekerjaan paling berat sedunia. Ia berharap gajinya sepadan. Semua orang yang bekerja pada bos seperti Jin Woo pasti akan jadi gila.
Ia dengar Jin Woo diberi obat penenang. Iika pengaruh obat itu belum hilang, Jin Woo bisa mendapat kecelakaan. Apa Jin Woo sudah gila? Jin Woo mengakui dengan tenang kalau ia memang sudah gila. Bukankah sore tadi ia sudah mengatakannya? Ia bergurau Hee Joo berbakat jadi rapper karena rentetan kata-katanya setiap kali ia marah.
Hee Joo berkata ia sangat serius saat ini. Ia meminta Jin Woo membatalkan transaksi mereka dan mengambil kembali uangnya. Ia hanya bahagia sehari tapi sekarang Jin Woo jatuh dan terluka di hostelnya. Bagaimana jika ia membiarkan Jin Woo mengemudi lalu Jin Woo meninggal dalam kecelakaan? Bagaimana ia bisa hidup menanggung semua itu?
Lebih baik kontrak mereka dibatalkan agar ia tidak terbebani dan Jin Woo boleh pergi sesuka hatinya. Tapi Jin Woo berkata kontrak itu bukan kontrak pribadi tapi perusahaan, jadi tidak bisa semudah itu. Hee Joo berkata kalau begitu Jin Woo sebaiknya membuka pintu mobilnya.
Tanpa membantah Jin Woo langsung membuka kunci mobil. Ia berkata sebenarnya ia takut sendirian dan berterimakasih kalau Hee Joo bersedia ikut. Hanya saja ia yang mengemudi. Hee Joo menurut dan duduk di kursi penumpang.
Mengikut peta game, Jin Woo berhenti di depan sebuah toko barang antik. Toko itu sudah tutup karena sudah tengah malam. Hee Joo berkata toko itu tutup jam 7 malam. Semua orang di sini saling mengenal. Jin Woo memintanya menelepon pemilik toko. Hee Joo bingung dan bertanya apakah Jin Woo ingin membeli barang antik. Saat ini juga, kata Jin Woo.
Tapi pemilik toko tidak mengangkat teleponnya. Jin Woo memecahkan kaca toko dengan tongkat jalannya. Hee Joo terkejut dan berkata ini bisa dianggap penyusupan. Jin Woo berkata Hee Joo bisa menjelaskan pada pemilik tokonya nanti.
Ia berjalan masuk sementara Hee Joo kembali berusaha menghubungi pemilik toko. Ternyata dalam dunia game, toko itu adalah toko senjata. Ada berbagai senjata dijual di sana. Dari belati kecil, pedang, kapak, hingga senjata api. Tapi senjata itu hanya bisa dibeli berdasarkan level pemain dan banyaknya emas yang dimiliki. Akhirnya Jin Woo membeli sebuah belati dan shuriken.
Hee Joo berhasil menghubungi pemilik toko dan berkata seorang langganannya tidak sengaja memecahkan kaca tokonya. Ketika ia masuk, ia melihat Jin Woo sedang mengayuin-ayunkan tangannya seperti sedang melempat sesuatu. Jin Woo berkata ia sedang berlatih melempar shuriken. Dalam dunia game, ia memang sedang berlatih melemparkan shuriken.
Hee Joo membiarkannya dan keluar toko untuk menelepon Sekretaris Seo. Jin Wo akhirnya berhasil mengenai target dengan shurikennya. Tapi tiba-tiba ia keluar dari practice mode dan Hyeong Seok kembali muncul.
Jin Woo melempar shurikennya dan berhasil mengenainya, tapi itu hanya mengurangi poin Hyeong Seok saja. Shurikennya habis, senjatanya otomatis beralih ke belati yang baru saja dibelinya. Jin Woo berlari ke sebuah ruangan lalu menutup pintu. Kemudian pelan-pelan ia membuka pintu dan bersembunyi di baliknya. Begitu Hyeong Seok, ia menancapkan belatinya ke punggung Hyeong Seok. Tapi itu belum cukup.
