Mendapati suaminya tidak pulang semalaman, Soo Jin mendapat firasat buruk. Apalagi sampai subuh belum juga ada kabar mengenai keberadaannya, termasuk dari sekretaris suaminya. Ia makin resah karena mengetahui Jin Woo ada di kota yang sama dengan mereka.
Belum lama ini terjadi pertengkaran antara suaminya dan ayah mertuanya. Ketika itu suaminya sangat marah dan berkata tidak akan menemui ayahnya lagi. Sepertinya ayahnya selalu membandingkan-bandingkan dirinya dengan Jin Woo.
Sementara Jin Woo pasti sakit hati karena sahabatnya sendiri merebut isterinya. Bagi Hyeong Seok, tidak ada siapapun yang berpihak padanya di dunia ini kecuali Soo Jin.
Soo Jin makin panik ketika suaminya belum pulang juga padahal sudah jam 5 pagi. Ia meminta nomor telepon Jin Woo pada adiknya, Soo Kyeong, karena ia sendiri sudah menghapus nomor itu.
Seorang penduduk yang sedang lari pagi menemukan Hyeong Seok duduk tak bergerak di bangku taman dengan kepala tertunduk. Ia memegang pundak Hyeong Seok dan menanyakan keadaannya. Tubuh Hyeong Seok jatuh terkulai. Pria yang menemukannya berteriak meminta bantuan karena sudah menemukan sesosok mayat.
Hee Joo mulai menata kembali kehidupannya setelah mendapatkan keajaiban. Ia tidak lagi menerima penghuni baru karena bulan depan ia akan menutup hostelnya dan berencana membeli baru. Ia memutuskan akan pergi ke dealer mobil setelah Se Joo kembali.
Ia sedang berada di toko gitar tempat kerjanya ketika ia teringat pada kata-kata Jin Woo yang menyarankan agar ia kembali bermain gitar karena ia seorang gitaris yang bagus, dan ia terlihat lebih mempesona saat bermain gitar. Hee Joo bertanya-tanya di mana Jin Woo melihatnya bermain gitar.
Ia sedang melihat foto-foto Jin Woo di internet ketika seseorang masuk. Jin Woo menyapanya. Saat itulah handphone Hee Joo terjatuh dan Jin Woo melihat foto dirinya di sana. Duh Hee Joo pasti malu ;p
Ia bertanya apa yang membawa Jin Woo kembali ke Granada. Jin Woo berkata sesuatu membuatnya kembali. Ia meminta Hee Joo ikut dengannya karena ia butuh bantuan. Dalam perjalanan, Hee Joo bertanya apa yang bisa ia bantu. Jin Woo berkata ia membutuhkan penerjemah. Ketika Hee Joo bertanya apa yang membuat Jin Woo kembali. Seorang yang kukenal meninggal dunia, jawab Jin Woo.
Mereka tiba di sebuah rumah. Hee Joo terkejut saat wanita yang menjawab interkom memanggil Jin Woo dengan sebutan “kakak ipar”. Mereka masuk. Jin Woo menjelaskan kalau kenalannya ada di rumah sakit, sementara istri kenalannya dan adik sang istri tinggal di sini. Mereka sedang berlibur namun sang suami ditemukan telah meninggal.
Hee Joo sempat mendengar Jin Woo salah bicara menyebut “isteriku”. Jin Woo berkata ia terselip lidah dan menjelaskan kalau dulu sang isteri adalah mantan isterinya. Ia juga menjelaskan kalau sang isteri sedang hamil dan pingsan saat mendengar berita kematian suaminya pagi ini.
Ia membutuhkan bantuan Hee Joo sebagai penerjemah karena kendala bahasa dengan dokter. Kedua wanita itu pasti kebingungan sementara sekretaris sang suani sibuk mengurus semuanya. Ia berharap Hee Joo bisa menemani mereka. Merasa kasihan, Hee Joo mengiyakan.
Soo Kyeong membuka pintu dan langsung menangis saat melihat Jin Woo. Jin Woo memperkenalkan Hee Joo pada Soo Kyeong. Soo Kyeong tak habis pikir kenapa semua ini bisa terjadi. Semalam ia masih melihat kakak iparnya sebelum ia tidur dan kakak iparnya itu terlihat baik-baik saja.