Jin Woo akhirnya menikam Hyeong Seok. Pukulan kritis berhasil. Hyeong Seok kembali mati. Jin Woo naik ke level 5. Melihat darah menetes dari tubuh Hyeong Seok, Jin Woo menyadari ia sudah membunuh Hyeong Seok untuk kedua kalinya.
Hee Joo menemukannya dan berkata pemilik toko sudah datang. Jin Woo menyuruh Hee Joo memilih satu barang antik untuknya lalu menunggu di mobil. Hee Joo menurut dan membeli sesuatu. Kali ini Jin Woo membiarkan Hee Joo mengemudi, tapi ia menolak pergi ke rumah sakit.
Hyeong Seok kembali muncul di depan mobil. Jin Woo nampak lelah dan menderita. Ia berkata ia tidak ingin mati tapi buruk sekali rasanya untuk membunuh. Dan membunuh sama sekali tidak ada gunanya. Tidak ada jalan keluar baginya.
Keesokan harinya, Profesor Cha pergi ke taman tempat Hyeong Seok ditemukan. Ia memikirkan bagaimana semua kecurigaan mengarah pada Jin Woo. Ia baru saja menemui Soo Jin. Soo Jin meminta maaf karena tidak menjaga Hyeong Seok dengan lebih baik.
Profesor Cha berkata Soo Jin selalu meminta maaf padanya setiap kali mereka bertemu. Kenapa Soo Jin tidak mencegah semuanya sebelum semua ini terjadi jika memang merasa bersalah? Ketia Hyeong Seok dan Soo Jin datang meminta restu untuk menikah, mereka berkata akan berusaha menebus semuanya. Tapi apa yang terjadi pada akhirnya?
“Satu meninggal dan satu lagi cacat (pincang) seumur hidup. Puteraku....satu-satunya puteraku kehilangan semua temannya, perusahaannya, ayahnya, dan kehormatannya, dan menjadi alkoholik, lalu meninggal secara misterius di negeri asing karena kau. Dan Jin Woo...”
Soo Jin hanya diam sambil menangis. Profesor cha berkata ia tahu kematian Hyeong Seok bukan salah Soo Jin, begitu juga keadaan Jin Woo sekarang. Tapi ia tidak bisa menghibur Soo Jin saat ini dan ia tidak merasa kasihan sedikitpun.
Profesor Cha berkata mereka berdua harus memutuskan apakah akan diadakan otopsi lebih detil pada Hyeong Seok. Tapi ia mengingatkan kalau hasilnya mungkin saja mengarah pada Jin Woo. Jadi apa yang akan dilakukan oleh Soo Jin?
Direktur Park telah tiba dan bergabung dengan Profesor Cha di taman. Ia sudah melihat Hyeong Seok dan Jin Woo. Jin Woo dalam keadaan tidur. Ia diberi obat tidur terus menerus karena selalu menunjukkan kegelisahan setiap kali bangun.
Mereka berdua pergi sarapan. Tanpa basa-basi Profesor Cha berkata mereka tidak punya banyak waktu. Para reporter sudah menunggu untuk membuat berita mengenai kematian Hyeog Seok dan penyebabnya. Semakin lama mereka menunda, gosip akan semakin bermunculan. Ia berkata ia dan Soo Jin sudah memutuskan tidak akan melakukan otopsi lebih detil.
Pertama, tidak akan menghidupkan Hyeong Seok kembali. Kedua, belum tentu menemukan penyebab kematiannya. Ketiga, hanya akan menimbulkan spekulasi kalau Hyeong Seok dibunuh. Dan spekulasi seperti itu hanya akan menambah buruk keadaan, media akan terus memburu berita dari keluarga Hyeong Seok. Untuk melindungi kehamilannya, Soo Jin memutuskan tidak melakukan otopsi.