Jin Woo menjenguk Soo Jin di kamar. Soo Jin masih tidur. Soo Kyeong berkata tekanan darah Soo Jin meroket tadi pagi namun sekarang sudah membaik. Dokter menyarankan agar Soo Jin dirawat di rumah karena itu ia belum sempat ke rumah sakit melihat kakak iparnya. Jin Woo berkata ia akan pergi ke rumah sakit sekarang.
Mereka keluar dari kamar. Sebelum pergi Jin Woo meminta Soo Kyeong tetap bertahan meski berat dan ia bisa meminta bantuan Hee Joo. Soo Kyeong berterimakasih Jin Woo mau membantu mereka.
Soo Jin keluar kamar tepat sebelum Jin woo pergi. Ia bertanya apa yang Jin Woo bicarakan dengan suaminya. Ia yakin mereka bertemu semalam. Ia bertanya apa yang Jin Woo katakan pada suaminya hingga ia ditemukan tewas. Ia mulai emosi dan berkata ia sudah merasakan firasat buruk sejak berpapasan dengan Jin Woo di stasiun kereta.
“Kau pasti merasa lega. Kau menginginkan ini terjadi, bukan?” Ia makin emosi. Ia berteriak harusnya Jin Woo berbicara dengannya bukan dengan suaminya. Jin Woo hanya diam menatapnya.
“Dia juga hidup menderita. Ia selalu ingin berbaikan denganmu. Ia menangis dan minum setiap hari. Kami tidak selalu bahagia!!” Soo Jin menangis histeris.
Soo Kyeong akhirnya menarik Soo Jin masuk ke kamar. Ia berusaha menenangkan kakaknya dan berkata Jin Woo hanya berusaha membantu.
Hee Joo terdiam melihat apa yang terjadi barusan. Tiba-tiba Jin Woo bertanya apakah Hee Jung memiliki kekasih. Tidak, jawab Hee Jung. Jin Woo menyarankan agar Hee Jung tidak menikah meski sudah memiliki kekasih. Ia sudah mengalaminya dua kali dan pernikahan benar-benar buruk. Lalu ia pergi.
Hee Jung teringat Jin Woo pernah mengatakan kalau pernikahannya dua kali gagal. Pernikahan pertama gagal karena sahabatnya dan istrinya mengkhianatinya. Ia menyadari bahwa Soo Jin adalah mantan istri Jin Woo sementara yang meninggal adalah sahabatnya.
Jin Woo tiba di rumah sakit dan sekretarisnya, Seo Jung Hoon, sudah menunggunya. Ternyata Sekretaris Seo sedang lari pagi di taman dan melihat sendiri saat tubuh Hyeong Seok ditandu masuk ke dalam ambulans. Karena Hyeong Seok tidak membawa paspor, ia yang memberitahu polisi identitas Hyeong Seok. Ia juga sudah menelepon Neword (perusahaan Hyeong Seok).
Polisi menyatakan kematian Hyeong Seok adalah kematian secara tiba-tiba karena tidak ditemukan luka di tubuhnya dan dompetnya tidak diambil. Mungkin serangan jantung atau stroke.
Melihat tubuh Hyeong Seok terbaring kaku di kamar mayat, Jin Woo teringat pada pertemuan terakhir...atau lebih tepatnya “perang” terakhir mereka semalam.
Seorang konsulat menemui Jin Woo dan menjelaskan kalau polisi ingin menanyai Jin Woo karena Jin Woo adalah orang terakhir yang menelepon Hyeong Seok. Ia menenangkan kalau polisi tidak mencurigai Jin Woo tapi mereka harus membuat laporan. Jin Woo memastikan kalau semalam ia bertemu dengan Hyeong Seok setelah meneleponnya.
Baik konsulat maupun Sekretaris Seo terkejut dengan pernyataan Jin Woo. Dengan jujur Jin Woo berkata ia bertemu dengan Hyeong Seok semalam di taman itu sebelum ia pergi ke bandara. Dan ia akan memberi pernyataan jika diperlukan.
Direktur Park Sun Ho, rekan Jin Woo di J-One, khawatir pernyataan Jin Woo bisa menjadi masalah. Tapi Jin Woo berpendapat lebih baik jujur karena polisi pasti akan tahu juga pada akhirnya. Jika ia berbohong malah akan mencurigakan. Direktur Park khawatir media akan memelintir berita apalagi Jin Woo dan Hyeong Seok sudah beberapa kali terkena rumor dan baru saja mulai mereda. Ia mendesak Jin Woo untuk segera kembali ke Korea, sebelum berita kematian Hyeong Seok tersebar.
Tapi Jin Woo tidak berencana pulang hari ini. Sun Ho menasihati keberadaan Jin Woo di sana malah akan terlihar aneh dan juga tidak baik bagi Soo Jin. Ketiganya ada di Grana adalah sumber gosip. Jin Woo berkata ia yang akan menanganinya, lalu menutup telepon.
Choi Yang Ju, bawahan Jin Woo yang sejak tadi mendengar percakapan mereka, bertanya bagaimana bisa timingnya begitu sempurna. Ia bercerita Jin Woo meneleponnya dan memberitahu kalau ia sudah menghancurkan Hyeong Seok. Jin Woo terdengar sangat gembira di telepon. Apa mungkin Jin Woo menggunakan kekerasan fisik saat bermain game tersebut? Bila begitu Jin Woo bisa dituntut telah menganiaya ata tak sengaja membunuh. Sun Ho menegurnya karena sudah berpikir begitu. Tapi jelas keduanya mulai curiga mungkin sesuatu terjadi malam itu.
Jin Woo memikirkan perkataan si konsulat yang memberitahunya bahwa dokter mengatakan kematian Hyeong Seok mungkin disebabkan oleh pendarahan berlebihan, bukan karena serangan jantung atau stroke. Dokter mengatakan hanya sedikit darah yang tertinggal di tubuh Hyeong Seok. Dan itu sangat aneh karena tidak ada luka luar di tubuhnya.
Pemeriksaan lebih dalam mungkin saja menemukan bekas suntikan atau semacamnya. Jika itu terjadi, maka ini akan menjadi kasus pembunuhan. Untuk itu mereka harus segera melakukan otopsi.
Perhatiannya teralih pada alunan musik dari seorang gitaris jalanan. Ia menanyakan judul lagu itu pada Jung Hoo. Jung Hoon berkata itu lagu terkenal berjudul Memories of the Alhambra. Ia berkata semua orag tahu lagu itu. Semua orang mulai bermain gitar saat sekolah menengah. Pemula memainkan lagu “Romance” sementara yang ahli memainkan “Memorise of the Alhambra”. Orang baru akan mengakui seseorang pandai bermain gitar jika bisa memainkan lagu tersebut.
Jung Hoon mendekati gitaris jalanan tersebut untuk memberikan sedikit uang dan mendengarkan lebih dekat. Ketika ia menoleh, Jin Woo sudah pergi.
Jin Woo pergi ke taman tempat ia bertemu Hyeong Seok semalam. Bangku taman di TKP sudah dikelilingi pita polisi. Ia ingat bagaimana ia selama menebas Hyeong Seok dalam game. Ia memakai lensa kontaknya dan log in ke dalam game.
Sekarang ia berada di level 3. Namun saat ia menoleh ke bangku ia melihat Hyeong Seok pada posisi yang sama seperti ketika ia meninggalkannya semalam. Persis sama dengan darah membasahi seluruh tubuhnya dan satu tangannya memegang pedang.Terngiang perkataan konsulat bahwa pada tubuh Hyeong Seok tidak ditemukan luka luar tapi seluruh darahnya seakan terkuras habis.
Jin Woo melanggar pita polisi untuk mendekati Hyeong Seok. Ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh Hyeong Seok tapi ia hanya menyentuh image tidak nyata. Game memberi info kalau Jin Woo sudah mengalahkan Hyeong Seok 12 jam yang lalu.
Jin Woo mulai merasa bersalah teringat tangisan histeris Soo Jin dan perkataannya pada Hyeong Seok semalam. Ia melangkah keluar dari pita polisi namun tiba-tiba game memberitahu munculnya musuh baru.
Jin Woo bingung. Ia menoleh dan melihat bangku taman itu kosong. Lalu di hadapannya berdiri Hyeong Seok. Whaaaa?? Hyeong Seok jadi karakter game? Hyeong Seok siap menyerang, Jin Woo mengayunkan pedangnya menebas Hyeong Seok. Hyeong Seok rubuh seketika lalu tubuhnya lenyap. Jin Woo naik ke level 4.
Ia langsung menelepon Yang Ju dan bertanya apakah sebuah game bisa otomatis mengakses data pemain. Karena pemain yang sudah mait mendadak muncul sebagai karakter pemain dalam game. Yang Ju berkata ia tidak tahu apakah itu mungkin, namun rasanya tidak masuk akal. Jin Woo memerintahkan agar Yang Ju memeriksanya. Apakah ini memang bagian dari game tersebut atau Jung Se Joo sedang mempermainkannya.