Profesor Cha berkata pada Direktur Park kalau ia sama sekali tidak meragukan Jin Woo. Karena itu tidak ada alasan untuk melakukan otopsi. Ia menanyakan pendapat Direktur Park. Direktur Park sebenarnya memiliki kecurigaan dari perkataan Yang Ju yang mengatakan kalau malam itu Jin Woo terdengar senang setelah mengalahkan Hyeong Seok. Juga perkataan Jin Woo dulu bahwa ia akan menikam Hyeong Seok jika saja ada pisau di tangannya.
Tapi ia akhirnya ia berkata adalah hal yang tidak masuk akal meragukan jin Woo. Mereka setuju untuk menutupi semuanya. Mereka akan pulang lebih dulu membereskan semuanya. Profesor Cha juga bermaksud mengirim Jin Woo ke Amerika untuk terapi fisik.
Selama Jin Woo tidur terus menerus karena obat tidur, satu per satu meninggalkan Granada. Soo Jin, Profesor Cha, Yu Ra, dan Hyeong Seok. Jin Woo memilih terus menerus diberi obat tidur dan tidur karena pada saat itulah ia tidak melihat Hyeong Seok.
Direktur Park pamit sebelum kembali ke Korea. Ia bertanya apakah ada yang ingin dikatakan Jin Woo padanya. Mengenai apa, tanya Jin Woo lemah. Direktur Park tidak bertanya apa-apa lagi. Tak ada yang berani menanyakan apa yang terjadi pada hari itu antara dirinya dan Hyeong Seok.
“Jika saja mereka bertanya, mungkin aku menjawab kalau aku sudah membunuh Hyeong Seok. Tapi tidak ada yang berani menanyakannya...mungin mereka takut menghadapi kebenaran.”
Setelah beberapa hari akhirnya pengaruh obat tidur Jin Woo melemah. Ketika ia membuka matanya, dilihatnya Hee Joo tertidur di kursi dekat tempat tidurnya. Jin Woo menyelimuti Hee Joo yang terlihat kedinginan, lalu ia keluar kamar mencari obat tidur. Tapi semua obat sudah habis.
Ia mendengar ada seseorang di kolam dan berjalan ke sana. Min Joo yang sedang bermain di kolam menyapanya dengan riang. Ia berkata dokter sudah menghentikan obat tidur untuk Jin Woo karena tidak baik untuk kesehatan. Celotehan dan sikap siang Min Joo membuat Jin Woo tersenyum dan lebih baik.
Min Joo berkata ia ada di sini untuk bergantian merawat Jin Woo dengan kakaknya. Tapi tidak ada yang bisa ia lakukan karena Jin Woo hanya ingin dirawat Hee Joo. Dalam keadaan tidur sekalipunJin Woo melarang Hee Joo beranjak pergi karena ia takut sendirian. Karena itu Hee Joo tidak bisa ke mana-mana, bahkan tidak bisa pulang.
Min Joo bertanya kenapa Jin Woo hanya ingin dirawat Hee Joo. Jin Woo sendiri bingung dan berkata ia tidak tahu. Min Joo tidak percaya dan berkata Jin Woo sedang tebar pesona pada kakaknya dengan mengatakan hal-hal yang bisa membuat hati wanita meleleh. Suka banget melihat mereka berdua....Jin Woo terlihat lebih rileks saat berbicasra dengan Min Joo^^
Min Joo menceritakan kalau ia tidak suka lagi pada Go Yu Ra karena ternyata aslinya berbeda dengan apa yang ia lihat di TV. Ia berkata Yu Ra datang ke rumah mereka lalu melabrak Hee Joo untuk mencari tahu di mana Jin Woo, bahkan mendorong dan hampir memukuli dan menendangnya. Untung saja para pelanggan melindungi Hee Joo.
Jkin Woo terlihat merasa bersalah Hee Joo harus mengalami itu. Min Joo bertanya kenapa Jin Woo bisa menikahi wanita seperti Go Yu Ra. Mereka tidak akan cocok. Jin Woo berkata ia tidak ingat alasannya, sepertinya hanya spontanitas sesaat.