Jin Woo mendapat telepon dari stasiun kereka mengenai sebuah tas yang tertinggal. Awalnya Jin Woo berkata ia tidak ketinggalan tas, tapi setelah mendengar namanya ada di tas tersebut ia cepat-cepat pergi untuk memeriksanya.
Dalam tas tersebut terdapat tiket kereta dari Barcelona ke Granada. Artinya Se joo menaiki kereta itu tapi tidak turun di Granada. Ia memberitahu Direktur Park mengenai tas tersebut. Direktur Park berkata mungkin Se Joo sudah ada di Granada tapi tidak pulang ke rumah. Jin Woo berkata itu tidak mungkin karena ia ada di stasiun saat kereta datang dan tidak ada Se Joo.
Kemungkinan lain adalah Se Joo turun dari kereta sebelum tiba di Granada. Direktur Parkj bertanya mungkinkan Se Joo sedang diburu seseorang. Oleh siapa? Jin Woo teringat Sekretaris Seo memberitahunya kalau tim keamanan Neword dikirim ke Barcelona kemarin oleh Hyeong Seok tapi tidak tahu apa alasannya.
Jin Woo teringat Se Joo memberitahunya mengenai penawaran Hyeong Seok atas gamenya namun ia tidak akan menerima tawarannya karena Hyeong Seok orang jahat. Saat itu Se Joo terdengar gugup dan buru-buru meminta bertemu di Granada.
Hee Joo sudah kembali ke rumah dan membuatkan bubur untuk dibawa pada Soo Jin besok. Samnbil membuat bubur ia berbicara di telepon dengan Sang Beom melalui speaker. Sang Beom tak habis mengerti mengapa Jin Woo mengurus mantan istrinya dan merepotkan Hee Joo. Hee Joo merasa tidak ada yang aneh. Tapi Sang Beom berkata Hee Joo tidak berkewajiban membantu.
Hee Joo agak kesla karena Sang Beom protes terus. Sang Beom mengakui ia tidak suka pada Jin Woo. Jin Woo seorang yang kaya, jadi kenapa tidak pergi ke hotel mahal dan malah berkeliaran di dekat Hee Joo. Untuk apa membeli losmen Hee Joo dari semua tempat yang ada dan memintanya jadi penerjemah. Ia berkesimpulan Jin Woo sedang PDKT dengan Hee Joo.
“Aku tidak pernah berniat demikian,” tiba-tiba Jin Woo menjawab. Tapi ia mengakui kalau selalu berkeliaran dekat Hee Joo. Buktinya ia lagi-lagi datang ke losmen ini. Hee Joo cepat-cepat menyudahi teleponnya.
Jin Woo datang membawa tempat makanan untuk diisi bubur. Tadi ia mampir ke apartemen Soo Jin dan diititpi tempat makanan itu (oleh Soo Kyeong). Ia berterimakasih Hee Joo sudah membantu membuatkan bubur. Ia juga ingin meminjam komputer.
Awalnya Hee Joo meminjamkan komputernya tapi spesifikasinya tidak mencukupi. Atau ini hanya taktik Jin Woo agar bisa masuk kamar Se Joo? Karena Hee Joo kemudian menawarinya komputer Se Joo.
Hee Joo berkata adik laki-lakinya itu belum pulang. Dan ia sudah terbiasa Se Joo tidak menelepon selama beberapa hari. Ia tidak tahu apa yang dilakukan adiknya itu tapi adiknya pasti senang kalau tahu losmen itu sudah dijual pada Jin Woo.
Jadi ada bagian losmen yang dijadikan rumah untuk Hee Joo dan keluarganya. Hee Joo membawa Jin Woo ke bagian rumahnya itu. Nenek sangat gembira melihat Jin Woo dan terus menerus memeluknya sambil berterimakasih. Ia menganggap Jin Woo sangat baik dan murah hati. Jin Woo menjelaskan kalau ia membeli sesuai harga sepantasnya tapi nenek terus menerus memeluk Jin Woo dan berkata rasanya masih seperti mimpi.
Hee Joo mengingatkan neneknya kalau Jin Woo orang sibuk. Akhirnya nenek melepaskan Jin Woo. Min Joo juga meminta maaf karena sudah menyuruh Jin Woo cuci piring. Ia bertanya kenapa Jin Woo akan bercerai dengan Go Yu Ra (isteri Jin Woo yang sekarang) padahal ia suka padanya.