Sang Beom datang membawakan banyak makanan dari Nenek untuk mereka. Melihat Jin Woo sudah sadar dan baikan, ia bertanya apakah ia boleh membawa Hee Joo pergi hari ini karena hari ini adalah hari ulangtahun Hee Joo. Tadinya ia sudah merencanakan pesta bersama teman-teman yang lain tapi mereka undur karena Hee Joo tidak bisa datang.
Ia berkata Hee Joo sangat merasa bersalah karena Jin Woo terluka di hostelnya. Jin Woo berkata Hee Joo tidak perlu berpikir seperti itu. Sang Beom setuju, tapi Hee Joo berhati lembut dan menuduh Jin Woo terus menerus mencari Hee Joo. Jin Woo beralasan mungkin itu hanya igauan akibat pengaruh obat dan salah mengira Hee Joo sebagai sekretarisnya.
Ia merasa tidak enak hati karena menjadi pengganggu. Tapi Sang Beom dengan fair mengatakan itu karena Jin Woo berada dalam kondisi kritis, jadi bisa dimaklumi. Jin Woo memastikan ia sudah baik-baik saja jadi Hee Joo boleh pergi.
Hee Joo terbangun dan panik saat tidak melihat Jin Woo di kamar. Ia baru merasa lega melihat Jin Woo di ruang makan. Jin Woo mengucapkan selamat ulang tahun. Hee Joo bingung bagaimana Jin Woo bisa tahu. Jin Woo menunjuk Sang Beom yang masih ada di sana.
Sang Beom berkata ia datang menjemput Min Joo tapi Hee Joo juga harus ikut. Ia sudah menelepon teman-teman mereka dan semua akan datang. He Joo nampak keberatan untuk pergi. Ia berkata Jin Woo juga sudah memperbolehkan He Joo pergi. Hee Joo terlihat tidak ingin pergi dan berkata ia akan berpesta lain kali. Jin Woo menyuruhnya pergi bersenang-senang dan beristirahat karena ia baik-baik saja.
Hee Joo masih keberatan hingga Sang Beom kesal dan mengingatkan kalau ia sudah mengumpulkan teman mereka...bagaimana bisa dibatalkan lagi. Hee Joo berkata ia akan menunggu dulu sampai Sekretaris Seo datang. Jin Woo berkata ia baik-baik saja.
Akhirnya dengan berat hati Hee Joo keluar dari rumah. Tapi ia masih khawatir meninggalkan Jin Woo sendirian. Sang Beom berkata Jin Woo bukan anak kecil lagi dan kelihatan baik-baik saja. Sama sekali tidak terlihat sebagai orang gila atau paranoid berhalusinasi.
Pengaruh obat tidur makin menghilang dan Jin Woo kembali merasa gelisah. Ia berusaha mencari obat tidur di seluruh rumah tapi tidak ada. Begitu juga minuman beralkohol. Ia bertanya-tanya apakah yang didritanya penyakit jiiwa. Meski belum ada tanda-tandanya ia mulai bisa merasakan sudah waktunya Hyeong Seok muncul.
Hee Joo sedang bersiap-siap pergi ke pesta. Ia menelepon Jin Woo untuk memastikan keadaannya. Jin Woo berkata semua baik-baik saja. Hee Joo khawatir karena Sekretaris Seo belum juga datang. Jin Woo menenangkan kalau ia akan segera datang dan berbohong ia sedang menonton TV dan sama sekali tidak merasa bosan. Hee Joo berkata ia akan membawakan makanan nanti tapi Jin Woo berkata Hee Joo tidak perlu datang, lalu menutup teleponnya.
Hee Joo merasa kecewa, tapi ia tersenyum senang ketika Jin woo mengirim satu buket bunga mawar besar untuk ucapan ulang tahunnya.