Hee Joo cepat-cepat membawa Jin Woo ke kamar Se Joo. Jin Woo berkata ia harus mengurus hal penting dan rahasia. Ia juga meminjam ponsel Hee Joo. Tanpa curiga Hee Joo memberikan ponselnya karena menurutnya tidak ada apa-apa di dalamnya, lalu meninggalkan Jin Woo sendirian.
Begitu ditinggal sendirian, Jin Woo diam-diam mengunci kamar dan memeriksa pesan Se Joo di ponsel Hee Joo. Tapi tidak ada yang aneh di sana. Jin Woo meng-screenshot pesan-pesan itu dan mengirimkannya. Lalu ia mencari-cari sesuatu di antara barang-barang Se Joo. Ia menemukan buku berisi sketsa gambar dasar game tersebut. Di bagian akhir buku terdapat nomor telepon Marco. Jin Woo memotretnya. Jin Woo juga memeriksa isi komputer Se Joo.
Hee Joo mulai membereskan barang-barangnya untuk pindah dari losmen tersebut. Nenek awalnya tidak mau tidur karena menunggu Jin Woo. Tapi Hee Joo berkata Jin Woo menginap di losmen malam ini jadi nenek bisa bertemu dengannya besok. Akhirnya nenek pergi tidur.
Hee Joo hampir mengosongkan semua lemarinya ketika akhirnya Jin Woo memanggilnya. Jin Woo mengembalikan ponselnya dan menasihati agar Hee Joo tidak meminjamkan ponselnya sembarangan lagi. Ia berkata seseorang bisa saja memperalat Hee Joo. Hee Joo berterimakasih atas kepedulian Jin Woo.
Melihat Hee Joo tersenyum padanya, Jin Woo menyadari mungkin Hee Joo sudah menaruh hati padanya. Ia berkata Hee Joo sebaiknya tidak terlalu mempercayainya, karena ia tidak sebaik yang terlihat. Ia khawatir Hee Joo akan membencinya suatu hari nanti.
Jin Woo pergi ke kamarnya di lantai 6. Ia menyuruh A (sepertinya penyelidik rahasia Jin Woo) untuk memeriksa siapa Marco. Ia berkata Se Joo menghilang dalam perjalanan dari Barcelona ke Granada. Ia juga tahu Hyeong Seok menghubungi orang lain selain Se Joo. Ia ingin tahu alasan kenapa Se Joo menolak tawaran Hyeong Seok.
Di tempat tidur, Jin Woo memikirkan perkataan Direktur Parkyang mulai menyesali ketergesaan mereka membeli game tersebut. Mereka seharunsy menunggu hingga Se Joo muncul. Ia mendapat firasat buruk.
Ponselnya berbunyi. Profesor Cha, Ayah Hyeong Seok, yang menelepon. Ia berkata ia sedang dalam perjalanan ke bandara dan bertanya apakah Jin Woo sudah melihat Hyeong Seok. Jin Woo mengiyakan dan mengatakan tidak ada luka luar yang terlihat. Hanya otopsi yang bisa menemukan penyebab kematiannya.
Profesor Cha berkata puteranya sungguh bodoh. Sebelum pergi, Hyeong Seok minum 2 botol wine dan tidak tidur selama 2 hari. Kebiasaan minumnya bertambah parah padahal ia akan menjadi seorang ayah. Dan baru-baru ini datang marah-marah menemui ayahnya dalam keadaan mabuk.
“Ia membuat masalah bahkan sampai akhir hidupnya.”
Ia bertanya sampai kapan Jin Woo akan tinggal di Granada. Jin Woo berkata ia akan tinggal sampai ayah Hyeong Seok tiba. Mereka menghentikan pembicaraan.
Tiba-tiba di luar turun hujan dan petir menyambar-nyambar. Alunan lagu Memories of the Alhambra memenuhi kamar Jin Woo. Terdengar suara ketukan keras di pintu.
Jin Woo membuka pintu dan menyadari kalau yang berdiri di hadapannya adalah Hyeong Seok. Lagi???
Jin Woo menelepon Yang Ju dan menyuruhnya memeriksa game tersebut dari layar, tapi Yang Ju sedang mengemudi. “Ia datang lagi, periksa kenapa dia bisa muncul kapanpun dia mau...”