Sebenarnya Jin Woo tidak baik-baik saja. Ia duduk sendirian di dalam kotak shower dengan gelisah. Hyeong Seok muncul kembali di luar pintu kotak shower yang tembus pandang. Kali ini Jin Woo mengajaknya bicara dan bertanya apakah mereka tidak bisa menghentikan semua ini sekarang.
“Aku benar-benar ingin berhenti. Apa kau akan bahagia hanya setelah kau membunuhku? Sampai kapan kita harus bertarung?” tanyanya lelah. Tapi Hyeong Seok hanya memandangnya tanpa bicara.
Sekretaris Seo tiba dan menemukan Jin Woo di kamar mandi. Jin Woo berkata ia sudah bisa bergerak sekarang jadi ia ingin pulang. Ia tidak mau lagi merepotkan orang lain. Melihat Jin Woo masih bersikap aneh, Sekretaris Seo menyarankan agar ia beristirahat beberapa hari lagi. Mereka sudah memiliki tiket pesawat untuk pulang minggu depan.
Jin Woo tidak mau naik pesawat. Ia akan ke Barcelona dulu naik kereta. Ia tidak tahu hal gila apa yang akan ia lakukan jika ia naik pesawat. Jadi ia akan mencobanya dengan kereta lebih dulu karena ia bisa turun kapan saja. Dan ia ingin pergi hari ini juga.
Hee Joo berusaha menikmati pesta ulangtahunnya bersama teman-temannya. Tapi ia tidak bisa berhenti memikirkan Jin Woo. Akhirnya ia keluar untuk menelepon Sekretaris Seo.
Sekretaris Seo awalnya diminta Jin Woo untuk tidak memberitahu Hee Joo mengenai kepergian mereka. Tapi Sekretaris Seo tidak enak hati mengecewakan Hee Joo. Apalagi Hee Joo berkata ia akan mampir nanti malam membawakan makanan. Akhirnya ia mengatakan kalau Jin Woo meninggalkan Granada malam ini karena ada urusan penting.
Hee Joo sangat kecewa. Namun ia tidak bisa menahan diri saat mendengar Jin Woo akan berangkat sebentar lagi. Ia segera pergi ke stasiun kereta menyusul Jin Woo.
Saat kereta mulai berangkat, Jin Woo melihat Hee Joo. Hee Joo berlari mengejar kereta berusaha mencari Jin Woo.
“Aku melarikan diri dari Granada dalam ketakutan. Aku bahkan tidak sanggup memikirkan perasaan orang lain. Tapi....”
Hee Joo terus berlari mencari Jin Woo tapi kereta terus menjauh. Jin Woo terus memandangnya dari jendela hingga Hee Joo tak terlihat lagi. Hee Joo terduduk lemas dan menangis.
Apakah kepergian Jin Woo dari Granada akan menghentikan semua “halusinasi” nya? Mungkin saja karena setting game itu di Granada. Kalau itu yang terjadi, apa lanjutan ceritanya? Jika aku jadi Jin Woo, aku tidak akan memainkan game itu lagi selamanya >,<
Benarkah penyebab kematian Hyeong Seok akan terkubur selamanya? Bagaimanapun sudah ada kecurigaan di hati Profesor Cha dan Direktur Par, dan mungkin orang-orang lain juga yang mengetahui hal tersebut. Apakah itu akan menjadi masalah baru nantinya?
Sebenarnya berharap Jin Woo bertemu dengan Emma lagi karena ia sudah mencapai level 5 sekarang. Kira-kira apa yang bisa dibicarakan dengan Emma?
Sempet mikir juga sih kalau apa yang dialami Jin Woo adalah sebuah halusinasi karena terlalu terobsesi dengan game tersebut. Tapi kematian misterius Hyeong Seok dan menghilangnya Se Joo menjadi batas kalau itu bukanlah halusinasi. Mudah-mudahan semua misteri bisa diungkapkan dengan baik oleh writernim.