Belum selesai bicara, Hyeong Seok mengayunkan pedangnya dan mengenai tangan Jin Woo. Ia terus menyerang Jin Woo tanpa ampun. Yang Ju terus memanggil Jin Woo tapi Jin Woo tak bisa bicara.
Tiba-tiba Jin Woo masuk dalam game. Ia melarikan diri keluar kamar dalam keadaan terluka. Terdesak, ia mengeluarkan pedangnya. Mereka kembali bertempur. Jin Woo terdesak ke rail tangga. Hyeong Seok terus menekannya sementara ia menahan dengan pedangnya.
Hee Joo masih membereskan barang-barangnya. Tiba-tiba ada yang meneleponnya. Sepertinya mencari Jin Woo karena Hee Joo kemudian naik ke atas menuju kamar Jin Woo.
Sesosok tubuh tiba-tiba meluncur jatuh dari lantai atas. Hee Joo shock bukan main. Ia mencoba memanggil Jin Woo tapi tak ada suara. Dengan takut-takut ia melongok ke bawah. Tubuh Jin Woo terbaring tak bergerak di sana.
Hmmm...episode yang paling membingungkan sejauh ini.
Apa penyebab Hyeong Seok tewas? Apakah karena pertempurannya dengan Jin Woo? Mungkin seharusnya Jin Woo berhenti setelah poin Hyeong Seok mencapai nol? Tapi tetap saja aneh jika kematiannya di dunia game berimbas juga ke dunia nyata. Darah yang keluar dalam dunia game kan harusnya bukan darah sungguhan.
Dan yang lebih aneh lagi adalah kemunculannya jadi karakter musuh dalam game. Muncul terus lagi. Apa ini kelemahan game yang akhirnya ditemukan Jin Woo? Masalahnya apakah orang lain akan percaya? Dan apakah kemunculan Hyeong Seok sebagai musuh akan tertangkap oleh layar monitor? Mudah-mudahan iya...karena kalau tidak, Jin Woo akan dianggap sudah gila. Lebih parah lagi dianggap gila karena merasa bersalah telah membunuh Hyeong Seok.
Mungkin Se Joo juga mengalami hal yang sama dengan orang yang bernama Marco itu? Mungkin Marco dan Se Joo membuat game itu bersama, lalu Marco membuat kesepakatan dengan Hyeong Seok tanpa diketahui Se Joo. Keduanya bertempur dalam game lalu Se Joo mengalahkan Marco dan Marco mengejar-ngejar Se Joo hingga ke kereta itu?
Terus Se Joo kalah dari Marco dan ikut jadi karakter game? Jika dugaanku benar, berarti Jin Woo sama sekali tidak boleh kalah dari Hyeong Seok. Masalahnya sampai kapan?
Terus di mana tubuh Se Joo jika ia memang suhda menjadi karakter game? Setidaknya tubuh Hyeong Seok ditemukan. Lalu apakah pemain lain bisa melihat karakter yang bukan musuhnya? Misalnya jika Se Joo bermain game, apakah ia bisa melihat Hyeong Seok juga?
Kenapa juga Se Joo berkata Hyeong Seok orang jahat? Apa yang dilakukan Hyeong Seok hingga Se Joo tidak mau menjual gamenya padanya?
Profesor Cha memang aneh ya, kelihatan lebih dekat dengan Jin Woo daripada dengan Hyeong Seok. Pantas saja Hyeong Seok tertekan dan selalu berusaha mengalahkan Jin Woo.
Banyak banget pertanyaan, mudah-mudahan episode-episode selanjutnya bisa menjelaskan satu per satu. Karena alur yang terlalu aneh dan sulit dimengerti juga bisa menjadi kelemahan drama itu sendiri. Sama seperti game yang terlalu nyata bisa menjadi kelemahan game itu sendiri.
halo mbak Fanny.. I'm happy to see u here. Barusan buka webnya mbak Dee di Kutudrama, dan di sana aku baca sepenggal tulisan, sinopsis dan lain sebagainya tinggal nostalgia. aku kira di kdramatized pun begitu. senang karena ternyata mbak Fanny masih aktif berkarya dengan hobinya. Semoga selalu diberkati dengan hal-hal yang membuat mbak Fanny bahagia.. salam dari sesama penggila drama. :)
BalasHapusHallo...terima kasih juga sudah mampir ke blogku^^
Hapus